ENTREPRENEURSHIP SOLUSI DARI SERANGAN BADAI GLOBALISASI

Entrepreneurship Solusi Dari Serangan Badai Globalisasi 
Globalisasi, dalam telaah filosofis globalisasi oleh Armada Riyanto, 2010, disebutkan menjadi badai, yaitu sebuah gelombang contoh relasi antarmanusia yg menerpa siapa saja serta tidak terdapat yang mampu mengelaknya. Pengertian globalisasi sendiri diambil berdasarkan istilah global yang adalah universal. Menurut wikipedia pengertian globalisasi nir atau belum mempunya definisi yang permanen serta masih sangat luas cakupanya tergantung bagaimana pengguna menempatkan. Ada sebagian yg beropini bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada pada ikatan yg semakin bertenaga buat mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru yg nantinya akan menghapus batas-batas geografis, ekonomi dan budaya rakyat. 

Begitu luasnya definisi dari globalisasi, Jan Aart Scholte yg dikutip dalam jajak filosofis globalisasi oleh Armada Riyanto, 2010, membantu mendefiniskan globalisasi kedalam lima rincian definisi. Yang pertama merupakan globalisasi sebagai internasionalisasi, dimana globalisasi diartikan sebagai meningkatnya interaksi internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain. Yang kedua, globalisasi menjadi liberalisasi, dimana globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, kemudian lintas devisa, maupun migrasi. Yang ketiga, globalisasi sebagai universalisasi, dimana globalisasi pula digambarkan menjadi semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke semua global. Pengalaman di satu lokalitas bisa sebagai pengalaman seluruh global. Yang keempat, globalisasi menjadi westernisasi atau McDonaldisasi, dimana westernisasi adalah semakin menyebarnya pikiran serta budaya dari barat sehingga mengglobal, misalnya berhasilnya restaurant McDonald sanggup menggantikan nilai-nilai berdasarkan warung tradisional pada sebuah negara. Dan yang kelima, globalisasi menjadi hubungan transplanetari serta suprateritorialitas: Arti kelima ini tidak selaras dengan keempat definisi pada atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yg kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar adonan negara-negara. 

Dalam telaahnya, Armada Riyanto, 2010. Menambahkan bahwa globalisasi didefinisakan menjadi dialogalisasi. Sebuah karakter dialogal pada tatanan kehidupan insan bila dihilangkan, maka bisa menimbulkan sebuah kehancuran, kefatalan yg tragis. Kondisi misalnya ini tergambar dengan peristiwa-insiden sosial seperti pembantaian bhiksu di Myanmar yg menyebabkan kutukan serta larangan internasional terhadap negara tadi. 

Begitu tipisnya, bahkan telah hilang, batas-batas suatu negara menjadikan imbas antar negera sebagai sangat akbar. Sebuah insiden pada satu wilayah tertentu di sebah negara, mampu menghipnotis negara lain secara cepat. Misalnya pergolakan politik di Mesir, telah menghipnotis pertumbuhan indeks serta bursa saham pada Indonesia. Mampu mensugesti Yaman buat melakukan hal yg sama, lantaran kondisi serta latar belakang pemerintahan yang sama, serta warta terakhir Kuwait siap melaksanakan hal yg sama. 

Begitupun menggunakan pergolakan ekonomi yg menimbulkan krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Indonesia memasuki masa yang sangat sulit. Melemahnya nilai rupiah terhadap USD yang mencapai titik tertinggi, stabilitas politik yang gonjang-ganjing, pergantian kekuasaan menurut era orde baru ke era reformasi, melemahkan semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Konglomerasi berguguran, muncul pengangguran. Selain itu jua produk pada negeri yg masih kurang kuat pada merebut benak pasar. 

Dari peristiwa krisis ekonomi ada satu hal yg sangat menjanjikan yg selama ini terpinggirkan sang sistem yg mengedepankan ekonomi konglomerasi, yaitu mampu bertahannya usaha mikro mini menengah (UMKM) yang dilandasi jiwa kewirausahaan pada masing-masing pelakunya. Disinilah terlihat perbedaan antara wira usaha dan wira partikelir pada menghadapi krisis yg menerpa dalam tahun 1998. Sosok wiraswata serta wirausaha sang Soesarsono (2002:48) dibedakan dalam konteks kecerdasan individunya. Sosok wira swastawan merupakan sosok individu yang bermental baja atau dengan istilah lain memiliki kecerdasan emosi serta kecerdasan adversity pada menghadapi tantangan kehidupan. Sedangkan wira usahawan adalah sosok individu yang lebih lihai dalam usaha atau pengelolaan uang dan memiliki kecerdasan financial yang menonjol serta didukung oleh perilaku personal yg professional. Dari konteks inilah saat ini lebih dikenal wira bisnis daripada wiraswasta 

Kewirausahaan (Suryana: 2003) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yg dijadikan dasar, kiat dan sumber daya buat mencari peluang menuju sukses. Inti berdasarkan kewirausahaan merupakan kemampuan buat membangun sesuatu yang baru serta tidak sama (create new and different) melalui berfikir kreatif serta inovatif. 

Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki krusial berdasarkan wirausaha adalah: 

1.percaya diri (self confidence) 
Merupakan paduan sikap serta keyakinan seseorang pada menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan bergerak maju dan banyak ditentukan sang kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan menghipnotis gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan pada usaha adalah buat tahu diri sendiri. Oleh karenanya wirausaha yg sukses adalah wirausaha yang berdikari serta percaya diri. 

2. Berorientasi tugas dan output 
Seseorang yg selalu mengutamakan tugas dan hasil, merupakan orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh bila ada inisiatif. Perilaku inisiatif umumnya diperoleh melalui training dan pengalaman bertahun-tahun serta pengembangannya diperoleh menggunakan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah serta semangat berprestasi. 

3. Keberanian merogoh risiko 
Wirausaha adalah orang yg lebih menyukai usaha-bisnis yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada bisnis yg kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak terdapat tantangan dan menjauhi situasi risiko yg tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang wajib dipilih yaitu alternative yg mengangung risiko dan alternatif yg ortodok. 

4. Kempemimpinan 
Seorang wirausaha wajib mempunyai sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk serta jasa-jasa baru dan tidak sama sehingga dia sebagai pelopor baik pada proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan disparitas sebagai suatu yg menambah nilai. 

5. Berorientasi ke masa depan 
Wirausaha wajib mempunyai perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya merupakan menggunakan kemampuan untuk membangun sesuatu yg baru dan berbeda berdasarkan yg terdapat kini . 

6. Keorisinilan : Kreativitas serta Inovasi 
Wirausaha identik menggunakan nilai-nilai kreatifitas yg secara terus menerus berkembang serta memiliki terobosan-terobosan baik dari sisi pengelolaan perusahaan juga jenis produk baru yg diciptakan, baik yg linier ataupun tidak. 

Wirausaha selalu memiliki komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-1/2 dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani merogoh resiko terhadap pekerjaannya karena telah diperhitungkan merupakan risiko yg di ambil nir terlalu tinggi dan nir terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yg didukung sang komitmen yang bertenaga, mendorong wirausaha buat terus berjuang mencari peluang sampai terdapat output. Hasil-hasil ini wajib konkret atau kentara dan objektif serta adalah umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yg tingggi karena ada hasil yg diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara agresif dan ditinjau sebagai sumber daya. 

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki karakteristik-ciri tertentu juga. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmererr pada bukunya Kasmir (2007:18) dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yg berhasil, antara lain mempunyai karakteristik-karakteristik : 
1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas 
2.berorientasi pada prestasi, yang tercermin pada padangan dan bertindakterhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring 
3. Komitmen pada orang lain, misalnya pada mengadakan kontrak serta hubungan usaha. 

Menurut Zimmererr, yang dikutip sang Kasmir (2002), buat berbagi ketrampilan berfikir, seorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan buat belajar mengembangkan ketrampilan berpikir dipakai otak sebelah kiri, cirri-cirinya : 
1. Selalu bertanya : Apa terdapat cara yg lebih baik? 
2. Selalu menantang kebiasaan, tradisi serta kebiasaan rutin 
3. Mencoba buat melihat masalah menurut perspektif yang berbeda 
4. Menyadari kemungkinan poly jawaban ketimbang satu jawaban yg benar 
5. Melihat kegagalan serta kesalahan sebagai jalan buat mencapai sukses 
6. Mengkorelasikan inspirasi-ide yang masih samar terhadap perkara untuk membentuk pemecahan inovasi 
7. Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan buat bangkit di atas norma rutin dan melihat perseteruan berdasarkan perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya dalam kebutuhan untuk berubah. 

Dengan krisis ekonomi 1998 yg menerpa Indonesia, banyak bermunculan pengusaha-pengusaha muda yg berhasil melewati krisis ekonomi menggunakan gemilang. Keterpurukan ekonomi membuahkan kreatifitas serta inovasi yg akhirnya bisa mengangkat perekonomian secara makro. 

Contohnya adalah kebab turki Baba Rafi, Hendy Setiono, Presiden Direktur PT Kebab Turki yang masih sangat muda baru berusia 23 tahun ini masuk dalam jajaran 10 akbar pengusaha belia pada bawah 25 tahun Asia versi Majalah Business Week. Salah satu keunggulan Baba Rafi adalah pertumbuhan bisnisnya yg luar biasa cepat, keunikan makanannya, dan proyeksi pulang kapital (BEP) yg hanya satu hingga dua tahun. Saat ini kebab turki berhasil mendirikan 73 outlet pada semua Indonesia, menggunakan omzet lebih menurut Rp. 1 milyar setiap bulannya. Mengawali bisnis menggunakan memakai gerobak, bukan tanpa alasan, gerobak membuat usahanya lebih fleksibel dalam memilih pasar. 

Selain Hendy Setiono, ada pengusaha muda sukses lainnya yaitu Firmansyah Budi. Pengusaha kelahiran Jogjakarta, lulusan sarjana hukum menggunakan nilai cum laude lebih membuatkan bisnis ketela. Dengan modal awal Rp. 200.000 Firmansyah membangun kerajaan bisnisnya sampai mempunyai 1200 outlet pada seluruh Indonesia. Tela Krezz terus berkembang dan berhasil membuat produk baru yaitu Tela Cake yg kemunculannya sanggup bersanding dengan Bakpia yg telah menjadi ikon Jogjakarta. 

Masih banyak sekali pengusaha-pengusaha belia Indonesia yang bisa bahkan sukses dari gempuran badai globalisasi. Dengan semakin meningkatnya jumlah bisnis mikro kecil dan menengah pada Indonesia, pada tahun 2010 tercatat sang Biro Pusat Statistik lebih dari 50 juta usahawan dalam sektor UMKM, menunjukkan bahwa mereka mampu bertahan berdasarkan serbuan globalisasi. Bahkan mereka sanggup ikut berperan menggunakan cara mengembangkan usaha dengan sistem franchise. 

Entrepreneurship menjadi galat satu solusi menurut adanya badai globalisasi nir hanya di Indonesia saja. Di Amerika terdapat Larry Page yg mempunyai kekayaan lebih berdasarkan 12 Milyar USD, di Rusia terdapat Kostyantin Zhevago yg memiliki kekayaan lebih berdasarkan 3,4 Milyar USD, di China terdapat Xiaofeng Peng yang memiliki kekayaan dua,lima Milyar USD, di Jerman terdapat Albert von Thurn und Taxis yang memiliki kekayaan dua,1 Milyar USD, di India ada Shivinder Singh yg memiliki 1,8 Milyar USD, pada Lebanon ada Hind Hariri yg mempunyai kekayaan 1,4 Milyar USD dan masih banyak lagi entrepreneur-entrepreneur muda yang sukses dalam menghadapi globalisasi, bahkan mengakibatkan badai globalisasi menjadi kendaraannya buat melesat menuju sukses pada masing-masing bidangnya. 

Globalisasi adalah badai besar yang bisa membuahkan baik serta mengakibatkan tidak baik. Entreprenership merupakan keliru satu solusi dari badai tersebut. Masuknya produk-produk luar negeri yg mempunyai harga yg lebih bersaing serta berkualitas, membutuhkan mental dan jiwa entrepreneur buat permanen mampu bersaing serta sukses di tengah badai globalisasi dengan pasar bebasnya.

Comments