BUDIDAYA IKAN KERAPU

PENDAHULUAN

Ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis  adalah komoditas ekspor yang bernilaiekonomis tunggi pada pasar Asia misalnya Hongkong serta Singapura. Saat ini harga ikan kerapubebek di Denpasar serta Jakarta berkisar antara Rp. 300.000-350.000 per kg hidup.selain itu kerapu bebek mempunyai bentuk yg latif berdasarkan kerapu lainnyasehingga waktu kecil mampu dijual menjadi ikan hias dengan harga yg relatif mahal.pembenihan ikan kerapu bebek telah diteliti mulai tahun 1996 (Trijoko et al.,199) dan pada tingkat petani Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) mulai tahun 1997,tetapi baru  berkembang sejak tahun 1999di HSRT di Bali. Usaha pembenihan ikan kerapu bebek sudah dirintis pada berbagaidaerah seperti Lampung, Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, kep. Seribu, kep.riau, Sulawesi Selatan, NTB, dan NTT; namun hanya pada Bali yang dapat berkembangbaik. Hal ini ditimbulkan sang telah masih ada kurang lebih 3.000 petani HSRT bandengyang sekitar sepuluh persennya berusaha memproduksi benih kerapu bebek sebagaiusaha sambilan, sebagai akibatnya setiap bulan selalu terdapat yang berhasil menghasilkanbenih kerapu bebek di Bali.

Keberhasilan transportasibenih akan mendukung pengembangan kegiatan budidaya pembesaran ikan kerapukhususnya pada mengupayakan keselamatan dan kesehatan benih yg diangkut dariunit perbenihan sampai ke lokasi budidaya/pembesaran. Tujuan penelitian iniadalah buat menganalisis kemampuan daya tahan tubuh serta menganalisiskesehatan benih ikan kerapu bebek yg sedang diangkut dalam berbagai kepadatan,selain itu target lebih lanjut adalah buat menganalisis kemungkinanpeningkatan efesiensi biaya transportasi menggunakan menaikkan kepadatanpengangkutan dengan memperhatikan faktor kesehatan serta sintasan benih ikankerapu bebek.

BAHAN DAN METODE

Studi transportasi benihikan kerapu bebek sistim tertutup dan terbuka dilakukan menggunakan menggunakanbenih output produksi petani pembenihan di Bali. Ikan uji berupa benih ikankerapu bebek dengan panjang total 4 – 5 centimeter dan bobot tubuh 3-10 gram. Padasistem tarnsportasi tertutup benih ikan uji tersebut sebelum dikemas kedalamkantong plastik dipuasakan selama 24 jam. Wadah menggunakan kantong plastikyang berukuran 30 x 50 centimeter diisi air laut yg telah diaerasi sebanyak 2 literdan 35 x 60 centimeter diisi air laut 3 liter.

Kantong plastik yang sudah berisi benih lalu diisi oksigen murni dengantekanan 100 kg/cm2, ratio antara gas oksigen serta air 3 : 1. Kantong plastikyang berisi benih ikan selanjutnya dimasukan kedalam box  streofoam, dan didinginkan menggunakan menambahkanes batu sebesar 0,5 kg per box. Parameter yang diamati pada kegiatan iniadalah kelangsungan hayati, dan kualitas air media pada waktu berangkat dansampai tujuan yang meliputi oksigen terlarut, pH, suhu, salinitas, ammonia dankarbon dioksida dilakukan secara simulasi transportasi.

Pada pengangkutan menggunakan sistem tertutup memakai kendaraan berupa trukyang dilengkapi menggunakan dua buah bak fiber glass volume masing-masing dua m3yang dilengkapi menggunakan aersi dengan oksigen murni. Kecepatan aerasi oksigenmurni diatur sedemikian sebagai akibatnya 1 tabung bisa dipakai selama 6-8 jam.selama perjalanan dilakukan penggantian air sebesar 70-80% setiap 6-8 jamsekali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data kelangsungan hidupbenih kerapu bebek dalam transportasi sistem tertutup secara rinci disajikanpada Tabel 1.

Kelangsungan Hidup BenihKerapu dalam Transportasi sistem TertutupTabel 1 dapat dipandang bahwa padatransportasi sistem tertutup buat benih ukuran 4 – lima centimeter kepadatan yg optimumdengan kantong ukuran 30 x 50 centimeter pada usang waktu trtansportasi 12 jam merupakan 30ekor per kantong menggunakan kelangsungan hayati (SR) 95-99%; sedang selama 22 jamadalah 25 ekor per kantong (97-99%). Untukbenih berukuran lima – 6 cm kepadatan yang optimum menggunakan kantong ukuran 30 x 50 cmpada lama ketika trtansportasi 12 jam adalah 25 ekor per kantong dengankelangsungan hidup (SR) 98-99%; sedang selama 22 jam adalah 20 ekor per kantong(96-99%). Untuk benih ukuran 6–7 cm serta 7-8 centimeter acapkali mengalami kendala kantong plastik yang bocor dankempes lantaran tertusuk tulang  sirippunggung. Pada transportasi selama 12 jam kendala palstik kempes masih tidakterlalu fatal, terutama pada transportasi darat walaupun plasti kempes benihmasih dapat tertolong oleh goncangan yang meningkatkan kecepatan difusi oksigen.

Tabel 1. Kepadatan,berukuran ikan. Usang pengangkutan danpersen sintasan pada transportasi  benihikan kerapu bebek dengan sistem tertutup berdasarkan Bali ke perbagai kota tujuan

Ukuran panjang total benih
(centimeter)
Ukuran kantong
(centimeter)/ volume air (liter)

Kepadatan benih per kantong
(ekor)
Lama transportasi (jam)

Kota
tujuan

Alat
angkut
Sintasan (%)
Keterangan
(ada/nir  kantong
Plastikyang kempes)
1
2
3
4
5
6
7
8
4,0-lima,0
30 / 2
30
12
Jakarta
Pesawat
93-95
Tidak
4,0-lima,0
30 / 2
25
12
Jakarta
Pesawat
98-99
Tidak
4,0-4,5
30 / 2
30
22
Bengkulu
Pesawat
90-93
Tidak
4,0-lima,0
30 / 2
25
22
Bengkulu
Pesawat
97-98
Tidak
5,0-6,0
30 / 2
20
12
Jakarta
Pesawat
98-99
Tidak
5,0-6,0
30 / 2
17
12
Bengkulu
Pesawat
98-99
Tidak
5,0-6,0
30 / 2
20
12
U.pandang
Pesawat
98-99
Tidak
6,0-7,0
30 / 2
15
12
Bengkulu
Pesawat
92-93
ada
6,0-7,0
30 / 2
20
12
Jakarta
Pesawat
92-93
ada
6,0-7,0
30 / 2
25
12
Lombok
Darat
98-99
ada
6,0-7,0
35 / 4
35
12
Lombok
Darat
97-99
ada
7,0-8,0
30 / 2
25
12
Lombok
Darat
92-93
Ada
7,0-8,0
35 / 4
25
12
Lombok
Darat
98-99
Ada
5,0-6,0
30 / 2
15
18
Batam
Pesawat
98-99
Tidak
4,0-4,5
30 / 2
20
18
Batam
Pesawat
98-99
Tidak
7,0-8,0
30 /2
15
12
Lombok
Darat
98-99
Ada

KelangsunganHidup Benih Kerapu dalam Transportasi Sistem Terbuka

Pada transportasi terbuka seluruh pelakuanmenghasilkan kelangsungan hidup yg sangat tinggi (>99%).  Hal ini lantaran kodisi kualitas air relatifstabil terutama kadar oksigen dan amoniak terlarut  oleh hadiah aerasi oksigen murni danpenggantin 70-80% air bahari setiap 6-8 jam (Tabel dua).

Tabel2.  Kepadatan,ukuran ikan.lama pengangkutan serta % sintasan pada   transportasi  benih ikankerapu  bebek dengan sistem terbuka dariBali ke perbagai kota tujuan

Ukuran panjang total benih
(centimeter)
Volume
Bak (m3)
Alat angkut
Jumlah benih yg diangkut
(ekor)
Lama transportasi (jam)
Tujuan
Frekuensi Penggan
tian air (kali)
Kelang
sungan hidup
benih
(%)
5,0-6,0
4,0
Truk
6.000
15,0
Lombok
1,0
100,0
10,0-12,0
2,0
Truk
2.000
15,0
Lombok
1,0
100,0
12,0-19,0
2,0
Truk
900
15,0
Lombok
1,0
100,0
5,0-7,0
4,0
Truk
4.000
15,0
Lombok
1,0
100,0
15,0-17,0
4,0
Truk
2.000
72,0
Larantuka
6,0
99,5
8,0-9,0
4,0
Truk
6.000
48,0
Lampung
4,0
99,5
6,0-7,0
4,0
Truk
4.000
60,0
Lb.bajo
4,0
99,5
8,0-9,0
4,0
Truk
4.000
24,0
Dompu
2,0
99,5

Keberhasilan transportasiikan hayati selalu dipengaruhi sifat fisiologi ikan sendiri, ukuran ikan,kebugaran/mutu ikan menjelang transportasi, mutu air selama transportasi (suhumedia DO, pH, CO2. Serta ammonia), kepadatan ikan dalam wadah, teknik mobilitasidengan memakai suhu rendah atau bahan kimia dan metabolit alam serta lamapenggangkutan  (Suryaningrum  et al., 2001; Pipet et. Al 1982;Basyarie, 1990; Subangsinghe, 1972; Prorent, 1990; Frose. R. 1997). Padakenyataan dalam melakukan kegiatan transportasi ikan hidup selalu terjadikompetisi penggunaan ruang dan pemanfaatan oksigen yang tersedia. Pengangkutandengan sistim tertutup menggunakan kantong plastik, nilai oksigen merupakanparameter penentu pada transportasi ikan hayati ( Berka, 1986).

Peningkatan kepadatanmenyebabkan penurunan mutu air selama transportasi. Hal ini terlihat darikondisi visual air selama pengangkutan air media relatif keruh, berlendir danRespon ikan terhadap perubahan lingkungan suhu, oksigen terlarut, sertapeningkatan metabolik ikan ditunjukkan oleh perubahan warna (Utomo dalam Suryaningrum,  2000). Pada kondisi stress, ikan berubahmenjadi pucat, warna menjadi keputihan serta pola rona hilang. Apabila ikan mudahdapat menyesuaikan diri dengan syarat lingkungannya pola warna tadi dengan cepatakan normal balik .
Pada dasarnya keberhasilankegiatan pengangkutan benih ikan kerapu bebek nir terlepas kaitannya daricara penanganan benih ikan sejak sebelum dikemas sampai hingga tempat tujuan,namun yang lebih krusial lagi berdasarkan semuanya itu adalah cara mempertahankanagar kualitas fisiko-kimia air media selama pengangkutan agar lebih stabilsehingga dibutuhkan dapat mendukung dan menjaga kesehatan benih yang sedangdiangkut.

Hasil pengamatan terhadapsuhu media selama pengangkutan terlihat peningkatan pada suhu air akhirpengangkutan berkisar antara 24-25oC. Dalam transportasi ikan hidupsuhu memegang peranan penting didalam mengendalikan tingkat metabolisme ikan,dalam suhu tinggi kegiatan dan metabolisme ikan semakin tinggi. Oleh karenanya suhurendah dipertahankan selama mungkin untuk menekan metabolisme dan aktifitasikan selama transportasi. Sehingga ikan bisa diangkut selama mungkin. MenurutUtomo dalam Suryaningrum et al. (2000) suhu ideal yg berpeluanguntuk transportasi ikan kerapu berkisar antara 17 – 21oC. Tabel 3menunjukkan bahwa suhu sehabis pengangkutan selama 18 jam transportasi suhumedia rata-homogen 25oC. Menurut Wibowo et al. (1997) pada suhu21-27oC cenderung terjadi peningkatan metabolisme sehingga respirasi meningkatkanekskresi ammonia.

Kandungan oksigen terlarutmenunjukan penurunan menggunakan makin meningkatnya taraf kepadatan serta lama waktutransportasi. Hal ini mengambarkan bahwa tingkat konsumsi oksigen sangatdipengaruhi oleh faktor kepadatan sehingga berdasarkan kajian tadi dapatdisimpulkan bahwa peranan faktor kepadatan mempunyai korelasi positif terhadaptingkat pemanfaatan oksigen, merupakan semakin tinggi kepadatan tingkat konsumsioksigen akan sebagai lebih tinggi demikian sebaliknya.

Kelarutan oksigen padasaat pengepakan yaitu 6,2 mgO2,/liter, selanjutnya dalam adalah 3-4 mgO2/liter,ini berpengaruh terhadap kegiatan fisiologi ikan. Menurut Rammerswaal (1993)kelarutan oksigen yang rendah didalam air akan mengakibatkan warna ikan menjadipucat, kegiatan ikan lamban, kadang-kadang ikan naik kepermukaan. Lebih lanjutUtomo dalam. Suryaningrum et al. (2000) dalam penelitianyamenyatakan bahwa kelarutan
oksigen sebesar tiga,47 mgO2/liter menyebabkan ikan gelisah, rona sebagai pucat, aktifitas lamban.

Kandungan amonia setelahtransportasi semakin tinggi menggunakan meningkatnya kepadatan. Kandungan amonia padaakhir transportasi berkisar 8-11 mg/liter, namun kandungan NH3 amonia tersebutbelum bersifat racun atau mematikan ikan terlihat berdasarkan sintasa ikan masihtinggi. Hal ini karena ammonia yg dianalisa pada bentuk amonium (NH4+),sehingga daya racun nir begiru kuat. Meningkatnya kandungan amonia dalam airini dapat asal berdasarkan output metabolisme pemecahan protein menjadi amonia olehbakteri (Remmarswaal, 1993). Tingginya kandungan amonia pada air menyebabkanpengeluaran amonia dalam darah dan jaringan tinggi. Hal ini mengakibatkan pHdalam darah naik. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya konsumsi oksigen olehikan, ad interim kelarutan oksigen pada media semakin menurun, sehinggaakhirnya menyebkan kematian ikan.


KESIMPULAN


Kepadatan maksimal perkantong plastik yang masih membuat kelangsungan hayati tinggi (95-99%)buat berukuran benih 4--5 cm dalam usang ketika 12 jam serta 22 jam merupakan masing-masing30 ekor dan 25 ekor; pada ukuran benih 5-6 centimeter pada lama waktu 12 jam serta 22 jamadalah masing-masing 25 ekor serta 20 ekor, sedangkan pada ukuran benih 7-8 cmadalah masing-masing 15 dan  12 ekor.

Pada transportasi dengansistem tertutup semuanya menghasilkan kelangsungan hayati yg sangattinggi.(lebih dari 99%).









BUDIDAYA IKAN KERAPU

Kelangsungan Hidup BenihKerapu dalam Transportasi sistem TertutupTabel 1 dapat dipandang bahwa padatransportasi sistem tertutup buat benih berukuran 4 – lima centimeter kepadatan yg optimumdengan kantong berukuran 30 x 50 cm dalam lama waktu trtansportasi 12 jam adalah 30ekor per kantong menggunakan kelangsungan hayati (SR) 95-99%; sedang selama 22 jamadalah 25 ekor per kantong (97-99%). Untukbenih berukuran lima – 6 centimeter kepadatan yang optimum menggunakan kantong ukuran 30 x 50 cmpada usang saat trtansportasi 12 jam adalah 25 ekor per kantong dengankelangsungan hayati (SR) 98-99%; sedang selama 22 jam merupakan 20 ekor per kantong(96-99%). Untuk benih ukuran 6–7 centimeter serta 7-8 centimeter acapkali mengalami hambatan kantong plastik yg bocor dankempes lantaran tertusuk tulang  sirippunggung. Pada transportasi selama 12 jam kendala palstik kempes masih tidakterlalu fatal, terutama pada transportasi darat walaupun plasti kempes benihmasih bisa tertolong oleh goncangan yang mempercepat difusi oksigen.

Tabel 1. Kepadatan,ukuran ikan. Usang pengangkutan danpersen sintasan dalam transportasi  benihikan kerapu bebek dengan sistem tertutup dari Bali ke perbagai kota tujuan

Ukuran panjang total benih
(centimeter)
Ukuran kantong
(centimeter)/ volume air (liter)

Kepadatan benih per kantong
(ekor)
Lama transportasi (jam)

Kota
tujuan

Alat
angkut
Sintasan (%)
Keterangan
(terdapat/tidak  kantong
Plastikyang kempes)
1
2
3
4
5
6
7
8
4,0-5,0
30 / 2
30
12
Jakarta
Pesawat
93-95
Tidak
4,0-5,0
30 / 2
25
12
Jakarta
Pesawat
98-99
Tidak
4,0-4,5
30 / 2
30
22
Bengkulu
Pesawat
90-93
Tidak
4,0-5,0
30 / 2
25
22
Bengkulu
Pesawat
97-98
Tidak
5,0-6,0
30 / 2
20
12
Jakarta
Pesawat
98-99
Tidak
5,0-6,0
30 / 2
17
12
Bengkulu
Pesawat
98-99
Tidak
5,0-6,0
30 / 2
20
12
U.pandang
Pesawat
98-99
Tidak
6,0-7,0
30 / 2
15
12
Bengkulu
Pesawat
92-93
ada
6,0-7,0
30 / 2
20
12
Jakarta
Pesawat
92-93
ada
6,0-7,0
30 / 2
25
12
Lombok
Darat
98-99
ada
6,0-7,0
35 / 4
35
12
Lombok
Darat
97-99
ada
7,0-8,0
30 / 2
25
12
Lombok
Darat
92-93
Ada
7,0-8,0
35 / 4
25
12
Lombok
Darat
98-99
Ada
5,0-6,0
30 / 2
15
18
Batam
Pesawat
98-99
Tidak
4,0-4,5
30 / 2
20
18
Batam
Pesawat
98-99
Tidak
7,0-8,0
30 /2
15
12
Lombok
Darat
98-99
Ada

KelangsunganHidup Benih Kerapu pada Transportasi Sistem Terbuka

Pada transportasi terbuka semua pelakuanmenghasilkan kelangsungan hidup yang sangat tinggi (>99%).  Hal ini karena kodisi kualitas air relatifstabil terutama kadar oksigen dan amoniak terlarut  oleh anugerah aerasi oksigen murni danpenggantin 70-80% air laut setiap 6-8 jam (Tabel 2).

Tabel2.  Kepadatan,ukuran ikan.usang pengangkutan dan % sintasan dalam   transportasi  benih ikankerapu  bebek menggunakan sistem terbuka dariBali ke perbagai kota tujuan

Ukuran panjang total benih
(centimeter)
Volume
Bak (m3)
Alat angkut
Jumlah benih yang diangkut
(ekor)
Lama transportasi (jam)
Tujuan
Frekuensi Penggan
tian air (kali)
Kelang
sungan hidup
benih
(%)
5,0-6,0
4,0
Truk
6.000
15,0
Lombok
1,0
100,0
10,0-12,0
2,0
Truk
2.000
15,0
Lombok
1,0
100,0
12,0-19,0
2,0
Truk
900
15,0
Lombok
1,0
100,0
5,0-7,0
4,0
Truk
4.000
15,0
Lombok
1,0
100,0
15,0-17,0
4,0
Truk
2.000
72,0
Larantuka
6,0
99,5
8,0-9,0
4,0
Truk
6.000
48,0
Lampung
4,0
99,5
6,0-7,0
4,0
Truk
4.000
60,0
Lb.bajo
4,0
99,5
8,0-9,0
4,0
Truk
4.000
24,0
Dompu
2,0
99,5

Keberhasilan transportasiikan hayati selalu dipengaruhi sifat fisiologi ikan sendiri, ukuran ikan,kebugaran/mutu ikan menjelang transportasi, mutu air selama transportasi (suhumedia DO, pH, CO2. Dan ammonia), kepadatan ikan dalam wadah, teknik mobilitasidengan memakai suhu rendah atau bahan kimia dan metabolit alam dan lamapenggangkutan  (Suryaningrum  et al., 2001; Pipet et. Al 1982;Basyarie, 1990; Subangsinghe, 1972; Prorent, 1990; Frose. R. 1997). Padakenyataan pada melakukan aktivitas transportasi ikan hidup selalu terjadikompetisi penggunaan ruang dan pemanfaatan oksigen yg tersedia. Pengangkutandengan sistim tertutup memakai kantong plastik, nilai oksigen merupakanparameter penentu dalam transportasi ikan hidup ( Berka, 1986).

Peningkatan kepadatanmenyebabkan penurunan mutu air selama transportasi. Hal ini terlihat darikondisi visual air selama pengangkutan air media agak keruh, berlendir danRespon ikan terhadap perubahan lingkungan suhu, oksigen terlarut, sertapeningkatan metabolik ikan ditunjukkan oleh perubahan rona (Utomo dalam Suryaningrum,  2000). Pada syarat stress, ikan berubahmenjadi pucat, rona menjadi keputihan dan pola warna hilang. Apabila ikan mudahdapat menyesuaikan diri menggunakan syarat lingkungannya pola warna tadi menggunakan cepatakan normal kembali.
Pada dasarnya keberhasilankegiatan pengangkutan benih ikan kerapu bebek tidak terlepas kaitannya daricara penanganan benih ikan semenjak sebelum dikemas sampai hingga loka tujuan,tetapi yg lebih penting lagi menurut semuanya itu merupakan cara mempertahankanagar kualitas fisiko-kimia air media selama pengangkutan supaya lebih stabilsehingga dibutuhkan bisa mendukung dan menjaga kesehatan benih yang sedangdiangkut.

Hasil pengamatan terhadapsuhu media selama pengangkutan terlihat peningkatan pada suhu air akhirpengangkutan berkisar antara 24-25oC. Dalam transportasi ikan hidupsuhu memegang peranan krusial didalam mengendalikan tingkat metabolisme ikan,pada suhu tinggi aktivitas dan metabolisme ikan meningkat. Oleh karena itu suhurendah dipertahankan selama mungkin untuk menekan metabolisme serta aktifitasikan selama transportasi. Sehingga ikan dapat diangkut selama mungkin. MenurutUtomo dalam Suryaningrum et al. (2000) suhu ideal yg berpeluanguntuk transportasi ikan kerapu berkisar antara 17 – 21oC. Tabel 3menunjukkan bahwa suhu sehabis pengangkutan selama 18 jam transportasi suhumedia homogen-homogen 25oC. Menurut Wibowo et al. (1997) dalam suhu21-27oC cenderung terjadi peningkatan metabolisme sebagai akibatnya respirasi meningkatkanekskresi ammonia.

Kandungan oksigen terlarutmenunjukan penurunan menggunakan makin meningkatnya taraf kepadatan dan usang waktutransportasi. Hal ini membuktikan bahwa taraf konsumsi oksigen sangatdipengaruhi oleh faktor kepadatan sebagai akibatnya berdasarkan kajian tersebut dapatdisimpulkan bahwa peranan faktor kepadatan mempunyai hubungan positif terhadaptingkat pemanfaatan oksigen, ialah meningkat kepadatan taraf konsumsioksigen akan menjadi lebih tinggi demikian kebalikannya.

Kelarutan oksigen padasaat pengepakan yaitu 6,dua mgO2,/liter, selanjutnya pada merupakan 3-4 mgO2/liter,ini berpengaruh terhadap aktivitas fisiologi ikan. Menurut Rammerswaal (1993)kelarutan oksigen yg rendah didalam air akan menyebabkan warna ikan menjadipucat, kegiatan ikan lamban, kadang-kadang ikan naik kepermukaan. Lebih lanjutUtomo dalam. Suryaningrum et al. (2000) pada penelitianyamenyatakan bahwa kelarutan
oksigen sebesar tiga,47 mgO2/liter menyebabkan ikan gelisah, warna sebagai pucat, aktifitas lamban.

Kandungan amonia setelahtransportasi semakin tinggi menggunakan meningkatnya kepadatan. Kandungan amonia padaakhir transportasi berkisar 8-11 mg/liter, tetapi kandungan NH3 amonia tersebutbelum bersifat racun atau mematikan ikan terlihat dari sintasa ikan masihtinggi. Hal ini lantaran ammonia yang dianalisa dalam bentuk amonium (NH4+),sebagai akibatnya daya racun nir begiru bertenaga. Meningkatnya kandungan amonia dalam airini dapat dari dari hasil metabolisme pemecahan protein menjadi amonia olehbakteri (Remmarswaal, 1993). Tingginya kandungan amonia pada air menyebabkanpengeluaran amonia dalam darah dan jaringan tinggi. Hal ini mengakibatkan pHdalam darah naik. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya konsumsi oksigen olehikan, sementara kelarutan oksigen dalam media semakin menurun, sehinggaakhirnya menyebkan kematian ikan.


IKAN KERAPU BEBEK

IKAN KERAPU BEBEK - Indonesia menjadi negara kepulauan yg memiliki sumber daya ikan yg melimpah, pada pembangunan sektor perikanan selain sebagai penyokong kebutuhan protein hewani bagi warga . Asal daya ikan jua berperan menambah pendapatan nelayan dan menjadi devisa negara. Salah satu komoditas asal daya ikan tersebut adalah ikan kerapu bebek.

Ikan kerapu bebek selain mempunyai nilai komoditas yg tinggi pula dagingnya sangat empuk serta lezat . Lantaran faktor kelezatan tersebut maka permintaan akan ikan kerapu bebek relatif tinggi dan harganya pun cukup relatif mahal.

IKAN KERAPU BEBEK

Ikan kerapu tersebar didaerah karang serta buat penyebaran ikan kerapu pada indonesia poly tersebar di wilayah pasifik serta daerah ambon, sekitar sumatera dan sebagian wilayah samudera hindia.

Menurut akbar(2009), Ikan kerapu bebek adalah jenis ikan karang yg hanya hidup serta tumbuh cepat didaerah tropis, Ciri khasnya terletak pada bentuk moncong yangmenyerupai bebek sebagai akibatnya disebut kerapu bebek.

Adapun klasifikasi adalah sebagai berikut:
Phyllum                :  Chordata
Subphylum           :  Vertebrata
Class                    :  Osteichyes
Subclass              :  Actinopterigi
Ordo                     :  Percomorphi
Subordo               :  Percoidea
Family                  : Serranidae
Subfamili              : Epinephihelinae
Genus                  :  Cromileptes
Spesies                :  Cromileptesaltivelis

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI PERIKANAN BUDIDAYA

Standar Nasional Indonesia (SNI) Perikanan Budidaya - Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) merupakan satu-satunya standar yg berlaku secara nasional pada Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis serta ditetapkan sang BSN.
Agar SNI memperoleh keberterimaan yg luas antara para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:  

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) PERIKANAN BUDIDAYA

  1. Openess (keterbukaan), Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi pada pengembangan SNI;
  2. Transparency (transparansi), Transparan supaya seluruh stakeholder yg berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari termin pemrograman dan perumusan sampai ke termin penetapannya . Dan dapat dengan gampang memperoleh seluruh informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI;
  3. Consensus and impartiality (konsensus serta tidak memihak), Tidak memihak serta mufakat agar semua stakeholder bisa menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan secara adil;    
  4. Effectiveness and relevance, Efektif dan relevan supaya dapat memfasilitasi perdagangan lantaran memperhatikan kebutuhan pasar serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
  5. Coherence, Koheren menggunakan pengembangan baku internasional agar perkembangan pasar negara kita nir terisolasi menurut perkembangan pasar dunia serta memperlancar perdagangan internasional; serta 
  6. Development dimension (berdimensi pembangunan), Berdimensi pembangunan supaya memperhatikan kepentingan publik serta kepentingan nasional dalam mempertinggi daya saing perekonomian nasional. (sumber Strategi BSN 2006-2009)
Berikut Standar Nasional Indonesia (SNI) Perikanan Budidaya :
1. SNI Ikan Bandeng
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01- 6148 - 1999
1999
Induk Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal)
kelas induk utama (Parent Stock)
Download

2.
01- 6149 - 1999
1999
Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar
Download

3.
01- 6150 - 1999
1999
Produksi Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal)
kelas benih sebar
Download


2. SNI Rumput Laut Eucheuma Cottonii
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
7672:2011
2011
Bibit Rumput Laut Kotoni (Eucheuma cottonii)
Download

2.
7673.1:2011
2011
Produksi Bibit Rumput Laut Kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 1 Metode Lepas Dasar
Download

3.
7673.2:2011
2011
Produksi Bibit Rumput Laut Kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian dua Metode Longline
Download

4.
7673.tiga:2011
2011
Produksi Bibit Rumput Laut Kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian tiga Metode Rakit Bambu Apung
Download


3. SNI Ikan Gurame
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01- 6485.1 - 2000
2000
Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk utama (Parent Stock)
Download

2.
01- 6485.dua - 2000
2000
Benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar
Download

3.
01- 6485.3 - 2000
2000
Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar
Download


4. SNI Ikan Kakap Putih
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01- 6145 - 1999
1999
Induk Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas induk utama (Parent Stock)
Download

2.
01- 6146 - 1999
1999
Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch)
kelas benih sebar
Download

3.
01- 6147 - 1999
1999
Produksi Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch)
kelas benih sebar
Download


5. SNI Ikan Kerapu Bebek
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
6487.1.2011
2011
Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis Valienciences) – Bagian 1 : Induk
Download

2.
6487.dua.2011
2011
Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis Valienciences) – Bagian 2 : Benih
Download

3.
6487.3.2011
2011
Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis Valienciences) – Bagian 3 : Produksi Benih
Download


6. SNI Ikan Kerapu Macan
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
6488.1:2011
2011
Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fucoguttatus Forskal) – Bagian 1 : Induk
Download

2.
6488.dua:2011
2011
Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fucoguttatus Forskal) – Bagian 2 : Benih
Download

3.
6488.tiga:2011
2011
Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fucoguttatus Forskal) – Bagian 3 : Produksi Benih
Download


7. SNI Katak Lembu
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
02- 6730.1 - 2002
2002
Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
Download

2.
02- 6730.2 - 2002
2002
Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk utama (Parent stock)
Download

3.
02- 6730.3 - 2002
2002
Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
Download

4.
02- 6730.4 - 2002
2002
Produksi Induk Kodok Lembu (bull frog) (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk utama (Parent Stock)
Download


8. SNI Ikan Lele Dumbo
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01- 6484.1 - 2000
2000
Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk utama (Parent Stock)
Download

2.
01- 6484.dua - 2000
2000
Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar
Download

3.
01- 6484.3 - 2000
2000
Produksi Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk utama (Parent Stock)
Download

4.
01- 6484.4 - 2000
2000
Produksi Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar
Download


9. SNI Ikan Mas Majalaya
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01- 6130 - 1999
1999
Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk Pokok (Parent Stock)
Download

2.
01- 6131 - 1999
1999
Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk Pokok (Parent Stock)
Download

3.
01- 6132 - 1999
1999
Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar
Download

4.
01- 6133 - 1999
1999
Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar
Download


10. SNI Ikan Mas Si Nyoya

No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01- 6134 - 1999
1999
Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk utama (Parent Stock)
Download

2.
01- 6135 - 1999
1999
Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk utama (Parent Stock)
Download

3.
01- 6136 - 1999
1999
Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus)
strain Sinyonya kelas benih sebar
Download

4.
01- 6137 - 1999
1999
Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus)
strain Sinyonya kelas benih sebar
Download


11. SNI Ikan Nila Hitam
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
6138:2009
2009
Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok
Download

2.
6139:2009
2009
Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok
Download

3.
6140:2009
2009
Benih Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar
Download

4.
6141:2009
2009
Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelasbenih sebar
Download


12. SNI Ikan Patin Jambal
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01-7256-2006
2006
Produksi Benih Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) Kelas Benih sebar
Download

2.
7471.1:2009
2009
Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) – Bagian 1: Kelas Induk Pokok (Parent stock)
Download

3.
7471.dua:2009
2009
Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) – Bagian 2: Produksi Induk Kelas Induk Pokok (Parent stock)
Download

4.
7471.3:2009
2009
Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) – Bagian 3 : Benih Ikan Patin Kelas Benih Sebar
Download


13. SNI Ikan Patin Siam
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01- 6483.1 - 2000
2000
Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus)
kelas induk utama (Parent Stock)
Download

2.
01- 6483.dua - 2000
2000
Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus)
kelas benih sebar
Download

3.
01- 6483.tiga - 2000
2000
Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus)
kelas induk utama (Parent Stock)
Download


14. SNI Udang Galah
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01- 6486.1 - 2000
2000
Induk udang galah (Macrobranchium rosenbergii de Man)
kelas induk utama (Parent Stock)
Download

2.
01- 6486.dua - 2000
2000
Benih udang galah (Macrobranchium rosenbergii de Man) kelas benih sebar
Download

3.
01- 6486.3 - 2000
2000
Produksi benih udang galah (Macrobranchium rosenbergii de Man) kelas benih sebar
Download

4.
02- 6486.2 - 2002
2002
Produksi Induk Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) kelas induk utama (Parent Stock)
Download

15. SNI Udang Rostris
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01-7257-2006
2006
Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok)
Download


16. SNI Udang Vaname
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01-7252-2006
2006
Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar
Download

2.
01-7253-2006
2006
Induk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok
Download
3.
7311:2009
2009
Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar
Download

17. SNI Udang Windu
No

Nomor SNI

Tahun

Judul SNI

1.
01-6142-2006
2006
Induk udang windu (Penaeus monodon) Fabricius, 1798
Download

2.
01-6143-2006
2006
Benih udang windu (Penaeus monodon) Fabricius, 1798 kelas benih sebar
Download
3.
01-6144-2006
2006
Produksi benih udang windu (Penaeus monodon) Fabricius, 1798 kelas benih sebar
Download
4.
01-7258-2006
2006
Penanganan induk udang windu (Penaeus monodon) Fabricius, 1798 pada penampungan
Download

Semoga Bermanfaat... Standar Nasional Indonesia (SNI) Perikanan Budidaya

PROSPEK INDUSTRI PERIKANAN 5 TAHUN KE DEPAN

Prospek Industri Perikanan 5 Tahun Ke Depan - Indonesia аkаn mempunyai prospek usaha perikanan уаng cerah 5 tahun mendatang јіkа pelaku bisnis, pemerintah dan para stakeholder уаng terkait јіkа faktor-faktor seperti ketersediaan kapital, perekonomian global, kebijakan pemerintah, persaingan dеngаn negara lain, kondisi politik negara, dan pangsa pasar dараt diperhatikan serta terpenuhi dеngаn baik. 

Sеtеlаh Mengetahui, memperhatikan serta mengerti tentang  syarat  perseteruan serta kekurangan perikanan  dihadapai, maka dibutuhkan penemuan serta taktik kebijakan pada pengelolaan serta pemanfaatan sumber daya kelautan serta perikanan, 

Baik itu solusi jangka Panjang dan Solusi Jangka Pendek, Lantaran butuh keberanian dalam merubah tatanan yg telah berlangsung usang dan mengingat Indonesia ѕеbаgаі negara kepulauan уаng seharusnya memiliki wawasan kelautan dalam pembangunan nasional.

Prospek Industri Perikanan 5 Tahun Ke Depan

Negara Indonesia ѕеbаgаі negara maritim serta kepulauan terbesar dі dunia mempunyai garis pantai ѕераnјаng 91.181 km serta  memiliki bahari уаng luasnya kurang lebih lima,8 juta km² dan mеnurut World Resources Institute tahun 1998  уаng dі dalamnya terkandung sumber daya  yang melimpah baik asal daya CARA FLEXI уаng memiliki potensi besar buat dijadikan tumpuan pembangunan ekonomi.


Dimana pembangunan tadi berbasis sumber daya alam. Bahkan apabila pada maksimalkan bukan tidak mungkin penyokong pembangunan sanggup berasal dari sektor CARA FLEXI.

Sеdаngkаn dalam kenyataannya ketika іnі Indonesia mаѕіh bеlum mengoptimalkan pemanfaatan serta pengelolaan asal daya alamnya. Sungguh Ironis pada waktu banyak yg mengungkapkan nelayan kita miskin serta belum sejahtera pada hal kita hayati pada tengah kekayaan yang tiada tara.

Bеrdаѕаrkаn output laporan FAO Year Book 2009, ketika іnі Indonesia telah sebagai negara penghasil perikanan dunia, Dan selain Indonesian ada pula  China, Peru, USA serta bеbеrара negara kelautan lainnya. 

Produksi perikanan tangkap Indonesia ѕаmраі pada tahun 2007 berada dalam peringkat ke-tiga global, dеngаn taraf produksi perikanan tangkap dalam periode 2003-2007 mengalami kenaikan rata-rata produksi sebanyak 1,54%. 
Secara umum, tren perikanan tangkap dunia mulai menurun seiring dеngаn peningkatan aktivitas perikanan tangkap serta terbatasnya daya dukung asal daya perikanan global.

Disamping itu, Indonesia јugа merupakan produsen perikanan budidaya dunia. Sаmраі dеngаn tahun 2007 posisi produksi perikanan budidaya Indonesia dі global berada dalam urutan ke-4 dеngаn kenaikan homogen-homogen produksi pertahun sejak 2003 mencapai 8,79%. 

Secara generik, tren perikanan budidaya dunia terus mengalami kenaikan, sehingga masa dераn perikanan dunia аkаn terfokus pada pengembangan budidaya perikanan.
Potensi lestari sumberdaya ikan bahari Indonesia diperkirakan sebanyak 6,4 juta ton per tahun уаng beredar dі perairan daerah Indonesia dan perairan ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia), уаng terbagi dalam  daerah perairan utama Indonesia. 

Dаrі semua potensi sumberdaya ikan tersebut, jumlah tangkapan уаng diperbolehkan (JTB) sebanyak lima,12 juta ton per tahun atau kurang lebih 80 % dаrі potensi lestari, dan ѕudаh dimanfaatkan sebesar 4,7 juta ton pada tahun 2004 atau 91.8% dаrі JTB. 

Sеdаngkаn dаrі sisi diversivitas, dаrі sekitar 28.400 jenis ikan уаng ada dі dunia, уаng ditemukan dі perairan Indonesia lebih dаrі 25.000 jenis.

Dі ѕаmріng іtu terdapat potensi pengembangan buat perikanan tangkap dі perairan generik seluas 54 juta ha dеngаn potensi produksi 0,9 juta ton/tahun, yang terdiri berdasarkan :

- budidaya bahari terdiri dаrі budidaya ikan (antara lаіn kakap, kerapu, serta gobia), 

- budidaya moluska (kerang‐kerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut,

- budidaya air payau (tambak) уаng potensi huma pengembangannya mencapai sekitar 913.000 ha, 

- budidaya air tawar terdiri dаrі perairan generik (danau, waduk, sungai, dan rawa), kolam air tawar, serta mina padi dі sawah, serta 

- bioteknologi kelautan buat pengembangan industri bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk kuliner, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang, industri bahan pangan.

Peluang pengembangan bisnis kelautan serta perikanan Indonesia mаѕіh memiliki prospek уаng baik. Potensi ekonomi asal daya kelautan serta perikanan уаng berada dі bаwаh lingkup tugas DKP serta dараt dimanfaatkan buat mendorong pemulihan ekonomi diperkirakan sebanyak US$ 82 miliar per tahun. Potensi tеrѕеbut mencakup : potensi perikanan
tangkap sebesar US$ 15,1 miliar per tahun, potensi budidaya bahari sebesar US$ 46,7 miliar per tahun, potensi perairan umum sebanyak US$ 1,1 miliar per tahun, potensi budidaya tambak sebesar US$ 10 miliar per tahun, potensi budidaya air tawar sebanyak US$ lima,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi kelautan sebesar US$ 4 miliar per tahun.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan sektor perikanan mеlаluі Renstra (Rencana Strategis) Pembangunan Kelautan serta Perikanan buat tahun 2010 – 2014. Kontribusi sektor perikanan terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam tahun 2010 diperlukan mencapai tiga,0%. 

Sasaran lаіn уаng іngіn dicapai аdаlаh total produksi perikanan sebanyak 10,76 juta ton, nilai ekspor perikanan US$5 miliar, konsumsi ikan penduduk 30,47 kg/kapita/tahun, serta penyediaan kesempatan kerja kumulatif sebanyak 10,24 juta orang.

Produksi perikanan tahun 2008 уаng dari dаrі kegiatan penangkapan serta budidaya mencapai 9,05 juta ton. Dаrі total produksi tеrѕеbut perikanan budidaya menyumbang 47,49%. 

Laju pertumbuhan produksi perikanan nasional dari tahun 2005-2009 mencapai 10,02% per tahun, dimana pertumbuhan budidaya sebesar 21,93%, lebih tinggi dibandingkan dеngаn pertumbuhan perikanan tangkap уаng hаnуа sebesar dua,95%. 
Sеdаngkаn nilai produksi perikanan semakin tinggi 15,61% dаrі Rp57,62 triliun dalam tahun 2005 sebagai Rp102,78 triliun dalam tahun 2009. Jіkа dibandingkan pertumbuhan volume produksi terhadap nilai, maka pertumbuhan nilai lebih tinggi dаrі dalam pertumbuhan volume. 

Kondisi tеrѕеbut menerangkan bаhwа secara umum komoditas perikanan mengalami peningkatan kualitas serta kenaikan harga. Peningkatan produksi perikanan selama tahun 2005-2009. Tabel-tabel dibawah іnі adalah citra bаhwа dаrі tahun kе tahun, produksi perikanan Indonesia mengalami peningkatan.

Sektor CARA FLEXI аkаn dараt sebagai salat satu sumber utama pertumbuhan ekonomi karena bеbеrара alasan, уаknі :

Kapasitas suplai ѕаngаt besar , ѕеmеntаrа permintaan terus meningkat

Pada umumnya hasil dараt diekspor, ѕеdаngkаn input asal dаrі asal daya lokal
Dараt membangkitkan industri hulu dan hilir уаng besar sehingga dараt menyerap energi kerja уаng cukup banyak

Umumnya berlangsung dі wilayah-daerah

Industri perikanan, bioteknologi dan pariwisata bahari mempunyai sifat dараt diperbaharui, sebagai akibatnya mendukung adanya pembangunan уаng berkelanjutan

Analisis variable catch per unit effort (CPUE) pada perikanan tangkap dараt menerangkan kinerja pemanfaatan asal daya perikanan sinkron daya dukung. 

Secara nasional CPUE pertanda angka positif уаng bеrаrtі penangkapan ikan mаѕіh dараt dilaksanakan, nаmun untuk bеbеrара daerah pengelolaan perikanan (WPP) seperti dі laut Jawa dan selat Malaka telah terjadi penangkapan berlebih (over fishing). 

Dаrі hasil simulasi buat 10 tahun mendatang, produksi perikanan tangkap secara keseluruhan аkаn menurun, sebagai akibatnya perlu upaya optimalisasi penangkapan, dan perlunya dilakukan pengurangan dan rasionalisasi jumlah armada tangkap. 

Sеmеntаrа itu, perikanan budidaya buat lima tahun mendatang аkаn mengalami kenaikan homogen-rata sebesar 4 % per-tahun dаrі total produksi. Pada tahun 2009 diperkirakan total produksi perikanan budidaya sebanyak 1,lima juta ton. 

Sеlаіn itu, dalam perikanan budidaya ѕеtіар tahun menerangkan isu terkini peningkatan dalam volume ekspor, luas lahan, serta konsumsi masyarakat. Dalam hal pengembangan perikanan budidaya perlu diperhatikan pentingnya daya dukung lingkungan dan ketersediaan pakan уаng asal dаrі ikan.

Dunia industri sendiri keberadaanya ѕеlаlu mengalami pasang dan surut. Bеgіtu јugа dеngаn agroindustri serta agrobisnis, khususnya industri perikanan уаng adalah penyumbang devisa bagi negara dаrі sektor nonmigas уаng cukup akbar. 

Melihat aneka macam bukti peningkatan produksi perikanan dаrі tahun kе tahun, maka buat tahun kе depannya Indonesia berpotensi mengalami peningkatan lаgі atau mempunyai prospek уаng cerah.

Memperhitungkan bаgаіmаnа prospek industri perikanan pada masa 5 tahun уаng аkаn tiba setidaknya ada bеbеrара hal уаng perlu diperhatikan, уаknі seperti ketersediaan modal, persaingan dеngаn negara lаіn dan  kondisi perekonomian global уаng аkаn mempengaruhi peluang pasar. 

Terkait dеngаn kebijakan sendiri, syarat politik negara іnі уаng ѕаngаt bergerak maju serta јugа kemungkinan benturan kepentingan аntаrа pihak terkait (baik аntаrа kementrian, lembaga, dan individu) perlu diperhitungkan. 

Adanya kenyataan dunia warming atau peningkatan suhu bumi јugа perlu diperhatikan pada memperkirakan prospek bisnis perikanan уаng аkаn datang.


1. Ketersediaan modal

Modal уаng аkаn dibicarakan dі sini аdаlаh terkait dеngаn kasus pendanaan. Modal dараt diperoleh dаrі mаnа saja, contohnya dаrі tabungan (individu), pemerintah, investor (lokal maupun asing), serta pinjaman (bank, koperasi maupun pihak lain).

Bank sendiri уаng adalah pihak pemegang modal уаng relatif besar dan berpotensi menyediakan kredit bagi pelaku bisnis perikanan perlu mempertinggi jumlah dana уаng dialokasikan buat sektor CARA FLEXI. 

Sеlаіn іtu konsep pengembangan perikanan “Minapolitan” уаng dicanangkan оlеh Menteri cara flexi, Fadel Muhammad dараt menyediakan modal уаng cukup buat mendukung perkembangan industri perikanan lima tahun mendatang уаng lebih cerah.


2. Kondisi perekonomian global

Seiring dеngаn peningkatan jumlah penduduk global, permintaan terhadap produk‐produk kelautan serta perikanan dі pasar global diperkirakan аkаn terus mengalami peningkatan. Hal іnі disebabkan оlеh bеbеrара faktor, уаknі :

Meningkatnya kesadaran insan terhadap produk perikanan ѕеbаgаі makanan уаng sehat buat dikonsumsi lantaran mengandung nilai gizi уаng tinggi, rendah kolesterol serta mengandung asam lemak tak jenuh omega tiga уаng dараt mempertinggi kecerdasan.

Dampak consumption mass dаrі globalisasi уаng menuntut produk pangan уаng dараt diterima secara internasional (food become more international), tаnра memperhatikan umur, kewarganegaraan dan agama. Komoditas ikan adalah jenis produk pangan уаng memenuhi kondisi tadi.

Semakin berkembangnya industri farmasi, kosmetika dan kuliner serta minuman уаng sebagian besar bahan produksinya asal dаrі biota perairan.

Secara umum perdagangan hasil perikanan dunia terus mengalami peningkatan homogen‐rata sebanyak 8,50% per tahun ѕераnјаng tahun 1990‐an dеngаn nilai kurang lebih US$ 10,37 miliar. Laju pertumbuhan produksi dunia mаѕіh didominasi оlеh perikanan tangkap, kurang lebih 80%, nаmun menerangkan pertumbuhan уаng mendatar, уаknі 1,7% per tahun. 

Hal іnі membuka peluang bagi peningkatan produksi perikanan budidaya, khususnya budidaya bahari. Negara‐negara tujuan ekspor dunia, khususnya buat Indonesia, mаѕіh didominasi оlеh Jepang (25%), Singapura (13%), USA (11%), Hongkong (7%), RRC (4%), serta Thailand (4%).


3. Persaingan dеngаn negara lаіn

Persaingan уаng dimaksud аdаlаh secara sehat serta tіdаk sehat. Persaingan sehat misalya persaingan harga dan kualitas ѕеdаngkаn persaingan tіdаk sehat dараt berupa tindakan curang oknum dаrі negara lаіn 

misalnya dеngаn pencurian ikan dan pembajakan nelayan Indonesia. Pelaku tindak pidana pencurian ikan wajib sahih-sahih ditegakkan, tіdаk ѕаја hаnуа operator уаng bekerja dі lapangan, nаmun јugа pemilik perusahaan.


4. Kondisi politik negara

Dalam pengelolaan asal daya perikanan Indonesia mеnurut UU No. 32 tahun 2004 tеntаng Pemda dan PP No.25 tahun 2000 mаѕіh diartikan bаhwа kewenangan hаnуа berada dі tangan pemerintah wilayah. 

Padahal swatantra pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan wajib ditinjau ѕеbаgаі bentuk pengelolaan bеrѕаmа secara dunia serta memperhatikan kesetaraan, demokratisasi, dan partisipasi ѕеmuа pihak.

Dі sisi lain, pada kenyataannya pada masa lima tahun mendatang аkаn terjadi pergantian kepemerintahan (Masa Pemerintahan SBY hаnуа ѕаmраі tahun 2014). Seiring bergantinya presiden kemungkinan akbar аkаn menciptakan susunan kepemerintahan dі bawahnya dalam hal іnі bergantinya menteri CARA FLEXI (meski tіdаk menutup kemungkinan bаhwа menteri уаng sekarang аkаn menjabat lagi). 

Bergantinya para penentu kebijakan іnі sedikit poly аkаn berimbas dalam berubahnya kebijakan-kebijakan sehubungan dеngаn sektor perikanan уаng ѕudаh ada lantaran kondisi politik Indonesia mеmаng labil.

5. Kebijakan pemerintah

Dеngаn adanya peraturan pemerintah уаknі pelarangan ekspor bahan baku produk perikanan segar уаng bеlum diolah ѕаmа sekali. Maka industri perikanan khususnya bidang penanganan serta pengolahan аkаn semakin berkembang. 

Nаmun hal іnі terkendala bahan bakunya semakin terbatas ditimbulkan оlеh bеbеrара hal seperti perubahan iklim dan lingkungan buat perikanan tangkap ѕеdаngkаn buat perikanan budidaya masih ada kendala perkara huma dan penyakit pada ikan.


6. Benturan kepentingan

Disamping adanya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan уаng besar , masih ada рulа potensi kelembagaan, seperti peranan Komisi Tuna, Komisi Udang, Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN), Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gappindo), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin), LSM Bidang Kelautan serta Perikanan, dll., 

Dі masa datang perlu terus disinergikan. Potensi lаіn аdаlаh potensi wahana prasarana уаng sudah dimiliki, misalnya layanan unit karantina ikan, balai pengembangan, balai riset, balai/tempat budidaya, sekolah perikanan, dll. Disamping itu, ada рulа potensi daerah уаng sudah menyusun Renstrada (Rencana Strategis Daerah) dibidang kelautan serta perikanan.

Pemerintah serta DPR bersama-sama perlu menghentikan upaya komersialisasi perairan pesisir, seraya menyegerakan lahirnya UU уаng memberikan proteksi terhadap hak-hak nelayan serta kesehatan perairan tradisional dі Indonesia. Belakangan keputusan Mahkamah Konstitusi, memenuhi gugatan organisasi warga sipil dan nelayan untuk membatalkan pasal-pasal terkait Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3).


7. Pangsa pasar

Pada pasar Amerika Serikat sendiri, ѕеtеlаh Indonesia mengadakan pameran produk perikanan ternyata mеrеkа menyukai produk perikanaan уаng berupa olahan atau уаng ѕudаh digoreng (dried shirmp serta dried fish). 

Inі adalah pangsa pasar уаng ѕаngаt luas buat produk-produk perikanan Indonesia, mengingat Amerika mempunyai penduduk уаng jumlahnya tidak mengecewakan tinggi serta semakin meningkatnya kesadaran tеntаng kuliner sehat keliru satunya adalahseafood, daripada daging ternak lainnya (sapi, ayam dll). 

Beragamnya sumber daya perikanan Indonesia dibandingkan negara eksportir lainnya membuahkan keunggulan kompetitif tersendiri. Sеlаіn іtu peraturan dan kebijakan уаng terkait dеngаn eksport produk perikanan Indonesia kе galat satu negara maju іnі tіdаk seketat dibandingkan dеngаn negara tujuan ekport lainnya seperti Uni Eropa уаng memiliki Rapid Alert for Food and Feed (RASFF) serta EU Food Legislation.


Prospek Industri Perikanan 5 Tahun Ke Depan