PENGERTIAN IPTEK DAN SENI DALAM AGAMA ISLAM
Pengertian Iptek Dan Seni Dalam Agama Islam
Bagi insan, ilmu merupakan sesuatu yg sangat berharga di pada hidup. Banyak saudara-saudara kita yang hidupnya serba kekurangan. Ada yang bekerja sebagai pemulung, pengemis, pengamen, dan lain-lain. Semuanya ini dapat teratasi jika mereka memiliki ilmu yg bisa dimanfaatkan, sehingga mereka nir lagi bekerja sebagai pemulung, pengemis, pengamen dan lain-lain sebagainya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan kebutuhan yang sangat krusial bagi setiap umat yang terdapat di global ini, terlebih lagi bagi umat muslim. Dalam ajaran kepercayaan islam, menuntut ilmu sangat ditekankan dalam kitab suci Al’Quran serta Al-Hadits. Orang mempunyi ilmu tidak selaras menggunakan orang yg nir memiliki ilmu. Orang yang mempunyai ilmu, jika beliau ingin melakukan sesuatu beliau wajib memikirkan menggunakan matang sebelum dia melakukan sesuatu. Dan orang yang memiliki ilmu pula memiliki tujuan hayati yg jelas. Sedangkan orang nir mempunyai ilmu, jika dia ingin melakukan sesuatu beliau tidak lagi memikirkan dengan matang apa yang akan dia lakukan nantinya. Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW, Beliau bersabda “tuntutlah ilmu walau ke negeri cina”. Begitu pentingnya sebuah ilmu sehinggan Nabi sendiri menyuruh kita buat menuntut ilmu sampai ke negeri cina. Untuk mendapatkan ilmu, banyak cara yg dapat kita lakukan antara lain menggunakan cara membaca, mendengarkan, melihat atau membaca situasi yang pernah kita nikmati, dan masih banyak cara lagi buat menerima ilmu. Seni adalah aktualisasi diri berdasarkan jiwa seorang yang menghasilkan sebuah budaya yang diidentik menggunakan keindahan. Seorang artis sering memakai benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sebagai akibatnya membuat sebuah keindahan. Seni yg tanggal menurut nilai-nilai ketuhanan nir akan tak pernah mati lantaran ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni memiliki daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Pengertian IPTEK
Kata ilmu dari menurut bahasa Arab “’ilmu” yang berarti pengetahuan. Kata “ilmu” sekalipun tidak sama, namun mempunyai kemiripan menggunakan istilah “ma’rifah”, “fiqh”, “pesan tersirat”, serta ‘’syu’ur”. Dari segi bahasa, ilmu berarti jelas, baik pada arti, proses, maupun obyeknya. Ilmu yg berarti pengetahuan yg kentara itu terdapat 2 macam, yaitu pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan biasa diperoleh menurut holistik bentuk upaya kemanusiaaan, misalnya perasaan, pikiran, pengalaman, pancaindra, dan bisikan hati buat mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan obyek, cara, dan kegunaanya. Dalam bahasa Inggris, jenis ilmu ini dianggap “knowledge”. Sedangkan ilmu pada pengertian pengetahuan ilmiah sekalipun pula merupakan keseluruhan bentu upaya kemanusiaan buat mengetahui sesuatu, namun disertai memperhatikan obyek yg ditelaah, cara yang digunakan, serta manfaatnya. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah memperhatikan obyek ontologis, landasan epistemologis, serta aksiologis. Dalam bahasa inggris, jenis pengetahuan ilmiah dianggap “science”, serta diIndonesiakan dengan sains. (Ensiklopedi Islam, hal.201)
Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan nalar serta budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil aktualisasi diri jiwa tadi berkembang sebagai bagian dari budaya insan. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yg hakiki identik menggunakan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yg sama yaitu keabadian. Seni yg tanggal berdasarkan nilai-nilai ketuhanan nir akan abadi lantaran ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yg kematangan jiwanya terus bertambah.
Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi serta Seni
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi serta seni masih ada hubungan yang harmonis serta bergerak maju yang terintegrasi pada suatu sistem yang diklaim Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur utama yaitu aqidah, syari’ah serta akhlak, menggunakan istilah lain iman, ilmu serta amal shaleh atau ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan pada Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25). Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan menggunakan akar berdasarkan sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan menggunakan btg pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat butir menurut pohon itu identik dengan teknologi dan seni.
QS: Ibrahim :24-25
Pengembangan IPTEK yang lepas menurut keimanan serta ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yg dikembangkan atas dasar keimanan serta ketakwaan pada Allah akan menaruh jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia termasuk bagi lingkungannya. Dengan demikian insan wajib selalu menaikkan kemampuannya dalam ipteknya dan semakin bertambah imannya pada Allah SWT (QS. Thaha:114 serta QS. Yusuf:72).
Keutamaan Orang yang Berilmu
Seringkali insan melupakan segi etika atau moral menurut hubungan timbal balik antara insan menggunakan lingkungan. Secara moral adalah normal apabila lingkungan akan memberikan kepada manusia banyak sekali hal yg akan diketemukannya. Bahkan manusia juga wajib memberikan toleransi kepada fenomena bahwa sewaktu-saat dapat ada malapetaka bagi kehidupan insan. Apabila insan bisa berlaku adil dengan semua yg makhiuk hayati pada alam ini, maka disini letak kebenaran norma moral yg baik, dimana manfaat yang dieroleh dari alam ini, harus pula memberikan manfaat kepada insan lain.
Manusia serta masyarakat berbagi sistem nilai yg sinkron dengan keadaan lingkungan. Manusia menyesuaikan dalam hidupnya dengan irama yg dipengaruhi oleh lingkungan alam. Lantaran perubahan lingkungan alam berada diluar kendali tangan insan, maka insan memasrahkan diri pada lingkungan. Hal inilah yang melahirkan suatu kebiasaan, tradisi serta aturan yg tidak tertulis, yang lalu mengatur pergaulan hayati rakyat.
Perilaku manusia merupakan pencerminan berdasarkan moral insan yg dimilikinya. Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam kehidupan bersama pada grup masyarakat. Sebab pada kehidupan berkelompok itulah terdapat sistem-sistem perlambang yg selanjutnya berfungsi sebagai asal nilai. Cara insan mewujudkan diri adalah output pilihannya sendiri. Oleh karenanya, apapun pilihannya, insan sendiri yang bertanggung jawab.
Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia pada dunia yaitu menjadi abdun atau hamba Allah dan menjadi khalifah Allah di bumi. Esensi menurut abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah merupakan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi menjadi kreasi Allah. Posisi ini mempunyai konsekuensi adanya keharusan manusia buat taat serta patuh pada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas pemberian yang diberikan sang pencipta berupa potensi yg paripurna yg nir diberikan pada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur menyebabkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan insan menghambakan dirinya pada Allah akan mencegah penghambaan insan pada sesama manusia termasuk dalam dirinya. Manusia diciptakan Allah menggunakan dua kecenderungan yaitu kesamaan kepada ketakwaan serta kecenderungan kepada perbuatan fasik (QS. Asy-Syams/91:8).
Dengan kedua kesamaan tersebut, Allah menaruh petunjuk berupa kepercayaan menjadi indera bagi manusia untuk mengarahkan potensinya pada keimanan serta ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah pada muka bumi. Manusia diberikan kebebasan buat mengeksplorasi, menggali sumber-asal daya dan memanfaatkannya menggunakan sebesar-besar kemanfaatan buat kehidupan umat manusia dengan nir mengakibatkan imbas negatif terhadap lingkungan, karena alam diciptakan buat kehidupan insan sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diharapkan ilmu pengetahuan serta teknologi yg memadai. Allah membentuk alam, karena Allah menciptakan insan. Oleh karena itu, insan menerima amanah dari Allah buat memelihara alam, supaya terjaga kelestariannya serta keseimbangannya buat kepentingan umat manusia.
Comments
Post a Comment