PENGERTIAN BI RATE MENURUT PARA AHLI
Pengertian BI Rate Menurut Para Ahli
Sebagaimana yang disebutkan dalam Inflation Targeting Framework bahwa BI Rate merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia serta merupakan sinyal (stance ) dari kebijakan moneter Bank Indonesia.
“BI Rate adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan dalam RDG (Rapat Dewan Gubernur) triwulanan buat berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda sang RDG bulanan dalam triwulan yang sama”. (Bank indonesia dalam Inflation Targeting Framework)
Dari pengertian tersebut terlihat kentara bahwa BI Rate berfungsi menjadi frekuwensi berdasarkan kebijakan moneter Bank Indonesia, menggunakan demikian bisa diambil konklusi bahwa respon kebijakan moneter dinyatakan dalam kenaikan, penurunan, atau nir berubahnya BI Rate tadi.
Sedangkan berdasarkan Dahlam Siamat dalam bukunya yang berjudul Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan moneter serta Perbankan menjelaskan bahwa “BI Rate adalah suku bunga menggunakan tenor satu bulan yang diumumkan sang Bank Indonesia secara periodik buat jangka ketika tertentu yg berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter”. (Dahlan siamat, 2005;139)
Dari pengertian yg dikeluarkan oleh Dahlan Siamat tadi bisa diambil konklusi bahwa Bi Rate digunakan menjadi acuan pada operasi moneter buat mengarahkan supaya homogen-homogen tertimbang suku bunga SBI-1 bulan output lelang OPT (Operasi Pasar Terbuka) berada disekitar BI Rate. Selanjutnya suku bunga SBI-1 bulan tersebut diharapkan akan mensugesti suku bunga pasar uang antar Bank (PUAB), suku bunga deposito dan kredit serta suku bunga jangka ketika yang lebih panjang.
Mekanisme Penetapan BI Rate.
BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulanan setiap bulan Januari, April, Juli serta Oktober. Dalam syarat eksklusif, bila ditinjau perlu, Bi Rate bisa diadaptasi dalam RDG pada bulan-bulan yang lain.
Pada dasarnya perubahan BI Rate memberitahuakn evaluasi Bank Indonesia terhadap prakiraan Inflasi ke depan dibandingkan dengan target Inflasi yg ditetapkan. Pelaku pasar serta rakyat akan mengamati evaluasi Bank Indonesia tadi melalui penguatan dan transparansi yg akan dilakukan, antara lain dalam Laporan Kebijakan Moneteryang disampaikan secara triwulanan dan press release bulanan.
“Operasi Moneter menggunakan BI Rate dilakukan melalui lelang mingguan dengan prosedur variabel rate tender serta multiple price allotments”.(Dahlan Siamat,2005; 140)
Dengan demikian sinyal respon kebijakan moneter melalui BI Rate yang ditetapkan sang Bank indonesia akan diperkuat melalui berbagai transaksi keuangan di pasar keuangan.
“Untuk mempertinggi efektifitas pengendalian likuiditas di pasar, Bank Indonesia akan memperkuat operasi moneter harian melalui instrumen Fine-Tune Operations (FTO) menggunakan underlying instrument SBI serta SUN”.
(Dahlan Siamat, 2005;140)
Proses Penetapan respon kebijakan moneter pada hal ini BI Rate:
1. Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dalam RDG triwulanan.
2. Respon kebijakan moneter diperlukan untuk periode satu triwulan kedepan.
3. Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dengan memperhatikan imbas tunda (Lag) kebijakan moneter dalam menghipnotis inflasi.
4. Dalam kondisi yg luar biasa, penetapan respon kebijakan moneter dapat dilakukan pada RDG bulanan. (Bank Indonesia pada Inflation Targeting Framework)
Selain itu yang sebagai pertimbangan dalam penetapan respon kebijakan tersebut adalah :
1. BI Rate adalah respon bank sentral terhadap tekanan inflasi ke depan supaya bisa tetap berada dalam sasaran yang sudah dirtetapkan. Perubahan BI Rate dilakukan terutama jika deviasi proyeksi inflasi terhadap targetnya dipandang sudah bersifat permanen dan konsisten dengan berita dan indikator lainnya.
2. BI Rate ditetapkan sang Dewan Gubernur secrara diskresi menggunakan mempertimbangkan :
a. Rekomendasi BI Rate yang didapatkan oleh fungsi reaksi kebijakan pada contoh ekonomi buat pencapaian target inflasi.
b. Berbagai warta lainnya misalnya leading indocators, expert opinion, asesmen faktor resiko serta ketidakpastian dan hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter. (Bank Indonesia pada Inflation Targeting Framework)
Strategi Komunikasi BI Rate.
Untuk lebih memudahkan masyarakat tahu tentang kebijakan moneter Bank Indonesia yg dipandang menurut perubahan BI Rate, maka dilakukan berbagai strategi komunikasi terhadap rakyat Tujuan strategi komunikasi ini dari Dahlan Siamat merupakan :
“buat membantu secara sedikit demi sedikit menurunkan serta mengarahkan ekspektasi inflasi pada masyarakat ke target inflasi yang ditetapkan”.
Hal ini menjadi sangat penting karena di Indonesia impak berdasarkan ekspetasi inflasi menjadi faktor penyebab inflasi, disamping pengaruh administered prices, volatile foods serta dampak langsung nilai tukar (direct exchange rate pass-trough).
Selain melalui press release dan konferensi pers yg secara reguler mengumumkan keputusan RDG, penguatan taktik komunikasi tadi dilakukan melalui penerbitan Laporan Kebijakan moneter secara triwulanan. Di dalamnya akan memuat assesmen menyeluruh Bank Indonesia tentang perkembangan modern makroekonomi, inflasi, kondisi moneter, prakiraan inflasi kedepan, dan respon kebijakan moneter yang diperlukan buat membawa inflasi ke arah target inflasi yg telah ditetapkan.
Strategi komunikasi lain yg lazim dipraktekan oleh bank-bank sentral yg menerapkan ITF (Inflation Targeting Framework) adalah menggunakan penjelasan-penjelasan Dewan Gubernur tentang kebijakan moneter pada berbagai kesempatan maupun publikasi dan penerangan tentang kerangka kebijakan moneter yg baru, proses inflasi pada Indonesia, proses perumusan kebijakan moneter, contoh-contoh prakiraan ekonomi, juga operasi operasi moneter. Selain itu pula melalui media elektronika serta juga website Bank Indonesia.
Dengan demikian bisa disimpulmkan bahwa strategi komunikasi yg dilakukan oleh Bank Indonesia merupakan melalui :
1. Press Realease.
2. Laporan Kebijakan moneter secara triwulanan.
3. Publikasi dan penerangan Dewan Gubernur.
4. Media elektronik.
5. Situs resmi Bank Indonesia.
Selain taktik komunikasi terhadap masyarakat, dibutuhkan juga koordinasi menggunakan pemerintah supaya kebijakan moneter yang dimuntahkan oleh Bank Indonesia dalpat sejalan dengan kebijakan umum pemerintah.
Comments
Post a Comment