MEDIA PEMBELAJARAN YANG UNGGUL DENGAN MEDIA GRAFIS

Dalam pembuatan media pembelajaran, media grafis adalah keliru satu konsep yang paling cantik dipakai buat mendukung pembuatan media pembelajaran tadi. Lantaran itu para pendidik guru serta mahasiswa harus tahu serta menguasai mengenai media grafis ini. Adapun pengertian Media grafis merupakan media yang mengutamakan gambar atau media yang menekankan persepsi alat penglihatan serta menyalurkan pesan lewat simbol-simbol visual.
Sebelum ke media grafis (produknya) kita akan meninjau terlebih dulu mengenai apa serta bagaimananya desain grafis.
Desain Grafis merupakan seni terapan yg digunakan buat kegiatan produksi, bukan semata-mata buat memenuhi kebutuhan emosional yg menyebabkan kepuasan batin misalnya yg dilakukan sang seni murni. Tetapi diusahakan walaupun bergerak di seni terapan kebutuhan emosi pada berkarya tetap terdapat. Mengapa demikian? Lantaran kita dalam berkarya wajib menyenangi pekerjaan tersebut. Dengan menikmati pada bekerja, kepuasan batin terpenuhi dalam berkarya, tahu batasan-batasan pada berkarya, maka kita akan sebagai orang yang profesional di bidang desain grafis. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Martin sbb:
Graphic Design is a term broadly covering art and design processes associated wiyh reproduction in a commercial context, e.G. Design for publishing, advertising, display, film, and television. It involves the use of letterforms, symbols, and image designed to convey specific information and includes various disciplines such as illustration, lay out, technical illustration and typography. Methods of reproduction are usually based on photographic technigues, how ofeten controlled by computerized systems. Also call commercial graphic (Martin, 1986 h. 94).
Media pembelajaran yg mengaplikasikan Media Grafis utamanya adalah untuk media cetak tetapi dengan kemajuan teknologi dalam penerapannya bisa diaplikasikan ke media elektronik (film, televisi, maupun personal komputer ) serta pada bentuk yang tidak hanya dua dimensi saja. Contoh buat 3 dimensi: iklan pada balon udara yg menyerupai bentuk aslinya dengan berukuran akbar, animasi tiga dimensi, maket (bentuk miniatur), serta semacamnya. Grafis meliputi istilah-kata, simbol, serta gambar yg merupakan alat berita dan komukasi  termasuk gambaran, tata letak, dan susun alfabet . Contoh di publikasi serta periklanan: Iklan majalah, poster, billboard, buku, spanduk, umbul-umbul, pameran, serta semacamnya. Contoh buat film serta televisi: storyboard, animasi atau film kartun, art director, personal komputer grafis, serta semacamnya. Contoh buat fotografi: setting, seni fotografi, serta semacamnya. Contoh di komputer: desain presentasi, desain tampilan Multimedia, desain tampilan web, serta semacamnya.
Dalam media pembelajaran, tujuan menurut media grafis adalah untuk mempertinggi kemampuan media pembelajaran menjadi media yang sanggup menarik perhatian, mengikat perhatian, serta mengakibatkan kesan yang tentunya nir meninggalkan segi estetikanya.
Media Grafis merupakan salah satu indera komunikasi yg lebih menonjolkan visualnya. Visual adalah indera komunikasi yang gampang diingat dan gampang dimengerti oleh segala lapisan warga . Ada beberapa pendapat mengenai hal tadi:
Berbicara hanyalah keliru satu berdasarkan alat reseptif/mendengar. Riset membuktikan, hanya 11% warta diterima alat pendengaran, sedangkan 75% diterima secara visual (Malouf, h. 81).
Sarana presentasi banyak membantu pembicara serta peserta dalam mendukung penyampaian pesan, sebagai akibatnya berhemat ketika, baik presentasi maupun penyampaiannya.
Doug Malouf, dalam tulisannya How to Create and Deliver a Dynamic Presentation, memberikan tanggapan dramatis melalui 5 alat (Malouf, 1988 : 81):
1. Penciuman 3persen
2. Pengecap 4%
3. Peraba 7persen
4. Pendengaran 11%
5. Penglihatan 75%

DAMPAK KOMUNIKASI

Sebuah studi dari UCLA (University of California at Los Angeles) menemukan 90% lebih daru apa yang dipahami serta dipercaya peserta berasal berdasarkan pesan audio serta visual. Untuk teks hanya sebanyak 7% (Brody & Kent, 1993, h. 23)
Sebuah studi yg cukup berpengaruh dilakukan Wharton Reasarch Center pada University of Pennsylvania dalam tahun 1981 menemukan, ingatan terhadap presentasi ekspresi saja hanya 10%. Bandingkan menggunakan tingkat ingatan berdasarkan kombinasi komunikasi mulut dan visual yg berjumlah 50% -- suatu penambahan 400% pada efektivitas (Hallan, h. 42-43).
Kekuatan komunikasi visual secara jelas ada tahun 1986 lewat studi yg disponsori 3M dan dilakukan University of Minnesota Management Information System Research Center. Ini memperkuat kesimpulan studi Wharton, bahwa pembicara yg memakai slide berdasarkan personal komputer dan transparansi overhead 43% lebih persuasif daripada pembicara yg nir menggunakan visual (Hall, 1993, h. 43).


INGATAN TERHADAP PESAN


Sebuah laporan yg diterbitkan Decker Communications Inc. Di US membentuk temuan yang sama dari risetrnya seperti diperlihatkan grafik/chart TUJUAN YANG INGIN DICAPAI. Decker Communications menyimpulkan, pembicara tanpa visual mencapai sasarannya pada 33% kasus, sementara pengguna visual mencapai sasarannya dalam 67% perkara (Malouf, 1988, h. 82).

TUJUAN YANG INGIN DICAPAI

Media Grafis sejak dahulu persisnya kapan belum bisa memastikan, karena sebelum Masehipun simbol-simbol sudah digunakan serta hingga sekarangpun masih efektif buat digunakan. 


Demikian tentang media pembelajaran yg unggul dengan media grafis, semoga berguna. Terimakasih.

Sumber : Disarikan dari berbagai sumber
referensi:
Arief S. Sadiman, 1994. MediaInstruksional serta Karakteristiknya, Pusteekom dikbud
Danton Sihombing, 2001. MFA. Tipografidan Desain Grafis, PT Gramedia Pustaka Alam, Jakarta
Jim Macnamara, The Modern Presenter’s Handbook,1996 by Prentice Hall Australia Pty L.td.
Martin, Judy. 1986. Lognman Dictionary of Art. England:Longman Group Limited.
Taufik Rachmad. 1994. Grafis buat Produksi Media, Pustekkom Dikbud.


100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK BAGIAN 2

Cara flexi---Bagi guru, pendidik dan Tutor yg ingin melakukan aktivitas penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK), perlu melakukan pengumpulan bahan dan data, baik itu data primer juga data skunder. Banyak langkah serta tahapan yang wajib dilakukan pada penelitian yg baik. Salah satunya merupakan memilih kasus serta menentukan judul yg akan dibahas pada penelitian tadi. Untuk memudahkan para calon peneliti, khususnya bagi para peneliti pemula yg baru pertama kali melakukan penelitian, berikut ini redaksi Cara flexi merangkum beberapa contoh Judul penelitian tindakan kelas,  semoga bisa membantu buat memudahkan penentuan judul dan aktivitas penelitian PTK selanjutnya; 

Model Penemuan dan Pemecahan Masalah dengan PendekatanRealistik dalam Pembelajaran Matematika di SD Pertiwi Teladan Metro TahunPelajaran 2005/2006

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia MelaluiPembelajaran Pakem Pada Siswa Kelas dua SDN……… Tahun 2010/2011

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I-BSMPN 5 Kendari Melalui Model Kooperatif Tipe Think-Paire-Share

Meningkatkan Prestasi BelajarPKn Materi Persatuan serta Kesatuan BangsaMelalui Media Pembelajaran Microsoft OfficePowerpoint Pada kelas III SD Negeri… Tahun Pelajaran….

Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab melaluiPermainan (Studi pada SD Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansur Malang)

Model Pembelajaran Seni Rupa pada SMU Negeri dua Malang denganPenggunaan Desain Media Reproduksi Grafika buat Mengembangkan Kreativitas Anak

Model Reader Respons buat Meningkatkan Minat dan KeberanianSiswa Mengemukakan Tanggapan dalam Pembelajaran Sastra Sunda di SMA Pasundan 2Bandung

Optimalisasi Pemanfaatan Lingkungan menjadi Sumber Belajardalam Meningkatkan Aktivitas Bertanya dan Kemampuan Menjelaskan Konsep danPrinsip Fisika pada Kelas 1 Sekolah Menengah Atas 3 Padang

Optimalisasi Penggunaan Asesmen Otentik untuk MeningkatkanKerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Sains pada SDN Puncakmulya KecamatanManonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Optimalisasi Pontensi Unggulan Lokal dalam PembelajaranAritmetika Sosial dalam Siswa Kelas VII SMPN 9 Semarang, sebagai ImplementasiKurikulum Berbasis Kompetensi

Pelaksanaan Pembelajaran Kimia yg Berorientasi padaStruktur pada rangka Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMA PGRI Cililin Kab.bandung

Pemakaian bahasa Komunikatif buat Meningkatkan KemampuanMemecahkan Soal Cerita Matematika pda Siswa Kelas lima Sekolah Dasar Negeri 15 Surakarta

Pemaksimalan Kompetensi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas tiga Semarang denganPendekatan Penerapan Penelitian dalam Pembelajaran Kimia

Pemanfaatan Media Televisi Untuk Meningkatkan Aktivitas danKemampuan Berbicara Siswa Kelas IXe SMP Negeri 1

Pemanfaatan Simulasi Komputer sebagai Media Pembelajaranuntuk Mengatasi Miskonsepsi Fisika Konsep Mekanika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5Palu

Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Memanfaatkan Aneka SumberBelajar di SMPN I Pugung Kabupaten Tanggamus

Pembelajaran Bangun Ruang Secara Konstruktivis denganMenggunakan Alat Peraga di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Watampone

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Komputer ProgramInteractive Atlas 2002 buat Meningkatkan Penguasaan Materi Region Siswa KelasIX SMPN 4 Sindue

Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai Upaya MeningkatkanHasil Belajar Matematika Siswa Kelas I Madrasah Aliyah Negeri Selong

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) denganModel Jigsaw dalam Pembelajaran Sains pada Sekolah Menengah pertama Kartikatama Metro Tahun Pelajaran2005/2006

Pembelajaran di Luar Kelas menggunakan Pendekatan PemecahanMasalah Bersama buat Meningkatkan Motivasi Belajar serta Pemahaman KonsepLingkungan Siswa Kelas III SDM Kota Metro

Pembelajaran di Luar Kelas menggunakan Pendekatan PemecahanMasalah Bersama buat Meningkatkan Motivasi Belajar serta Pemahaman KonsepLingkungan Siswa Kelas III SDM Kota Metro

Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia denganPendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw buat Peningkatan Keterampilan Scientifikdalam Mata Pelajaran Fisika pada SMUN 1 Depok Slemant Yogyakarta

Pembelajaran Konstruktivisme dalam Meningkatkan KemampuanMembaca Pemahaman Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum

Pembelajaran Kontekstual menggunakan Metode Inkuiri untukMeningkatkan Kemampuan Berpikir, Hasil dan Motivasi Belajar IPA pada SiswaKelas V Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim III Malang

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam MeningkatkanAktivitas dan Hasil Belajar Diklat Menyiapkan, Menyajikan Minuman Non-AlkoholSiswa II A1 SMKN dua Singaraja

Pembelajaran Matematika Berbantuan Alat Peraga untukMenciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan bagi Siswa Kelas tiga Sekolah Dasar Sampangan 04Semarang

Pembelajaran PKn Menggunakan Metode Permainan Ular TanggaUntuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Pada KompetensiDasar Budaya Demokrasi

Pembelajaran Sain Berbasis Proyek (Project Based Learning)buat Meningkatkan Academic Skill Siswa MI Miftahul Ulum Serut 02 Jember

Pemberdayaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam UpayaMeningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Laboratorium UPIKampus Cibiru

Pemberdayaan Prior Experience dalam Pembelajaran ModulPraktikum menggunakan Model Experential Learning sebagai upaya MeningkatkanKompetensi Sains Siswa SMPN dua Singaraja

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untukMengintegrasikan Nilai-Nilai Imtaq dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2006/2007

Pendekatan Salingtemas dikombinasikan Pemakaian Multimediadalam Pembelajaran Kimia kelas X buat Meningkatkan Kompetensi Kerja IlmiahSiswa SMA Negeri 6 Palu

Penerapan Asesmen Kinerja untuk Meningkatkan KompetensiSiswa pada Kerja Ilmiah pada Pembelajaran PA-Biologi pada SMP Negeri 40 Semarang

Penerapan Ekspositori Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarIPA Pada Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan aktivitas Hands on Activity dan ModifiedDiscovery-Inquiry pada Mata Pelajaran Biologi buat Meningkatkan Aktivitas danHasil Belajar Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang

Penerapan Metode Pembelajaran Bcm Untuk MeningkatkanPrestasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas I Sekolah Dasar Negeri…… Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Metode Pembelajaran Konsultatif (Sebuah Inovasidalam Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi) buat Meningkatkan HasilBelajar Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas II SMAN 1 Arjasa Jember

Metode Pembelajaran Konsultatif (Sebuah Inovasi dalamPembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi) buat Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Mata Pelajaran Biologi Kelas II SMAN 1 Arjasa Jember

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team AssistedIndividualization Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi OperasiHitung Pada Siswa Kelas…… Tahun 2010/2011

Penerapan Metode Permainan buat Meningkatkan KualitasPembelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Negeri Jatinegara 05Pagi Cakung Jakarta Timur

Penerapan Metode Reward Dalam Meningkatkan Motivasi BelajarMatematika Siswa Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah Al-Amin Dempelan Tahun Pelajaran2009/2010

Penerapan Metode SQ3R sebagai Upaya buat MeningkatkanTingkat Kemampuan Penguasaan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III SLTP Negeri 27

Penerapan Metode STAD Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarSiswa Bidang Study IPA Sekolah Dasar Negeri…. Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction(TAI) buat Mengatasi Pertarunga pada Pembelajaran Kimia AkibatHeterogenitas Kemampuan Siswa pada Kelas X SMA Negeri 2 Banjarmasin

Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untukMeningkatkan Kompetensi serta Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri1 Singaraja Tahun Pelajaran 2006/2007

Penerapan Model Pembelajaran Advanced Organizer untukMeningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kimia Siswa XI Ilmu Alam SMANegeri 5 Kendari

Penerapan Model Pembelajaran Inquiri pada rangkaMeningkatkan Penguasaan Konsep Siswa serta Keterampilan Siswa pada PenemuanKonsep secara Mandiri pada SMPN 21 Surabaya

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam PeningkatanMotivasi serta Partisipasi Siswa serta Kualitas Hasil Belajar pada SMA Negeri IISamarinda

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group InvestigationDengan Pendekatan Salingtemas (Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) DalamMeningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi SiswaKelas X SMA Negeri

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw denganTongkat Estafet untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Makanan(Kaji Tindak di Kelas VIII A Sekolah Menengah pertama Negeri dua Kendari)

Penerapan Model Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran)Dalam Meningkatkan Pemahaman Makna Keterbukaan Dalam Kehidupan Berbangsa danBernegara Pada Siswa Kelas XI IPA-1 SMA

Pembalajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media SuratKabar Pada Siswa Kelas V SDN……

Penerapan Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah pada KonsepCiri-ciri Makhluk Hidup buat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SLTPMuhammadiyah 5 Surabaya

Penerapan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah yangDiintervensi dengan Peta Konsep buat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia diSMU

Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah menggunakan StrategiKooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains buat Meningkatkan KemampuanBerpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang

Penerapan Pembelajaran Fisika Dengan The 5 E Learning CycleModel Untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Pengajar dan Siswa Serta PrestasiBelajar Siswa Kelas VII E SMP Negeri

Penerapan Pembelajaran Kontekstual buat MeningkatkanMotivasi serta Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN tiga Porong

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Model GroupInvestigation (GI) Untuk Meningkatkan Aktivitas serta Hasil Belajar Siswa KelasXI SMA

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams GameTournaments) buat Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika(Studi di SMP Negeri 4 Purwokerto)

Penerapan Pembelajaran Matematika menggunakan Metode Improveuntuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Aktifitas Belajar Siswa Kelas 2Sekolah Menengah (Sekolah Menengah Atas) Negeri I Balaraja Kabupaten Tangerang – Banten

Penerapan Pembelajaran Perspektif Pemodelan MatematikaBermediasi RME buat Penalaran dan Penguasaan Konsep Statistika bagi SiswaKelas II SMUN 3 Palangkaraya

Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw untukMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (PenelitianTindakan Kelas pada Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Dolo)

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam UpayaPeningkatan Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas dua SDN….. Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Pendekatan Kolaboratif Murder Dalam MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Sosiologi Para Siswa Kelas XI IPS1 SMAN

Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Tanya JawabDalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas dua Sd Negeri……… Tahun2010/2011

Penerapan Pendekatan Open-Ended dan PAKEM (PembelajaranAktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) dalam Sub Pokok Bahasan Operasi Pecahandi Kelas VII SLTP Negeri 1 Palu

Penerapan Pendekatan Struktur Konsep buat PeningkatanPemahaman serta Penerapan Konsep Fisika dalam Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMPNegeri 19 Palu

Penerapan Pengajaran Konseptual Interaktif dan PemecahanMasalah buat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X3 Sekolah Menengah Atas Negeri 3Singaraja

Penerapan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam rangkaPeningkatan Penguasaan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas IV SekolahDasar Negeri Kertajaya XIII Surabaya

Penerapan Pola Pembelajaran Edutainment untuk MeningkatkanMotivasi Belajar Siswa pada Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Surabaya

Penerapan Strategi Belajar dengan Model Pembelajaran QuantumTeaching buat Meningkatkan Keaktipan Belajar Siswa Prestasi Hasil Belajar padaSiswa Kelas III di Sekolah Menengah Atas Negeri tiga Jember Tahun Ajaran 2005 – 2006

Penerapan Strategi Mind Mapping Untuk Meningkatkan KompetensiBerbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas XI IPA1 Sekolah Menengah Atas Negeri

Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah denganPenilaian Berbasis Kelas buat Meningkatkan Kompetensi Fisika Siswa Kelas IISMP Negeri dua Singaraja

Penerapan Strategi Suggestopedia dalam upaya MeningkatkanKemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMPNegeri 1 Palembang

Pengaruh Pembelajaran Dengan Pemberian Balikan DalamMeningkatkan Prestasi Belajar  PKn   Pada Siswa Kelas ………………………………………….. TahunPelajaran 2010/2011

Pengaruh Pengembalian Tugas “PR” Siswa Terhadap MotivasiBelajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri …. Kecamatan …. Kabupaten….  Tahun Pelajaran 2010/2011

Pengefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen melaluiPemanfaatan Pertanyaan “Bagaimana apabila …” pada Siswa Kelas X MAN Malang I

Pengefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen melaluiPemanfaatan Pertanyaan “Bagaimana apabila …” pada Siswa Kelas X MAN Malang I

Pengembangan Instrumen Evaluasi Berbasis Kelas dalamPembelajaran Fisika Melalui Optimasi Rubrik Performance Assessment

Instrumen Evaluasi Berbasis Kelas dalam Pembelajaran FisikaMelalui Optimasi Rubrik Performance Assessment

Pengembangan Model Keterampilan Proses Berbasis Kompetensiuntuk Meningkatkan Kualitas Proses serta Produk Pembelajaran Pengetahuan Sosialdi Sekolah Dasar

Pengembangan Model Keterampilan Proses Berbasis Kompetensiuntuk Meningkatkan Kualitas Proses serta Produk Pembelajaran Pengetahuan Sosialdi Sekolah Dasar

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Masalahuntuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah pertama Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran2006/2007

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Masalahuntuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah pertama Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran2006/2007

Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik untukMeningkatkan Aktifitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 27 Ampenan

Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik untukMeningkatkan Aktifitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 27 Ampenan

Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis menggunakan ModelMenulis Proses dan Penilaian Portofolio pada SD Kabupaten Sumedang

Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis menggunakan ModelMenulis Proses dan Penilaian Portofolio pada SD Kabupaten Sumedang

Penggunaan Aktivitas-Aktivitas Model (Model Activities)pada Pembelajaran Menulis pada SD.

Penggunaan Aktivitas-Aktivitas Model (Model Activities)pada Pembelajaran Menulis pada SD.

Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Upaya MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 20 Serang

Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Upaya MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 20 Serang

Penggunaan Bagan Dikhotomi Konsep menjadi PendekatanKontekstual buat Meningkatkan Hasil Belajar Keanekaragaman Hewan pada SiswaKelas I SMP Negeri 9 Semarang

Penggunaan Bagan Dikhotomi Konsep menjadi PendekatanKontekstual buat Meningkatkan Hasil Belajar Keanekaragaman Hewan pada SiswaKelas I SMP Negeri 9 Semarang

Penggunaan Buku Bergambar buat Meningkatkan KeterampilanMembaca Cerita Siswa Kelas II SDN Jepara dua Surabaya

Penggunaan Buku Bergambar buat Meningkatkan KeterampilanMembaca Cerita Siswa Kelas II SDN Jepara dua Surabaya

Penggunaan Media Cerita Bergambar Berbasis PendekatanKomunikasi Total buat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu KelasRendah di SLB Bagian B YPTB Malang

Penggunaan Media Cerita Bergambar Berbasis PendekatanKomunikasi Total buat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu KelasRendah di SLB Bagian B YPTB Malang

Penggunaan Metode Bermain Peran Pada Pembelajaran SejarahIslam Untuk Meningkatkan Penghayatan Terhadap Ajaran Islam Dalam KehidupanSehari-Hari Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah pertama Negeri

Penggunaan Metode Bermain Peran Pada Pembelajaran SejarahIslam Untuk Meningkatkan Penghayatan Terhadap Ajaran Islam Dalam KehidupanSehari-Hari Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah pertama Negeri

Penggunaan Metode Poster Comment Dalam Pembelajaran BahasaInggris Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar Negeri……….tahun Pelajaran…..

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (CooperativeLearning) Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (CooperativeLearning) Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Siklus Belajar dan BelajarKooperatif Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Negeri I Tumpang – Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Siklus Belajar dan BelajarKooperatif Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Negeri I Tumpang – Malang

Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri BermediaKarikatur buat Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menulis Siswa SMP Lab.ikip Singaraja

Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri BermediaKarikatur buat Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menulis Siswa SMP Lab.ikip Singaraja

Penggunaan Software SIG Khusus menggunakan PendekatanPembelajaran Aktif buat Mempermudah Penguasaan Kompetensi SIG padaPembelajaran Geografi di SMAN I Surakarta

Pengkombinasian Problem Possing dan Cooperative Learninguntuk Pengajaran Matematika di Kelas Unggul dalam SMP Rintisan Sekolah StandarNasional

Penguasaan Kata-istilah Bersinonim pada Menyusun KalimatEfektif Guna Meningkatkan Mutu Belajar Pada Siswa Kelas ……… Tahun Pelajaran 2005/2006.

Peningkatan Daya Berpikir Kritis Siswa terhadap KondisiLingkungannya melalui Penggunaan Peta Konsep pda Pembelajaran Sosiologi KelasVII SMPN 1 Aikmel

Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Anak Autis melaluiImplementasi Pendekatan Individualized Education Program (IEP) pada Sekolah Dasar Negeri InklusifKlampis Ngasem 1-246 Surabaya

Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Sosial melaluiPembelajaran Kontekstual Model Berkemah dan Media Pembelajaran Lingkungan pada SD

Peningkatan Image Anak tentang Tempat-Tempat Jauh(Hubungannya dengan Kehidupan Manusia serta Lingkungan) melalui Media Gambar danGroup Discussion pada Sekolah Dasar Negeri Kranjingan tiga Sumbersari-Jembe

Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Teknik Tell Me WhatYou See I dalam Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 210 Palembang

Peningkatan Kemampuan Membawakan Acara Dalam AktivitasPembelajaran Berbicara Dengan Pendekatan Lesson Study Pada Peserta Didik KelasVIIIa SMPN

Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Unsur Instrinsik DongengMelalui Teknik Bercerita Siswa Kelas lima SD Negeri 4 Lubuk Linggau

Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Siswa Kelas XISMA Negeri 4 Lubuk Linggau Melalui Pengintegrasian Metode Clustering danJournalist’s Questions

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Membaca Siswa Kelas VII BSMP Negeri Melalui Model Pembelajaran PBL Teknik Bercerita

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Membaca Siswa Kelas VII BSMP Negeri Melalui Model Pembelajaran PBL Teknik Bercerita

Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melalui PendekatanProses Membaca dalam Membaca Cerita pada Kelas 3 SD Negeri Bendogerit Kota Blitar

Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melaluiPendekatan Proses Membaca pada Membaca Cerita pada Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri BendogeritKota Blitar

Peningkatan Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII FSMP Negeri 2 Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang

Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII F Sekolah Menengah pertama Negeri 2Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Apresiasi Sastra pada MataPelajaran Bahasa Daerah di Kelas 7 SMPN 2 Sidoarjo melalui Penerapan AsesmenAutentik

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi melaluiPembelajaran Kooperatif Tipe Penyelidikan Kelompok dalam Siswa Kelas X SMAN 3Metro Lampung

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Gejala-Gejala Alam denganMenggunakan Media Pembelajaran Mock Up di SD Negeri Embong 2Bandung.

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA MenggunakanPembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, serta Menyenangkan (PAKEM) pada Siswa Kelas5 SD Negeri dua Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui PendekatanPembelajaran Kontekstual (CTL) Kelas VII pada SMP Negeri tiga Metro Tahun 2005

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia pada Madrasah AliyahNegeri Model Kota Palu Melalui Pendekatan Kontekstual dengan MengoptimalkanKegiatan Pembelajaran pada Laboratorium.

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika dalam MateriAritmetika Sosial Menggunakan Pendekatan Kontekstual

Peningkatan Kualitas Pembelajaran buat Melatih KeterampilanBerpikir pada Proses Ilmiah Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah diSMA Negeri-1 Palangkaraya

Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas 1 SMK Negeri 1Palangkaraya pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pemberiaan Feedback danReinforcement

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata PelajaranBiologi melalui Pembelajaran Kooperatif di Sekolah Menengah pertama Negeri 24 Makassar

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII dalam PelajaranSejarah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams AchievementDevision) pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Purwokerto

Peningkatan Mutu Proses serta Hasil Belajar Matematika melaluiPenerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Siswa Kelas II SMA Negeri 21Makassar

Peningkatan Partisipasi Siswa dengan Model Inkuiri BerbasisCTL (Contextual Teaching and Learning) pada Pembelajaran Kewarganegaraan KelasXI SMA Negeri 1 Jetis, Bantul Yogyakarta

Peningkatan Pemahaman Geografi menggunakan Strategi PembelajaranBerbasis Masalah dalam Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Kelas XSMA Negeri I Batu

Peningkatan Pemahaman Pengajar mengenai Pembelajaran Matematikadalam Bahasa Inggris melalui Supervisi Klinis pada Kelas VII Koalisi Sekolah Menengah pertama Negeri 1Palembang

Peningkatan Pemahaman Konsep Hukum Bacaan Nun Mati DanTanwin Serta Mim Mati Melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual Siswa Kelas 1Pada Sekolah Menengah pertama Negeri

Peningkatan Pemahaman Konsep-Konsep Biologi Melalui StrategiM2E (Mapping, Matrix, & Elaboration) pada Siswa Kelas 1 Sekolah Menengah pertama Negeri 5Banjarmasin

Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas tiga SMP Negeri TerhadapKonsep Kelangsungan Hidup Organisme Melalui Pendekatan Inkuiri Terpimpin

Peningkatan Pembelajaran Aktif dalam Mata PelajaranPengetahuan Sosial menggunakan Teknik Jigsaw pada Sekolah Menengah pertama Negeri 17 Palembang

Peningkatan Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Prosesdan Media Gambar di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Menteng 6 Palangkaraya

Peningkatan Pemerolehan Bahasa Indonesia Ragam Tulis SiswaMadrasah Ibtidiyah Aliyah II Palembang melalui Strategi Kooperatif IntegrasiMembaca serta Menulis

Peningkatan Penguasaan EYD Karangan Narasi dengan TeknikKoreksi Teman Sebaya Siswa Kelas VI SD Anjasmoro 02 Semarang

Peningkatan Peran Aktif serta Motivasi Belajar Siswa SMPMuhammadiyah Sumbang melalui Pendekatan Keterampilan Proses dengan MetodeDiscovery

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun DatarSegi Empat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Siswa Kelas VII-AUptd Sekolah Menengah pertama Negeri

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun DatarSegi Empat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Siswa Kelas 2 SMPNegeri

Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Menulis Permulaan AnakBerkesulitan Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan MetodeVAKT di Sekolah Dasar Permata Hijau Rancaekek Kab. Bandung

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan ModelPembelajaran Partisipatif Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kelas XI.ips.2

Peningkatkan Prestasi Belajar Masalah Ekonomi InternasionalPada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Siswa Kelas XII-Is Sekolah Menengah Atas Negeri Semester IMelalui Penerapan Metode Bervariasi

Perbaikan Teknik Menyanyikan Nada-nada Melodi melaluiTeknologi MIDI di SD Negeri Kalasan I – Yogyakarta

Perbandingan Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa YangDiajar Dengan Model Pembelajaran Konvensional, Problem Solving dan STAD PadaMateri Hidrolisis Garam Pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri Tahun Ajaran 2007/2008

Strategi Manajemen Saluran Penanganan Bimbingan danKonseling buat Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab dalam Siswa SMPN 1Selong

Tindakan. Kelas Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SdMelalui Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetensi

Upaya Meminimalkan Miskonsepsi Dan Meningkatkan PemahamanKonsep-Konsep Ipa Melalui Pembelajaran Konstruktivistik Bagi Siswa Kelas Iv Sd

Upaya Menciptakan Suasana Belajar Menyenangkan melaluiOptimalisasi Jeda Strategis dengan Karikatur Humor pada Mata PelajaranMatematika pada Sekolah Menengah Atas Negei 7 Padang

Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Kimia sinkron KBK 2004 diKelas X SMA Negeri 5 Semarang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melallui PemberianBimbingan Belajar Di SD anagiri Kab. Kulon Progo

Upaya Mengembangkan Kemampuan Siswa Meneliti Sejarah Lokalmelalui Model Inkuiri dalam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purwokerto Tahun Ajaran2006 – 2007

Meningkatan Motivasi Belajar Grafitasi Dan Gerak Benda MataPelajaran Ipa Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas V Tahun Pelajaran2010/2011

Upaya Meningkatan Motivasi Belajar Grafitasi Dan Gerak BendaMata Pelajaran Ipa Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas V Tahun Pelajaran2010/2011


Upaya Meningkatkan Apresiasi Sastra Jawa Pengenalan TokohWayang Dengan Cara Permainan Dalang Sebagai Pancadan Pada Siswa Kelas IX A SMPNegeri

Upaya Meningkatkan Gairah Belajar Siswa Dalam PembelajaranIps Dengan Menggunakan Media Gambar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA/Sains Siswa Kelas IVdengan Pendekatan Kontekstual dalam SD Negeri 6 MatangglumpangduaKecamatan Peusangan

Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Materi BendaBerubah Bentuk Dengan Menerapkan Model Pengajaran Contextual Teaching andLearning di Kelas Satu Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Tanggungjawab Siswa dalamProses Pembelajaran PKn Melalui Penggunaan Metode Cooperative Learning ModelJigsaw di Sekolah Menengah pertama Negeri dua Mataram Kelas VIII

Upaya Meningkatkan Kedisplinan Siswa Melalui PenerapanHukuman

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika denganMetode Presentasi Siswa Kelas Imersi Sekolah Menengah pertama 1 Magelang Tahun Pembelajaran2006/2007

Upaya Meningkatkan Kemampuan Puisi  Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia DenganMenggunakan Pembelajaran Menyenangkan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri…… TahunPelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Kemampuan Reading Comprehension SiswaKelas X2 SMA PGRI

Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita Bidang StudyBahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Kartun Melalui Komputer pada SiswaKelas II SD Negeri……… Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan BahasaIndonesia pada Sekolah Menengah Atas Srijaya Negara melalui Penerapan Cooperative Learning danAuthentic Assessment

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika denganMenerapkan Pendekatan Realistik Matematik pada SDN Mekarsari 06 Tambun – Bekasi

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil BelajarBiologi melalui Pembelajaran Kooperatif (Tipe Pendekatan StrukturalThink-Pair-Share) Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri I Metro Tahun Pelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada MataPelajaran Kimia Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle Di KelasVII-F SMP Negeri

Upaya Meningkatkan Pemahaman Geometri Mata PelajaranMatematika Dengan Menggunakan Pembelajaran Konstruktifistik Kelas Satu Sekolah Dasar Negeri….tahun Pelajaran 2010/2011
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mempelajari NaratifTeks Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning

500. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam MempelajariNaratif Teks Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning.

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Materi FPB dan KPKdengan Mendayagunakan Alat Peraga serta Serangkaian Pertanyaan Kognitif di SDSekaran 01 Semarang

Upaya Meningkatkan Penalaran Fisika Siswa melalui PenekananKonsep Esensial serta Peta Konsep pada Kelas 2 Sekolah Menengah pertama 7 Padang

Upaya Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar PelajaranPKPS melalui Program Pembiasaan Siswa Kelas IV SD Negeri dua Karanggedang TahunPelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar PelajaranPKPS melalui Program Pembiasaan Siswa Kelas IV SD Negeri dua Karanggedang TahunPelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas IISMP Negeri 52 Palembang melalui Pembelajaran Kooperatif menggunakan Teknik Jigsaw

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ipa Si Sd DenganPendekatan Ketrampilan

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ips Dengan MengembangkanKemampuan Multiple Intelegensi Anak Kelas 1 SD Negeri……… Tahun Pelajaran2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Keragaman SukuBangsa Dengan menerapkan Kecerdasan Emosi (EQ) Siswa Kelas V SD Negeri…. Tahunpelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika DenganMenerapkan Metode Pembelajaran Team Game Kompetition Pada Siswa KELAS IVSDN……….. Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik DenganMenggunakan Pembelajaran Demonstrasi Pada Siswa  Sekolah Dasar Negeri…..   Tahun Pelajaran 2010 / 2011

Upaya Menumbuhkan Semangat Siswa Mencapai Standar Kompetensidengan Model Pembelajaran Heroik serta Turnamen Matematika SMA

Upaya Menuntaskan Indikator Pembelajaran Siswa dengan ModelDirect Instruction Konsep Tata Surya Mata Pelajaran IPA - Fisika (Studi padaSiswa Kelas I-1 SMPN 12 Langsa)

Upaya Pengembangan Pembelajaran Matematika dengan PendekatanRaklin pada Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri No. 9 Mandonga

Upaya Peningaktan Keaktifan Belajar Siswa melalui MetodeDemonstrasi dan Latihan dalam Pembelajaran Teknik Tailoring Kelas II A Semester3 SMKN 6 Padang

Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa melalui ModelMengajar Perubahan Konseptual pada Mata Pelajaran Sejarah pada SMP PembangunanKORPRI UNP

Upaya Peningkatan Kemampuan Dalam Penguasaan Teknik DasarLompat Jauh Gaya Menggantung (Schneper) Melalui Metode Drill Siswa Kelas X 2Semester 1 SMA Negeri

Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa SD Kelas Vdalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan Pendekatan Cooperative Learning

Usaha Peningkatan Efektifitas Belajar Mengajar melaluiPendekatan Penyajian Garis Gerak Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA.





Sumber://biotakson.blogspot.com/

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBUAH GAGASAN MEMBANGUN PENDIDIKAN ISLAM

Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam 
Kurikulum adalah keliru satu komponen yang sangat memilih dalam suatu sistem pendidikan, karenanya kurikulum merupakan alat buat mencapai tujuan pendidikan serta sekaligus menjadi panduan pada pelaksanaan pedagogi dalam seluruh jenis serta taraf pendidikan. Setiap pendidik wajib tahu perkembangan kurikulum, lantaran adalah suatu formulasi pedagogis yg paling penting dalam konteks pendidikan, pada kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yg dilakukan membantu murid pada berbagi potensinya berupa fisik, intelektual, emosional, serta sosial keagamaan dan lain sebagainya.

Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, metode, teknik, media pedagogi, dan indera penilaian pengajaran yg sesuai serta tepat. Untuk itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan sang seluruh pihak, wahana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yg realistis tinggi dan kurikulum yg tepat guna. Oleh karenanya, telah sewajarnya para pendidik dan energi kependidikan bidang pendidikan Islam tahu kurikulum dan berusaha mengembangkannya. Dalam makalah ini akan dibahas kurikulum pendidikan Islam secara mendalam.

A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
Secara etimologi kurikulum asal dari bahasa Yunani yaitu curir yg merupakan pelari, atau curere yg berarti jeda yg harus ditempuh sang pelari. Istilah ini dalam mulanya digunakan dalam global olahraga yg berarti suatu jeda yang harus ditempuh pada pertandingan olahraga. Berdasarkan pengertian ini, dalam konteksnya dengan dunia pendidikan, member pengertian menjadi suatu bundar pedagogi pada mana guru dan anak didik terlibat di dalamnya. 

Kurikulum ialah rencana atau bahasan pedagogi , sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi jelas dan terperinci. Zakiah Darajat memandang kurikulum menjadi suatu program yang direncanakan pada bidang pendidikan serta dilaksanakan buat mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan itu. Kurikulum jua mampu diistilahkan menggunakan sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yg disediakan oleh sekolah bagi siswa-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya berkembang secara menyeluruh pada segala segi pada mengganti tingkah laku mereka sesuai menggunakan tujuan pendidikan.

Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa aktivitas, pengetahuan dan pengalaman yang menggunakan sengaja serta sistematis diberikan pada murid dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam merupakan seluruh aktivitasi, pengetahuan serta pengalaman yg menggunakan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada murid dalam rangka tujuan pendidikan Islam.

Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yg berarti jalan yg terang yang dilewati oleh pendidik bersama anak didiknya buat berbagi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang menjadi suatu program pendidikan yg direncanakan serta dilaksanakan buat mencapai pendidikan.

B. Prinsip-prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
Dalam penyusunan kurikulum, kita harus memperhatikan prinsip-prinsip yang dapat mewarnai kurikulum pendidikan Islam. Prinsip-prinsip tadi adalah sebagai berikut:
  1. Prinsip berasaskan Islam, termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Maka setiap yg berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan, dan hubungan-hubungan yg berlaku pada forum-lembaga pendidikan wajib menurut dalam agama dan akhlak Islam.
  2. Prinsip menunjuk kepada tujuan adalah seluruh kegiatan dalam kurikulum diarahkan buat mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
  3. Prinsip integritas antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, serta aktivitas yang terkandung di dalam kurikulum, begitu jua menggunakan pertautan antara kandungan kurikulum menggunakan kebutuhan siswa juga kebutuhan masyarakat.
  4. Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian pendidikan menggunakan lingkungan hidup siswa, relevansi menggunakan kehidupan masa kini dan akan dating, relevansi menggunakan tuntutan pekerjaan.
  5. Prinsip fleksibilitas, adalah masih ada ruang gerak yg memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak, baik yang berorientasi dalam fleksibelitas pemilihan acara pendidikan juga pada mengembangkan program pedagogi.
  6. Prinsip integritas, adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya, insan yg mampu menintegrasikan antara fakultas dzikir dan fakultas pikir, dan manusia yang bisa menyelaraskan struktur kehidupan dunia serta struktur kehidupan akhirat.
  7. Prinsip efisiensi, merupakan agar kurikulum bisa mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan asal lain secara cermat, tepat, memadai, dan bisa memenuhi asa.
  8. Prinsip kontinuitas serta kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yg terdiri menurut bagian yang berkelanjutan menggunakan kaitan-kaitan kurikulum lainnya, baik secara vertikal (perjenjangan, tahapan) maupun secara horizontal.
  9. Prinsip individualitas merupakan bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan dan lingkungan anak pada biasanya yang meliputi seluruh aspek eksklusif murid, misalnya perbedaan jasmani, watak, inteligensi, talenta serta kelebihan dan kekurangannya.
  10. Prinsip kecenderungan memperoleh kesempatan, serta demokratis merupakan bagaimana kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yg sangat diutamakan. Seluruh peserta didik berdasarkan banyak sekali kelompok misalnya gerombolan yg kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yg memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yg sempurna sesuai dengan kemampuan serta kecepatannya.
  11. Prinsip kedinamisan, adalah supaya kurikulum tidak tidak aktif, namun bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial.
  12. Prinsip keseimbangan, merupakan bagaimana kurikulum dapat membuatkan sikap potensi siswa secara serasi.
  13. Prinsip efektivitas, merupakan supaya kurikulum bisa menunjang efektivitas pengajar yg mengajar serta peserta didik yang belajar.
C. Komponen Kurikulum Pendidikan Islam
Ahmad Tafsir (2006) menyatakan bahwa suatu kurikulum mengandung atau terdiri atas komponen-komponen : 1) tujuan ; dua) isi; 3) metode atau proses belajar mengajar, serta 4) evaluasi. Setiap komponen dalam kurikulum diatas sebenarnya saling terkait, bahkan masing masing adalah bagian integral dari kurikulum tadi.

Sedangkan komponen kurikulum dari Ramayulis meliputi:

1. Tujuan yang ingin dicapai. 
Tujuan mencakup: tujuan akhir, tujuan generik, tujuan spesifik serta tujuan ad interim. Di pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) seorang pendidik wajib jua dapat merumuskan kompetensi yang ingin dicapai, yaitu: kompetensi lulusan, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi mata pelajaran, serta kompetensi dasar.

Setiap tujuan tadi minimal ada 3 domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam pendidikan Islam, domain afektif lebih primer menurut yg lainnya.

2. Isi Kurikulum
Berupa materi pembelajaran yang diprogram buat mencapai tujuan pendidikan yg sudah ditetapkan. Materi tadi disusun ke dalam silabus, dan dalam mengaplikasikannya dicantumkan juga dalam satuan pembelajaran dan perencanaan pembelajaran.

3. Media (Sarana serta Prasarana)
Media sebagai sarana perantara pada pembelajaran untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih gampang dipahami oleh siswa. Media tadi berupa benda (materiil) serta bukan benda (non-materiil).

4. Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan serta metode dan teknik mengajar yg digunakan. Dalam strategi termasuk pula komponen penunjang lainnya seperti: sistem administrasi, pelayanan BK, remedial, pengayaan, dan senbagainya.

5. Proses Pembelajaran
Komponen ini sangat penting, karena dibutuhkan melalui proses pembelajaran akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa sebagai indicator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Oleh karenanya, dalam proses pembelajaran dituntut wahana pembelajaran yg kondusif, sehingga memungkinkan dan mendorong kreativitas peserta didik.

6. Evaluasi
Dengan evaluasi (penilaian) bisa diketahui cara pencapaian tujuan.

D. Orientasi Kurikulum Pendidikan Islam
Pada dasarnya, orientasi kurikulum pendidikan dalam umumnya bisa dirangkum sebagai lima, yaitu orientasi pada pelestarian nilai-nilai, orientasi pada kebutuhan sosial, orientasi dalam tenaga kerja, orientasi pada siswa, serta orientasi pada masa depan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.[6]

1. Orientasi Pelestarian Nilai
Dalam pandangan Islam, nilai terbagi atas 2 macam, yaitu nilai yg turun berdasarkan Allah SWT, yang disebut nilai ilahiyah, dan nilai yang tumbuh dan berkembang dari peradaban manusia sendiri yg disebut dengan nilai insaniyah. Kedua nilai tersebut selanjutnya membangun norma-norma atau kaidah-kaidah kehidupan yang dianut dan melembaga pada warga yang mendukungnya. Tugas kurikulum selanjutnya merupakan membangun situasi-situasi dan acara eksklusif buat tercapainya pelestarian kedua nilai tadi.

2. Orientasi dalam Kebutuhan Sosial 
Masyarakat yg maju merupakan rakyat yg ditandai oleh munculnya berbagai peradaban dan kebudayaan sebagai akibatnya masyarakat tadi mengalami perubahan serta perkembangan yang pesat walaupun perkembangan itu nir mencapai pada titik klimaks. Hal ini Lantaran kehidupan merupakan berkembang, tanpa perkembangan berarti nir terdapat kehidupan.

Orientasi kurikulum merupakan bagaimana memberikan donasi positif dalam perkembangan sosial dan kebutuhannya, sehingga hasil di forum pendidikan bisa menjawab dan mengatasi masalah-perkara yg dihadapi warga .

3. Orientasi dalam Tenaga Kerja
Manusia sebagai makhluk biologis memiliki unsur prosedur jasmani yang membutuhkan kebutuhan-kebutuhan lahiriah, misalnya makan minum, bertempat tinggal yg layak, dan kebutuhan biologis lainnya. Kebutuhan-kebutuhan tadi wajib terpenuhi secara layak, dan keliru satu pada antara persiapan buat menerima pemenuhan kebutuhan yang layak merupakan melalui pendidikan. Dengan pendidikan, pengalaman dan pengetahuan seseorang bertambah dan bisa memilih kualitas serta kuantitas kerja seorang. Hal ini lantaran dunia kerja dewasa ini semakin banyak saingan, dan jumlah perkembangan penduduk jauh lebih pesat menurut penyediaan lapangan kerja.

Sebagai konsekuensinya, kurikulum pendidikan diarahkan buat memenuhi kebutuhan kerja. Hal ini ditujukan setelah keluar berdasarkan forum sekolah, peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan yg profesional, berproduktif serta kreatif, bisa mendayagunakan asal daya alam, sumber daya diri serta sumber daya situasi yg mempengaruhinya.

4. Orientasi pada Peserta Didik
Orientasi ini menaruh kompas pada kurikulum buat memenuhi kebutuhan siswa yang diubahsuaikan menggunakan talenta, minat, serta potensi yang dimilikinya, serta kebutuhan peserta didik. Orientasi ini diarahkan kepada pembinaan 3 dimensi peserta didiknya.
a. Dimensi kepribadian menjadi manusia, yaitu kemampuan buat menjaga integritas antara sikap, tingkah laris, etiket, serta moralitas.
b. Dimensi produktivitas yang menyangkut apa yg didapatkan anak didik pada jumlah yang lebih banyak, kualitas yg lebih baik sehabis dia menamatkan pendidikannya.
c. Dimensi kreativitas yang menyangkut kemampuan murid buat berpikir dan berbuat, membentuk sesuatu yg bermanfaat bagi diri sendiri serta warga .

5. Orientasi pada Masa Depan Pekembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Kemajuan suatu zaman ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi dan produk-produk yang dihasilkannya. Hampir semua kehidupan dewasa ini nir tanggal dari keterlibatan IPTEK, mulai dari kehidupan yang paling sederhana hingga kehidupan serta peradaban yg paling tinggi. Dengan IPTEK, masalah yg rumit sebagai lebih gampang, masalah yg nir berguna menjadi lebih bermanfaat, perkara yg using serta kemudian dibumbui dengan produk IPTEK menjadi lebih menarik.

KEBERHASILAN PENDIDIKAN ISLAM

Keberhasilan Pendidikan Islam 
Pendidikan Islam merupakan suatu aktivitas buat berbagi semua aspek kepribadian subjek didik yang berjalan seumur hidup. Maka dalam hal ini pendidikan harus dilaksanakan secara trylogi pendidikan yaitu pendidikan informal (tempat tinggal tangga), pendidikan formal (disekolah) dan pendidikan non formal (dalam warga ). 

H. M. Arifin bahwa pendidikan Islam merupakan menjadi usaha membina dan mengembangkanpribadai insan dari aspek-aspek rohaniah serta jasmaniah juga wajib berlangsung secara sedikit demi sedikit sang lantaran suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan.

Omar Muhammad At-Toumy al-Syaebani mengemukakan bahwa pendidikan Islam diartikan menjadi usaha membarui tingkah laris individu pada kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan.

Mohd. Fadil Al-Djamaly menyampaikan bahwa pendidikan Islam merupakan proses yg mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik serta mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai menggunakan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (efek menurut luar). 

Pendapat Mohd. Fadil Al-Djamaly pada atas bahwa manusia ketika lahir ke global memiliki potensi (fitrah), maka potensi dasar tersebut perlu dikembangkan melalui pendidikan sebagai akibatnya subjek didik dapat mengaktualisasikan ilmu dalam kehidupannya. 

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat ar-Rum Ayat 30, yg merupakan: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada kepercayaan Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah membangun insan menurut fitrah itu, tidak terdapat perubahan dalam fitrah Allah. (itulah) kepercayaan yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Ruum: 30).

Islam menegaskan bahwa anak dalam dasarnya baik, ketiak dilahirkan dalam fitrah yang suci. Sehingga seorang bayi, hidup pada alam paradise (jika mangkat pada keadaan Islam dianggap langsung masuk ke nirwana). Dalam perkembangan selanjutnya, pada istilah keagamaan, lantaran kelemahannya sendiri, sang bayi yang tumbuh pelanpelan menjadi dewasa ini lalu tergiur, lantaran taraikan kehidupan dunia, sebagai akibatnya sedikit-sedikit ia masuk ke dalam inferno “neraka dunia” (metafor buat mereka yeng menjauhi diri dari bunyi hatinya yang suci).

Karena dosanya hatinya pun jadi kotor. Kemudian dalam suatu keadaan yang dianggap penyucian, seorang insan dilatih balik untuk tanggal dari infernonya berdasarkan neraka dirinya. Inilah proses kealam purgatorio, alam pencucian diri, dimana akan dirinya. Inilah proses ke alam purgatorio, alam pencucian diri, dimana akan terbuka balik alam kefitrahannya, yg dalam dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam kefitrahan ini. Keadaan hati yang terdapat pada kecermelangannya. Sebenarnya fitrah ini bukanlah sesuatu yg didapatkan atau diusahakan, tetapi sesuatu yang ditemukan balik . Itu sebabnya istilah yang digunakan (seperti misalnya pada Idul Fitri kita minggu depan) adalah “balik ke fitrah” yang secara simbolik adalah adalah merayakan kembalinya diri kita balik kea lam paradise (surge diri) alam kefitrahan manasia (pulang kepada kecemerlangan suara hati) dari dari penciptaannya. 

Dengan kemampuan dasar pada atas Abdul ‘Ala al-Maududi menyatakan insan telah dibentuk sang Tuhan dalam dua aspek kehidupan pada dua suasana aktivitas yang tidak sinkron. Pertama beliau berada pada pada suasana pada mana dirinya secara menyeluruh diatur sang hukum Tuhannya. Dia sedikitpun tak bisa beringsut dan tak bisa menghindari sama sekali menurut aturan Tuhannya. Juga dia tak bisa mengubah dan melangkahinya. 

Dengan istilah lain dia benar-benar terperangkap pada genggaman aturan alam serta terikat buat mematuhinya. Kedua, insan telah dianugerahi kemampuan nalar serta kecerdasan. Ia dapat berpikir serta membuat pertimbangan dangan akalnya buat memilih dan menolak serta mengambil atau membuangnya. Ia juga bisa memeluk kepercayaan apa saja, mengikuti cara hidup apa saja, dan menciptakan kehidupannya sinkron menggunakan ideology yg dipilih. Diapun dapat membangun kode tingkah lakunya sendiri atau menerima saja kode-kode yg di untuk sang orang lain. Dia telah diberi kemampuan “free will” (bebas berkehendak) serta bisa menetapkan arah perbuatannya sendiri.

Herman H. Horne beropini pendidikan harus dilihat suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbale balik menggunakan alam sekitar, dengan sesama manusia serta dengan watak yang tertinggi berdasarkan kosmos.

Brubacher bahwa pendidikan merupakan proses timbal balik menurut tiap pribadi manusia pada rangka penyesuaian dirinya denganalam semesta dan temannya. 

Pendidikan adalah perkembangan yg terorganisasi serta kelengkapan dari seluruh potensi-potensi insan, moral, intelektual serta jasmani (fisik), oleh serta untuk kepribadian individunya dan kegunaan yg diharapkan demi menghimpun semua kegiatan tadi bagi tujuan akhir hidupnya. Pendidikan adalah proses dimana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas) insan yg mudah ditentukan oleh norma-kebiasaan agar disempurnakan oleh kebiasaan yg baik, oleh indera atau media yang disusun sedemikian rupa dan dikelola sang insan untuk menolong orang lain atau dirinya buat mencapai tujuan yg ditetapkan.

Dari pendapat pada atas dapat dijelaskan bahwa setiap jenis pendidikan baik informal, formal serta non informal agar subjek didik terjadi perkembangan kecerdasan baik kecerdasan intelektual, spiritual juga emosional serta pula dapat diaktualisasi oleh subjek didik dalam kehidupannya, maka pendidikan serta pengajaran harus diarahkan sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. 

Dalam hal ini secara empiris kebanyakan subjek didik belum mengaktualisasikan ilmu-ilmu pengetahuan atau meteri-bahan ajar yang telah dipelajari secara formal atau non formal. Justru itu pembelajaran tersebut belum tercapai tujuan operasional yaitu tujuan mudah yang dicapai malalui sejumlah aktivitas pendidikan tertentu. Dalam pendidikan formal, diklaim jua tujuan instruksional yg dikembangkan sebagai Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Tujuan Instruksional tadi adalah tujuan pengajaran yg direncanakan dalam unit kegiatan pedagogi tertentu. Maka dalam hal ini, bila Tujuan Instruksional Umum serta Tujuan Instruksional Khusus belum tercapai, sebagai akibatnya belum tercapai jua Tujuan Pendidikan Islam. Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam yang merupakan kemampuan dan keterampilan yang menuju pada insan kamil (insan paripurna). 

Dari di atas Burhan Somad bahwa tujuan pendidikan Islam merupakan membentuk individu bercorak dan berderajat tertinggi menurut ukuran Allah yg merupakan tujuan hayati manusia.

Dalam hal ini Allah sudah berfirman dalam surat at-Tin ayat 4-6 yaitu: “Sesungguhnya Kami sudah membangun manusia pada bentuk yg sebaikbaiknya, lalu Kami kembalikan dia ke derajat yang paling rendah, kecuali orang-orang yang beriman dan yg mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang nir putus-putusnya”. 

Dengan demikian pendidikan Islam merupakan segala upaya atau proses pendidikan yg dilakukan buat membimbing tingkah laris insan baik individu maupun sosial buat mengarahkan potensi baik yg sinkron menggunakan fitrahnya melalui proses intelektual serta spiritual berlandasan nilai Islam buat mencapai kehidupan pada global serta akhirat. Dari pandangan ini, dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam bukan sekedar “transfer of knowledge” ataupun “transfer of pelatihan”, namun lebih merupakan suatu sistem yang ditata pada atas pondasi “keimanan” serta “kesalehan”, yaitu suatu sistem yang terkait secara pribadi menggunakan Tuhan. Dengan demikian, dapat dikatakan pendidikan Islam merupakan suatu kegiatan yang mengarahkan menggunakan sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai Islam. Maka sosok pendidikan Islam bisa digambarkan menjadi suatu sistem yang membawa manusia kearah kebahagian global serta akhirat melalui ilmu serta ibadah. Karena pendidikan Islam membawa insan untuk kebahagian global serta akhirat, maka yang harus diperhatikan adalah “nilai-nilai Islam tentang insan, hakikat dan sifat-sifatnya, misi serta tujuan hidupnya pada global ini dan akhirat nanti, hak serta kewajibanny sebagai individu serta anggota warga . Semua ini dapat kita jumpai dalam Al-Quran serta Hadits. Jadi, dapat dikatakan bahwa konsepsi pendidikan contoh Islam, tidak hanya melihat pendidikan itu menjadi upaya “mencerdaskan” semata (pendidikan intelek, kecerdasan), melainkan sejalan menggunakan konsep Islam tentang manusia dan hakikat eksistensinya. Maka pendidikan Islam menjadi suatu pranata sosial, jua sangat terkait dengan pandangan Islam mengenai hakikat eksistensi (eksistensi) insan. Oleh karenanya, pendidikan Islam jua berupaya buat menumbuhkan pemahaman dan pencerahan bahwa manusia itu sama di depan Allah serta perbedaannya adalah terletak dalam kadar ketakwaan masing-masing manusia, menjadi bentuk perbedaan secara kualitiatif. 

1. Hakikat Subjek Didik
Dalam proses pembelajaran subjek didik unsur yang sangat penting di samping pengajar dan fasilitas lainnya, sebagai akibatnya perlu dibahas terlebih dahulu hakikat daripada subjek didik tersebut. Manusia diciptakan Allah selain sebagai hamba-Nya, pula menjadi penguasa (khalifa) di atas bumi. Selaku hamba serta khalifah manusia telah diberikan kelengkapan kemampuan jasmaniah (fisiologis) serta rohaniah (mental psikologis) yg dapat di kembang tumbuhkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi indera yang berdaya guna pada ikhtiar kemanusiaannya buat melaksanakan tugas pokok kehidupan di global. 

Manusia diberi hayati oleh Allah tidak secara outomatis serta eksklusif, akan namun melalui proses panjang yg melibatkan aneka macam faktor dan aspek. Ini nir berarti Allah nir mampu atau nir kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru lantaran ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang dianggap “kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi makhluk lain yang pula diberi hayati oleh Allah, yakni tumbuhan serta hewan.

Kehidupan yang demikian adalah proses interaksi interaktif secara harmonis serta seimbang yg saling menunjang antara manusia, alam serta segala isinya utamanya flora serta hewan, pada suatu “tata nilai” maupun “tatanan” yg disebut ekosistem. Tata nilai serta tatanan itulah yg disebut pula “moral dan etika kehidupan alam” yang seringkali dipengaruhi sang paradigm sinamis yg berkembang pada komunitas warga di samping dampak ajaran kepercayaan yang menjadi asal pandangan baru moral dan etika itu. 

Oleh karenanya buat mengembangkan atau menumbuhkan kemampuan dasar jasmaniah dan rohaniah tadi, pendidikan adalah wahana atau indera yg memilih sampai pada mana titik optimal kemampuan-kemampuan tadi dapat dicapai.

Berdasarkan pernyataan pada pada bisnis pengembangan subjek didik, maka perlu diarahkan materi yg relevan dalam pembelajaran, sehingga subjek didik sanggup menguasai, baik kemampuan kognitif, efektif juga psychomotorik. Jika kemampuan terdapat dalam subjek didik, maka tercapailah tujuan intruksional. Dengan tercapai tujuan instruksional maka tercapai jua tujuan pendidikan Islam. 

Demikian juga hakikat subjek didik adalah menjadi makhluk yg dalam perkembangannya selalu dipengaruhi oleh unsur heredity (keturunan) serta lingkungan. 

Sebagaimana Nabi SAW bersabda: Artinya: “tiap anak yang dilahirkan membawa fitrah, maka ke 2 orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi atau Nasrani atau majusi.

Hadits di atas semenjak manusia lahir telah membawa kemampuankemampuan atau berdasarkan hadits tersebut fitrah (potensi). Sedangkan orang tua pada hadits tersebut adalah lingkungan, sebagaimana dimaksud sang para ahli pendidikan, oleh karena demikian ke 2 faktor tersebut pada atas sangat memilih perkembangan subjek didik pada proses pendidikan.

Pengaruh ini dapat terjadi pada aspek jasmani, logika maupun dalam aspek rohani. Menurut al-Syaibani imbas ini dimulai semenjak bayi berupa embrio serta baru berakhir setelaj kematian orang tersebut. Justru itu begitu bertenaga dan bercampur campurkan dan kocok peranan berdasarkan faktor-faktor ini maka sukar sekali buat bisa memilih faktor mayoritas yeng berpengaruh yang pada perkembangan subjek didik dalam pendidikan, akan namun dalam beberapa hala kita bisa melihat pertumbuhan serta perkembangan yg muncul dalam subjek didik dalam faktor keturunan, seperti roman muka, mata, warna rambut serta sebagainya. Demikian jua dalam faktor lingkungan depat dilihat pada pertumbuhan kepribadian serta sosial subjek didik.

Islam menjadi agama yg sempurna telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan serta hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah insan yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan supaya dia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba yang siap menjalankan selebaran yang dibebankan kepadanya sebagai khalifah pada muka bumi, sebagaimana yang tertuang dalam firman-Nya yg merupakan: “ingatlah waktu Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak membuahkan seorang khalifah dimuka bumi” mereka mengungkapkan “mengapa Engkau hendak menjaikan seseorang (khalifah) pada muka bumi, itu orang yg akan menciptakan kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”? Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Bagarah: 30). 

Selanjutnya Allah berfirman yg ialah: “sesungguhnya Kami sudah mengemukakan amanat pada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan buat memikul amanat itu serta mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya insan itu amat zalim dan amat udik”. (QS. Al-Ahzab: 72). 

Oleh karena itu pendidikan berarti adalah suatu proses membina seluruh potensi insan sebagai makhluk yg beriman serta bertakwa, berpikir dan berkarya, sehat, bertenaga dan berketerampilan tinggi buat kemaslahatan diri dan lingkungannya. 

Pendidikan dibutuhkan tidak hanya focus dalam masalah intelektual namun pula emosional dan spiritual. Walaupun kecerdasan intelektual (IQ) memiliki kedudukan dan posisi yg sangat penting, akan namun tanpa kehadiran kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang adalah kecerdasan yg berhubungan dengan perasaan yang bersumber pada hati, tidak akan optimal serta bermakna. Banyak orang berusaha untuk merubah global, namun sedikit sekali orang terlebih dahulu berusaha merubah dirinya sebagai langsung yg lebih baik serta shaleh. Orang sukses sejati adalah orang yang terus menerus berusaha membersihakan hati. 

John Locke (1623-1704) filosof Inggris yg populer dengan teorinya tabula rasa berkata bahwa jiwa manusia waktu dilahirkan laksana kertas bersih (istilahnya meja lilin) lalu diisi menggunakan pengalaman-pengalaman yg diperoleh pada hidupnya, maka pendidikan sangat berpengaruh pada seseorang. 

Dalam hal ini, keharusan mendapatkan pendidikan masih ada beberapa aspek diantaranya menjadi berikut: 

a. Aspek paedagogis 
Dalam aspek ini para pakar didik memandang manusia sebagai animal educandum, yaitu makhluk yang memerlukan pendidikan, sebagai akibatnya manusia menggunakan potensi yang dimilikinya bisa dididik dan dikembangkannya, akan sebagai manusia yang memadai secara fisik, psikis dan mental. 

b. Aspek sosiologis dan cultural 
Menurut ahli sosiologi, dalam prinsipnya manusia adalah moscius yaitu makhluk yang berwatak atau berkemampuan dasar atau yg mempunyai garizah (insting) buat hayati bermasyarakat, sebagai makhluk sosial, manusia wajib memiliki rasa tanggung jawab sosial (social responability) yg diharapkan pada menyebarkan interaksi timbal balik (interelasi) dan saling imbas mempengaruhi antara sesame anggota masyarakat dalam kesatuan hayati mereka, oleh karena demikian manusia sosial berkembang, hal ini adalah makhluk yang berkebudayaan, baik moral juga mental. 

c. Aspek Tauhid 
Aspek Tauhid ialah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia merupakan makhluk yang berketuhanan, karena ketika manusia dilahirkan telah memiliki kemampuan dasar (potensi) yaitu percaya pada Tuhan. Itulah sebabnya insan sebagai makhluk yang berketuhanan atau beragama, maka pada dalam jiwa manusia masih ada insting religious atau garizah diniyah (insting percaya dalam agama). Oleh lantaran demikian buat menyebarkan naluri religious atau garizah diniyah, yaitu melalui proses pendidikan, sebagai akibatnya insan atau subjek didik bisa mengaktualisasi pada kehidupannya, sebagai inti dari ajaran Islam yaitu “rahmatal lil ‘alamin” Dalam hal ini Islam menyetujui juga imbas lingkungan pada perkembangan fitrah sebagaimana hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari pada atas, tetapi bukan berarti Islam sebagai perhambaan dalam lingkungan. Memang pada realitasnya lingkungan memegang peranan yang cukup krusial dalam pembentukan tingkah laku subjek didik, akan namun bulan satu-satunya faktor yg menentukan, kecuali berat sebelah pada hakikat manusia, pula tidak menghargai harkat insan yg pada hakikatnya berpusat pada proses individualitas san sosialitas secara naluriah yang tidak mungkin dihindarkan dalam perkembangan hidupnya. Individualitas dan sosialitas manusia sebagai makhluk Tuhan, baru terbentuk dengan Integrited apabila dilandasi dengan faktor moralitas.

Menurut Immanuel (1724-1804) filosof akbar global (Jerman), menyampaikan manusia tidak akan bisa mengendalikan diri sendiri. Manusia mengenali dirinya menurut apa yang tampak (baik secara realitas maupun secara bathin). Yang krusial bagi dunia pendidikan menurut Kant adalah bahwa manusia makhluk rasional, manusia bebas bertindak berdasarkan alasan moral manusia bertindak bukan buat dirinya sendiri. Jadi tatkala manusia akan bertindak beliau meski memiliki alasan melakukan tindakan itu. Menurut Kant, hal ini pada fauna tidak. 

Dengan demikian, pemahaman terhadap subjek hakikat subjek didik pada pendidikan Islam merupakan sebagai acuan dalam proses pembalajara, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Hakikat subjek didik ini mencakup ketrampilan unsur jasmani, kecerdasan intelektual yg absolut diperlukan insan sebagai langkah untuk membuatkan dirinya ke arah kemajuan yang teguh pada Allah, sebagai akibatnya manusia secara langsung bisa mengakui keberadaan Tuhan sebagai zat yang paling mulia. Hal ini telah termaktub dalam surah Al-Ambiya ayat 80 yg berbunyi menjadi berikut: 

Artinya: “Dan telah kami ajarkan pada Daud menciptakan baju besi buat kamu, guna memlihara kamu dalam peperanganmu, maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).

Demikian jua pada surat al-Angkabut ayat 43 yg berbunyi sebagai berikut: 
Artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat buat manusia serta tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yg berilmu Berdasarkan ayat yang di atas bahwa hakikat subjek manusia sebagai didik memiliki potensi-potensi yg perlu dikembang baik unsur jasmaniyah juga unsur rohaniah. 

2. Tujuan Pendidikan Islam 
Dalam rangka buat mencapai suatu tujuan menurut filsafat pendidikan Islam wajib mempunyai suatu proses pendidikan, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan dalam hakikatnya adalah suatu perwujudan menurut nilai-nilai ideal yang terbentuk pada eksklusif manusia yg diinginkan. Nilai-nilai ideal itu menghipnotis dan mewarnai pola kepribadian manusia sehingga menciptakan dalam prilaku lahiriyah. Oleh karena demikian prilaku lahiriyah adalah cerminan yang memproyeksi nilai-nilai yg sudah mengacu di pada jiwa manusia menjadi produk dari proses kependidikan. 

Tujuan pendidikan Islam merupakan idealisme (harapan) yang mengandung nilai-nilai Islami yg hendak dicapai sang proses kependidikan yg berdasarkan ajaran Islam secara bertahap. Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam adalah merupakan penggambaran nilai-nilai Islam yg hendak diwujukan dalam langsung insan menjadi subjek didik yg dalam akhirnya proses pendidikan yg disadari atau dijiwai sang iman serta takwa kepada Allah menjadi asal kekuasaan mutlak.

Tujuan pendidikan Islam adalah buat mencapai ekuilibrium pertumbuhan kepribadian insan secara menyeluruh serta seimbang yg dilakukan melalui latihan jiwa, nalar pikiran (intelektual), diri insan yang rasional, perasaan indra. Lantaran itu, pendidikan hendaknya meliputi pengembangan seluruh aspek fitrah siswa, aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara individual juga kolektif serta mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan manusia terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna pada Allah, baik secara langsung, komunitas, juga semua umat manusia. Pendidikan, jika dipahami dari pengertiannya maka kita bisa menggolongkan menjadi satu disiplin keilmuan yg mandiri, yaitu ilmu pendidikan. 

Ilmu pendidikan adalah sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Riset disajikan dalam bentuk konsep-konsep, maka ilmu pendidikan bisa dibataskan sebagai sistem konsep pendidikan yang didapatkan melalui riset. Disini kita akan memilih objek formal ilmu pendidikan yang maha luas, luas terbatas tetapi jua diartikan sempit. Dalam pengertian maha luas, pendidikan merupakan segala situasi pada hayati yg menghipnotis dalam pertumbuhan seorang, sanggup berupa pengalaman belajar sepanjang hidup, tidak terbatas dalam waktu, loka, bentuk sekolah, jenis lingkungan dan tidak terbatas pada bentuk kegiatannya. 

Pengertian kemaha-luasna implisit pada tujuan pendidikannya. Dalam pengertian sempit, pendidikan adalah sekolah atau persekolahan. Pendidikan sanggup diartikan imbas yg diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap siswa agar memiliki kemampuan paripurna serta pencerahan penuh terhadap hubungan dan tusas-tugas sosial mereka. Dengan istilah lain pendidikan memperliahatkan keterbatasan pada ketika, tempat, bentuk kegiatana dan tujuan pada proses berlangsungnya pendidikan. Dalam pengertian luas terbatas memberikan cara lain definisi pendidikan, yaitu menggunakan melihat kelemahan dari definisi pendidikan maha luas yg tidak tegas menggambarkan batas-batas imbas pendidikan serta bukan pendidikan terhadap pertumbuhan individu. Sedangkan kekuatannya terletak pada menempatkan aktivitas atau pengalaman-pengalaman belajar sebagai inti dalam proses pendisikan yg berlangsung dimanapun dalam lingkungan hayati, baik sekolah juga di luar sekolah. Selanjutnya kelemahan pada definisi sempit pendidikan, antara lain terletak dalam sangat kuatnya campur tangan pendidikan dalam proses pendidikan sebagai akibatnya proses pendidikan lebih adalah kegiatan mengajar daripada kegiatan belajar yang mengandung makna pendidikan terasing berdasarkan kehidupan sehingga lulusannya ditolak sang rakyat. Adapun kekuatannya, anatara lain terletak pada bentuk aktivitas pendidikannya yang dilaksanakan secara terprogram serta sistematis. Al-Attas bahwa tujuan pendidikan Islam adalah insan yang baik terlalu generik.

Sedangkan menurut Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam berbentuk orang yg berkepribadian Muslim Al-Abrasyi mengungkapkan tujuan akhir pendidikan Islam merupakan insan yg berakhlak baik.

Sedang Abdul Fattah tujuan generik pendidikan Islam dan jua merupakan tujuan spesifik pendidikan Islam merupakan mewujud insan sebagai hamba Allah yaitu beribadah pada Allah tujuan tersebut yang dimaksud adalah buat sesame insan atau subjek didik buat bisa beribadah kepada Allah. 

Oleh lantaran demikian, Islam menghendaki agar subjek didik diajarkan agar mampu merealisasikan tujuan hidupnya, sebagaimana Allah sudah mencantumkan dalam Al-Quran nur Karim. Tujuan hayati subjek didik (manusia), agar dapat mengabdi pada Allah, hal ini Allah telah berfirman pada surat Adz-Dzariyat ayat 56, yaitu: 

Artinya: “Dan Aku nir menciptakan jin serta manusia melainkan supaya mereka mengabdi pada-Ku.

Ayat di atas, subjek didik harus menjalankan perintah AllahSWT menggunakan mengabdi kepada-Nya, yg mencakup semua aspek serta segala yang dilakukan subjek didik baik perkataan, perbuatan, perasaan serta zikir atau fikirnya kepada Allah. 

Maka hal ini subjek didik harus memeriksa aspek-aspek tersebut terlebih dahulu untuk tercapai tujuan pendidikan Islam. Maka pada hal ini tujuan pendidikan Islam adalah cerminan serta realisasi berdasarkan perilaku penyerahan diri sepenuhnya pada Allah, baik seorang subjek didik ataupun kelompok juga insan secara holistik, menjadi hamba Allah yang berserah diri pada Khalidnya, ini adalah hamba-Nya yang beriman, berilmu pengetahuan serta beramal shaleh.

Sesuai dengan firman Allah SWT pada surat At-Taubah ayat 122, yg berbunyi: 
Artinya: “Dan nir sepatutnya bagi mukminin itu pulang semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi menurut tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang buat memperdalam pengetahuan mereka mengenai kepercayaan serta buat member peringatan kapada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu bisa menjaga dirinya”.

Ayat pada atas bisa bahwa, maka subjek didik wajib menuntut ilmu pengetahuan, kemudian merealisasikan pada kehidupan, yang merupakan tujuan hidupnya. Dalam hal ini sesuai pada konsep filsafat Islam, bahwa tujuan hidup insan atau subjek didik merupakan mencapai perjumpaan kembali dengan Tuhan, dalam hal ini nir bersifat materi, misalnya pulang air hujan ke laut serta secara materi manusia nir pulang kepada Tuhannya, tetapi pulang ke berasal materi yang membangun jasadnya. Maka pertemuaan itu terjadi dalam tahapan nafs, yg sepenuhnya bersifat spiritual, lantaran hakikat nafs adalah spiritual, lalu Allah SWT memanggil balik pada-Nya dengan sangat indah.

Manusia atau subjek didik dalam hakikatnya merupakan mengandung nilai-nilai prilaku insan yg didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa pada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yg wajib ditaati, sebagai perwujudan penyerahan diri secara total pada Allah. Penyerahan diri tersebut merupakan perhambaan diri manusia hanya pada Allah semata-mata. Oleh lantaran demikian, apabila subjek didik telah bersikap menghambakan diri pada Allah, berarti subjek didik tersebut berada pada dimensi kehidupan menerima kebahagian di global dan kebahagian akhirat, yg adalah tujuan pendidikan Islam secara Insan Kamil (manusia paripurna). Sehingga mendeskripsikan kepribadian subjek didik yang baik atau kepribadian rabbani. 

Adapun demensi kehidupan yg mengandung nilai ideal islami bisa dikatagorikan ked ala 3 macam yaitu sebgai berikut : 
a. Dimensi yang mengandung nilai yabg menaikkan kesejahteraan hayati manusia pada global. Dimensi kehidupan ini mendorong aktivitas insan buat mengelola serta memanfaatkan global ini agar sebagai bakal/sarana bagi kehidupan di akhirat. 
b. Dimensi yang mengandung nilai yang mendorongkan manusia berusaha keras buat meraih kehidupan di akhirat yg membahagiakan. Dimensi ini menuntut insan buat nir terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yg dimiliki, namun kemelaratan atau kemiskinan dunia wajib diberantas, sebab kemelaratan duniawi bisa sebagai ancaman yg menjerumuskan insan kepada kukurufan. 
c. Dimensi yang mengandung nilai yg bisa memadukan ( mengintegrasikan ) antara kepentingan hidup duniwi dan ukhrawi. Keseimbangan dan keserasian antara kedua kepentingan hayati ini menjadi daya tanggal terhadap imbas-pengaruh negative berdasarkan aneka macam gejolak kehidupan yang menggoda kenyamanan hidup insan, baik yang bersiap sepritual , sosial, cultural, ekonomi, juga ideologis dalam hidup pribadi manusia

Oleh karena demikian subjek didik wajib pada berikan pembeljaran yg dapat sistimatis dan termotivasi buat merealisasikan idealitas Islami, sebagai akibatnya dapat memadukan atau mengintegrasikan antara kepentingan dunia serta akhirat, yg mengandung nilai-nilai Islami pada kehidupannya. Maka pada hal ini subjek didik sebagai insan”rahmatal lil ‘alamin ( insan yang mendapat rahamat selurh ala kecil ). 

a. Pendidik Dalam Pendidikan Islam 
Pendidik merupakan :Pengajar, pengajar dalam bahasa arab mu’allim, mu’allimah, ustaz ustazah, sedangkan dalam bahasa inggris merupakan teacher”. Jadi guru atau pendidik siapa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan subjek didik, seperti orang tua (ayah dan bunda), Lantaran orang tua merupakan pendidik yg paling pertama dan primer, sebagaiman Allah berfirman dalam Al-Quran at-Tahrim ayat 6 yang berbunyi: 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari ancaman neraka…” 

Berdasarkan ayat di atas “dirimu” merupakan orang tua (ayah serta mak ), sebagai anggota famili yang mempunyai kewajiban tanggung jawab terhadap anak-anaknya yaitu pada mendidik serta menaruh pengetahuan secara murni dan konsukuen, sehingga tercapai tujuan yg pada harapkan. Maka dalam hal ini orang tua merupakan menjadi tugas yang paling pertama serta primer dalam rumah tngga ( Al baitu madrasatul ula ). Akan namun oaring tua tidak mampu mendidik anak-anak pada sebakan karena perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap serta kebutuhan pendidikan lainnya, maka pada antarkan ke sekolah formal atau non formal lainnya. Oleh lantaran demikian pendidik dalam pandangan Islam adalah mengupayakan perkembangan seluruh potensi subjek didik, baik potensi kognitif, efektifmaupun psykomotorik, yg harus di kembangkan secara seimbang hingga ke tingkat tinggi Mengajarkan subjek didikdari ketidak tahuan sebagai manusia yg berilmu serta berpengatuahuan, berakhlak dan berperadaban dalah tanggung jawab pendidik bisa menunjuk pendidik-pendidik dalam masa lamapau serta jua pendidik-pendidik dalam mas awal islam bagaiman keikhlasan serta rasa tanggung jawab moral mareka umt sebagai akibatnya menghabiskan ketika bertahun-tahun untuk mencerdaskan umat tanpa mengharap pembalasandari insan. 

Pendidik adalah orang yang memiliki komitmen terhadap tuntutan agamanya. Berbicara sahih serta jujur, mempunyai semangat belajar ( mencari ilmu ) yg tinggi bagi mencapai ilmu yg banyak serta memperluas cakrawala pemikiran sebagai akibatnya sebagai loka bertana manusia lain selama hidupnya. Pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab member bimbingandan bantuan kepada anak didik ( subjek didik ) dalam perkembangan jasmani serta rohaninya supaya mencapai kedewasaannya, bisa melaksakan tugasnya menjadi makhluk allah yaitu khalifah pada bagian atas bumi, sebagai makhluk sosial dan menjadi individu yang mampu berdiri sendiri. 

Pendidikan Islam adalah individuyang melaksanakan tindakan mendidik dan berdasarkan tugas-tugas pendidik secara islam pada satu situasi pandidikan Islam buat mencapai tujuan yg pada harapkan. 

Seorang pendidik menjalankan proses belajar mengajar sangat pada perlukan komitmen, sebab, pendidik merupakan pembangkit motivasi dan penentu arah subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Keikhlasan, kesetiaan serta tanggung jawab, kesabaran, bersikap adil, bisa memakai metode yg bervariasi bertingkah laku rabbani (berakhlak yg baik merupakan sifat-sifat seorang pendidik pada mentranfer ilmu pada subjek, sehingga member corak dan model subjek didik yang mapu membuatkan ilmu pengetahuannya dalam kehidupannya. Pendidik itu menjadi pemimpin, pendidik, serta pelatih bagi subjek-subjek di pada kelas, serta juga menjadi rujukan vagi subjek-subjek dan rakyat sekitarnya. Dia wajib menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak, nilai ilmu, serta dapat menjadikan sebagai contoh teladan bagi subjek dan rakyat di mana beliau hidup.

Pendidik itu menjadi pemegang jujur ibu bapak orang tua atau warga , sang karena itu wajib cepat dan tanggap terhadap kebutuhan dan harapan warga dan mak bapak subjek. Ia wajib menyadari serta penuh komitmen bahwa tugasnya mendidik, mengajar, dan wajib dapat mengikuti perkembangan zaman serta berbagi metode mengajar supaya nir membosankan subjek. 

Namun demikian bila kita sudah memiliki komitmen pada mengajar serta membimbing siswa atau subjek agar menjadi insan yg berguna dunia serta akhirat. 

Kita juga harus mempunyai komitmen yang bertenaga terhadap manhaj kehidupan kita sesuai dengan tuntutan Allah serta Rasul-nya. Pendidik perlu memberikan pelajaran pada subjek didik tentang komitmententang manhaj Allah pada aqidah, ibadah, etika, kehidupan sosial, yang tinggi pada kehidupan sehari-hari yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Rasul SAW serta wajib selalu dalam manhaj Allah pada berakidah yg benar, beribadah dan berakhlak misalnya akhlak Rasulullah SAW, pada kehidupan sosial antara seseorang muslim dengan muslim yg lain adalah bersaudara serta penuhilah hak-hak mareka menjadi saudara kandung. 

Oleh lantaran demikian pendidik harus mempunyai kompetensi baik pengetahuan yang di perlukan untuk di berikan pada subjek didik. Pengetahuan nir sekedardi ketahui sang pendidik, namun pula pada amalkan serta di yakininya. Juga memiliki ketrampilan serta nilai-nilai keagamaan yang harus pada berikan kepada subjek didik dalam suatu pembelajaran tertentu, sebagai akibatnya subjek didik mampu serta mempunyai pengetahuan yg relatif, ketrampilan yg memadai dan nilai-nilai keaagamaan yang wajib dimiliki, sebagai akibatnya tercapailah tujuan pembelajarannya. 

Di samping itu pula tugas pendidik adalah : 
a. Membimbing subjek didik yaitu dengan cara mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesnggupan, talenta, minat dan sebagainya. 
b. Menciptakan situasi buat pendidikan yaitu suatu keadaan dimana tindakan pendidikan bisa berlangsung dengan baik serta output yg memuaskan. 
c. Memiliki pengetahuan yang cukup, supaya pembelajaran bisa pada pahami sang subjek didik, sehingga tercapai tujuan yang di inginkan dengan demikian pendidik harus melaksakan tugas-tugasnya dalm proses pembelajaran baik membimbing, menolong, mengevaluasi, kreativitas serta jua mempunyai pengetahuan yg tinggi, juga mempunyai sifat-sifat pendidik, sehingga subjek didik bisa tahu dan mengerti apa yang telah di jelaskannya dan bisa mengaplikasi dalam kehidupannya. 

b. Metode dlam proses proses pendidikan Islam 
Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat krusial pada upaya pencapaian tujuan. Tanpa metode dalam suatu pembelajaran terhadap suatu materi nir akan berjalan pembelajaran secara efektif dan efisien. 

Justru itu pada penggunaan metode harus sempurna guna , shingga mengandung nilai-nilai intrinsik ekstrinsik yang relevan dengan materi pembelajaran, maka secara fungsional dapat di gunakan buat merealisasikan nilai-nilai ideal yg terkandung dalam tujuan pendidikan Islam. Antara penggunaan metode dengan materi pembelajaran wajib relevasi ( keterkaitan, karena proses pendidikan Islam mengandung makna internalisasi dan transformasi nilai-nilai islam ke pada langsung subjek didik dalam upaya membentuk eksklusif muslim yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan yg amaliah mengacu dalam tuntutan kepercayaan dan tuntutan hidup bermasyarakat jadi metode-metode pembelajaran, contohnya metode ceramah, tnya jawab, demontrasi, diskusi drama, metode karya wisata, metode nasehat, metode ‘iqab, metode karja gerombolan , metode drill, metode Imlak, metode hafalan dan lain-lain. 

Penggunaan metode mengajar sperti yg tadi di atas cukup poly, hal ini terbukti pada zaman keemasan Islam perkembangan ilmu pengetahuan yaitu filosoffilosof Islam populer misalnya al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Maskaweh. Al- Mawardi, ibnu Saina, Al- Ghazali. Ibnu Rusydi, Ibnu Thufail, Ibnu Khaldun dan lain-lain, metodemetode pembelajaran yang digunakan yaitu: metode Halaqah (bulat), metode mendengar, metode mambaca, metode Imla’, metode hafalan, metode pemahaman, metode lawatan serta lain-lain. Maka hal ini bisa terlihat bahwa, missal dalam penggunaan metode Halaqah (bundar) sangat efektif serta efesien, misalnya pada membahas suatu topic, seminar dan lain-lain, sehingga subjek termotivasi dalam proses pembelajaran, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. 

Oleh karena demikian menjadi keliru satu komponen operasional ilmu pendidikan Islam, metode harus mengandung potensi yg bersifat mengarahkan meteri pelajaran pada tujuan pendidikan yg ingin dicapai, melalui proses, baik kelembagaan formal, non formal juga informal, sebagai akibatnya memiliki hubungan dan relevansi yang senada menggunakan tujuan pendidika Islam. 

Dalam hal ini terdapat 3 aspek nilai yang terkandung pada tujuan pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode yg memiliki hubungan dan relavansi, yaitu: pertama, menciptakan subjek didik sebagai hamba Allah yg mengabdi pada-Nya. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu pada petunjuk Al-Quran. Ketiga, adalah berkaitan menggunakan motivasi serta kedisiplinan sinkron menggunakan ajaran Al-Quran yg disebut pahala serta siksa.

Sedangkan menurut ilmu Hasan Langgulung, penggunaan metode pembelajaran adalah cara buat mencapai tujuan pendidikan Islam, melalui 3 aspek, yaitu: pertama, pembinaan karakter subjek didik, yaitu insan dilahirkan dalam keadaan fitrah, sehingga pendidik menggunkan metode-metode yang bervariasi pada pendidikan dan pedagogi dakan perubahan dan perkembangan potensi subjek didik kearah yg lebih baik. Kedua, penggunaan metode yang relevan menggunakan syarat dan materi pelajaran. Ketiga, yaitu konvoi (motivasi) serta disiplin yaitu ganjaran (Thawab) serta hukuman (‘Iqab).

c. Pendidikan dalam perspektif Pendidikan Islam 
Dalam pendidikan Islam, pendidikan mempunyai arti serta yang sangat krusial, kerena memiliki tanggung jawab serta menentukan arah pendidikan. Diantara kiprah pendidikan yaitu, menjadi pengajar, pendamping, fasilitator, motivator, pembimbing, pengarah, sebagai uswah bhasanah (contoh teladan yang baik) serta lain-lainnya. Oleh karena demikian kiprah pendidik sangat krusial dalam pendidikan Islam dan menggunakan berbagai macam cara mentrasfer ilmu pengetahuan kepada subjek didik. Justru itu Islam sangat menghargai orang-orang yg berilmu pengetahuan serta mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi orang Islam lainnya, yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan dan bukan pendidik. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat al-Mujadalah ayat 11 yg berbunyi: 

Artinya: “hai orang-orang yang beriman jika dikatakan padamu “belapanglapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah pasti Allah akan member kelapangan untukmu dan apabila dikatakan “berdirilah engkau ” maka berdirilah, pasti Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman di antaramu serta orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat serta Allah Maha Mangetahui apa yg engkau kerjakan”.

Dari ayat pada atas bisa dijelaskan bahwa sangatlah keberuntungan yg dimiliki oleh orang yg berilmu pengetahuan atau pendidik yg mengajar ilmunya kepada orang lain. Agar pendidik berhasil melaksanakan tugasnya dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini Al-Ghazali manyarankan pendidik harus memiliki adab yang baik, sehingga subjek didik akan selalu melihat kepadanya menjadi contoh yang wajib selalu diikutinya, Al-Ghazali mengatakan: “mata siswa selalu tertuju kepadanya, telinganya selalu menganggap baik, berarti baik jua di sisi mereka serta bila menganggap jelek, berarti tidak baik jua pada sisi mereka.

Maka pada hal ini pendidik harus memiliki sifat uswatun hasanah pada kehidupannya sehari-hari baik di sekolah, di tempat tinggal tangga juga pada masyarkat, sehingga subjek didik dapat mencontohkannya. Justru itu materi yang disampaikan bisa diterima sang subjek didik, lantaran sesuai antara perkataan menggunakan perbuatan. 

Lembaga pendidikan islam 
Dalam proses perkembangan potensi subjek didik, maka forum pendidikan adalah syarat absolut menggunakan tugas dan tanggung jawabnya yang cultural edukatif terhadap subjek didik dan pula masyarakat pada pengembangan pendidikan secara continuo (terus menerus). Dengan demikian lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab pada bisnis untuk pengembangan subjek didik buat mencapai tujuan hidup, yaitu: 

1. Pembebasan manusia atau subjek didik berdasarkan semacam api neraka sinkron dengan perintah Allah, sebagaimana sudah berfirman dalam surat at-Tahrim ayat 6, yang artinya “jagalah dirimu dan keluargamu dari ancaman barah neraka”. 

2. Pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang mempunyai keselarasan dan keseimbangan hayati bahagia pada global dan di akhirat sebagai realisasi dambaan seorang yg beriman buat mencapai tujuan hayati manusia 

3. Membentuk pribadi subjek didik yang bisa berbagi potensi-potensi atau kemampuan yang telah dimiliki, baik kemampuan pengetahuan, kemampuan nilai serta pula kemapuan skill (keterampilan), sebagai akibatnya subjek didik bisa memperhambakan dirinya pada Allah. 

Dengan demikian bahwa forum-forum pendidikan adalah cerminan menurut idealitas umat Islam yang sekaligus dalam tingkat eksklusif ia dapat sebagai perubahan terhadap ketinggalan atau kemunduran idealitas umat Islam. Dalam hal ini forum-lembaga pendidikan Islam sebagai dimisiator (pembangkit) atau mativator terhadap umat Islam, sehingga terpancar asal idealitas ajaran Islam yg dianalisa serta dikembangkan oelh lembaga tadi.

Justru lembaga pendidikan tadi dapat menyiapkan subjek didik yang unggul, menggunakan kriteria sekurang-kurangnya menjadi berikut: pertama, harus berdedikasi dan berdisiplin yg tinggi, yaitu mempunyai rasa pengabdian terhadap tugas serta pekerjaannya. Kedua, insan unggul wajib mempunyai sifat amanah, yaitu dapat bekerja sama (pada suatu networking) dengan orang lain. Ketiga, insan atau subjek didik yg unggul haruslah inovatif, yaitu dia selalu mengadakan kompetisi, sebagai akibatnya selalu mencari yang lain. Keempat, manusia atau subjek didik unggul harus tekun, yaitu melaksanakan dan memfokuskan aktivitas yang sedang dihadapi. Kelima, subjek didik yg unggul haruslah giat, yaitu perilaku tekun yang suatu dedikasi terhadap pekerjaannya dalam mencari yg lebih baik. Keenam, subjek didik ungguk harus mampu mengendalikan dirinya.

Justru ini buat mencapai keunggulan serta kemajuaan subjek didik secara baik serta paripurna, maka harus dilaksanakan serta diusahakan, yaitu kedisiplinan yg tinggi, kejujuran, giat, inovatif, dan kreati dalam mencari banyak sekali ilmu pengetahuan yg lebih maju lantaran akan mengalami perubahan serta tantangan pada hayati. Dengan demikian forum-forum pendidikan Islam mengalami tantangan dan hambatannya dalam melaksanakan fungsi serta tugasnya.