MENGHITUNG BESAR TAHANAN RESISTOR DENGAN MEMBACA KODE WARNA

Membaca Kode Warna Resistor buat menghitung Nilai Resistan atau Tahanannya.
Dalam ilmu kelistrikan kita mengenal kata Resistan atau Hambatan, serta Resistan atau hambatan biasa di simbolkan menggunakan huruf R (Resistance), Satuan buat nilai resistan merupakan Ohm ().
Satuan Ohm ini diambil berdasarkan nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm (Lahir 16 maret 1789, dan wafat 06 Juli 1854).
Georg Simon Ohm terkenal dengan teorinya yang dikenal dengan sebutan Hukum Ohm (Ohm Laws).
Hukum Ohm, rangkaian seri dan paralel resistan
Hukum Ohm:
Besarnya Arus Listrik (I) yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding lurus dengan nilai Tegangan (V) dan berbanding terbalik menggunakan nilai Resistan (R).
Setiap indera listrik memiliki nilai resistan dengan besaran yg berbeda-beda, bahkan kabel yg kita pakai menjadi penghantar listrik jua mempunyai nilai Resistan meski nilainya sangat mini .
Tegangan yang mengalir melewati suatu rangkaian tertutup dan memiliki resistan akan membentuk Arus listrik.

Dalam ilmu elektronik, kita pula dapat menjumpai suatu komponen yang spesifik dibentuk buat tujuan memberikan Resistan pada suatu rangkaian menggunakan nilai tahanan yang sudah ditentukan.
Komponen tersebut dianggap menggunakan Resistor.
Resistor
Resistor adalah suatu komponen yang mempunyai fungsi buat menghambat atau membatasi genre listrik yang mengalir pada suatu rangkaian.
Resistor dibentuk menggunakan aneka macam ukuran Ohm, terdapat resistor yang mempunyai nilai 100 ohm, 500 ohm, 1000 ohm (1Kohm) dan berbagai nilai lainnya.
Jika kita membutuhkan Resistansi dengan nilai 500 ohm, maka kita dapat menggunakan Resistor 500ohm.

Bagaimana cara mengetahui nilai Resistan menurut suatu Resistor?

Untuk mengetahui berapa ohm nilai resistansi suatu komponen Resistor, sebenarnya kita dapat mengukurnya dengan cara menggunakan indera ukur Ohm meter atau Multi tester.
Namun, buat memudahkan kita pada mengetahui nilai resistansi dari sebuah Resistor, maka pada sebuah pelawan umumnya masih ada kode-kode rona yg menyatakan berukuran ohm berdasarkan hambatan tersebut.
Kode warna pada resistor terdapat yg memiliki kode rona sebanyak 4 gelang, 5 gelang, serta 6 gelang.

Masing-masing gelang dalam pelawan mempunyai arti yg berbeda-beda, dan masing-masing warna dalam gelang tadi memiliki nilai tertentu yang dapat kita gunakan buat menghitung nilai resistansi dari Resistor tersebut.
Petunjuk rona dalam Resistor yang mempunyai 4 gelang
  • Gelang pertama memberitahuakn nilai resistansi digit pertama.
  • Gelang ke 2 memberitahuakn nilai resistansi digit ke 2.
  • Gelang ketiga memperlihatkan jumlah angka Nol sesudah nomor digit kedua (10 pangkat...).
  • Gelang keempat memperlihatkan toleransi berdasarkan nilai total resistansi
Contoh:
Sebuah pelawan yang mempunyai kode warna sebesar 4 gelang, pada gelang pertama berwarna Hijau, gelang kedua berwarna Hijau, gelang ketiga berwarna Hitam, gelang keempat berwarna perak.
Maka nilai resistannya merupakan:
Gelang pertama, rona hijau mempunyai nilai 5
Gelang kedua, rona hijau mempunyai nilai 5
Gelang ketiga, warna hitam memiliki nilai 0, berarti 10 pangkat 0 = 1.
Gelang keempat, warna perak toleransi ±10%
55 x 1 = 55 Ω menggunakan toleransi ±10persen
Petunjuk rona pada Resistor yang memiliki 5 gelang
  • Gelang pertama memberitahuakn nilai resistansi digit pertama
  • Gelang ke 2 menunjukkan nilai resistansi digit kedua
  • Gelang ketiga memberitahuakn nilai resistansi digit ketiga
  • Gelang keempat memperlihatkan jumlah angka Nol sehabis nomor digit ketiga (10 pangkat...)
  • Gelang kelima memperlihatkan toleransi dari nilai total resistansi
Contoh:
Sebuah penahan yg memiliki kode rona sebanyak lima gelang, dalam gelang pertama berwarna Hijau, gelang ke 2 berwarna Hijau, gelang ketiga berwarna Hitam, gelang keempat berwarna Hitam, gelang kelima berwarna emas.
Maka nilai resistannya merupakan:
Gelang pertama, rona hijau mempunyai nilai 5
Gelang kedua, rona hijau mempunyai nilai 5
Gelang ketiga, rona hitam memiliki nilai 0.
Gelang keempat, rona hitam memiliki nilai 0, berarti 10 pangkat 0 = 1.
Gelang kelima, rona emas toleransi ±5persen
550 x 1 = 550 Ω dengan toleransi ±5persen
Petunjuk rona dalam Resistor yg mempunyai 6 gelang
  • Gelang pertama memberitahuakn nilai resistansi digit pertama
  • Gelang ke 2 menunjukkan nilai resistansi digit kedua
  • Gelang ketiga memberitahuakn nilai resistansi digit ketiga
  • Gelang keempat memperlihatkan jumlah angka Nol sehabis nomor digit ketiga (10 pangkat...)
  • Gelang kelima memperlihatkan toleransi dari nilai total resistansi
  • Gelang keenam menunjukkan nilai koefisien suhu
Contoh:
Sebuah penahan yg memiliki kode warna sebesar 6 gelang, dalam gelang pertama berwarna Hijau, gelang ke 2 berwarna Hijau, gelang ketiga berwarna Hitam, gelang keempat berwarna Hitam, gelang kelima berwarna emas, gelang keenam berwarna coklat
Maka nilai resistannya merupakan:
Gelang pertama, rona hijau mempunyai nilai 5
Gelang kedua, rona hijau mempunyai nilai 5
Gelang ketiga, rona hitam memiliki nilai 0.
Gelang keempat, rona hitam memiliki nilai 0, berarti 10 pangkat 0 = 1.
Gelang kelima, rona emas toleransi ±5persen
Gelang keenam, rona coklat koefisien suhu 100 ppm.
550 x 1 = 550 Ω dengan toleransi ±5persen, dan koefisien suhu 100 ppm.
Demikianlah penerangan mengenai cara membaca kode rona pada hambatan buat menghitung akbar resistan sebuah resistor.
Anda dapat memilih akbar nilai pelawan dengan berbagai kode warna lainnya menggunakan memakai tabel angka buat kode warna pelawan.
Semoga berguna!
CARA FLEXI
dikutip dari aneka macam asal

MENGHITUNG BESAR TAHANAN RESISTOR DENGAN MEMBACA KODE WARNA

Membaca Kode Warna Resistor buat menghitung Nilai Resistan atau Tahanannya.
Dalam ilmu kelistrikan kita mengenal istilah Resistan atau Hambatan, dan Resistan atau hambatan biasa di simbolkan dengan alfabet R (Resistance), Satuan untuk nilai resistan adalah Ohm ().
Satuan Ohm ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm (Lahir 16 maret 1789, serta wafat 06 Juli 1854).
Georg Simon Ohm terkenal menggunakan teorinya yg dikenal dengan sebutan Hukum Ohm (Ohm Laws).
Hukum Ohm, rangkaian seri serta paralel resistan
Hukum Ohm:
Besarnya Arus Listrik (I) yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding lurus menggunakan nilai Tegangan (V) dan berbanding terbalik dengan nilai Resistan (R).
Setiap alat listrik mempunyai nilai resistan dengan besaran yang berbeda-beda, bahkan kabel yang kita gunakan sebagai penghantar listrik pula mempunyai nilai Resistan meski nilainya sangat kecil.
Tegangan yang mengalir melewati suatu rangkaian tertutup serta mempunyai resistan akan menghasilkan Arus listrik.

Dalam ilmu elektronik, kita pula dapat menjumpai suatu komponen yg khusus dibuat buat tujuan memberikan Resistan dalam suatu rangkaian menggunakan nilai tahanan yg telah ditentukan.
Komponen tadi diklaim dengan Resistor.
Resistor
Resistor merupakan suatu komponen yang mempunyai fungsi untuk Mengganggu atau membatasi aliran listrik yg mengalir dalam suatu rangkaian.
Resistor dibuat dengan berbagai ukuran Ohm, terdapat penahan yg memiliki nilai 100 ohm, 500 ohm, 1000 ohm (1Kohm) serta banyak sekali nilai lainnya.
Jika kita membutuhkan Resistansi menggunakan nilai 500 ohm, maka kita dapat menggunakan Resistor 500ohm.

Bagaimana cara mengetahui nilai Resistan berdasarkan suatu Resistor?

Untuk mengetahui berapa ohm nilai resistansi suatu komponen Resistor, sebenarnya kita bisa mengukurnya dengan cara memakai alat ukur Ohm meter atau Multi tester.
Namun, buat memudahkan kita pada mengetahui nilai resistansi menurut sebuah Resistor, maka pada sebuah hambatan umumnya masih ada kode-kode warna yang menyatakan ukuran ohm menurut hambatan tersebut.
Kode warna dalam pelawan ada yg mempunyai kode rona sebanyak 4 gelang, 5 gelang, serta 6 gelang.

Masing-masing gelang dalam pelawan memiliki arti yg berbeda-beda, dan masing-masing warna dalam gelang tersebut memiliki nilai tertentu yg dapat kita pakai untuk menghitung nilai resistansi dari Resistor tersebut.
Petunjuk warna pada Resistor yang mempunyai 4 gelang
  • Gelang pertama menerangkan nilai resistansi digit pertama.
  • Gelang ke 2 menampakan nilai resistansi digit kedua.
  • Gelang ketiga menerangkan jumlah nomor Nol selesainya nomor digit kedua (10 pangkat...).
  • Gelang keempat menampakan toleransi dari nilai total resistansi
Contoh:
Sebuah hambatan yang mempunyai kode warna sebesar 4 gelang, dalam gelang pertama berwarna Hijau, gelang ke 2 berwarna Hijau, gelang ketiga berwarna Hitam, gelang keempat berwarna perak.
Maka nilai resistannya merupakan:
Gelang pertama, rona hijau memiliki nilai 5
Gelang ke 2, warna hijau mempunyai nilai 5
Gelang ketiga, rona hitam mempunyai nilai 0, berarti 10 pangkat 0 = 1.
Gelang keempat, rona perak toleransi ±10persen
55 x 1 = 55 Ω menggunakan toleransi ±10%
Petunjuk rona dalam Resistor yg mempunyai lima gelang
  • Gelang pertama memberitahuakn nilai resistansi digit pertama
  • Gelang kedua menerangkan nilai resistansi digit kedua
  • Gelang ketiga menerangkan nilai resistansi digit ketiga
  • Gelang keempat menunjukkan jumlah angka Nol sehabis angka digit ketiga (10 pangkat...)
  • Gelang kelima menerangkan toleransi menurut nilai total resistansi
Contoh:
Sebuah hambatan yang mempunyai kode rona sebanyak lima gelang, pada gelang pertama berwarna Hijau, gelang ke 2 berwarna Hijau, gelang ketiga berwarna Hitam, gelang keempat berwarna Hitam, gelang kelima berwarna emas.
Maka nilai resistannya merupakan:
Gelang pertama, rona hijau memiliki nilai 5
Gelang ke 2, warna hijau mempunyai nilai 5
Gelang ketiga, rona hitam memiliki nilai 0.
Gelang keempat, rona hitam mempunyai nilai 0, berarti 10 pangkat 0 = 1.
Gelang kelima, rona emas toleransi ±5%
550 x 1 = 550 Ω menggunakan toleransi ±5persen
Petunjuk rona pada Resistor yang mempunyai 6 gelang
  • Gelang pertama memberitahuakn nilai resistansi digit pertama
  • Gelang kedua menerangkan nilai resistansi digit kedua
  • Gelang ketiga menerangkan nilai resistansi digit ketiga
  • Gelang keempat menunjukkan jumlah angka Nol sehabis angka digit ketiga (10 pangkat...)
  • Gelang kelima menerangkan toleransi menurut nilai total resistansi
  • Gelang keenam menampakan nilai koefisien suhu
Contoh:
Sebuah resistor yang memiliki kode rona sebesar 6 gelang, dalam gelang pertama berwarna Hijau, gelang kedua berwarna Hijau, gelang ketiga berwarna Hitam, gelang keempat berwarna Hitam, gelang kelima berwarna emas, gelang keenam berwarna coklat
Maka nilai resistannya merupakan:
Gelang pertama, rona hijau memiliki nilai 5
Gelang ke 2, warna hijau mempunyai nilai 5
Gelang ketiga, rona hitam memiliki nilai 0.
Gelang keempat, rona hitam mempunyai nilai 0, berarti 10 pangkat 0 = 1.
Gelang kelima, rona emas toleransi ±5%
Gelang keenam, rona coklat koefisien suhu 100 ppm.
550 x 1 = 550 Ω menggunakan toleransi ±5persen, dan koefisien suhu 100 ppm.
Demikianlah penjelasan mengenai cara membaca kode warna dalam pelawan buat menghitung akbar resistan sebuah resistor.
Anda bisa memilih akbar nilai penahan menggunakan aneka macam kode rona lainnya dengan menggunakan tabel nomor untuk kode rona penahan.
Semoga berguna!
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan banyak sekali sumber

MENGHITUNG TOTAL HAMBATAN RESISTOR SECARA SERI PARALEL DAN CAMPURAN SERI PARALEL

Bagaimana cara Menghitung Total Nilai Hambatan (Rt) beberapa Resistor yang dihubungkan secara Seri, Paralel dan Campuran dalam satu Rangkaian?
Nilai Resistan (kendala) pada sebuah Resistor dapat diukur dengan Menggunakan alat ukur Ohm-meter, atau dengan menggunakan Multitester analog.
Baca pula: Cara Menggunakan Multitester Analog
Untuk Resistor yang dilengkapi kode warna bisa diketahui berapa nilai hambatannya (Ohm), dengan membaca kode warna yg tertera pada pelawan tadi.
Baca pula: Kode warna Resistor dan cara menghitungnya
Selain itu, Resistor yg terhubung baik secara Seri, Paralel maupun Campuran jua dapat dihitung, lalu bagaimana cara menghitung Total Hambatan (Ohm), apabila beberapa pelawan dihubungkan satu dengan yang lainnya, baik secara seri, paralel atau seri paralel (Campuran)?
Total Hambatan beberapa Resistor yg yg dihubungkan menggunakan rangkaian Seri, akan tidak sama nilainya menggunakan Rangkaian Paralel, begitu pula menggunakan Nilai Hambatan pada rangkaian Seri Paralel (Campuran).
Rangkaian Seri merupakan Susunan beberapa komponen yg dihubungkan satu dengan lainnya secara berurutan, sebagai akibatnya aliran listrik akan melewati keliru satu komponen terlebih dahulu sebelum dialirkan dalam komponen selanjutnya.
Rangkaian Paralel merupakan Susunan beberapa komponen yg dihubungkan satu menggunakan lainnya secara sejajar, sebagai akibatnya seluruh komponen akan menerima aliran listrik yg sama.
Begitu juga dengan Resistor, Total Nilai Hambatan beberapa Resistor yang dihubungkan secara Seri akan lebih besar , dibanding jika beberapa Resistor yg sama dihubungkan secara Paralel, Benarkah demikian?
Untuk lebih tahu bagaimana cara menghitung total kendala beberapa Resistor yang dihubungkan secara Rangkaian Seri, Paralel serta Seri Paralel (Campuran), ini dia Rumus dan contoh perhitungannya.

Menghitung Total Hambatan Rangkaian Seri, Paralel dan Campuran


Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Seri

Contoh Perhitungan:
Sebanyak 4 butir Resistor dihubungkan secara Seri, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1 = 4 Ohm
  • R2 = 16 Ohm
  • R3 = 32 Ohm
  • R4 = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) menurut beberapa penahan yg terhubung secara seri tersebut?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Seri:
Rt = R1 + R2 + R3 +..............dst
Rt = R1 + R2 + R3 + R4
Rt = 4 ohm + 16 ohm + 32 ohm + 64 ohm
Rt = 116 ohm
Jadi Nilai Hambatan menurut 4 buah Resistor yang terhubung secara seri diatas, merupakan 116 Ohm, jika kita ingin menggantikan keempat Resistor tadi dengan hanya 1 buah Resistor bisa memakai 1 butir Resistor 116 Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
Lalu, berapa Total hambatan keempat Resistor tersebut apabila dihubungkan secara Paralel pada satu rangkaian?
Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Paralel

Contoh perhitungan:
Sebanyak 4 butir Resistor dihubungkan secara Paralel dalam satu rangkaian, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1 = 4 Ohm
  • R2 = 16 Ohm
  • R3 = 32 Ohm
  • R4 = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) berdasarkan beberapa hambatan yang terhubung secara Paralel tadi?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Paralel:

Jadi Nilai Hambatan dari 4 butir Resistor yg terhubung secara Paralel diatas, merupakan 2,782 Ohm, apabila kita ingin menggantikan keempat Resistor tersebut menggunakan hanya 1 butir Resistor bisa memakai Resistor 2,782 Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
Lalu, berapa Total hambatan keempat Resistor tersebut apabila dua buah Resistor dihubungkan secara paralel dan 2 buah Resistor lainnya dihubungkan secara seri pada satu rangkaian?
Menghitung Total Hambatan (Rt) Rangkaian Campuran (Seri Paralel)

Contoh perhitungan:
Terdapat 4 Buah Resistor yang dihubungkan secara Campuran (Seri Paralel), 2 buah Resistor yakni R1p serta R2p dihubungkan secara Paralel serta dua buah resistor lainnya yakni R1s serta R2s dihubungkan secara Seri dalam satu rangkaian, dan masing-masing Resistor memiliki nilai kendala yang bhineka, yaitu:
  • R1p = 4 Ohm
  • R2p = 16 Ohm
  • R1s = 32 Ohm
  • R2s = 64 Ohm

Pertanyaannya: Berapa Ohm Total Hambatan (Rt) dari beberapa hambatan yg terhubung secara Campuran (Seri Paralel) tadi?
Rumus Total Hambatan (Rt) Rangkaian Campuran (Seri Paralel):

Jadi Nilai Hambatan dari 4 butir Resistor yg terhubung secara Seri dan Paralel, (2 butir Resistor yakni R1p serta R2p dihubungkan secara Paralel serta dua buah resistor lainnya yakni R1s serta R2s dihubungkan secara Seri) dalam satu rangkaian diatas, merupakan 99,dua Ohm, apabila kita ingin menggantikan keempat Resistor tersebut menggunakan hanya 1 butir Resistor bisa memakai Resistor 99,dua Ohm, lantaran nilainya sama (Ekuivalen).
  • R1p (Resistor yg terhubung Paralel)
  • R1s (Resistor yg terhubung Seri)

Demikianlah,Rumus serta model perhitungan Nilai Hambatan Total Beberapa Resistor yg terhubung pada satua Rangkaian Seri, Paralel maupun Campuran.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGENAL PERBEDAAN RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

Apa bedanya rangkaian Seri dan Paralel?, Berikut penjelasannya.
Mungkin apabila dipandang menurut susunan Rangkaian Seri dan Paralel, maka kita dapat dengan mudah mengetahui perbedaannya, namun sebenarnya disparitas yg perlu kita ketahui disini merupakan bagaimana perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel dipandang menurut jenis komponen yang dipakai.
Baca jua: Menghitung Total Hambatan Resistor secara Seri atau Paralel
Sebelum kita membahas apa sebenarnya Perbedaan Rangkaian Seri serta Paralel, usahakan kita tahu Pengertiannya menurut Rangkaian Seri serta Paralel terlebih dahulu.
  • Rangkaian Seri
Beberapa Komponen Listrik yang tersusun secara berurutan (berderet) serta dihubungkan satu menggunakan lainnya pada satu rangkaian tertutup, dan menyebabkan genre rangkaian tadi wajib melewati satu komponen terlebih dahulu sebelum dialirkan dalam komponen selanjutnya
  • Rangkaian Paralel
Beberapa Komponen Listrik yg tersusun secara Sejajar serta dihubungkan satu dengan lainnya pada beberapa rangkaian tertutup, sehingga masing-masing komponen akan menciptakan cabang pada rangkaian tadi.

Mengenal Rangkaian Seri serta Paralel, dan penjelasannya


Untuk lebih memahami perbedaan antara Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel, terlebih dahulu kita harus mengetahui buat apa rangkaian ini dipakai, lantaran masing-masing Rangkaian ini akan memberikan hasil dan fungsi yang tidak selaras sesuai dengan Komponen yg dipakai.
Rangkaian Seri serta Paralel dalam Resistor (Hambatan)
  • Rangkaian Seri pada Resistor
Jika beberapa Resistor dihubungkan secara Seri pada suatu rangkaian, maka Nilai Hambatan Total yg didapatkan merupakan sama menggunakan hasil Penjumlahan semua Resistor.
Rt = R1 + R2 + R3 +.......dst

Sebagai model:
Jika 3 butir Resistor dengan nilai hambatan masing-masing adalah dua Ohm, dihubungkan secara Seri, maka Total kendala yang didapatkan, merupakan:
  • Rt = R1 + R2 + R3
  • Rt = dua + dua + 2
  • Rt = 6 Ohm

  • Rangkaian Paralel pada Resistor
Jika beberapa Resistor dihubungkan secara Paralel pada suatu rangkaian Listrik, maka Nilai Hambatan Total yang didapatkan akan lebih kecil dibanding Penjumlahan seluruh Resistor.
Rt < (R1 + R2 + R3 +.......dst)

Sebagai model:
Jika 3 buah Resistor menggunakan nilai hambatan masing-masing merupakan 2 Ohm, dihubungkan secara Paralel, maka Total kendala yg dihasilkan, adalah:
  • Rt = 1 : (1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +.......dst)
  • Rt = 1 : (½ + ½ + ½)
  • Rt = 1 : 3/2
  • Rt = ⅔ Ohm

Rangkaian Seri serta Paralel pada Lampu (Alat Listrik)
  • Rangkaian Seri dalam Lampu
Jika beberapa Lampu dihubungkan secara Seri, maka akan menyebabkan Masing-masing Lampu menerima Besar tegangan yg lebih kecil dibanding menggunakan Tegangan Sumber pada Rangkaian tersebut, dan tentunya akan mengakibatkan Lampu sebagai Redup.
Sebagai Contoh:
Jika 4 buah Lampu dengan Daya (Watt) yg sama, dihubungkan secara seri, kemudian diberi tegangan sebanyak 220Volt, maka masing-masing lampu hanya menerima tegangan sebanyak 55Volt (output dari 220Volt : 4).
Jika lampu yang digunakan adalah Lampu 220Volt, maka Lampu tadi akan menjadi Redup karena hanya menerima tegangan sebanyak 55Volt.
Selain itu, kekurangan berdasarkan rangkaian Seri pada lampu merupakan, jika keliru satu Lampu putus akan mengakibatkan Rangkaian terputus, dan semua lampu ikut padam.
Kelebihan rangkaian Seri, Anda bisa menyalakan Lampu 12Volt menggunakan Tegangan 220Volt, dengan cara membuat Rangkaian Seri sebanyak 18 butir Lampu 12 Volt, dan diberi tegangan 220 Volt, sehingga masing-masing lampu akan menerima tegangan 12,2Volt (220Volt : 18)
Selain itu, rangkaian Seri lebih mudah dibentuk, serta membutuhkan lebih sedikit Kabel dibanding rangkaian Paralel.
  • Rangkaian Paralel pada Lampu
Jika beberapa Lampu dihubungkan secara Paralel, maka Masing-masing Lampu akan mendapatkan besar Tegangan yg sama menggunakan Tegangan Sumber, Namun tidak tertutup kemungkinan akan terjadi Drop Voltage (Tegangan turun) jika beban lampu pada rangkaian tersebut semakin besar .
Baca jua: Menghitung Drop Voltage

Sebagai model:
Jika 4 buah Lampu dengan Daya (Watt) yang sama, dihubungkan secara Paralel, lalu diberi tegangan sebesar 220Volt, maka masing-masing lampu permanen menerima Tegangan sebanyak 220Volt.
Kelebihan Rangkaian Paralel adalah, meski salah satu Lampu Putus, Lampu yg lainnya akan tetap menyala, lantaran masing-masing Lampu mempunyai rangkaian tertutup dan pribadi mendapat Sumber tegangan.
Rangkaian Seri serta Paralel pada Baterai (Sumber Listrik)
  • Rangkaian Seri dalam Baterai (Sumber Listrik)
Jika beberapa Baterai (Sumber Listrik) dihubungkan secara Seri, maka akan membentuk Tegangan Total yang besarnya sama dengan penjumlahan tegangan seluruh baterai, tetapi total Arus yg bisa dihasilkan adalah nilai homogen-homogen dari arus seluruh baterai yg digunakan.
Sebagai model:
Jika 4 butir Baterai Aki menggunakan spesifikasi 12Volt , 32Ah, dihubungkan secara seri, maka akan membentuk tegangan Total sebesar 48 Volt (hasil dari 4 x 12Volt), sedangkan besar Arus yg bisa dikeluarkan semua Baterai Aki tersebut adalah 32Ah, hasil dari (32Ah + 32Ah + 32Ah + 32Ah) : 4.
Baca jua: Mengenal arti mAh, Ah, pada Baterai / PowerBank

  • Rangkaian Paralel dalam Baterai (Sumber Listrik)
Jika beberapa Baterai (Sumber Listrik) dihubungkan secara Paralel, maka akan membuat Tegangan yang tetap, menggunakan catatan masing-masing Baterai mempunyai besar tegangan yg sama.
Sedangkan akbar Arus yg dapat didapatkan merupakan sama dengan penjumlahan seluruh Arus Baterai yg digunakan.
Sebagai model:
Jika 4 butir Baterai Aki dengan Spesifikasi 12Volt, 32Ah, dihubungkan secara Paralel, maka akan menghasilkan Tegangan Total sebesar 12Volt (Tetap), sedangkan Total Arus yg dapat didapatkan merupakan 128Ah (output dari 32Ah x 4).
Begitu pula menggunakan beberapa Generator (Genset) yang dihubungkan secara Paralel, tetapi buat melakukan sistem Paralel dalam Genset mempunyai beberapa Syarat-kondisi eksklusif.
Baca jua: Syarat Paralel Genset, serta penjelasannya

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGENAL PERBEDAAN RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

Apa bedanya rangkaian Seri serta Paralel?, Berikut penjelasannya.
Mungkin bila dilihat dari susunan Rangkaian Seri serta Paralel, maka kita dapat menggunakan gampang mengetahui perbedaannya, tetapi sebenarnya disparitas yang perlu kita ketahui disini merupakan bagaimana disparitas Rangkaian Seri serta Paralel ditinjau menurut jenis komponen yang dipakai.
Baca jua: Menghitung Total Hambatan Resistor secara Seri atau Paralel
Sebelum kita membahas apa sebenarnya Perbedaan Rangkaian Seri serta Paralel, usahakan kita memahami Pengertiannya menurut Rangkaian Seri serta Paralel terlebih dahulu.
  • Rangkaian Seri
Beberapa Komponen Listrik yg tersusun secara berurutan (berderet) serta dihubungkan satu menggunakan lainnya pada satu rangkaian tertutup, dan menyebabkan aliran rangkaian tersebut wajib melewati satu komponen terlebih dahulu sebelum dialirkan dalam komponen selanjutnya
  • Rangkaian Paralel
Beberapa Komponen Listrik yg tersusun secara Sejajar dan dihubungkan satu dengan lainnya pada beberapa rangkaian tertutup, sebagai akibatnya masing-masing komponen akan membentuk cabang dalam rangkaian tersebut.

Mengenal Rangkaian Seri dan Paralel, serta penjelasannya


Untuk lebih tahu disparitas antara Rangkaian Seri serta Rangkaian Paralel, terlebih dahulu kita wajib mengetahui buat apa rangkaian ini digunakan, lantaran masing-masing Rangkaian ini akan memberikan hasil serta fungsi yg tidak sinkron sinkron dengan Komponen yg digunakan.
Rangkaian Seri serta Paralel dalam Resistor (Hambatan)
  • Rangkaian Seri dalam Resistor
Jika beberapa Resistor dihubungkan secara Seri pada suatu rangkaian, maka Nilai Hambatan Total yang didapatkan adalah sama menggunakan hasil Penjumlahan semua Resistor.
Rt = R1 + R2 + R3 +.......dst

Sebagai model:
Jika 3 buah Resistor menggunakan nilai hambatan masing-masing adalah 2 Ohm, dihubungkan secara Seri, maka Total hambatan yang didapatkan, merupakan:
  • Rt = R1 + R2 + R3
  • Rt = dua + 2 + 2
  • Rt = 6 Ohm

  • Rangkaian Paralel dalam Resistor
Jika beberapa Resistor dihubungkan secara Paralel dalam suatu rangkaian Listrik, maka Nilai Hambatan Total yg dihasilkan akan lebih kecil dibanding Penjumlahan seluruh Resistor.
Rt < (R1 + R2 + R3 +.......dst)

Sebagai model:
Jika 3 butir Resistor menggunakan nilai hambatan masing-masing merupakan 2 Ohm, dihubungkan secara Paralel, maka Total hambatan yg dihasilkan, merupakan:
  • Rt = 1 : (1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +.......dst)
  • Rt = 1 : (½ + ½ + ½)
  • Rt = 1 : tiga/2
  • Rt = ⅔ Ohm

Rangkaian Seri serta Paralel pada Lampu (Alat Listrik)
  • Rangkaian Seri pada Lampu
Jika beberapa Lampu dihubungkan secara Seri, maka akan mengakibatkan Masing-masing Lampu menerima Besar tegangan yg lebih kecil dibanding dengan Tegangan Sumber pada Rangkaian tersebut, dan tentunya akan mengakibatkan Lampu sebagai Redup.
Sebagai Contoh:
Jika 4 butir Lampu menggunakan Daya (Watt) yang sama, dihubungkan secara seri, kemudian diberi tegangan sebanyak 220Volt, maka masing-masing lampu hanya menerima tegangan sebesar 55Volt (hasil dari 220Volt : 4).
Jika lampu yg dipakai merupakan Lampu 220Volt, maka Lampu tersebut akan sebagai Redup lantaran hanya mendapatkan tegangan sebanyak 55Volt.
Selain itu, kekurangan dari rangkaian Seri dalam lampu adalah, bila keliru satu Lampu putus akan mengakibatkan Rangkaian terputus, dan semua lampu ikut padam.
Kelebihan rangkaian Seri, Anda dapat menyalakan Lampu 12Volt menggunakan Tegangan 220Volt, dengan cara menciptakan Rangkaian Seri sebanyak 18 butir Lampu 12 Volt, dan diberi tegangan 220 Volt, sebagai akibatnya masing-masing lampu akan mendapat tegangan 12,2Volt (220Volt : 18)
Selain itu, rangkaian Seri lebih gampang dibentuk, dan membutuhkan lebih sedikit Kabel dibanding rangkaian Paralel.
  • Rangkaian Paralel pada Lampu
Jika beberapa Lampu dihubungkan secara Paralel, maka Masing-masing Lampu akan mendapatkan akbar Tegangan yang sama menggunakan Tegangan Sumber, Namun nir tertutup kemungkinan akan terjadi Drop Voltage (Tegangan turun) apabila beban lampu dalam rangkaian tadi semakin akbar.
Baca jua: Menghitung Drop Voltage

Sebagai model:
Jika 4 butir Lampu menggunakan Daya (Watt) yg sama, dihubungkan secara Paralel, lalu diberi tegangan sebanyak 220Volt, maka masing-masing lampu permanen menerima Tegangan sebanyak 220Volt.
Kelebihan Rangkaian Paralel merupakan, meski galat satu Lampu Putus, Lampu yg lainnya akan permanen menyala, karena masing-masing Lampu memiliki rangkaian tertutup dan eksklusif mendapat Sumber tegangan.
Rangkaian Seri serta Paralel pada Baterai (Sumber Listrik)
  • Rangkaian Seri dalam Baterai (Sumber Listrik)
Jika beberapa Baterai (Sumber Listrik) dihubungkan secara Seri, maka akan menghasilkan Tegangan Total yg besarnya sama dengan penjumlahan tegangan semua baterai, namun total Arus yg bisa didapatkan merupakan nilai homogen-rata berdasarkan arus semua baterai yg digunakan.
Sebagai model:
Jika 4 butir Baterai Aki dengan spesifikasi 12Volt , 32Ah, dihubungkan secara seri, maka akan membentuk tegangan Total sebanyak 48 Volt (hasil menurut 4 x 12Volt), sedangkan besar Arus yang bisa dikeluarkan seluruh Baterai Aki tersebut adalah 32Ah, hasil dari (32Ah + 32Ah + 32Ah + 32Ah) : 4.
Baca jua: Mengenal arti mAh, Ah, dalam Baterai / PowerBank

  • Rangkaian Paralel dalam Baterai (Sumber Listrik)
Jika beberapa Baterai (Sumber Listrik) dihubungkan secara Paralel, maka akan menghasilkan Tegangan yg permanen, dengan catatan masing-masing Baterai memiliki akbar tegangan yg sama.
Sedangkan akbar Arus yang bisa dihasilkan adalah sama menggunakan penjumlahan semua Arus Baterai yg digunakan.
Sebagai model:
Jika 4 butir Baterai Aki dengan Spesifikasi 12Volt, 32Ah, dihubungkan secara Paralel, maka akan membentuk Tegangan Total sebesar 12Volt (Tetap), sedangkan Total Arus yg dapat didapatkan merupakan 128Ah (hasil berdasarkan 32Ah x 4).
Begitu pula dengan beberapa Generator (Genset) yg dihubungkan secara Paralel, tetapi buat melakukan sistem Paralel pada Genset mempunyai beberapa Syarat-kondisi tertentu.
Baca jua: Syarat Paralel Genset, dan penjelasannya

Semoga berguna!
CARA FLEXI