PENGERTIAN KONFLIK DAN DEFINISI SERTA FACTOR PENYEBABNYA

Pengertian Konflik Dan Definisi Serta Factor Penyebabnya
Pengertian perseteruan 
Konflik asal dari kata kerja Latin configere yg berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara 2 orang atau lebih (mampu pula kelompok) dimana galat satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya nir berdaya.

Konflik merupakan : Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua grup, yang mempunyai tujuan dan pandangan berbeda, pada upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada pada posisi oposisi, bukan kerjasama. Permasalahan bisa berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain pada antara dua pihak atau lebih. Perseteruan seringkali menyebabkan perilaku oposisi antara ke 2 belah pihak, sampai kepada termin di mana pihak-pihak yg terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing masing.

Sedangkan dari literature lain Pertarunga merupakan suatu bentuk interaksi hubungan seseorang dengan orang lain atau suatu grup dengan grup lain, dimana masing-masing pihak secara sadar, berkemauan, berpeluang serta berkemampuan saling melakukan tindakan buat mempertentangkan suatu info yang diangkat serta dipermasalahkan antara yang satu menggunakan yang lain menurut alasan eksklusif.

Menurut Webster (1966) istilah conflict di dalam bahasa aslinya berarti suatu perkelahian, peperangan atau perjuangan yaitu berupa konfrontasi antara beberapa pihak . Tetapi arti istilah itu lalu berkembang menggunakan masuknya ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi atas beberapa kepentingan, ide-inspirasi dan lain-lain. Dengan kata lain, istilah tadi sekarang jua menyentuh aspek psikologis dibalik konfrontasi fisik yg terjadi, selain konfrontasi fisik itu sendiri. Secara singkat, istilah permasalahan sebagai begitu meluas sebagai akibatnya beresiko kehilangan statusnya sebagai sebuah konsep yg tunggal.

Definisi konflik
Ada beberapa pengertian permasalahan menurut beberapa ahli.
  • Menurut Taquiri pada Newstorm dan Davis (1977), permasalahan adalah warisan kehidupan sosial yg boleh berlaku dalam aneka macam keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi serta kontradiksi pada antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. 
  • Menurut Gibson, et al (1997: 437), interaksi selain dapat membentuk kerjasama, hubungan saling tergantung bisa jua melahirkan permasalahan. Hal ini terjadi bila masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri serta tidak bekerja sama satu sama lain. 
  • Menurut Robbin (1996), keberadaan perseteruan pada organisasi pada organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau grup. Jika mereka nir menyadari adanya permasalahan di dalam organisasi maka secara generik konflik tadi dipercaya tidak terdapat. Sebaliknya, apabila mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi sudah ada permasalahan maka permasalahan tersebut sudah sebagai fenomena. 
  • Dipandang menjadi konduite, perseteruan merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada strata individual, interpersonal, grup atau dalam tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada strata individual yang sangat dekat hubungannya menggunakan stres. 
  • Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan hubungan antara 2 atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan serta saling tergantung, tetapi terpisahkan sang disparitas tujuan. 
Jenis-jenis pertarungan sendiri Menurut Dahrendorf, pertarungan dibedakan menjadi 4 macam :
  • konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), contohnya antara peranan-peranan pada famili atau profesi (konflik peran (role)) 
  • Konflik antara grup-gerombolan sosial (antar keluarga, antar gank). 
  • Konflik kelompok terorganisir serta nir terorganisir (polisi melawan massa). 
  • Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara) 
  • Konflik antar atau tidak antar kepercayaan  
  • Konflik antar politik. 
  • Adapun faktor penyebab konflik
  • Perbedaan individu, yg meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. 
  • Perbedaan latar belakang kebudayaan sebagai akibatnya menciptakan pribadi-pribadi yg tidak sinkron. 
  • Perbedaan kepentingan antara individu atau gerombolan . 
  • Perubahan-perubahan nilai yang cepat serta mendadak pada masyarakat. 
Akibat konflik
Hasil berdasarkan sebuah konflik adalah sebagai berikut :
  • meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami perseteruan dengan grup lain. 
  • keretakan interaksi antar kelompok yang bertikai. 
  • perubahan kepribadian dalam individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll. 
  • kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia. 
  • dominasi bahkan penaklukan keliru satu pihak yg terlibat pada konflik. 
Kondisi geografis
Secara geografis kabupaten Magelang terletak diantara 110 01’ 51” serta 110 26’ 58” Bujur Timur, 7 19’ 13” dan 7 42’ 16” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1085,73 km2 (108.573 Ha).dilihat dari peta orientasi profinsi jawa tengah, daerah kabupaten Magelang memiliki posisi yang strategis karena keberadaannya terletak ditengah-tengah, sehingga gampang dicapai berdasarkan berbagai arah.secara geoekonomis, kabupaten Magelang adalah daerah perlintasan, jalur kegiatan ekonomi yaitu Semarang-Magelang-Purwokerto serta Semarang-Magelang-Yogyakarta-Solo.secara administrative pemerintahan, kabupaten magelang berbatasan dengan : Sebelah utara : kabupaten Temanggung dan kabupaten Semarang.sebelah timur kabupaten semarang serta kabupaten boyolali.sebelah selatan provinsi DIY serta kabupaten Purworejo.sebelah barat kabupaten Wonosobo serta Temanggung.ditengah kabupaten Magelang terdapat kabupaten Magelang. Ibu kota magelang sendiri adalah Mungkid 

Berdasarkan syarat geografis, kabupaten magelang berada pada cekungan sejumlah rangkaian pegunungan. Bagian timur menggunakan kabupaten Boyolali masih ada gunung merbabu serta gunung merapi. Bagian barat terdapat gunung sumbing, di bagian barat daya terdapat rangkaian bukit menorah, bagian tengah mengalir Kaliprogo bersama anak-anak sungainya menuju ke selatan. Di kabupaten magelang masih ada Kali Elo yg membelah daerah ini. 

Dalam bidang administrasi pemerintahan kabupaten Magelang terdiri atas 21 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di kecamatan mungkid. Kecamatan-kecamatan yang ada pada kabupaten magelang merupakan menjadi berikut mungkid, muntilan, grabag, salam, salaman, ngluwar, tempuran, srumbung, Borobudur, ngablak, bandongan, sawangan, secang,tegal rejo, mertayudan, dukun, candimulyo, windusari, kajoran, kaliangkrik, dan pakis. 

Dilihat dari aspek historisitas kabupaten magelang tidak bisa dipisahkan berdasarkan perkembangan kota magelang. Pada tahun 1801, letnan gubernur jendral Sir Stanford Raffles mengangkat Ngabehi Danuningrat sebagai bupati pertama magelang. Atas petunjuk dari gurunya, dia menentukan wilayah antara desa mantiasih dan desa gelangan sebagai sentra pemerintahannya. Pada tahun 1930, jabatan bupati diserahkan kepada putranya yang bernama ngabehi Danukusumo dan Magelang statusnya menurut kabupaten sebagai gremente bersama menggunakan kota semaranag, salatiga dan pekalongan, namun kedudukan bupati masih diakui sebagai akibatnya ada dua kepemimpinan di magelang, yaitu bupati magelang serta walikota magelang. Seiring dengan ketika kedudukan kabupaten magelang diperkuat melalui undang-undang no. 2 tahun 1948 menggunakan ibukota pada kota magelang. Pada tahun 1950 berdasarkan UU no.13 tahun1950 kota magelang berdiri sendiri serta diberi hak buat mengatur rumah tangga sendiri, sehingga kebijaksanaan buat memindah ibukota kabupaten ke wilayah lain. Pada tanggal 22 maret 1984, kota mungkid secara resmi diresmikan menjadi ibukota kabupaten magelang sang gubernur jawa tengah

SOSIAL BUDAYA
Dusun srikuwe, desa ambartawang kecamatan mungkid kabupaten magelang merupakan dusun yang memiliki jumlah penduduk yg relatif padat, sebagian besar bekerja sebagai petani serta sebagian lainnya bermata pencaharian pada sektor perdagangan juga wirausaha. Karena sebagian besar  

Keluarga Asnawi
Keluarga bapak asnawi termasuk famili yang serasi dan religious. Beliau merupakan anak ke 2 menurut 3 saudara menurut pasangan bapak Nawawi serta Ibu Sukarsi. Beliau kini menempati sebuah tempat tinggal pada dusun Srikuwe desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid bersama istrinya serta tiga orang dari 4 orang anaknya lantaran salah satu menurut mereka sudah berkeluarga sendiri. Ketiga orang anaknya yg lain masih mengenyam pendidikan, masing- masing SMP, Sekolah Menengah Kejuruan serta baru lulus Sekolah Menengah Atas.

Biodata Bapak Asnawi
Bapak Asnawi merupakan seorang lurah pada dusun Srikuwe Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, serta Kabupaten Magelang. Beliau lahir pada Magelang 1 November 1959. Beliau menjabat sebagai kepala desa selama 2 periode. Periode pertama dimulai dalam tahun 2001 hingga tahun 2007, sedang periode kedua dimulai dalam tahun 2007 sampai kini .

Beliau memulai pendidikan dasarnya di SDN 1 Ambartawang. Setelah enam tahun mengenyam di bangku sekolah dasar, dia melanjutkan pendidikannya di SLTP Trisula Ponggol, Muntilan, dan lalu menuntaskan sekolah lanjutannya pada MAN magelang, kemudian dia melanjutkan pendidikannya pada perguruan tinggi sebagai akibatnya beliau akhirnya memperoleh gelar sarjana muda. 

Atas saran berdasarkan teman-sahabat serta famili serta hasrat menurut bapak Asnawi untuk mengabdikan diri pada Negara serta khususnya desanya, belaiu kemudian mencalonkan diri sebagai ketua desa.

Pada periode pertama, dia bisa mengemban tugas dan merampungkan masalah-kasus yg terdapat dan terjadi pada warga . Karena sikapnya yg amanah serta bertanggung jawab itulah beliau berhasil menjalankan tugasnya sebagai lurah menggunakan baik dan aporisma.

Kemudian pada periode ke 2,dia mencoba mencalonkan pulang sebagai lurah, dan atas dukungan dan agama dari rakyat pada desa tersebut beliaupun terpilih menjadi lurah.

Pengalaman Hidup 
Semasa kecilnya, bapak Asnawi terkenal sebagai eksklusif yg pendiam dan pemalu. Beliau lebih menhabiskan waktunya pada rumah buat membantu orang tuanya daripada pergi bermain beserta teman-temannya. Jiwa kepemimpinanya mulai terlihat ketika dia mulai aktif di ekstra pramuka saat dia menempuh pendidikan di Sekolah Menengah pertamanya. Jiwa kepemimpinanya itu lalu beliau kembangkan di MAN Magelang menggunakan aktif dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) serta kegiantan ekstra lainnya.

Sebelum menjabat menjadi lurah di desa Ambartawang, beliau aktif di lembaga-lembaga kemasyarakatan, karang atruna, dll. Belaiu pernah dipercaya ntuk sebagai karang taruna desa ambartawang karena beliau dianggap memimpin serta merampungkan kasus. Berbagai pengalaman hidupnya tersebut, kemudian mendorong dia buat menjalankan prosesnya menjadi lurah serta tentunya nir terlepas dari dukungan orang-orang terdekatnya.

Comments