PENGERTIAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL
Untuk tahu pengertian keaksaraan fungsional secara integral dan komprehensif, perlu tahu beberapa kata yang terkait dengan program keaksaraan fungsional yaitu:
- buta aksara murni, adalah penduduk yang sama sekali tidak bisa membaca, menulis, serta berhitung menggunakan sistem keaksaraan apapun pula;
- buta aksara, buat konteks Indonesia yaitu buta aksara diasumsikan menjadi buta bahasa Indonesia, dan buta pengetahuan dasar;
- Melek aksara, ditafsirkan sebagai melek aksara latih serta nomor arab, melek bahasa Indonesi, dan pengetahuan dasar; dan
- keaksaraan fungsional.
Tujuan Program Keaksaraan Fungsional
Dalam kitab Pedoman Tutor Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional tujuan program keaksaraan fungsional merupakan diperlukan siswa buat :
1. Sanggup menaikkan pengetahuan membaca, menulis dan berhitung serta keterampilan fungsional buat menaikkan taraf hidupnya;
2. Menggali potensi serta sumber-asal kehidupan yang ada dilingkungan lebih kurang peserta didik, buat memecahkan masalah keaksaraan.
Sedangkan dalam kitab penyelenggaaraan Program Keaksaraan Fungsional (2005: 8-9) tujuan program Keaksaraan Fungsional merupakan pada rangka memenuhi amanat konstitusi agar seluruh masyarakat negara buta aksara mempunyai kemampuan dasar baca-tulis-hitung, sehingga mampu :
1. Membuka wawasan buat mencari asal-sumber kehdidupannya;
2. Melaksanakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan efesien
3. Mengunjungi dan belajar dalam forum yang diperlukan
4. Memecahkan perkara keaksaraan pada kehidupan sehari-hari;
5. Mengenal, mempelajari pengetahuan, keterampilan, serta sikapa pembaharuan buat menaikkan mutu dan taraf hidupnya serta ikut berpartisipasi pada pembangunan.
Prinsip Penyelenggaraan Program Keaksaraan Fungsional
Penyelenggaraan program keaksaraan fungsional menggunakan empat prinsip primer yang perlu diperhatikan adalah :
1. Konteks lokal, ialah aktivitas belajar mengajar yg dilaksanakan, dari pada minat dan kebutuhan peserta didik, dan potensi yg terdapat disekitarnya. Kontek lokal mengacu pada konteks sosial lokal dan kebutuhan khusus di setiap siswa serta masyarakat sekitarnya. Tutor bersama siswa melakukan observasi lingkungan sekitar buat mencari dan mengumpulkan warta buat pengelolaan kegiatan pembelajaran. Observasi lingkungan bertujuan buat mengidentifikasi minat dan kebutuhan dan menemukan masalah yang dihadapi mereka.
2. Desain lokal, tutor beserta siswa perlu merancang sendiri aktivitas belajarnya di gerombolan belajar menurut minat, kebutuhan, masalah, fenomena, dan potensi tempat penyelenggaraan acara keaksaraan fungsional. Rancangan pembelajarannya bersifat fleksibel, mudah dimodifikasi, diganti, dan ditambah. Tutor bersama siswa merancang dan menetapkan kurikulum sendiri. Proses penyusunan dibuat pembelajaran bisa dilakukan melalui diskusi antara tutor menggunakan siswa buat tetapkan:
a. Pokok Bahasan yang ingin dipelajari dan tujuannya
b. Prioritas utama bahasan yang diinginkan;
c. Cara atau strategi pembelajaran yang akan digunakan
d. Langkah-langkah kegiatan yg perlu dilakukan, agar tujuan pembelajaran tercapai
e. Jadwal aktivitas pembelajaran; dan
f. Konvensi belajar serta mengajar.
3. Proses partisipatif, dilakukan menggunakan menyusun perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi penyelenggaraan program keaksaraan fungsional. Strategi partisipatif diimplementasikan dengan cara melibatkan semua pihak, termasuk tutor serta peserta didik aktif pada setiap tahap aktivitas pembelajaran. Kegiatan partisipatif bisa dilakukan sang tutor dengan amemberikan stimulasi terhadap peserta didik untuk berdiskusi dengan cara membuat pertanyaan, melakukan wawancara tentang pengalaman peserta didik, menulis cerita lokal, membuat peta masalaha lingkungan, menciptakan gambar, serta sebagainya.
4. Fungsionalisasi output belajar, kriteria utama dalam memilih keberhasilan acara keaksaraan fungsional adalah menggunakan cara menaikkan kemampuan dan keterampilan setiap siswa pada memanfaatkan serta memfungsikan keaksaraan atau hasil belajarnya pada kegiatan sehari-hari sebagai akibatnya mereka dapat meningkatkan mutu serta tingkat hidupnya.
Tolak Ukur Keberhasilan Program Keaksaraan Fungsional
Orientasi Program Keaksaraan fungsional adalah membantu peserta didik agar mempunyai kemampuan baca-tulis-hitung (calistung) dan membuatkan kemampuan fungsional yang diharapkan pada kehidupan sehari-hari. Dalam buku Penyelenggaraan Program Keaksaraan Fungsional, Direktoran Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Direktorat Jenderal Tenaga Teknis (200: 11) dikemukakan kemampuan siswa yang sebagai tolak ukur keberhasilan acara keaksaraan fungsional mencakup:
1. Kemampuan funsional buat keperluan individu
2. Kemampuan fungsional buat membantu anak-anaknya
3. Kemampuan fungsional buat aktualisasi diri
4. Kemampuan fungsional berkaitan dengan pekerjaan warga belajar
5. Kemampuan fungsional berkaitan dengan sosial kemasyarakatan
6. Kemampuan fungsional berkaitan dengan pendidikan
7. Kemampuan fungsional berkaitan menggunakan pengelolaan kelompok belajar; serta
8. Kemampuan fungsional berhitung berkaitan menggunakan kehidupan sehari-hari.
Pengelolaan Pembelajaran Keaksaraan fungsional
Pengelolaan atau pengaturan pembelajaran keaksaraan fungsional dalam dasarnya terdapat 2 macam yaitu: pengelolaan edukatif, adalah aktivitas penataan persiapan, aplikasi pembelajaran serta aplikasi penilaian, dan pengelolaan administratif. Sedangkan prinsip pengelolaan pembelajaraan keaksaraan fungsional merupakan:
a. Menyeluruh terhadap aspek pengelolaan edukatif dan administratif
b. Memiliki nilai yang berarti
c. Konsisten serta berkesinambungan
d. Dilaksanakan secara partisipatif; dan
e. Menumbuhkan sikap inisiatif serta kreatif buat mempercepat pencapaian tujuan akhir pembelajaran.
Ada tiga proses pengelolaan pembelajaran keaksaraan fungsional menjadi berikut :
1. Persiapan Pembelajaran
a. Identifikasi kemampuan awal keaksaraan calon peserta didik, sekaligus menjaring kebutuhan belajar dan potensi pendukungnya.
b. Mengelompokan calon peserta didik
c. Mengelompokan kebutuhan belajar apa yang paling dibutuhnkan menurut potensi yang ada
d. Penyusunan program belajar.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah pembelajaran
a. Pelajari pulang SAP yang sudah disusun
b. Mengabsen peserta didik
c. Pembelajaran dilakukan tahap demi tahap
d. Mencatat perkembangan calistung peserta didik
e. Melakukan penilaian setiap akhir pembelajaran
3. Administrasi Pembelajaran
Administrasi pembelajaran meliputi administrasi yang mendukung proses belajar mengajar dan kegiatan program pendukung keaksaraan fungsional yaitu :
- Administras Peserta didik, daftar kecakapan awalnya, perkembangan diisi setiap pertemuan
- catatan harian, serta kitab kamus peseta didik.
- Administrasi tutor, matrik gagasan pembelajaran, program pembelajaran semua topik, kesepakatan pembelajaran, satuan acara pembelajaran, absensi, dan kitab penilaian output belajar peseta didik.
- Administrasi lainnya, hasil karya siswa misalnya korang dinding, poster abjad, serta lain-lain.
Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian adalah upaya akurat untuk mengumpulkan, menyusun serta memasak liputan, data serta kabar buat menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, serta kinerja tentang sesuatu. Penilaian baku kompetensi bagi siswa mencakup 2 bentuk evaluasi, yaitu:
- tes, bentuk tes merupakan need assessment, tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif; serta
- nontes, evaluasi nontes berupa penilaian sikap serta kemampuan motorik, maka penilaiannya dilakukan dengan pengamatan (Diktentis 2005: 8).
Pengelolaan evaluasi pembelajaran difokuskan dalam alur proses:
- Pengelolaan evaluasi sebelum atau awal pembelajaran
- Pengelolaan evaluasi selama proses pembelajaran; dan
- Pengelolaan penilaian akhir pembelajaran.
Comments
Post a Comment