PENGERTIAN GEOGRAFI MENURUT PARA AHLI

Pengertian Geografi Menurut Para Ahli
Menurut Bisri Mustofa serta Inung Sektiyawan pada kitab kamus lengkap Geografi: “Geografi merupakan ilmu yg menguraikan tentang bagian atas bumi, iklim, penduduk, tumbuhan, hewan, serta hasil-hasil yg diperoleh pada bumi”.

Sedangkan menurut (Bintarto, 1977:11) ilmu pengetahuan yg menceritakan (to describe), menunjukkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-tanda-tanda alam serta penduduk, dan menilik corak yg khas mengenai kehidupan serta berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi pada ruang dan saat.

Menurut IGI pada seminar dan lokakarya geografi Tahun 1988 dalam Sumadi (2003:4) bahwa geografi adalah ilmu yg mempelajari persamaan serta disparitas fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan serta kewilayahan dalam konteks keruangan.

Berdasarkan pendapat di atas, yg sebagai objek kajian geografi merupakan ilmu ynag mengusut tentang bagian atas bumi yg terdiri dari atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan dan kulit bumi), hidrosfer (lapisan air serta perairan), biosfer (lapisan kehidupan) yg pada tinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang memperlihatkan adanya persamaan dan disparitas menjadi dampak menurut adanya relasi keruangan unsur-unsur geografi yg membentuknya.

Teori Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laris. Perubahan yg disadari serta ada dampak praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan.teori belajar dalam dasarnya mencari jawaban atau menyelidiki pertanyaan mengapa perubahan-perubahan itu terjadi, bukan menyelidiki bagaimana perubahan itu. Teori-teori belajar akan banyak membantu bagaimana menyebarkan teori-toeri pengajaran, yakni menyusun strategi pengajaran atas dasar prinsip dan kaidah-kaidah yg terdapat pada teori belajar

1. Teori belajar berdasarkan ilmu jiwa daya 
teori ini mengemukakan bahwa jiwa insan memiliki daya-daya. Daya-daya ini merupakan kekuatan yang tersedia manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan waktu dipergunakan buat suatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya mengingat,daya berfikir, daya fantasi,serta sebagainya.

Akibat dari teori ini, maka belajar hanyalah melatih semua daya itu. Untuk melatih daya jangan lupa seorang wajib melakukannya menggunakan cara mengahafal kata-istilah atau angka, istilah-kata asing dan sebagainya. Untuk mempertajam daya pikir seseorang wajib melatihnya dengan memecahkan perseteruan menurut yg sederhana hingga yg kompleks. Untuk mempertinggi daya fantasi seorang wajib membiasakan diri merenungkan sesuatu. Dengan usaha tersebut maka daya-daya itu dapat tumbuh serta berkembang dan nir lagi bersifat laten serta (tersembunyi) pada dalam diri.

2. Teori tanggapan
Teori tanggapan belajar merupakan memasukkan tanggapan sebesar-banyaknya, berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya. Banyak tanggapan berarti dikatakan pandai . Sedikit tanggapan berarti dikatakan kurang pintar. Maka dari teori ini, orang yang pintar berarti orang yang banyak mempunyai tanggapan yang tersimpan pada otaknya. Apabila sejumlah tanggapan diartikan menjadi kesan, maka belajar adalah memasukkan kesan-kesan kedalam otak serta membuahkan orang pintar. Kesan dimaksud disini tentu berupa ilmu pengetahuan yang didapat setelah belajar.

3. Teori belajar dari ilmu jiwa gestalt
Gestalt adalah sebuah teori belajar yg dikemukakan sang koffka dan kohler berdasarkan jerman. Teori ini beropini bahwa holistik lebih penting berdasarkan bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului sang keseluruhan. Dalam belajar, berdasarkan teori gestalt yg terpenting merupakan penyesuaian pertama, yaitu menerima respon atau tanggapan yg sempurna. Belajar yg terpenting bukan mengulangi hal-hal yg wajib dipelajari, namun mengerti atau memperoleh insigh (pengertian). Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan daripada hanya memasukkan sejumlah kesan. Adapun timbulnya insight itu tergantung hal-hal berikut:
a. Kesanggupan, yaitu kesanggupan atau kemampuan inteligensia individu.
b. Pengalaman, karena belajar akan menerima pengalaman dan pengalaman itu akan mempermudah keluarnya insigh.
c. Taraf kompleksitas menurut situasi, semakin kompleks semakin sulit.
d. Latihan, menggunakan poly latihan akan bisa meningkatkan kesanggupan memperoleh insight, dalam situasi-situasi yang bersamaan menggunakan yg sudah dilatih.
e. Trial and eror, sering seorang tidak bisa memecahkan suatu perkara baru setelah mengadakan percobaan, seseorang bisa menemukan hubungan berbagai unsure dalam dilema itu, sehingga akhirnya menemukan insight.

4. Teori belajar dari ilmu jiwa asosiasi
Teori asosiasi diklaim juga teori sarbond. Sarbond singkatan berdasarkan stimulus, respons, dan bond. Stimulus berarti rangsangan, respon berarti tanggapan, serta bond berarti dihubungkan. Rangsangan berarti diciptakan buat memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi.

Teori asosiasi berprinsip bahwa holistik itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsure-unsurnya. Penyatupaduan bagian-bagian melahirkan konsep holistik. Dari genre ilmu jiwa asosiasi terdapat 2 teori yang sangat terkenal, yaitu teori konektionisme dari thorndike dan teori conditioning dari ivan P. Pavlov.

a. Teori konektionisme
Thorndike adalah orang yg mengemukakan teori konektionisme. Dari penelitiannya beliau menyimpulkan bahwa respon lepas menurut kurungan itu lambat laun akan pada asosiasikan menggunakan situasi stimulus pada belajar coba-coba, trial and eror. Inilah kesimpulan thorndike terhadap hewan pada kurungan. Jadi, menurut thorndike dasar dari belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra menggunakan impuls buat bertindak. Asosiasi ini dinamakan connecting. Sama maknanya dengan belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus serta respon, antara aksi serta reaksi. Antara stimulus serta respon ini akan terjadi suatu hubungan yg erat bila seringkali dilatih. Berkat latihan yg terus menerus, hubungan antara stimulus serta respons itu akan menjadi terbiasa atau otomatis.

b. Teori conditioning
Dalam praktik kehidupan sehari-hari seorang akan melakukan suatu kebiasaan karena adanya suatu indikasi. Misalnya anak sekolah mendengar lonceng, lalu berkumpul. Bagi para pengendara kendaraan bermotor tentu akan berhenti ketika dia meluhat lampu lalu lintas berwarna merah serta berkecimpung ketika beliau melihat lampu kemudian lintas berwarna hijau. Beberapa model ini adalah bentuk-bentuk kelakuan yg nyata terlihat dalam kehidupan. Bentuk-bentuk itu terjadi lantaran adanya conditioning. Lantaran kondisinya diciptakan, maka sudah sebagai norma. Kondisi yg diciptakan adalah syarat, munculnya refleks bersyarat.

Comments