PENGERTIAN VALUTA ASING MENURUT PARA AHLI
Pengertian Valuta Asing Menurut Para Ahli
Pasar uang serta pasar kapital di Indonesia kini sudah didenominasi oleh mata uang lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun foreign currency itu sendiri mempunyai beberapa definisi yang tersaji sang beberapa pakar, yaitu :
1. Menurut Hamdy Hadi (1997:15), valuta asing adalah mata uang asing yg difungsikan sebagai indera pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan jua mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral.
2. Menurut Eng, Lees serta Mauer (1998:84), A foreign currency is Any asset or financial claim denominated in a foreign currency.
3. Menurut Jose Rizal Joesoef (2008:4), valuta asing merupakan mata uang asing atau indera pembayaran luar negeri
4. Menurut Beams, Anthony, Clement serta Lowensohn (2009:492), A foreign currency is a currency other than the entity’s functional currency.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa valuta asing merupakan pertukaran mata uang suatu negara terhadap negara lainnya. Dengan adanya perbandingan nilai antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain yg menimbulkan suatu nilai, bisa disebut foreign exchange rate (kurs valuta asing).
1. Bentuk Perdagangan Valuta Asing
Menurut Haris Wibisono (2005), di dalam transaksi valuta asing terdapat beberapa bentuk transaksi yg tak jarang terjadi. Bentuk perdagangan atas foreign exchange terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu:
a. Spot exchange, pada mana transaksi terjadi dengan divestasi dalam value date, umumnya dua hari kerja setelah transaksi terjadi.
b. Foreign exchange, transaksi pengiriman mata uang dilakukan dalam suatu tanggal eksklusif pada masa yg akan tiba, kurs dipengaruhi dalam saat kontrak disetujui. Jatuh tempo kontrak forward umumnya satu, 2, 3, atau enam bulan.
c. Swap, yg merupakan transaksi pembelian serta penjualan secara simultan (monoton) pada tanggal jatuh tempo yg bhineka.
2. Sistem Kurs Valuta Asing
Di setiap negara memiliki suatu sistem kurs valuta asing yang umumnya dipengaruhi sang kebijakan yang dianut sang pemerintah di masing-masing negara. Menurut Floyd A. Beam, terdapat tiga system kurs yg dapat merefleksikan harga pasar yg berfluktuasi buat mata uang menurut penawaran serta permintaan dan faktor lain di global pasar mata uang yaitu free or floating, fixed, dan controlled. (Beams, Anthony, Clement dan Lowensohn, 2009:460-461). Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa masih ada tiga sistem kurs valuta asing yg dipakai suatu negara, yaitu:
a. Sistem kurs bebas (floating), dalam sistem ini tidak ada campur tangan pemerintah buat menstabilkan nilai kurs. Nilai tukar kurs dipengaruhi sang permintaan serta penawaran terhadap valuta asing.
b. Sistem kurs tetap (fixed), pada sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yg bersangkutan turut campur secara aktif pada pasar valuta asing menggunakan membeli atau menjual valuta asing bila nilainya menyimpang dari baku yg sudah dipengaruhi.
c. Sistem kurs terkontrol atau terkendali (controlled), dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan memiliki kekuasaan tertentu pada memilih alokasi menurut penggunaan valuta asing yg tersedia. Warga negara tidak bebas buat campur tangan dalam transaksi valuta asing. Capital inflows dan ekspor barang-barang mengakibatkan tersedianya valuta asing.
Selain itu, menurut Triyono (2008), terdapat lima jenis sitem kurs primer yg berlaku, yaitu:
a. Sistem kurs mengambang, kurs ditentukan sang mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan pemerintah pada upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter bila terdapat terdapat campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang terkendali (managed floating exchange rate).
b. Pada sistem kurs tertambat, suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang primer dari negara yg bersangkutan, ini berarti mata yang negara tadi beranjak mengikuti mata uang berdasarkan negara yang sebagai tambatannya.
c. Sistem kurs tertambat merangkat, di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik menggunakan tujuan untuk beranjak kearah suatu nilai eksklusif pada rentang waktu eksklusif. Keuntungan primer menurut sistem ini merupakan negara bisa mengukur penyelesaian kursnya pada periode yg lebih usang jika pada banding menggunakan sistem kurs terambat.
d. Sistem sekeranjang mata uang, keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu negara lantaran konvoi mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan dalam keranjang umumnya dipengaruhi oleh besarnya peranannya pada membiayai perdagangan negara eksklusif.
e. Sistem kurs tetap, dimana negara tetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangnya serta menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang nir terbatas pada kurs tersebut. Bagi negara yg sangat rentan terhadap gangguan eksternal, misalnya memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor luar negeri juga gangguan internal, seperti seringkali mengalami gangguan alam, memutuskan kurs permanen merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.
3. Jenis Perubahan Nilai Kurs Valuta Asing
Dalam melakukan transaksi valuta asing, nilai kurs mengalami perubahan setiap ketika. Perubahan nilai kurs valuta asing umumnya berupa:
a. Apresiasi atau depresiasi
Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang sepenuhnya tergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan penawaran valuta asing) baik pada negeri maupun luar negeri.
b. Devaluasi atau revaluasi
Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.
Dari definisi diatas, perubahan nilai kurs yang biasa terjadi sehari-hari (depresiasi) hampir sama menggunakan devaluasi, akan tetapi devaluasi merupakan penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yg dinyatakan secara resmi oleh pemerintah, dilakukan secara mendadak, serta terdapat disparitas selisih kurs yg besar antara sebelum dan sehabis devaluasi. Hal ini berlaku pula buat apresiasi dan revaluasi.
Perubahan rate mata uang asing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai (value) perusahaan khususnya pada perusahaan yg mempunyai intensitas internasional. Pengaruh signifikan terjadi waktu perusahaan melakukan transaksi dengan mata uang asing, misalnya meminjam hutang menggunakan Dollar Amerika Serikat (USD). Ketika perusahaan akan membayar hutang serta bunga pinjaman, perusahaan wajib mentranslasi mata uang fungsional ke mata uang USD dan mengakibatkan selisih kurs. Selisih kurs yg terjadi mampu menjadi keuntungan (gains) atau kerugian (losses) bagi perusahaan. Gains or losses ini akan muncul dalam laporan laba rugi komprehensif perusahaan yg akan menambah atau mengurangi keuntungan perusahaan. Perusahaan yang nir dapat mengantisipasi kerugian dampak dari nilai tukar mata uang asing dapat mengalami kebangkrutan. (Tan, Lee; 2009:320).
4. Transaksi Dalam Valuta Asing
Transaksi dalam valuta asing sering terjadi pada Indonesia dimana masih ada mata uang asing yg dipakai disetiap peristiwa atau peristiwa ekonomi khususnya di dalam perusahaan. Terdapat beberapa definisi tentang transaksi dalam valuta asing, yaitu:
1. Menurut SAK (1999:10.2), suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yg didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing.
2. Menurut Frederick (2002:210), foreign currency transactions (transaksi mata uang asing) yaitu: Transactions whose terms are stated in a currency other than the entity’s functional currency.
3. Menurut Shim, Siegel, Dauber (2010:13.76), foreign currency transactions are those denominated in a currency other than the company’s functional currency.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yg terjadi dengan menggunakan dua/lebih mata uang yg tidak sinkron, serta memerlukan penyelesaian pula dalam mata uang yg berbeda juga. Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan transaksi yg termasuk dalam Transaksi Valuta Asing
PSAK 10 (2010:10.1) menyatakan transaksi dalam valuta asing bisa terjadi menggunakan 2 cara, yaitu: kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) serta transaksi dengan menggunakan mata uang asing (foreign activities). Kegiatan bisnis luar negeri yaitu suatu anak perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yg aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara pada luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan bisnis tersebut bisa merupakan suatu bagian integral dari suatu perusahaan pelapor atau suatu entitas asing. Entitas asing (foreign entity) adalah suatu aktivitas bisnis luar negeri (foreign operation), yg aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral berdasarkan perusahaan pelapor.
PSAK 10 (2010:10.8-10.9) menyatakan bahwa suatu transaksi mata uang asing merupakan:
suatu transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi-transaksi yang ada ketika suatu entitas:
a. Membeli atau menjual barang atau jasa yg harganya didenominasikan pada suatu mata uang asing.
b. Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana waktu jumlah yg adalah hutang atau tagihan didenominasi pada suatu mata uang asing; atau
c. Memperoleh atau melepas aset atau mengadakan atau menyelesaikan liabilitas, yg didenominasikan pada mata uang.
5. Selisih Kurs Valuta Asing
Transaksi yang menggunakan valuta asing membutuhkan nilai tukar atau kurs menjadi dasar perhitungan konversi ke mata uang fungsional perusahaan. Terdapat beberapa definisi tentang nilai tukar tadi, yaitu:
1. Menurut Eng, Lees serta Mauer (1998:99), foreign exchange rate is the price of foreign currency measured in domestic money.
2. Menurut jurnal Jusuf Kasrori (2003:dua), kurs merupakan harga yg harus dibayar dengan uang sendiri buat memperoleh satu unit uang asing.
3. Menurut Mankiw (2008:386), exchange rate is the rate at which a person can trade the currency of one country for the currency of another.
4. Menurut Bambang Wijayanta serta Aristanti Vidyanigsih (2008:56), kurs valuta asing merupakan perbandingan nilai mata uang pada negeri terhadap mata uang asing.
5. Menurut Beams, Anthony, Clement dan Lowensohn (2009:459), an exchange rate is the ratio between a unit of one currency and the amount of another currency for which that unit can be exchanged at a particular time.
6. Menurut Brigham, Ehrhardt (2010:694), An exchange rate specifies the number of units of a given currency that can be purchased for one unit of another currency.
Dengan adanya pengertian tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa kurs valuta asing adalah rasio nilai pertukaran 2 mata uang yaitu menurut mata uang suatu negara terhadap negara lainnya.
Pengertian lain yg dijabarkan tentang selisih kurs berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan pada PSAK 10 (2010:10.4) merupakan:
“Selisih yg dihasilkan dari penjabaran sejumlah eksklusif satu mata uang ke dalam mata uang lain dalam kurs yang berbeda.”
6. Ekposur Nilai Tukar Mata Uang Asing
Sebuah perusahaan usaha dikatakan memiliki eksposur nilai tukar asing jika perubahan kurs mata uang asing mempengaruhi genre kas operasi atau item dalam laporan keuangannya. Eksposur nilai tukar asing tersebut terbagi dua jenis yaitu accounting dan operating (economic) exposures (Tan, Lee, 2009:323). Accounting exposure bersifat kuantitatif serta secara pribadi berdampak dalam laporan keuntungan rugi atau neraca. Operating exposures di sisi lain, tidak mudah diukur dan mencerminkan efek berdasarkan perubahan nilai tukar yang nyata dalam operasi perusahaan di pasar input, di mana perusahaan memperoleh bahan, dan pasar output, di mana menjual produk jadi. Operating exposures merupakan konsep ekonomi yang mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan serta akhirnya nilai perusahaan.dibanding konsep akuntansi, dan pengaruh menurut operating exposures nir bisa diestimasi secara tangguh.
Accounting exposures adalah risiko perubahan nilai tukar menjadi dampak menurut suatu perusahaan:
1. Masuk ke dalam transaksi mata uang asing yg menghasilkan hak serta kewajiban kontraktual, seperti piutang atau hutang pada mata uang asing.
2. Wajib menerjemahkan laporan keuangan mata uang asing berdasarkan aktivitas usaha luar negeri (anak perusahaan asing, tempat kerja cabang, usaha patungan, serta perusahaan asosiasi) menurut mata uang lokal ke mata uang pelaporan kelompok buat tujuan menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Accounting exposures dibagi sebagai dua jenis, yaitu transaction exposure serta translation exposure. Transaction exposure eksklusif ada sebagai konsekuensi menurut transaksi mata uang asing menurut bisnis perusahaan. Biasanya, transaksi ini terjadi dalam satu lepas serta diselesaikan pada lalu hari, contohnya, mata uang asing pada piutang dan hutang. Sebagai akibat dari konvoi nilai tukar asing antara kedua lepas ini, sebuah keuntungan atau kerugian pertukaran (transaction gain or loss) ada serta akan dicatat dalam pembukuan perusahaan. Transaction exposure mensugesti arus kas perusahaan. Sebaliknya, keuntungan serta kerugian translasi (translation differences) nir mensugesti arus kas. Translasi tersebut timbul lantaran persyaratan buat menerjemahkan laporan keuangan yg disusun pada mata uang asing ke mata uang presentasi konsolidasi.
Comments
Post a Comment