PANDUAN ILMU CAHAYA KITABULLAH

Panduan Ilmu Cahaya Kitabullah
Untuk mencapai suatu tujuan hidup sejak awal dibutuhkan niat lapang dada yg dirumuskan dengan kentara, do’a khusu’ yang dekat ijabah dan tunggangan pembawa baraqah yang mampu menerbangkan amal ibadah keharibaan ridhoNya. 

Pengalaman, ilmu serta wawasan diperlukan buat menyederhanakan permasalahan agar nir terulang kesalahan yg sama serta terbukanya kemampuan melihat kemungkinan berkembangnya kreativitas dan akselerasi solusi. Kesemuanya itu tiada lain adalah rahmah, baraqah dan innayah Allah swt. Yg dilimpahkan kepada manusia yang berkembang menjadi menjadi holistik ni’mah panduan berupa jalan lurus, tunggangan pembawa, cahaya penerang jalan dan rambu-rambu penyelamat perjalanan. Kebahagiaan hidup di global menyimpan berbagai kasus, ujian, cobaan dan kesenangan fana. Substansi senang akan bermetamorfosis sebagai kebahagiaan hakiki dunia – akhirat manakala manusia menempuh jalan yang sudah ditetapkanNya ‘dinnul haq – sirathal mustaqim’ yang diterangi cahaya kebenaran, dilengkapi dengan frekuwensi-frekuwensi pedoman keselamatan yg masih ada di pada Al Qur’anul Karim dan Sunnah Rasulullah saw.

Dalam Kata Sambutan terbitnya terjemahan kitab “Irsyadul Ibaad Ilaa Sabilir Rasyaad”, Dr. KH. Ali Yafie diantaranya menulis: “Tiap orang menempuh jalan hidupnya mulai saat beliau lahir berdasarkan kandungan ibunya sampai waktu dia tutup usia. Ia akan selamat pada perjalanannya itu bila ia berhati-hati dan mematuhi peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan sang pencipta kehidupn itu (Al Khaliq ‘Azza wa Jalla) yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ia sudah mengungkapkan dalam Al Qur’an, Surah Al An’am, ayat 153:

“Dan sesungguhnya inilah jalanKu yang lurus, maka itulah yang kamu ikuti dan jangan mengikuti jalan-jalan yang lain sebagai akibatnya mencerai-beraikan kalian (menyimpang menurut jalan lurus itu). Yang demikian itu diwasiatkan kepada kalian semoga kalian senantiasa berhati-hati”.

Islam itulah jalan yg lurus menuju keselamatan tak pernah mati serta kebahagiaan yg kekal. Islam telah menaruh kepada manusia panduan yg lengkap bagaimana kita wajib menempuh jalan kehidupan pada global ini agar selamat dan seterusnya selamat serta bahagia pada kehidupan yg kekal abadi di akhirat”.

Irsyadul Ibaad Ilaa Sabiilir Rasyaad berisi ajaran Ilmu Taukhid dan banyak sekali pertarungan Fiqih (Masailul Fiqhiyah) yang disertai model peristiwa melalui daya tarik Hikayat. Walaupun nampak agak fantastis, kisah-kisah yang tersaji akan membantu pencapaian taraf penghayatan yg diharapkan buat memandu kearah pengamalan ajaran atau menghindari kemungkinan sesat jalan; sehingga tepat bila diterjemahkan sebagai Panduan ke Jalan Kebenaran.

Menurut Imam Al Ghazali dalam “Ihya Ulumiddin” dikatakan bahwa formasi kebagusan akhlak serta tawadlu’ itu merupakan bepergian hayati (sirah) Nabi saw. Maka seyogianyalah diikuti (teladan) Nabi Muhammad saw. Dan berdasarkan padanyalah seyogianya dipelajari.

Abu Umamah Al Bahili ra. Mengatakan: “tatkala Muhammad saw. Diutus, kemudian iblis mendatangkan tentaranya, lalu tentara itu menyampaikan: “Sesungguhnya sudah diutus seorang Nabi serta telah timbul suatu ummat”. Iblis bertanya: “Mereka itu mencintai global?”

Mereka menjawab: “Ya!”
Lalu Iblis menyambung: “Jikalau benar mereka itu menyayangi global, niscaya saya nir hiraukan (tidak jadi perkara) walaupun mereka nir menyembah berhala. Sesungguhnya aku akan tiba pada mereka (dalam saat) pagi serta sore dengan 3 kasus: mengambil harta berdasarkan bukan haknya; membelanjakan harta pada bukan haknya; serta menunda harta menurut haknya. Dan semua kejahatan timbul dari yang tiga ini!”

Ummat membutuhkan Panduan Ilmu.
Karunia Allah dibagikan pada ummat manusia sesuai amanah yang diembannya. Sama halnya menggunakan amanah kekayaan harta benda, amanah ilmu tidak diterima persis sama antara seorang dengan seorang lainnya, terdapat yg diberi kemampuan besar pada menyerap serta menganalisis pertarungan terdapat yang diberi kemampuan sedang atau mini . Besar kecilnya kemampuan intelektual berhubungan dengan tingginya taraf kecerdasan yg diamanatkan Allah pada seorang. Semakin cerdas seseorang semakin akbar pertanggungan jawabnya pada yaumal hisab kelak, dalam memandu ummat sinkron ilmu yang diharapkan. Pertanyaan akan berkembang dari kesungguhan upaya mencari ilmu, menyerap dan menganalisis serta membagikannya dalam yg lain sehingga bisnis mengimplementasikannya bagi kepentingan ummat menjadi semakin sederhana dan mudah. Semakin poly harta benda dan semakin tinggi tumpukan ilmu yg tersimpan menjadi hasanah pujian dan kebakhilan eksklusif akan sebagai beban berat yg bisa menggagalkan keberhasilan pada ujian penentu yaumal akhir. Naudzubillah min dzalik(a)!

Para pakar tafsir beropini bahwa substansi ayat-ayat Al Qur’an disamping mencakup aspek Akidah, Ibadah, Akhlak dan Sejarah juga mengandung isyarat-isyarat Ilmu Pengetahuan yang memberi amanat kepada ilmuwan serta ulama buat melakukan studi serta eksperimen. Sebagian akbar dari padanya berkaitan menggunakan alam semesta mulai dari kejadiannya, komponen materinya, ukuran kuantumnya, kecepatan mobilitasnya hingga dalam keberadaan dan misterinya dimana logika manusia serta perangkat penelitian tidak mungkin lagi menjangkaunya.

Dalam pengetahuan kepercayaan , ilmu yg membahas alam semesta baik dari sudut dari materi maupun proses kejadiannya dikenal sebagai Ilmu Kauniah, yg secara etimologis berarti keadaan atau alam semesta. Di dalam Kitab Sucial Qur’an terdapat tidak kurang menurut 750 ayat yang berkaitan menggunakan atau membahas alam semesta, dimana alam terbagi 2 kategori yakni as samawat yg berarti langit dan al ard yang berarti bumi.

Manusia pertama yg mendapat pelajaran mengenai langit dan bumi adalah Nabi Adam as. Yang lalu diwariskan dalam generasi-generasi penerus ummat insan berikutnya.

Ilmu yang berkaitan menggunakan as samawat secara garis besar terdiri berdasarkan ilmu astronomi serta ilmu metafisika, sedangkan ilmu al ard terdiri berdasarkan ilmu al ulum al insaniyyah (insan dan humanisme), al ulum al hayawaniyyah (kehidupan hewan /fauna) dan al ulum an nabatiyyah (kehidupan tumbuh-tanaman /flora).

Ayat-ayat yg berkaitan menggunakan dari kejadian alam semesta hingga berakhirnya pada yaumal kiyamah tercantum pada kitab suci Al Qur’an, diantaranya surat Fushilat ayat 11 yg berbunyi:

“Kemudian Dia menuju pada (penciptaan) langit, serta langit itu (masih merupakan) asap, lalu Dia menyampaikan kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah engkau berdua (dari perintahKu) menggunakan senang hati atau menggunakan terpaksa”. Keduanya mengatakan:”Kami tiba dengan senang hati”.

Betapa kepatuhan alam semesta pada Allah swt. Yg ditunjukkan pada ayat tersebut, dimana dalam ketika itu planet-planet masih berujud asap, lalu membangun galaxy menggunakan masing-masing solar system (tata mentari ) yang terdiri menurut planet-planet dan asteroids. Planet pada tata mentari kita memiliki sembilan planet termasuk bumi dimana planet yg paling dekat menggunakan surya (solar) disebut merkurius serta yg terjauh bernama pluto.

Apabila posisi keberadaan planet bumi ditinjau dari keseluruhan galaksi-galaksi yang terdapat pada ruang jagad-raya (macrocosmos), maka bumi akan nampak sebagai sebutir debu yang berada diantara billiunan butir debu lainnya. Allahu Akbar.

Ilmu pengetahuan pertama kali menyebutkan proses insiden alam semesta melalui teori Kabut dari Kant dan Laplace dan teori Big Bang yg menggemparkan para ilmuwan dalam saat itu. Bukannya tidak mungkin teori ini terinspirasi sang ayat-ayat pada Al Qur’an, mengingat teori ini bersandar dalam perkiraan dan penelitian yg nisbi terbatas, sedangkan obyeknya berada pada masa tidak terhingga.

Dalam surat Anbiyaa ayat 30, Allah swt. Berfirman:

“Apakah orang-orang kafir itu tidak melihat bahwasanya langit dan bumi itu keduanya (dahulu) adalah berpadu (sebagai satu) kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan Kami jadikan berdasarkan air segala sesuatu yg hayati. Maka apakah mereka tidak beriman?”

Mengembangkan Ilmu menuntut Kesabaran Penelitian dan Eksperimen.
Untuk memenuhi perubahan kebutuhan serta kemajuan peradaban dibutuhkan semangat serta usaha benar-benar-sungguh dalam berbagi ilmu pengetahuan. Upaya ini nir hanya menuntut daya intelektualitas serta penyediaan dana dan peralatan yang memadai, tapi juga menghendaki sikap tekun, kerja keras dan tidak kenal menyerah, yg pada bahasa agama disebut menjadi sikap sabar. Proses kemajuan ilmu pengetahuan hanya bisa beranjak bila didalamnya cukup tersedia tenaga pengabdian yg bisa menggerakkan proses penelitian, pengembangan serta eksperimentasi. Para pelaku yg kurang memiliki research dedication tidak mungkin terlibat dalam prosedur penelitian yang sebenarnya, jangkauan terjauh yang mungkin dicapai merupakan predikat-predikat yg diharapkan pada upaya pengakuan keberadaan dan pengkayaan kemajemukan ‘artificial layers’. 

Untuk mencapai keberhasilan suatu ‘Problem Solving Technique’ dibutuhkan Operation Research yang mempunyai taraf originalitas, validitas relatif memadai serta memenuhi persyaratan realitas menjadi ‘acceptable implementation research’. Keberhasilan rangkaian proses ini dalam akhirnya bergantung dalam kemampuan tim peneliti dan komunikasi menggunakan sumber liputan dan rasa tanggung jawab dari mereka yang berkewajiban dalam implementasi output penelitian serta eksperimentasi yg direkomendasikan.

Komunitas yang amanah dan berdedikasi akan menikmati keuntungan menurut adanya komitmen tinggi yg dibangun diatas jaring-jaring interaktif Sektor Riil dengan Dunia Ilmu Pengetahuan. Perkembangan Sektor Riil poly bergantung dalam keberhasilan Dunia Ilmu Pengetahuan pada menyumbangkan hasil penelitian (terapan) yang berkualitas serta applikatip, sedangkan kemajuan pendidikan dan penelitian sangat memerlukan donasi tenaga menurut benefit yg diperoleh Sektor Riil selaku pengguna (users) hasil proses penelitian dan percobaan-percobaan ilmiah sempurna gunakan. Kedua peran jaring interaktif, Dunia Ilmu Pengetahuan serta Sektor Riil akan lebih diharapkan manfaat kehadirannya pada menaikkan kualitas hayati dan memacu produktivitas komunitas ummat sehingga tercapai keuntungan timbal pulang (‘reciprocal benefit’) serta kemaslahatan bersama.

Dalam bidang ilmu terapan seseorang ilmuwan bernama Hamdy A Taha (“Operations Research” An Introduction) menyatakan: 

“As a persoalan-solving technique, OR must be viewed as both a science and as art. The science aspect lies in providing mathematical techniques and algorithms for solving appropriate decisions problems. Operations research is an art because success in all the phases that precede and succeed the solution of a mathematical contoh depends largely on the creativity and personal abilities of the decision-makin analysts. Thus gathering of the data for contoh construction, validation of the contoh, and implementation of the obtained solution will depend on the ability of the OR team to establish good lines of communication with the source of information as well as with the individuals responsible for implementing recommended solutions”.

Kiranya relatif bagus serta sangat berguna rintisan sains yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan muslim beberapa abad yg kemudian, dimana sejarah ilmu pengetahuan sudah mencatat penelitian dan penemuan-inovasi yg dilakukan sang Ibnu Haitam, Al Kindi, Al Farabi, Al Biruni, Ibnu Sina, Al Mas’udi, Ibnu Rusydi, Al Kazwini serta masih banyak lagi yang beranjak pada disiplin ilmu masing-masing yg melandasi serta memberi sumbangan besar pada perkembangan sains terkini misalnya ilmu matematika, ekamatra, optika, kimia, kedokteran, astronomi, geografi, sejarah, bahasa, sastera, ekonomi (syari’ah) dan sebagainya.

Seorang ahli fisika abad pertengahan bernama Ibnu Haitam yg lahir di Basra pada tahun 354H/965M mengawali lahirnya teori-teori fisika, matematika serta astronomi, disamping mengembangkan pemikiran-pemikiran dibidang filsafat dan menjadi perintis ilmu baru optika sebagai akibatnya menjadi studi yg teratur menggunakan rumus-rumus yang kentara. Hasil inovasi dan pemikirannya hampir semuanya diterjemahkan kedalam aneka macam bahasa Eropa terutama ilmu matematika dan fisika, sehingga menggunakan gampang menyebar ke seluruh dunia dalam memberi sumbangan bagi perkembangan teori dan penelaahan, banyak sekali pelaksanaan serta contoh penelitian dari kedua disiplin ilmu tersebut.

Ibnu Haitam banyak menyumbangkan pemikiran baru melalui kombinasi rumus matematis dengan contoh fisik eksperimen agar gampang dimengerti, sebagai akibatnya beliau dijuluki ahli ekamatra teoritis -eksperimental. Berbagai percobaan ilmiah dilakukannya diantaranya 

menentukan gerak rektilinier cahaya, sifat bayangan, penggunaan lensa camera obscura, dan banyak sekali fenomena optika lainnya. Dia jua yg poly mempraktekkan pembuatan lensa serta cermin lengkung dengan menggunakan mesin bubut yang dimilikinya.

Penemuannya yg cantik para ilmuwan saat itu merupakan bahwa cahaya yg bergerak di udara berjalan di atas garis lengkung (melengkung), sehingga beliau berkesimpulan kita bisa melihat cahaya bulan dan mentari sebelum keduanya sahih-benar timbul di cakrawala, dan sebaliknya kita masih mampu melihatnya walaupun keduanya sudah terbenam pada kaki langit.

Perjalanan karir Ibnu Haitam menjadi cendekiawan fisika nir selamanya menyenangkan, tatkala beliau mendapat tawaran penguasa Fatimiah di Mesir yg bernama Al Hakim bin Amirillah (386H – 411 H) buat mengendalikan banjir Sungai Nil dengan ilmu pengetahun yg dimilikinya. Kedatangannya disambut secara meriah dengan upacara kebesaran. Namun beliau nir berhasil menyusun proposal pengendalian banjir yg dibutuhkan dapat memperbaiki sistim irigasi dan pertanian Mesir. Untuk menghindari kemarahan penguasa Fatimiah, Ibnu Haitam meninggalkan tempat kerjanya dengan berpura-pura sakit ingatan. Untuk ketika lama tidak diketahui eksistensi ilmuwan itu, hingga suatu saat dia pulang ke Cairo menjadi pengajar ilmu matematika sampai akhir hayatnya pada tahun 430 H dalam keadaan sangat sederhana. Meskipun demikian global ilmu pengetahuan menerima warisan scientific heritage yg sangat bernilai berupa hampir 200 karya ilmiah bidang ekamatra, matematika, astronomi dan filsafat output pemikiran, penelitian dan eksperimen ilmuwan besar Islam yang bernama Ibnu Haitam.

Ilmuwan muslim berikutnya yg menarik buat diketengahkan bernama Al Biruni kelahiran Khawarizmi,Turkmenistan tahun 362H serta wafat pada Ghazna pada usia 86 tahun. Ketika tinggal di Jurjan kehidupan Al Biruni terbilang beruntung karena penguasa setempat sangat tertarik pada ilmu pengetahuan sebagai akibatnya Al Biruni menerima perhatian serta penghormatan tersendiri.

Ketika pindah ke Ghazna sebuah kota pada sebelah selatan Kabul, Al Biruni tinggal pada istana Mahmud Gaznawi, bahkan mendapat kesempatan mengunjungi negeri-negeri Hindu beberapa kali pada rangka wisata ilmiah. Disana dia mengadakan penelitian sejarah, kebudayaan serta kepercayaan , serta berhasil meluncurkan sebuah buku ilmiah berjudul Al Hind, dimana sebelumnya dia harus menguasai bahasa Sanskerta buat mendukung keberhasilan penelitiannya.

Untuk menyebarkan kemampuannya menguasai banyak sekali ilmu, Al Biruni berusaha menilik beberapa bahasa antara lain Arab, Persia, Sanskerta, Yunani, Ibrani dan Suryani. Bidang yang paling ditekuninya merupakan fisika, ilmu falak dan filsafat, dimana buat memperluas wawasannya dalam bidang fisika paripatetik dan ilmu falak dia sering berkirim surat pada sahabatnya seorang pakar filsafat dan kedokteran yang hidup semasa dengannya yakni Ibnu Sina. Seperti tertera dalam suratnya yg ditujukan kepada Ibnu Sina, beliau menyatakan bahwa mobilitas eliptis lebih mungkin daripada mobilitas melingkar dalam konvoi planet-planet.

Dalam bidang filsafat Al Biruni poly terpengaruh oleh pemikiran tokoh-tokoh filsafat Islam terkemuka seperti Al Farabi, Al Kindi serta Al Mas’udi.

Meskipun beliau seorang ilmuwan multi disiplin, penguasaannya pada bidang fisika cukup bertenaga, sehingga ditinjau sebagai seseorang sarjana ekamatra yg terkemuka dalam periode sejarah Islam, disamping kemampuannya dalam bidang geografi, matematika, mineralogi, astronomi, astrologi serta sejarah. Bahkan karyanya dalam elemen astrologi mendapat tempat terhormat diantara gugusan literatur-literatur ilmiah, dimana selama beberapa abad permanen digunakan menjadi referensi standard sang perguruan-perguruan tinggi.

Dapat diketengahkan jua disini apa yang dilakukan sang seorang ilmuwan Islam Klasik, keturunan Arab bernama Al Kazwini dari berdasarkan Kufah Irak Persia, yg hidup berdasarkan tahun 600 H – 682 H / 1203 M – 1283 M. Seorang scientist yg menguasai banyak sekali bidang sains awal serta mengabdikan hidupnya pada Allah swt. Melalui banyak sekali penelitian serta percobaan ilmiah, seperti ilmu falak, geografi, geologi, mineralogi, nabati, zoologi dan etnografi.

Buku Al Kazwini yang paling terkenal berjudul “Ajaib al Makhluqat wa Garaib al Maujudat” (Keajaiban Mahluk serta Keanehan Alam) yang pada bagian pertama menguraikan tentang ruang angkasa yg berisi benda-benda langit seperti mentari , bulan serta bintang dan penghuninya yaitu para malaikat. Bagian ini dilengkapi dengan perhitungan ketika dan penanggalan Arab Suriah.

Pembahasan tentang alam ekamatra yang terdiri dari empat unsur yakni udara, air, tanah serta api) dan materi lainnya berupa meteor, angin, iklim, laut serta sungai menempati bagian ke 2 menurut karyanya tersebut. Selain itu beliau menguraikan struktur deretan pegunungan serta lembah dan karena-sebab terjadinya gempa bumi. Dikemukakannya bahwa makhluk terbagi dalam 3 kategori yakni alam mineral, alam tanaman (tumbuhan) dan alam makhluk yg bernyawa yakni manusia serta binatang. Dalam menguraikan insan Al Kazwini melengkapi diskripsinya menggunakan illustrasi anatomi yang artistik disamping gambar tumbuh-tumbuhan serta hewan; nir luput berdasarkan imajinsinya adalah kehidupan mahkluk hayati lain yakni jin serta iblis. Semua uraiannya diperkaya dengan tabel-tabel geometri dan perspektif illustrasi yang menarik sebagai akibatnya memudahkan penelusuran pemikiran teori-teorinya.

Tidak mengherankan jikalau kitab -bukunya poly menaruh sumbangan pemikiran serta wangsit bagi pengembangan ilmu falak selanjutnya, lantaran dicermati paling komprehensip serta sistimatis. Ia telah berhasil pada menghimpun aneka macam teori dan fakta ilmu falak sebelumnya serta memadukannya dalam tatanan dan penyajian yang lebih bermutu serta mudah dicerna walaupun seringkali ada ketidak orisinalitasnya.

Comments