MANAJEMEN SUPERVISI PENGAWASAN DAN NILAI

Manajemen Supervisi, Pengawasan Dan Nilai
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan banyak sekali perubahan serta pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah serta sedang dilakukan, yaitu berkaitan menggunakan faktor pengajar. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru serta Dosen serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya adalah kebijakan pemerintah yg didalamnya memuat bisnis pemerintah buat menata serta memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G. Fullan yg dikutip oleh Suyanto serta Djihad Hisyam mengemukakan bahwa “educational change depends on what teachers do and think…”. Pendapat tadi mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada “what teachers do and think “. Atau dengan istilah lain bergantung pada penguasaan kompetensi pengajar.

Jika kita amati lebih jauh mengenai realita kompetensi guru ketika ini agaknya masih majemuk. Sudarwan Danim menyampaikan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan pada Indonesia adalah pengajar belum sanggup memberitahuakn kinerja (work performance) yg memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pengajar belum sepenuhnya ditopang sang derajat penguasaan kompetensi yg memadai, sang karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna menaikkan kompetensi guru.

Secara umum supervisi pendidikan merupakan proses hadiah bantuan buat peningkatan mutu pendidikan, buat itu supervisi bisa dilakukan menurut Kepala Sekolah kepada Guru, berdasarkan Pengawas pada Kepala Sekolah & Pengajar, berdasarkan Guru kepada Pengajar, dan menurut Kepala Sekolah kepada Kepala Sekolah.

Supervisi umumnya juga diikuti pengawasan yang berarti training. Pembinaan ini dapat dalam bidang akademik dan administratif. Berkaitan dengan hal tersebut, maka hakikat pengawasan adalah proses anugerah layanan donasi profesional pada guru buat mempertinggi kemampuannya pada melaksanakan tugas mengelola proses belajar mengajar bagi anak didik. Pengembangan profesionalisme guru adalah proses belajar yg terus menerus pada berbagai tingkatan. Program Pengembangan Profesionalisme Guru yg berkualitas dapat mempertinggi kemampuan pengajar buat mewujudkan visi serta tujuan sekolah. Dengan demikian fungsi pengawasan adalah keliru satu prosedur buat menaikkan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta didik yg lebih baik melalui cara mengajar yg lebih baik juga.

Pengertian
Secara morfologis Supervisi berasal berdasarkan dua kata bahasa Inggris, yaitu super serta vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan pemeriksaan, inspeksi dan pengawasan, serta penilikan, pada arti aktivitas yang dilakukan sang atasan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan pengawasan bukan mencari-cari kesalahan namun lebih poly mengandung unsur pembinnaan, agar syarat pekerjaan yg sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) buat dapat diberitahu bagian yg perlu diperbaiki.

Good Carter memberi pengertian supervisi merupakan usaha berdasarkan petugas-petugas sekolah pada memimpin guru-pengajar serta petugas lainnya, pada memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan serta perkembangan pengajar-pengajar serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pedagogi, serta metode mengajar dan penilaian pengajaran. 

Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah galat satu bisnis menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan pengajar-pengajar di sekolah baik secara individual juga secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan semua fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap siswa secara kontinyu, dan mampu serta lebih cakap berpartsipasi dlm rakyat demokrasi terbaru.

Dari uraian definisi pengawasan diatas, maka bisa dipahami para ahli menguraikan defenisi supervisi dari tinjauan yg bhineka. God Carter melihatnya menjadi bisnis memimpin pengajar-guru pada jabatan mengajar, Boardman. Melihat pengawasan menjadi lebih sanggup berpartisipasi dlm rakyat terkini. 

Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan merupakan Inspeksi, inspeksi, supervisi atau penilikan. Inspeksi : inspectie (belanda) yg ialah menilik pada arti melihat buat mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi diklaim inspektur. Inspektur pada hal ini mengadakan : 
1. Controlling : menyelidiki apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2. Correcting : menyelidiki apakah semuanya sesuai menggunakan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengandili pada arti memberikan evaluasi atau keputusan sepihak
4. Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration : memberitahuakn bagaimana mengajar yang baik

Sedangkan pengertian Supervisi pendidikan secara semantik adalah pembinaan yg berupa bimbingan atau tuntunan ke arah pemugaran situasi pendidikan pada biasanya serta peningkatan mutu mengajar serta belajar dan belajar dalam khususnya.

Tujuan
a. Meningkatkan mutu kinerja guru. Membantu guru pada tahu tujuan pendidikan serta apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tadi. Membantu guru pada melihat secara lebih jelas pada tahu keadaan serta kebutuhan siswanya. Membentuk gerombolan yang bertenaga dan mempersatukan pengajar dalam satu tim yg efektif, berhubungan secara akrab serta bersahabat dan saling menghargai satu dengan yg lainnya. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar anak didik. Meningkatkan kualitas pedagogi guru baik itu menurut segi strategi, keahlian dan alat pedagogi. Sebagai keliru satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah buat reposisi guru.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sebagai akibatnya berdaya guna serta terlaksana menggunakan baik.
c. Meningkatkan keefektifan serta keefisienan wahana dan prasarana yg terdapat buat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sebagai akibatnya bisa mengoptimalkan keberhasilan siswa
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya pada mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yg selanjutnya anak didik dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yg diharapkan
e. Meningkatkan kualitas situasi generik sekolah sehingga tercipta situasi yg tenang serta tentram dan aman yang akan menaikkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

Fungsi
1. Penelitian (research) → untuk memperoleh citra yang kentara dan objektif mengenai suatu situasi pendidikan
• Perumusan topik
• Pengumpulan data
• Pengolahan data
• Konklusi output penelitian
2. Penilaian (evaluation) → lebih menekankan dalam aspek positif daripada negatif
3. Perbaikan (improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran dalam umumnya dan situasi belajar mengajarnya.
4. Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kearah pembinaan diri yang disupervisi

Prinsip Supervisi Pendidikan 
1. Prinsip-prinsip Fundamental
Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seseorang supervisor haruslah seseorang pancasilais sejati.

2. Prinsip-prinsip Praktis
a. Negatif
  • Tidak otoriter
  • Tidak berasas kekuasaan
  • Tidak tanggal dari tujuan pendidikan
  • Bukan mencari kesalahan
  • Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil
b. Positif
  • Konstruktif dan kreatif
  • Sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri
  • Propessional
  • Sanggup mengembangkan potensi guru 
  • Memperhatikan kesejahteraan pengajar 
  • Progresif
  • Memperhitungkan kesanggupan supervisi
  • Sederhana dan informal
  • Obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri
Teknik Supervisi Pendidikan 
Wyn dalam Sahertian serta Mataheru (1986) menjelaskan teknik pengawasan terdiri menurut individual deviation (bersifat individual) dan class devices (bersifat grup). Teknik supervisi yg bersifat individual diantaranya; kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik yang bersifat kelompok diantara adalah; panel of lembaga discussion,curriculum laboratry, directed reading, demonstration teaching, professional libraries, supervisory bulletin, teacher meeting, professional oraganization, workshop of class work. 

a. Teknik perseorangan 
1. Mengadakan kunjungan kelas (Classroom visitation) Yang dimaksud merupakan kunjungan yg dilakukan buat melihat guru yg sedang mengajar atau ketika kelas sedang kosong. 
2. Mengadakan observasi kelas (Classroom Observation) Kunjungan ke sebuah kelas untuk mencermati situasi/peristiwa yg sedang berlangsung di dalam kelas.
3. Mengadakan wawancara : dilakukan bila supervisor menghendaki jawaban dari individu eksklusif. 

b. Teknik kelompok
1. Mengadakan pertemuan/rapat (meeting ) Dalam aktivitas ini Supervisor bisa memberikan pengarahan ( directing ), pengkoordinasian ( coordinating ) dan mengkomunikasikan ( comunicating ) segala kabar pada guru/staf 
2. Mengadakan diskusi gerombolan ( group discusion )
3. Mengadakan penataran (in service training) 
4. Seminar 

Comments