KAKAPO BURUNG BEO BERUKURAN BESAR YANG HAMPIR PUNAH

 Kakapo, yg jua dikenal menjadi burung beo owlkarena wajahnya yg mirip seperti burung hantu, belakangan terakhir menjadipusat perhatian global sesudah timbul dalam beberapa film dokumenter termasukserial TV BBC Last Chance to See yg diselenggarakan sang Stephen Fry dan ahlizoologi Mark Carwardine. Kata "kakapo" berasal menurut kata Maori kākā(burung beo) + pō (malam). Maori adalah penduduk asli Selandia Baru sebelumbangsa Eropa datang. Keberadaan burung tersebut yg hampir punah pada akhirabad ke-19 memaksa dimulainya acara pemulihan ekstensif yg sekarangmembantu spesies tadi bertahan serta berkembang biak. Berikut uraian tentangburung kakpo selengkapnya.

Kakapo sendiri merupakan spesies burung beo besartidak terbang yang ukuran panjang homogen-rata dua kaki atau sekitar 61 cm danberatnya mencapai 2 kilogram. Kakapo adalah endemis Selandia Baru dan mungkinsalah satu burung terpanjang pada global. Harapan hidup homogen-homogen kakapo merupakan 58tahun, terpanjang mampu hingga sekitar 90 tahun. Selama era pra-insan SelandiaBaru, kakapo adalah burung yg lestari dan hayati tenang. Karena tidak adapemangsa darat, mereka membuatkan bulu hijau buat kamuflase dan sebagai nokturnaluntuk menghindari pendeteksian oleh burung pemangsa misalnya elang Haast,pengganggu Eyles ', raptor dan elang Selandia Baru. Lantaran itu, meskipunkehilangan kemampuan buat terbang namun mereka menyebarkan kaki yg kuatdan gaya berjalan cepat misalnya jogging yg membantunya bisa berlari hinggabeberapa kilometer. Mereka pula sebagai sangat mahir memanjat pohon untuksekedar makan. Tidak misalnya kebanyakan burung lain, kakapo mempunyai indra penciumanyang berkembang sangat baik yang memungkinkannya mencari makan pada malam hari.

Kedatangan orang-orang Maori dalam akhir abadke-13, dan kemudian orang-orang Eropa, mempunyai impak yg besar terhadapmargasatwa endemis Selandia Baru saat mereka membawa predator mamalia tersebut.
Maori memburu kakapo buat kuliner, diambilkulit dan bulunya. Suku Maori pula membawa dan anjing yang dapat menangkapkakapo menggunakan gampang lantaran mereka nir sanggup terbang serta di waktu yang sama,tikus Polinesia memangsa anak beserta telur-telurnya. Selama pertengahan abadke-19, para pemukim Eropa datang serta melepaskan keong, ferret, dan musang untukmengendalikan kelinci, serta jua anjing serta kucing yg memburu kakapo untukdimakan. Faktor lain yang berkontribusi mendorong burung kakapo ke jurangkepunahan merupakan hilangnya tempat asli saat manusia mulai membersihkan lahan untukpenggembalaan dan pertanian.

Pada Desember 2017, hanya tinggal tersisa 154kakapo pada seluruh dunia, serta spesiesnya dipercaya sangat terancam. Untukmelestarikannya, semua burung yg diketahui lalu ditempatkan di 3 pulaubebas predator dan dipantau secara ketat.

Meskipun upaya perlindungan kakapo telah dimulaisejak tahun 1890-an, tetapi kenyataan di lapangan tidak menerangkan kesuksesannyata atau planning hanya tinggal planning. Meskipun 65 kakapo yg ditemukanpada saat itu dipindahkan ke empat pulau, tetapi mereka harus dievakuasi hinggabeberapa kali sementara para konservasionis sibuk menangani kucing liar, tikus,atau musang. Terlepas menurut bisnis ini, antara tahun 1981 serta 1994, telahditemukan sembilan menurut 21 anak kakapo dibunuh sang tikus.

Pada tahun 1995, upaya keras dilakukan untukmembunuh tikus memakai perangkap atau dengan racun. Kamera mini jugadipasang di dekat sarang buat memantau dan menakut-nakuti tikus dengan senteratau suara yang ada. Pada bulan April 2012, 3 pulau bebas predatorCodfish, Anchor, dan Little Barrier sebagai rumah bagi populasi kakapo saatini. Burung-burung tadi kini terus dipantau karena pada masing-masingdilengkapi dengan pemancar radio.

Perkembangbiakan kakapo hanya sekali setiapdua hingga lima tahun saat tanaman yg dianggap "rimu" menghasilkanbuah serta benih kaya protein. Jadi, para ahli biologi merancang diet tambahanuntuk menaikkan pembiakan serta pengendalian rasio jenis kelamin.
 
Salah satu langkah kunci pada RencanaPemulihan Kakapo merupakan mengenalkan diet pelengkap buat para betinanya. Padatahun 1989, selesainya mengamati hubungan antara tahun tumbuhan rimu dan frekuensipengembangbiakan kakapo, para pakar biologi memilih enam makanan sebagaisuplemen: apel, ubi jalar, kacang Brazil, kenari, kacang almond, dan biji bungamatahari. Ketika kakapo dipindahkan ke pulau-pulau, rasio jenis kelamin merekasangat condong dengan hanya 22 betina buat 43 jantan. Pada bulan November2005, populasi mereka meningkat menjadi 41 betina dan 45 jantan.

Tahun berikutnya, ada planning pengelolaan baruyang akan dilaksanakan antara 2006 dan 2016 untuk menaikkan populasi betinadan keragaman genetik pada populasi. Untuk mencapai hal ini, 2 pulau besarFiordland, Reservation and Secretary, dipulihkan secara ekologis danburung-burung tadi diperkenalkan kembali. Pada 2016, populasi akhirnya sudahmencapai 154, dengan 116 ekor dewasa.

Semua kakapo yg diketahui, kecuali beberapaanaknya yg masih belia, diberi nama sang pejabat Program Pemulihan Kakapountuk memperlihatkan kasih sayang mereka serta pula buat mengingatkan diri sendiribetapa sedikitnya burung langka ini yg tersisa. Dalam sebuah catatan lucu,dalam tahun 2010, sebagai bagian berdasarkan Tahun Keanekaragaman Hayati Internasional,kakapo jantan dewasa bernama Sirocco ditunjuk menjadi "SpokesbirdResmi" buat satwa liar Selandia Baru sesudah timbul video lucu seekorkakapo mencoba buat ‘mengawini’ kepala zoologi Mark Carwardine sebagai viraldi global maya.

Di bawah ini video lucu (durasi dua menit) seekor kakapo yangterlihat sangat menggemaskan ketika mencoba memanjat pohon menggunakan cakar danparuhnya:

Comments