Akhir – akhir ini poly tersiar keterangan tidak mengenakkan tentang perlakuan manusia terhadap binatang yang nir sepatutnya. Bahkan terdapat sebagian berdasarkan mereka yang nir punya rasa bersalah sedikitpun serta tanpa membuat malu – malu malah memosting aksi kekejamannya di media umum dengan alasan “Eksis” belaka. Seperti kasus pembantaian kucing hutan yg dilakukan sang keliru satu mahasiswi Perguruan Tinggi beberapa waktu lalu, dimana ia mengunggah beberapa foto kucing hutan yang sudah beliau bunuh. Padahal kucing hutan digolongkan sebagai fauna sangat langka serta dilindungi sang Negara. Kasus ini kemudian menghebohkan banyak pihak lantaran foto – fotonya yang tersebar di Facebook, sampai akhirnya si pelaku berhasil diringkus petugas dan harus memertanggungjawabkan perbuatannya.
Sebagai seseorang insan yg telah dinobatkan oleh Tuhan sebagai Khalifah atau Pemimpin tetinggi pada dunia ini, seyogianya agar kita lebih sadar diri serta mengedapankan cintah kasih kepada sesama makhluk hidup. Beberapa masalah kekejaman terhadap binatang serta kisah pelariannya bahkan sampai menciptakan poly orang tidak kuasa menunda air mata. Kisah – kisah kekejaman manusia terhadap hewan ini dia benar – sahih membuat siapapun ingin menangis:
1. Raju, Si Gajah yang MalangPada tanggal 4 Juli 2014 waktu larut malam, sebuah tim ahli satwa liar dari London dibantu sang 20 petugas bersenjata lengkap menyergap sebuah tempat tinggal di kawasan Uttar Pradesh, India. Hal ini dilakukan pada upaya penyelamatan seekor gajah seberat 3.356 kg, waktu akan hendak dijual pulang oleh pemilik terakhirnya.
Saat masih hidup bersama induknya pada hutan, anak gajah yg diberi nama raju tadi diculik oleh sekelompok orang pemburu hewan liar dilindungi. Raju telah dijual beberapa kali dengan pemilik yang tidak sama – beda. Hidupnya bertambah sengsara saat dibeli sang seorang hartawan India, yg lalu mengubahnya sebagai hewan buat mengumpulkan uang (semacam sirkus jalanan). Selama hidup di tempat tinggal majikannya, Raju juga diperlakukan menggunakan sangat kasar serta tidak berbelas kasihan.
Raju dirantai menggunakan besi dalam satu tempat selama 24 jam, 7 hari sampai beberapa tahun. Oleh pemiliknya, dia sporadis diberi makan sebagai akibatnya buat bertahan hidup Raju terpaksa wajib makan plastik serta kertas buat melengkapi jatah sedikit makan yg disediakan berupa ranting – ranting mini serta lima liter air. Normalnya gajah memerlukan 170 kg kuliner berupa dedaunan serta tumbuh – flora dan konsumsi air sebanya 90 liter sehari tergantung menurut lingkungan yg ditinggali. Akibatnya, kian hari kesehatannya semakin memburuk dan mengalami luka – luka yg cukup parah disekujur tubuhnya dan radang sendi akut dalam kaki yang dirantai.
Momen mengharukan terjadi saat tim penyelamat hendak membawa Raju ke dalam truk, berdasarkan ke 2 matanya terlihat meneteskan air mata menyadari bahwa penderitaannya selama bertahun – tahun telah berakhir. Setelah dilakukan persidangan, akhirnya pemilik yang menelantarkan fauna dilindungi tersebut dijatuhi sanksi penjara. Pada tanggal 4 Juli tahun 2015 kemudian, dia akhirnya bisa merayakan ulang tahun ke-50 pertamanya.
Sumber: Kampungbaca.com2. Staffie Mix, Seekor Anjing yg Diikat Mulutnya
Pada tahun 2014, anjing nir berpemilik yg biasa berkeliaran di lingkungan taman Chicora Cherokee di North Carolina Avenue, California, datang – datang menghilang tanpa jejak. Setelah beberapa hari nir terlihat, anjing tersebut lalu timbul kembali namun dengan kondisi yg sangat memprihatinkan. Mulutnya telah diikat dengan kuat memakai pita plastik dengan kondisi sebagian lidahnya tertusuk oleh giginya sendiri.
Setelah ditemukan sang keliru seorang masyarakat lebih kurang, ia lalu langsung dilarikan ke rumah proteksi hewan Charleston Animal Society, buat mendapat pertolongan medis lebih lanjut. Luka dibagian lidahnya yang relatif parah hingga menciptakan para petugas medis risi, anjing tersebut akan kehilangan lidahnya sendiri.
Setelah dilakukan penelusuran serta penyelidikan, akhirnya polisi menemukan jejak yang menunjuk kepada seorang perempuan nir dikenal, yang mengaku bahwa ia sudah menjualnya ke seorang pria bernama William Leonard Dodson, seseorang bromocorah kriminal, seharga $20 USD. Dodson kemudian ditangkap untuk diadili. Dalam persidangan dia mengaku lelah dengan suara gonggongannya yg nir mau berhenti. Ia dibebaskan menggunakan membayar denda sebesar $50,000 USD atau setara menggunakan Rp. 664.000.000.
3. Quattro serta Insiden Anak Sekolah Dasar
Beberapa anak yang tidak mendapat pendidikan akhlak menggunakan baik tak jarang tidak bisa membedakan mana yang baik, mana yg tidak baik dan mana yg seharusnya nir dilakukan. Kisah memilukan ini terjadi pada New Jersey, Amerika Serikat, saat 3 orang anak laki – laki SD berusia 6, 9, dan 10 melintasi jalanan setelah pergi sekolah pada lepas 7 Mei 2014. Mereka menemukan seekor kucing liar yang sedang mencari makan pada tengah perjalananya.
Kucing yg tengah lapar dan lemah tadi tidak menyadari bahwa ia sedang dalam bahaya. Salah satu berdasarkan 3 orang anak tiba – datang eksklusif menendangnya tanpa alasan yang kentara. Mengetahui hal itu, kedua orang sahabat lainnya justru ikut – ikutan menyiksa kucing dengan melempari batu serta memukulinya menggunakan tongkat kayu. Si kucing yg sudah lemah tidak kuasa buat melarikan diri, ditambah lagi dalam waktu itu sedang ekspresi dominan salju dengan kondisi cuaca yg begitu dingin.
Beruntung, 2 pria pejalan kaki lain mendegar keributan tadi, kemudian lalu tiba menghampiri mereka. Betapa terkejutnya ketika melihat dibalik kerumunan tiga orang anak tadi, seekor kucing tengah sekarat pada syarat yg sangat memprihatinkan. Akhirnya, kucing yg diberi nama Quattro tersebut eksklusif dilarikan ke rumah sakit fauna buat menerima perawatan medis. Luka – lukanya sudah terlanjur sangat parah, meskipun dokter telah berusaha, Quattro nir diberi kesempatan untuk hidup lebih lama lagi.
Quattro didagnosis mengalami patah kaki, tengkorak tubuhnya retak serta ke 2 matanya rusak. Meskipun sudah menghabiskan dana sebanyak $1000 USD untuk perawatan serta operasinya, ia akhirnya meninggal delapan hari lalu. Adapun ketiga anak pelaku peristiwa tadi, mereka mendapat sanksi diskors menurut sekolah selama 5 hari serta mendapat 2 tahun terapi kejiwaan sang psikiater.