PENGERTIAN TBM DAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Pengertian TBM dan perpustakaan sekolah
TBM yg bermula berdasarkan Taman Pustaka Rakyat dalam tahun 50-an, adalah bagian dari perpustakaan umum. Dalam Pedoman pengelolaan TBM (2006: 1), TBM merupakan lembaga yg menyediakan banyak sekali jenis bahan belajar yang diperlukan oleh rakyat, tempat menyelenggarakan pembinaan kemampuan membaca dan belajar, dan tempat warga memperoleh fakta. Definisi perpustakaan umum sang IFLA, khususnya yang meliputi perpustakaan kelurahan serta pemukiman/satelit, merupakan perpustakaan yang didirikan dan didanai oleh badan pemerintah sentra atau daerah atau sang organisasi lain; terbuka bagi siapa saja yg ingin memanfaatkannya tanpa subordinat. UNESCO Public Library Manifesto 1994 mengungkapkan bahwa perpustakaan umum adalah pusat liputan lokal yg bertujuan supaya seluruh jenis pengetahuan dan warta mudah diakses dan dipakai sang pemakai. Tujuan utama pendiriannya adalah membangun kebiasaan dan kegemaran membaca pada anak-anak sedini mungkin; menunjang aktivitas belajar rakyat, baik formal maupun informal; memberikan kesempatan buat berbagi kreatifitas; bertindak selaku agen kultural adalah perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi rakyat sekitarnya; mendukung pemberantasan buta huruf buat semua umur. Para pakar lainnya menyatakan bahwa perpustakaan generik di tengah warga merupakan otak/pikiran masyarakat; yaitu menjadi forum pendidikan dan penyebar ilmu pengetahuan; membantu rakyat sebagai individu yg seimbang, terintegrasi, bermanfaat dan bertanggung jawab. Oleh karena itu perpustakaan jenis ini biasanya jua diklaim Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat (Sutarno, 2003: 32).

Perpustakaan generik terdiri antara lain dari perpustakaan generik kelurahan atau desa, yaitu cabang layanan dari perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi rakyat di desa/kelurahan masing-masing. Sementara itu, perpustakaan pemukiman/satelit, bisa berupa cabang layanan menurut perpustakaan generik permanen atau berdiri sendiri, yg dikelola oleh suatu komuniti pada dalam rakyat. Saat ini perpustakaan pemukiman/satelit yang independen semakin berkembang, mereka dinamai menjadi Taman Bacaan, Perpustakaan bebasis Komuniti, dan sebagainya, misalnya seperti Taman Bacaan Yessy Gusman, Rumah Baca, Buku Kafe. Salah satu faktor munculnya perpustakaan pemukiman merupakan dampak berdasarkan kurang terpenuhinya kebutuhan warga akan perpustakaan umum, misalnya jumlah, layanan yang tidak maksimal , kurangnya program yang herbi pemberdayaan masyarakat (Kamil, 2003).

Definisi perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah dan dikelola sang sekolah yg bersangkutan, bertujuan buat menunjang kegiatan belajar-mengajar. Dari kamus perpustakaan, dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan loka sekumpulan koleksi kitab serta non buku yg diorganisir dan ditempatkan di suatu sekolah buat dimanfaatkan oleh pengajar atau anak didik (Harrod’s Librarians’ glossary, 2000). Perpustakaan sekolah meliputi perpustakaan di sekolah playgroup, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama serta menengah atas, atau yg kini dianggap sebagai kelas 7 sampai 12. Sebagai asal belajar, perpustakaan sekolah bertujuan buat menunjang keberhasilan pendidikan.

Di pada rakyat Indonesia, pengguna perpustakaan sekolah serta perpustakaan umum umumnya didominasi sang anak-anak usia sekolah hingga mahasiswa. Kondisi tadi disebabkan lantaran sebagian akbar perpustakaan sekolah belum bisa menyediakan layanan yg memadai. Berdasarkan penelitian (Media Indonesia, 2000 dan Sugiyanto, Kompas, 17/5/2004), berdasarkan 110.000 sekolah di Indonesia yang mempunyai perpustakaan yang memadai hanya 18%. Kebanyakan mereka mempunyai syarat perpustakaan yang memprihatinkan baik jumlah juga kualitasnya. Sebanyak 1% dari 200.000 sekolah dasar negeri pada Indonesia, yang memiliki perpustakaan standar, 34% dari 70.000 sekolah menengah pertama, dan 54% menurut 14.000 sekolah menengah atas, dan 60% menurut 4.000 perguruan tinggi (Sutarno, 2003: 37).

Keadaan demikian membuat siswa berpaling ke perpustakaan umum. Sementara itu, pengguna pada perpustakaan umum yang tergolong menjadi mak atau bapak tempat tinggal tangga, manula, penjual bakso, pedagang kaki 5 sedikit sekali yang memanfaatkan keberadaannya. 

Di sini implisit bahwa perpustakaan umum lebih berkembang dibandingkan menggunakan perpustakaan sekolah. Tetapi sebenarnya bukan kasus jumlah serta jenis pengunjung, kelengkapan koleksi, atau sarana yang memadai yang sebagai patokan berhasil atau tidaknya suatu perpustakaan. Prinsip primer yg perlu dipertanyakan merupakan apakah perpustakaan-perpustakaan tadi sudah menjalankan kiprah serta fungsinya secara sahih? 

Peran serta fungsi perpustakaan 
Dalam suatu organisasi, kiprah serta fungsi wajib dirumuskan dengan cermat. Peran serta fungsi tadi menjadi pedoman pada menyelenggarakan dan menyebarkan organisasi. Tanpa pedoman atau pegangan, pustakawan akan menemui kesulitan dalam menyebarkan perpustakaan. Peran dan fungsi perpustakaan berkaitan erat dengan kedudukannya menjadi keliru satu sarana penunjang pendidikan. Kedudukan tersebut terlihat jelas dalam perpustakaan sekolah serta perguruan tinggi. Perpustakaan dianalogikan dengan jantung pendidikan, sebuah organ tubuh yang penting dalam tewas-hidupnya seorang manusia. Keduanya didukung oleh Undang-undang Pendidikan Nasional tahun 2003 yg mewajibkan setiap institusi pendidikan mempunyai perpustakaan. Sama menggunakan kedudukan perpustakaan sekolah, perpustakaan generik yg didukung sang beberapa peraturan pemerintah dan Unesco, adalah salah satu sarana penunjang pendidikan seumur hayati bagi masyarakat, sekaligus melayani dan menyediakan akses kabar dan pengetahuan yg gampang serta cepat bagi warga luas, serta pula menjadi agen kebudayaan.

Peran adalah pola, kebiasaan, peraturan, serta nilai yang diharapkan masyarakat atas seseorang atau suatu lembaga. Peran seseorang guru dibutuhkan bisa mendidik orang lain buat bisa menjaga konduite, bersosialisasi, bertahan hayati, dan berpengetahuan luas. Peran seorang mak diperlukan sanggup menjaga serta membesarkan anaknya sesuai menggunakan budaya masyarakat di sekitarnya. Perpustakaan mempunyai kiprah yang dibuat dari harapan rakyat supaya forum tadi melayankan pustaka buat dimanfaatkan masyarakat. Dengan kata lain, peranan merupakan tugas pokok yg wajib dijalankan, yg selalu diikuti dengan norma, peraturan, serta nilai-nilai yang berlaku. Salah satu kebiasaan dan peraturan dalam tugas perpustakaan muncul pada bentuk seleksi kitab . Berdasarkan keyakinan pustakawan pengelola, perpustakaan nir akan menyajikan koleksi yg dipercaya, karena berdasarkan mereka hal tadi akan merusak moral. Di sini ditekankan bahwa keyakinan tentang norma dan nilai tidak sama pada setiap anggota kelompok rakyat. Sesuatu yang dipercaya di perpustakaan A belum tentu sama di perpustakaan B.

Untuk melaksanakan dan mewujudkan kiprah tadi, dibutuhkan fungsi, yaitu rincian tugas pokok. Bahwa kiprah seorang guru merupakan mendidik, maka fungsinya adalah memberikan pelajaran moral, kepercayaan , dan seterusnya. Karena galat satu kiprah perpustakaan merupakan menyediakan akses fakta, maka fungsinya adalah menghimpun, memelihara serta memberdayakan pustaka yg dimilikinya (Sutarno NS., 2003: 58). 

Berdasarkan aneka macam literatur, secara generik kiprah perpustakaan bisa dikelompokkan ke pada tiga bagian, yaitu menunjang pendidikan, menyediakan akses kabar, serta sebagai agen kebudayaan. Peran atau tugas pokok tadi diwujudkan ke dalam fungsi perpustakaan secara generik yaitu pendidikan, penelitian, warta, pembudayaan, pelestarian, dan rekreasi. Fungsi-fungsi tadi dipadatkan pada empat fungsi dasar perpustakaan, yaitu fungsi informatif, edukatif, kultural serta rekreatif. Penjelasan fungsi-fungsi tersebut serta penerapannya pada kedua jenis perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi informatif menerangkan bahwa perpustakaan didirikan buat menyediakan fakta-warta yg diperlukan oleh warga . Dalam fungsi ini, perpustakaan mendukung penuh bahwa setiap rakyat negara berhak memperoleh serta membicarakan liputan atau mengutarakan pendapat. 

2. Dalam fungsi kedua, yaitu fungsi edukatif, perpustakaan dibangun buat menyediakan pendidikan seumur hidup bagi warga . Koleksi pustaka buku maupun non–kitab mengandung ilmu pengetahuan murni, terapan serta simpel atau keterampilan di segala bidang. 

3. Sementara itu fungsi kultural memberikan citra bahwa perpustakaan berfungsi melestarikan kultur atau kebudayaan yang terdapat pada pada literatur sebagai salah satu bentuk hasil karya manusia. Selain itu, dengan melakukan kegiatan membaca, masyarakat pula membangun budaya sendiri.

4. Terakhir, fungsi rekreatif menawarkan warga untuk nengurangi ketegangan serta bersantai, sekaligus melakukan biblioterapi melalui bacaan-bacaan ringan serta menghibur, seperti novel, majalah, komik. Keempat fungsi di atas belum dimanfaatkan secara optimal oleh warga . 

Peran atau tugas utama tersebut dilaksanakan ke dalam fungsi-fungsi yg lebih konkrit, yg umumnya terdiri berdasarkan fungsi pengadaan, pengolahan, serta pelayanan. Bagan 1 berikut mendeskripsikan interaksi antara kiprah, fungsi, serta nilai, peraturan, norma, serta keyakinan. Seperti contoh di atas, jika pustakawan memegang nilai kesantunan Timur, maka beliau tidak akan menyajikan buku-kitab , berarti beliau sudah melaksanakan fungsi edukatif menggunakan baik. Fungsi perpustakaan yg berhasil menggunakan sendirinya akan mengubah cara berpikir rakyat sebagai akibatnya mereka bisa memberdayakan diri mereka sendiri. Fungsi perpustakaan yg berhasil bukan ditandai sang ramainya pengunjung, tetapi oleh terwujudnya kiprah serta fungsi perpustakaan.

Dalam menunjang pendidikan, fungsi pengadaan adalah mengumpulkan serta menyeleksi semua data serta warta yang berhubungan dengan pendidikan serta budaya. Kebutuhan kabar masyarakat nir terbatas hanya sekedar mendapatkan kabar, tetapi jua untuk penelitian atau kepentingan lainnya. Koleksi yg dikumpulkan nir hanya koleksi tercetak atau elektro, tetapi juga dari warisan tak benda, yaitu kearifan lokal atau knowledge indigenous. Berdasarkan definisi UNESCO, indigenous knowledge merupakan praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, instrumen, objek, artefak yang dikenal oleh suatu komuniti, gerombolan atau individu-individu tertentu, misalnya seperti konsep teknologi, musik, tari, ritual, serta perilaku terstruktur lainnya. Penggolongan lainnya dibagi dalam tiga gerombolan yaitu folklore, traditional knowledge (ilmu pengetahuan tradisional) dan genetic resource (sumber genetik, misalnya kuliner, obat-obatan, kosmetika, termasuk produk benda kerajinan). 

Untuk memperoleh koleksi lengkap, perpustakaan harus melakukan kerjasama, baik dengan pemasok, Lembaga Swadaya Masyarakat terkait, atau rakyat.

Fungsi pengolahan mengharuskan perpustakaan mencatat, mengklasifikasi, memberi perlengkapan peminjaman dalam koleksi, serta menyusunnya di rak. Seluruh aktivitas tersebut bertujuan agar koleksi bisa ditemukan balik menggunakan, gampang, cepat dan sempurna. Kegiatan ini juga meliputi perawatan dan pencegahan terhadap kerusakan lantaran alam, misalnya rayap, kutu kitab , banjir, jamur, atau menurut insan. Koleksi yg terawat, bersih, rapi, dan gampang diakses, ikut membantu menjaga warisan budaya. 

Perpustakaan menghimpun serta melestarikan semua hasil karya insan, mulai dari masa kemudian, sekarang, serta masa yang akan datang secara berkelanjutan. Fungsi ini adalah perwujudan dari peran perpustakaan menjadi agen perubahan pada pembangunan serta kebudayaan dari masa lalu, sekarang serta masa depan. 

Dalam fungsi pelayanan, peran perpustakaan dalam buku Libraries in the 21st century adalah sebagai penghubung antara forum induk atau suatu sentra keterangan dan warga . Peranan tersebut dibedakan dalam 5 kiprah, yaitu kiprah sebagai agen, pemandu (guide), perantara, broker, serta penjaga pintu (gateway). Seperti yang disebutkan Sutarno (2003: 55) dalam kitab Perpustakaan serta rakyat, perpustakaan berperan sebagai penghubung atau mediator, fasilitator, atau motivator antara perpustakaan serta rakyat, atau bagi mereka yg ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Peran-kiprah tadi mempunyai fungsi yg tidak sinkron, tetapi dalam dasarnya pustakawan bertindak atas nama pemakai untuk mencari keterangan atau ilmu pengetahuan yang diperlukan ke asal-sumber berita yang relevan. Peran ini terutama sangat dibutuhkan oleh pelajar, peneliti, penulis, pakar-ahli di bidang pengetahuan tertentu, dan warga pada umumnya. 

Selain itu, perpustakaan bertugas menyediakan ruangan buat membaca, mendapatkan pendidikan non-formal, bersosialisasi, atau menghibur diri dengan bacaan ringan. Perpustakaan juga bertugas mengembangkan warta kepada warga , bukan hanya tentang kepustakawanan tetapi juga pengetahuan dan pengalaman hidup. Salah satunya adalah menarik perhatian warga ke hal-hal yg positif. Remaja, yang mempunyai banyak waktu dan tenaga, acapkali membutuhkan bimbingan dan aktivitas spesifik buat mencegah mereka melakukan hal yg negatif, misalnya penyalahgunaan obat terlarang, tawuran. Membaca merupakan salah satu kegiatan yang, pertama, dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasan atau warta; kedua, membaca buku-kitab tertentu bisa dijadikan terapi, biasanya kegiatan tadi dianggap sebagai biblioterapi dan membantu berpikir positif. Fungsi perpustakaan pula sanggup sebagai loka tumbuhnya kapital sosial (social capital). Di tempat tersebut, masyarakat dapat berdiskusi, bertukar pikiran, memberi atau mengusut keterampilan menurut seorang, berbagi talenta, membuat jaringan sosial, dan sebagainya. Komunikasi tadi bukan hanya tumbuh pada antara pengguna perpustakaan, namun jua antara pengguna dan pustakawan. Sistem sosial yg tumbuh di antara mereka akan memunculkan perasaan saling percaya, saling menghargai, tumbuhnya nasionalisme dan persatuan. Kondisi demikian adalah modal bagi negara buat memberdayakan warga mencapai kehidupan yg lebih baik. Perpustakaan dijadikan sebagai ukuran atau barometer atas perkembangan rakyat. Semakin tinggi pemanfaatannya, semakin maju masyarakatnya.

Fungsi TBM
Sementara itu, fungsi TBM, yg berada di Daerah Tingkat II (Ibukota Kabupaten/Kotamadya), pada ibukota kecamatan, kelurahan, maupun yg berada pada desa, diatur menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri angka 9 tahun 1988 serta Instruksi Menteri Dalam Negeri angka 21 tahun 1988. Fungsi tersebut merupakan: 
  • pengadaan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, perawatan, deposit, pelestarian dan penyajian bahan pustaka menurut pada dan luar negeri serta karya rekam Pemda; 
  • bimbingan dan pemasyarakatan pustaka pada warga luas; 
  • pengendalian, pengembangan serta training dan koordinasi layanan oleh Perpustakaan Umum Wilayah pada lingkungan Pemda; 
  • penyusunan dan penerbitan bahan acum, berupa bibliografi wilayah, bibliografi subjek, katalog induk daerah, abstrak, indeks, perpaduan karangan ilmiah dan makalah; 
  • pengendalian dan pengembangan sistem dan kerjasama jaringan liputan antar badan/lembaga pada dalam serta pada luar negeri; 
  • pelayanan rujukan dan penelusuran berita pustaka; 
  • pengembangan profesi jabatan pustakawan, diarahkan pada profesionalisme baik dalam pengolahan koleksi maupun layanan kepada warga . 
Berdasarkan pedoman menurut Departemen Pendidikan nasional, fungsi TBM merupakan turunan dari fungsi Perpustakaan Umum serta lebih disederhanakan. Fungsi tadi adalah:
  • Sarana pemelajaran bagi warga . 
  • Sarana hiburan (rekreasi) serta pemanfaatan waktu secara efektif menggunakan memanfaatkan bahan-bahan bacaan serta sumber informasi lain sebagai akibatnya rakyat masyarakat dapat memperoleh pengetahuan serta warta baru guna menaikkan kehidupan mereka. 
  • Sarana warta berupa kitab dan bahan bacaan lain yg sinkron menggunakan kebutuhan warga belajar dan warga setempat. 
Fungsi perpustakaan sekolah
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan serta Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai berikut: Pusat kegiatan belajar-mengajar buat mencapai tujuan pendidikan misalnya tercantum pada kurikulum sekolah; Pusat penelitian sederhana yg memungkinkan para anak didik menyebarkan kreativitas dan imajinasinya; serta Pusat membaca buku-kitab yg bersifat rekreatif serta mengisi waktu luang (buku-kitab hiburan).

Sebagai sumber belajar, perpustakaan sekolah mempunyai kiprah buat menunjang keberhasilan pendidikan. Fungsi-manfaatnya merupakan menjadi berikut :
1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan dalam biasanya, dan sinkron menggunakan tujuan kurikulum masing-masing. Perpustakaan juga harus mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber berita. Bagi pengajar, perpustakaan sekolah adalah loka buat memperkaya pengetahuan yg berguna menjadi bahan mengajar.
2. Membantu anak didik memperjelas serta memperluas pengetahuannya mengenai suatu pelajaran di kelas. Siswa bisa mengadakan penelitian literatur atau berdiskusi pada perpustakaan. 
3. Mengembangkan kemampuan serta kebiasaan membaca yg menuju kebiasaan belajar mandiri.
4. Membantu anak untuk menyebarkan talenta, minat dan kegemarannya.
5. Membiasakan anak buat mencari fakta di perpustakaan. Kebiasaan tadi akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.
6. Perpustakaan sekolah merupakan loka memperoleh bahan rekreasi sehat, melalui kitab -buku bacaan fiksi, komik, surat informasi atau majalah.

Untuk melaksanakan kiprah serta fungsi pada atas, perpustakaan perlu mewujudkannya ke pada aktivitas-aktivitas yg konkrit.

Kiat mewujudkan peran dan fungsi perpustakaan
Agar kiprah serta fungsi perpustakaan mampu menjadi panduan yang tepat, yg paling penting merupakan pustakawan membangun hubungan menggunakan warga , supaya bisa mensugesti mereka pada tetapkan konduite atau tindakan sesuai menggunakan yang diinginkan oleh petugas perpustakaan, sebagai wakil dari forum. Setiap petugas perpustakaan, bukan hanya para pimpinan saja, wajib mewujudkan keberhasilan pencapaian tujuan menggunakan melaksanakan peran dan fungsi perpustakaan menggunakan baik. Setiap individu mempunyai tujuh kiprah yg diwujudkan ke pada bentuk langkah-langkah yang digambarkan dalam Bagan  berikut ini :

Bagan  Langkah-langkah mewujudkan kiprah dan fungsi

Uraian langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut: 
Menciptakan kebutuhan masyarakat untuk berubah menjadi lebih baik. Petugas perpustakaan harus bisa menanamkan ke dalam pikiran warga mengenai pentingnya perpustakaan lantaran menyimpan pengetahuan ibarat gua Aladdin yg menyimpan harta karun. Lalu ia membujuk masyarakat buat membaca, supaya dapat memberdayakan hayati. Sikap pustakawan usahakan persuasif dan membantu, dengan berpegang pada nilai persahabatan, nilai afeksi, dsb. 

2. Membangun hubungan. Setelah rakyat merasakan kebutuhan tadi, petugas perpustakaan harus mengikat masyarakat dalam suatu interaksi. Dalam proses ini, interaksi dekat hanya mampu tercapai jika petugas perpustakaan mendudukkan posisinya sejajar menggunakan warga serta bersikap positif, yaitu menggunakan menerangkan kredibilitas, mampu dipercaya, jua empati. 

Menganalisis perkara. Pekerja perpustakaan wajib tahu situasi warga menggunakan melihat melalui perspektif mereka. Dengan memposisikan diri pada sudut pandang warga , beliau akan lebih gampang mengerti syarat dan konflik yg dihadapi oleh masyarakat yg berhubungan dengan kasus berkunjung ke perpustakaan dan membaca, seperti kurangnya kepedulian terhadap kitab , perkara kemiskinan sehingga nir mampu membeli kitab , perkara anak-anak yg lebih tergoda oleh permainan elektro dibanding membaca buku, dan aneka macam kasus lain. Sikap empati harus dipertahankan. 

Menumbuhkan niat dalam warga . Setelah petugas perpustakaan berhasil mendekati hati warga , dia harus mendorong warga buat mau berubah. Niat dan motivasi yang muncul menurut pada diri seseorang jauh lebih manjur dibandingkan dengan asa yg dipaksakan dari luar. 

Mewujudkan niat ke pada tindakan. Dengan niat yang ada, pekerja perpustakaan wajib mempengaruhi warga untuk mengganti konduite sinkron menggunakan yg dimaksud petugas perpustakaan. Perilaku tadi diarahkan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Contoh sederhana misalnya, bagi grup masyarakat yang hayati sebagai nelayan, pustakawan dapat mengarahkan konduite bagaimana menangkap ikan yg efisien, menciptakan jaring atau memperkirakan cuaca buat melaut menurut warta yg diperoleh berdasarkan bacaan. Untuk itu diharapkan komitmen masyarakat buat mematuhi seluruh saran yang diajukan sang petugas perpustakaan. 

Memantapkan perubahan serta mempertahankan transedental. Munculnya perubahan konduite dan gaya hayati yang sesuai menggunakan asa petugas perpustakaan menerangkan bahwa rakyat mendapat gagasan mereka. 

Mencapai tujuan akhir. Tujuan akhir adalah pengembangan perilaku serta kemampuan masyarakat sinkron dengan tujuan petugas perpustakaan. 

Proses komunikasi inovasi memerlukan saat yg nir sebentar. Oleh karena itu, ke 7 peranan pada atas perlu dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Sementara itu pustakawan perlu menaikkan kesabaran serta empati yang terus menerus.

Comments