PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PEMASARAN JASA

Pengertian Dan Karakteristik Pemasaran Jasa 
Pemasaran merupakan hal yg sangat mendasar yg nir bisa dipercaya sebagai fungsi tersendiri. Istilah pasar yaitu terdiri menurut semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau serta sanggup turut dalam pertukaran buat memenuhi kebutuhan atau impian itu. Besarnya pasar tergantung menurut jumlah orang yg mempunyai kebutuhan, punya asal daya yg diminati orang lain, serta mau menunjukkan sumber daya itu buat ditukar agar bisa memenuhi kebutuhan mereka. 

Kotler (1995: 15) mendifinisikan bahwa pemasaran merupakan proses perencanaan serta aplikasi berdasarkan perwujudan, pemberian harga, kenaikan pangkat dan distribusi berdasarkan barang/ jasa serta gagasan buat membentuk pertukaran dengan gerombolan sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan serta organisasi. Dengan demikian manajemen pemasaran merupakan proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan yg meliputi barang/ jasa serta gagasan dari pertukaran dan tujuannya dengan memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat. 

Namun demikian secara spesifik pemasaran jasa (service marketing) nir sama dengan pemasaran produk. Karena pada jasa setiap aktivitas atau manfaat yg ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud, dan tidak membentuk kepemilikan sesuatu. Disamping itu proses produksi jasa tidak selalu dikaitkan dengan produksi fisik.

Dengan demikian manajemen pemasaran olahraga bisa didefinisikan suatu proses analisis perencanaan, aplikasi, dan pengendalian tentang; produk/ jasa, harga, kenaikan pangkat , distribusi/ penyampaian, fasilitas fisik, orang, proses, dan janji yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan individu atau organisasi.

Karakteristik Jasa
Sebelum mengetahui ciri jasa terlebih dahulu kita ketahui apa perbedaan antara “Barang” dan “Jasa”. Menurut Lovelock (1991: 7-8) terdapat tujuh hal yang membedakan pemasaran barang serta jasa, meliputi:
1. Nature of the product, yaitu produk digambarkan sebuah obyek, indera, atau benda, sedang jasa adalah perbuatan, penampilan atau bisnis.
2. Greater involvement of customer, yaitu konsumen aktif terlibat dalam proses produksi misalnya: a) konsumen mengambil/ mengembalikan barang sendiri, b) saat pijat konsumen memberikan keterangan wilayah yg sakit atau yang enak.
3. People as part of the product, yaitu konsumen terlibat dalam produksi penggunaan jasa serta tidak hanya herbi pelatih, instruktur, atau tukang pijat, namun dengan orang lain (konsultan, dokter olahraga dan lain-lain). 
4. Greater difficults in maintaining quality control standart, yaitu pada jasa sulit distandarisasikan, tetapi dalam barang dapat distandarisasi.
5. Absense of inventories, yaitu jasa adalah performance yang nir dapat disimpan seperti barang.
6. Importance of time factor, yaitu faktor ketika buat jasa sangat krusial, misalnya konsumen diberitahu berapa usang buat menunggu sampai jasa dapat dinikmati. Hal ini tidak sinkron menggunakan barang yg memiliki stok persediaan.
7. Different distribution channel, yaitu dalam jasa saluran distribusi bervariasi misalnya dengan saluran elektro, adapun pada barang distribusi mengggunakan saluran fisik.

Adapun Stanton William. J (1991: 220) mendifinisikan tersendiri bahwa dalam hakekatnya jasa bersifat tidak teraba (intangible), yg merupakan pemenuhan kebutuhan, dan nir harus terikat dalam penjualan produk atau jasa lain. Untuk membuat jasa tersebut mungkin perlu atau tidak perlu memakai benda nyata (tangible).

Jasa adalah suatu aktifitas atau penampilan yang bersifat tidak nyata yg ditawarkan buat memenuhi kebutuhan serta harapan pelanggan. Menurut Sucherly (1999: 4) ada empat karakteristik utama dalam jasa yang membedakan dengan barang, meliputi :
1. Intangibility (tidak berwujud) yaitu jasa memiliki sifat tak berwujud yg nir sanggup dicermati, diraba, didengar atau dicium sebelum kita membeli. Contoh: kepelatihan olahraga, sport massage, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
2. Inseparability (tidak bisa dipisahkan) yaitu jasa pada umumnya didapatkan serta dikonsumsi pada saat yg bersamaan. Barang pada umumnya diproduksi, ditempatkan di gudang, serta lalu dikonsumsi. 
3. Variability (berubah-ubah) yaitu jasa nir bisa distandarisasi sebagai akibatnya bentuk, kualitas, dan jenisnya tergantung pada siapa yg membuat, kapan serta dimana jasa tersebut dihasilkan. Hasil latihan pencak silat kemarin nir sama menggunakan hari ini meskipun materinya sama. Pada barang memiliki ukuran, serta berat yang standart misalnya bola, lembing, sepatu, serta lain-lain.
4. Perishability (daya tahan) yaitu jasa tidak dapat disimpan, ialah permintaan konsumen yg melebihi kapasitas loka latihan olahraga tidak bisa disimpan pada hari itu pula. Konsumen yang ingin terapi olahraga karena sakit dalam hari ini, nir sanggup ditunda pada hari yang lain. Sedang kelebihan produksi barang dapat disimpan di pada gudang. 

Dari beberapa pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa sifat spesifik pemasaran jasa olahraga adalah :
1. Produk lebih bersifat kinerja/ tampilan
2. Pelanggan/ atlet/ member terlibat dalam proses operasi jasa
3. Orang merupakan bagian menurut jasa
4. Kualitas jasa sulit distandarisasi (pelayanan antara pelanggan tidak sanggup sama)
5. Tidak dapat dibuat persediaan (stok produk)
6. Waktu sebagai faktor penting
7. Distribusi/ penyampaian jasa sangat bervariasi

Sesuai menggunakan tujuan manajemen jasa yaitu buat mencapai tingkat kualitas jasa pelayanan, dalam hal ini erat hubungannnya dengan tingkat kepuasan pelanggan. Karena sulitnya pelayanan kualitas jasa, maka perlu taktik pada konsep manajemen pemasaran jasa seperti yg dikemukakan Yuyus Suryana (1999: 3-4) adalah menjadi berikut :

1. Merumuskan suatu strategi pelayanan
Yaitu strategi taraf keunggulan yg dijanjikan pada pelanggan. Hal ini meliputi; bidang bisnis apa yang herbi olahraga, siapa calon pelanggannya, dan apa yg diharapkan pelanggan.

2. Mengkomunikasikan kualitas dalam pelanggan
Yaitu menginformasikan kepada pelanggan sehingga mengetahui dengan kentara tingkat pelayanan yg akan diperoleh, diantaranya ruang tunggu, peralatan yg modern, inspeksi kesehatan yang bersiklus dan lain-lain. 

3. Menetapkan suatu standart yg jelas dan terukur 
Walaupun dalam jasa sulit buat tetapkan baku, tetapi perlu diusahakan sebagai akibatnya bagi pelanggan akan kentara tentang taraf kualitas yg akan dicapai.

4. Menetapkan sistem pelayanan yg efektif dalam pelanggan 
Yaitu memberikan suatu sistem, metode, dan prosedur yang efektif buat memenuhi kebutuhan pelanggan secara sempurna. 

5. Karyawan yg berorientasi pada kualitas pelayanan 
Yaitu instruktur, pelatih, atau tukang pijat yg berkualitas serta bersertifikat dan mengetahui menggunakan kentara baku kualitas pelayan.

6. Survai tentang kepuasan serta kebutuhan pelanggan 
Yaitu instansi/ perusahaan selalu melakukan informasi lapangan secara periodik dan sistimatis sehingga dapat mengetahui tentang kepuasan pelanggan dan kebutuhannya yang selalu berubah-ubah.

Comments