ETIKA NORMATIF DAN ETIKA TERAPAN

Etika Normatif Dan Etika Terapan
Sebagai ilmu mengenai moralitas, etika jua bisa dipercaya menjadi ilmu yg mempelajari tingkah laku moral insan. Di dalam perkembangannya, etika dibedakan sebagai etika deskriptif, etika normatif dan metaetika (Bertens, 2001: 15—22). Dalam bagian ini akan dibahas dahulu pembagian etika dan lalu dibahas tentang etika terapan.

Etika Deskriptif
Etika naratif menaruh gambaran mengenai tingkah laris moral pada arti yg luas, seperti berbagai norma serta aturan yang tidak sama pada suatu masyarakat atau individu yg berada dalam kebudayaan eksklusif atau yang berada pada kurun atau periode eksklusif. Norma atau aturan tadi ditaati oleh individu atau masyarakat yg asal berdasarkan kebudayaan atau gerombolan eksklusif.


Sebagai contoh, masayarakat Jawa mengajarkan bertatakrama terhadap orang yg lebih tua dengan menghormatinya, bahkan dengan sapaan yg halus merupakan ajaran yang harus diterima. Jika seseorang menolak melakukan hal itu, maka warga menganggapnya aneh; dia dipercaya bukan orang Jawa.

Norma-norma tersebut berisi ajaran atau semacam konsep etis mengenai yang baik dan buruk, tindakan yang diperbolehkan atau nir diperbolehkan. Dengan istilah lain, etika naratif mempelajari berbagai bentuk ajaran-ajaran moral yg berkaitan dengan “yg baik” dan “yg tidak baik”. Ajaran tadi lazim diajarkan sang para pemuka rakyat dalam masyarakatnya ataupun individu tertentu dan nampaknya seringkali masih ada dalam suatu kebudayaan manusia. Pemerian atau penggambaran etika orang Jawa, atau etika orang Bugis, merupakan model bentuk etika naratif.

Etika Normatif
Bagian yang dipercaya krusial pada studi etika merupakan etika normatif lantaran waktu menyelidiki etika normatif timbul berbagai studi atau masalah yang berkaitan dengan kasus moral. Etika normatif merupakan etika yang mengkaji apa yang wajib dirumuskan secara rasional dan bagaimana prinsip-prinsip etis serta bertanggung jawab bisa dipakai sang insan. Di dalam etika normatif hal yg paling menonjol merupakan munculnya penilaian tentang norma-norma tersebut. Penilaian mengenai kebiasaan-norma tersebut sangat sangat menentukan sikap insan mengenai “yg baik’ dan “yg jelek”.


Dalam menilik etika normatif, dijumpai etika yang bersifat generik dan etika yg bersifat khusus. Etika generik memiliki landasan dasar seperti norma etis/kebiasaan moral, hak serta kewajiban, hati nurani, dan tema-tema itulah yang sebagai kajiannya. Sedang etika spesifik berupaya menerapkan prinsip-prinsip etis yang generik atas konduite manusia yg spesifik. Lama kelamaan etika khusus tersebut berkembang sebagai etika terapan (applied ethics). Etika spesifik berbagi dirinya menjadi etika individual serta etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku individu terhadap dirinya sendiri. Sedang etika sosial berbicara tentang kewajiban, sikap serta pola perilaku insan sebagai anggota umat manusia atau masyarakat. Bentuk etika sosial yang diterapkan pada berbagai bentuk memunculkan kajian-kajian tentang etika keluarga, etika profesi (etika biomedis, etika perbankan, etika usaha, serta sebagainya), etika politik, dan etika lingkungan hidup.

Metaetika
Metaetika adalah kajian etika yang membahas ucapan-ucapan atau kaidah-kaidah bahasa, khususnya yg berkaitan menggunakan bahasa etis (yaitu bahasa yg dipakai pada bidang moral). Kebahasaan seorang dapat mengakibatkan penilaian etis terhadap ucapan tentang “yang baik” serta “yg jelek” dan kaidah akal. Sebagai model, sebuah tayangan iklan obat-obatan dengan merk tertentu pada televisi partikelir tak jarang menyesatkan poly orang menggunakan slogan-slogan yang menganjurkan buat minum obat tertentu menggunakan khasiat seluruh penyakit yang diderita akan hilang dan orang sebagai sehat pulang. Slogan-jargon tadi sangat berlebihan dan ketika orang mulai mengkritiknya, maka oleh sekelompok pembuat dimunculkan sebuah ucapan etis yang berbunyi: “apabila sakit berlanjut, hubungi dokter”. Ucapan etis tersebut seakan menjadi semacam konduite moral yg baik yang dihadirkan sang sekelompok pembuat dan disampaikan agar masyarakat sebagai lebih “bijaksana” pada meminum obat.

Etika Terapan
Etika terapan (applied ethics) adalah studi etika yang menitikberatkan pada aspek aplikatif teori etika atau norma yg ada. Etika terapan muncul dampak perkembangan yg pesat berdasarkan etika dan kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad XX, etika terapan menjadi suatu studi yg menarik lantaran terlibatnya banyak sekali bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu keperawatan, dan sebagainya) pada menyelidiki etika.

Disebut etika terapan lantaran sifatnya yang praktis, yaitu menunjukkan sisi kegunaannya. Sisi kegunaan itu asal dari penerapan teori dan norma etika ketika berada pada perilaku insan. Sebagai ilmu praktis, etika bekerja sama dengan bidang ilmu lain dalam melihat prinsip yang baik serta yg tidak baik. Penyelidikan atau kajian etika terapan meliputi dua wilayah akbar, yaitu kajian yang menyangkut suatu profesi dan kajian yang berkaitan menggunakan suatu perkara. Kajian mengenai profesi berarti membahas etika terapan dari sudut profesi tertentu, misalnya etika kedokteran, etika politik, etika bisnis, etika keperawatan. Etika terapan yg meyoroti berbagai kasus misalnya pencemaran lingkungan hayati menimbulkan kajian mengenai etika lingkungan hidup; pembuatan, pemilikan dan penggunaan senjata nuklir mengakibatkan kajian mengenai etika nuklir; diskriminasi pada banyak sekali bentuk (ras, kepercayaan , gender, rona kulit, dan lain-lain) menyebabkan munculnya studi tentang hal itu (misalnya etika feminisme serta etika multikultural). Jadi jelaslah bahwa etika terapan yang berkaitan dengan perkara tadi sangat diminati sang rakyat terkini saat ini karena topiknya aktual serta sangat relevan menggunakan kehidupan pada masa ini.

a) Pengertian Etika Profesi
Bidang etika terapan yang dapat dipelajari secara lebih khusus merupakan etika profesi. Etika profesi merupakan bidang yang sangat dibutuhkan oleh global kerja, khususnya yg berkaitan dengan kemajuan teknologi. Dalam arus globalisasi yg sedemikian pesat ini, ilmu pengetahuan serta teknologi membutuhkan asal daya insan yg memiliki kecerdasan, keterampilan, serta kemampuan berpikir pada mengolah serta menguasai teknologi yang dihadapinya saat ia bekerja. Selain menguasai pendidikan formal, dan berpengalaman bekerja, sumber daya insan itu membutuhkan semacam wahana buat berpijak dalam bidang yg digelutinya. Sarana itu merupakan etika profesi. Mengapa harus etika profesi? Etika profesi merupakan etika yg berkaitan menggunakan profesi atau etika yg diterapkan dalam global kerja manusia. Di pada global kerjanya, insan membutuhkan pegangan, banyak sekali pertimbangan moral dan perilaku yang bijak.

Secara lebih spesifik, etika profesi bisa dirumuskan menjadi bagian berdasarkan etika yang membahas masalah etis mengenai bidang-bidang yang berkaitan menggunakan profesi eksklusif, misalnya dokter (kedokteran), pustakawan (perpustakaan), arsiparis (kearsipan), profesional berita, pakar hukum, dan pengacara. Yang sebagai pertanyaan kini , sebenarnya profesi itu apa? Profesi (pada bahasa Latin: professues ) semula berarti suatu kegiatan insan atau pekerjaan insan yang dikaitkan dengan sumpah kudus. Atas dasar sumpah itulah manusia wajib bekerja dengan baik. Selain itu ada beberapa istilah profesi yg harus dijelaskan, yaitu profesi yg menyangkut tindak bekerja yg dilakukan menjadi aktivitas pokok buat membentuk nafkah hidup serta mengandalkan keahlian eksklusif. Pengertian profesi yg lain, merupakan sebagai perbuatan seorang yang dilakukan buat memperoleh nilai komersial. Dalam perbuatan itu, misalnya Tuan Komang bekerja menjadi pegawai administrasi BB. La merasa nir senang , tetapi dia terpaksa mendapat pekerjaan itu (meskipun menggunakan honor yang dianggapnya kurang memadai) karena mencari pekerjaan yg lebih memadai sangat sulit. Selain itu terdapat pengertian profesi menjadi komunitas moral (moral community) yang diikat sang adanya impian dan nilai beserta yg dimiliki seorang waktu ia berada serta beserta-sama menggunakan teman sejawat dalam dunia kerjanya.

Di sisi lain, seorang profesional hendaknya memiliki sejumlah keahlian yang diperolehnya secara formal, misalnya belajar pada perguruan tinggi, sekolah tinggi dan sebagainya. Perolehan keahlian secara formal sangat penting serta sebagai bagian terpenting bagi seseorang profesional ketika dia kelak disumpah atas dasar profesi tertentu. Tidaklah mungkin seseorang dokter melakukan sumpah jabatan (dokter) apabila beliau belum menyelesaikan studinya secara penuh. Dengan keahliannya seorang profesional bekerja pada suatu tempat, membuka praktek, menaruh pelayanan kepada khalayak yg membutuhkannya.

Dalam kaitannya menggunakan profesinya itu, seseorang profesional berhadapan dengan klien atau pasien atau pemakai jasa, yaitu seseorang yg menaruh agama terhadap dirinya sebagai akibatnya profesional tersebut memberikan pelayanan eksklusif atas dasar keahliannya Untuk itu seorang profesional bisa mendapat sejumlah gaji atau pembayaran atas pelayanan yg diberikannya. Hubungan professional – klien/pasien/pemakai jasa menurut semacam kontrak kerja atau perjanjian yg disepakati bersama. Dengan kesepakatan itu seseorang profesional wajib membela kepentingan kliennya/pasiennya/pemakai jasa dan, sebaliknya, si klien/pasien/pemakai jasa harus menaruh sejumlah pembayaran yang pula telah disepakati bersama. Dalam interaksi kerja antara profesional–klien masih ada juga beberapa aspek moral atau pertimbangan-pertimbangan etis. Aspek moral atau pertimbangan etis sebagai landasan bagi kedua pihak buat menjaga agama pada antara mereka. 

Segala bentuk pelayanan haruslah memiliki aspek pro bono publico (segala bentuk pelayanan buat kebaikan umum). Dalam interaksi pelayanan itu kebaikan umum bisa beraspek ganda. Pertama, adanya profesional yg mempunyai profesi spesifik, yang mementingkan pro lucro, yaitu demi keuntungan, sehingga pelayanan diberikan pada klien. Kedua, pro bono, demi kebaikan si klien, sehingga pelayanan yang diberikan si profesional tidak semata-mata demi pembayaran. Dampak aspek-aspek itudapat berupa timbulnya ketidakpastian pada hubungan pelayanan (saling nir percaya sehingga antara si profesional menggunakan kliennya tidak terdapat interaksi yang harmonis yg dapat berakibat pada pemutusan hubungan). Tetapi, aspek pro bono dapat memunculkan profesional yg memiliki profesi luhur, yaitu profesi yg semata-mata nir mementingkan upah melainkan berdasarkan pengabdian dalam warga , misalnya perawat, pengajar, dosen, dan rohaniwan.

Sesuatu yang tidak terpisahkan menurut etika profesi adalah kode etik profesi yang merupakan “dampak” dari hadirnya etika profesi, yang ada karena etika profesi tadi berada dalam komunitas eksklusif yg memiliki keahlian yg sama. Kode etik profesi adalah aturan atau norma yg diberlakukan dalam profesi eksklusif. Di dalam norma tadi muncul beberapa persyaratan atau kriteria yg bersifat etis dan harus ditaati sang para pemilik profesi. Di dalam warga ilmiah misalnya kedokteran, ilmu perpustakaan, atau ilmu sejarah ada kode etik yang berlaku bagi para dokter, para pustakawan, atau sejarawan yang tergabung dalam “wadah” eksklusif (Ikatan Dokter Indonesia, Masyarakat Sejarah Indonesia, Himpunan Dosen Etika Seluruh Indonesia, serta lain-lain).

Kode etik profesi yang tertua dipelopori oleh Hippocrates, seorang dokter Yunani Kuno yang hidup dalam Abad V SM, yg dianggap menjadi Bapak llmu Kedokteran. Kode etik profesi itu kemudian populer dengan sebutan “Sumpah Hippocrates”. Melalui pemikiran-pemikiran etis, produk etika profesi ada pada masyarakat moral (moral community) yg dianggap mempunyai harapan beserta serta dipersatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama serta keahlian yang sama pula. Refleksi etis timbul di pada kode etik profesi. Itu berarti bahwa kode etik dapat diubah atau diperbaharui susunan “aturan”-nya atau dibuat baru demi situasi atau syarat yg baru akibat akibat-implikasi yang ada. Perubahan kode etik tidak mengurangi nilai etis atau nilai moral yang sudah ada, namun justru sebagai nilai tambah bagi kode etik profesi itu sendiri.

Selain itu pada dalam kode etik profesi termaktub pernyataan-pernyataan yg berisikan pesan moral dan rasa tanggung jawab moral bagi yg akan menjalankan profesi itu. Jika terjadi pelanggaran kode etik profesi, maka profesional yg melanggar itu akan menerima sangsi menurut warga moralnya (dalam hal ini institusi atau forum yg memiliki rakyat dengan keahlian eksklusif). Tujuan sangsi tersebut adalah buat menyadarkan betapa pentingnya tanggung jawab moral ditegakkan pada dalam global profesi.

Sebagai sebuah kajian yang berkaitan dengan konduite etis manusia yang bekerja, etika terapan mempunyai objek. Objek forma etika profesi merupakan konduite etis atau konduite manusia yang berkaitan menggunakan yg baik dan jelek. Untuk memperjelas objek tersebut, haruslah dianggap pula objek forma etika profesi. Objek forma atau pokok perhatian berdasarkan etika profesi merupakan konduite manusia tentang yg baik dan jelek yang berkaitan menggunakan pekerjaannya. Dan pada kaitannya menggunakan pekerjaannya itu maka seseorang hendaknya bisa memiliki kepekaan moralitas atau kepedulian etis buat bersikap baik terhadap sesama rekan kerja, dan sesama insan yg berkaitan dengan profesinya tanpa merugikan orang lain.

b) Etika Profesi sebagai Ilmu Praktis dan Terapan
Etika profesi hendaknya dipandang sebagai ilmu yang bersifat praktis. Oleh karenanya, pada pada kajiannya etika profesi tidak meninggalkan segi atau landasan teoretisnya. Sebagai ilmu mudah, etika profesi mempunyai sifat yang mementingkan tujuan perbuatan serta manfaatnya, baik secara pragmatis juga secara utilitaristis serta deontologis.

Memandang etika profesi secara pragmatis berarti melihat bagaimana kegunaan itu memiliki makna bagi seorang profesional melalui tindakan positif berupa pelayanan terhadap klien, pasien atau pemakai jasa. Kegunaan yg bersifat utilitaristis akan sangat bermanfaat apabila dapat membuat perbuatan yang baik. Seorang arsitek akan mendapatkan kebahagiaan apabila rancang bangunnya dipakai sang orang lain serta diterapkan pada pembuatan rumahnya, dan pada akhirnya orang itu merasa puas atas disain rumahnya.

Pada kegunaan etika profesi yang bersifat deontologis, kegunaan itu akan dinilai baik apabila disertai kehendak baik. Pelayanan kesehatan pada rumah sakit “X” akan dievaluasi baik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat umum apabila para dokter tempat tinggal sakit itu mempunyai kehendak baik pada menjalankan tugasnya. Kegunaan secara deontologis tidak hanya menyaratkan unsur kehendak baik namun jua kewajiban, yakni apa yang wajib dilakukan. Kewajiban moral, menurut Kant, mengandung imperatif kategoris, yakni perintah yg mewajibkan begitu saja, tanpa kondisi. Seorang profesional menjalankan kewajiban atau tugasnya yang memang menjadi tanggung jawabnya tanpa harus diperingatkan berulang kali oleh pimpinannya. Di dalam penerapannya, yakni di dunia kerja, seseorang profesional harus dibimbing oleh norma moral, yaitu kebiasaan yg mewajibkan tanpa syarat (begitu saja) tanpa disertai pertimbangan lain.

c) Metode atau Pendekatan Etika Profesi
Dalam mengusut etika profesi, pendekatan yang harus dipakai merupakan pendekatan kritis refleksif serta dialogis. Pendekatan (metode) tersebut dipakai oleh seseorang yg memiliki profesi eksklusif (dokter, pustakawan, arsitek, serta sebagainya) pada menilai apa yang telah ia lakukan (tindakan) terhadap bidang atau pekerjaan tertentu. Orang perlu merenungkan secara kritis serta mendialogkan segala sesuatu yg telah dia lakukan selama bekerja, baik waktu itu maupun di masa mendatang. Pendekatan itu bertujuan supaya seseorang profesional dapat bekerja dengan sebaik mungkin sebagai akibatnya tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam berdialog, pertimbangan-pertimbangan moral sebagai dasar bagi interaksi profesional menggunakan klien. Pertimbangan-pertimbangan moral yang baik membutuhkan sikap awal yg jernih dalam melihat kasus/bentuk pelayanan, norma etis, cara berpikir yg logis dan rasional, serta liputan yg memadai mengenai perkara atau bentuk pelayanan yang ditanganinya.

d) Peran Etika Profesi dalam Ilmu-ilmu Lain
Sebenarnya etika profesi itu milik siapa atau diletakkan pada mana? Etika profesi dapat diberlakukan pada, pertama, individu-individu yang memiliki kewajiban-kewajiban tertentu misalnya kewajiban seseorang profesional fakta terhadap kliennya, atau kewajiban seorang dokter terhadap pasiennya, atau kewajiban seorang advokat terhadap kliennya. Kedua, etika profesi bisa diterapkan pada grup-gerombolan tertentu yg memiliki profesi tertentu, contohnya kewajiban grup wartawan terhadap warga pembacanya, atau kewajiban gerombolan ilmuwan atas hasil temuan mereka yang berupa teknologi.

Di sisi lain, bidang-bidang yg bersifat multi disipliner atau kajian lintas ilmu bisa sebagai media atau “lahan” penerapan etika profesi. Dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, etika profesi menjadi semakin diperkaya oleh ilmu-ilmu tadi misalnya munculnya etika profesi bagi ilmu-ilmu kesehatan, ilmu teknik, dan ilmu komputer. Etika profesi mampu berdialog dengan banyak sekali ilmu, bertahan serta diperlukan selama hubungan profesional-klien masih permanen terdapat.

Bagi seseorang profesional yg bergerak di bidang eksklusif misalnya perpustakaan, kedokteran, disain interior, atau dosen, etika profesi bisa berperan menjadi “kompas” moral, penunjuk jalan bagi si profesional yg dari nilai-nilai etisnya: hati nurani, kebebasan-tanggung jawab, kejujuran, agama, hak-kewajiban pada bentuk pelayanan terhadap kliennya. Peran yg ke 2, etika profesi dibutuhkan bisa menjamin agama masyarakat (klien-klien) terhadap pelayanan yang diberikan oleh si profesional. Untuk itulah harus diciptakan semacam kode etik yg baik (kode etik pustakawan, kode etik dokter, kode etik dosen, dan sebagainya).

ETIKA NORMATIF DAN ETIKA TERAPAN

Etika Normatif Dan Etika Terapan
Sebagai ilmu tentang moralitas, etika pula dapat dipercaya menjadi ilmu yg mempelajari tingkah laris moral insan. Di pada perkembangannya, etika dibedakan sebagai etika naratif, etika normatif serta metaetika (Bertens, 2001: 15—22). Dalam bagian ini akan dibahas dahulu pembagian etika dan kemudian dibahas mengenai etika terapan.

Etika Deskriptif
Etika naratif menaruh gambaran mengenai tingkah laris moral dalam arti yang luas, misalnya banyak sekali norma serta aturan yg tidak sinkron pada suatu masyarakat atau individu yang berada pada kebudayaan tertentu atau yang berada dalam kurun atau periode tertentu. Norma atau aturan tersebut ditaati sang individu atau rakyat yg asal dari kebudayaan atau kelompok eksklusif.


Sebagai model, masayarakat Jawa mengajarkan bertatakrama terhadap orang yg lebih tua dengan menghormatinya, bahkan dengan sapaan yang halus merupakan ajaran yang wajib diterima. Apabila seorang menolak melakukan hal itu, maka rakyat menganggapnya aneh; beliau dianggap bukan orang Jawa.

Norma-norma tersebut berisi ajaran atau semacam konsep etis tentang yg baik serta buruk, tindakan yang diperbolehkan atau nir diperbolehkan. Dengan kata lain, etika naratif mempelajari banyak sekali bentuk ajaran-ajaran moral yg berkaitan dengan “yang baik” dan “yang buruk”. Ajaran tersebut lazim diajarkan sang para pemuka warga pada masyarakatnya ataupun individu tertentu dan nampaknya tak jarang masih ada dalam suatu kebudayaan manusia. Pemerian atau penggambaran etika orang Jawa, atau etika orang Bugis, merupakan model bentuk etika naratif.

Etika Normatif
Bagian yg dipercaya penting dalam studi etika merupakan etika normatif karena ketika mengusut etika normatif ada berbagai studi atau masalah yg berkaitan menggunakan kasus moral. Etika normatif merupakan etika yg mengkaji apa yg wajib dirumuskan secara rasional dan bagaimana prinsip-prinsip etis dan bertanggung jawab dapat dipakai oleh insan. Di dalam etika normatif hal yg paling menonjol adalah munculnya evaluasi mengenai norma-norma tadi. Penilaian mengenai norma-kebiasaan tadi sangat sangat menentukan sikap insan mengenai “yg baik’ serta “yg jelek”.


Dalam mengusut etika normatif, dijumpai etika yang bersifat umum serta etika yang bersifat spesifik. Etika generik memiliki landasan dasar seperti kebiasaan etis/kebiasaan moral, hak serta kewajiban, hati nurani, serta tema-tema itulah yg menjadi kajiannya. Sedang etika khusus berupaya menerapkan prinsip-prinsip etis yg umum atas konduite manusia yg spesifik. Lama kelamaan etika khusus tadi berkembang menjadi etika terapan (applied ethics). Etika khusus membuatkan dirinya menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban serta perilaku individu terhadap dirinya sendiri. Sedang etika sosial berbicara mengenai kewajiban, perilaku dan pola konduite manusia sebagai anggota umat insan atau masyarakat. Bentuk etika sosial yang diterapkan dalam aneka macam bentuk memunculkan kajian-kajian tentang etika keluarga, etika profesi (etika biomedis, etika perbankan, etika bisnis, dan sebagainya), etika politik, serta etika lingkungan hidup.

Metaetika
Metaetika adalah kajian etika yg membahas ucapan-ucapan atau kaidah-kaidah bahasa, khususnya yg berkaitan menggunakan bahasa etis (yaitu bahasa yg dipakai dalam bidang moral). Kebahasaan seorang dapat menyebabkan penilaian etis terhadap ucapan tentang “yang baik” serta “yang tidak baik” serta kaidah nalar. Sebagai model, sebuah tayangan iklan obat-obatan menggunakan brand eksklusif pada televisi swasta seringkali menyesatkan banyak orang dengan slogan-slogan yang menganjurkan buat minum obat tertentu menggunakan khasiat seluruh penyakit yang diderita akan hilang serta orang menjadi sehat kembali. Slogan-slogan tersebut sangat berlebihan dan ketika orang mulai mengkritiknya, maka oleh sekelompok produsen dimunculkan sebuah ucapan etis yg berbunyi: “Jika sakit berlanjut, hubungi dokter”. Ucapan etis tersebut seakan sebagai semacam perilaku moral yg baik yg dihadirkan sang sekelompok penghasil serta disampaikan supaya rakyat menjadi lebih “bijaksana” pada meminum obat.

Etika Terapan
Etika terapan (applied ethics) merupakan studi etika yg menitikberatkan dalam aspek aplikatif teori etika atau kebiasaan yang ada. Etika terapan timbul dampak perkembangan yang pesat dari etika serta kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad XX, etika terapan sebagai suatu studi yg menarik lantaran terlibatnya aneka macam bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu keperawatan, serta sebagainya) pada menelaah etika.

Disebut etika terapan lantaran sifatnya yang simpel, yaitu menerangkan sisi kegunaannya. Sisi kegunaan itu asal dari penerapan teori dan kebiasaan etika saat berada dalam konduite manusia. Sebagai ilmu simpel, etika bekerja sama dengan bidang ilmu lain dalam melihat prinsip yg baik dan yang tidak baik. Penyelidikan atau kajian etika terapan meliputi 2 daerah besar , yaitu kajian yg menyangkut suatu profesi dan kajian yang berkaitan dengan suatu perkara. Kajian tentang profesi berarti membahas etika terapan dari sudut profesi eksklusif, misalnya etika kedokteran, etika politik, etika usaha, etika keperawatan. Etika terapan yang meyoroti banyak sekali perkara contohnya pencemaran lingkungan hidup mengakibatkan kajian mengenai etika lingkungan hayati; pembuatan, pemilikan serta penggunaan senjata nuklir menimbulkan kajian tentang etika nuklir; diskriminasi pada banyak sekali bentuk (ras, kepercayaan , gender, rona kulit, serta lain-lain) mengakibatkan keluarnya studi tentang hal itu (misalnya etika feminisme serta etika multikultural). Jadi jelaslah bahwa etika terapan yg berkaitan menggunakan masalah tersebut sangat diminati sang rakyat terbaru ketika ini lantaran topiknya aktual serta sangat relevan menggunakan kehidupan kontemporer.

a) Pengertian Etika Profesi
Bidang etika terapan yg bisa dipelajari secara lebih spesifik adalah etika profesi. Etika profesi merupakan bidang yg sangat dibutuhkan sang global kerja, khususnya yg berkaitan menggunakan kemajuan teknologi. Dalam arus globalisasi yg sedemikian pesat ini, ilmu pengetahuan serta teknologi membutuhkan asal daya insan yang mempunyai kecerdasan, keterampilan, serta kepandaian pada mengolah serta menguasai teknologi yang dihadapinya saat beliau bekerja. Selain menguasai pendidikan formal, serta berpengalaman bekerja, asal daya insan itu membutuhkan semacam wahana buat berpijak dalam bidang yg digelutinya. Sarana itu adalah etika profesi. Mengapa wajib etika profesi? Etika profesi merupakan etika yg berkaitan menggunakan profesi atau etika yg diterapkan dalam global kerja manusia. Di pada dunia kerjanya, insan membutuhkan pegangan, aneka macam pertimbangan moral dan sikap yang bijak.

Secara lebih khusus, etika profesi bisa dirumuskan sebagai bagian berdasarkan etika yg membahas kasus etis mengenai bidang-bidang yang berkaitan dengan profesi eksklusif, seperti dokter (kedokteran), pustakawan (perpustakaan), arsiparis (kearsipan), profesional informasi, ahli aturan, serta advokat. Yang menjadi pertanyaan sekarang, sebenarnya profesi itu apa? Profesi (dalam bahasa Latin: professues ) semula berarti suatu aktivitas manusia atau pekerjaan insan yg dikaitkan dengan sumpah suci. Atas dasar sumpah itulah insan harus bekerja dengan baik. Selain itu terdapat beberapa istilah profesi yg harus dijelaskan, yaitu profesi yg menyangkut tindak bekerja yang dilakukan menjadi aktivitas pokok buat membuat nafkah hidup serta mengandalkan keahlian eksklusif. Pengertian profesi yang lain, adalah menjadi perbuatan seseorang yang dilakukan buat memperoleh nilai komersial. Dalam perbuatan itu, contohnya Tuan Komang bekerja menjadi pegawai administrasi BB. La merasa tidak senang , namun dia terpaksa menerima pekerjaan itu (meskipun dengan honor yang dianggapnya kurang memadai) lantaran mencari pekerjaan yg lebih memadai sangat sulit. Selain itu terdapat pengertian profesi menjadi komunitas moral (moral community) yang diikat oleh adanya harapan dan nilai bersama yg dimiliki seseorang waktu ia berada dan bersama-sama menggunakan teman sejawat dalam dunia kerjanya.

Di sisi lain, seorang profesional hendaknya mempunyai sejumlah keahlian yg diperolehnya secara formal, contohnya belajar pada perguruan tinggi, sekolah tinggi dan sebagainya. Perolehan keahlian secara formal sangat penting serta menjadi bagian terpenting bagi seorang profesional ketika ia kelak disumpah atas dasar profesi tertentu. Tidaklah mungkin seseorang dokter melakukan sumpah jabatan (dokter) jika ia belum menyelesaikan studinya secara penuh. Dengan keahliannya seseorang profesional bekerja pada suatu tempat, membuka praktek, menaruh pelayanan pada khalayak yg membutuhkannya.

Dalam kaitannya menggunakan profesinya itu, seorang profesional berhadapan dengan klien atau pasien atau pemakai jasa, yaitu seorang yang memberikan kepercayaan terhadap dirinya sehingga profesional tadi memberikan pelayanan tertentu atas dasar keahliannya Untuk itu seorang profesional dapat mendapat sejumlah gaji atau pembayaran atas pelayanan yg diberikannya. Hubungan professional – klien/pasien/pemakai jasa berdasarkan semacam kontrak kerja atau perjanjian yg disepakati bersama. Dengan kesepakatan itu seorang profesional harus membela kepentingan kliennya/pasiennya/pemakai jasa serta, sebaliknya, si klien/pasien/pemakai jasa wajib menaruh sejumlah pembayaran yg juga telah disepakati beserta. Dalam hubungan kerja antara profesional–klien terdapat juga beberapa aspek moral atau pertimbangan-pertimbangan etis. Aspek moral atau pertimbangan etis sebagai landasan bagi ke 2 pihak untuk menjaga agama di antara mereka. 

Segala bentuk pelayanan haruslah memiliki aspek pro bono publico (segala bentuk pelayanan untuk kebaikan umum). Dalam interaksi pelayanan itu kebaikan generik bisa beraspek ganda. Pertama, adanya profesional yg memiliki profesi khusus, yg mementingkan pro lucro, yaitu demi keuntungan, sehingga pelayanan diberikan pada klien. Kedua, pro bono, demi kebaikan si klien, sebagai akibatnya pelayanan yang diberikan si profesional nir semata-mata demi pembayaran. Dampak aspek-aspek itudapat berupa timbulnya ketidakpastian pada interaksi pelayanan (saling nir percaya sehingga antara si profesional dengan kliennya nir masih ada hubungan yg serasi yg bisa menjadikan pada pemutusan hubungan). Namun, aspek pro bono bisa memunculkan profesional yg memiliki profesi luhur, yaitu profesi yang semata-mata tidak mementingkan upah melainkan menurut darma dalam warga , misalnya perawat, pengajar, dosen, serta rohaniwan.

Sesuatu yang tidak terpisahkan menurut etika profesi merupakan kode etik profesi yg adalah “dampak” dari hadirnya etika profesi, yang timbul karena etika profesi tadi berada pada komunitas tertentu yg memiliki keahlian yg sama. Kode etik profesi adalah anggaran atau kebiasaan yg diberlakukan pada profesi eksklusif. Di pada kebiasaan tadi timbul beberapa persyaratan atau kriteria yang bersifat etis serta wajib ditaati sang para pemilik profesi. Di dalam masyarakat ilmiah misalnya kedokteran, ilmu perpustakaan, atau ilmu sejarah ada kode etik yg berlaku bagi para dokter, para pustakawan, atau sejarawan yg tergabung dalam “wadah” eksklusif (Ikatan Dokter Indonesia, Masyarakat Sejarah Indonesia, Himpunan Dosen Etika Seluruh Indonesia, serta lain-lain).

Kode etik profesi yg tertua dipelopori sang Hippocrates, seseorang dokter Yunani Kuno yang hidup pada Abad V SM, yang dipercaya menjadi Bapak llmu Kedokteran. Kode etik profesi itu kemudian populer menggunakan sebutan “Sumpah Hippocrates”. Melalui pemikiran-pemikiran etis, produk etika profesi muncul dalam masyarakat moral (moral community) yg dipercaya mempunyai keinginan beserta dan dipersatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama dan keahlian yang sama jua. Refleksi etis ada di dalam kode etik profesi. Itu berarti bahwa kode etik bisa diubah atau diperbaharui susunan “aturan”-nya atau dibentuk baru demi situasi atau kondisi yang baru akibat implikasi-akibat yg muncul. Perubahan kode etik tidak mengurangi nilai etis atau nilai moral yg telah terdapat, namun justru sebagai nilai tambah bagi kode etik profesi itu sendiri.

Selain itu pada dalam kode etik profesi termaktub pernyataan-pernyataan yang berisikan pesan moral serta rasa tanggung jawab moral bagi yg akan menjalankan profesi itu. Bila terjadi pelanggaran kode etik profesi, maka profesional yang melanggar itu akan menerima sangsi berdasarkan rakyat moralnya (pada hal ini institusi atau forum yg memiliki warga menggunakan keahlian eksklusif). Tujuan sangsi tadi adalah buat menyadarkan betapa pentingnya tanggung jawab moral ditegakkan pada dalam dunia profesi.

Sebagai sebuah kajian yang berkaitan dengan konduite etis manusia yg bekerja, etika terapan mempunyai objek. Objek forma etika profesi merupakan perilaku etis atau perilaku manusia yang berkaitan menggunakan yg baik serta jelek. Untuk memperjelas objek tadi, haruslah disebut jua objek forma etika profesi. Objek forma atau utama perhatian menurut etika profesi merupakan konduite manusia tentang yang baik dan jelek yang berkaitan dengan pekerjaannya. Dan pada kaitannya menggunakan pekerjaannya itu maka seorang hendaknya dapat memiliki kepekaan moralitas atau kepedulian etis buat bersikap baik terhadap sesama rekan kerja, dan sesama manusia yang berkaitan dengan profesinya tanpa merugikan orang lain.

b) Etika Profesi sebagai Ilmu Mudah dan Terapan
Etika profesi hendaknya dipandang sebagai ilmu yg bersifat praktis. Oleh karenanya, di dalam kajiannya etika profesi nir meninggalkan segi atau landasan teoretisnya. Sebagai ilmu mudah, etika profesi memiliki sifat yang mementingkan tujuan perbuatan serta kegunaannya, baik secara pragmatis maupun secara utilitaristis serta deontologis.

Memandang etika profesi secara pragmatis berarti melihat bagaimana kegunaan itu memiliki makna bagi seseorang profesional melalui tindakan positif berupa pelayanan terhadap klien, pasien atau pemakai jasa. Kegunaan yg bersifat utilitaristis akan sangat berguna jika dapat membuat perbuatan yg baik. Seorang arsitek akan menerima kebahagiaan jika rancang bangunnya digunakan oleh orang lain serta diterapkan dalam pembuatan rumahnya, dan pada akhirnya orang itu merasa puas atas disain rumahnya.

Pada kegunaan etika profesi yang bersifat deontologis, kegunaan itu akan dinilai baik jika disertai kehendak baik. Pelayanan kesehatan pada rumah sakit “X” akan dievaluasi baik serta sangat berguna bagi masyarakat umum bila para dokter tempat tinggal sakit itu memiliki kehendak baik pada menjalankan tugasnya. Kegunaan secara deontologis tidak hanya menyaratkan unsur kehendak baik tetapi pula kewajiban, yakni apa yg wajib dilakukan. Kewajiban moral, menurut Kant, mengandung imperatif kategoris, yakni perintah yang mewajibkan begitu saja, tanpa kondisi. Seorang profesional menjalankan kewajiban atau tugasnya yang memang sebagai tanggung jawabnya tanpa wajib diperingatkan berulang kali oleh pimpinannya. Di pada penerapannya, yakni pada global kerja, seorang profesional wajib dibimbing sang kebiasaan moral, yaitu norma yg mewajibkan tanpa kondisi (begitu saja) tanpa disertai pertimbangan lain.

c) Metode atau Pendekatan Etika Profesi
Dalam mempelajari etika profesi, pendekatan yg harus digunakan adalah pendekatan kritis refleksif dan dialogis. Pendekatan (metode) tadi dipakai oleh seseorang yang memiliki profesi tertentu (dokter, pustakawan, arsitek, dan sebagainya) pada menilai apa yang sudah ia lakukan (tindakan) terhadap bidang atau pekerjaan tertentu. Orang perlu merenungkan secara kritis dan mendialogkan segala sesuatu yg telah dia lakukan selama bekerja, baik waktu itu juga pada masa mendatang. Pendekatan itu bertujuan agar seseorang profesional bisa bekerja menggunakan sebaik mungkin sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam berdialog, pertimbangan-pertimbangan moral sebagai dasar bagi hubungan profesional dengan klien. Pertimbangan-pertimbangan moral yang baik membutuhkan sikap awal yang jernih pada melihat kasus/bentuk pelayanan, norma etis, cara berpikir yang logis dan rasional, dan berita yang memadai mengenai masalah atau bentuk pelayanan yang ditanganinya.

d) Peran Etika Profesi pada Ilmu-ilmu Lain
Sebenarnya etika profesi itu milik siapa atau diletakkan pada mana? Etika profesi bisa diberlakukan pada, pertama, individu-individu yg mempunyai kewajiban-kewajiban eksklusif seperti kewajiban seseorang profesional warta terhadap kliennya, atau kewajiban seorang dokter terhadap pasiennya, atau kewajiban seseorang advokat terhadap kliennya. Kedua, etika profesi bisa diterapkan dalam gerombolan -kelompok tertentu yg mempunyai profesi tertentu, misalnya kewajiban grup wartawan terhadap warga pembacanya, atau kewajiban gerombolan ilmuwan atas output temuan mereka yg berupa teknologi.

Di sisi lain, bidang-bidang yang bersifat multi disipliner atau kajian lintas ilmu bisa menjadi media atau “huma” penerapan etika profesi. Dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, etika profesi sebagai semakin diperkaya oleh ilmu-ilmu tersebut seperti keluarnya etika profesi bagi ilmu-ilmu kesehatan, ilmu teknik, serta ilmu komputer. Etika profesi bisa berdialog menggunakan aneka macam ilmu, bertahan dan diperlukan selama hubungan profesional-klien masih tetap ada.

Bagi seorang profesional yg beranjak di bidang tertentu misalnya perpustakaan, kedokteran, disain interior, atau dosen, etika profesi bisa berperan menjadi “kompas” moral, penunjuk jalan bagi si profesional yg menurut nilai-nilai etisnya: hati nurani, kebebasan-tanggung jawab, kejujuran, agama, hak-kewajiban dalam bentuk pelayanan terhadap kliennya. Peran yang ke 2, etika profesi diharapkan dapat menjamin kepercayaan masyarakat (klien-klien) terhadap pelayanan yg diberikan sang si profesional. Untuk itulah wajib diciptakan semacam kode etik yg baik (kode etik pustakawan, kode etik dokter, kode etik dosen, serta sebagainya).

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI

Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith seringkali dianggap menjadi orang yang pertama berbagi ilmu ekonomi pada abad ke-18 sebagai satu cabang tersendiri pada ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith nir melupakan akar moralitasnya terutama yg tertuang pada The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut menggunakan membuat tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, sampai peraih bantuan gratis Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.

Perkembangan genre pemikiran pada ilmu ekonomi diawali oleh apa yg diklaim menjadi aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori sang Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand pada mengatur pembagian sumber daya, serta oleh karena itu peran pemerintah sebagai sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini lalu direpresentasikan menjadi mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.

Aliran klasik mengalami kegagalannya selesainya terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yg menerangkan bahwa pasar nir bisa bereaksi terhadap gejolak pada pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori pada bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yg menyatakan bahwa pasar nir selalu sanggup menciptakan keseimbangan, serta karenanya hegemoni pemerintah harus dilakukan supaya distribusi asal daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan poly varian berdasarkan keduanya misalnya: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, serta lain sebagainya.

Pengertian ilmu ekonomi

Masyarakat dan Kelangkaan Sumberdaya :
Pengelolaan sumberdaya-sumberdaya di warga   sangat penting karena  eksistensi sumberdaya merupakan terbatas

Kelangkaan (Scarcity)  berarti warga hanya mempunyai sumberdaya yang terbatas, oleh karena itu nir dapat membentuk seluruh barang serta jasa yang diinginkannya.

Ilmu ekonomi merupakan ilmu yg mempelajari konduite insan dalam menentukan dan membangun kemakmuran. Inti kasus ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yg nir terbatas menggunakan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Perseteruan itu lalu mengakibatkan timbulnya kelangkaan (scarcity).

Ada sebuah peningkatan ekspresi dominan buat mengaplikasikan wangsit serta metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" pada aneka macam bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. Misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, aturan, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker menurut University of Chicago merupakan seseorang pioner trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia memperlihatkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui utama persoalannya, namun sebaiknya ditegaskan menjadi pendekatan buat menampakan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan menjadi ekonomi imperialis sang beberapa kritikus.

Prof. P.A. Samuelson mendefinisikan ilmu ekonomi yg bisa diartikan sbb:
“Ilmu ekonomi merupakan suatu studi bagaimana orang-orang dan masyarakat menciptakan pilihan, menggunakan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan asal daya yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam banyak sekali cara buat menghasilkan aneka macam jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya buat keperluan konsumsi, kini serta dimasa tiba, kapada aneka macam orang dan golongan warga ”

Sadono Sukurno: “Ilmu Ekonomi menganalisa porto serta laba serta memperbaiki corak penggunaan asal daya (asal daya: SDA & SDM)

Mankiw: “studi mengenai bagaimana masyarakat mengelola asal daya yang selalu terbatas serta langka”

Secara generik, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yg paling populer adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi pula mampu dibagi sebagai positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi pula difungsikan sebagai ilmu terapan pada manajemen famili, usaha, dan pemerintah.

Teori ekonomi jua dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, misalnya misalnya penelitian konduite kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, famili serta lainnya. Hal ini dimungkinkan lantaran dalam dasarnya ekonomi misalnya yg telah disebutkan di atas merupakan ilmu yang menilik pilihan manusia. Banyak teori yg dipelajari dalam ilmu ekonomi antara lain adalah teori pasar bebas, teori bulat ekonomi, invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.

Menurut Mankiw, manfaat – manfaat yang dihasilkan pada menilik Ilmu Ekonomi merupakan:
Ilmu ekonomi bisa membantu memahami wujud konduite ekonomi dalam global nyata secara lebih baik.

Dengan memeriksa ilmu ekonomi akan membuat yang mempelajarinya lebih mahir atau lihai dalam perekonomian.
Dengan menguasai ilmu ekonomi akan menaruh pemahaman atas potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi.

Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yg mempelajari aneka macam konduite pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibentuk. Ilmu ini dibutuhkan menjadi kerangka berpikir buat bisa melakukan pilihan terhadap banyak sekali asal daya yg terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang nir terbatas.

Ilmu Ekonomi Positif

Ekonomi positif merupakan pendekatan ekonomi yg menyelidiki banyak sekali pelaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif buat mengyatakan bahwa sesuatu itu baik atau buruk menurut sudut pandang ekonomi. Ekonomi positif di bagi sebagai 2, yaitu ekonomi naratif dan ekonomi teori.

Ilmu Ekonomi positif hanya membahas deskripsi mengenai liputan, situasi serta hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Untuk mempelajari ilmu ekonomi perlu dibedakan pada dua kondisi yakni syarat realita dan kondisi ideal yg diinginkan. Kondisi realita adalah kabar apa yang terjadi dan sedang terjadi dalam suatu perekonomian, sedangkan syarat ideal adalah syarat yg dinginkan. Dengan kondisi yang tidak selaras tersebut maka dipakai pendekatan-pendekatan yang tidak sinkron buat mempelajarinya.

Hal ini menggambarkan kabar-fakta dan konduite-konduite yg terjadi pada suatu perekonomian. Berhubungan menggunakan asumsi mengenai apa yg sudah dan akan terjadi sebagai akibat suatu atau serangkaian tindakan/insiden. Misalnya, apabila pendapatan rakyat naik, permintaan terhadap barang-barang elektronika dan otomotif semakin tinggi. Dengan semakin berkembangnya teknologi pertanian, penawaran akan produk-produk tersebut sebagai semakin tinggi, tetapi pada akhirnya menyebabkan harga produk pertanian sebagai sangat murah.

Kasus-perkara pada atas adalah model menurut pernyataan positif, pada mana penyelesaian masalah-kasus tadi dapat diuji kebenarannya menggunakan informasi-liputan yang ada.


Ilmu Ekonomi normatif

Sedangkan ekonomi normatif merupakan pendekatan ekonomi pada memeriksa konduite ekonomi yg terjadi, dengan mencoba menaruh penilaian baik atau jelek dari pertimbangan subjektif. Membahas pertimbangan – pertimbangan nilai etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi wajib melibatkan diri pada mencari jawaban atas kasus “apakah yang seharusnya terjadi”.

Pernyataan ini mengaitkan berbagai pertimbangan nilai (value judgment), etika dan kepercayaan , yaitu pertimbangan mengenai apa yg baik serta apa yang tidak baik. Oleh karena itu, pernyataan normatif berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi kesejahteraan (welfare economics). Lantaran, perkara-masalah tersebut menyangkut hal-hal yg diharapkan atau diinginkan sebagai dampak atau serangkaian tindakan kebijakan pemerintah. Misalnya, banyak pelaku ekonomi yang bertanya, “Berapakah nilai tukar dollar yang ideal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga para eksportir maupun importir sama-sama diuntungkan?”. Pertanyaan ini adalah keliru satu contoh pertanyaan yg normatif, karena pertanyaan ini menanyakan apa yang sebaiknya wajib terjadi. Kebenaran pernyataan normatif sangat sulit dibandingkan dengan keterangan-kabar yg ada, lantaran sangat bergantung pada pertimbangan-pertimbangan misalnya yg sudah disebutkan pada atas.

Ilmu ekonomi menjadi bagian berdasarkan ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah, geografi dll. Sebagai disiplin yang menelaah tentang aspek ekonomi serta tingkah laku manusia, jua berarti mengkajiperistiwa – insiden ekonomi yg terjadi di dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi adalah buat mencari pengertian mengenai interaksi peristiwaekonomi, baik berupa hubungan kausal maupun fungsional dan buat bisa menguasai masalah – perkara ekonomi yang pada hadapi sang rakyat.

Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi memiliki ruang lingkup mikro serta makro sebagai akibatnya gampang buat dipelajari. Keduanya memberikan batasan serta asumsi yg kentara.

Ekonomi Mikro

Ekonomi Mikro adalah cabang ilmu ekonomi yg khusus menyelidiki bagian-bagian kecil (aspek individual) dari holistik kegiatan perekonomian. Analisis pada teori ekonomi mikro antara lain meliputi konduite pembeli (konsumen) dan pembuat secara individua dalam pasar. Sikap serta perilaku konsumen tercermin pada menggunakan pendapatan yg diperolehnya, sedangkan sikap serta perilaku penghasil tercermin pada memberikan barangnya. Jadi inti pada ekonomi mikro adalah perkara penentuan harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan menggunakan teori harga (price theory).

Ekonomi Makro

Ekonomi Makro merupakan cabang ilmu ekonomi yg spesifik menilik prosedur bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat bisa dimaksimumkan. Jika yang dibicarakan masalah pembuat, maka yang dianalisis produsen secara holistik, demikian halnya bila konsumen maka yang diananlisis merupakan semua konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya buat membeli barang/jasa yang dihasilkan sang perekonomian. Demikian pula menggunakan variabel permintaan, penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis penentuan taraf aktivitas ekonomi yg diukur menurut pendapatan, sehingga ekonomi makro seringkali dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory).

Tujuan serta target analisis ekonomi makro antara lain membahas perkara Sisi permintaan agregate pada menentukan tingkat aktivitas ekonomi, dan pentingnya kebijakan serta campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi yg diinginkan.

Peralatan Analisis Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi memerlukan alat analisis buat menampakan teori-teorinya serta buat menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik serta kurva merupakan indera analisis yg primer, dalam taraf yg lebih mendalam matematika memegang peranan yang sangat krusial. Selain itu, statistika juga dibutuhkan untuk mengumpulkan liputan serta menguji kebenaran teori ekonomi.


Corak analisis ilmu ekonomi

Teori Ekonomi (economics theory) memberikan pandangan-pandangan yg mendeskripsikan sifat interaksi yg wujud dalam kegiatan ekonomi, dan ramalan tentang insiden yg terjadi bila suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan.

Tugas teori ekonomi merupakan menaruh abstraksi dari kenyataan yg terjadi dalam perekonomian. Teori ekonomi bersifat kompleks, buat itu perlu penyederhanaan dan abstrasksi yg dituangkan dalam teori.

Corak analisis ilmu ekonomi

Ekonomi Terapan (applied economics) dianggap pula ekonomi kebijakan, menggunakan merogoh konsep pada teori ekonomi dicoba buat menerapkannya dalam kebijakan ekonomi dengan permanen memperhatikan pada data dan keterangan yang dikumpulkan sang ekonomi deskriptif.

Tujuan – tujuan kebijakan ekonomi diantaranya;
1) Mencapai pertumbuhan ekonomi yg pesat,
2) Menciptakan kestabilan harga,
3) Mengatasi perkara pengangguran, dan
4) Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata.

Metode ilmu ekonomi

Ilmu ekonomi secara sederhana adalah upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya yg bersifat nir terbatas menggunakan indera pemenuhan kebutuhan yg berupa barang serta jasa yang bersifat langka dan terbatas dan mempunyai kegunaan yg alternatif. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan dengan metode-metode pada ilmu ekonomi tersebut.
Adapun metode yang digunakan dalam ilmu ekonomi dari chaurmain dan prihatin (1994:14-16) mencakup menjadi berikut :

Metode induktif

Metode dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data liputan yang terdapat dalam empiris kehidupan. Realita tersebut meliputi setiap unsur kehidupan yang dialami kehidupan, keluarga, rakyat likal, dan sebagainya yang mencoba mencari jalan pemecahan sehingga upaya pemenuhan kebutuhan tadi dapat dikaji secermat mungkin. Sebagai contoh, upaya menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. Upaya tadi dilakukan sedemikian rupa hingga diperoleh barang dan jasa yg bisa tersedia pada jumlah, harga dan saat yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tadi. Untuk mencapai tujuan kebutuhan tadi, dibutuhkan perencanaan yang terdapat pada ilmu ekonomi berfungsi sebagai cara atau metode buat menyusun daftar kebutuhan terhdap sejumlah barang dan jasa yang diharapkan warga .

Metode deduktif

Metode imu ekonomiyang bekerja atas dasar hukum, ketentuan, atau prinsip generik yang sudah pada uji kebenarannya. Dengan metode ini, ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan perkara sesuai dengan acuan, prinsip hukum, dan ketentuan yg terdapat pada ilmu ekonomi. Misalnya, pada ilmu ekonomi terdapat aturan yang mengemukakan bahwa apabila persediaan barang serta jasa berkurang dalam masyarakat, ad interim permintaannya permanen maka barang serta jasa akan naik harganya. Bertolak menurut hukum ekonomi tadi, para ahli ekonomi secara deduktif sudah telah bisa menentukan bahwa wajib dijaga supaya persediaan barang dan jasa yg diperlukan masyarakat tadi selalu dapat mencukupi dalam kuantitas serta kualitasnya.

Metode Matematika

Metode yg dipakai untuk memecahkan perkara – perkara ekonomi dengan cara pemecahan soal – soal secara matematis. Maksudnya bahwa pada matematika masih ada norma yang dimulai menggunakan pembahasan dalil – dalil. Melalui pembahasan dalil – dalil tadi bisa dipastikan bahwa kajiannya dapat diterima secara umum.

Metode statistika

Suatu metode pemecahan kasus ekonomi dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan penyajian data dalam bentuk angka – nomor secara statistik. Dari nomor – angka yg disajikan kemudian bisa diketahui permasalahan yg sesungguhnya. Sebagai contoh, pembahasan mengenai pengangguran. Dalam hal ini, bisa terlebih dahulu diidentifikasi unsur – unsur yg berkaitan dengan pengangguran,  mislanya data perusahaan, data energi kerja yang terdidik atau  kurang terdidik, jenis serta jumlah lapangan kerja yang tersedia, jumlah dan taraf upah yg ditawarkan perusahaan, loka perusahaan beroprasi, homogen – homogen loka tinggal para calon pekerja. Berdasarkan data yang terkumpul tersebut seseorang pakar ekonomi bisa menyusun analisis serta penafsiran data secara statistik yg berhubungan dengan pemecahan perkara pengangguran tersebut. Selanjutnya, berdasarkan angka tadi bisa ditentukan cara yg tepat buat membantu mengatasi kasus pengangguran secara akurat dari tafsiran peneliti terhadap nomor – nomor yang disajikan statistik.

Berkaitan menggunakan sistem ekonomi, ada 3 bentuk sistem ekonomi yang dikenal pada global ini, yaitu:
Sistem ekonomi pasar (Laissez-Faire Economy), adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kebebasan individu dan perusahaan pada memilih banyak sekali aktivitas ekonomi, misalnya konsumsi serta produksi. Perekonomian akan menentukan titik keseimbangan menggunakan mengandalkan kemampuan dalam sistem harga, yaitu tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Keseimbangan harga serta jumlah barang serta jasa pada perekonomian dibimbing oleh sesuatu yang nir kelihatan (invisible hand).

Sistem ekonomi terpusat (sistem ekonomi sosialis) atau disebut Command Economy, yaitu sistem ekonomi dimana pemerintah membuat semua kebijakan menyangkut produksi, distribusi, serta konsumsi. Dengan kata lain, dalam sistem ekonomi sosial yg murni, pemerintah mengatur seluruh aspek kegiatan ekonomi.

Sistem ekonomi adonan yaitu campuran menurut sistem ekonomi pasar serta sistem ekonomi terpusat. Dalam sistem ekonomi campuran, kebebasan individu dan perusahaan dalam memilih kegiatan ekonomi masih diakui, namun pemerintah ikut campur dalam perekonomian sebagai stabilisator ekonomi menggunakan memberlakukan berbagai kebijakan fiskal dan moneter. 

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI

Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith tak jarang diklaim menjadi orang yg pertama berbagi ilmu ekonomi dalam abad ke-18 menjadi satu cabang tersendiri pada ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari memahami sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith nir melupakan akar moralitasnya terutama yg tertuang pada The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi lalu berlanjut dengan membuat tokoh-tokoh misalnya Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, sampai peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.

Perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali sang apa yg dianggap menjadi genre klasik. Aliran yg terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan sang karenanya kiprah pemerintah menjadi sangat dibatasi lantaran akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini lalu direpresentasikan menjadi mekanisme pasar melalui harga menjadi instrumen utamanya.

Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yg memberitahuakn bahwa pasar nir bisa bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori pada bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu bisa membentuk ekuilibrium, dan karenanya hegemoni pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua genre ini lalu saling "bertarung" pada dunia ilmu ekonomi serta menghasilkan banyak varian menurut keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.

Pengertian ilmu ekonomi

Masyarakat dan Kelangkaan Sumberdaya :
Pengelolaan sumberdaya-sumberdaya pada rakyat  sangat penting lantaran  keberadaan sumberdaya merupakan terbatas

Kelangkaan (Scarcity)  berarti warga hanya memiliki sumberdaya yang terbatas, oleh karena itu nir dapat membentuk seluruh barang serta jasa yang diinginkannya.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yg mempelajari konduite insan pada memilih dan membangun kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yg tidak terbatas menggunakan alat pemuas kebutuhan yg jumlahnya terbatas. Permasalahan itu lalu menyebabkan timbulnya kelangkaan (scarcity).

Ada sebuah peningkatan musim buat mengaplikasikan ilham serta metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" pada berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. Contohnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, serta kepercayaan . Gary Becker menurut University of Chicago merupakan seorang pioner ekspresi dominan ini. Dalam artikel-artikelnya beliau memberitahuakn bahwa ekonomi seharusnya nir ditegaskan melalui utama persoalannya, tetapi usahakan ditegaskan sebagai pendekatan buat memperlihatkan perilaku insan. Pendapatnya ini terkadang digambarkan menjadi ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.

Prof. P.A. Samuelson mendefinisikan ilmu ekonomi yang dapat diartikan sbb:
“Ilmu ekonomi merupakan suatu studi bagaimana orang-orang serta rakyat menciptakan pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan asal daya yang terbatas tetapi dapat dipergunakan pada aneka macam cara buat menghasilkan banyak sekali jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya buat keperluan konsumsi, kini dan dimasa tiba, kapada banyak sekali orang serta golongan warga ”

Sadono Sukurno: “Ilmu Ekonomi menganalisa porto dan laba serta memperbaiki corak penggunaan sumber daya (asal daya: SDA & SDM)

Mankiw: “studi tentang bagaimana warga mengelola asal daya yg selalu terbatas dan langka”

Secara generik, subyek dalam ekonomi bisa dibagi dengan beberapa cara, yang paling populer merupakan mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga mampu dibagi sebagai positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi pula difungsikan menjadi ilmu terapan pada manajemen famili, usaha, serta pemerintah.

Teori ekonomi pula bisa digunakan pada bidang-bidang selain bidang moneter, misalnya contohnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, famili dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi misalnya yang sudah disebutkan pada atas merupakan ilmu yg memeriksa pilihan manusia. Banyak teori yg dipelajari pada ilmu ekonomi antara lain adalah teori pasar bebas, teori bulat ekonomi, invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, serta sebagainya.

Menurut Mankiw, manfaat – manfaat yang dihasilkan pada mengusut Ilmu Ekonomi merupakan:
Ilmu ekonomi dapat membantu tahu wujud perilaku ekonomi pada dunia nyata secara lebih baik.

Dengan mengusut ilmu ekonomi akan membuat yg mempelajarinya lebih mahir atau lihai dalam perekonomian.
Dengan menguasai ilmu ekonomi akan menaruh pemahaman atas potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi.

Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yg menilik banyak sekali konduite pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yg dibuat. Ilmu ini diharapkan menjadi paradigma buat bisa melakukan pilihan terhadap banyak sekali asal daya yang terbatas buat memenuhi kebutuhan insan yg tidak terbatas.

Ilmu Ekonomi Positif

Ekonomi positif merupakan pendekatan ekonomi yang menilik aneka macam pelaku serta proses bekerjanya kegiatan ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif buat mengyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi. Ekonomi positif di bagi menjadi 2, yaitu ekonomi naratif serta ekonomi teori.

Ilmu Ekonomi positif hanya membahas deskripsi mengenai warta, situasi serta hubungan yg terjadi dalam ekonomi. Untuk menelaah ilmu ekonomi perlu dibedakan pada dua kondisi yakni syarat realita serta syarat ideal yang diinginkan. Kondisi realita merupakan warta apa yang terjadi dan sedang terjadi dalam suatu perekonomian, sedangkan syarat ideal merupakan kondisi yg dinginkan. Dengan kondisi yang tidak sinkron tadi maka dipakai pendekatan-pendekatan yg tidak sama buat mempelajarinya.

Hal ini mendeskripsikan berita-fakta serta konduite-konduite yg terjadi dalam suatu perekonomian. Berhubungan dengan asumsi tentang apa yg sudah dan akan terjadi menjadi dampak suatu atau serangkaian tindakan/peristiwa. Misalnya, bila pendapatan warga naik, permintaan terhadap barang-barang elektronik dan otomotif semakin tinggi. Dengan semakin berkembangnya teknologi pertanian, penawaran akan produk-produk tersebut menjadi meningkat, namun dalam akhirnya menyebabkan harga produk pertanian sebagai sangat murah.

Kasus-kasus pada atas adalah model berdasarkan pernyataan positif, di mana penyelesaian perkara-masalah tadi dapat diuji kebenarannya menggunakan keterangan-informasi yang ada.


Ilmu Ekonomi normatif

Sedangkan ekonomi normatif merupakan pendekatan ekonomi pada mengusut perilaku ekonomi yg terjadi, menggunakan mencoba memberikan evaluasi baik atau tidak baik menurut pertimbangan subjektif. Membahas pertimbangan – pertimbangan nilai etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri pada mencari jawaban atas masalah “apakah yg seharusnya terjadi”.

Pernyataan ini mengaitkan banyak sekali pertimbangan nilai (value judgment), etika dan agama, yaitu pertimbangan mengenai apa yg baik dan apa yang jelek. Oleh karena itu, pernyataan normatif berkaitan dengan kasus-perkara ekonomi kesejahteraan (welfare economics). Karena, masalah-perkara tadi menyangkut hal-hal yang diperlukan atau diinginkan sebagai akibat atau serangkaian tindakan kebijakan pemerintah. Misalnya, banyak pelaku ekonomi yg bertanya, “Berapakah nilai tukar dollar yang ideal buat mendorong pertumbuhan ekonomi sebagai akibatnya para eksportir juga importir sama-sama diuntungkan?”. Pertanyaan ini merupakan keliru satu contoh pertanyaan yang normatif, lantaran pertanyaan ini menanyakan apa yg usahakan harus terjadi. Kebenaran pernyataan normatif sangat sulit dibandingkan menggunakan berita-keterangan yg terdapat, karena sangat bergantung dalam pertimbangan-pertimbangan misalnya yg telah disebutkan di atas.

Ilmu ekonomi sebagai bagian menurut ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah, geografi dll. Sebagai disiplin yg mengkaji tentang aspek ekonomi serta tingkah laku manusia, juga berarti mengkajiperistiwa – insiden ekonomi yg terjadi pada pada warga . Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi adalah buat mencari pengertian tentang hubungan peristiwaekonomi, baik berupa interaksi kausal juga fungsional serta buat bisa menguasai masalah – masalah ekonomi yang di hadapi sang masyarakat.

Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi memiliki ruang lingkup mikro serta makro sebagai akibatnya mudah buat dipelajari. Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang kentara.

Ekonomi Mikro

Ekonomi Mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yg spesifik menilik bagian-bagian kecil (aspek individual) menurut holistik kegiatan perekonomian. Analisis pada teori ekonomi mikro diantaranya mencakup konduite pembeli (konsumen) dan produsen secara individua dalam pasar. Sikap serta perilaku konsumen tercermin pada memakai pendapatan yang diperolehnya, sedangkan sikap serta konduite produsen tercermin dalam menunjukkan barangnya. Jadi inti pada ekonomi mikro adalah perkara penentuan harga, sebagai akibatnya ekonomi mikro tak jarang dinamakan menggunakan teori harga (price theory).

Ekonomi Makro

Ekonomi Makro merupakan cabang ilmu ekonomi yg khusus mengusut prosedur bekerjanya perekonomian sebagai suatu holistik (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran warga dapat dimaksimumkan. Jika yg dibicarakan kasus pembuat, maka yang dianalisis pembuat secara holistik, demikian halnya apabila konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh konsumen pada mengalokasikan pendapatannya buat membeli barang/jasa yang didapatkan sang perekonomian. Demikian juga menggunakan variabel permintaan, penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi yg diukur menurut pendapatan, sebagai akibatnya ekonomi makro seringkali dinamakan menjadi teori pendapatan (income theory).

Tujuan dan target analisis ekonomi makro diantaranya membahas kasus Sisi permintaan agregate dalam menentukan taraf kegiatan ekonomi, dan pentingnya kebijakan serta campur tangan pemerintah buat mewujudkan prestasi aktivitas ekonomi yg diinginkan.

Peralatan Analisis Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi memerlukan alat analisis untuk memberitahuakn teori-teorinya dan buat menguji kebenaran teori-teori tadi. Grafik serta kurva merupakan indera analisis yang primer, dalam taraf yg lebih mendalam matematika memegang peranan yg sangat penting. Selain itu, statistika jua diharapkan buat mengumpulkan informasi serta menguji kebenaran teori ekonomi.


Corak analisis ilmu ekonomi

Teori Ekonomi (economics theory) menaruh pandangan-pandangan yang menggambarkan sifat interaksi yang wujud dalam kegiatan ekonomi, serta ramalan tentang peristiwa yang terjadi jika suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan.

Tugas teori ekonomi adalah memberikan abstraksi menurut fenomena yang terjadi pada perekonomian. Teori ekonomi bersifat kompleks, buat itu perlu penyederhanaan dan abstrasksi yg dituangkan pada teori.

Corak analisis ilmu ekonomi

Ekonomi Terapan (applied economics) diklaim juga ekonomi kebijakan, menggunakan mengambil konsep pada teori ekonomi dicoba buat menerapkannya dalam kebijakan ekonomi dengan tetap memperhatikan dalam data dan informasi yang dikumpulkan oleh ekonomi naratif.

Tujuan – tujuan kebijakan ekonomi diantaranya;
1) Mencapai pertumbuhan ekonomi yg pesat,
2) Menciptakan kestabilan harga,
3) Mengatasi kasus pengangguran, serta
4) Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata.

Metode ilmu ekonomi

Ilmu ekonomi secara sederhana adalah upaya insan buat memenuhi kebutuhannya yg bersifat nir terbatas menggunakan alat pemenuhan kebutuhan yg berupa barang serta jasa yang bersifat langka serta terbatas dan memiliki kegunaan yang alternatif. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan menggunakan metode-metode pada ilmu ekonomi tadi.
Adapun metode yg digunakan dalam ilmu ekonomi dari chaurmain serta prihatin (1994:14-16) mencakup menjadi berikut :

Metode induktif

Metode dimana suatu keputusan dilakukan menggunakan mengumpulkan semua data liputan yg ada dalam empiris kehidupan. Realita tersebut meliputi setiap unsur kehidupan yg dialami kehidupan, keluarga, warga likal, serta sebagainya yg mencoba mencari jalan pemecahan sehingga upaya pemenuhan kebutuhan tadi dapat dikaji secermat mungkin. Sebagai contoh, upaya membuat serta menyalurkan asal daya ekonomi. Upaya tersebut dilakukan sedemikian rupa hingga diperoleh barang serta jasa yang bisa tersedia pada jumlah, harga dan saat yg sempurna bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk mencapai tujuan kebutuhan tadi, diperlukan perencanaan yg ada dalam ilmu ekonomi berfungsi sebagai cara atau metode buat menyusun daftar kebutuhan terhdap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan rakyat.

Metode deduktif

Metode imu ekonomiyang bekerja atas dasar hukum, ketentuan, atau prinsip umum yang telah pada uji kebenarannya. Dengan metode ini, ilmu ekonomi mencoba memutuskan cara pemecahan perkara sinkron dengan acuan, prinsip hukum, dan ketentuan yg terdapat dalam ilmu ekonomi. Misalnya, dalam ilmu ekonomi masih ada aturan yang mengemukakan bahwa apabila persediaan barang serta jasa berkurang dalam warga , ad interim permintaannya tetap maka barang serta jasa akan naik harganya. Bertolak dari hukum ekonomi tersebut, para ahli ekonomi secara deduktif sudah sudah dapat menentukan bahwa harus dijaga supaya persediaan barang serta jasa yang diharapkan masyarakat tadi selalu dapat mencukupi pada kuantitas serta kualitasnya.

Metode Matematika

Metode yang dipakai buat memecahkan kasus – perkara ekonomi menggunakan cara pemecahan soal – soal secara matematis. Maksudnya bahwa dalam matematika terdapat norma yang dimulai menggunakan pembahasan dalil – dalil. Melalui pembahasan dalil – dalil tadi bisa dipastikan bahwa kajiannya dapat diterima secara generik.

Metode statistika

Suatu metode pemecahan kasus ekonomi menggunakan cara pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan penyajian data dalam bentuk nomor – nomor secara statistik. Dari nomor – angka yg disajikan kemudian dapat diketahui pertarungan yg sesungguhnya. Sebagai model, pembahasan tentang pengangguran. Dalam hal ini, bisa terlebih dahulu diidentifikasi unsur – unsur yg berkaitan dengan pengangguran,  mislanya data perusahaan, data energi kerja yg terdidik atau  kurang terdidik, jenis dan jumlah lapangan kerja yg tersedia, jumlah serta taraf upah yang ditawarkan perusahaan, loka perusahaan beroprasi, rata – homogen loka tinggal para calon pekerja. Menurut data yg terkumpul tersebut seseorang pakar ekonomi bisa menyusun analisis dan penafsiran data secara statistik yang herbi pemecahan masalah pengangguran tersebut. Selanjutnya, menurut angka tadi dapat ditentukan cara yg tepat buat membantu mengatasi perkara pengangguran secara seksama berdasarkan tafsiran peneliti terhadap nomor – angka yg tersaji statistik.

Berkaitan dengan sistem ekonomi, terdapat tiga bentuk sistem ekonomi yang dikenal pada global ini, yaitu:
Sistem ekonomi pasar (Laissez-Faire Economy), adalah sistem ekonomi yg berbasis pada kebebasan individu serta perusahaan pada menentukan berbagai kegiatan ekonomi, misalnya konsumsi serta produksi. Perekonomian akan memilih titik ekuilibrium dengan mengandalkan kemampuan pada sistem harga, yaitu tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Keseimbangan harga serta jumlah barang serta jasa pada perekonomian dibimbing oleh sesuatu yang tidak kelihatan (invisible hand).

Sistem ekonomi terpusat (sistem ekonomi sosialis) atau dianggap Command Economy, yaitu sistem ekonomi dimana pemerintah membuat semua kebijakan menyangkut produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan kata lain, dalam sistem ekonomi sosial yang murni, pemerintah mengatur seluruh aspek aktivitas ekonomi.

Sistem ekonomi campuran yaitu gabungan berdasarkan sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi terpusat. Dalam sistem ekonomi campuran, kebebasan individu serta perusahaan dalam menentukan kegiatan ekonomi masih diakui, namun pemerintah ikut campur pada perekonomian menjadi stabilisator ekonomi menggunakan memberlakukan banyak sekali kebijakan fiskal serta moneter.