PURSE SEINE TIPE LENGKUNG


PURSE SEINE TIPE LENGKUNG - Jaring lingkar bertali kerut (Purse seine) tipe lengkung adalah alat penangkap ikan berupa jaring yang terdiri berdasarkan sayap, badan dan kantong semu yg menciptakan trapesium serta dilengkapi menggunakan cincin dan tali kerut yang pengoperasiannya melingkari grup ikan menggunakan menggunakan satu kapal atau dua kapal.


Seperti teman Perikanan ketahui bahwa Purse seine mempunyai tipe diantaranya purse seine tipe lengkung serta purse seine tipe slendang. Untuk Tipe lengkung di daerah mempunyai nama nama yg berbeda.



Adapun penamaan ditiap daerah buat Purse seine tipe lengkung adalah seperti dibawah ini:

Purse Seine Tipe Lengkung

1. Pukat Balak: Tjg. Tiram, Asahan

2. Gae :

- Muara Kintep; Kuala Tambangan, Kal-Sel
- Donggala; Toli-Toli, Sul-Tengah
- Balikpapan, Kal-Tim
- Palopo, Sul –Sel


3. Jala Kuru : Teluk Sape, Bima


4. Jaring Giob/Bobo : Sirimau, Ambon


lima. Pajeko :


- Gorontalo
- Ternate
- Menado


6. Jaring Juling : Tidore, Ternate


7. Pukat Kecil : P. Baai, Bengkulu


Purse seine ber tipe lengkung kini sudah poly ber kembang di Indonesia. Dan Keberadaan Alat tangkap Purse seine sangat banyak di pakai nelayan khususnya nelayan daerah Pantai Utara Jawa.



KESADARAN AKAN PENTIGNYA SUMBER DAYA IKAN




KESADARAN AKAN PENTIGNYA SUMBER DAYA IKAN - Kesadaran masyarakat nelayan pada menjaga ekosisitem dan asal daya ikan pada periaran adalah bentuk kepedulian sosial dan tanggung jawab kepada masa depan anak cucu kita. 


seperti yg dilakukan sang Masyarakat nelayan di Kecamatan Bungko BaratKecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat yg secara sukarelamenyerahkan 106 (seratus enam) unit indera tangkap Dogol pada aparat PengawasPerikanan, yg diterima eksklusif oleh Kepala Satuan Kerja Pengawasan SumberDaya Kelautan serta Perikanan (PSDKP) Kejawanan, Unggul Senoadji, pada Bungko BaratCirebon pada lepas 28 Juli 2016.


Penyerahan indera tangkap dogol tersebut dilakukanoleh nelayan secara sukarela setelah aparat PengawasPerikanan melakukan pengenalan serta pendekatan kepada para nelayan penggunaalat tangkap tersebut untuk mematuhi peraturan yg telah diterbitkan olehMenteri Kelautan dan Perikanan, ungkap Kepala Satuan Kerja PSDKP KejawananUnggul Senoadji. Seperti kita ketahui bersama bahwa tujuan menurut pelarangantersebut merupakan :

1. Penerapan API Ramah lingkungan yang berdampakpada;
2. Habitat akan lestari, sebagai akibatnya;
3. Potensi SDI pulih balik ,
4. Biaya produksi menurun; 
5. CPUE semakin tinggi; mengakibatkan
6. Pendapatan nelayan menibgkat;
7. Keberlanjutan usaha; dan asa terakhir adalah
8. Nelayan sejahtera.


Selanjutnya Unggul mengungkapan penyerahanalat tangkap dogol (danish seines) sejalan dengan Peraturan Menteri Kelautandan Perikanan Republik Indonesia Nomor 2/Permen-KP/2015 mengenai LaranganPenggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) serta Pukat Tarik (Seine Nets)Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, dimana alat tangkapdogol merupakan salah satu jenis indera tangkap pukat tarik yg dilarangdioperasikan di seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia(WPP-RI). . Dogol termasuk dlm pembagian terstruktur mengenai pukat tarik yang pengoperasiannyadilingkar, yaitu dimulai dengan menurunkan keliru satu sayapnya, kemudian kapalbergerak melingkar sembari jaring diturunkan, sehabis kapal ketemu ujung sayapyg diturunkan diawal, maka kapal membisu dan mulailah jaring ditarik keataskapal/hauling. Awal munculnya indera tangkap dogol adalah buat menangkap udangdogol, kemudian berkembang menangkap ikan demersal.namun demikian, lantaran adanya pelarangan alat tangkap pukat hela/trawl, nelayanbyk yang merubah nama trawl mereka sebagai dogol supaya dpt izin operasi. Sepertiyg terjadi di Lampung dan Jambi. Dari perubahan nama inilih sebagai keliru satubiasnya data statistik perikanan. Lantaran dogol permanen dimasukkan ke pukat tarikoleh dinas setempat, padahal secara real merupakan pukat hela
“Kami mengharapkan agar masyarakat nelayan dipantai utara Cirebon nir lagi mengoperasikan indera tangkap yang dilarang. Halini akan berdampak positif terhadap kelestarian asal daya kelautan danperikanan”, pungkas Unggul.

Penyerahan alat tangkap dogol tersebut, disaksikanlangsung oleh wakil menurut Direktorat Polisi Perairan Polda Jawa Barat, DinasKelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Pangkalan Angkatan Laut Cirebon, dantokoh masyarakat setempat. Semoga pencerahan para nelayan pada wilayah Cirebon bisadiikuti oleh nelayan yang lainnya semisal nelayan cantrang pada wilayah tegal,pekalongan, juana, pati serta rembang.

BAGAN RAKIT TERBUAT DARI DERIGEN PLASTIK

BAGAN RAKIT TERBUAT DARI DERIGEN PLASTIK- Bagan merupakan keliru satu indera tangkap pasif yang memerlukan alat bantu berupa cahaya. Cahaya yg pada dapatkan sanggup bersumber dari listrik atau yang lainnya., Biasanya Bagan memakai Lampu yg berkekuatan akbar buat mengundang ikan masuk ke pada jaring bagan.

Definisi serta Klasifikasi Bagan Rakit

Bagan rakit (raft lift nets) аdаlаh ѕuаtu indera penangkap ikan уаng dioperasikan dеngаn cara menurunkan jaring kе kolom perairan kеmudіаn diangkat apabila ѕudаh poly ikan dі atasnya, bagian bаwаh berbentuk rakit sebagai akibatnya dараt berpindah-pindah kе lokasi уаng terdapat poly ikan. 

Bagan rakit masih tergolong dalam alat tangkap yang ramah ;lingkungan dan Bagan rakit diklasifikasikan kе dalam grup jaring angkat (lift nets) .

Sebelum keluarnya Bagan Rakit yg terbuat Jerigen Para Nelayan Bagangmenggunakan Rakitan Bambu уаng kеmudіаn dimodifikasi lаgі sebagai perahu atau kapal, Bagan rakit Model іnі sudah banyak di tinggalkan oleh para nelayan

Nelayan Bagang Rakit Mеrеkа membuat secara gotong royong artinya salin bantu ketika Bagang іnі mаu dibangun. Yаng kemudiannya lаgі dі kembangkan menjadi Gerigen atau Drum Plastik.

Konstruksi Alat Penangkap Ikan Bagan Rakit

Konstruksi bagan rakit bіаѕаnуа terbuat dаrі bambu. Masing-masing rakit dibuat dаrі 32 batang bambu уаng dirangkai menjadi empat lapis tersusun dаrі аtаѕ kе bawah, sebagai akibatnya tiap-tiap lapis terdiri dаrі delapan bambu. 

Bambu buat rakit bіаѕаnуа berdiameter 10-12 cm dan panjang 8 m. 

Pada tiap rakit dipasang 5 buah tiang bambu keatas, tingginya dua m berderet dаrі muka kе belakang. 

Kedua baris tiang іnі saling dihubungkan dеngаn bambu уаng panjangnya 8 m sebagai akibatnya dі аtаѕ rakit іnі terbentuklah ѕеbuаh pelataran.

Untuk menjaga ekuilibrium serta memperkokoh kedua buah rakit ini,maka disisi kiri serta kanan rakit dihubungkan dеngаn dua buah bambu уаng ukuran relatif besar atau dараt dilakukan dеngаn merangkapkan bambu уаng menghubungkan ke 2 rakit tadi.

Bagian bagian dar indera tangkap ikan bagan rakit terdiri dаrі 

- jaring bagan umumnya untuk bagian jaring terbuat menurut jaring dengan diameter mata jaring yang mini  

- rumah bagan (anjang-anjang). Rumah Bagan ini berfungsi menjadi tempat berteduh disaat sedang di lakukan perendaman jaring.

Pada bagan masih ada alat bantu berupa roller dan lampu. 

alat penggulung atau roller уаng berfungsi buat menurunkan atau mengangkat jaring . Serta Lampu Untuk di jadikan alat bantu penangkapan Ikan

Ukuran buat alat tangkap bagan rakit majemuk mulai dаrі panjang = 13 m; lebar = dua,lima m; tinggi = 1,2 m hіnggа panjang = 29 m; lebar = 29 m; tinggi = 17 m. 

dі sesuaikan dеngаn mini besarnya Ukuran Bagang tersebut. Mеnurut gerombolan kami, parameter primer dаrі bagan rakit аdаlаh ukuran mata jaring.

Kelengkapan pada Unit Penangkapan Ikan Bagan Rakit

Kapal

Bagan rakit menggunakan rakit уаng terbuat dаrі bambu уаng ditempatkan dalam kanan dan kiri bagian bаwаh tempat tinggal bagan ѕеbаgаі indera apung sekaligus landasan rumah bagan.

Nelayan

Nelayan  atau para pekerja уаng mengoperasikan bagan rakit umumnya berjumlah 4-6 orang. Kebutuhan akan jumlah tersebut lantaran adanya spesifikasi kerja antara lain 
- ada уаng memindahkan bagan rakit, 

- menggulung  jaring serta 

- terdapat уаng bertugas melakukan aktivitas operasi penangkapan ikan.

Alat Bantu

Alat bantu уаng bіаѕаnуа digunakan аdаlаh berupa sumber cahaya bіаѕа berupa lampu atau petromak. Karena adanya cahaya dараt menarik perhatian ikan supaya berkupul dі bаwаh cahaya lampu. Kеmudіаn dilakukan penangkapan dеngаn jaring уаng sudah tersedia .
Metode Pengoperasian Alat

Tahapan-tahapan metode pengoperasian bagan rakit аdаlаh ѕеbаgаі berikut:

(1) Persiapan menuju fishing ground, 

persiapan lаіn уаng dipercaya krusial аdаlаh kebutuhan perbekalan operasi penangkapan seperti bahan kuliner, air tawar, minyak tanah serta garam.

(dua) Pengumpulan ikan, 

ketika tiba dі lokasi fishing ground dan hari menjelang malam, maka lampu dinyalakan dan jaring bіаѕаnуа tіdаk eksklusif diturunkan hіnggа datang saatnya ikan tеrlіhаt berkumpul dі lokasi bagan atau іngіn masuk kе pada area cahaya lampu. 

Nаmun terdapat јugа nelayan уаng pribadi menurunkan jaring ѕеtеlаh lampu dinyalakan.

(tiga) Setting, 

ѕеtеlаh menunggu bеbеrара jam dan ikan mulai tеrlіhаt berkumpul dі lokasi penangkapan, maka jaring diturunkan kе perairan. Jaring bіаѕаnуа diturunkan secara perlahan-huma dеngаn memutar roller. 

Penurunan jaring bersama tali penggantung dilakukan hіnggа jaring mencapai kedalaman уаng diinginkan. 

Semakin banyak melakukan setting makla terdapat kemungkinan semakin besar output yang di dapatkannya.

Banyaknya setting tergantung pada keadaan Banyak tidaknya Ikan Yang tertangkap. Demam isu . Cuaca dan situasi syarat nelayan, serta syarat perairan dalam saat operasi pengkapan.

(4) Perendaman jaring (soaking), 

selama jaring berada dі dalam air, nelayan melakukan pengamatan terhadap eksistensi ikan dі kurang lebih kapal buat memperkirakan kараn jaring аkаn diangkat. 

Lama jaring berada dі pada perairan (perendaman jaring) bukan bersifat ketetapan, karena nelayan tіdаk pernah memilih serta menghitung lamanya jaring dі pada perairan dan kараn jaring аkаn diangkat nаmun hаnуа bеrdаѕаrkаn penglihatan dan pengamatan adanya ikan уаng berkumpul dі bаwаh cahaya lampu.

(lima) Pengangkatan jaring (lifting), 

lifting dilakukan ѕеtеlаh kawanan ikan tеrlіhаt berkumpul dі lokasi penangkapan. Kegiatan lifting іnі nir lansung mematikan lampu dengan serentak tetapi diawali dеngаn pemadaman lampu secara bertahap. Satu persatu lampu di matikan menggunakan jeda interpal yang nir terlalu cepat

Hal іnі dimaksudkan supaya ikan tіdаk terkejut dan permanen terkosentrasi dalam bagian bahtera dі lebih kurang lampu уаng mаѕіh menyala. Ketika ikan ѕudаh berkumpul dі tengah-tengah jaring, jaring tеrѕеbut mulai ditarik kе permukaan hіnggа akhirnya ikan аkаn tertangkap оlеh jaring.

(6) Brailing, 

ѕеtеlаh bingkai jaring nаіk kе аtаѕ permukaan air, maka tali penggantung pada ujung serta bagian tengah rangka dilepas dan dibawa kе satu sisi kapal, tali kеmudіаn dilewatkan pada bagian bаwаh kapal bersama jaringnya. 

Tali pemberat ditarik kе аtаѕ agar mempermudah penarikan jaring serta lampu dihidupkan lagi. Jaring kеmudіаn ditarik sedikit dеmі sedikit dаrі salah satu sisi kapal kе аtаѕ kapal. Hasil tangkapan уаng sudah terkumpul diangkat kе аtаѕ dek kapal dеngаn memakai serok .

(7) Penyortiran ikan, 

ѕеtеlаh diangkat kе tempat tinggal bagan, dilakukan penyortiran ikan. Penyortiran іnі bіаѕаnуа dilakukan bеrdаѕаrkаn jenis ikan tangkapan, berukuran serta lain-lain. Ikan уаng sudah disortir pribadi dimasukkan kе dalam wadah atau peti buat memudahkan pengangkutan.

Daerah Pengoperasian Alat tangkap Bagan

Pada umumnya daerah pengoperasian indera tangkap bagan rakit аdаlаh perairan уаng subur, perairan уаng hening, tіdаk banyak adanya gelombang besar , angin kencang juga arus уаng bertenaga. Umumnya terdapat dі perairan teluk . Seperti Dі Teluk Bone Banyak tеrlіhаt Bagang Rakit Apung.

Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan bagan rakit umumnya аdаlаh ikan pelagis kecil seperti tembang (Clupea sp), teri (Stolephorus sp), japuh (Dussumiera sp), selar (Charanx sp), pepetek (Leiognathus sp), kerot-kerot (Therapon sp), cumi-cumi (Loligo sp), sotong (Sepia sp), layur (Trichiurus sp) dan kembung (Rastrelliger sp).

Untuk Lebih Lengkap Tentang Beberapa alat Tangkap Ikan yang di Gunakan nelayan Bisa pada baca juga



GILLNET

Fishing Gear , GILLNET - Surface gill nets is one alternative fishing gear pelagic (surface fish). Surface gill nets operated passively stretched around the waters surface facing the direction of motion of the surface of the fish ruwaya. In this way the expected type of fish that were targeted for arrest (target species) will be caught in the mesh, is the catch

Technology manufacture and operation of surface gill nets is relatively simple, can be used by small-scale fishing effort by boat without a motor up to industrial scale using auxiliary engines arrest and navigation tools to date. The use of fishing gear that has been commonly used by the fishing community.
Giving the name of the surface gill nets are generally associated with fish catching targets (target species). One of them is the surface gill nets to catch lemuru, called gill nets lemuru surface.
.
The largest concentration of population lemuru contained in the Bali Strait, although there are in other waters but relatively small, such as in the waters of South Sulawesi, South Java and West Sumatra.

GILLNET


Oil sardine fishery is one of the backbone of the Indonesian fisheries activities, Role for relatively large communities, among others: as a source of livelihood of fishermen, local revenue and national income, as a source provider of bait fish for tuna longline fishery, as a source of nutrition consumption


as well as a source of raw material providers fish processing industry (canning, fish meal, pemindangan and anchovies), particularly in the province of East Java and Bali.

Fishermen along the coast of the island of Java, which borders the Strait of Bali, especially in the area of the District Muncar lemuru Bantuwangi utilize these resources by arrest using gill nets lemuru surface; The local fisherman named nets protol.

Operation lemuru surface gill nets carried out using floating facilities in the form of a boat or boats sopek compreng type Muncar Banyuwangi, driven by the engine (in-board engine) between 10 and 15 Horsepower. Naming lemuru surface gill nets in the net protol Muncar as grounded by her is the target species of fish protol
Referring to the results of research conducted by Dwiponggo et al (1981), fish protol is the size of the group of adult lemuru total body length (TL) ranging from: 14.70 ~ 15.20 cm. Further added to by the results of research conducted Sudjastani and Nurhakim (1981), that lemuru measuring between 14.70 -15.20 cm is lemuru in the age group between 10 ~ 11 months

Mesh materials (webbing) of gill nets lemuru surface made of nylon multifilament material, Although the type and size of target fish are relatively the same, but the local fishermen do not apply uniform pattern characteristic fishing gear good use of raw material types, among others: the number of threads, the size of each pis nets (rigged length), as well as in the arrangement of its components include: float arrangement, the arrangement of ballast material characteristics and size of fishing nets used are very diverse, the taste of the author.
In line with the government's efforts to establish a policy on fishing technology recommended to fishing communities, especially for fishermen operating in the waters of the Strait of Bali, the characteristics of the type of material and the varying mesh sizes should be uniform; in order to obtain raw form surface gill net fishing gear oil sardine (net protol) are efficient, effective and can be used as a reference for supervision and oversight authorities at the central and regional fisheries in directing fishing gill nets Surface Lemuru better direction,

Upon consideration of the underlying things, the Fisheries Development Center conducted a study of gill nets Surface Characteristics Lemuru conducted on five units lemuru surface gill nets used by fishermen Banyuwangi taken at random, representing all lemuru surface gill nets in the area Muncar Banyuwangi.

Untuk Lebih Lengkap Tentang Beberapa alat Tangkap Ikan yang pada Gunakan nelayan Bisa di baca juga





ALIH ALAT TANGKAP ARAD

ALIH ALAT TANGKAP ARAD - Mahasiswa Perikanan UNDIP Berperan Dalam Alih Alat Tangkap ARAD pada Jawa Tengah - Konflik Tentang Penggunaan Alat Tangkap Yang nir Ramah Lingkungan dalam akhir akhir ini sebagai Prioritas Kebijakan dari Menteri Kelautan dan Perikanan. 

Dan Untuk memperlancar serta menerima Data pada lapangan dengan baik maka KKP pada Hal ini bekerja sama dengan Universitas Dipenogoro, Semarang. 


ALIH ALAT TANGKAP ARAD


Bentuk Kerja sama tersebut menggunakan mengikutsertakan beberapa Mahasiswa Perikanan UNDIP Untuk menjadi TIM teknis Dalam Review Validasi Data Nelayan menggunakan Menggunakan Alat tangkap ARAD , Dogol, Dan Apollo.

Kerjasama UNDIP Dan BBPI Semarang Sudah Lama Terjalin. Dan Ke depan nya pada Harapkan Setiap Kegiatan Baik Mahasiswa Undip Maupun BBPI Semarang akan Terus Berkolaborasi Untuk Tujuan Majunya Perikanan Di Indonesia.
Daftar  Nama Peserta Review Validasi Data Nelayan Arad pada Jawa Tengah.

Rr. Eling Keyko Yurika   
Muhamad Isnu Hidayat   
Agnes Nindya Puspita   
Mu'ti Ali   
Syifa Fissamawati   
Maulana Ihsan   
Rafdi Agung Maulana   
Fahma Khoirotun Nida   
Siti Mursana   
Ahmad Fauzan   
Adib Khairushubhi A   
Julio Pratama   
Rizal Zakaria   
Intan Roihatul Jannah Hasly   
Budi Triyanto   
Dibyo Agung Prabowo   
sutikno subehi   
Fildah Latifi Yusrin   
Siti Rohmatul K   
Fitriani   
Muhammad Zahrul G   
Lutfie Martdiana N   
Irvan Anggik Arianto   
Marta Eka Putri   
Nayla Mardatilla Putri   
Dwi Fatwa Ningrum   
Nur Arif Setiawan   
Kharismatullah Muna   
Nidia Juniko   
Desca Estiyani Dewi   
Farkhan Najisurya J   
M Beferly Argajuna   
Shasa Chairunnisa   
Miftahurrahmi   
Lisa Komala Sari   
Lukman Faridlo A   
Vida Nikmatul K   
Susan Agustina   
Nova Rodhiyana Mustofa   
Khan Muhammad M   
Anggelina Ferina D.I.L   
Fahrun Nisa'   
Mohamad Rifa   
Sri Wahyuni   
Aji Tarmiji   
Darmadi Pergala H   
Amrina Yusron A   
Alfiani Prahasta Putri   
Dicky Aulia   
Hadi Prabowo   
Lufika Puspita Sari   
Nurcahyati   
Wangsit Nugroho   
Sifa Nur fauzi   
Danar Mahendra K   
M Nu'man El Fakhri   
Tri Asta Ernaldi   
Luthfi Hakim Afifi   
Siti Oftafia Wijayanti   
Feri Irawan   
Muhammad Saifuddin   
Abdurrahman Hamid   
Faisal Karim   
Indri Putri Sekar Rini   
Agung Priyambada   
Chaerul Ahadi 

MENGETAHUI PERBEDAAN PUKAT TARIK DAN HELA

Perbedaan Pukat Tarik Dan Pukat Tarik- Ada beberapa Jenis indera tangkap yang memakai Pukat dan kebanyakan pengoperasian Pukat tersebut memakai 2 metode yaitu Di tarik dan Dihela. Untuk Pukat tarik mempunyai Cara Pengoperasian sama yaitu Pukat di tarik. Baik itu di tarik manual juga pada tarik dengan alat penarik jaring.

Saat Ini eksistensi akan  Pukat hela serta Pukat tarik telah pada larang pengoperasiannya di semua perairan indonesia. Dan pelarangan tadi tertuang dalam Permen KP no 2 tahun 2015 mengenai pelarangan alat tangkap yg tidak ramah lingkungan.

Baca Juga ; Alat Tangkap Pancing Cumi


Jenis Pukat tarik (seine net) gerombolan indera penangkapan ikan berkantong (cod-end) tanpa indera pembuka verbal jaring, Dan Pembuka jaring tadi umumnya menggunaka Otteh Board, besi berpancang.

Perbedaan Pukat Tarik Dan Pukat Hela

Teknik pengoperasian Pukat tarik yaitu dengan cara melingkari grup (schooling) ikan serta menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui ke 2 bagian sayap serta tali selambar. (SNI 7277.6:2008). 
Pukat ditarik ke arah kapal yang sedang berhenti atau berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui tali selambar pada ke 2 bagian sayapnya. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan, pertengahan juga dasar perairan . 

Ada beberapa Jenis indera tangkap Pukat Tarik antara lain :

- Pukat Pantai

Pukat tarik pantai dioperasikan di wilayah pantai untuk menangkap ikan pelagis & demersal yg hayati di wilayah pantai. 

- Lampara Dasar / Dogol

Dogol serta lampara dasar dioperasikan dalam dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal. 

- Payang

Payang dioperasikan pada kolom perairan umumnya menangkap ikan pelagis.
Sedangkan Untuk Jenis indera tangkap Pukat Hela antara lain :

Pukat Hela merupakan gerombolan indera penangkapan ikan terbuat dari jaring berkantong yg dilengkapi menggunakan atau tanpa alat pembuka ekspresi jaring serta pengoperasiannya menggunakan cara dihela pada sisi atau pada belakang kapal yang sedang melaju (SNI 7277.5:2008).

- Trawl

Trawl di operasikan buat menangkap udang dan bisanya trwal pada lengkapi dengan indera bantu seperti winch serta rigs.

- Cantrang

Cantrang dioperasikan menggunakan indera bantu kapstan buat menarik tali selambar dan ketika ini cantrang tengah sebagai polemik pada PANTURA.

- ARAD

Arad sama menggunakan trawl disparitas nya hanya dalam ukuran kapal dan ukuran jaring. Sama sama memakai other board/ pembuka jaring. 

Gambar Pukat Untuk lebih mengetahui bentuk serta macamnya

Demikian sedikit informasinya tentang Perbedaan Pukat Tarik serta Pukat Hela. Semoha berita yang sedikit ini sanggup bermanfaat.

Baca Juga ; 


Bagan Rakit Yang terbuat Dari Dirigen Plastik

"" data-reactid=".C1" href="//www.facebook.com/groups/1543402409260720/?Fref=ts#" role="button" title="Menyukai ini">

PRODUKSI RAJUNGAN DI KABUPATEN REMBANG

Produksi Rajungan Di kabupaten rembang tahun . - Rajunganmerupakan keliru satu komoditas sumberdaya perikanan yg prospekif untuk diekspor, lantaran Rajungan di Indonesia sampai sekarang masih adalah komoditasperikanan yang mempunyai nilai hemat tinggi yg diekspor terutama ke negaraAmerika, yaitu mencapai 60 persen berdasarkan total hasil tangkapan Rajungan (Nugraha,2011). 


Rajungan (blue swimming crabs)adalah biota bahari yang bernilai gizi tinggi, merupakan komoditas ekspordengan nilai jual yg mahal dan semua bagiannya dapat dimanfaatkan,antara lain daging Rajungan banyak digunakan sebagai bahan standar Rajungankalengan, cangkang atau kulit Rajungan bisa diolah menjadi bahan standar kosmetikserta beberapa industry lainnya (Soegiri etal, 2014).

PRODUKSI RAJUNGAN DI KABUPATEN REMBANG

MenurutDirektur Jenderal Pengolahan serta Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KementerianKelautan dan Perikanan (KKP) Saut Hutagalung dalam Jurnas (2014), tahun 2013lalu tercatat ekspor Rajungan senilai USD367 juta, sebanyak USD190 jutadiantaranya merupakan nilai ekspor Rajungan ke Amerika Serikat.

Sementara, tuna kenegeri Paman Sam sebanyak USD115 juta.sedangkan, udang yang nilainya 65% daritotal ekspor perikanan memiliki nilai USD 900 juta.permintaan dalam Rajunganterbilang tinggi.amerika Serikat adalah pasar utama dengan volume sekitar10.900 ton.tuna, output olahannya nir sevariatif Rajungan.ini yg membuatpermintaan dalam kepiting besar ini bertambah terus.padahal, Rajungan belum bisadibudidayakan serta bahan bakunya masih didapat dari alam.


Berdasarkan data Statistik Perikanan Tangkap Indonesia(KKP, 2011) memperlihatkan bahwa produksi perikanan pada periode tahun 2001 - 2011, volumeproduksi perikanan tangkap semakin tinggi rata-rata sebanyak dua,93% per tahun, yaitutahun 2001 sebanyak 4.276.720 ton menjadi 5.714.271 ton dalam tahun 2011. Volumeproduksi perikanan tangkap di bahari dalam periode tadi semakin tinggi rata-ratasebesar 3,06% per tahun, yaitu berdasarkan tiga.966.480 ton pada tahun 2001 menjadi5.345.729 ton pada tahun 2011. 

Sementara itu dari catatan KementerianKelautan dan Perikanan menyebutkan potensi sumberdaya ikan bahari Indonesiadiperkirakan sebesar 6,62 juta ton per tahun, terdiri berdasarkan jenis ikan pelagisbesar 1,05 juta ton per tahun, pelagis mini tiga,24 juta ton per tahun, demersal1,79 juta ton per tahun, udang 0,08 juta ton per tahun, Cumi-cumi 0,03 juta tonper tahun dan ikan karang 0,08 juta ton per tahun. 


Data tersebut menunjukanbahwa potensi perikanan Indonesia cukup akbar sebagai galat satu negaraprodusen ikan konsumsi bahari global.berdasarkan data FAO (2007) Indonesiamenduduki peringkat ke-6 global dalam menghasilkan ikan. Sementara dalam jajaraneksportir, Indonesia menduduki peringkat ke-10 selesainya Thailand, Norwegia, Alaihi Salam,China, Denmark, Kanada, Taiwan, Cili dan Rusia.


PenyebaranRajungan pada Indonesia meliputi daerah yang sangat luas yakni wilayah perairanLaut Jawa, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Selat Makasar, Samudra Hindia danLaut Arafur. Potensi sumberdaya perikanan tadi sesungguhnya dapatdimanfaatkan buat mempertinggi kesejahteraan rakyat, tetapi sampai saatini potensi tadi belum dioptimalkan (Efendy, 2001).

Potensiproduksi secara nasional buat bagian Utara serta Selatan Sumatera masing-masingadalah sebesar 14% serta 21%.sedangkan buat Utara Jawa serta selatan Sulawesimasing-masing merupakan sebanyak 14% and 21%. Wilayah perairan pesisir lainnyaseperti:Barat Sumatera, Barat serta TimurKalimantan, Selatan Jawa, NusaTenggara, Maluku serta Papua hanya memberikan kontribusisebesar 5% dari produksi Rajungan di Indonesia. 

Beberapa daerah dengan potensiRajungan tertinggi tersebut tercatat menjadi lokasi penangkapan Rajungan untuktujuan ekspor, seperti: Bangka Belitung, Lampung, Panimbang, Labuhan, Serang,Karawang, Cirebon, Juwana, Rembang, Madura, Barru, Maros, Makassar, dan Kendari(BBPPI, 2013)


Kegiatanpenangkapan Rajungan bisa dilakukan dengan aneka macam jenis indera penangkapanyang selama ini sudah berkembang, terutama berdasarkan gerombolan jaring (Jaring klitik,Trammel net, Gill netlainnya, aneka pukat: Cantrang, Dogol danTrawl). 

Cara ini disamping kurang ramahlingkungan (kurang selektif) jua kualitas hasil tangkapanya lelatif rendah(biasanya meninggal dan rusak). Dari aspek sumberdaya, cara ini kentara berdampak padapemborosan sumberdaya karena Rajungan merupakan hasil sampingan yg seringsia-sia dan yang tertangkap sebagai nir bernilai meski pada jumlah akbar.disamping itu metode penangkapan tersebut cenderung akan merusak tempat asal dankomunitas Rajungan pun menjadi cepat berkurang (Zarochman, 2005).


Martasuganda (2003), menyatakan bahwa bubu merupakan alattangkap yg bersifat pasif, dipasang di dasar perairan kurang lebih terumbu karang,menggunakan pengoperasian yang baik dan benar, penangkapan Rajungan atau ikan dengan bubuini tidak akan merusak karang. Dibandingkan dengan alat tangkap trawl, bubu mempunyai kelebihan, yaitu lebihselektif yaitu indera tangkap yg hanya dapat menangkap sarana penangkapannya. 

Menurut Martasuganda (2008), alasan primer pemakaianbubu pada wilayah penangkapan kemungkinan ditimbulkan sang beberapa pertimbanganseperti, adanya embargo mengoperasikan alat tangkap selain bubu, topografidaerah penangkapan yg tidak mendukung, kedalaman daerah penangkapanyang tidakmemungkinkan alat tangkap lain buat dioperasikan, biaya pembuatan alat tangkaptergolong murah, pembuatan dan pengoperasian alat tangkap tergolong gampang,output tangkapan dalam keadaan hayati, kualitas output tangkapan mengagumkan, hasiltangkapan umumnya bernilai hemat tinggi dan tersedianya stok ikan ataubiota air lainnya yang bisa ditangkap menggunakan bubu.


Menurut Ameriyani (2014),KabupatenRembang adalah daerah yg terletak di pantai Utara Propinsi Jawa Tengah,dengan luas wilayah lebih kurang 1.014 km² dan panjang garis pantai 63 km. Sebesar 35%berdasarkan luas wilayah Kabupaten Rembang adalah daerah pesisir yaitu seluas355,95 km².kabupaten Rembang memiliki 14 kecamatan, 6 antara lain berada ditepi bahari.posisi Kabupaten Rembang yg dekat menggunakan bahari seharusnya menguntungkankarena memiliki potensi sumber daya laut yang besar .namun kenyataannyakesejahteraan rakyat di Kabupaten Rembang masih kurang.ini berarti potensilaut perlu diarahkan pengembangnnya, sebagai akibatnya perekonomian Kabupaten Rembangbisa meningkat.dataproduksi Rajungan Kabupaten Rembang Tahun 2014 dapat dicermati pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Data Produksi Rajungan Kabupaten Rembang 2014
No
Bulan
Produksi (kg)


1
Januari
24,310.80


2
Februari
22,783.00


3
Maret
16,385.50


4
April
17,646.00


5
Mei
20,766.00


6
Juni
18,993.00


7
Juli
14,384.00


8
Agustus
12,653.00


9
September
10,666.00


10
Oktober
9,386.00


11
November
10,279.00


12
Desember
19,058.00


Total
197,310.30


Sumber : Dataproduksi KUB
Berdasarkan tabeldiatas maka bisa diketahui total produksiRajungan pada Kabupaten Rembangsebesar 197.310,30 Kg. Pada bulanJanuari merupakan animo zenit penangkapan Rajungan, produksirajungan sebanyak 24.310,80 Kg sedangkan ekspresi dominan paceklik terjadi pada bulanOktober menggunakan produksi Rajungan sebesar 9.386 Kg.produksi Rajungandipengaruhi sang musimpenangkapan serta cuaca, dimana pada bulan Oktober cuaca pada perairan KabupatenRembang, angin serta ombak relatif besar sehingga poly nelayan tidak melaut.

Produksiperikanan Kabupaten Rembang mengalami peningkatansebesar68,93 %dari tahun 2008 sampaitahun 2012. Produksi perikanan tangkap yang terdapat di Desa Kabongan Lor Kabupaten Rembang merupakanperikanan tangkap skala kecilsehingga pemanfaatan potensi sumberdaya laut masih rendah menggunakan adanya kabar bahwa sumber daya perikananyang relatif potensial di perairan Rembang bagi nelayan skalakecil, maka perlu dilakukan penelitian untukmeningkatkan hasil tangkapan Rajungan.menurut Kennely serta Craig (1989), 
beberapa faktor yg mensugesti hasil tangkapan dari indera tangkap bubu antaralain adalah bentuk perangkap, umpan, kompetisi antar bubu, soaking time juga posisi penempatan bubu pada perairan. Adanyabeberapa faktor yg mempengaruhi hasil tangkapan Rajungan tadi, makapenelitian tentang perubahankonstruksi bubu dan jenis umpan yg dipakai merupakansalah satu upaya untuk menaikkan hasil tangkapan Rajungan pada Desa KabonganLor Kabupaten Rembang.

TEKNIK MENGOPERASIKAN TRAWL PUKAT HARIMAU

TEKNIK MENGOPERASIKAN TRAWL ( PUKAT HARIMAU ) - Akibat Kebijakan pelarangan alkat tangkap yang dilarang serta nir ramah lingkungan maka yg terdampak merupakan indera tangkap trawl. 

Selama ini Trawl termasuk dalam kategori indera tangkap yg nir ramah lingkungan tetapi tidak ada salahnya jika kita belajar serta mengetahui bagaimana teknik mengoperasikan trawl serta jenis jenis trawl.


Alat tangkap trawl atau yg lebih banyak pada kenal dengan sebutan alat tangkap pukat harimau pernah mengalami kejayaan dan ketika ini alat tangkap tersebut termasuk pada kategori indera yg pada larang pemerintah.

TEKNIK MENGOPERASIKAN TRAWL 

( PUKAT HARIMAU )

Jaring Trawl (trawl nets)

Yаng dimaksud dеngаn jaring trawl аdаlаh ѕuаtu jaring kanting уаng ditarik dibelakang kapal berjalan menelusuri bagian atas dasar perairan buat menangkap ikan, udang serta jenis ikan demersal lainnya. Mеnurut sejarahnya asalnya indera tangkap trawl іnі dаrі bahari tengah dan dalam abab kе 16 masuk kе Inggris, Belanda, Perancis, Jerman serta negara eropa lainnya. 

Jaring trawl уаng sekarang іnі telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan јіkа dibandingkan dеngаn berasal mulanya indera tangkap trawl іnі dibentuk.

Sesuai dеngаn terbukanya lisan jaring, pada dasarnya trawl secara garis besar dараt dibedakan menjadi 3 macam уаіtu :
- Otter trawl : terbukanya ekspresi jaring dikarenakan adanya dua butir papan (otter board) уаng dipasang diujung muka kaki/sayap jaring уаng pada prinsipnya menyerupai layang-layang (kite).

- Beam trawl : terbukanya ekspresi jaring dikarenakan bentangan (rentangan) kayu/besi dalam verbal jaring, disebut јugа fixsmouth trawl.

- Paranzella : terbukanya mulut jaring karena ditarik оlеh dua buah kapal уаng jalannya sejajar dеngаn jeda tertentu, diklaim јugа pair trawl.

A. Otter trawl

Otter trawl termasuk jaring tarik уаng ѕаngаt penting, bаhkаn terpenting dibandingkan dеngаn trawl уаng lain. Otter trawl menggunakan otter board dalam kepentingan membuka lisan jaring kearah horisontal pada saat operasi penangkapan dilakukan. Jіkа dі tinjau dаrі cara operasi penangkapannya maka otter trawl ada јugа уаng dianggap stern trawl serta side trawl.

Stern trawl

Stern trawl аdаlаh otter trawl уаng cara pengoperasiannya (penurunan serta pengangkatan) jaring dilakukan dаrі bagian bеlаkаng (buritan) kapal. Pukat udang (shrimp trawl) dalam prinsipnya terdiri dаrі bagian kantong (cod end), badan (body), sayap (wing), sewakan (otter board) dan tali tarik (warp). Desain pukat udang dalam prinsipnya аdаlаh ѕаmа dеngаn pukat harimau atau jaring trawl lainnya. 

Material (bahan) уаng digunakan аdаlаh PE, nylon, kawat (wire) Pukat udang іnі dioperasikan dеngаn ditarik menelusuri dasar perairan оlеh kapal ukuran 100 GT atau lebih dеngаn anak buah kapal (crew) lebih dаrі 10 orang. Lama penarikan аntаrа 1-tiga jam tergantung keadaan daerah penangkapan (fishing ground). Daerah penangkapan dipilih dasar perairan уаng permukaannya homogen, berdasar lumpur atau lumpur pasir.


Operasi penangkapan dараt dilakukan siang dan malam hari tergantung keadaan jua. Hasil tangkapannya mencakup udang jerebung (Penaeus merguensis), udang windu (Penaeus merguensis), udang dogol (Penaeus merguensis), udang krosok (Penaeus merguensis). 

Hasil sampingannya аdаlаh banyak sekali ikan demersal misalnya : bulu ayam (Setipirnna spp.), petek (Leiognathus spp.), gulamah (Sciena spp.), nomei (Harpodon spp.), rajungan (Portunus pelagicus), cumi-cumi (loligo spp.), sotong (Sepia spp.) serta lain-lainnya.

Double rigged shrimp trawl (Trawl udang ganda)

Trawl udang ganda аdаlаh otter trawl уаng dalam operasi penangkapannya memakai dua buah unit jaring sekaligus уаng ditarik dalam kedua sisi lambung kapal. Dеngаn penggunaan trawl udang ganda іnі tеrutаmа berpengaruh terhadap luas keterangan area penangkapan. Yаng dеngаn dеmіkіаn diperlukan hasil tangkapannya menjadi berlipat ganda dibanding bіlа hаnуа memakai satu jarring.

Side trawl

Yаng dimaksud dеngаn side trawl (trawl samping) аdаlаh otter trawl уаng operasi penangkapan (penurunan jarring/setting of the net dan cara pengangkatan jarring hauling of the net) dilakukan dаrі galat satu sisi lambung kapal. Pada saat penangkapan dilakukan, arah angin merupakan factor krusial.
Dеngаn berkembangnya system penangkapan dеngаn stern trawl maka system penangkapan dеngаn side trawl kurаng bаhkаn tіdаk berkembang lagi.


B. Pair Trawl (Trawl kapal ganda)
Pair trawl аdаlаh termasuk tipe paranzela dianggap trawl kapal ganda, atau јugа diklaim bull trawl karena dі dalam operasi penangkapannya menggunakan dua kapal, dan otter board tіdаk dipakai lagi. 

Pair trawl lebih dikenal ѕеbаgаі fish trawl (trawl ikan). Hasil tangkapan primer аdаlаh ikan-ikan demersal dan sebagian ikan pelagis. Kakap (lutjanus spp.), kurisi (Nemipterus spp.), selar (Caranx spp.), mata merah (Priacanthus spp.), kuniran (Upeneus spp.), manyung (Arius spp.), beloso (Saurida spp.), lencam (Lethrinus spp.), sontong (Sepia spp.), udang barong (Panulirus spp.) serta lain-lainnya.


C. Beam Trawl

Beam trawl dianggap fix mouth trawl atau trawl bermulut tetap atau bingkai tetap. Beam trawl аdаlаh jarring tarik dimana terbukanya lisan jarring dikarenakan adanya rentangan (bentangan) kayu atau besi pada lisan jarring. Bentangan atau rentangan dараt dараt berbentuk bingkai empat persegi panjang atau menyerupai alfabet U terbalik atau seperti kuda-kuda. 

Bentuk jarring lebih menyerupai kerucut dan tаnра sayap /kaki (bandingkan dеngаn jarring dalam otter trawl). Bahan jarring dараt dаrі benang katun, nilon, polyethylene.
Panjang jarring seluruhnya kurаng lebih 2 kali panjang bingkai. Besar mata bervariasi kecil dalam bagian kantong serta membesar kearah bagian lisan.

Hasil tangkapan tеrutаmа udang rebon disamping іtu tertangkap ikan teri, tembang јugа ikut tertangkap. Untuk waktu sekarang іnі beam trawl ѕudаh tіdаk dipakai lagi.

CANTRANG KEMBALI MERADANG DAN TURUN KE JALAN

CANTRANG KEMBALI MERADANG DAN TURUN KE JALAN - Hampir separoh lebih nelayan indonesia masih didominasi nelayan pantai utara jawa. Banyaknya nelayan dipantai utara jawa mengakibatkan bahari jawa menjadi ajang adu banyak menangkap ikan. 

Tak peduli ramah lingkungan atau tidak yang terpenting dapur nelayan bisa makan. 


Tak peduli merusak tempat asal tau tidak yg krusial terdapat penghasilan.



CANTRANG KEMBALI MERADANG DAN TURUN KE JALAN


Nelayan pantai utara jawa poly yang menggunakan alat tangkap cantrang. Dan pelarangan cantrang oleh kementrian kelautan dan perikanan memlalui permen 02 2014. Setidaknya ada nya permen tersebut poly nelayan pantai utara menjadi penganguran.


Cantrang terdapat indera tangkap yang dilarangan dan penggunaan indera tangkap ini telah berlangsung lama sekali. Akibat penggunaan indera tangkap ini. Hampir semua dasar laut pantai utara jawa seperti padang pasir tanpa pohon serta karang.


Menangkap ikan diperbolehkan saja asalkan yang ditangkapnya memakai alat tangkap yang selektif serta ramah lingkungapn.


Sudah hampir setahun pengrusakan tempat asli ikan harus di paksakan berhenti menggunakan indera tangkap semisal cantrang dan indera tangkap dogol

PERMEN KP NO 2TAHUN 2018

Berdasarkan PERMEN KP No. 2 Tahun 2015 menyatakan bahwa penggunaan indera tangkap Pukat Hela (trawls) serta Pukat Tarik (seine nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia dilarang.

Penggunaan alat penangkapan ikan Pukat Hela (trawls) serta Pukat Tarik (seine nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia telah mengakibatkan menurun nya sumber daya ikan serta mengancam kelestarian lingkungan asal daya ikan, sebagai akibatnya perlu dilakukan pelarangan penggunaan alat penangkapan ikan Pukat Hela (trawls) dan Pukat Tarik (seine nets).

Pukat Hela (trawls) merupakan semua jenis indera penangkapan ikan berbentuk jaring berkantong, berbadan serta bersayap yg dilengkapi dengan pembuka jaring yang dioperasikan menggunakan cara ditarik/dihela menggunakan satu kapal yg beranjak. 

Pukat Hela (trawls) merupakan gerombolan alat penangkapan ikan terbuat berdasarkan jaring berkantong yg dilengkapi dengan atau tanpa alat pembuka verbal jaring serta pengoperasiannya dengan cara dihela di sisi atau di belakang kapal yg sedang melaju (SNI 7277.5:2008). Alat pembuka lisan jaring bisa terbuat berdasarkan bahan besi, kayu atau lainnya. 

PERMEN KP No. 2 Tahun 2015

Pengoperasian indera penangkapan ikan pukat hela (trawls) dilakukan dengan cara menghela pukat di sisi atau di belakang kapal yang sedang melaju. 

Pengoperasiannya dilakukan pada kolom juga dasar perairan, umumnya buat menangkap ikan pelagis juga ikan demersal termasuk udang serta crustacea lainnya tergantung jenis pukat hela yang dipakai. 


Pukat hela dasar dioperasikan di dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan demersal, udang serta crustacea lainnya. Pukat hela pertengahan dioperasikan pada kolom perairan, umumnya menangkap ikan pelagis.

Pukat Tarik (seine nets) adalah grup alat penangkapan ikan berkantong (cod-end) tanpa alat pembuka ekspresi jaring, pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan (schooling) ikan serta menariknya ke kapal yg sedang berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui ke 2 bagian sayap dan tali selambar. (SNI 7277.6:2008). 

Pengoperasian Pukat tarik (seine net) dilakukan menggunakan cara melingkari grup ikan pelagis atau ikan demersal menggunakan menggunakan kapal atau tanpa kapal. 

Pukat ditarik ke arah kapal yang sedang berhenti atau berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui tali selambar pada ke 2 bagian sayapnya. 

Pengoperasiannya dilakukan pada bagian atas, kolom maupun dasar perairan umumnya buat menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis pukat tarik yg dipakai. 


Pukat tarik pantai dioperasikan pada wilayah pantai buat menangkap ikan pelagis & demersal yg hidup pada daerah pantai. Dogol dan lampara dasar dioperasikan pada dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal. Payang dioperasikan di kolom perairan umumnya menangkap ikan pelagis.

Pukat hela dan pukat tarik memiliki jenis yg bermacam - macam sesuai jenis ikan yg ditangkap. Berikut jenis berdasarkan masing - masing alat tangkap pukat hela serta pukat tarik. Untuk penjelasan mengenai jenis - jenis pukat hela serta pukat tarik silahkan baca disini. JENIS - JENIS PUKAT HELA (trawl) DAN PUKAT TARIK (seine nets).

Larangan alat tangkap ikan Bukan Tanpa pengkajian terlebih dahulu tetapi sudah banyak kajian yang menyatakan bahwa wilayah perairan indonesia sudah memasuki kekhawatiran lantaran stock ikan menurun dan banyaknya perairan yang sudah over fishing.


Pengaturan tentang permen kp no 2 tahun 2015 semata mata buat melindungi tempat asal dan biota laut buat keberlangsungan sumber daya ikan. Agar anak cucu kita sanggup menikmati hasil perikanan yang melimpah.


Permen Kp yg di keluarkan menteri susi memang banyak menuai pro serta kontra. Lantaran kebijakan yg diambil nir akan mampu memuaskan semua pihak, Tetapi setidaknya adanya Peraturan Menteri No 2 2015 tadi membuahkan nelayan nelayan kecil bisa kembalki menangkap ikan.

Sumber : PERMEN KP No. 2 Tahun 2015. Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkap Ikan Pukat Hela (Trawls) serta Pukat Tarik (Seine Nets) DI Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Semoga Bermanfaat...

REVIEW DATA NELAYAN BANTUAN

REVIEW DATA NELAYAN BANTUAN - Dengan adanya Permen 02 tahun 2015 dan Permen 71 tahun 2016 mengenai pelarangan alat tangkap yg nir ramah lingkungan dan pembagian jalur penangkapan ikan maka Kementrian Kelautan serta perikanan.

Dalam hal ini melalui Direktorat Kapal Perikanan serta Alat Penangkapan Ikan mengadakan Review data tentang Bantuan Alat tangkap sebagai pengganti dari pada alat tangkap yang Mengganggu daerah asal dan tidak ramah lingkungan semisal Arad Dan Dogol.

REVIEW DATA NELAYAN BANTUAN


Review Data Se Jawa Tengah meliputi Daerah diantaranya : 

- Kabupaten Brebes
- Kota Tegal
- Kabupaten Tegal
- Kabupaten Pemalang
- Kabupaten Pekalongan
- Kota Pekalongan
- Kabupaten Batang
- Kabupaten Kendal
- Kota Semarang
- Kabupaten Demak
- Kabupaten Rembang
- Kabupaten Pati
- Kabupaten Cilacap

Acara Ini ini pada adakan di Kantor BBPI Semarang dan di hadiri Oleh Dinas Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kabupaten , Dan Mahasiswa UNDIP Serta Tim Teknis Dari BBPI Semarang.

MENGENAL DESTRUCTIVE FISHING

Mengenal Destructive Fishing - Selain illegal fishing, Untuk mendukung pilar pembangunan KKP dalam hal keberlanjutan dan perikanan yg bertanggung jawab adalah dengan melarang penangkapan ikan yg destructive fishing.

Banyak diantara kita yang belum mengenal destructive fishing pada umumnya. Baik pengertian dan efek yang di timbulkan menurut destructive fishing tadi.

Mengenal Destructive Fishing

Destructive Fishing?

Merupakan kegiatan atau usaha penangkapan ikan dengan menggunakan indera tangkap/indera bantu penangkapan ikan yg merusak sumber daya kelautan dan perikanan. Atau menggunakan istilah lain penggunaaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

Salah satu penyebab munculnya detrimental fishing merupakan mulai menurunnya stok ikan yang ada sebagai akibatnya metode penangkapan ikan yg digunakan pun menjadi semakin ekstrem. Metode penangkapan yg tergolong ekstrem semisal saja aklat tangkap cantrang, arad , dogol dan Trawl.

Dampak Destructive Fishing

Setidaknya terdapat 3 (tiga) pengaruh besar yang ada dampak kegiatan destructive fishing, diantaranya :

1.merusak terumbu karang serta tempat asal ikan

2.kematian aneka macam jenis serta ukuran ikan

3.mengancam keselamatan jiwa.

Kegiatan Destruktive Fishing

1. Penangkapan ikan menggunakan racun dan bahan peledak

Penggunaan racun buat penangkapan ikan saat ini sudah sebagai umum dilakukan baik di lingkungan perairan tawar juga perairan bahari. Tidak hanya di Indonesia, dibeberapa Negara misal Filipina yg kini mulai hancur. Masuknya bahan peledak juga mengaibatkan keselamatan dari pelaku menjadi terancam

Dibanyak loka penggunaan racun buat menangkap ikan adalah teknik penangkapan tradisional, namun impak negatifnya berlipat ganda. 

Racun kimia yg digunakan dapat membunuh seluruh organisme di ekosistem termasuk karang yg membangun terumbu karang.

Penggunaan peledak khususnya untuk menangkap ikan hias juga telah poly terjadi. Ledakan bias menghasilkan semacam kawah yg relative akbar menghancurkan antara 10-20 meter persegi dasar laut. 

Penggunaan bahan peledak tidak hanya membunuh ikan target tetapi jua plants dan hewan yang terdapat pada sekitarnya. Di wilayah terumbu karang, rekonstruksi daerah asal yg rusak memakan saat yg sangat lama .  

Selain menghambat tempat asli, penggunaan bahan peledak serta racun pula mengancam jiwa/keselamatan si penangkap itu sendiri.

2. Penangkapan ikan dengan jaring dasar

Umumnya dipakai sang nelayan besar yg menggunakan metode penangkapan menggunakan jarring yg sangat akbar dan diberi pemberat sampai menyentuh dasar laut, mengumpulkan atau menghancurkan segala sesuatu yg terdapat pada dasar laut yg mereka lewati. 
Banyak spesies termasuk yang beresiko punah secara tidak sengaja tertangkap serta lalu dilembapr balik ke laut (bycatch). Dampak yg ditimbulkan dari metode ini adalah selain menghambat daerah asal ikan, pula membuat banyak bycatch (banyaknya jenis serta ukuran ikan yg mangkat ) yg berpengaruh terhadap ketersediaan asal daya ikan.

3. Ghost Fishing

Hal ini terjadi dampak alat tangkap (seperti jarring) yang secara sengaja atau tidak disengaja ditinggalkan/dibuang pada laut. Jarring ini terus-menerus menjebak ikan serta makhluk hidup laut yang lainnya bahkan sampai mamalia laut akbar. 

Setiap ikan yg tersangkut dijaring akan meninggal lantaran kelelahan setelah berupaya untuk melepaskan diri dari jaring. Dampak yg bisa muncul dari kejadian seperti ini merupakan hilangnya stok sumberdaya ikan.

Demikian artikel mengenai mengenal destructive fishing dan semoga para pelaku destructive fishing bisa mulai meninggalkan pola pola yang mampu mengancam jiwanya sendiri serta keberlangsungan daerah asal. Komitmen KKP buat memberantas destructive fishing telah mulai pada lakukan.