BIJAK MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL DALAM MASA PEMILIHAN PRESIDEN

Pemilihan Presiden dan wapres Republik Indonesia masih delapan bulan lagi, tepatnya lepas 17 April 2019. Pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden berbarengan dengan pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupten/Kota. Tetapi suasana telah mulai memanas, sesudah ke 2 pasangan calon resmi mendaftar ke KPU.

Kampanye belum dimulai, tetapi pada media sosial serta media online suasana kampanye yg dilakukan simpatisan masing-masing calon telah sangat terasa. Pendukung kedua calon presiden saling serang opini dengan tujuan membela calon favoritnya dan menjelekan lawannya. Tak sporadis bahasa yg dimuntahkan telah sangat nir etis.


Bukan hanya simpatisan pada kalangan warga , bahkan para petinggi partai ke 2 pendukung pun saling serang opini. Mereka berusaha membela keputusan pilihan calon presiden serta wakil presiden seraya mencibir pasangan lainnya. Suasana semakin panas lantaran media pun memuat liputan konfrontasi ke 2 kubu  dengan judul yang bombastis.

Setiap orang memiliki hak buat memilih calon yang disukainya. Namun bukan berarti harus berjibaku membela pilihannya denga menghalalkan segala cara. Saling caci, saling hina, saling menjelakan merupakan perbuatan yg nir sesuai menggunakan nilai-nilai Pancasila. Kita wajib menghargai pilihan orang lain karena itu telah diatur pada undang-undang. Seseorang yang mengaku sebagai Pancasila sejati tentu nir akan berbuat demikian.

Lagi juga jika dipikir menggunakan  jernih, apa untungnya kita bertikai dengan orang lain hanya demi membela calon pilihannya? Apalagi jika kita bukanlah seseorang anggota partai atau tim sukses calon presiden. Apabila nanti pemilu sudah selesai serta presiden telah terpilih, toh kita tetap saja berada pada posisi semula. 

Jadi dari saya, lebih baik kita jaga ucapan perbuatan dan prilaku kita agar tidak terjadi suasana yang nir nyaman bagi orang lain. Boleh kita punya pilihan, tapi tak perlu diungkapkan pada media sosial. Apalagi apabila kalimat dukungan tersebut dibumbui menggunakan menyampaikan kejelekan pihak lawan. Itu sama saja memancing peperangan.

Marilah kita bijak menggunakan media umum.

ETIKA NORMATIF DAN ETIKA TERAPAN

Etika Normatif Dan Etika Terapan
Sebagai ilmu tentang moralitas, etika pula dapat dipercaya menjadi ilmu yg mempelajari tingkah laris moral insan. Di pada perkembangannya, etika dibedakan sebagai etika naratif, etika normatif serta metaetika (Bertens, 2001: 15—22). Dalam bagian ini akan dibahas dahulu pembagian etika dan kemudian dibahas mengenai etika terapan.

Etika Deskriptif
Etika naratif menaruh gambaran mengenai tingkah laris moral dalam arti yang luas, misalnya banyak sekali norma serta aturan yg tidak sinkron pada suatu masyarakat atau individu yang berada pada kebudayaan tertentu atau yang berada dalam kurun atau periode tertentu. Norma atau aturan tersebut ditaati sang individu atau rakyat yg asal dari kebudayaan atau kelompok eksklusif.


Sebagai model, masayarakat Jawa mengajarkan bertatakrama terhadap orang yg lebih tua dengan menghormatinya, bahkan dengan sapaan yang halus merupakan ajaran yang wajib diterima. Apabila seorang menolak melakukan hal itu, maka rakyat menganggapnya aneh; beliau dianggap bukan orang Jawa.

Norma-norma tersebut berisi ajaran atau semacam konsep etis tentang yg baik serta buruk, tindakan yang diperbolehkan atau nir diperbolehkan. Dengan kata lain, etika naratif mempelajari banyak sekali bentuk ajaran-ajaran moral yg berkaitan dengan “yang baik” dan “yang buruk”. Ajaran tersebut lazim diajarkan sang para pemuka warga pada masyarakatnya ataupun individu tertentu dan nampaknya tak jarang masih ada dalam suatu kebudayaan manusia. Pemerian atau penggambaran etika orang Jawa, atau etika orang Bugis, merupakan model bentuk etika naratif.

Etika Normatif
Bagian yg dipercaya penting dalam studi etika merupakan etika normatif karena ketika mengusut etika normatif ada berbagai studi atau masalah yg berkaitan menggunakan kasus moral. Etika normatif merupakan etika yg mengkaji apa yg wajib dirumuskan secara rasional dan bagaimana prinsip-prinsip etis dan bertanggung jawab dapat dipakai oleh insan. Di dalam etika normatif hal yg paling menonjol adalah munculnya evaluasi mengenai norma-norma tadi. Penilaian mengenai norma-kebiasaan tadi sangat sangat menentukan sikap insan mengenai “yg baik’ serta “yg jelek”.


Dalam mengusut etika normatif, dijumpai etika yang bersifat umum serta etika yang bersifat spesifik. Etika generik memiliki landasan dasar seperti kebiasaan etis/kebiasaan moral, hak serta kewajiban, hati nurani, serta tema-tema itulah yg menjadi kajiannya. Sedang etika khusus berupaya menerapkan prinsip-prinsip etis yg umum atas konduite manusia yg spesifik. Lama kelamaan etika khusus tadi berkembang menjadi etika terapan (applied ethics). Etika khusus membuatkan dirinya menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban serta perilaku individu terhadap dirinya sendiri. Sedang etika sosial berbicara mengenai kewajiban, perilaku dan pola konduite manusia sebagai anggota umat insan atau masyarakat. Bentuk etika sosial yang diterapkan dalam aneka macam bentuk memunculkan kajian-kajian tentang etika keluarga, etika profesi (etika biomedis, etika perbankan, etika bisnis, dan sebagainya), etika politik, serta etika lingkungan hidup.

Metaetika
Metaetika adalah kajian etika yg membahas ucapan-ucapan atau kaidah-kaidah bahasa, khususnya yg berkaitan menggunakan bahasa etis (yaitu bahasa yg dipakai dalam bidang moral). Kebahasaan seorang dapat menyebabkan penilaian etis terhadap ucapan tentang “yang baik” serta “yang tidak baik” serta kaidah nalar. Sebagai model, sebuah tayangan iklan obat-obatan menggunakan brand eksklusif pada televisi swasta seringkali menyesatkan banyak orang dengan slogan-slogan yang menganjurkan buat minum obat tertentu menggunakan khasiat seluruh penyakit yang diderita akan hilang serta orang menjadi sehat kembali. Slogan-slogan tersebut sangat berlebihan dan ketika orang mulai mengkritiknya, maka oleh sekelompok produsen dimunculkan sebuah ucapan etis yg berbunyi: “Jika sakit berlanjut, hubungi dokter”. Ucapan etis tersebut seakan sebagai semacam perilaku moral yg baik yg dihadirkan sang sekelompok penghasil serta disampaikan supaya rakyat menjadi lebih “bijaksana” pada meminum obat.

Etika Terapan
Etika terapan (applied ethics) merupakan studi etika yg menitikberatkan dalam aspek aplikatif teori etika atau kebiasaan yang ada. Etika terapan timbul dampak perkembangan yang pesat dari etika serta kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad XX, etika terapan sebagai suatu studi yg menarik lantaran terlibatnya aneka macam bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu keperawatan, serta sebagainya) pada menelaah etika.

Disebut etika terapan lantaran sifatnya yang simpel, yaitu menerangkan sisi kegunaannya. Sisi kegunaan itu asal dari penerapan teori dan kebiasaan etika saat berada dalam konduite manusia. Sebagai ilmu simpel, etika bekerja sama dengan bidang ilmu lain dalam melihat prinsip yg baik dan yang tidak baik. Penyelidikan atau kajian etika terapan meliputi 2 daerah besar , yaitu kajian yg menyangkut suatu profesi dan kajian yang berkaitan dengan suatu perkara. Kajian tentang profesi berarti membahas etika terapan dari sudut profesi eksklusif, misalnya etika kedokteran, etika politik, etika usaha, etika keperawatan. Etika terapan yang meyoroti banyak sekali perkara contohnya pencemaran lingkungan hidup mengakibatkan kajian mengenai etika lingkungan hayati; pembuatan, pemilikan serta penggunaan senjata nuklir menimbulkan kajian tentang etika nuklir; diskriminasi pada banyak sekali bentuk (ras, kepercayaan , gender, rona kulit, serta lain-lain) mengakibatkan keluarnya studi tentang hal itu (misalnya etika feminisme serta etika multikultural). Jadi jelaslah bahwa etika terapan yg berkaitan menggunakan masalah tersebut sangat diminati sang rakyat terbaru ketika ini lantaran topiknya aktual serta sangat relevan menggunakan kehidupan kontemporer.

a) Pengertian Etika Profesi
Bidang etika terapan yg bisa dipelajari secara lebih spesifik adalah etika profesi. Etika profesi merupakan bidang yg sangat dibutuhkan sang global kerja, khususnya yg berkaitan menggunakan kemajuan teknologi. Dalam arus globalisasi yg sedemikian pesat ini, ilmu pengetahuan serta teknologi membutuhkan asal daya insan yang mempunyai kecerdasan, keterampilan, serta kepandaian pada mengolah serta menguasai teknologi yang dihadapinya saat beliau bekerja. Selain menguasai pendidikan formal, serta berpengalaman bekerja, asal daya insan itu membutuhkan semacam wahana buat berpijak dalam bidang yg digelutinya. Sarana itu adalah etika profesi. Mengapa wajib etika profesi? Etika profesi merupakan etika yg berkaitan menggunakan profesi atau etika yg diterapkan dalam global kerja manusia. Di pada dunia kerjanya, insan membutuhkan pegangan, aneka macam pertimbangan moral dan sikap yang bijak.

Secara lebih khusus, etika profesi bisa dirumuskan sebagai bagian berdasarkan etika yg membahas kasus etis mengenai bidang-bidang yang berkaitan dengan profesi eksklusif, seperti dokter (kedokteran), pustakawan (perpustakaan), arsiparis (kearsipan), profesional informasi, ahli aturan, serta advokat. Yang menjadi pertanyaan sekarang, sebenarnya profesi itu apa? Profesi (dalam bahasa Latin: professues ) semula berarti suatu aktivitas manusia atau pekerjaan insan yg dikaitkan dengan sumpah suci. Atas dasar sumpah itulah insan harus bekerja dengan baik. Selain itu terdapat beberapa istilah profesi yg harus dijelaskan, yaitu profesi yg menyangkut tindak bekerja yang dilakukan menjadi aktivitas pokok buat membuat nafkah hidup serta mengandalkan keahlian eksklusif. Pengertian profesi yang lain, adalah menjadi perbuatan seseorang yang dilakukan buat memperoleh nilai komersial. Dalam perbuatan itu, contohnya Tuan Komang bekerja menjadi pegawai administrasi BB. La merasa tidak senang , namun dia terpaksa menerima pekerjaan itu (meskipun dengan honor yang dianggapnya kurang memadai) lantaran mencari pekerjaan yg lebih memadai sangat sulit. Selain itu terdapat pengertian profesi menjadi komunitas moral (moral community) yang diikat oleh adanya harapan dan nilai bersama yg dimiliki seseorang waktu ia berada dan bersama-sama menggunakan teman sejawat dalam dunia kerjanya.

Di sisi lain, seorang profesional hendaknya mempunyai sejumlah keahlian yg diperolehnya secara formal, contohnya belajar pada perguruan tinggi, sekolah tinggi dan sebagainya. Perolehan keahlian secara formal sangat penting serta menjadi bagian terpenting bagi seorang profesional ketika ia kelak disumpah atas dasar profesi tertentu. Tidaklah mungkin seseorang dokter melakukan sumpah jabatan (dokter) jika ia belum menyelesaikan studinya secara penuh. Dengan keahliannya seseorang profesional bekerja pada suatu tempat, membuka praktek, menaruh pelayanan pada khalayak yg membutuhkannya.

Dalam kaitannya menggunakan profesinya itu, seorang profesional berhadapan dengan klien atau pasien atau pemakai jasa, yaitu seorang yang memberikan kepercayaan terhadap dirinya sehingga profesional tadi memberikan pelayanan tertentu atas dasar keahliannya Untuk itu seorang profesional dapat mendapat sejumlah gaji atau pembayaran atas pelayanan yg diberikannya. Hubungan professional – klien/pasien/pemakai jasa berdasarkan semacam kontrak kerja atau perjanjian yg disepakati bersama. Dengan kesepakatan itu seorang profesional harus membela kepentingan kliennya/pasiennya/pemakai jasa serta, sebaliknya, si klien/pasien/pemakai jasa wajib menaruh sejumlah pembayaran yg juga telah disepakati beserta. Dalam hubungan kerja antara profesional–klien terdapat juga beberapa aspek moral atau pertimbangan-pertimbangan etis. Aspek moral atau pertimbangan etis sebagai landasan bagi ke 2 pihak untuk menjaga agama di antara mereka. 

Segala bentuk pelayanan haruslah memiliki aspek pro bono publico (segala bentuk pelayanan untuk kebaikan umum). Dalam interaksi pelayanan itu kebaikan generik bisa beraspek ganda. Pertama, adanya profesional yg memiliki profesi khusus, yg mementingkan pro lucro, yaitu demi keuntungan, sehingga pelayanan diberikan pada klien. Kedua, pro bono, demi kebaikan si klien, sebagai akibatnya pelayanan yang diberikan si profesional nir semata-mata demi pembayaran. Dampak aspek-aspek itudapat berupa timbulnya ketidakpastian pada interaksi pelayanan (saling nir percaya sehingga antara si profesional dengan kliennya nir masih ada hubungan yg serasi yg bisa menjadikan pada pemutusan hubungan). Namun, aspek pro bono bisa memunculkan profesional yg memiliki profesi luhur, yaitu profesi yang semata-mata tidak mementingkan upah melainkan menurut darma dalam warga , misalnya perawat, pengajar, dosen, serta rohaniwan.

Sesuatu yang tidak terpisahkan menurut etika profesi merupakan kode etik profesi yg adalah “dampak” dari hadirnya etika profesi, yang timbul karena etika profesi tadi berada pada komunitas tertentu yg memiliki keahlian yg sama. Kode etik profesi adalah anggaran atau kebiasaan yg diberlakukan pada profesi eksklusif. Di pada kebiasaan tadi timbul beberapa persyaratan atau kriteria yang bersifat etis serta wajib ditaati sang para pemilik profesi. Di dalam masyarakat ilmiah misalnya kedokteran, ilmu perpustakaan, atau ilmu sejarah ada kode etik yg berlaku bagi para dokter, para pustakawan, atau sejarawan yg tergabung dalam “wadah” eksklusif (Ikatan Dokter Indonesia, Masyarakat Sejarah Indonesia, Himpunan Dosen Etika Seluruh Indonesia, serta lain-lain).

Kode etik profesi yg tertua dipelopori sang Hippocrates, seseorang dokter Yunani Kuno yang hidup pada Abad V SM, yang dipercaya menjadi Bapak llmu Kedokteran. Kode etik profesi itu kemudian populer menggunakan sebutan “Sumpah Hippocrates”. Melalui pemikiran-pemikiran etis, produk etika profesi muncul dalam masyarakat moral (moral community) yg dipercaya mempunyai keinginan beserta dan dipersatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama dan keahlian yang sama jua. Refleksi etis ada di dalam kode etik profesi. Itu berarti bahwa kode etik bisa diubah atau diperbaharui susunan “aturan”-nya atau dibentuk baru demi situasi atau kondisi yang baru akibat implikasi-akibat yg muncul. Perubahan kode etik tidak mengurangi nilai etis atau nilai moral yg telah terdapat, namun justru sebagai nilai tambah bagi kode etik profesi itu sendiri.

Selain itu pada dalam kode etik profesi termaktub pernyataan-pernyataan yang berisikan pesan moral serta rasa tanggung jawab moral bagi yg akan menjalankan profesi itu. Bila terjadi pelanggaran kode etik profesi, maka profesional yang melanggar itu akan menerima sangsi berdasarkan rakyat moralnya (pada hal ini institusi atau forum yg memiliki warga menggunakan keahlian eksklusif). Tujuan sangsi tadi adalah buat menyadarkan betapa pentingnya tanggung jawab moral ditegakkan pada dalam dunia profesi.

Sebagai sebuah kajian yang berkaitan dengan konduite etis manusia yg bekerja, etika terapan mempunyai objek. Objek forma etika profesi merupakan perilaku etis atau perilaku manusia yang berkaitan menggunakan yg baik serta jelek. Untuk memperjelas objek tadi, haruslah disebut jua objek forma etika profesi. Objek forma atau utama perhatian menurut etika profesi merupakan konduite manusia tentang yang baik dan jelek yang berkaitan dengan pekerjaannya. Dan pada kaitannya menggunakan pekerjaannya itu maka seorang hendaknya dapat memiliki kepekaan moralitas atau kepedulian etis buat bersikap baik terhadap sesama rekan kerja, dan sesama manusia yang berkaitan dengan profesinya tanpa merugikan orang lain.

b) Etika Profesi sebagai Ilmu Mudah dan Terapan
Etika profesi hendaknya dipandang sebagai ilmu yg bersifat praktis. Oleh karenanya, di dalam kajiannya etika profesi nir meninggalkan segi atau landasan teoretisnya. Sebagai ilmu mudah, etika profesi memiliki sifat yang mementingkan tujuan perbuatan serta kegunaannya, baik secara pragmatis maupun secara utilitaristis serta deontologis.

Memandang etika profesi secara pragmatis berarti melihat bagaimana kegunaan itu memiliki makna bagi seseorang profesional melalui tindakan positif berupa pelayanan terhadap klien, pasien atau pemakai jasa. Kegunaan yg bersifat utilitaristis akan sangat berguna jika dapat membuat perbuatan yg baik. Seorang arsitek akan menerima kebahagiaan jika rancang bangunnya digunakan oleh orang lain serta diterapkan dalam pembuatan rumahnya, dan pada akhirnya orang itu merasa puas atas disain rumahnya.

Pada kegunaan etika profesi yang bersifat deontologis, kegunaan itu akan dinilai baik jika disertai kehendak baik. Pelayanan kesehatan pada rumah sakit “X” akan dievaluasi baik serta sangat berguna bagi masyarakat umum bila para dokter tempat tinggal sakit itu memiliki kehendak baik pada menjalankan tugasnya. Kegunaan secara deontologis tidak hanya menyaratkan unsur kehendak baik tetapi pula kewajiban, yakni apa yg wajib dilakukan. Kewajiban moral, menurut Kant, mengandung imperatif kategoris, yakni perintah yang mewajibkan begitu saja, tanpa kondisi. Seorang profesional menjalankan kewajiban atau tugasnya yang memang sebagai tanggung jawabnya tanpa wajib diperingatkan berulang kali oleh pimpinannya. Di pada penerapannya, yakni pada global kerja, seorang profesional wajib dibimbing sang kebiasaan moral, yaitu norma yg mewajibkan tanpa kondisi (begitu saja) tanpa disertai pertimbangan lain.

c) Metode atau Pendekatan Etika Profesi
Dalam mempelajari etika profesi, pendekatan yg harus digunakan adalah pendekatan kritis refleksif dan dialogis. Pendekatan (metode) tadi dipakai oleh seseorang yang memiliki profesi tertentu (dokter, pustakawan, arsitek, dan sebagainya) pada menilai apa yang sudah ia lakukan (tindakan) terhadap bidang atau pekerjaan tertentu. Orang perlu merenungkan secara kritis dan mendialogkan segala sesuatu yg telah dia lakukan selama bekerja, baik waktu itu juga pada masa mendatang. Pendekatan itu bertujuan agar seseorang profesional bisa bekerja menggunakan sebaik mungkin sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam berdialog, pertimbangan-pertimbangan moral sebagai dasar bagi hubungan profesional dengan klien. Pertimbangan-pertimbangan moral yang baik membutuhkan sikap awal yang jernih pada melihat kasus/bentuk pelayanan, norma etis, cara berpikir yang logis dan rasional, dan berita yang memadai mengenai masalah atau bentuk pelayanan yang ditanganinya.

d) Peran Etika Profesi pada Ilmu-ilmu Lain
Sebenarnya etika profesi itu milik siapa atau diletakkan pada mana? Etika profesi bisa diberlakukan pada, pertama, individu-individu yg mempunyai kewajiban-kewajiban eksklusif seperti kewajiban seseorang profesional warta terhadap kliennya, atau kewajiban seorang dokter terhadap pasiennya, atau kewajiban seseorang advokat terhadap kliennya. Kedua, etika profesi bisa diterapkan dalam gerombolan -kelompok tertentu yg mempunyai profesi tertentu, misalnya kewajiban grup wartawan terhadap warga pembacanya, atau kewajiban gerombolan ilmuwan atas output temuan mereka yg berupa teknologi.

Di sisi lain, bidang-bidang yang bersifat multi disipliner atau kajian lintas ilmu bisa menjadi media atau “huma” penerapan etika profesi. Dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, etika profesi sebagai semakin diperkaya oleh ilmu-ilmu tersebut seperti keluarnya etika profesi bagi ilmu-ilmu kesehatan, ilmu teknik, serta ilmu komputer. Etika profesi bisa berdialog menggunakan aneka macam ilmu, bertahan dan diperlukan selama hubungan profesional-klien masih tetap ada.

Bagi seorang profesional yg beranjak di bidang tertentu misalnya perpustakaan, kedokteran, disain interior, atau dosen, etika profesi bisa berperan menjadi “kompas” moral, penunjuk jalan bagi si profesional yg menurut nilai-nilai etisnya: hati nurani, kebebasan-tanggung jawab, kejujuran, agama, hak-kewajiban dalam bentuk pelayanan terhadap kliennya. Peran yang ke 2, etika profesi diharapkan dapat menjamin kepercayaan masyarakat (klien-klien) terhadap pelayanan yg diberikan sang si profesional. Untuk itulah wajib diciptakan semacam kode etik yg baik (kode etik pustakawan, kode etik dokter, kode etik dosen, serta sebagainya).

ETIKA NORMATIF DAN ETIKA TERAPAN

Etika Normatif Dan Etika Terapan
Sebagai ilmu mengenai moralitas, etika jua bisa dipercaya menjadi ilmu yg mempelajari tingkah laku moral insan. Di dalam perkembangannya, etika dibedakan sebagai etika deskriptif, etika normatif dan metaetika (Bertens, 2001: 15—22). Dalam bagian ini akan dibahas dahulu pembagian etika dan lalu dibahas tentang etika terapan.

Etika Deskriptif
Etika naratif menaruh gambaran mengenai tingkah laris moral pada arti yg luas, seperti berbagai norma serta aturan yang tidak sama pada suatu masyarakat atau individu yg berada dalam kebudayaan eksklusif atau yang berada pada kurun atau periode eksklusif. Norma atau aturan tadi ditaati oleh individu atau masyarakat yg asal berdasarkan kebudayaan atau gerombolan eksklusif.


Sebagai contoh, masayarakat Jawa mengajarkan bertatakrama terhadap orang yg lebih tua dengan menghormatinya, bahkan dengan sapaan yg halus merupakan ajaran yang harus diterima. Jika seseorang menolak melakukan hal itu, maka warga menganggapnya aneh; dia dipercaya bukan orang Jawa.

Norma-norma tersebut berisi ajaran atau semacam konsep etis mengenai yang baik dan buruk, tindakan yang diperbolehkan atau nir diperbolehkan. Dengan istilah lain, etika naratif mempelajari berbagai bentuk ajaran-ajaran moral yg berkaitan dengan “yg baik” dan “yg tidak baik”. Ajaran tadi lazim diajarkan sang para pemuka rakyat dalam masyarakatnya ataupun individu tertentu dan nampaknya seringkali masih ada dalam suatu kebudayaan manusia. Pemerian atau penggambaran etika orang Jawa, atau etika orang Bugis, merupakan model bentuk etika naratif.

Etika Normatif
Bagian yang dipercaya krusial pada studi etika merupakan etika normatif lantaran waktu menyelidiki etika normatif timbul berbagai studi atau masalah yang berkaitan dengan kasus moral. Etika normatif merupakan etika yang mengkaji apa yang wajib dirumuskan secara rasional dan bagaimana prinsip-prinsip etis serta bertanggung jawab bisa dipakai sang insan. Di dalam etika normatif hal yg paling menonjol merupakan munculnya penilaian tentang norma-norma tersebut. Penilaian mengenai kebiasaan-norma tersebut sangat sangat menentukan sikap insan mengenai “yg baik’ dan “yg jelek”.


Dalam menilik etika normatif, dijumpai etika yang bersifat generik dan etika yg bersifat khusus. Etika generik memiliki landasan dasar seperti norma etis/kebiasaan moral, hak serta kewajiban, hati nurani, dan tema-tema itulah yang sebagai kajiannya. Sedang etika spesifik berupaya menerapkan prinsip-prinsip etis yang generik atas konduite manusia yg spesifik. Lama kelamaan etika khusus tersebut berkembang sebagai etika terapan (applied ethics). Etika spesifik berbagi dirinya menjadi etika individual serta etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku individu terhadap dirinya sendiri. Sedang etika sosial berbicara tentang kewajiban, sikap serta pola perilaku insan sebagai anggota umat manusia atau masyarakat. Bentuk etika sosial yang diterapkan pada berbagai bentuk memunculkan kajian-kajian tentang etika keluarga, etika profesi (etika biomedis, etika perbankan, etika usaha, serta sebagainya), etika politik, dan etika lingkungan hidup.

Metaetika
Metaetika adalah kajian etika yang membahas ucapan-ucapan atau kaidah-kaidah bahasa, khususnya yg berkaitan menggunakan bahasa etis (yaitu bahasa yg dipakai pada bidang moral). Kebahasaan seorang dapat mengakibatkan penilaian etis terhadap ucapan tentang “yang baik” serta “yg jelek” dan kaidah akal. Sebagai model, sebuah tayangan iklan obat-obatan dengan merk tertentu pada televisi partikelir tak jarang menyesatkan poly orang menggunakan slogan-slogan yang menganjurkan buat minum obat tertentu menggunakan khasiat seluruh penyakit yang diderita akan hilang dan orang sebagai sehat pulang. Slogan-jargon tadi sangat berlebihan dan ketika orang mulai mengkritiknya, maka oleh sekelompok pembuat dimunculkan sebuah ucapan etis yang berbunyi: “apabila sakit berlanjut, hubungi dokter”. Ucapan etis tersebut seakan menjadi semacam konduite moral yg baik yang dihadirkan sang sekelompok pembuat dan disampaikan agar masyarakat sebagai lebih “bijaksana” pada meminum obat.

Etika Terapan
Etika terapan (applied ethics) adalah studi etika yang menitikberatkan pada aspek aplikatif teori etika atau norma yg ada. Etika terapan muncul dampak perkembangan yg pesat berdasarkan etika dan kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad XX, etika terapan menjadi suatu studi yg menarik lantaran terlibatnya banyak sekali bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu keperawatan, dan sebagainya) pada menyelidiki etika.

Disebut etika terapan lantaran sifatnya yang praktis, yaitu menunjukkan sisi kegunaannya. Sisi kegunaan itu asal dari penerapan teori dan norma etika ketika berada pada perilaku insan. Sebagai ilmu praktis, etika bekerja sama dengan bidang ilmu lain dalam melihat prinsip yang baik serta yg tidak baik. Penyelidikan atau kajian etika terapan meliputi dua wilayah akbar, yaitu kajian yang menyangkut suatu profesi dan kajian yang berkaitan menggunakan suatu perkara. Kajian mengenai profesi berarti membahas etika terapan dari sudut profesi tertentu, misalnya etika kedokteran, etika politik, etika bisnis, etika keperawatan. Etika terapan yg meyoroti berbagai kasus misalnya pencemaran lingkungan hayati menimbulkan kajian mengenai etika lingkungan hidup; pembuatan, pemilikan dan penggunaan senjata nuklir mengakibatkan kajian mengenai etika nuklir; diskriminasi pada banyak sekali bentuk (ras, kepercayaan , gender, rona kulit, dan lain-lain) menyebabkan munculnya studi tentang hal itu (misalnya etika feminisme serta etika multikultural). Jadi jelaslah bahwa etika terapan yang berkaitan dengan perkara tadi sangat diminati sang rakyat terkini saat ini karena topiknya aktual serta sangat relevan menggunakan kehidupan pada masa ini.

a) Pengertian Etika Profesi
Bidang etika terapan yang dapat dipelajari secara lebih khusus merupakan etika profesi. Etika profesi merupakan bidang yang sangat dibutuhkan oleh global kerja, khususnya yg berkaitan dengan kemajuan teknologi. Dalam arus globalisasi yg sedemikian pesat ini, ilmu pengetahuan serta teknologi membutuhkan asal daya insan yg memiliki kecerdasan, keterampilan, serta kemampuan berpikir pada mengolah serta menguasai teknologi yang dihadapinya saat ia bekerja. Selain menguasai pendidikan formal, dan berpengalaman bekerja, sumber daya insan itu membutuhkan semacam wahana buat berpijak dalam bidang yg digelutinya. Sarana itu merupakan etika profesi. Mengapa harus etika profesi? Etika profesi merupakan etika yg berkaitan menggunakan profesi atau etika yg diterapkan dalam global kerja manusia. Di pada global kerjanya, insan membutuhkan pegangan, banyak sekali pertimbangan moral dan perilaku yang bijak.

Secara lebih spesifik, etika profesi bisa dirumuskan menjadi bagian berdasarkan etika yang membahas masalah etis mengenai bidang-bidang yang berkaitan menggunakan profesi eksklusif, misalnya dokter (kedokteran), pustakawan (perpustakaan), arsiparis (kearsipan), profesional berita, pakar hukum, dan pengacara. Yang sebagai pertanyaan kini , sebenarnya profesi itu apa? Profesi (pada bahasa Latin: professues ) semula berarti suatu kegiatan insan atau pekerjaan insan yang dikaitkan dengan sumpah kudus. Atas dasar sumpah itulah manusia wajib bekerja dengan baik. Selain itu ada beberapa istilah profesi yg harus dijelaskan, yaitu profesi yg menyangkut tindak bekerja yg dilakukan menjadi aktivitas pokok buat membentuk nafkah hidup serta mengandalkan keahlian eksklusif. Pengertian profesi yg lain, merupakan sebagai perbuatan seorang yang dilakukan buat memperoleh nilai komersial. Dalam perbuatan itu, misalnya Tuan Komang bekerja menjadi pegawai administrasi BB. La merasa nir senang , tetapi dia terpaksa mendapat pekerjaan itu (meskipun menggunakan honor yang dianggapnya kurang memadai) karena mencari pekerjaan yg lebih memadai sangat sulit. Selain itu terdapat pengertian profesi menjadi komunitas moral (moral community) yang diikat sang adanya impian dan nilai beserta yg dimiliki seorang waktu ia berada serta beserta-sama menggunakan teman sejawat dalam dunia kerjanya.

Di sisi lain, seorang profesional hendaknya memiliki sejumlah keahlian yang diperolehnya secara formal, misalnya belajar pada perguruan tinggi, sekolah tinggi dan sebagainya. Perolehan keahlian secara formal sangat penting serta sebagai bagian terpenting bagi seseorang profesional ketika dia kelak disumpah atas dasar profesi tertentu. Tidaklah mungkin seseorang dokter melakukan sumpah jabatan (dokter) apabila beliau belum menyelesaikan studinya secara penuh. Dengan keahliannya seorang profesional bekerja pada suatu tempat, membuka praktek, menaruh pelayanan kepada khalayak yg membutuhkannya.

Dalam kaitannya menggunakan profesinya itu, seseorang profesional berhadapan dengan klien atau pasien atau pemakai jasa, yaitu seseorang yg menaruh agama terhadap dirinya sebagai akibatnya profesional tersebut memberikan pelayanan eksklusif atas dasar keahliannya Untuk itu seorang profesional bisa mendapat sejumlah gaji atau pembayaran atas pelayanan yg diberikannya. Hubungan professional – klien/pasien/pemakai jasa menurut semacam kontrak kerja atau perjanjian yg disepakati bersama. Dengan kesepakatan itu seseorang profesional wajib membela kepentingan kliennya/pasiennya/pemakai jasa dan, sebaliknya, si klien/pasien/pemakai jasa harus menaruh sejumlah pembayaran yang pula telah disepakati bersama. Dalam interaksi kerja antara profesional–klien masih ada juga beberapa aspek moral atau pertimbangan-pertimbangan etis. Aspek moral atau pertimbangan etis sebagai landasan bagi kedua pihak buat menjaga agama pada antara mereka. 

Segala bentuk pelayanan haruslah memiliki aspek pro bono publico (segala bentuk pelayanan buat kebaikan umum). Dalam interaksi pelayanan itu kebaikan umum bisa beraspek ganda. Pertama, adanya profesional yg mempunyai profesi spesifik, yang mementingkan pro lucro, yaitu demi keuntungan, sehingga pelayanan diberikan pada klien. Kedua, pro bono, demi kebaikan si klien, sehingga pelayanan yang diberikan si profesional tidak semata-mata demi pembayaran. Dampak aspek-aspek itudapat berupa timbulnya ketidakpastian pada hubungan pelayanan (saling nir percaya sehingga antara si profesional menggunakan kliennya tidak terdapat interaksi yang harmonis yg dapat berakibat pada pemutusan hubungan). Tetapi, aspek pro bono dapat memunculkan profesional yg memiliki profesi luhur, yaitu profesi yg semata-mata nir mementingkan upah melainkan berdasarkan pengabdian dalam warga , misalnya perawat, pengajar, dosen, dan rohaniwan.

Sesuatu yang tidak terpisahkan menurut etika profesi adalah kode etik profesi yang merupakan “dampak” dari hadirnya etika profesi, yang ada karena etika profesi tadi berada dalam komunitas eksklusif yg memiliki keahlian yg sama. Kode etik profesi adalah aturan atau norma yg diberlakukan dalam profesi eksklusif. Di dalam norma tadi muncul beberapa persyaratan atau kriteria yg bersifat etis dan harus ditaati sang para pemilik profesi. Di dalam warga ilmiah misalnya kedokteran, ilmu perpustakaan, atau ilmu sejarah ada kode etik yang berlaku bagi para dokter, para pustakawan, atau sejarawan yang tergabung dalam “wadah” eksklusif (Ikatan Dokter Indonesia, Masyarakat Sejarah Indonesia, Himpunan Dosen Etika Seluruh Indonesia, serta lain-lain).

Kode etik profesi yang tertua dipelopori oleh Hippocrates, seorang dokter Yunani Kuno yang hidup dalam Abad V SM, yg dianggap menjadi Bapak llmu Kedokteran. Kode etik profesi itu kemudian populer dengan sebutan “Sumpah Hippocrates”. Melalui pemikiran-pemikiran etis, produk etika profesi ada pada masyarakat moral (moral community) yg dianggap mempunyai harapan beserta serta dipersatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama serta keahlian yang sama pula. Refleksi etis timbul di pada kode etik profesi. Itu berarti bahwa kode etik dapat diubah atau diperbaharui susunan “aturan”-nya atau dibuat baru demi situasi atau syarat yg baru akibat akibat-implikasi yang ada. Perubahan kode etik tidak mengurangi nilai etis atau nilai moral yang sudah ada, namun justru sebagai nilai tambah bagi kode etik profesi itu sendiri.

Selain itu pada dalam kode etik profesi termaktub pernyataan-pernyataan yg berisikan pesan moral dan rasa tanggung jawab moral bagi yg akan menjalankan profesi itu. Jika terjadi pelanggaran kode etik profesi, maka profesional yg melanggar itu akan menerima sangsi menurut warga moralnya (dalam hal ini institusi atau forum yg memiliki rakyat dengan keahlian eksklusif). Tujuan sangsi tersebut adalah buat menyadarkan betapa pentingnya tanggung jawab moral ditegakkan pada dalam global profesi.

Sebagai sebuah kajian yang berkaitan dengan konduite etis manusia yang bekerja, etika terapan mempunyai objek. Objek forma etika profesi merupakan konduite etis atau konduite manusia yang berkaitan menggunakan yg baik dan jelek. Untuk memperjelas objek tersebut, haruslah dianggap pula objek forma etika profesi. Objek forma atau pokok perhatian berdasarkan etika profesi merupakan konduite manusia tentang yg baik dan jelek yang berkaitan menggunakan pekerjaannya. Dan pada kaitannya menggunakan pekerjaannya itu maka seseorang hendaknya bisa memiliki kepekaan moralitas atau kepedulian etis buat bersikap baik terhadap sesama rekan kerja, dan sesama insan yg berkaitan dengan profesinya tanpa merugikan orang lain.

b) Etika Profesi sebagai Ilmu Praktis dan Terapan
Etika profesi hendaknya dipandang sebagai ilmu yang bersifat praktis. Oleh karenanya, pada pada kajiannya etika profesi tidak meninggalkan segi atau landasan teoretisnya. Sebagai ilmu mudah, etika profesi mempunyai sifat yang mementingkan tujuan perbuatan serta manfaatnya, baik secara pragmatis juga secara utilitaristis serta deontologis.

Memandang etika profesi secara pragmatis berarti melihat bagaimana kegunaan itu memiliki makna bagi seorang profesional melalui tindakan positif berupa pelayanan terhadap klien, pasien atau pemakai jasa. Kegunaan yg bersifat utilitaristis akan sangat bermanfaat apabila dapat membuat perbuatan yang baik. Seorang arsitek akan mendapatkan kebahagiaan apabila rancang bangunnya dipakai sang orang lain serta diterapkan pada pembuatan rumahnya, dan pada akhirnya orang itu merasa puas atas disain rumahnya.

Pada kegunaan etika profesi yang bersifat deontologis, kegunaan itu akan dinilai baik apabila disertai kehendak baik. Pelayanan kesehatan pada rumah sakit “X” akan dievaluasi baik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat umum apabila para dokter tempat tinggal sakit itu mempunyai kehendak baik pada menjalankan tugasnya. Kegunaan secara deontologis tidak hanya menyaratkan unsur kehendak baik namun jua kewajiban, yakni apa yang wajib dilakukan. Kewajiban moral, menurut Kant, mengandung imperatif kategoris, yakni perintah yg mewajibkan begitu saja, tanpa kondisi. Seorang profesional menjalankan kewajiban atau tugasnya yang memang menjadi tanggung jawabnya tanpa harus diperingatkan berulang kali oleh pimpinannya. Di dalam penerapannya, yakni di dunia kerja, seseorang profesional harus dibimbing oleh norma moral, yaitu kebiasaan yg mewajibkan tanpa syarat (begitu saja) tanpa disertai pertimbangan lain.

c) Metode atau Pendekatan Etika Profesi
Dalam mengusut etika profesi, pendekatan yang harus dipakai merupakan pendekatan kritis refleksif serta dialogis. Pendekatan (metode) tersebut dipakai oleh seseorang yg memiliki profesi eksklusif (dokter, pustakawan, arsitek, serta sebagainya) pada menilai apa yang telah ia lakukan (tindakan) terhadap bidang atau pekerjaan tertentu. Orang perlu merenungkan secara kritis serta mendialogkan segala sesuatu yg telah dia lakukan selama bekerja, baik waktu itu maupun di masa mendatang. Pendekatan itu bertujuan supaya seseorang profesional dapat bekerja dengan sebaik mungkin sebagai akibatnya tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam berdialog, pertimbangan-pertimbangan moral sebagai dasar bagi interaksi profesional menggunakan klien. Pertimbangan-pertimbangan moral yang baik membutuhkan sikap awal yg jernih dalam melihat kasus/bentuk pelayanan, norma etis, cara berpikir yg logis dan rasional, serta liputan yg memadai mengenai perkara atau bentuk pelayanan yang ditanganinya.

d) Peran Etika Profesi dalam Ilmu-ilmu Lain
Sebenarnya etika profesi itu milik siapa atau diletakkan pada mana? Etika profesi dapat diberlakukan pada, pertama, individu-individu yang memiliki kewajiban-kewajiban tertentu misalnya kewajiban seseorang profesional fakta terhadap kliennya, atau kewajiban seorang dokter terhadap pasiennya, atau kewajiban seorang advokat terhadap kliennya. Kedua, etika profesi bisa diterapkan pada grup-gerombolan tertentu yg memiliki profesi tertentu, contohnya kewajiban grup wartawan terhadap warga pembacanya, atau kewajiban gerombolan ilmuwan atas hasil temuan mereka yang berupa teknologi.

Di sisi lain, bidang-bidang yg bersifat multi disipliner atau kajian lintas ilmu bisa sebagai media atau “lahan” penerapan etika profesi. Dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, etika profesi menjadi semakin diperkaya oleh ilmu-ilmu tadi misalnya munculnya etika profesi bagi ilmu-ilmu kesehatan, ilmu teknik, dan ilmu komputer. Etika profesi mampu berdialog dengan banyak sekali ilmu, bertahan serta diperlukan selama hubungan profesional-klien masih permanen terdapat.

Bagi seseorang profesional yg bergerak di bidang eksklusif misalnya perpustakaan, kedokteran, disain interior, atau dosen, etika profesi bisa berperan menjadi “kompas” moral, penunjuk jalan bagi si profesional yg dari nilai-nilai etisnya: hati nurani, kebebasan-tanggung jawab, kejujuran, agama, hak-kewajiban pada bentuk pelayanan terhadap kliennya. Peran yg ke 2, etika profesi dibutuhkan bisa menjamin agama masyarakat (klien-klien) terhadap pelayanan yang diberikan oleh si profesional. Untuk itulah harus diciptakan semacam kode etik yg baik (kode etik pustakawan, kode etik dokter, kode etik dosen, dan sebagainya).

TIPS KAMERA HP MENGHASILKAN FOTO SEPERTI DSLR

Tips Fotografi Kamera Handphone Menghasilkan Foto Yang Bagus Setara DSLR - Bagaimana cara supaya membuat foto yg rupawan seperti DSLR memakai kamera hp ? Kamera merupakan fitur wajib yg ada pada sebuah handphone. Di era kini ini interaksi antara smartphone (baik dari OS android, Iphone, Blackberry, maupun microsoft) dan foto telah sebagai satu kesatuan yg nir terpisahkan lagi, kebanyakan pengguna handphone mengambil foto berdasarkan kamera smartphone yang dimiliki.
Namun tidak semua orang bisa mengambil gambar yg indah berdasarkan kamera handphone selayaknya kamera digital. Untuk memperoleh output foto yang jernih dan tajam yg terlihat misalnya fotografi profesional terkadang bisa diperoleh melalui aplikasi yg poly tersedia dalam Google Play Store di android, Itunes di IOs, dan aplikasi market lainnya. Keunggulan yang masih ada didalamnya telah mencukupi kebutuhan sehari-hari pecinta foto selfie, seperti edit langsung pada hp atau bahkan langsung waktu menjepret foto, dan mampu eksklusif menunjukkan ke akun jejaring sosial.
Akan namun yg wajib diingat bagi yang hobi memperoleh foto yang bagus, fotografi bukanlah sekedar pelaksanaan tetapi dibutuhkan jua pemahaman dasar supaya kualitas foto tinggi seperti DSLR meskipun hanya dijepret menggunakan kamera smartphone. Sebagaimana istilah bijak yang sering disampaikan dalam lembaga juga pembinaan fotografi

Kamera hanya mempunyai imbas 20% terhadap hasil foto terbaik, sementara fotografer mempunyai andil terbesar, yaitu 80%


Tips Kamera Hp Menghasilkan Foto Seperti DSLR


Cara Agar Hasilkan Foto Berkualitas Setara Kamera Canon dengan Kamera Ponsel
Teknik ini sebenarnya bukan hanya semata dimiliki atau dikhususkan bagi fotografi menggunakan ponsel, akan namun adalah dasar generik belajar photografi  buat membuat foto berkualitas. Berikut ini adalah beberapa tips fotografi android supaya memperoleh gambar kualitas terbaik :
  • Perhatikan Komposisi.
Penentu primer kualitas foto yang keren adalah komposisi. Untuk mendapatkan output foto terbaik, sobat perlu mempelajari beberapa komposisi dasar seperti Rule of Third garis bantu, framing, sudut pengambilan gambar (angel of view), dan lainnya. Setelah menguasai tekhnik komposisi barulah sobat memperhatikan aspek lain seperti pencahayaan serta sudut pengambilan.
  • Perhatikan Arah Cahaya
Salah satu problem terbesar waktu merogoh foto pada ruangan adalah kurangnya pencahayaan alami. Suplai pencahayaan yg tepat dapat menciptakan kuliner terlihat lebih enak, aktualisasi diri wajah lebih ceria serta lingkungan lebih ramah. Sebisa mungkin, cobalah buat mengambil foto di bawah pencahayaan alami. Untuk hasil terbaik, usahakan mendekati ventilasi atau pintu ketika mengambil foto di pada ruangan, serta asal cahaya seperti mentari , lampu-lampu neon atau lampu jalan saat memotret di luar ruangan.
Sebagaimana aturan umum pada pencahayaan yang sama seperti "fotografi tradisional", perhatikan asal datangnya pencahayaan. Hindari melawan arah cahaya datang ketika merogoh gambar (kecuali jika sobat berniat menghasilkan dampak siluet). Pertimbangkan jua buat menembak subjek memakai cahaya pada satu sisi, yang akan berpengaruh pada tekstur dan kedalaman rona foto.
  • Jangan Gunakan Zoom
Ketika mengambil gambar dengan kamera smartphone, sebaiknya buat sedekat mungkin menggunakan subjek daripada menggunakan zoom waktu mengambilshoot. Hilangkan rasa malas buat beranjak lebih dekat ke subjek foto. Lantaran smartphone sobat tidak mempunyai optik (menggunakan lensa) zoom, fitur digital zoom akan memangkas resolusi foto. Hasil foto dengan digital zoom pasti lebih kasar, yg akan menciptakan sobat ragu untuk membagikannya pada jejaring sosial.
  • Penggunaan Flash
Gunakan flash hanya bila subjek fotografi pada cahaya rendah. Lampu kilat (Flash) pada kamera smartphone membuat hasil yg lebih baik, namun terkadang hasil lebih baik justru bila dimatikan. Karena cahaya flash terkadang justru mengurangi kadar alami sebagaimana mata melihat dengan menghilangkan tekstur foto.
Letak flash dalam kamera smartphone terlalu dekat menggunakan sensor serta membuat sensor nir bekerja menggunakan baik. Beberapa orang mencoba kreatif menutupi flash menggunakan kertas tisu atau isolasi transparan buat mengurangi cahaya, tapi sebaiknya untuk nir menggunakan flash untuk mendapatkan gambar yg mengagumkan.
Sementara pada cahaya yg sahih-benar rendah (gelap), pakai flash disertai menggunakan peningkatan eksposure serta tingkat ISO. Pada aplikasi bawaan dominan smartphone pula masih ada fitur mode malam yang bisa sobat manfaatkan, dan bila dirasa perlu sobat juga mampu mencari aplikasi pada Google Playstore buat meningkatkan kualitas foto pada kondisi malam hari.
  • Jaga Kestabilan Tangan Saat Mengambil Gambar
Salah satu kelemahan kamera ponsel merupakan nir terdapatnya pengaturan speed, atau jikapun ada nir maksimal . Ini mengakibatkan output gambar nir akan mengagumkan bila diambil sembari berjalan, berkendara, bahkan sekedar gemetar waktu memotret. Untuk mendapatkan foto terbaik, berhentilah berjalan serta berkendara, serta bersikap realistis dengan tidak memimpikan merogoh objek yang melintas terlalu cepat.
Ketika memotret, gunakan ke 2 tangan pada telepon serta jaga kestabilan ketika merogoh foto. Ada begitu banyak foto yg nir dapat dikontrol, sobat wajib benar-sahih melakukan yang terbaik buat mendapatkan foto yg tidak kabur. Untuk hasil yg terbaik, manfaatkan juga fitur timer (penghitung saat mundur) untuk memotret otomatis sinkron saat yang pada set. Ini ditujukan untuk mengurangi gerakan ketika menekan tombol shoot pada tombol fisik juga pada layar. Bahkan apabila perlu belilah juga tripod atau tongsis buat menciptakan kamera tetap stabil.
  • Gunakan Mode Panorama
Mode panorama ketika ini telah mampu dijumpai pada kamera ponsel, bahkan inilah fitur terbaik kamera ponsel yg jarang sekali dijumpai dalam kamera dslr ataupun kamera pocket! Apabila aplikasi kamera smartphone sobat belum masih ada fitur ini, sobat mampu men-download sebuah pelaksanaan kamera pihak ketiga seperti Photosynth (iOS) dan Autostitch Panorama Pro dan Google Camera (Android).
Mode panorama merupakan cara terbaik buat mengambil foto landscape, asalkan sobat dapat menjaga tangan cukup stabil serta subjek tidak berkecimpung akan dihasilkan foto panoramik yang sempurna.
  • Hindari Penggunaan Filter Saat Memotret
Memang dalam poly aplikasi terdapat fitur filter yang membuat foto lebih latif dan bisa dilihat secara pribadi waktu memotret. Namun lebih baik buat memakai filter mereka setelah foto diambil (pada proses editing) ketimbang menerapkan filter secara eksklusif ketika memotret. Ini terutama ditujukan agar foto sanggup mempunyai poly variasi waktu diedit serta bisa dipertimbangkan ulang buat hasil yang terbaik. Foto menggunakan filter saat memotret akan memiliki sedikit pilihan hasil foto.
Selain itu, penggunaan filter pada fotografi profesional misalnya misalnya pada jurnalistik sangat sporadis dilakukan, bahkan cenderung ditinjau cinis dan menerima cemoohan lantaran diragukan keasliannya. Sementara buat fotografer smartphone yg kasual, sudah lazim digunakan filter retro, hitam-putih, Windmere, Islandia, serta filter hipster lain yg menambahkan karakter ke foto serta menyenangkan untuk dibagikan ke jejaring sosial. Dengan memakai filter pada proses editing, sobat bisa menerima keduanya sekaligus.
Baca pula artikel lainnya :

  • Penggunaan Mode Burst
Tragedi besar yg terjadi semenjak kehadiran kamera digital merupakan mengambil foto sebanyak mungkin tanpa mempertimbangkan hasilnya. Begitupun menggunakan fotografi ponsel, kehadiran mode burst yg memungkinkan merogoh beberapa gambar hanya dengan satu kali shoot ditambah lagi dengan kapasitas penyimpanan yg semakin besar menciptakan kita sering memilih buat mengambil gambar sebelum benar-benar mempertimbangkan komposisi, pencahayaan atau framing.
Kendati untuk merogoh gambar tak lagi dibatasi jumlah gambar pada republika online film dan baterai dan porto, itu nir berarti tidak wajib berpikir mengenai setiap gambar yang pada ambil. Komposisi dan framing yg penting, dan keduanya hal yang wajib sobat pelajari dari ketika ke saat karena setiap foto merupakan pengalaman belajar.
Mengambil banyak foto dan hanya memakai satu gambar yang baik, atau bahkan tidak menemukan satupun yang hasilnya baik hanya membuang-buang ketika. Kecuali sobat sedang terburu-buru merogoh satu momen yg tidak mungkin terulang, pastikan kualitas gambar sinkron dengan komposisi dan pencahayaan buat menghasilkan gambar terbaik. Mode Burst terutama diandalkan buat merogoh foto subjek berkiprah buat menerima setiap momen dengan aporisma. Seperti contohnya saat mengambil foto anak-anak, tunggangan yg melintas di jalan raya, ataupun binatang peliharaan.
  • Gunakan mode HDR
Jika sobat punya tangan yang stabil serta merogoh foto benda diam, maka gunakanlah modus HDR (high dynamic range) apabila ingin pencahayaan serta bayangan pada foto merata. Hal ini sangat berguna apabila gambar menggunakan paradoksal yg tinggi - poly potongan-potongan sangat gelap dan sangat terperinci. Mengaktifkan fitur HDR dalam kamera adalah cara yang rupawan buat mendapatkan foto yg jelas dan punchy yang dalam kamera smartphone kecil umumnya nir akan bisa mengambilnya pada satu shoot.
Tapi itu nir berarti bahwa sobat harus menggunakannya sepanjang waktu. HDR merupakan pilihan yang cocok saat subjek mempunyai pencahayaan terperinci berdasarkan belakang dan sobat ingin melihat latar depan, tapi itu merupakan pilihan yang jelek saat sobat berada pada situasi gelap atau merogoh gambar menurut objek berkecimpung. Beberapa kamera smartphone secara default mengaktifkan HDR serta umumnya melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi bila sobat ingin merogoh kendali, cobalah buat nir menggunakan HDR terlalu sering.
  • Periksa Rincian Terbaik dan Terburuk Hasil Foto
Kita seluruh memiliki beberapa foto yg keluar sangat baik serta juga yg terburuk. Setiap kali sobat mengambil baik foto terbaik atau terburuk, periksa 'rincian' foto buat melihat pengaturan ISO, speed, serta aperture. Dengan cara ini, sobat perlahan-huma akan belajar mengenai pengaturan seperti apa pada smartphone buat terbaik dengan kondisi cahaya terperinci serta gelap. Ini sangat bermanfaat buat lalu menyetel pengaturan permanen sendiri serta menggunakannya sinkron kebutuhan.
  • Jangan Hapus Foto menurut Ponsel
Terkadang foto yg dipercaya "buruk" atau buram (blur) jua masih sanggup dimaksimalkan, misalnya buat foto tak berbentuk. Lagipula berukuran layar dan kualitas ketajaman rona serta kualitas lainnya menurut layar ponsel tidak sebaik layar monitor pc. Sebaiknya lihat ulang dulu pada layar desktop sebelum tetapkan buat menghapus foto dari media penyimpanan.
  • Aplikasi Editor Foto
Kadang-kadang hanya terdapat begitu banyak kita bisa mengontrol saat merogoh foto. Meskipun untuk output yang lebih baik tetaplah masih didapatkan oleh editor foto dalam PC, sobat bisa juga menggunakan pelaksanaan pihak ketiga buat mengedit pribadi di smartphone. Aplikasi editing photo sehabis foto-foto diambil misalnya aplikasi misalnya Camera + serta Kamera FV-lima (Android) yang merupakan pelaksanaan adonan antara kamera menggunakan editor foto.
Bahkan fotografer terbaik dengan kamera high-end nir merogoh gambar dan hanya memotret tanpa editing. Dan sementara aplikasi kamera smartphone yang relatif indah di pengolahan foto masing-masing dan menampilkan citra JPEG yang baik, sobat selalu bisa memaksimalkan itu selesainya foto didapatkan serta menaikkan tampilan. Apakah dengan memotong dan memutar dengan editor foto built-in ponsel, atau memakai galat satu dari banyak editor foto populer misalnya Snapseed atau VSCO Cam , beberapa mnt ekstra mengedit dapat membuat disparitas antara yang baik, serta akbar, foto.
Photoshop Express ( iOS , Android ) dan Pixlr Inn ( iOS , Android ) melakukan fungsi editing misalnya crop, meluruskan, memutar, flip dan menghapus red eyes. Apabila sobat hanya mencari fitur filter, bisa mencoba Snapseed ( iOS , Android ) serta VSCO Cam ( iOS , Android ). Ingin lebih? Gunakan strategi menggunakan filter interaktif menggunakan Spotliter, yg memungkinkan sobat menambahkan filter nir hanya buat gambar namun pula buat video!
Namun begitu, meski aplikasi editor foto di ponsel sangat beragam serta hasilnya jua lumayan, pertimbangkan juga buat melakukan editing pada pc. Lantaran hasil editing PC akan lebih seksama, indah, serta lebih banyak hal yg mampu dilakukan.
  • Asah Keterampilan Fotografi Android menggunakan Mengikuti Lomba
Masukan dari orang lain tentu sangat berharga pada memperbaiki hasil foto kedepannya. Untuk melakukannya sobat sanggup membagi hasil foto dalam jejaring sosial ataupun dalam lembaga fotografi. Selain itu, sambil terus belajar cara terbaik mengambil foto menggunakan menggunakan kamera ponsel, kirim pula output foto ke perlombaan fotografi, serta bila beruntung mungkin sobat akan mendapatkan penghargaan bahkan materi.
Demikian ulasan dari caraflexi.blogspot.com mengenai cara kamera hape membuat foto yg rupawan seperti menggunakan DSLR yg kami bagikan pada anda semua. Semoga artikel kami kali ini bisa bermanfaat bagi anda yang hobi selfie menggunakan kamera android maupun anda yang senang mengabadikan setiap moment yang terdapat. Terima kasih ..