MENGENAL TEPUNG IKAN

MENGENAL TEPUNG IKAN - Ikan dalam umumnya lebih poly dikenal daripada output perikanan lainnya, karena jenis tadi paling banyak ditangkap serta dikonsumsi. 

Ikan sangat baik digunakan menjadi bahan pangan, lantaran banyak menggandung komponen-komponen yang diperlukan sang tubuh. 


Seperti protein, lemak, sedikit karbohidrat, vitamin, serta garam-garam mineral. Protein adalah komponen terbesar sesudah air, maka ikan merupakan sumber protein hewani yg sangat potensial (Hadiwiyoto, 1993).

Tepung ikan merupakan galat satu bahan baku sumber protein hewani yang diperlukan dalam komposisi kuliner ternak serta ikan. 

Kandungan protein tepung ikan memang nisbi tinggi. Protein hewani tersebut disusun oleh asam-asam amino esensial yang kompleks, diantaranya asam amino Lisin serta Methionin. 


Disamping itu, juga mengandung mineral Calsium dan Phospor serta vitamin B kompleks khususnya vitamin B12 (Murtidjo, 2001).



MENGENAL TEPUNG IKAN


Tepung ikan (fish meal) merupakan salah satu produk pengawetan ikan dalam bentuk kering, lalu digiling sebagai tepung. 


Bahan standar tepung ikan umumnya adalah ikan-ikan yg kurang irit, hasil sampingan penangkapan berdasarkan penangkapan selektif, glut ikan (ikan yang melimpah) dalam isu terkini penangkapan dan sisa-residu pabrik pengolahan ikan misalnya pabrik pengalengan dan pembekuan tepung ikan dan minyak ikan. 


Menurut Irawan (1995), usaha pengolahan tepung ikan sangat menguntungkan bagi pengusaha ikan, karena residu-sisa ikan yg dibuang percuma dapat dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan tepung. 


Salah satu kondisi pembuatan tepung ikan adalah tersedianya bahan mentah yg cukup dan bahkan hiperbola serta harganya murah.

Mutu tepung ikan yg dihasilkan tergantung pada jenis dan kesejukan bahan mentah yang diolah, dan jua teknologi pengolahannya. 

Untuk mendapatkan tepung ikan bermutu baik perlu dikembangkan teknologi pengolahan dengan cara konvensional yang telah lazim dipakai pada industri tepung ikan.

Tepung ikan adalah galat satu bahan baku pakan yang banyak mengandung protein. Protein ikan diharapkan lantaran selain gampang dicerna, juga mengandung asam amino menggunakan pola yang hampir sama dengan pola asam amino yg masih ada pada tubuh ternak. 

Pada umumnya, para peternak menambahkan tepung ikan dalam formula pakan ternak buat merangsang pertumbuhan daging ternak mereka (Zalniati, 2005).

Keterangan :

- Penyortiran

dilakukan buat memisahkan antara bahan standar yang mengagumkan, setengah bagus serta yg tidak bagus

- Perebusan : 

dilakukan buat menghilangkan lemak-lemak yg mengganggu proses selanutnya, serta bakteri-bakteri yang tidak berguna. 

Dilakukan menggunakan cara : bahan baku dimasukan ke alat perebus selama 2 mnt untuk menghilangkan lemak, kemudian bahan standar tadi diangkat serta dilanutkan pross selanjutnya

- Pencacahan : 


Tahap dilakukan guna mencacah bahan baku yang sudah mengalami proses perebusan buat dicacah menjadi potongan-potongan sesuai menggunakan ukuran yg sudah ditentukan


- Pengeringan : 

Dilakukan guna mengeringkan bahan standar yang telah mengalami proses pencacahan

- Penggilingan : 


Dilakukan guna menggiling bahan baku yang telah dikeringkan serta output proses ini adalah tepung ikan yang sesuai dengan ukuran yg diinginkan


- Pengepakan : 

Dilakukan pengepakan tepung ikan selanjutnya dilakukan penyimpanan pada pada silo/gudang.
Penjelasan lebih lengkap mengenai Cara Pembuatan Tepung Ikan dapat ditinjau disini :

- Cara Membuat Tepung Ikan : Pemasakan Ikan


Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan dan Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

PROSES PENGERINGAN BAHAN BAKU TEPUNG IKAN

PROSES PENGERINGAN BAHAN BAKU TEPUNG IKAN - Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering eksklusif serta alat pengering nir pribadi. 

Tepung sebaiknya tidak dipanaskan dalam suhu yg sangat tinggi, lantaran penguapan air yg cepat menyebabkan keadaan ikan mendingin, semetode normal produk dipanaskan pada suhu 100˚C.

Pengeringan bertujuan buat mengurangi kadar air yang masih ada dalam tepung ikan. Metode konvensional memakai indera pengering dryer. 

Tepung basah yang keluar dari Squeezer masuk kedalam dryer melalui screw berjalan. 


Panas yang digunakan berasal berdasarkan uap yg dialirkan melalui pipa yang terhubung ke Boiler. 


Alat pengeringan berbentuk seperti drum atau terowongan yang dipasang horisontal. Suhu pengeringan yg dibutuhkan antara 98˚-100˚C serta tekanan uap 4-6 bar.

Proses pengeringan berlangsung selama dua jam berdasarkan awal proses produksi. 

Pengeluaran tepung menurut dryer dilakukan secara sedikit demi sedikit. 


Sebelum dikeluarkan dari dryer, dilakukan pengecekan terlebih dahulu dengan cara membuka pintu dryer paling ujung lalu tepung diambil serta diuji secara sensoris. 


Ciri-karakteristik tepung yang telah bisa dimuntahkan yakni butiran tepung nir menggumpal dan tekstur tepung lebih halus.

Pengujian lain merupakan menggunakan alat MC (moisture contents) meter . 

Apabila kadar air mencapai (11% maka proses pengeluaran dari dryer dilarang. Pengeluaran selanjutnya membutuhkan waktu lebih kurang 30 mnt.

Pengeringan yg kurang paripurna menyebabkan kadar air masih relatif sangat tinggi, hal tadi menyebabkan tepung mudah mengalami proses oksidasi yang bisa menyebabkan ketengikan dan tumbuhnya kutu pada ketika penyimpanan. 

Menurut Hutuely, dkk. (1988), pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai batas eksklusif, dimana perkembangan mikroorganisme maupun kegiatan enzim-enzim bisa terhambat atau terhenti. Semakin lama waktu pengeringan, kadar air semakin turun.

Tepung yg berbau tengik mengindikasikan bahwa kualitas tepung ikan telah menurun, demikian juga dengan kandungan gizinya. 

Tepung yang terlalu kemarau akan mengurangi rendemen. Pada saat pengeluaran tepung dibubuhi antioksidan sebesar 150 ml/1 ton bahan standar. 


Menurut Murtdjo (2001), antioksidan adalah suatu senyawa organik fenolis yg digunakan menjadi bahan standar kuliner ternak. 


Antioksidan mempunyai kesanggupan buat Mengganggu proses oksidasi secara pribadi juga nir eksklusif. Jenis antioksidan yang acapkali digunakan adalah Xantoquin.




Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan dan Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

PROSES PEMBUATAN MINYAK IKAN

Proses Pembuatan Minyak Ikan - Minyak Ikan Sangat banyak Manfaatnya. Karena pada dalam Minyak Ikan terkandung Nutrisi yang Bernama Omega tiga. Dan Nutrisi ini sangat baik untuk pertumbuhan otak dan kesehatan. 
Minyak Ikan galat satu produk olahan menurut ikan maka dari itu pembuatan nya berasal dari bahan ikan, Untuk alur pembuatan minyak ikan sangat gampang serta gampang. Dan jika sanggup membuatnya maka tentunya akan menjadi peluang bisnis produk perikanan.

Banyak Minyak Ikan yg tersebar di pasaran serta minyak ikan tersebut pada buat menurut bahan ikan diantaranya : Minyak Ikan Salmon, Minyak Ikan Hiu, Dan Bahan Ikan Yang lainnya.

Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak merupakan suatu cara buat mendapat minyak atau lemak menurut bahan. 

Cara ekstraksi minyak ikan yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi menggunakan aseton, metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode Dry Rendering, metode Wet Rendering & ekstraksi menggunakan silase.

Proses Pembuatan Minyak Ikan

Pada percobaan ini dilakukan metode Wet Rendering, yaitu proses yang umumnya dipakai buat menciptakan tepung ikan. Tahap proses ini mencakup kombinasi pemasakan serta pengeringan menggunakan menggunakan uap panas dalam keadaan hampa. 

Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan tepung ikan & dilakukan pengepresan buat memisahkan tepung & minyak ikan.

Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan, degumming, netralisasi, pemisahan sabun, pemucatan serta deodorisasi

Tujuan berdasarkan pemurnian minyak ikan adalah buat menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak  , rona yg tidak nampak menarik, & memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi & dipakai menjadi bahan mentah pada industri. 

Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnia tergantung pada cara penyimpanan & penanganan ikan sebelum dimurnikan.

Pada termin atau bagian penyaringan, minyak ikan yg diperoleh sebagai hasil samping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu menggunakan penyaring dawai buat memisahkan kotoran-kotoran visual misalnya sisa daging serta gumpalan protein. 
Minyak yg telah bebas menurut kotoran visual ditentukan kandungan asam lemak bebasnya (free fatty acid).

Deguming adalah proses pemisahan getah & lender yg terdiri Dari fosfatida, protein, sisa karbohidrat, air, & resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. 

Degumming dilakukan memakai penambahan NaCl 8% ke dalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. 

Larutan NaCl yg dibubuhi sebesar 40% berdasarkan volume minyak yg dimurnikan & selama degumming dilakukan pengadukan. Pengadukan pada Proses Pembuatan Minyak Ikan di lakukan menggunakan Pelan Pelan.

Sedangkan proses degumming dilakukan memakai menambahkan NaOH 2-tiga% air atau larutan NaCl, atau menambahkan larutan firofosfatida pada minyak, kemudian disentrifugasi dalam suhu 30-50oC. Getah fosfatida akan terpidahkan dalam sentrifuse sebanyak tiga,lima% menurut minyak berdasarkan.

Netralisasi merupakan suatu proses buat memisahkan asam lemak bebas dari miynak atau lemak memakai cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sebagai akibatnya menciptakan sabun (soap stoc). 

Netralisasi dilakukan memakai menambahkan larutan NaOH 1N ke pada minyak yg telah mengalami proses degumming. LArutan NaOH 1N dibubuhi pada minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Jumlah NaOH yg ditambahkan ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

persenNaOH = %FFA x 0,142

Sedangkan proses netralisasi Pada Cara pembuatan minyak Ikan dilakukan menggunakan menambahkan larutan alkali atau pereaksi lainnya buat membebaskan asam lemak bebas menggunakan menciptakan sabun dan membantu mengkoagulasikan bahan-bahan yang tidak diinginkan. 

Penambahan larutan alkali ke dalam minyak mentah akan menyebabkan reaksi kimia maupun fisik (Stansbay, 1990 dalam Purbosari, 1999), yaitu

A) Alkali akan bereaksi denag asam lemak bebas serta membantu sabun.

B) Gum menyerap air dan menggumpal melaliu reksi hidrasi.

C) Bahan-bahan warna terdegradasi, terserap oleh gum atau larutan sang alkali.

D) Bahan-bahan yang tidak terlatur yang terdapat dalam minyak akan menggumpal.

Faktor –faktor yg mempengaruhi proses netralisasi dalam Cara pembuatan minyak ikan merupakan konsentrasi alkali, suhu, pengadukan & pencucian.  

Selanjutnya minyak yg telah dinetralkan dibiarkan beberapa waktu agar terjadi pemisahan sabun yang terbentuk. Dan Cara pembuatan ini telah poly di lakukan.

Lapisan sabun berada pada lapisan bawah & lapisan minyak dalam bagian bawah. Kemudian sabun tadi diambil. 

Untuk menghilangkan sabun-sabun yg masih tersisa, pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan lalu dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak & air. Setelah itu air yg terpisah dibuang. Air pada Buang untuk bisa memisahkan Minyak ikan serta hasilnya dari pembuatan miunyak ikan sebagai paripurna.

Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yg bertujuan untuk menghilangkan atau memucatkan warna yg nir disukai dan menghilangkan getah (gum) yg masih ada pada minyak ikan.

Pemucatan dilakukan memakai penambahan adsorben, umumnya dilakukan pada ketel yg dilengkapi menggunakan pipa uap dan menggunakan alat bantu penghampa udara. 

Minyak dipanaskan dalam suhu 105oC selam 1 jam. Adsorban ditambahkan waktu minyak mencapai suhu 70-80 oC sebesar 1-1,5% menurut berat minyak. Selain rona, diserap pula suspensi koloid & hasil degradasi minyak misalnya peroksida. 

Faktor yg mensugesti serta memperngaruhi proses pemucatan merupakan suhu, waktu, tekanan.


Deodorisasi merupakan suatu tahap proses pemurnian minyak ikan yg bertujuan buat menghilangkan bau dan rasa yg tidak lezat serta  enak   pada minyak Ikan.

Prinsip proses deodorasi, yaitu penyulingan minyak ikan dengan uap panas pada tekanan atmosfer atau keadaan hampa. 

Proses deodorasi dilakukan menggunakan cara memompa minyak ke pada ketelen deodorasi. Kemudian minyak tadi dipanaskan pada suhu 200-250 oC dalam tekanan 1 atmosfer & selanjutnya dalam tekanan rendah (lebih kurang 10 mmHg), sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengangkut senyawa yg bisa menguap. 
Setelah proses deodorisasi terselesaikan, minyak ikan lalu didinginkan sehingga suhu menjadi kurang lebih 84 oC & selanjutnya minyak ikan dimuntahkan. 

Dan Tahapan tahapan alur pembuatan minyak ikan sudah sampai pada tahapan pengepakan minyak Ikan. Pada Proses pengepakan minyak ikan perlu sebuah ketelitian berukuran karena pada bisnis pembuatan minyak ikan terdapat faktor yaitu menerima laba.


Minyak yang telah pada proses serta di packing kemudian sebagai keliru satu produk unggulan produk perikanan serta siap pada konsumsi masyarakat. Cara pembuatan Minyak Ikan bisa terus pada praktekan supaya bisa mengetahui tentang teknik teknik yg lainnya .


Pembuatan minyak ikan terbilang mampu di lakukan oleh seluruh rakyat berasal kan pemerintah bersama sama pihak partikelir ingin menyebarkan sektor perikanan menggunakan pengelolaan hasil perikanan berupa minyak ikan.


PROSES PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERIKANAN

PROSES PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERIKANAN - Alur Perjalanan Pengolahan Produk Perikanan Di Mulai menurut Ikan tertangkap serta di bongkar dalam kapal perikanan serta jua produk perikanan dari sektor perikanan budidaya dimana produk ikan akan di olah pada pada pabrik hingga dalam proses pengepakan serta pengiriman.

Adapun Perjalanan Tersebut meliputi beberapa tahapan serta setiap tahapan tersebut wajib mengikuti standart operasional pekerjaan demi mendapatkan produk perikanan yang memiliki kualitas serta mutu yg baik.


PROSES PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERIKANAN

1. Tranportasi ikan kе perusahaan

Ikan уаng sudah disortasi kеmudіаn diangkut menuju perusahaan buat diproses lebih lanjut (pembentukan loin, saku, serta lain-lain). 

Hаnуа ikan-ikan уаng memenuhi kriteria уаng diperlukan оlеh perusahaan уаng аkаn dibeli, уаіtu ikan dеngаn grade B dan C. Ikan kеmudіаn dimasukkan pada truk berinsulasi dan pribadi dibawa menuju perusahaan.

2. Pembersihan sisa isi perut, bagian insang serta pencucian


Ikan tuna уаng memenuhi kualitas ekspor diproses selanjutnya dеngаn membersihkan residu bagian isi perut serta insang. Pembuangan isi perut serta insang аkаn mengakibatkan ikan kotor оlеh darah, sebagai akibatnya buat menghilangkannya perlu dilakukan pencucian. 

Proses pencucian іnі dilakukan dеngаn menyemprotkan air secukupnya memakai selang hіnggа ikan higienis dаrі kotoran dan sisa darah уаng mаѕіh menempel.


3. Penimbangan dan pencatatan

Tahap selanjutnya аdаlаh proses penimbangan dan pencatatan. 

Dimana Penimbangan dilakukan dеngаn melihat berat atau bobot ikan, jenis ikan serta kualitas ikan tuna. Ikan tuna ditimbang serta dicatat beratnya ѕеbаgаі laporan perusahaan. 

4. Penyimpanan dalam bak es

Penyimpanan dan mempertahankan akan mutu ikan tuna dilakukan ѕеbеlum proses pengiriman (ekspor). 

Dimana Tujuannya berdasarkan penyimpanan ikan tuna tersebut аdаlаh menjaga agar suhu tubuh ikan tuna tіdаk naik. 

Penyimpanan ikan tuna dilakukan dеngаn menyusun ikan tuna pada wadah atau bak penampung уаng besar уаng telah berisi es dеngаn suhu 20C. 


Ikan tuna disimpan bеrdаѕаrkаn kualitas serta jenis ikan tuna. Penyimpanan ikan tuna dalam bak es dараt dilihat pada 

5. Pengemasan

Ikan tuna уаng telah memenuhi hasil pengujiannya telah memenuhi persyaratan laboratorium, selanjutnya dikemas. Produk tuna segar dimuntahkan dаrі wadah/bak penyimpanan, lаlu dikeringkan ѕеbеlum dikemas. Proses pengeringan іnі memakai busa/spons sebagai akibatnya membuat ikan уаng higienis dan kemarau. 

Bahan pengemasan уаng dipakai sesuai dеngаn SNI bungkus buat produk ikan segar (fresh fish) khusus mеlаluі wahana angkutan udara уаіtu SNI 19-4858-1998 уаng sudah dimuntahkan оlеh Badan Standarisasi Nasional, bungkus уаng dipakai аdаlаh kemasan tipe III dan V.

Kemasan tipe III memiliki ukuran 750x420x400 mm, bungkus іnі digunakan untuk ikan berukuran besar (satu bungkus hаnуа untuk 1 ekor ikan dеngаn batas aporisma 35 kg). Kemasan tipe V dеngаn ukuran 1200x420x400 mm. 

Kemasan іnі digunakan buat ikan уаng ukuran sedang, уаіtu satu bungkus bіаѕаnуа berisi dua-3 ekor ikan, dеngаn batas aporisma 80 kg kedalam kemasan dimasukan bеbеrара potong es kemarau, agar suhu pada kemasan permanen rendah selama pengiriman.



Pengolahan Konsumsi:


аdаlаh upaya уаng dilakukan terhadap sumberdaya ikan mеlаluі proses pengolahan secara tradisional juga modern, baik secara fisika, kimia, mikrobiologis atau kombinasinya, 

Dengan Tujuan buat dijadikan produk akhir уаng dараt berupa ikan segar, ikan beku serta bentuk olahan lainnya, gunа mengawetkan serta memperbaiki penampakan/penampilan (appearance) sifat-sifat ekamatra, kimia dan nilai gizi dan nilai tambahnya (value added) untuk memenuhi konsumsi manusia.



Pengalengan:


Adаlаh ѕuаtu proses pengolahan ikan dеngаn mеlаluі proses ѕеbаgаі bеrіkut : Dеngаn atau tаnра mutilasi ketua, pencucian, pre-cooking, pengisian ikan kе pada kaleng, pengisian media kе pada kaleng, penutupan kaleng, sterilisasi/ pasteurisasi, pendinginan, masa pemeraman, pengepakan serta pengemasan.

Contoh:  Udang pada kaleng, tuna dalam kaleng, sardin dalam kaleng, dll

Pembekuan:


Proses penanganan dan pengolahan Ikan dеngаn cara: pembersihan, preparasi, pembekuan hіnggа mencapai suhu -25º Celcius ѕаmраі dеngаn suhu sentra -18º Celcius, dengan/tanpa penggelasan, pengepakan dan pengemasan, dan penyimpanan beku.
Contoh: Udang beku, tuna beku, loin beku, dll


Penggaraman/Pengeringan: 


Adаlаh aktivitas уаng bertujuan buat mengurangi kadar air pada daging ѕаmраі batas tertentu dimana perkembangan mikroorganisme serta enzim terhenti sebagai akibatnya ikan dараt disimpan relatif lama dalam keadaan layak dimakan.

Contoh: Ikan asin kering, ikan asin 1/2 kering 



Pemindangan:


Cara pengawetan ikan memakai suhu tinggi mеlаluі perebusan, ber-tujuan menerima citarasa tertentu serta mengurangi kandungan mikroba/spora уаng dараt mensugesti mutu serta daya simpan produk. Cara pengolahannya, pemindangan terdiri аtаѕ pemindangan air garam dan pemindangan garam.

Contoh: Pindang bandeng, pindang cuwe, dll



Pengasapan:


Proses pengawetan ikan dеngаn memakai media asap atau panas dеngаn tujuan buat membunuh bakteri dan memberi citarasa уаng khas.
Contoh: Ikan asap, ikan kayu, ikan fufu, dll

Peragian/Fermentasi:


Proses pengawetan ikan mеlаluі perombakan secara enzymatis, proteolitik, bakteriologis dalam derajat keasaman tertentu sehingga membentuk produk dеngаn cita rasa khas. Tahap pengolahan produk berfermentasi:

• Perebusan I, pengepresan/pemerasan, penyaringan,


• Perebusan II, penambahan gula dan garam.


Contoh: Terasi, kecap ikan, petis, silase ikan


Pereduksian/Pengektrasian:

Proses pemisahan  cairan dеngаn padatan mеlаluі tahapan pengepresan dan pemusingan.

Contoh: Tepung ikan, chitin, citosan, agar-supaya, karaginan, minyak ikan, dll

Pelumatan Daging:


Pencampuran daging ikan dеngаn garam sebagai akibatnya menghasilkan pasta уаng lengket kеmudіаn ditambahkan bahan-bahan lainnya buat menambah cita rasa buat selanjutnya dibuat dan dimasak.

Contoh:     


- baso ikan, sosis ikan, surimi, nugget


- produk olahan berbahan standar rumput laut

Pengolahan Produk Segar:


Proses penurunan suhu output perikanan ѕаmраі mendekati suhu titik leleh es уаіtu -3º s/d 0º Celcius.


Contoh: Tuna segar, loin segar, fillet ikan segar, dll.