KESULTANAN MALAKA

Cara flexi----Salah satu Kerajaan terpenting pada Nusantara pada abad ke 15 M adalah Kesultanan Malaka. Didirikan oleh Parameswara, seorang Pangeran beragama Hindu berdasarkan Palembang. Malaka yang tadinya hanya sebuah desa nelayan kecil dan sederhana berhasil dibangun dan berkembang sebagai bandar dan pusat perdangan yang sangat krusial dijalur perdagangan dan pelayaran yg melintasi Malaka. 

Tahun 1414 Parameswara masuk Islam dan bergelar Sultan Iskandar Syah. Lantaran Malaka diperintah penguasa Muslim, menjadikan pedagang Muslim berdasarkan Arab, India serta wilayah lain mulai berdagang menggunakan Malaka, semakin poly yg datang serta semakin ramailah bandar perdagangan di Malaka ini.


Malaka menjadi sangat mahsyur dan makmur, terutama pada waktu diperintah oleh Sultan Mansyur Syah. Wilayahnya bertambah luas sesudah menaklukkan Pahang, Kedah, Trengganu, dan beberapa daerah di Sumatera. Penaklukan wilayah-wilayah itu disertai dengan penyebaran kepercayaan Islam, sehingga daerah Aceh, Kampar, Idragiri dan Riau penduduknya memeluk agama Islam. Kejayaan serta  masa keemasan kesultanan ini semakin semakin tinggi. Sayangnya usia kesultanan ini hanya terdapat satu abad. Pada saat diperintah sang Sultan Mahmud Syah, kepentingan pemerintahan kurang dipedulikan, sehingga korupsi dikalangan para pejabat merajalela. Hal ini diperparah dengan pertengkaran penduduk dari Melayu menggunakan Muslim India. Selain itu pertahanan negara pula lemah lantaran hanya mengandalkan tentara bayaran menurut Jawa, yg bertempur demi uang. Ketika tahun 1511 M Portugis penyerang Malaka, tentara bayaran dari Jawa banyak yang malah lari menyelamatkan diri, sebagai akibatnya Malaka kalah serta jatuh ketangan Portugis.



* * * 
Sumber Gambar: Google

KESULTANAN ACEH


Cara flexi----Kesultanan Aceh sebagai keliru satu kerajaan Islam, didirikan oleh Muzaffar Syah dalam abad ke 15 M, namun sebagai kesultanan penuh sesudah diperintah sang Ali Mughayat. Ia berhasil menggabungkan dua kesultanan Lamuri menggunakan Aceh Dar al-Kama'l sebagai kesultanan Aceh. Pada waktu pemerintahan Sultan Alaudddin Ridyat Syah, Aceh mengalami kejayaan lantaran menjadi pelabuhan dagang bagi pedagang rempah-rempah. Para pedagang Muslim berdasarkan mancanegara dan Nusantara enggan berdagang di Malaka sehabis dikuasai Portugis.

Karena majunya perdagangan menjadikan Aceh bisa membangun armada angkatan laut yg sangat bertenaga. Hubungan diplomatik jua dilakukan menggunakan kesultanan Ottomon Turki yang ketika itu merupakan pemegang kekuasaan Islam tertinggi. Kejayaan Aceh mencapai puncaknya dalam saat pemerintahan Sulatan Iskandar Muda (1607-1636). Kekuasaan Aceh mencakup Johor, Pahang, Perlak, Kedah, serta Pantai Barat Sumatera misalnya Tiku, Pariaman, dan Bengkulu. Sultan Iskandar Muda pula mencoba merebut Malaka dari tangan Portugis tetapi gagal.

Sepeninggal Iskandar Muda, digantikan Sultan Iskandar Tsani. Dalam pemerintahannya Sultan Iskandar Tsani banyak menyebarkan masalalah pada negerinya, dan kasus agama dengan membangun poly masjid. Ia pula dibimbing oleh Nuruddin seorang ulama berdasarkan Gujarat. Di era pemerintahan Sultan Iskandar Tsani inilah ilmu keagamaan Islam sangat berkembang pesat pada Aceh.

Dalam perjalanan selanjutnya Aceh mengalami krisis selesainya meninggalnya Sultan Iskandar Tsani, karena dia nir meninggalkan seorang putra mahkota. Akibat krisis tadi poly wilayah yang berani melepaskan diri berdasarkan kekuasaan Aceh. Tetapi meskipun terus mengalami kemunduruan, kesultanan Aceh permanen bertahan hingga abad ke-20, hingga akhirnya jatuh ke tangan penjajahan Belanda. 



* * *

Sumber Gambar: Google