BUDIDAYA KENTANG

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Tanamankentang adalah tanaman umbi-umbian yg dapat hayati didataran tinggi serta tanahyang subur. Kentang sangat disukai oleh rakyat lantaran rasanya yang lezat danbanyak mengandung vitamin serta kadar gulanya mini sehingga penderita diabetespaling baik mengkonsumsi kentang daripada nasi. Kentang dapat dikonsumsi setiaphari sang siapapun dan selalu tersedia dipasaran lantaran kentang sayuran yangbayak peminatnya.
Budidayakentang mudah dilakukan tetapi harus mnjaga kelembaban tanah dan lingkungansekitarnya karena tanamankentang rentan terhadap penyakit. Pemasaran kentangsangat gampang serta nir membutuhkan rantai pemasatran yg panjang. Hargakentang jua relatif stabil.
1.2Tujuan

Adapuntujuan adalah sebagi berikut :
1.untukmenjadai petunjuk bagi pelaku utama dan keluarganya pada melakukan budidayatanaman kentang.
2.merubahproduksi flora kentang menjadi optimal dan merubah ekonomi pelaku primer dankeluarganya sebagai lebih baik.



II.BUDIDAYA  KENTANG

2.1 SyaratTumbuh

Tanaman kentang umumnya bisa tumbuhbaik bila ditanam di dataran tinggi (1.500 – tiga.000 m dpl). Tetapi sebagaipengecualian, flora kentang ada yg tumbuh baik dalam ketinggian 500 m dpl.seperti di wilayah Maja, dan tumbuh pada ketinggian 800 m dpl, misalnya di daerahTemanggung, Kedu. Keadaan ketinggian loka pula berhubungan erat dengankeadaan iklim setempat yg berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman , sepertikeadaan suhu udara, keadaan curah hujan, keadaan kelembaban udara, dan keadaanpenyinaran cahaya surya. Semakin tinggi letak geografis tanah, maka keadaansuhu udara akan semakin turun dengan laju penurunan sebesar 0,5˚C setiapkenaikan 100 meter dari permukaan bahari. Sedangkan intensitas cahaya mataharidan kelembaban udaranya meningkat. Demikian jua keadaan curah hujan akansemakin tinggi (Bambang cahyono, 1996).
Untuk menghemat biaya eksploitasiatau pembukaan tanah, maka sebaiknya dipilih lokasi yg keadaan topografitanahnya datar. Dengan demikian tidak perlu menciptakan teras-teras ataupun tanggul-tanggul.akan namun jika keadaannya memaksa wajib memakai tanah yg miring,hendaknya harus memperhitungkan derajat kemiringan tanahnya. Untukpembudidayaan tanaman ditanah yang miring, derajat kemiringan tanah harusdibawah 30%. Sebab, derajat kemiringan tanah diatas 30% telah merupakan faktorpenghambat buat budidaya tanaman sebagai akibatnya sudah tidak menguntungkan lagi(Bambang cahyono, 1996).

2.2PengadaanBenih atau Bibit
Benih atau bibit kentang adalahbagian tanaman berupa umbi dan bukan berupa biji botani (True Potato Seed) yangdigunakan buat memperbanyak dan atau mengembangbiakan tumbuhan kentang.  Umbi  yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat, danberasal berdasarkan flora yang bebas hama serta penyakit.
1)   PengelompokanUkuran
Pengelompokan ukuran benih adalahpengelompokan dari akbar  kecilnya umbi. Menurut Direktorat Perbenihandan Sarana Produksi, Direktorat  Jendral  Hortikultura, DepartemenPertanian RI, berikut seleksi ukuran benih yg dikelompokan menurut bobotumbi. Ukuran LL bobot lebih menurut 120 gr. Ukuran L2 bobot  90 – 120 gr, Ukuran L1 bibot 60 – 90  gramUkuran M bobot 30 – 60 gr, Ukuran S bobot 10 – 30 gram, Ukuran SS bobot kurang dari 10 gram
2.3Persiapan Lahan

Pada huma berbukit arah bedengan dibentuk tegak lurus kemiringan tanah buat mencegaherosi.  Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman ) /140 centimeter (2 jalur tanaman )tinggi 30 centimeter serta jeda atar bedengan 30 centimeter.  Lebar dan jarak antarbedengan bisa diubah  sesuai dengan varietas kentang yg ditanam. Disekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm danlebar 50 centimeter..
Pupuk organik dapat juga diberikan sehabis bedengan atau guludan dibuat.  Maksudnya, setelahguludan jadi, dibuat lubang tanam, dan ke pada lubang tanam inilah pupukorganik dimasukkan. Takarannya lebih kurang 0,5 – 1,0 kg per lubang tanam.dengan takaran ini, homogen-homogen kebutuhan per hektar lebih kurang 10 – 15 ton.pupuk anorganik buat kentang dianjurkan memakai Urea (45%), ZA (21% Ndan 24% S), TSP (45%  P2O5), dan KCl (60% K2O).takaran yang dianjurkan buat pupuk anorganik sebagai berikut.urea 225 Kg per hektar, TSP 300 Kg perhektar, KCl 100 Kg per hektar,serta ZA 150 Kgper hektar, Takaran per lubang tanamannya lebih kurang Urea 12 g, ZA8 g, TSP 15 g, serta KCl lima g.
Jarak tanamantar-barisan (alur atau garit) untuk membentuk umbi kentang berukuran bibitadalah 70 – 75 cm dan jeda tanam pada barisan merupakan 20 – 25cm.  Sedangkan untuk tujuan membentuk produksi umbi  konsumsi,jarak tanam sebaiknya relatif lebar yaitu jeda antar – barisan 70 – 80 centimeter danjarak dalam barisan 30 centimeter.
2.4Penanaman
Penanaman ini dilakukan seminggusetelah tahap persiapan huma.  Langkah-langkah penanaman tersebut sebagaiberikut.lubang tanamdisiapkan dengan kedalaman seukuran bibit atau kira-kira 7,5 – 10 cm. Lubang tanam jangan terlalu dalam karena dapat menurunkan bobot produksi.setelah itu, bibit ditanam.  Bibit yg ditanam wajib sudah tumbuhtunasnya sekitar 1 – 2 cm.  Bibit ditanam menggunakan posisi tunas yangtumbuhnya paling baik menghadap ke atas.  Setelah itu timbun lagi dengantanah setebal lima – 6 cm.
2.5Pemeliharaan
ØPemupukan
Bersamaan dengan hadiah pupukkandang tadi sebelum penanaman bibit, pupuk protesis pula diberikan. Carapemberian pupuk protesis adalah diatas pupuk kandang atau diantara umbi bibitdengan jeda 5cm – 7cm di sebelah kanan serta kiri umbi kentang. Jumlah pupukbuatan untuk tanaman kentang bervariasi, tergantung dalam varietas kentang,jenis tanah, kesuburan tanah, lokasi, serta musim. Sebagai pedoman, pemakaianpupuk buatan buat huma seluas satu hektar adalah menggunakan campuran pupukbuatan yg dilakukan 20 hari sekali menjadi berikut: Pupuk Urea sebesar 400 –600 kg/ha. Pupuk ZA sebanyak 150 kg/ha. Pupuk SP36 sebesar 450 kg/ha. PupukKCL sebanyak 100 kg/ha
ØPenyiangan
Biasanyapenyiangan atau membersih rumput dan gulma dilakukan pada ketika pemupukan Susulan1 (20-an HST) serta susulan dua (40-an HST) atau dalam waktu flora berumur sekitar30 hari serta 50 hari.  Tetapi, sebetulnya kapan penyiangan dilakukan, tidakada aturannya. Penyiangan bisa dilakukan kapan saja.  Pada waktumelakukan pemeriksaan rutin, penyiraman, atau aktivitas lain yg sekaligusmemeriksa terdapat tidaknya gulma.
ØPembumbunan
Bersama denganpenyiangan dilakukan pembumbunan.pembumbunan ini dilakukan menggunakan menaikkan permukaan tanah sekitartanaman agar lebih tinggi dari tanah sekelilingnya.  Tujuan pembumbunanitu agar perakaran flora menjadi lebih baik, menghindarkan umbi kentang darisinar surya sehingga racun solanin yang terdapat dalam umbi kentang, serta berbahaya bagi kesehatan, tidak akan timbul.
ØPemangkasanBunga
Biasanya padaumur 25 – 30 hari, tumbuhan kentang mulai mengeluarkan bunga. Oleh karena itu, bungasebaiknya dipangkas sebelum mengembang (bunga masih kuncup). Kemunculan bunga bisa menciptakan umbi tumbuhnya kecil-mini , Karenaterjadi persaingan pada penggunaan zat kuliner buat pembentukan umbi danbunga.
ØPenyiramandan Pengairan
Kentang tidakhanya membutuhkan kuliner banyak, tetapi pula membutuhkan air yg poly (namun tidakmenghendaki tanah yg becek).  Bilakelembabannya kurang menurut yang diperlukan maka flora perlu penyiraman. Kelembabanyang diharapkan oleh tumbuhan kentang 80%.
2.6 Pengendalian Hama dan Penyakit
1.    Kutu Daun(Aphididae)
Kutu daun atau aphid adalah hama menurut keluarga Aphididae yang berukurankecil (1 – 2mm) serta umumnya menyerang daun dengan cara mengisap cairan daun. Untukmengendalikan hama ini, langkah langkah yg dapat dilakukan adalah:Membersihkan lingkungan sekitar menurut flora liar (gulma) serta membakarbagian tumbuhan yang diserang.menanam tumbuhan perangkap yg tumbuhnya lebih tinggi dari tanaman kentang,ditanam pada pinggiran lahan.  Jenis flora perangkap antara lain tanamanjagung, bunga mentari , atau tumbuhan yg bunganya cenderung kuning ataukekuning-kuningan.pada agresi yang demikian hebat, setiap daun dapat ditemukan aphis sebanyak 7 ekor.penyemprotan pestisida (insektisida) yang sesuai untuk aphis bisa dilakukanjika diharapkan.
2.       Ulat Penggulung daun ( Phthorimaea operculella)
Ulat ini termasuk kedalam Ordo Lepidoptera. Famili Gelechiides. Lepidoptera dari dari kata Yunani yaitu Lepidopteros.  Lepidos artinyasisik, pteros ialah sayap.  Serangga dewasatidak menjadi hama, yang menjadi hama adalah Larvanya, larva berbentuk ulat. Serangan ulat ini dimulai Serangan menggunakan perubahan warna daun darihijau menjadi merah tua. Kemudian ada jalinan seperti benang yang didalamnyaberisi ulat mini berwarna kelabu. Kadang-kadang daun menggulung serta berisilarva. Menggulungnya daun karena bagian atas daun sebelah atas rusak. Seranganini tidak hanya terjadi dilapangan, namun juga pada tempat penyimpanan ataugudang. Umbi yg diserang ditandai dengana adanya kotoran disekitar matatunas.upaya pengendalian hama yg dilakukan, antara lain:Hindari penanaman kentang dalam animo kering.hindari terjadinya keretakan tanah karena lewat retakan ini larva akanmasuk ke dalam tanah dan tanah akan merusak umbi.seiring melakukan pembumbunan buat mencegah larva masuk ke dalam tanah.
3.penyakit hawardaun
Miselium P. Infestans yang terdiri berdasarkan benang-benag hifa yg nir bersekat dan mengandungbanyak inti yg diploid (Brasier & Sansome, 1975), tumbuh diantara sel-seltanaman inang.  Makanan diperoleh menurut pada sel yg diserap sang kaki miselium.
 Gejala pertama merupakan terdapat bercakkebasah-basahan dengan tepian yg tidak teratur pada tepi daun atautengahnya.  Bercak lalu melebar dan terbentuklah wilayah nekrotik yangberwarna coklat.  Melingkari wilayah nekrotik ini masih ada bagian yangberwarna hijau kelabu yang menghasilkan sporangium berwarna putih. Penyakit dapat terjadi pada tangkai anak daun , rona coklat, melingkar, agakmengendap, serta dapat menimbulkandefoliasi.  Pada ujung btg, penyakit berupa nekrotik yang cepat berkembangpada jaringan flora yang masih belia.  Pengendalian terhadap penyakitlodoh  diantaranya dengan sanitasi lahan pertanaman.  Lantas menanambibit yang sehat dan varietas yang tahan terhadap serangan penyakit tadi.selanjutnya, menanam flora pagar misalnya jagung atau yg lain sebagaipenghalang penyebaran spora menurut tumbuhan yang satu ke tanaman yang lain. Tanaman penghalang ini pula menjadi pencegah agresi serangga yang mungkinmenjadi vektor penyebar penyakit tadi.
4.       Penyakit Kudis
Gejala penyakitini nir tampak dalam bagian di atas bagian atas tanah.  Kulit permukaanumbi masih ada borok-borok kudis yang menonjol keluar serta umumnya berdiameter lima– 8 mm.  Mula-mula tanda-tanda hanya bercak mini berupa pecahan sepertibintang, lalu berkembang meluas dan berwarna gelap.  Scab banyakberjangkit pada demam isu kemarau menggunakan temperatur optimum 25 ˚C – 30 ˚C.
Pengendalian penyakit ini yaitu menanam umbi yg sehat dan merotasikentang denga leguminosae tiga – lima tahun.  Pencelupan umbi ke dalam formalin0,05 % selama satu jam akan mencegah penularan penyakit melaluiumbi.  Gunakan pupuk yg relatif asam misalnya amonium sulfat. Pertanaman diairi secukupnya dan teratur pada masa awal pertumbuhan (Lapwood etal., 1973).
5.        Layu bakteri
Serangan layu bakteri terbanyak dalam animo hujan atau pada udara lembab.  Penularan penyakitdilapangan terjadi dalam tanah, mungkin lewat rembesan air atau percampurandengan tanah yg sudah terinfeksi.  Sedangkan penularan digudang dapatdisebabkan lantaran tercemarnya gudang sang umbi yg sudah terjangkiti penyakitini.
Bila umbi yg terinfeksi, ketika dilakukan pemanenan, akan tampak”lengketan tanah” yang melekat pada ujung stolon atau bagian mata umbi ataubagian ujung umbi.  Lengketan tanah ini dampak lendir yang keluar daribagian yang terinfeksi.  Bila umbi dibelah , maka akan tampak disklorasiatau warna cokelat disekeliling vaskulernya (melingkar) serta berlendir berwarnaputih susu atau keabu-abuan.
Pengendalian penyakit ini meliputi pemakaian umbi yg sehat, melakukanrotasi dengan flora bukan tanaman inang minimal 4 tahun, mengeringkan tanahpada trend kemarau, mengurangi pelukaan lantaran mekanis juga karena nematoda,penyemprotan tanaman dengan Agrimisin 15/1.lima WP, serta menerapkan tindakaneradikasi serta sanitasi.
2.7Panen danPasca Panen 
Tanaman kentang dipanen dalam umur 90 – 160 hari setelah tanam (HST). Untuk memperoleh output yang optimal, penentuan panenhendaknya berdasar pada umur tanaman dan mempelajari umbinya dengan mendangir sebagiantanahnya. Selain itu, ketika pemanenan (pagi, siang, sore) hendaknyadiperhatikan lantaran berpengaruh terhadap kualitas umbi yg dipanen.sistem pemanenan menggunakan cangkul dan cukil bambu. Cangkul lebih seringdigunakan daripada cukil bambu lantaran pekerjaan lebih efisien serta waktu yangdigunakan lebih efektif. Pemanenan menggunakan cangkul juga mempunyai kelemahan,yaitu kemungkinan umbi kentang terkena cangkul sangat akbar sebagai akibatnya persentasekentang stigma mekanik menjadi akbar. Pemanenan dengan cangkul dilakukan denganmembongkar bedengan secara hati-hati agar nir mengenai umbi kentang lalumengambil kentang dan meletakkannya di sisi bedengan.

III.KESIMPULAN

Adapunkesimpulan merupakan sebagai berikut :
1.tanamankentang adalah flora yg rentan terhadap panyakit sebagai akibatnya sangat pentingdiperhatikan kelembabannya serta lingkunagan sekitarnya.

2.pemasarankentang sangat mudah lantaran kentang disukai oleh seluruh lapisan warga dandibutuhkan setiap hari.

BUDIDAYA TOMAT

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Tomat merupakan komoditas hortikulturayang krusial, tetapi produksinya baik kuantitas serta kualitas masih rendah. Halini disebabkan antara lain tanah yg keras, miskin unsur hara mikro sertahormon, pemupukan tidak berimbang, agresi hama dan penyakit, pengaruh cuacadan iklim, serta teknis budidaya petani.
Tomat adalah sayuran yang tidak bisalepas dari kehidupan sehari-hari. Kebutuhan rumag tangga serta makanansehari-hari jadi kebutuhannya sangat banyak diharapkan, jadi sangat pentinguntuk ditingkatkan produksi dan menaikkan mutu serta kwantitasnya.         

1.dua Tujuan
Adapun tujuan adalah sebagai berikut :
1.untuk mengetahui cara budidaya tomat yg baik sesuaidengan rekomendasi inovasi terkini.
2.sebagaipetunjuk bagi pelaku utama pada budidaya tomat serta bisa menaikkan hasilproduksinya.


II.BUDIDAYATOMAT

2.1FASEPRATANAM
1.syaratTumbuh
            Tomat dapat ditanam pada dataranrendah/dataran tinggi
Tanahnya gembur, porus dan fertile, tanah liat yg sedikit mengandung pasir danpH antara 5 - 6Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapatmenghambatpersarian. Kelembaban nisbi yg tinggi kurang lebih 25% akan merangsangpertumbuhan flora yg masih belia karena asimilasi CO2 sebagai lebih baikmelalui stomata yang membuka lebih poly, namun pula akan merangsangmikroorganisme pengganggu flora dan ini berbahaya bagi tanaman
2.pola Tanam
  • Tanaman yang dianjurkan merupakan jagung, padi, sorghum, kubis serta kacang-kacangan.
  • Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau flora sela buat menaruh keadaan yg kurang disukai sang organisme jasad pengganggu.
3. Penyiapan Lahan

  • Pilih lahan gembur serta subur yg sebelumnya nir ditanami tomat, cabe, terong, tembakau dan kentang .
  • Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama 2 minggu
  • Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar dan diaduk homogen pada umur dua-3 minggu sebelum tanam
  • Buatlah bedengan selebar 120-160 cm buat barisan ganda serta 40-50 cm buat barisan tunggal
  • Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 centimeter buat pembuangan air.
  • Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
  • Atau apabila gunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah pada atas bedengan.
  • Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang sudah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata pada atas bedengan dalam sore hari
  • Jika gunakan Mulsa plastik, tutup bedengan dalam siang hari
  • Biarkan selama lima-7 hari sebelum tanam
  • Buat lubang tanam menggunakan jarak 60 x 80 centimeter atau 60 x 50 cm pada atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
4.pemilihan Bibit

  • Pilih varietas tahan serta jenis Hybryda ( F1 Hybryd ).
  • Bibit berdaun lima-6 helai daun (25-30 HSS=hari sesudah semai) pindahkan ke lapangan.
  • Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu dalam sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
2.2 FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
  • Siapkan media tanam yg merupakan adonan tanah serta pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1).
  • Masukkan pada polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
  • Sebarlah benih secara merata atau tambahkan satu per satu dalam polibag.
  • Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar serta sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yg berisi adonan media tanam.
  • Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat syarat tanah)

2.tiga FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
  • Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
  • Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun lima-6
  • Penanaman sore hari
  • Buka polibag plastik
  • Benamkan bibit secara dangkal dalam batas pangkal batang serta ditimbun menggunakan tanah pada sekitarnya
  • Selesai penanaman eksklusif disiram dengan POC NASA dengan dosis dua-tiga tutup per + 15 liter air
  • Sulam tanaman yg mati hingga berumur dua minggu, caranya tanaman yang telah mangkat , rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, lalu dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
  • Pengairan dilakukan tiap hari hingga tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai hiperbola karena flora mampu tumbuh memanjang, tidak sanggup menyerap unsur-unsur hara serta gampang terserang penyakit
  • Amati hama misalnya ulat tanah dan ulat grayak. Apabila terdapat serangan semprot dengan Natural VITURA
  • Amati penyakit misalnya penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya misalnya Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) menggunakan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
  • Pasang ajir sedini mungkin agar akar tidak rusak tertusuk ajir menggunakan jeda 10-20 cm dari batang tomat

2.4  FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
  • Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan dalam umur 28 HST bersamaan penggemburan serta anugerah pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
  • Setelah tumbuhan hidup lebih kurang 1 minggu sejak tanam, diberi pupuk Urea serta KCl menggunakan perbandingan 1:1 buat setiap flora (1-dua gram), berikan pada sekeliling flora pada jeda ± 3 centimeter dari btg tanaman tomat lalu ditutup tanah dan siram dengan air
  • Pemupukan ke 2 dilakukan umur 2-tiga minggu setelah tanam berupa campuran Urea serta KCl (± lima gram), berikan di sekeliling batang tumbuhan sejauh ± lima cm dan sedalam ± 1 centimeter lalu ditutup tanah dan siram dengan air.
  • Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur bisa dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gr). Jarak pemupukan menurut btg dibuat makin jauh ( ± 7 centimeter).
  • Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan menggunakan cara dikocorkan
  • Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
  • Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, apabila terjadi serangan kendalikan misalnya dalam fase tanam
  • Tanaman yg sudah mencapai ketinggian 10-15 centimeter wajib segera diikat dalam ajir serta setiap bertambah tinggi + 20 centimeter wajib diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
  • Pengikatan jangan terlalu erat dengan contoh nomor 8, sebagai akibatnya tidak terjadi tabrakan antara btg dengan ajir yang dapat menyebabkan luka.

2.5FASEGENERATIF(30-80HST)
1.pengelolaan Tanaman
  • Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
  • Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas nir produktif setiap lima-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-tiga cabang utama / tanaman
  • Perempelan usahakan pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering menggunakan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan higienis kemudian digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yg terlanjur menjadi cabang besar wajib dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan flora yg tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir nir ikut dirempel sebagai akibatnya tumbuhan tidak terlalu pendek
  • Ketinggian tumbuhan dapat dibatasi menggunakan memotong ujung flora bila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
2. Pengamatan Hama serta Penyakit

  • Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala butir berlubang serta kotoran menumpuk pada butir yg terjangkit. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan butir tomat terjangkit, semprot dengan PESTONA
  • Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).gejala butir busuk lantaran terserang jamur serta jika buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. Bersifat agravator, yaitu menjadi vektornya penyakit jamur, bakteri serta Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar butir terjangkit, gunakan perangkap lalat butir jantan (bisa dicampur insektisida)
  • Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan butir (Alternaria solani) dan busuk butir antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika terdapat agresi semprot dengan Natural GLIO
  • Jika pengendalian hama penyakit dengan memakai pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata serta tidak mudah hilang oleh air hujan masukkan Perekat Perata AERO 810, dosis + lima mililiter (1/dua tutup)/tangki.
  • Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam serta busuk. Ini tanda-tanda kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

2.6 FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
  • Panen dalam umur 90-100 HST dengan karakteristik; kulit butir berubah menurut rona hijau sebagai kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, btg menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai butir terputus. Pemuntiran butir dilakukan satu-persatu dan dipilih butir yang siap petik. Masukkan keranjang serta letakkan pada tempat yang teduh
  • Interval pemetikan dua-3 hari sekali.
  • Supaya tahan usang, nir cepat busuk serta nir mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen 1/2 matang
  • Wadah yg baik buat pengangkutan adalah peti-peti kayu menggunakan papan bercelah serta jangan dibanting
  • Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan serta musnahkan
  • Buah tomat yg telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan pada packing kemudian diangkut siap buat konsumsi.


III.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan adalah menjadi berikut :
1.budidayatomat yg perlu diperhatikan adalah pemeliharaan lantaran sangat berpengaruh padaproduktifitas baik kwalitas maupun kwantitas tomat.
2.budidayatomat gampang dilakuakn hanya memerlukan perempelan yg rutin dilakukan unutkmengatur tinggi flora serta memilih cabang-cabang produktif.