TIPS MENGETAHUI SESEORANG YANG TIDAK SERIUS DALAM HUBUNGAN

Mengetahui seseorang yg nir berfokus pada menjalin hubungan - Seseorang yang menjalin suatu interaksi belum tentu semuanya menjalin hubungan menggunakan keseriusan. Ada beberapa diantara mereka menjalin suatu interaksi buat alasan eksklusif misalnya hanya mencari kesenangan saja, hanya sebagai status izin gak dibilang nggak punya pacar atau buat tujuan-tujuan lain. Tentu bagi anda yg menginginkan menjalin suatu hubungan yang berfokus, tentu nir ingin menjalin interaksi dengan seorang yg mempunyai tujuan ini bukan?
Tentu anda tidak ingin tersakiti menggunakan orang misalnya ini bukan, kecuali jika anda juga membentuk suatu hubungan dengan alasan eksklusif. Nah kali ini aku akan membuatkan sedikit tips bagaimana mengetahui seseorang yang menjalin interaksi dengan tidak berfokus misalnya dikutip dari situs Daily Love. Berikut tips mengetahui seorang yg nir berfokus dalam menjalin suatu interaksi:

Mengetahui Seseorang Yang Tidak Serius Dalam Menjalin Hubungan
Dia adalah seorang yg tertutup kehidupan pribadinya
Seseorang yang nir berfokus dalam menjalin hubungan atau mempunyai alasan tertentu pada menjalin suatu hubungan umumnya seorang yg amat tertutup. Mereka nir ingin pasangannya mengetahui terlalu jauh kehidupan pribadinya, hal ini dilakukan buat menutupi segala hal yang mereka sembunyikan dari anda. Ia tidak akan mengijinkan anda menjadi pacarnya membuka laptop, hp, akun facebook, bbm ataupun apapun segala hal tentang diri mereka.
Mereka jua tidak ingin anda terlalu jauh mengenal diri mereka mungkin menggunakan cara nir mengijinkan anda buat terlalu bergaul dengan sahabat sahabat mereka. Seseorang yg serius mencintai anda justru akan merasa bangga mengenalkan diri anda dengan teman teman mereka bahkan anggota keluarganya.
Dia juga tidak terlalu tertarik dengan kehidupan anda
Sama seperti poin diatas bahwa seorang yang nir berfokus menjalin suatu hubungan tidak akan terbuka dengan kehidupan pribadinya begitu jua sebaliknya mereka pula nir ingin memahami poly hal mengenai kehidupan pribadi anda. Jadi mereka akan kelihatan lebih cuek, tetapi bukan berarti orang yang cuek nir mampu mencintai anda. Tetapi anda sanggup membedakan sendiri antara cuek menggunakan rasa ketidak ingin tahuan seseorang menggunakan kehidupan anda.
Dia lebih mementingkan hal pribadi
Seseorang yg nir serius pada menjalin suatu hubungan akan lebih mementingkan kesenangan atau hal eksklusif mereka seperti lebih mementingkan buat bermain bersama sama dengan teman mereka daripada anda, mementingkan buat melakukan hobinya menurut dalam mendengarkan keluh kesah anda.
Dia akan lebih banyak berbohong
Berbohong dalam suatu interaksi mungkin hal yg lumrah dilakukan tapi apabila dia terlalu tak jarang berbohong mengenai apapun dalam interaksi anda mungkin anda perlu curiga buat hal ini, terlalu poly berbohong pada suatu interaksi sanggup jadi tanda dia nir serius menggunakan interaksi anda.
Dia akan gampang marah dan egois
Ya seseorang yang nir serius pada hubungan akan terlihat lebih egois dan mereka akan mudah marah jika suatu hal nir berjalan misalnya yang diperlukan mereka. Kebanyakan seorang yg berfokus dalam menjalin hubungan akan poly mengalah demi keutuhan suatu interaksi, namun bila dia terlihat egois, cepat murka bahkan apabila itu keselahannya serta dia tidak mau disalahkan maka anda patut curiga.
nah itulah sedikit tips bagaimana mengetahui keseriusan seseorang pada menjalin interaksi, nah apabila anda mempunyai pengalaman eksklusif seputar artikel terkait silahkan share pengalaman anda di kotak komentar yang telah disediakan serta bagi pengalaman anda menggunakan ribuan pembaca blog ini terima kasih.

CARA BLOKIR PANGGILAN DAN PESAN TEKS TIDAK DIKENAL DI IPHONE

Kita pasti memiliki list orang-orang yang nir ingin kita ajak bicara. Bagi poly menurut kita, panggilan yg nir diinginkan itu datang berdasarkan mantan pacar yang ngajak balikan, atau telemarketer yg menawarkan bonus produk baru mereka melalui konten pesan teks (SMS). Untungnya, sistem operasi mobile terbaru Apple menyediakan metode solusi buat memblokir penelepon yang mengganggu. Entah itu hanya ad interim, atau lebih permanen, sepenuhnya terserah engkau .
Berikut panduan kami mengenai cara memblokir panggilan menggunakan iPhone Apple terlepas dari versi OS engkau . Kamu sanggup memblokir nomor yg nir dikenal berdasarkan nomor terakhir kali menghubungi engkau melalui panggilan telepon, pesan, serta FaceTime.

Blokir Panggilan di iOS 7 dan Versi Diatasnya

Jika kamu mempunyai iPhone yg menjalankan iOS 7 atau versi diatasnya, kamu mampu dengan gampang memblokir panggilan telepon, pesan teks (SMS), dan FaceTime. Begini cara melakukannya:
  1. Buka pelaksanaan Settings
  2. Ketuk dalam Phone
  3. Ketuk pada Blocked
  4. Ketuk Add New
  5. Jelajahi atau cari daftar kontak kamu buat orang yg ingin kamu blokir
  6. Bila kamu menemukannya, ketuk nama mereka.

Blokir Panggilan pada iOS 6

Teknik yg dijelaskan di atas memerlukan iOS 7 serta, sayangnya, sama sekali tidak ada cara buat blokir panggilan pada iPhone kamu bila engkau menjalankan iOS 6 atau versi sebelumnya.
Jika kamu memakai iOS 6 dan ingin blokir panggilan, taruhan terbaik Anda adalah menghubungi operator seluler engkau buat mengetahui opsi yang mereka tawarkan. Atau, menggunakan fitur Do Not Distrub. Fitur ini memungkinkan engkau memblokir semua panggilan, peringatan, serta gangguan lainnya selama jangka ketika eksklusif.

Cara Blokir Nomor Tidak Dikenal di iPhone

Jika engkau sering menerima panggilan telepon atau pesan teks (SMS) menurut angka tidak dikenal. Entah tujuannya buat menipu, orang iseng, mantan kekasih, mantan rekan kerja, atau telemarketer yg memperlihatkan SMS konten. Kamu dapat memblokir nomor tadi agar berhenti menghubungi nomor engkau .
Beginilah cara memblokir angka tidak dikenal di iPhone:
  1. Ketuk pelaksanaan Telepon
  2. Ketuk pilihan menu Recents pada bagian bawah
  3. Temukan angka telepon yg ingin kamu blokir
  4. Ketuk icon I
  5. Gesek ke bagian bawah layar serta ketuk Block This Caller
  6. Sebuah pilihan menu pop-up akan meminta Anda buat mengkonfirmasi pemblokiran. Ketuk Block Contact buat mengonfirmasi atau Cancel.

Cara Unblock Panggilan serta Pesan Teks

Jika engkau ingin membuka blokiran, engkau bisa menghapusnya menurut daftar yg diblokir. Begini caranya:
  1. Ketuk Settings
  2. Ketuk Phone
  3. Ketuk Blocked
  4. Ketuk Edit
  5. Ketuk bundar merah pada sebelah nama orang yg ingin Anda blokir
  6. Ketuk Unblock serta nomor telepon atau alamat email akan hilang menurut daftar Anda.

Apakah artikel ini membantu kamu? Beri tahu kami pada kolom komentar di bawah.

PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk sang proses pengenalan Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang buat melakukan tingkah laku social eksklusif, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.

Kepribadian secara umum
Personality atau kepribadian asal berdasarkan kata persona, kata persona merujuk dalam topeng yang biasa dipakai para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara generik ini adalah lemah karena hanya menilai konduite yg bisa diamati saja dan nir mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-karakteristik ini sanggup berubah tergantung dalam situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah lantaran sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu nir bisa dievaluasi “baik” atau “buruk” karena bersifat netral.

Kepribadian berdasarkan Psikologi
Untuk menjelaskan kepribadian dari psikologi aku akan memakai teori dari George Kelly yg memandang bahwa kepribadian menjadi cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang masih ada dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yg bersangkutan.

Lebih detail mengenai definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian merupakan suatu organisasi yg bergerak maju berdasarkan sistem psikofisik individu yg memilih tingkah laris serta pikiran individu secara spesial .

Definisi kepribadian menurut beberapa pakar antara lain sebagai berikut :
a. Yinger 
Kepribadian adalah holistik perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan eksklusif yang berinteraksi menggunakan serangkaian instruksi. 

b. M.A.W Bouwer 
Kepribadian merupakan corak tingkah laris social yang mencakup corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

c. Cuber 
Kepribadian merupakan gabungan holistik berdasarkan sifat-sifat yg tampak serta bisa dilihat sang seseorang.

d. Theodore R. Newcombe 
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap konduite.

e. Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku, perasaan, ekspresi serta temparmen seseorang. Sikap perasaan aktualisasi diri serta tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seorang jika pada hadapan pada situasi eksklusif. Setiap orang memiliki kesamaan prilaku yg standar, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi karakteristik khas pribadinya.

f. Menurut Schever Dan Lamm (1998)
mendevinisikan kepribadian menjadi holistik pola perilaku, kebutuhan, karakteristik-karakteristik kas serta prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yg sudah sebagai standar atu standar, sebagai akibatnya kalau di katakan pola sikap, maka perilaku itu telah standar berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang pada hadapi.

2. Teori Kepribadian
Teori Kepribadian
kita telah sepakat bahwa teori kepribadian didefinisikan berdasarekan konsep-konsep spesifik yg terkandung dalam teori-teori tertentu yg dianggap memadai buat mendeskripsikan atau tahu tingkah laris manusia secara lengkap atau utuh. Kita juga telah sepakati bahwa teori terdiri berdasarkan segugusan perkiraan yg saling bekerjasama tentang gejala-tanda-tanda emfiris eksklusif serta definisi-definisi realitas yang memungkin sipemakai beranjak berdasarkan teori-teori abstrak keobservasi empiris.
Teori-teori kepribadian termasuk kategori pertama ; teori kepribadian merupakan teori generik mengenai tingkah laku . Pembagian sederhana ini bermanfaat buat memisahkan teori kepribadian berdasarkan rumpun teori-teori kepribadian lainya. Teori kepribadain menerangkan banyak variasi pada hal banyaknya konsep motifasi yg digunakan. Beberapa teori kepribadian asal serta berguna buat menciptakan deskripsi mengenai tingkah laku yg abnormal atau patologis. Teori psikodinamika serius dalam pergerakan energi psikologis di pada insan, dalam bentuk kelekatan, permasalahan, serta motivasi. 

a. Teori kepribadian Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow lahir dalam lepas 1 April 1908 pada Brooklyn, New York. Dia anak pertama berdasarkan tujuh bersaudara. Kedua orangtuanya merupakan penganut yahudi tidak berpendidikan yang berimigrasi menurut Rusia. Lantaran sangat berharap anak-anaknya berhasil di dunia baru, ke 2 orang tuanya memaksa Maslow dan saudara-saudaranya belajar keras supaya meraih keberhasilan pada bidang akademik. Tidak heran bila semasa kanak-kanak dan remaja, Maslow menjadi anak penyendiri dan menghabiskan hari-harinya menggunakan buku. Maslow menerima kedudukan menurut departemen psikologi pada Branders berdasarkan 1951 sampai 1969. Disitu dia bertemu Kurt Goldstein, yg memberi ilham atau pikiran mengenai ekspresi pada bukunya yang populer, The Organism (1934). Disini juga dia memulai mengenalkan psikologi humanistik – sesuatu yang besar yg lebih krusial buat beliau daripada teori yg dibuatnya.maslow berbagi gagasan ini lebih lanjut dan dikenal dengan sebutan hirearki kebutuhan:
  • Kebutuhan fisiologis. Ini termasuk kebutuhan akan oksigen, air, protein, garam, gula, kalsium, serta lainnya seperti mineral serta vitamin. Ini pula, termasuk kebutuhan buat menjaga PH agar seimbang serta suhu yang sesuai. Dan pula, ada kebutuhan buat aktif, istirahat, tidur, buat melepaskan diri menurut yang tidak diperlukan ( CO2, keringat, air kencing, dan kotoran ), buat menjaga agar tidak sakit serta buat memenuhi.
  • Kebutuhan rasa aman. Kalau kebutuhan fisiologis telah diperhatikan, barulah lapisan kebutuhan ke 2 ini ada. Anda akan semakin ingin menemukan situasi serta syarat yg aman, stabil dan terlindung. Anda perlahan – huma akan menginginkan struktur serta tatanan. Sebaliknya, jika kebutuhan lapisan ke 2 ini dilihat secara negatif, perhatian anda akan terfokus bukan dalam dilema lapar serta haus, akan tetapi pada rasa takut serta kecemasan. Dikalangan orang-orang dewasa di amerika, kebutuhan ini akan terwujud pada impian mereka yg sangat bertenaga buat tinggal berdekatan dengan tetangga yang baik, pekerjaan yg kondusif, perencanaan masa pension yang matang, premi, serta lain sebagainya.
  • Kebutuhan cinta dan rindu (kebutuhan buat dimiliki atau mempunyai). Ketika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpenuhi , kebutuhan lapisan ketiga pun muncul. Anda mulai merasa butuh teman, kekasih, anak dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan Lainnya. Dilihat secara negative, anda akan semakin mencemaskan kesendirian serta kesepian. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini bisa berbentuk harapan buat menikah, memiliki famili, sebagai bagian berdasarkan satu gerombolan atau rakyat.
  • Kebutuhan harga diri. Setelah itu kita akan mencari harga diri. Maslow menyampaikan bahwa terdapat dua bentuk kebutuhan terhadap harga diri ini : bentuk yg lemah dan yg bertenaga. Bentuk yg lemah merupakan kebutuhan kita buat dihargai orang lain, kebutuhan terhadap status, kemuliaan, kehormatan, perhatian, reputasi, apresiasi bahkan dominasi. Sementara yg bertenaga merupakan kebutuhan kita buat percaya diri, kompetensi, kesuksesan, independensi dan kebebasan. Bentuk kedua ini lebih bertenaga karena sekali didapat kita nir melepaskannya, tidak selaras menggunakan kebutuhan kita akan penghargaan orang lain. Bentuk negative berdasarkan kebutuhan akan harga diri ini adalah rendah diri serta kompleks inferioritas. Maslow mwmbenarkan Adler waktu mengatakan bahwa masala inlah yang sebagai dasar kasus-masalah psikologis. Di Negara-negara modern, sebagian besar orang hanya mementingkan kebutuhan fisiologis serta rasa aman. Sering orang tidak terlalu memedulikan kebutuhan mereka akan cinta serta kerinduan.kebutuhan ekspresi, yaitu kebutuhan untuk mengenal realita. Jadi manusia memiliki harapan yang bertenaga buat mengetahui, memahami buka saja tentang dirinya, namun juga diluar dirinya.
  • Aktualisasi diri.tingkat terakhir ini agak sedikit tidak sama dengan empat tingkat sebelumnya. Maslow menyebut tingkat ini menggunakan istilah berbeda-beda: motivasi pertumbuhan (sebagai versus menurut motivasi devisit), kebutuhan-kebutuhan buat terdapat (being-needs) atau B-Needs (sebagai versus berdasarkan D-Needs). B-Needs adalah kebutuhan untuk aktualisasi-Diri. Kebutuhan-kebutuhan ekspresi ini nir memerlukan penyeimbangan atau homeostatis. Sekali diperoleh, dia akan terus dirasakan. Kebutuhan ini memang akan meningkat kalau kita “menyebarkannya”. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi hasrat buat monoton mewujudkan potensi-potensi diri, hasrat buat “menjadi apa yg anda bisa”. Kebutuhan ini lebih merupakan persoalan menjadi yg paripurna, sebagai “Anda” yang sebenarnya. Oleh karena itulah kebutuhan ini dianggap aktualisasi-diri.
  • Meta Kebutuhan dan Mega Patologi
Cara lain yg ditempuh Maslow buat mengetahui apakah sesungguhnya aktualisasi-diri merupakan dengan menilik apa yang menjadi kebutuhan paling dasar (B-needs) orang-orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan-kebutuhan yang ingin mereka penuhi demi kebahagiaan merupakan:
  • Kebenaran, bukan kepalsuan.
  • Kebaikan, bukan kejahatan .
  • Keindahan, bukan sesuatu yg jelek atau vulgar.
  • Kesatuan, kemenyeluruhan dan penghilangan oposisi biner, bukan pilihan-pilihan sekehendak hati.
  • Kehidupan yang hidup, bukan kematian atau kehidupan bagai mesin.
  • Keunikan, bukan keseragaman.
  • Kesempurnaan dan kepastian, bukan hal yang sembarangan, ketidakkonsistenan atau kebetulan.
  • Penyelesaian, bukan keterbengkalaian.
  • Keadilan serta keteraturan, bukan ketidakadilan serta kesewenang-wenangan.
  • Kesederhanaan, kerumitan-kerumitan yang tidak perlu.
  • Kebercukupan asal daya, bukan lingkungan yang miskin.
  • Kewajaran, bukan sesuatu ynag didasarkan dalam paksaan.
  • Keriangan serta Kegembiraan, bukan sesuatu yg kasar dan mekanistik, kering tanpa humor.
  • Kemandirian, bukan ketergantungan.
  • Kebermaknaan, bukan kehampaan hati.

b. Teori Freud
Sigmund Freud beropini bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem primer: id, ego, dan superego. Setiap tindakan kita merupakan output interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tadi. 

c. Teori Jung
Carl Jung dalam awalnya merupakan salah satu teman terdekat Freud dan anggota bundar koleganya, namun pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran mengenai ketidaksadaran. Menurut Jung, pada samping ketidaksadaran individual, manusia memiliki ketidaksadaran kolektif yang mencakup ingatan universal, simbol-simbol, citra eksklusif, dan tema-tema yang disebutya menjadi arketipe. 

3. Tahapan Perkembangan Kepribadian
a. Evaluasi inti diri
Evaluasi inti diri merupakan taraf di mana individu menyukai atau nir menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap serta efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau nir berdaya atas [lingkungan] mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan sang 2 elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan menjadi tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat hingga mana individu menduga diri mereka berharga atau nir berharga menjadi seorang insan. 

b. Machiavellianisme
Machiavellianisme adalah tingkat di mana seseorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, serta yakin bahwa output lebih penting daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme asal menurut nama Niccolo Machiavelli, penulis dalam abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan memakai kekuasaan.
c. Narsisisme
Narsisisme adalah kesamaan menjadi sombong, memiliki rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yg lebih baik apabila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yg lebih jelek. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan berdasarkan individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sebagai akibatnya individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar pada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis jua cenderung egois serta eksploitif, serta acap kali memanfaatkan sikap yg dimiliki individu lain buat manfaatnya.

d. Pemantauan diri
Pemantauan diri adalah kemampuan seorang buat menyesuaikan perilakunya menggunakan faktor situasional eksternal. Individu menggunakan tingkat pemantauan diri yg tinggi menunjukkan kemampuan yg sangat baik dalam menyesuaikan perilaku menggunakan faktor-faktor situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yg tinggi cenderung lebih memerhatikan konduite individu lain serta pintar mengikuti keadaan bila dibandingkan dengan individu yg mempunyai tingkat pemantauan diri yang rendah. 

e. Kepribadian tipe A
Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan monoton buat mencapai lebih banyak dalam saat yg lebih sedikit serta melawan upaya-upaya yg menentang menurut orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, ciri ini cenderung dihargai serta dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah: 
  • selalu bergerak, berjalan, serta makan cepat;
  • merasa tidak sabaran;
  • berusaha keras buat melakukan atau memikirkan 2 hal pada waktu yang bersamaan;
  • tidak dapat menikmati waktu luang;
  • terobsesi menggunakan angka-angka, mengukur keberhasilan pada bentuk jumlah hal yg bisa mereka peroleh.
f. Kepribadian proaktif
Kepribadian agresif adalah sikap yg cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, serta tekun hingga berhasil mencapai perubahan yg berarti. Pribadi proaktif membangun perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan. 

Tahap termin perkembangan kognitif
Piaget nir terlalu memperhatikan batasan usia berdasarkan tahapan tahapan perkembangan yang dikemukakannya. Oleh karena itu Ginsburg dan opper mengadakan pengamatan lebih lanjut serta berhasil membuat pengelompokan usia menjadi berikut:
a. Tahap 1: stadium sensori motor ( 00 – 18 atau 24 bulan )
Pada stadium ini gerak anak diawali dengan tingkah laris refleks murni (belum terdapat differensiasi antara anak dengan kelilingnya ). Pada akhir periode ini baru nampak differensiasi yang jelas antara subjek menggunakan objek. Pada masa ini berkembang pula suatu kemampuan khusus, yaitu object permanence ( permanensi objek ). 

Stadium ini dibagi ke pada 6 sub stadium Â: 
1. Sub stadium 1 : Modifikasi refleks ( 0 -1 bulan ) : reflek tanpa arah dan secara efisien
2. Sub stadium dua : Reaksi pengulangan pertama ( 1 -4 bulan ) : aktivitas menyenangkan akan diulang, ada pengertian bahwa aktivitas yg menarik masih ada apada tubuhnya sendiri
3. Sub stadium tiga : Reaksi pengulangan dua ( 4 -10 bulan ) : Bayi menemukan objek – objek diluar dirinya yg menarik ( secara nir sengaja ), dan akan diulang lagi aktivitas tadi. Bayi mulai mengetahui adanya interaksi antara aktivitasnya dengan objek objek menarik pada luar dirinya.
4. Sub stadium 4 : Koordinasi reaksi reaksi sekunder ( 10 – 12 bulan _ : Gerak gerik bayi telah mulai terdifferensiasi. Bayi telah mulai dapat mengkoordinasikan 2 skema yang terpisah buat menerima sesuatu.
5. Sub stadium 5 : Reaksi pengulangan ketiga ( 12 -18 bulan ) : anak mencari serta mencapai sesuatu yang baru sang usahanya sendiri. Anak tidak sekedar melakukan gerakan coba – coba secara nir sengaja tetapi ia telah sanggup membarui gerakan gerakannya buat mencapai suatu output ( ada tujuan yg lebih kentara )
6. Sub stadium 6 : Permulaan berpikir ( 18 – 24 bulan ) : anak mulai bisa berpikir secara internal ( menganalisis suatu insiden )
b. Tahap dua : Stadium pra operaional ( 2 – 7 tahun )

Pada termin ini anak sudah sanggup melakukan aktifitas simbolis ( aktivitas intern ), anak mampu berpura pura, anak mampu meniru ( imitasi dan imitasi tertunda / delayed imitation ), masih egosentris serta centralized : Penyusunan -> anak baru bisa menyusun dua benda menggunakan ukuran berbeda, Pengelompokan : anak lebih tertarik dalam sekelompok benda yang mempunyai karakteristik ciri tertentu dengan jumlah lebih poly, perlindungan : kemampuan anak buat memahami bahwa jumlah benda selalu tetap, meski di tempatkan pada loka yg tidak selaras beda.

c. Tahap ketiga : Stadium operasional konkrit ( 7 -1 1 tahun)
Pada stadium ini anak sudah sanggup melakukan tugas – tugas perlindungan dengan baik. Cara berpikir egosentrisme mulai berkurang, sanggup memperhatikan lebih menurut satu dimensi dan menghubungkan dimensi dimensi tadi satu sama lain, bisa berpikir logis, namun pada situasi yang kongkrit

d. Tahap 4 : Stadium operasional formal
Pada stadium ini anak sudah bisa berpikir secara operasional formal / abstract thingking yang memiliki 2 sifat penting : deduktif – hipotesis serta kombinatoris

4. Tipe Kepribadian & Faktor Pendukung
Sembilan Tipe Kepribadian Manusia
Tipe 1 perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan buat hayati menggunakan sahih, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
Tipe dua penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan buat dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, serta menghindari kesan membutuhkan.
Tipe 3 pengejar prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan buat sebagai orang yg produktif, meraih kesuksesan, serta terhindar berdasarkan kegagalan.
Tipe 4 romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk tahu perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hayati, dan menghindari citra diri yg biasa-biasa saja.
Tipe lima pengamat
Orang tipe ini termotivasi sang kebutuhan buat mengetahui segala sesuatu serta alam semesta, merasa relatif dengan diri sendiri serta menjaga jarak, dan menghindari kesan udik atau nir mempunyai jawaban.
Tipe 6 pencemas
Orang tipe 6 termotivasi sang kebutuhan buat mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar menurut kesan pemberontak.
Tipe 7 petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan buat merasa bahagia dan merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih dalam dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita.
Tipe 8 pejuang
Tipe pejuang termotivasi sang kebutuhan buat bisa mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi dampak dalam dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
Tipe 9 pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan buat menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari pertarungan.

Tipe kepribadian berdasarkan golongan darah
Golongan darah A
Biasanya orang yg bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, tabah serta santai atau cool, bahasa kerennya.
Orang yang bergolongan darah A ini memiliki karakter yang tegas, bias pada andalkan dan dipercaya namun keras kepala.
Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya menggunakan sungguh-benar-benar dan secara konsisten.
Mereka berusaha membuat diri mereka se lumrah dan ideal mungkin.
Mereka sanggup kelihatan menyendiri serta jauh menurut orang-orang.
Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan lantaran seringkali melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yg lembek misalnya gugup serta lain sebagainya.
Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang nir sependapat. Makanya mereka cenderung berada di lebih kurang orang-orang yang ber’temperamen’ sama.


Golongan darah B
Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya.
Mereka pula cenderung mempunyai terlalu poly kegemaran serta hobby. Kalau sedang senang menggunakan sesuatu umumnya mereka menggebu-gebu tetapi cepat pula bosan.
Tapi umumnya mereka bisa memilih mana yang lebih krusial berdasarkan sekian banyak hal yg pada kerjakannya.
Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam aneka macam hal ketimbang hanya dianggap homogen-rata. Dan umumnya mereka cenderung melalaikan sesuatu bila terfokus menggunakan kesibukan yg lain. Dengan kata lain, mereka tidak mampu mengerjakan sesuatu secara berbarengan.
Mereka berdasarkan luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat serta antusias. Namun sebenarnya hal itu seluruh sama sekali tidak sinkron dengan yang terdapat didalam diri mereka.
Mereka sanggup dikatakan menjadi orang yang tidak ingin bergaul menggunakan poly orang.

Golongan darah O
Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam menciptakan gairah buat suatu gerombolan . Dan berperan pada membentuk suatu keharmonisan diantara para anggota kelompok tersebut.
Figur mereka terlihat sebagai orang yg menerima serta melaksakan sesuatu dengan hening. Mereka pintar menutupi sesuatu sebagai akibatnya mereka kelihatan selalu riang, hening dan nir punya perkara sama sekali. Tapi bila tidak tahan, mereka niscaya akan mencari tempat atau orang buat curhat (loka mengadu).
Mereka biasanya pemurah (baik hati), bahagia berbuat kebajikan. Mereka dermawan serta nir segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.
Mereka umumnya di cintai oleh semua orang, “loved by all”. Tapi mereka sebenarnya keras kepala pula, dan secara misteri mempunyai pendapatnya sendiri mengenai aneka macam hal.
Dilain pihak, mereka sangat fleksibel serta sangat gampang mendapat hal-hal yg baru.
Mereka cenderung gampang pada pengaruhi oleh orang lain dan sang apa yg mereka lihat berdasarkan TV.
Mereka terlihat berkepala dingin serta terpercaya akan tetapi mereka tak jarang tergelincir serta menciptakan kesalahan yg besar lantaran kurang berhati-hati.
Tapi hal itu yg menyebabkan orang yg bergolongan darah O ini di cintai.

Golongan darah AB
Orang yang bergolongan darah AB ini memiliki perasaan yang sensitif, lembut. 
Mereka penuh perhatian menggunakan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain menggunakan kepedulian serta kehati-hatian.
Disamping itu mereka keras menggunakan diri mereka sendiri jua dengan orang-orang yg dekat dengannya. 
Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.
Mereka acapkali sebagai orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu pada.
Mereka memiliki banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu buat menyendiri buat memikirkan problem-problem mereka.

Faktor-faktor yang menghipnotis kepribadian:
Faktor keturunan
Keturunan merujuk dalam faktor genetis seseorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, taraf tenaga serta irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, ditentukan sang siapa orang tua berdasarkan individu tadi, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan berdasarkan individu. Terdapat 3 dasar penelitian yang tidak sinkron yg memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan mempunyai peran krusial pada menentukan kepribadian seorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis menurut konduite dan temperamen anak-anak. Dasar ke 2 berfokus dalam anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja berdasarkan waktu ke saat serta dalam banyak sekali situasi. Penelitian terhadap anak-anak menaruh dukungan yg kuat terhadap pengaruh berdasarkan faktor keturunan. Bukti memberitahuakn bahwa sifat-sifat misalnya perasaan malu, rasa takut, dan militan dapat dikaitkan menggunakan ciri genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin didapatkan berdasarkan kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan serta rona rambut. Para peneliti telah menilik lebih menurut 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kecenderungan buat hampir setiap karakteristik perilaku, ini mengindikasikan bahwa bagian variasi yg signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait menggunakan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan nir begitu mensugesti perkembangan kepribadian atau menggunakan kata lain, kepribadian dari seseorang kembar identik yang dibesarkan pada famili yang berbeda ternyata lebih seperti menggunakan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik menggunakan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.

Faktor lain yang memberi dampak relatif akbar terhadap pembentukan karakter merupakan lingkungan pada mana seorang tumbuh serta dibesarkan; kebiasaan pada famili, sahabat, dan kelompok sosial; serta dampak-imbas lain yg seseorang manusia bisa alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran pada membentuk kepribadian seorang. Sebagai model, budaya membangun norma, perilaku, serta nilai yg diwariskan menurut satu generasi ke generasi berikutnya dan membuat konsistensi seiring berjalannya saat sehingga ideologi yang secara intens berakar pada suatu kultur mungkin hanya mempunyai sedikit impak dalam kultur yg lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara mempunyai semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui kitab , sistem sekolah, keluarga, dan sahabat, sebagai akibatnya orang-orang tadi cenderung ambisius serta agresif bila dibandingkan dengan individu yg dibesarkan dalam budaya yg menekankan hayati beserta individu lain, kerja sama, dan memprioritaskan famili daripada pekerjaan serta karier.

PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk sang proses pengenalan Kepribadian adalah kecenderungan psikologis seseorang buat melakukan tingkah laris social eksklusif, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak juga perbuatan.

Kepribadian secara umum
Personality atau kepribadian berasal berdasarkan kata persona, kata persona merujuk dalam topeng yang biasa dipakai para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara generik kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menyebabkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah lantaran hanya menilai konduite yang bisa diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa karakteristik-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini dianggap lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun dalam dasarnya kepribadian itu tidak bisa dinilai “baik” atau “jelek” karena bersifat netral.

Kepribadian menurut Psikologi
Untuk mengungkapkan kepribadian menurut psikologi aku akan menggunakan teori menurut George Kelly yang memandang bahwa kepribadian menjadi cara yg unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian menjadi “sesuatu” yg terdapat pada diri individu yg membimbing serta memberi arah pada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.

Lebih detail tentang definisi kepribadian dari Allport yaitu kepribadian merupakan suatu organisasi yg dinamis berdasarkan sistem psikofisik individu yg memilih tingkah laris serta pikiran individu secara khas.

Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
a. Yinger 
Kepribadian adalah holistik konduite dari seorang individu dengan system kesamaan tertentu yg berinteraksi menggunakan serangkaian instruksi. 

b. M.A.W Bouwer 
Kepribadian adalah corak tingkah laris social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, impian, opini serta sikap-sikap seseorang.

c. Cuber 
Kepribadian adalah gabungan holistik berdasarkan sifat-sifat yg tampak dan dapat dicermati sang seorang.

d. Theodore R. Newcombe 
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yg dimiliki seorang menjadi latar belakang terhadap konduite.

e. Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah holistik perilaku, perasaan, ekspresi serta temparmen seseorang. Sikap perasaan aktualisasi diri dan tempramen itu akan terwujud pada tindakan seseorang jika di hadapan dalam situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yg baku, atau pola serta konsisten, sebagai akibatnya sebagai karakteristik khas pribadinya.

f. Menurut Schever Dan Lamm (1998)
mendevinisikan kepribadian sebagai holistik pola perilaku, kebutuhan, karakteristik-karakteristik kas dan prilaku seorang. Pola berarti sesuatu yg sudah sebagai baku atu standar, sehingga bila di katakan pola perilaku, maka perilaku itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten pada menghadapai situasi yg di hadapi.

2. Teori Kepribadian
Teori Kepribadian
kita sudah sepakat bahwa teori kepribadian didefinisikan berdasarekan konsep-konsep khusus yang terkandung pada teori-teori tertentu yg dipercaya memadai untuk mendeskripsikan atau memahami tingkah laris insan secara lengkap atau utuh. Kita juga telah sepakati bahwa teori terdiri menurut segugusan perkiraan yg saling berhubungan mengenai tanda-tanda-gejala emfiris tertentu dan definisi-definisi realitas yg memungkin sipemakai berkecimpung berdasarkan teori-teori tak berbentuk keobservasi realitas.
Teori-teori kepribadian termasuk kategori pertama ; teori kepribadian adalah teori generik tentang tingkah laku . Pembagian sederhana ini bermanfaat buat memisahkan teori kepribadian berdasarkan rumpun teori-teori kepribadian lainya. Teori kepribadain memperlihatkan poly variasi dalam hal banyaknya konsep motifasi yang digunakan. Beberapa teori kepribadian asal serta berguna buat membuat deskripsi mengenai tingkah laris yg abnormal atau patologis. Teori psikodinamika serius dalam pergerakan energi psikologis pada pada insan, pada bentuk kelekatan, permasalahan, dan motivasi. 

a. Teori kepribadian Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow lahir dalam lepas 1 April 1908 pada Brooklyn, New York. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara. Kedua orangtuanya adalah penganut yahudi nir berpendidikan yg berimigrasi dari Rusia. Lantaran sangat berharap anak-anaknya berhasil pada dunia baru, kedua orang tuanya memaksa Maslow serta saudara-saudaranya belajar keras agar meraih keberhasilan di bidang akademik. Tidak heran apabila semasa kanak-kanak dan remaja, Maslow sebagai anak penyendiri serta menghabiskan hari-harinya dengan buku. Maslow menerima kedudukan berdasarkan departemen psikologi di Branders berdasarkan 1951 sampai 1969. Disitu dia bertemu Kurt Goldstein, yg memberi inspirasi atau pikiran mengenai aktualisasi diri pada bukunya yang populer, The Organism (1934). Disini jua beliau memulai mengenalkan psikologi humanistik – sesuatu yg akbar yang lebih penting buat dia daripada teori yg dibuatnya.maslow membuatkan gagasan ini lebih lanjut serta dikenal menggunakan sebutan hirearki kebutuhan:
  • Kebutuhan fisiologis. Ini termasuk kebutuhan akan oksigen, air, protein, garam, gula, kalsium, dan lainnya seperti mineral dan vitamin. Ini jua, termasuk kebutuhan buat menjaga PH agar seimbang dan suhu yang sesuai. Dan jua, ada kebutuhan buat aktif, istirahat, tidur, buat melepaskan diri menurut yang nir diharapkan ( CO2, keringat, air kencing, dan kotoran ), buat menjaga agar tidak sakit dan buat memenuhi.
  • Kebutuhan rasa kondusif. Kalau kebutuhan fisiologis telah diperhatikan, barulah lapisan kebutuhan kedua ini ada. Anda akan semakin ingin menemukan situasi serta syarat yang kondusif, stabil serta terlindung. Anda perlahan – huma akan menginginkan struktur serta tatanan. Sebaliknya, apabila kebutuhan lapisan kedua ini dilihat secara negatif, perhatian anda akan terfokus bukan dalam masalah lapar dan haus, akan tetapi pada rasa takut serta kecemasan. Dikalangan orang-orang dewasa pada amerika, kebutuhan ini akan terwujud dalam asa mereka yg sangat kuat untuk tinggal berdekatan dengan tetangga yang baik, pekerjaan yg aman, perencanaan masa pension yg matang, iuran pertanggungan, serta lain sebagainya.
  • Kebutuhan cinta serta rindu (kebutuhan buat dimiliki atau mempunyai). Ketika kebutuhan fisiologis dan rasa kondusif telah terpenuhi , kebutuhan lapisan ketiga pun ada. Anda mulai merasa butuh teman, kekasih, anak serta bentuk hubungan menurut perasaan Lainnya. Dilihat secara negative, anda akan semakin mencemaskan kesendirian dan kesepian. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini bisa berbentuk harapan buat menikah, memiliki famili, sebagai bagian dari satu grup atau warga .
  • Kebutuhan harga diri. Setelah itu kita akan mencari harga diri. Maslow berkata bahwa terdapat 2 bentuk kebutuhan terhadap harga diri ini : bentuk yang lemah serta yg bertenaga. Bentuk yang lemah adalah kebutuhan kita buat dihargai orang lain, kebutuhan terhadap status, kemuliaan, kehormatan, perhatian, reputasi, apresiasi bahkan penguasaan. Sementara yg bertenaga merupakan kebutuhan kita buat percaya diri, kompetensi, kesuksesan, independensi serta kebebasan. Bentuk ke 2 ini lebih bertenaga lantaran sekali didapat kita tidak melepaskannya, berbeda dengan kebutuhan kita akan penghargaan orang lain. Bentuk negative menurut kebutuhan akan harga diri ini merupakan rendah diri serta kompleks inferioritas. Maslow mwmbenarkan Adler ketika mengatakan bahwa masala inlah yang sebagai dasar perkara-perkara psikologis. Di Negara-negara modern, sebagian akbar orang hanya mementingkan kebutuhan fisiologis serta rasa kondusif. Sering orang nir terlalu memedulikan kebutuhan mereka akan cinta serta kerinduan.kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengenal realita. Jadi insan mempunyai hasrat yang bertenaga buat mengetahui, tahu buka saja tentang dirinya, namun jua diluar dirinya.
  • Aktualisasi diri.tingkat terakhir ini agak sedikit tidak selaras dengan empat taraf sebelumnya. Maslow menyebut taraf ini dengan istilah berbeda-beda: motivasi pertumbuhan (sebagai versus menurut motivasi devisit), kebutuhan-kebutuhan buat terdapat (being-needs) atau B-Needs (sebagai versus dari D-Needs). B-Needs merupakan kebutuhan buat aktualisasi-Diri. Kebutuhan-kebutuhan aktualisasi diri ini nir memerlukan penyeimbangan atau homeostatis. Sekali diperoleh, dia akan terus dirasakan. Kebutuhan ini memang akan meningkat jika kita “menyebarkannya”. Kebutuhan-kebutuhan ini mencakup hasrat buat monoton mewujudkan potensi-potensi diri, hasrat untuk “menjadi apa yang anda bisa”. Kebutuhan ini lebih merupakan duduk perkara sebagai yg paripurna, sebagai “Anda” yg sebenarnya. Oleh lantaran itulah kebutuhan ini disebut aktualisasi-diri.
  • Meta Kebutuhan dan Mega Patologi
Cara lain yg ditempuh Maslow untuk mengetahui apakah sesungguhnya aktualisasi-diri adalah menggunakan mempelajari apa yg menjadi kebutuhan paling dasar (B-needs) orang-orang yg sanggup mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan-kebutuhan yang ingin mereka penuhi demi kebahagiaan adalah:
  • Kebenaran, bukan kepalsuan.
  • Kebaikan, bukan kejahatan .
  • Keindahan, bukan sesuatu yg buruk atau vulgar.
  • Kesatuan, kemenyeluruhan serta penghilangan oposisi biner, bukan pilihan-pilihan sekehendak hati.
  • Kehidupan yg hidup, bukan kematian atau kehidupan bagai mesin.
  • Keunikan, bukan keseragaman.
  • Kesempurnaan serta kepastian, bukan hal yg asal-asalan, ketidakkonsistenan atau kebetulan.
  • Penyelesaian, bukan keterbengkalaian.
  • Keadilan dan keteraturan, bukan ketidakadilan serta kesewenang-wenangan.
  • Kesederhanaan, kerumitan-kerumitan yg tidak perlu.
  • Kebercukupan asal daya, bukan lingkungan yang miskin.
  • Kewajaran, bukan sesuatu ynag didasarkan pada paksaan.
  • Keriangan dan Kegembiraan, bukan sesuatu yang kasar dan mekanistik, kemarau tanpa humor.
  • Kemandirian, bukan ketergantungan.
  • Kebermaknaan, bukan kehampaan hati.

b. Teori Freud
Sigmund Freud beropini bahwa kepribadian terdiri berdasarkan tiga sistem primer: id, ego, dan superego. Setiap tindakan kita merupakan output hubungan serta keseimbangan antara ketiga sistem tersebut. 

c. Teori Jung
Carl Jung pada awalnya adalah salah satu teman terdekat Freud dan anggota bulat koleganya, namun pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran mengenai ketidaksadaran. Menurut Jung, di samping ketidaksadaran individual, manusia mempunyai ketidaksadaran kolektif yg mencakup ingatan universal, simbol-simbol, gambaran eksklusif, dan tema-tema yg disebutya sebagai arketipe. 

3. Tahapan Perkembangan Kepribadian
a. Evaluasi inti diri
Evaluasi inti diri adalah tingkat pada mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menduga diri mereka cakap serta efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas [lingkungan] mereka. Evaluasi inti diri seseorang individu ditentukan oleh 2 elemen primer: harga diri serta lokus kendali. Harga diri didefinisikan menjadi tingkat menyukai diri sendiri dan taraf sampai mana individu menduga diri mereka berharga atau nir berharga sebagai seorang insan. 

b. Machiavellianisme
Machiavellianisme merupakan taraf di mana seseorang individu pragmatis, mempertahankan jeda emosional, dan konfiden bahwa hasil lebih krusial daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme dari dari nama Niccolo Machiavelli, penulis dalam abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.
c. Narsisisme
Narsisisme adalah kecenderungan menjadi sombong, memiliki rasa kepentingan diri yg berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, serta mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa saat individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik apabila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka menjadi pemimpin yg lebih buruk. Individu narsisis tak jarang ingin mendapatkan pengakuan berdasarkan individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sebagai akibatnya individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar pada individu yg mengancam mereka. Individu narsisis jua cenderung egois dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain buat keuntungannya.

d. Pemantauan diri
Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang buat menyesuaikan perilakunya menggunakan faktor situasional eksternal. Individu menggunakan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yg sangat baik dalam menyesuaikan perilaku menggunakan faktor-faktor situasional eksternal. Bukti menampakan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yg tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pintar beradaptasi apabila dibandingkan menggunakan individu yang mempunyai tingkat pemantauan diri yang rendah. 

e. Kepribadian tipe A
Kepribadian tipe A merupakan keterlibatan secara militan dalam usaha monoton buat mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, ciri ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif dengan ambisi serta perolehan barang-barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A merupakan: 
  • selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;
  • merasa tidak sabaran;
  • berusaha keras buat melakukan atau memikirkan 2 hal pada saat yang bersamaan;
  • tidak dapat menikmati saat luang;
  • terobsesi dengan nomor -angka, mengukur keberhasilan pada bentuk jumlah hal yg mampu mereka peroleh.
f. Kepribadian proaktif
Kepribadian proaktif adalah sikap yg cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, serta tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi agresif membangun perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan. 

Tahap termin perkembangan kognitif
Piaget tidak terlalu memperhatikan batasan usia menurut tahapan tahapan perkembangan yg dikemukakannya. Oleh karenanya Ginsburg dan opper mengadakan pengamatan lebih lanjut dan berhasil membuat pengelompokan usia sebagai berikut:
a. Tahap 1: stadium sensori motor ( 00 – 18 atau 24 bulan )
Pada stadium ini mobilitas anak diawali dengan tingkah laku refleks murni (belum ada differensiasi antara anak menggunakan kelilingnya ). Pada akhir periode ini baru nampak differensiasi yg jelas antara subjek dengan objek. Pada masa ini berkembang jua suatu kemampuan khusus, yaitu object permanence ( permanensi objek ). 

Stadium ini dibagi ke pada 6 sub stadium Â: 
1. Sub stadium 1 : Modifikasi refleks ( 0 -1 bulan ) : reflek tanpa arah dan secara efisien
2. Sub stadium dua : Reaksi pengulangan pertama ( 1 -4 bulan ) : aktivitas menyenangkan akan diulang, ada pengertian bahwa aktivitas yg menarik masih ada apada tubuhnya sendiri
3. Sub stadium 3 : Reaksi pengulangan 2 ( 4 -10 bulan ) : Bayi menemukan objek – objek diluar dirinya yang menarik ( secara nir sengaja ), dan akan diulang lagi kegiatan tersebut. Bayi mulai mengetahui adanya hubungan antara aktivitasnya dengan objek objek menarik pada luar dirinya.
4. Sub stadium 4 : Koordinasi reaksi reaksi sekunder ( 10 – 12 bulan _ : Gerak gerik bayi telah mulai terdifferensiasi. Bayi telah mulai bisa mengkoordinasikan dua skema yg terpisah buat menerima sesuatu.
5. Sub stadium 5 : Reaksi pengulangan ketiga ( 12 -18 bulan ) : anak mencari dan mencapai sesuatu yang baru oleh usahanya sendiri. Anak tidak sekedar melakukan gerakan coba – coba secara tidak sengaja namun ia telah bisa membarui gerakan gerakannya buat mencapai suatu output ( ada tujuan yg lebih kentara )
6. Sub stadium 6 : Permulaan berpikir ( 18 – 24 bulan ) : anak mulai dapat berpikir secara internal ( menganalisis suatu kejadian )
b. Tahap dua : Stadium pra operaional ( 2 – 7 tahun )

Pada termin ini anak telah sanggup melakukan aktifitas simbolis ( kegiatan intern ), anak bisa berpura pura, anak bisa meniru ( imitasi dan imitasi tertunda / delayed imitation ), masih egosentris serta centralized : Penyusunan -> anak baru mampu menyusun dua benda menggunakan ukuran tidak sama, Pengelompokan : anak lebih tertarik pada sekelompok benda yang memiliki ciri ciri eksklusif menggunakan jumlah lebih banyak, konservasi : kemampuan anak buat memahami bahwa jumlah benda selalu tetap, meski pada tempatkan di loka yg berbeda beda.

c. Tahap ketiga : Stadium operasional konkrit ( 7 -1 1 tahun)
Pada stadium ini anak sudah sanggup melakukan tugas – tugas perlindungan dengan baik. Cara berpikir egosentrisme mulai berkurang, sanggup memperhatikan lebih berdasarkan satu dimensi serta menghubungkan dimensi dimensi tersebut satu sama lain, mampu berpikir logis, tetapi pada situasi yang kongkrit

d. Tahap 4 : Stadium operasional formal
Pada stadium ini anak sudah bisa berpikir secara operasional formal / abstract thingking yang mempunyai dua sifat krusial : deduktif – hipotesis serta kombinatoris

4. Tipe Kepribadian & Faktor Pendukung
Sembilan Tipe Kepribadian Manusia
Tipe 1 perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi sang kebutuhan buat hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain serta menghindari marah.
Tipe 2 penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif dalam orang lain, serta menghindari kesan membutuhkan.
Tipe 3 pengejar prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan buat menjadi orang yg produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar berdasarkan kegagalan.
Tipe 4 romantis
Orang tipe romantis termotivasi sang kebutuhan buat tahu perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hayati, dan menghindari gambaran diri yang biasa-biasa saja.
Tipe lima pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu serta alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, dan menghindari kesan kolot atau tidak memiliki jawaban.
Tipe 6 pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk menerima persetujuan, merasa diperhatikan, serta terhindar menurut kesan pemberontak.
Tipe 7 petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan buat merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada global, serta terhindar berdasarkan derita dan dukacita.
Tipe 8 pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, bertenaga, memberi dampak pada global, dan terhindar menurut kesan lemah.
Tipe 9 pendamai
Para pendamai dimotivasi sang kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu menggunakan orang lain serta menghindari pertarungan.

Tipe kepribadian dari golongan darah
Golongan darah A
Biasanya orang yg bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan santai atau cool, bahasa kerennya.
Orang yang bergolongan darah A ini memiliki karakter yg tegas, bias di andalkan dan dipercaya namun keras ketua.
Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan benar-benar-benar-benar serta secara konsisten.
Mereka berusaha menciptakan diri mereka se lumrah serta ideal mungkin.
Mereka bisa kelihatan menyendiri dan jauh menurut orang-orang.
Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan lantaran tak jarang melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yg lembek seperti gugup dan lain sebagainya.
Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang nir sependapat. Makanya mereka cenderung berada pada kurang lebih orang-orang yg ber’temperamen’ sama.


Golongan darah B
Orang yg bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya.
Mereka juga cenderung memiliki terlalu banyak kegemaran serta hobby. Kalau sedang senang menggunakan sesuatu umumnya mereka menggebu-gebu tetapi cepat pula bosan.
Tapi biasanya mereka bisa menentukan mana yg lebih krusial menurut sekian poly hal yang di kerjakannya.
Mereka cenderung ingin menjadi angka satu pada banyak sekali hal ketimbang hanya dipercaya homogen-homogen. Dan umumnya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika terfokus menggunakan kesibukan yg lain. Dengan istilah lain, mereka nir bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan.
Mereka dari luar terlihat brilian, riang, bersemangat serta antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali tidak sama dengan yg terdapat didalam diri mereka.
Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang nir ingin bergaul menggunakan banyak orang.

Golongan darah O
Orang yang bergolongan darah O, mereka ini umumnya berperan pada menciptakan gairah buat suatu gerombolan . Dan berperan dalam membentuk suatu keharmonisan diantara para anggota grup tadi.
Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima serta melaksakan sesuatu dengan damai. Mereka pandai menutupi sesuatu sebagai akibatnya mereka kelihatan selalu riang, damai dan nir punya kasus sama sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat (tempat mengadu).
Mereka biasanya pemurah (baik hati), bahagia berbuat kebajikan. Mereka gemar memberi serta nir segan-segan mengeluarkan uang buat orang lain.
Mereka umumnya di cintai sang seluruh orang, “loved by all”. Tapi mereka sebenarnya keras kepala pula, serta secara rahasia memiliki pendapatnya sendiri mengenai banyak sekali hal.
Dilain pihak, mereka sangat fleksibel serta sangat mudah menerima hal-hal yg baru.
Mereka cenderung gampang pada pengaruhi oleh orang lain dan sang apa yang mereka lihat dari TV.
Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka tak jarang tergelincir serta menciptakan kesalahan yg akbar lantaran kurang berhati-hati.
Tapi hal itu yg mengakibatkan orang yang bergolongan darah O ini di cintai.

Golongan darah AB
Orang yang bergolongan darah AB ini memiliki perasaan yg sensitif, lembut. 
Mereka penuh perhatian menggunakan perasaan orang lain serta selalu menghadapi orang lain menggunakan kepedulian dan kehati-hatian.
Disamping itu mereka keras menggunakan diri mereka sendiri pula menggunakan orang-orang yang dekat dengannya. 
Mereka jadi cenderung kelihatan memiliki dua kepribadian.
Mereka seringkali menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam.
Mereka memiliki banyak sahabat, tapi mereka membutuhkan saat buat menyendiri buat memikirkan masalah-masalah mereka.

Faktor-faktor yg mensugesti kepribadian:
Faktor keturunan
Keturunan merujuk dalam faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk paras, gender, temperamen, komposisi otot serta refleks, taraf tenaga serta irama biologis adalah ciri yg dalam umumnya dipercaya, entah sepenuhnya atau secara substansial, ditentukan oleh siapa orang tua menurut individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, serta psikologis bawaan berdasarkan individu. Terdapat 3 dasar penelitian yg berbeda yang memberikan sejumlah dapat dipercaya terhadap argumen bahwa faktor keturunan mempunyai kiprah krusial dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama serius pada penyokong genetis dari perilaku serta temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yg dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja menurut saat ke saat dan dalam banyak sekali situasi. Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yg bertenaga terhadap imbas berdasarkan faktor keturunan. Bukti memberitahuakn bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, serta agresif bisa dikaitkan menggunakan ciri genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yg memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan serta warna rambut. Para peneliti telah menyelidiki lebih menurut 100 pasangan kembar identik yg dipisahkan semenjak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kecenderungan buat hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yg signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini pula memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu menghipnotis perkembangan kepribadian atau dengan istilah lain, kepribadian berdasarkan seseorang kembar identik yang dibesarkan pada famili yang tidak sama ternyata lebih mirip menggunakan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yg dibesarkan beserta-sama.

Faktor lain yg memberi efek cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan pada mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma pada famili, sahabat, dan grup sosial; dan imbas-imbas lain yg seseorang manusia bisa alami. Faktor lingkungan ini mempunyai peran dalam menciptakan kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan menurut satu generasi ke generasi berikutnya serta membentuk konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yg secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit imbas dalam kultur yg lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara mempunyai semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yg terus tertanam pada diri mereka melalui kitab , sistem sekolah, famili, serta teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius serta militan apabila dibandingkan dengan individu yg dibesarkan dalam budaya yg menekankan hayati beserta individu lain, kerja sama, dan memprioritaskan famili daripada pekerjaan serta karier.

PENGERTIAN DAN FUNGSI SKALA PENGUKURAN MENURUT AHLI

Pengertian Dan Fungsi Skala Pengukuran
Skala dapat diartikan garis atau titik tanda yg berderet-berderet serta sebagai­nya yang sama jarak antaranya, dipakai buat mengukur atau memilih strata atau banyaknya sesuatu . Jadi skala adalah prosedur pemberian nomor -nomor atau symbol lain pada sejumlah karakteristik dari suatu objek

Pengukuran merupakan proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik pada menilai dan membedakan sesuatu obyek yg diukur atau hadiah angka terhadap objek atau kenyataan menurut anggaran tertentu. Pengukuran tadi diatur menurut kaidah-kaidah eksklusif. Kaidah-kaidah yg tidak sinkron menghendaki skala serta pengukuran yg tidak sama juga. Misalnya, orang dapat digambarkan dari beberapa karakteristik: umur, taraf pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan.

Tiga buah istilah kunci yang diharapkan dalam memberikan definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-istilah kunci tersebut merupakan nomor , penetapan, serta anggaran. Pengukuran yang baik, harus memiliki sifat isomorphism menggunakan realita. Prinsip isomorphism, adalah masih ada kecenderungan yg dekat antara empiris sosial yang diteliti menggunakan ”nilai” yang diperoleh menurut pengukuran. Oleh karenanya, suatu instrumen pengukur dipandang baik jika hasilnya bisa merefleksikan secara tepat empiris dari fenomena yang hendak diukur.

Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diharapkan buat mengkuantitatifkan data berdasarkan pengukuran suatu variable. Dalam melakukan analisis statistik, disparitas jenis data sangat berpengaruh terhadap pemilihan contoh atau alat uji statistik. Tidak sembarangan jenis data dapat dipakai oleh alat uji eksklusif. Ketidaksesuaian antara skala pengukuran menggunakan operasi matematik /peralatan statistik yang dipakai akan menghasilkan konklusi yg bias serta tidak tepat/relevan.

Macam-macam Skala Pengukuran
a) . Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan buat menklasifikasi obyek, individual atau gerombolan ; menjadi model mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal pada atas dipakai nomor -nomor menjadi symbol. Jika kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik dipakai untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan pada bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin sebagai sebagai berikut: pria kita beri simbol angka 1 dan perempuan nomor dua. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika dengan nomor -angka tadi, lantaran angka-angka tersebut hanya menerangkan keberadaan atau ketidak-adanya karaktersitik eksklusif. Skala nominal akan membentuk data yang disebut data nominal atau data diskrit, yaitu data yg diperoleh berdasarkan dikategorikan, memberi nama serta menghitung keterangan-warta berdasarkan objek yang diobservasi

Skala Nominal adalah skala yg paling lemah/rendah di antara keempat skala pengukuran. Sesuai menggunakan nama atau sebutannya, skala nominal hanya mampu membedakan benda atau peristiwa yg satu dengan yg lainnya menurut nama (predikat). Sebagai contoh, penjabaran barang yang didapatkan pada suatu proses produksi menggunakan predikat cacat atau tidak stigma. Atau, bayi yang baru lahir sanggup laki-laki atau wanita. Tidak jarang dipakai nomor -angka yang dipilih sekehendak hati menjadi pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, buat membedakan benda-benda atau peristiwa-insiden menurut beberapa ciri.. Skala nominal umumnya pula dipakai jika peneliti berminat terhadap jumlah benda atau insiden yang termasuk ke pada masing-masing kategori nominal. Data semacam ini tak jarang diklaim data hitung ( count data) atau data frekuensi. Contoh lain yg bisa mendekatkan pemahaman kita terhadap skala pengukuran nominal dapat dipandang menjadi berikut : Pertama Penggunaan nomor “1” buat menyebut grup barang yg stigma dari suatu proses produksi serta angka “0” buat menyebut gerombolan barang yg nir cacat menurut suatu proses produksi, Kedua :Jawaban pertanyaan berupa 2 pilihan “ya” serta “tidak” yg bersifat kategorikal bisa diberi symbol angka-nomor sebagai berikut: jawaban “ya” diberi nomor 1 serta “nir” diberi nomor dua.

b) . Skala Ordinal (Ranking) 
Skala Ordinal terjadi apabila obyek yg terdapat pada satu katagori suatu skala nir hanya tidak sama dengan obyek-obyek itu, namun juga memiliki hubungan satu dengan yang lain. Hubungan yang ada biasa kita jumpai diantara kelas-kelas merupakan : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih sering, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya

Skala pengukuran ordinal memberikan kabar tentang jumlah relatif ciri tidak sama yg dimiliki oleh obyek atau individu eksklusif. Tingkat pengukuran ini memiliki fakta skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif eksklusif yg memberikan fakta apakah suatu obyek mempunyai karakteristik yang lebih atau kurang namun bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.

Pengukuran yg dilakukan dalam skala ordinal merupakan obyek dibedakan berdasarkan persamaanya serta menurut urutannya. Jadi dapat dibentuk urutan atau rangking yang lengkap dan teratur diantar kelas-kelas. 

Skala Ordinal merupakan skala yg merupakan taraf ukuran kedua, yang berjenjang sesuatu yang sebagai ‘lebih’ atau ‘kurang’ menurut yang lainnya, ukuran ini digunakan buat mengurutkan objek dari yg terendah hingga tertinggi dan sebaliknya yang berarti peneliti telah melakukan pengukuran terhadap variable yg diteliti. Contoh : mengukur kejuaraan olah raga, prestasi kerja, senioritas pegawai. Misalnya : Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat nir putusan bulat, nir sepakat, netral, putusan bulat serta sangat putusan bulat dapat diberi symbol nomor 1, dua,tiga,4 dan lima. Angka-nomor ini hanya adalah simbol peringkat, nir mengekspresikan jumlah.

Skala ordinal, lambang-lambang sapta hasil pengukuran menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur berdasarkan ciri yg dipelajari. Misal, kita ingin mengetahui preferensi responden terhadap merek indomie goreng: merek Sarimi, Indomie, Mie Sedap, Gaga Mie lalu responden diminta buat melakukan ranking terhadap merek mie goreng menggunakan memberi nomor 1 buat merek yg paling disukai, angka dua buat rangking kedua, dst. Rangkuman output Rangking Merek mie goreng menjadi berikut : Indomie = 1 , Mie Sedap = dua, Sarimi = tiga, Gaga Mie = 4

Tabel ini memberitahuakn bahwa merek Indomie lebih disukai daripada Mie Sedap, merek Mie Sedap lebih disukai daripada Sarimi, dsb. Walaupun perbedaan nomor antara preferensi satu menggunakan lainnya sama, tetapi kita nir bisa memilih besarnya nilai preferensi dari suatu merek terhadap merek lainnya. Uji statistik yg sinkron adalah modus, median, distribusi frekuensi dan statistik non-parametrik seperti rank order correlation.

Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan tak jarang pula dianggap dengan skala peringkat. Hal ini lantaran pada skala ordinal, lambang-lambang bilangan output pengukuran selain menerangkan pembedaan jua menunjukkan urutan atau strata obyek yg diukur menurut ciri tertentu. Misalnya tingkat kepuasan seorang terhadap produk. Bisa kita beri nomor menggunakan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, dua=nir puas serta 1=sangat tidak puas. Atau contohnya pada suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.

Dalam skala ordinal, tidak misalnya skala nominal, waktu kita ingin mengubah nomor -angkanya, harus dilakukan secara berurut berdasarkan akbar ke mini atau berdasarkan kecil ke akbar. Jadi, tidak boleh pada untuk 1=sangat puas, dua=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, dua=puas, 3=kurang puas dstnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan dari karakteristik skala ordinal merupakan meskipun nilainya telah mempunyai batas yang kentara tetapi belum memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa jarak kepuasan berdasarkan nir puas ke kurang puas. Dengan istilah lain jua, walaupun sangat puas kita beri angka lima dan sangat nir puas kita beri angka 1, kita tidak sanggup menyampaikan bahwa kepuasan yg sangat puas 5 kali lebih tinggi dibandingkan yg sangat tidak puas.

Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga nir bisa menerapkan operasi matematika baku (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yg sinkron dengan skala ordinal juga adalah alat-alat statistik yg berbasiskan (menurut) jumlah dan proporsi misalnya modus, distribusi frekuensi, Chi Square serta beberapa alat-alat statistik non-parametrik lainnya

c) . Skala Interval 
Skala interval memiliki karakteristik misalnya yang dimiliki sang skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek menggunakan lainnya. Disparitas karakteristik antara obyek yg berpasangan menggunakan lambang bilangan satu dengan lambang bilangan berikutnya selalu tetap. Jika pada pengukuran preferensi responden terhadap merek indomie goreng tadi diasumsikan bahwa urutan kategori menunjukkan preferensi yang sama, maka kita dapat mengungkapkan bahwa disparitas indomie goreng merek urutan ke 1 dengan dua adalah sama dengan disparitas merek dua dengan lainnya. Namun demikian, kita nir mampu mengatakan 3 bahwa merek yg menerima ranking lima nilainya 5 kali preferensi daripada merek 1. Uji statistik yg sinkron adalah semua uji statistik kecuali uji yg mendasarkan pada rasio misalnya koefisien variasi.

Dengan demikian, skala interval sudah mempunyai nilai intrinsik, sudah mempunyai jeda, namun jarak tadi belum merupakan kelipatan. Pengertian “jeda belum merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak. Angka 0 (nol) buat thermometer memiliki makna yang sangat berpengaruh serta bukan berarti dapat diabaikan. 

Misalnya dalam pengukuran suhu. Kalau terdapat 3 daerah menggunakan suhu wilayah A = 10oC, daerah B = 15oC dan wilayah C=20oC. Kita bisa berkata bahwa selisih suhu wilayah B, 5oC lebih panas dibandingkan wilayah A, serta selisih suhu daerah C dengan daerah B merupakan 5oC. (Ini memberitahuakn pengukuran interval sudah memiliki jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengungkapkan bahwa suhu wilayah C 2 kali lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan). Kenapa ? Lantaran dengan pengukuran yang lain, misalnya menggunakan Fahrenheit, di wilayah A suhunya merupakan 50oF, pada daerah B = 59oF serta wilayah C=68oF. Artinya, menggunakan pengukuran Fahrenheit, daerah C nir dua kali lebih panas dibandingkan daerah A, dan ini terjadi lantaran dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan pada derajat Celcius titik nolnya pada 0. 

d) . Skala Rasio
Skala rasio adalah skala data menggunakan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapa seluruh ciri skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah menggunakan sifat adanya nilai nol yg bersifat absolut. Nilai nol mutlak ini adalah adalah nilai dasar yg nir mampu diubah meskipun memakai skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah memiliki nilai perbandingan/rasio. Pengukuran ratio umumnya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek eksklusif menggunakan lainnya. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang acapkali dipakai adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya Berat : Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2. Atau berat benda A merupakan 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka bisa dikatakan bahwa benda B 2 kali lebih berat dibandingkan benda A.

Dua skala Pengukuran Pertama (Nominal serta Ordinal) merupakan skal pengukuran Kualitatif karena karakteristiknya tidak namuric, (model : Jenis Kelamin, pekerjaan, serta lain-lain). Sedangkan dua skala terakhir (Interval dan Rasio) merupakan skala kuantitatif yang diekspresikan lewat numeric (contoh : berat, tinggi, biaya , pendapatan dan lain-lain)

Macam-macam Skala Pengukuran Untuk Instrument
Keempat skala diatas jika akan dipakai dalam kuisioner bisa dilakukan menggunakan pendekatan, contohnya Skala Likert , Skala Guttman, dan Semantic Differential, Rating Scale

1 . Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur perilaku, pendapat, serta persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai kenyataan sosial. Dengan Skala Likert, variabel yg akan diukur dijabarkan sebagai indikator variabel. Kemudian indikator tadi dijadikan menjadi titik tolak buat menyusun item-item instrumen yang bisa berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang memakai Skala Likert memiliki gradasi menurut sangat positif hingga sangat negatif, yang dapat berupa kata-istilah diantaranya: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP). Untuk penilaian ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, contohnya: Sangat Penting (SP) = 5, Penting (P)= 4, Ragu-ragu (R) : tiga, Tidak Penting (TP) : 2 , Sangat Tidak Penting (STP) : 1. Sedangkan buat penilaian persepsi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: Sangat Baik (SB) : lima, Baik (B) : 4, Ragu-ragu (R): 3, Tidak Baik (TB) : dua Sangat Tidak Baik (STB) : 1

Instrumen penelitian yang memakai skala Likert dapat dibentuk pada bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Keuntungan skala Likert adalah :
a. Mudah dibuat serta diterapkan
b. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai menggunakan konteks permasalahan
c. Jawaban suatu item dapat berupa alternative, sebagai akibatnya informasi mengenai item tersebut diperjelas.
d. Reliabilitas pengukuran mampu diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas

2) Skala Guttman 
Skala pengukuran menggunakan tipe ini akan dihasilkan jawaban yg tegas. Antara lain : ‘ya’ dan ‘nir’; ‘sahih-galat’, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (2 cara lain ). Jadi, bila pada Skala Likert terdapat 1,2,tiga,4,5 interval, dari kata ‘sangat setuju’ hingga ‘sangat nir putusan bulat’, maka dalam Skala Guttman hanya ada dua interval yaitu ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’. Penelitian menggunakan Skala Guttman dilakukan bila ingin menerima jawaban yg tegas terhadap suatu konflik yang ditanyakan.

3) Skala Thurstone
Pernyataan yg diajukan kepada responden disarankan oleh Thurstone buat tidak terlalu b-anyak, diperkirakan antara 5 hingga 10 butir pertanyaan atau pernyataan. Pembuatan skala Thurstone bisa dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut.
1) Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 strata yang merepresentasikan secara luas disparitas taraf, disenangi, netral, serta tidak disenangi terhadap suatu objek atau subjek yg hendak diteliti.
2) Pernyataan ini diberikan dalam sejumlah responden misal 50 orang atau lebih yang cukup mengenal terhadap objek atau subjek agar bisa menentukan ke pada 11 strata kategori tadi. Kategori A terdiri atas pernyataan yg dianggap disenangi atau favorit, E F netral, serta J K adalah kategori tidak disenangi atau tidak favorit.
3) Klasifikasi pernyataan ke pada kategori, menggunakan pertimbangan penilaian terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya merefleksikan persepsi mereka terhadap kategori pernyataan yang disediakan.
4) Pernyataan yg nilainya menyebar dibuang, serta pernyataan yg memiliki nilai bersamaan digunakan buat pembuatan skala.

Skor tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat berpretensi terhadap sifat yg ingin diteliti. Skor terendah berarti responden memiliki sifat favorit terhadap sifat yang ingin diteliti.

Skala Thurstone nir terlalu poly dipakai menjadi instrumen di bidang pendidikan lantaran model ini memiliki beberapa kelemahan yang di antaranya misalnya berikut.
a) Memerlukan terlalu poly pekerjaan buat membuat skala.
b) Nilai dalam skala yang telah dibuat memungkinkan dalam skor sama mempunyai sikap tidak selaras.
c) Nilai yg dibuat dipengaruhi oleh perilaku para juri atau penilai. D. Memerlukan tim penilai yang objektif.

4). Semantic Differential 
Skala ini adalah galat satu menurut skala factor yang dikembangkan buat menganalisis 2 perkara :
Pengukuran populasi dan multidimensional 
Pengungkapan dimensi yang belum dikenal atau belum diketahui 

Metode skala ini dikembangkan khususnya buat mengukur arti psikologis berdasarkan suatu objek pada mata seorang. Metode ini didasarkan dalam proporsi bahwa suatu objek memiliki berbagai dimensi pengertian konotatif yang berada dalam ruang cirri multidimensi yang disebut ruang semantic.

Metode ini dibuat menggunakan menempatkan 2 (2) skala penilaian pada titik ekstrim yg berlawanan yang biasa dianggap bipolar. Biasanya di antara titik ekstrim di dadapati lima atau 7 tititk-titik butir skala dimana responden menilai suatu konsep atau lebih pada setiap buah skala.

Untuk lebih jelasnya tampilan butir-butir skala semantic diffrensial sebagai berikut :
Baik —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Buruk
Lambat —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Cepat

Skala pengukuran yg berbentuk Semantic Differensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan buat mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, namun tersusun dalam satu garis kontinu yg jawaban “sangat positifnya” terletak pada bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak pada bagian kiri garis, atau kebalikannya. Data yang diperoleh adalah data interval, serta biasanya skala ini dipakai untuk mengukur perilaku/karakteristik eksklusif yg dipunyai sang seseorang.

PENGERTIAN DAN FUNGSI SKALA PENGUKURAN MENURUT AHLI

Pengertian Dan Fungsi Skala Pengukuran
Skala bisa diartikan garis atau titik pertanda yg berderet-berderet serta menjadi­nya yang sama jarak antaranya, dipakai buat mengukur atau menentukan strata atau banyaknya sesuatu . Jadi skala adalah mekanisme hadiah nomor -nomor atau symbol lain pada sejumlah karakteristik dari suatu objek

Pengukuran merupakan proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik pada menilai dan membedakan sesuatu obyek yg diukur atau pemberian nomor terhadap objek atau fenomena dari aturan eksklusif. Pengukuran tadi diatur dari kaidah-kaidah eksklusif. Kaidah-kaidah yg tidak selaras menghendaki skala dan pengukuran yang berbeda pula. Misalnya, orang bisa digambarkan berdasarkan beberapa karakteristik: umur, taraf pendidikan, jenis kelamin, taraf pendapatan.

Tiga buah istilah kunci yg dibutuhkan dalam memberikan definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka, penetapan, dan aturan. Pengukuran yang baik, wajib mempunyai sifat isomorphism dengan realita. Prinsip isomorphism, merupakan masih ada kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti menggunakan ”nilai” yg diperoleh berdasarkan pengukuran. Oleh karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik jika hasilnya dapat merefleksikan secara sempurna empiris berdasarkan kenyataan yang hendak diukur.

Skala pengukuran adalah seperangkat anggaran yg diperlukan buat mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variable. Dalam melakukan analisis statistik, perbedaan jenis data sangat berpengaruh terhadap pemilihan model atau indera uji statistik. Tidak sembarangan jenis data dapat digunakan oleh indera uji eksklusif. Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan operasi matematik /peralatan statistik yang dipakai akan membentuk konklusi yang bias serta nir tepat/relevan.

Macam-macam Skala Pengukuran
a) . Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan buat menklasifikasi obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, kepercayaan , pekerjaan, serta area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan nomor -nomor menjadi symbol. Apabila kita memakai skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik dipakai untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan pada bentuk persentase. Sebagai model kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin sebagai menjadi berikut: pria kita beri simbol nomor 1 dan wanita angka 2. Kita tidak bisa melakukan operasi arimatika dengan nomor -angka tersebut, karena nomor -angka tadi hanya menampakan eksistensi atau ketidak-adanya karaktersitik tertentu. Skala nominal akan membentuk data yg dianggap data nominal atau data diskrit, yaitu data yg diperoleh dari mengkategorikan, memberi nama dan menghitung liputan-warta berdasarkan objek yg diobservasi

Skala Nominal adalah skala yg paling lemah/rendah di antara keempat skala pengukuran. Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala nominal hanya sanggup membedakan benda atau insiden yang satu menggunakan yang lainnya dari nama (predikat). Sebagai contoh, klasifikasi barang yg dihasilkan dalam suatu proses produksi menggunakan predikat cacat atau nir cacat. Atau, bayi yang baru lahir bisa laki-laki atau wanita. Tidak jarang dipakai nomor -angka yg dipilih sekehendak hati sebagai pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, untuk membedakan benda-benda atau insiden-peristiwa menurut beberapa karakteristik.. Skala nominal umumnya juga digunakan bila peneliti berminat terhadap jumlah benda atau peristiwa yang termasuk ke dalam masing-masing kategori nominal. Data semacam ini sering diklaim data hitung ( count data) atau data frekuensi. Contoh lain yang dapat mendekatkan pemahaman kita terhadap skala pengukuran nominal dapat dicermati sebagai berikut : Pertama Penggunaan nomor “1” buat menyebut kelompok barang yang stigma menurut suatu proses produksi serta nomor “0” buat menyebut kelompok barang yang nir stigma menurut suatu proses produksi, Kedua :Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yg bersifat kategorikal dapat diberi symbol nomor -nomor sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan “tidak” diberi angka 2.

b) . Skala Ordinal (Ranking) 
Skala Ordinal terjadi apabila obyek yang terdapat dalam satu katagori suatu skala tidak hanya tidak sama dengan obyek-obyek itu, namun juga memiliki hubungan satu menggunakan yang lain. Hubungan yang ada biasa kita jumpai diantara kelas-kelas merupakan : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih tak jarang, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya

Skala pengukuran ordinal menaruh liputan mengenai jumlah nisbi karakteristik tidak sama yang dimiliki sang obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini memiliki keterangan skala nominal ditambah menggunakan wahana peringkat nisbi tertentu yg menaruh kabar apakah suatu obyek mempunyai karakteristik yang lebih atau kurang namun bukan berapa poly kekurangan dan kelebihannya.

Pengukuran yang dilakukan pada skala ordinal merupakan obyek dibedakan berdasarkan persamaanya dan menurut urutannya. Jadi dapat dibentuk urutan atau rangking yang lengkap serta teratur diantar kelas-kelas. 

Skala Ordinal merupakan skala yg merupakan taraf ukuran kedua, yang berjenjang sesuatu yang menjadi ‘lebih’ atau ‘kurang’ menurut yang lainnya, berukuran ini dipakai untuk mengurutkan objek menurut yang terendah sampai tertinggi serta sebaliknya yg berarti peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap variable yang diteliti. Contoh : mengukur kejuaraan olah raga, prestasi kerja, senioritas pegawai. Misalnya : Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak putusan bulat, netral, putusan bulat serta sangat sepakat dapat diberi symbol angka 1, dua,3,4 serta 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.

Skala ordinal, lambang-lambang sapta hasil pengukuran memberitahuakn urutan atau strata obyek yang diukur menurut karakteristik yang dipelajari. Misal, kita ingin mengetahui preferensi responden terhadap merek indomie goreng: merek Sarimi, Indomie, Mie Sedap, Gaga Mie lalu responden diminta buat melakukan ranking terhadap merek mie goreng dengan memberi angka 1 buat merek yg paling disukai, nomor dua buat rangking ke 2, dst. Rangkuman hasil Rangking Merek mie goreng menjadi berikut : Indomie = 1 , Mie Sedap = dua, Sarimi = 3, Gaga Mie = 4

Tabel ini menunjukkan bahwa merek Indomie lebih disukai daripada Mie Sedap, merek Mie Sedap lebih disukai daripada Sarimi, dsb. Walaupun perbedaan nomor antara preferensi satu dengan lainnya sama, namun kita tidak bisa memilih besarnya nilai preferensi dari suatu merek terhadap merek lainnya. Uji statistik yg sinkron adalah modus, median, distribusi frekuensi serta statistik non-parametrik seperti rank order correlation.

Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, serta tak jarang juga disebut menggunakan skala peringkat. Hal ini lantaran pada skala ordinal, lambang-lambang bilangan output pengukuran selain memperlihatkan pembedaan pula memperlihatkan urutan atau tingkatan obyek yg diukur dari karakteristik eksklusif. Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri nomor dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=nir puas serta 1=sangat nir puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,tiga dstnya.

Dalam skala ordinal, nir misalnya skala nominal, saat kita ingin mengganti nomor -angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau menurut kecil ke akbar. Jadi, tidak boleh di buat 1=sangat puas, 2=nir puas, tiga=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, dua=puas, 3=kurang puas dstnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan dari ciri skala ordinal adalah meskipun nilainya telah mempunyai batas yg jelas tetapi belum mempunyai jarak (selisih). Kita nir memahami berapa jarak kepuasan menurut nir puas ke kurang puas. Dengan kata lain jua, walaupun sangat puas kita beri angka 5 serta sangat tidak puas kita beri nomor 1, kita nir mampu berkata bahwa kepuasan yang sangat puas 5 kali lebih tinggi dibandingkan yg sangat tidak puas.

Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita jua nir bisa menerapkan operasi matematika baku (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yg sesuai menggunakan skala ordinal jua merupakan peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi misalnya modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa alat-alat statistik non-parametrik lainnya

c) . Skala Interval 
Skala interval mempunyai karakteristik misalnya yang dimiliki sang skala nominal serta ordinal menggunakan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yg tetap. Dengan demikian peneliti bisa melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek menggunakan lainnya. Disparitas ciri antara obyek yg berpasangan menggunakan lambang bilangan satu dengan lambang bilangan berikutnya selalu permanen. Apabila dalam pengukuran preferensi responden terhadap merek indomie goreng tadi diasumsikan bahwa urutan kategori menunjukkan preferensi yang sama, maka kita dapat mengungkapkan bahwa disparitas indomie goreng merek urutan ke 1 menggunakan dua merupakan sama dengan perbedaan merek 2 menggunakan lainnya. Namun demikian, kita nir sanggup menyampaikan 3 bahwa merek yang menerima ranking lima nilainya lima kali preferensi daripada merek 1. Uji statistik yang sinkron merupakan semua uji statistik kecuali uji yang mendasarkan pada rasio misalnya koefisien variasi.

Dengan demikian, skala interval telah mempunyai nilai intrinsik, sudah memiliki jeda, namun jeda tadi belum adalah kelipatan. Pengertian “jeda belum adalah kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval nir memiliki nilai nol mutlak. Angka 0 (nol) buat thermometer mempunyai makna yang sangat berpengaruh serta bukan berarti bisa diabaikan. 

Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau terdapat tiga wilayah menggunakan suhu daerah A = 10oC, daerah B = 15oC serta wilayah C=20oC. Kita sanggup berkata bahwa selisih suhu wilayah B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, serta selisih suhu daerah C dengan wilayah B merupakan 5oC. (Ini memberitahuakn pengukuran interval sudah mempunyai jeda yang tetap). Tetapi, kita tidak mampu mengatakan bahwa suhu wilayah C 2 kali lebih panas dibandingkan wilayah A (merupakan nir mampu jadi kelipatan). Kenapa ? Lantaran dengan pengukuran yg lain, contohnya dengan Fahrenheit, di wilayah A suhunya merupakan 50oF, di daerah B = 59oF dan wilayah C=68oF. Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit, wilayah C nir 2 kali lebih panas dibandingkan wilayah A, serta ini terjadi lantaran pada derajat Fahrenheit titik nolnya dalam 32, sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0. 

d) . Skala Rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapa semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat absolut. Nilai nol mutlak ini merupakan merupakan nilai dasar yang nir sanggup diubah meskipun memakai skala yang lain. Oleh karena itu, dalam skala ratio, pengukuran telah memiliki nilai perbandingan/rasio. Pengukuran ratio umumnya pada bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek eksklusif menggunakan lainnya. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yg acapkali dipakai adalah pengukuran tinggi serta berat. Misalnya Berat : Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding menggunakan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2. Atau berat benda A merupakan 30 kg, sedangkan benda B merupakan 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.

Dua skala Pengukuran Pertama (Nominal serta Ordinal) merupakan skal pengukuran Kualitatif lantaran karakteristiknya tidak namuric, (model : Jenis Kelamin, pekerjaan, serta lain-lain). Sedangkan 2 skala terakhir (Interval dan Rasio) adalah skala kuantitatif yg diekspresikan lewat numeric (model : berat, tinggi, biaya , pendapatan dan lain-lain)

Macam-macam Skala Pengukuran Untuk Instrument
Keempat skala diatas apabila akan dipakai dalam kuisioner dapat dilakukan menggunakan pendekatan, misalnya Skala Likert , Skala Guttman, dan Semantic Differential, Rating Scale

1 . Skala Likert
Skala Likert digunakan buat mengukur perilaku, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan menjadi titik tolak buat menyusun item-item instrumen yg dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yg memakai Skala Likert mempunyai gradasi menurut sangat positif hingga sangat negatif, yg dapat berupa kata-kata diantaranya: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP). Untuk evaluasi ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu bisa diberi skor, contohnya: Sangat Penting (SP) = 5, Penting (P)= 4, Ragu-ragu (R) : tiga, Tidak Penting (TP) : dua , Sangat Tidak Penting (STP) : 1. Sedangkan buat evaluasi persepsi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, contohnya: Sangat Baik (SB) : 5, Baik (B) : 4, Ragu-ragu (R): tiga, Tidak Baik (TB) : dua Sangat Tidak Baik (STB) : 1

Instrumen penelitian yang memakai skala Likert bisa dibuat pada bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Keuntungan skala Likert adalah :
a. Praktis dibentuk dan diterapkan
b. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai menggunakan konteks permasalahan
c. Jawaban suatu item bisa berupa alternative, sehingga berita tentang item tersebut diperjelas.
d. Reliabilitas pengukuran mampu diperoleh menggunakan jumlah item tersebut diperjelas

2) Skala Guttman 
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas. Diantaranya : ‘ya’ serta ‘tidak’; ‘sahih-keliru’, dan lain-lain. Data yg diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua cara lain ). Jadi, bila pada Skala Likert masih ada 1,2,tiga,4,5 interval, menurut kata ‘sangat setuju’ hingga ‘sangat nir sepakat’, maka dalam Skala Guttman hanya ada 2 interval yaitu ‘putusan bulat’ atau ‘tidak setuju’. Penelitian memakai Skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

3) Skala Thurstone
Pernyataan yg diajukan kepada responden disarankan oleh Thurstone buat tidak terlalu b-anyak, diperkirakan antara 5 sampai 10 butir pertanyaan atau pernyataan. Pembuatan skala Thurstone bisa dilakukan menggunakan langkah-langkah seperti berikut.
1) Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 tingkatan yg merepresentasikan secara luas disparitas tingkat, disenangi, netral, serta nir disenangi terhadap suatu objek atau subjek yg hendak diteliti.
2) Pernyataan ini diberikan pada sejumlah responden misal 50 orang atau lebih yg relatif mengenal terhadap objek atau subjek supaya bisa menentukan ke pada 11 tingkatan kategori tadi. Kategori A terdiri atas pernyataan yg dipercaya disenangi atau favorit, E F netral, serta J K merupakan kategori tidak disenangi atau tidak favorit.
3) Klasifikasi pernyataan ke dalam kategori, menggunakan pertimbangan penilaian terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya merefleksikan persepsi mereka terhadap kategori pernyataan yang disediakan.
4) Pernyataan yang nilainya menyebar dibuang, serta pernyataan yang memiliki nilai bersamaan dipakai untuk pembuatan skala.

Skor tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat berpretensi terhadap sifat yg ingin diteliti. Skor terendah berarti responden memiliki sifat favorit terhadap sifat yang ingin diteliti.

Skala Thurstone nir terlalu banyak digunakan sebagai instrumen pada bidang pendidikan karena model ini memiliki beberapa kelemahan yang pada antaranya seperti berikut.
a) Memerlukan terlalu poly pekerjaan buat membuat skala.
b) Nilai dalam skala yg sudah dibentuk memungkinkan dalam skor sama memiliki perilaku tidak selaras.
c) Nilai yang dibentuk ditentukan sang perilaku para juri atau penilai. D. Memerlukan tim penilai yang objektif.

4). Semantic Differential 
Skala ini merupakan galat satu dari skala factor yang dikembangkan buat menganalisis 2 kasus :
Pengukuran populasi dan multidimensional 
Pengungkapan dimensi yang belum dikenal atau belum diketahui 

Metode skala ini dikembangkan khususnya buat mengukur arti psikologis menurut suatu objek di mata seorang. Metode ini didasarkan dalam proporsi bahwa suatu objek mempunyai berbagai dimensi pengertian konotatif yg berada dalam ruang cirri multidimensi yang dianggap ruang semantic.

Metode ini dibuat menggunakan menempatkan 2 (2) skala penilaian pada titik ekstrim yg antagonis yg biasa disebut bipolar. Biasanya pada antara titik ekstrim pada dadapati lima atau 7 tititk-titik butir skala dimana responden menilai suatu konsep atau lebih dalam setiap buah skala.

Untuk lebih jelasnya tampilan buah-butir skala semantic diffrensial menjadi berikut :
Baik —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Buruk
Lambat —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Cepat

Skala pengukuran yg berbentuk Semantic Differensial dikembangkan sang Osgood. Skala ini jua digunakan buat mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda juga checklist, tetapi tersusun dalam satu garis konstan yg jawaban “sangat positifnya” terletak pada bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yg diperoleh adalah data interval, serta umumnya skala ini digunakan buat mengukur perilaku/ciri tertentu yang dipunyai oleh seseorang.