TANDA TANGAN PARA KALIGRAFER TAUQI


Para kaligrafer memiliki indikasi tangan (tauqi') yg dibubuhkan dibagian bawah karya karyanya. Tauqi Tauqi' ini berfungsi sebagai penanda bahwa kaligrafi kaligrafi itu adalah karya mereka. Dari indikasi tangan ini, para penikmat kaligrafi mampu mengenali ini karya milik siapa. Kemudian, bagi orang yang hendak memakai karya karya para kaligrafer itu, mereka tidak boleh menghilangkan tauqi'nya. Mereka jua nir boleh menjamin karya mereka sebagai miliknya sendiri. 

Karena itulah, blog kaligrafi--islam senantiasa berusaha keras untuk menuliskan siapakah orang yang sudah menulis karya kaligrafi tersebut. Bagi kami, ini semacam jujur ilmiyah yg harus dijaga. Berikut ini merupakan beberapa tanda tangan dari para kaligrafer, perhatikan baik baik kemudian buatlah tanda tangan kamu sendiri.
Ada video cara menulis pertanda tangan (tauqi') sang Muhammad Ozcay (scroll kebawah).

Hamid Al-Amidi (Mustafa Azmi
Tertulis : katabahu Hasyim. 
Para kaligrafer lazimnya menambahkan kata kata katabahu (ditulis oleh...) pada tanda tangannya.



Katabahu Sami







Pelajari juga Contoh contoh gambar kaligrafi pilihan 7
Tanda Tangan Para Kaligrafer, Artikel Original Kaligrafi Islam . Praktis mudahan bermanfaat.

KEHEBATAN KALIGRAFER INDONESIA

Kaligrafer Indonesia. Oleh sang dari situs LEMKA
Indonesia memiliki banyak kaligrafer hebat. Kita bisa menyebut banyak nama selain sosok Dr. Didin Sirajuddin AR, seorang tokoh kaligrafer Indonesia. Sayangnya para kaligrafer Indonesia memang nir banyak memamerkan karya karyanya baik secara tunggal maupun beserta sama. Mungkin hanya D. Sirajuddin AR saja yg mengadakan banyak galeri pameran sepanjang hayati dia. Kaligrafer yg lain menentukan perilaku khumul, lebih senang berkarya buat dirinya sendiri. Atau kita kenali tulisannya pada mushaf mushaf standar Indonesia, kitab buku kepercayaan , dan lukisan lukisan kaligrafi pada dinding masjid masjid.
Saya pernah berkunjung ke Pesantren Walisongo dibawah asuhan KHR. M. Kholil As'ad. Digedung gedung primer, bertebaran banyak kaligrafi murni (hitam diatas putih) yang sangat indah, tidak kalah menggunakan karya karya master luar negeri. Saya nir bertanya siapa penulisnya. Saya pula nir sempat mengabadikannya.
Kita pula tahu pesantren Gontor termasuk galat satu pesantren yang banyak melahirkan khattat. Demikian jua pesantren Darurrahman Jakarta. Rata homogen pesantren di wilayah Jakarta dan sekitarnya mempunyai kurikulum kaligrafi. Di Cianjur, ada poly pesantren yang mempunyai guru kaligrafi yg handal. Melimpah ruahnya tumbuhan handam serta aren, sangat membantu perkembangan kaligrafi pada Cianjur. 

Ada satu pengalaman menarik yang saya alami pada Cianjur. Saya mendengar warta ada seorang ahli Al-Qurán sekaligus pakar kaligrafi bernama KH. Moch. Asmu'i Akhyar pada Kampung Bungbulang Sukaluyu Cianjur.
Disampaikan kepada saya, bahwa beliau orang hebat. Diantara kehebatan dia pada mengajarkan kaligrafi merupakan beliau memiliki cara instan menggunakan doa doa. Menurut berita yg sampai kepada aku , seorang murid kaligrafi cukup tiba kepada beliau dengan membawa syarat kondisi yang diminta (termasuk mahar uang). Kemudian KH. Asmui akan mengoleskan minyak wangi ketangan kanan siswanya itu. Lalu yg bersangkutan disuruh menjilati minyak wangi itu. Setelah itu sang anak didik disuruh menulis beberapa kalimat selama lebih kurang 7 hari. Setelah itu ia disuruh pergi, dan dijamin bisa kaligrafi. Waahh..!!
KH.M Faiz Abdurrazzak penulis mushaf Istiqlal
Putra Kaligrafer besar Indonesia KH. Abdul Rozak Muhili
Akhirnya aku berangkat ke Cianjur karena tertarik. Saya mencari pesantren KH. Asmui itu. Sayangnya kehebatan KH. Moch Asmu'i tidak berhasil saya buktikan lantaran sampai disana pak Kiai Asmu'i telah tewas.   

Tidak ingin perjalanan aku sia sia, aku menemui keliru seorang muridnya. Saya diajak menginap dirumahnya di Pajaratan Balengbeng Pasir Kalapa Cianjur, sambil diperkenalkan dasar dasar kaligrafi. Dari dialah saya belajar memotong pulpen besi, mengenal handam, serta diberikan model goresan pena orisinil KH. Asmu'i (sayangnya goresan pena itu telah hilang....sayang sekali). Tulisan dia itu ternyata merupakan doa doa buat belajar kaligrafi. Seingat aku begini tulisannya :  
بسم الله المحرك بيدي . الصلاة والسلام عليك وعلى آلك . يا رسول الله خذ بيدي قلت حيلتي أدركنى 
Baris baris goresan pena itulah yg dulu saya tulis berulang ulang sampai sanggup. Saya tidak pernah memeriksakan tulisan aku pada orang lain. Benar atau galat. Saya periksa sendiri dengan bercermin dalam Kiai Asmuni. Hanya saja teman saya berpesan, bila mau latihan kirimkan fatihah dulu kepada Kiai Asmu'i. Sebagai santri pesantren yg sangat konfiden akan sampainya pahala Fatihah, tentu aku tidak keberatan.

Begitu kehebatan KH Asmu'i. Saat ini, jika anda ingin mencari pesantren kaligrafi didaerah Jakarta dan sekitarnya, aku akan menunjuk Pesantren Kaligrafi LEMKA di Sukabumi. Saya hampir saja menjadi santri disana, jikalau saja tidak sibuk kuliah.  

Berikut ini beberapa karya kaligrafer Indonesia yg saya ambil berdasarkan page Facebook LEMKA :
 Karya Ahmad Syafií
Kaligrafi Surat Al Alaq lengkap, ditulis menggunakan khat Tsuluts dan Naskh. Terdapat bagian ayat yang ditulis dengan bentuk berpantulan (mutanadzir)

Karya Nukman
Kaligrafi Surat Al Alaq lengkap, ditulis menggunakan khat Tsuluts dan Naskh. Naskh diletakkan dibagian primer, dikelilingi oleh khat tsuluts
Hilyah Syarifah karya Teguh
Dibawahnya tertulis : katabahu al-haqiir Teguh...
Karya Wendi Santoso
Al-Baqarah 277 - 278
Begitulah, kaligrafer Indonesia sesungguhnya hebat hebat. Dari para pionirnya sampai yang muda belia sekarang, sudah menampakan geliatnya. Mereka sudah memberitahuakn, bahwa mereka jua berhak atas keutamaan memperindah ayat ayat Allah SWT.
Baca Artikel sebelumnya : Tanda Tangan Para Kaligrafer (Tauqi')
Terima Kasih


TUGHRA


Tughra adalah galat satu jenis ciptaan kaligrafi islam yg sangat latif.  Ia menjadi pujian para kaligrafer terutama yang asal dari kesultanan Ottoman.

Tughra' atau tughraa (orang orang umum menyebutnya Turrah) semula merupakan lambang atau cap yg dipakai buat menandai dokumen dokumen penting atau buku buku. Diduga, berasal tughra adalah bahasa Tatar, menunjuk kepada seekor burung legenda yang disucikan oleh bangsa Oguz Kazakstan. Tughra adalah bayangan rentangan sayap dari burung legenda itu.



Tughra kemudian digunakan sebagai tanda tangan seorang Sultan. Biasanya Tughra mengandung dua hal, yaitu nama sang raja dan gelar kebesarannya. Tughra dipasang dalam surat menyurat, biasanya diletakkan setelah basmalah. Dibawah Tughra' biasanya diberi tambahan tulisan khallada Allahu sulthanahu (semoga Allah mengekalkan kesultanannya).



Tughra pertama kali dipakai oleh Raja ketiga Daulah Usmaniyah yaitu : Sultan Murad I  (671 - 792 H). Peninggalan tertua berdasarkan Tughra' tertulis atas nama An Nashir Hasan bin Sulthan al Malik Muhammad  Qalawun (Salah satu sultan Mamalik Mesir, 752 H). 

Dalam khazanah kaligrafi Islam, tughra' adalah cabang tersendiri yg diklaim kaligrafi tughra'. Kekhasan tulisan tughra' merupakan adalah hasil deretan diwani dan ijazah. Tughra' lalu berkembang nir lagi menjadi tauqi'  (tanda tangan), melainkan menjadi seni kaligrafi yg sangat indah melalui tangan para master kaligrafi semisal Mustafa Raqim serta lain lain. 
Karya karya Tughra'






Tugra karya Dawud Bektasy tertulis :
Hadrat Maulana Jalaluddin Ar-Ruumi - Quddisa Sirruhu al-Aali
حضرة مولانا جلال الدين الرومي قدس سره العالي


























Mudah mudahan terdapat manfaatnya...

BIOGRAFI HAMID AL AMIDI


Hamid Al Amidi, seorang kaligrafer ternama yg pada gelari "syeikhul khattaatiin" (gurunya para kaligrafer). Dia menguasai semua cabang kaligrafi menggunakan baik, namun beliau lebih dikenal rajanya tsuluts jaliy. Karyanya yang dipublikasikan antara tahun 1923 - 1965, menunjukkan kelasnya sebagai artis kaligrafi taraf dunia.
Dia tidak pernah sekalipun meninggalkan penanya. Sampai menjelang wafat beliau masih menulis, hanya saja karyanya nir misalnya kala ia muda. Usia tua telah mengalahkannya. Anda bisa menyaksikan video dokumenter  Hamid Al Amidy menjelang beliau wafat ini dia :



"Barangkali tulisannya pernah kita contoh buat latihan.  Ya..tulisannya memang sangat latif serta tersiar ke penjuru global.  Tanda tangan beliau yg spesial merupakan bukti diri bagi semua karyanya".  

Hamid al Amidi lahir di kota Diyar Bakr Turki (yg dulu dikenal menjadi kota Amid) sebelah tenggara kota Anatolia, Turkitahun 1309 H/1891 M. Ayahnya bernama Dzul Faqar serta Ibunya bernama Muntaha. Nama aslinya merupakan Musa Azmi. Beliau jua dikenal dengan nama Hamid Aitac. Nama inilah yg kemudian beliau gunakan dalam nama penanya, Hamid. Sedangkan nama asli beliau, Azmi, sering ia gunakan dalam tauqi’ dalam karya-karya beliau sewaktu muda. Dan ketika masa tua, beliau lebih suka menggunakan nama sebutan beliau, Hamid. 

" Ketika aku masih ber'azam (bertekad) buat belajar kaligrafi, namaku Azmi. Setelah aku mencapai apa yang saya inginkan, saya memuji Tuhanku, maka namaku Hamid."

Hamid lebih populer menggunakan kepiawaiannya dalam tsulust jali. Bakat kaligrafinya mungkin didapat menurut kakeknya Adam al Amidi yang juga seseorang kaligrafer. 

Dia mulai mendapat pelajaran di kaligrafi selama pendidikan dasar serta sekolah persiapan menurut "Mustafa Akif".

Minat Hamid dalam kaligrafi membuat beliau gagal pada tahun pertama studinya. Jadi, ayahnya melarang dia berlatih kaligrafi. Tetapi ayahnya menarik keputusannya itu selesainya Hamid mendapat hibah satu Lira emas atas partisipasinya pada aktivitas menulis kaligrafi yang dipersembahkan untuk Sultan Abdul Hamid II yang diadakan disekolahnya. Saat itu Hamid berupaya menulis Tughra buat sultan yang ternyata disukai sang pejabat setempat. 

Baca juga : Kaidah Kaligrafi Farisi Nasta'liq

Sejak itu Hamid makin tekun belajar kaligrafi. Ia banyak meniru karya-karya kaligrafer populer misalnya Hafiz Osman", "Mustafa Rakim" serta lain-lain.

Pada tahun 1906, Ia menyelesaikan sekolah dasar. Kemudian menyelesaikan studi menengah pada "sekolah militer Rashidiya di Diyar-e-Bakr". 


Selama studi di sekolah  militer Rashidiya ini, dia belajar kaligrafi tsuluts kepada "Ahmad Hilmi Bik" dan belajar kaligrafi riq'ah pada Wahid Affandi . Saat itulah ia menghiasi peta atlas milik sekolahnya menggunakan tulisan yg sangat teliti serta latif yang membuat guru gurunya terkagum kagum dan menyimpan atlas itu pada musium sekolah.

Hamid terpaksa putus sekolah selesainya ayahnya meninggal dunia. Ia berjuang menyambung hidupnya menggunakan bekerja sebagai pengajar kaligrafi pada sebuah sekolah. Kemudian dia bekerja pada percetakan pada usia antara 17-18. Ia mulai bekerja sama dengan kaligrafer "Amin Affendi", disebuah percetakan milik militer.

Kemudian, ia pulang ke Jerman di mana ia tinggal selama satu tahun menyelidiki rancangan peta  di Angkatan Perang Jerman selama Perang Dunia Pertama. Setelah kembali ke Istambul, beliau mendalami Tsuluts Jaly dalam Haji Nadzif Bik, belajar Tughra' dalam Ismail Haqqy, serta belajar Farisi kepada Khulusy Afandi. 


Hamid Al Amidi memegangi tangan gurunya, Ismail Haqqi Altunbezer menjelang wafat

Kecintaannya pada kaligrafi menyebabkannya mengundurkan diri dari seluruh jabatan resminya pada tahun 1920. Ia memilih membuka sebuah workshop tempatnya membuat karya karya kaligrafi.

Peninggalannya adalah poly goresan pena al Qur'an dan Hadis, antara lain dua mushaf al Qur'an. Salah satu karyanya yang paling monumental adalah goresan pena Surat Al Fatihah yang adalah replika dari karya Musthafa Raqim yg dia tulis selama enam bulan (wow...). 


"Suatu hari Hamid Al Amidi bermimpi bertemu dengan shahabat karibnya, kaligrafer Halim yang telah wafat. Halim pada mimpinya itu menulis kaligrafi tsuluts menggunakan sangat cepat. Hamid bertanya, kok sanggup misalnya itu ? Halim menjawab : Disurga, kaligrafi diajarkan seperti ini. Setelah mimpi itu, Hamid selalu mengulang ulang : "Bila pada surga terdapat bambu dan kertas, aku tidak peduli pada kematian". 

Hamid al Amidi 
meninggal global dalam hari Rabu 19 Mei tahun 1982, dimakamkan di sebelah makam kaligrafer Hamdullah Al Amasi
.
Murid muridnya yang paling terkenal antara lainMustafa Halim Afendi,  Ahmad Zia Ibrahim, Hashim Muhammad Baghdadi, dan  Mina Ko menurut Jepang.

Berikut ini karya karya Hamid Al Amidi :



Khat Farisi berisi syair syair Rubaiyyat Abu Said Abul Khair
بازآ بازآ هر آنچه هستی بازآ گر کافر و گبر و بت‌پرستی بازآاین درگه ما درگه نومیدی نیست صد بار اگر توبه شکستی بازآ

ٍSurah Al Qalam ayat 51




Annadzofatu minal iiman




Asy Syafaqah alaa khalqillah





Ayat kursi





Basmalah serta petikan hadis


Surah Az-Zumar ayat 9



Surah Al Fath ayat 1





blueprint diatas kalkir








Syair mengenai qana'ah (hitam putih)











Kaligrafi ma'kus
ِAl Qur'an Surah Taubah ayat 18




Wa an tashumu khairun lakum
ٍSurah Al Baqarah ayat 184


Wa ja'alna minal maa'i kulla syai'in hayyin
Surah Al Anbiya' ayat 30

Surah Al Fajr ayat 27 - 30

Biografi Hamid Al Amidi, artikel original CARA FLEXI @2015 dirangkum dari beberapa asal antara lain : 

Sumber : banyak sekali artikel  terutama : Hiba Studio

Sumber foto  :
  1. www.draw-art.com
  2. kalemguzeli



KALIGRAFI IJAZAH


Kaligrafi ijazah adalah jenis kaligrafi yang menggabungkan goresan pena naskh serta tulisan tsuluts. Mungkin Ijazah adalah dari berdasarkan keduanya. Atau mungkin jua keduanya sebagai dari ijazah. Didalamnya jua ada ciri khas diwany dari segi keluwesan putaran hurufnya. Bandingkan menggunakan karya karya latif kaligrafi diwany.

Asal nama ijazah merupakan indikasi lulus yg diberikan pada anak didik yg sudah menuntaskan pendidikannya. Memang demikian fungsi kaligrafi ijazah, buat menulis surat tanda lulus (sertifikat). 

Usia kaligrafi ijazah telah cukup tua. Ia diciptakan sang seseorang kaligrafer era Abbasiyah bernama Yusuf As-Syajari (wafat 200 H.) Jadi tulisan ijazah ini sudah ada sejak zaman Al-Imam As-Syafi'i. Para Khalifah merupakan pengguna primer kaligrafi ijazah. Mereka menggunakannya menjadi indikasi tangan resmi (tauqi') karena itu beliau jua diklaim kaligrafi tauqi'

Pada zaman al-Makmun, tulisan ijazah kerap dipakai menjadi tulisan resmi surat surat khalifah. Yang paling seringkali menulis dengan tulisan ijazah adalah menteri terdekat al-Makmun yg bernama al-Fadhl bin Sahl yang bergelar dzu riyasataini (yg punya dua kepemimpinan), sebagai akibatnya tulisan ijazah dikenal dengan sebutan khat riyasi.

Selanjutnya, Mir Ali Sulthan Al-Tabrizi seseorang kaligrafer ternama yg wafat tahun 919 H. Menyebarkan tulisan ini sebagai lebih indah dan sedikit tidak sinkron dengan yang ditulis pada zaman dahulu.  Kemudian gayanya ini diikuti serta disempurnakan sang para kaligrafer hingga kini . Fungsinya tetap, sebagai indikasi lulus.....tapi spesifik pelajar kaligrafi. Seperti model berikut ini : 


Ciri khas kaligrafi ijazah adalah mirip tsuluts pada penulisan, dan hiasan. Ia jua jelas dan gampang dibaca bagaikan khat naskh. Ciri yang paling menonjol merupakan banyaknya variasi awal alfabet dan akhir alfabet yg memutar yang luwes menyerupai pohon rayhan. Lantaran itu ia disebut goresan pena "RAYHANI". 

Sayangnya jenis kaligrafi ini kurang pada eksplorasi oleh para khattat, sebagai akibatnya karya kaligrafer dalam tulisan ijazah boleh dibilang sedikit. 

Sumber :
  • ar.wikipedia.org
  • syirianstory.com
  • //brahim-hat.orgfree.com/

JENIS JENIS KALIGRAFI ISLAM


Beberapa Jenis Kaligrafi

Munculnya Ragam Kaligrafi


Kaligrafi Islam terdapat poly jenis serta ragamnya. Masing masing, mempunyai bentuk alfabet serta fungsi yang tidak sinkron beda. Tulisan untuk dokumen dokumen resmi contohnya, menggunakan jenis kaligrafi tertentu yg berbeda menggunakan kaligrafi untuk hiasan serta sampul sampul buku. Begitu pula tulisan buat prasasti serta rambu rambu, serta seterusnya. 

Secara ringkas, sejarah munculnya ragam kaligrafi adalah menjadi berikut :


Tulisan Arab dari berdasarkan goresan pena Nabati. Khat Nabati ini mempunyai karakter kaku, sebagaimana yang sanggup kita lihat menurut goresan pena tulisan Arab pada masa lalu. Pada masa Islam, tulisan Arab yang sederhana itu, sudah dikuasai oleh "segelintir" sahabat Nabi Muhammad. Dengannya, mushaf Al-Qur'an ditulis serta dipelihara. Demikian juga surat menyurat nabi Muhammad SAW. 


Tentu saja, tidak terdapat nama bagi goresan pena Arab ketika itu. Untuk memudahkan penelitian, para ilmuwan memberi nama tulisan warga Makkah waktu itu menggunakan Khat Makki. Sedangkan goresan pena yg berkembang di Madinah disebut khat Madani. Dua duanya sang para ilmuwan disebut khat Jazm. Meskipun keduanya memiliki disparitas, tetapi ada satu persamaan karakter yaitu kaku serta kemarau (yabisah). 

Peninggalan peninggalan masa awal Islam menujukkan bahwa tulisan mereka memiliki ukuran huruf yg tidak seragam. Demikian juga dengan tinggi hurufnya. Hal ini dikarenakan para penulisnya kurang terlatih, karena tulis menulis bukan kegiatan yg rutin dilakukan setiap hari. Mereka nir bisa mempertahankankan karakter goresan pena saat wajib menulis terus menerus. 


Setelah Islam menyeberang ke tanah Iraq serta kota Kufah dibangun serta dijadikan ibukota pemerintahan Islam, maka tulisan Arab semakin berkembang serta menemukan bentuknya. Kebutuhan akan tulis menulis dalam masa itu telah sangat meluas. 

Tulisan itu seterusnya disebut menggunakan nama Khat Kufi, dikaitkan kepada kota Kufah di Iraq. Penamaan Khat Kufi tidak melulu menunjuk dalam jenis goresan pena yang terdapat dikota Kufah. Tapi penamaan khat Kufi juga meliputi tulisan tulisan sederhana yg telah terdapat pada masa kemudian, yang timbul bersamaan menggunakan berkembangnya Islam. Jadi khat Kufi lebih tua berdasarkan kota Kufah itu sendiri.



Dengan khat Kufi inilah mushaf mushaf ditulis. Tanpa titik serta harokat. Penggunaan khat Kufi buat menulis mushaf berlangsung ratusan tahun.


Kemudian, para kaligrafer secara sedikit demi sedikit menyebarkan bagian bagian yang luwes menurut khat Kufi. َQutbah Al Muharrir (w. 154 H) yg hayati di zaman Bani Umayyah berhasil merancang goresan pena tulisan yang nantinya merupakan berasal semua kaligrafi luwes (layyinah). Ia menemukan Tumar, Jalil, Nisf serta Tsuluts. Tumar sendiri adalah naskah atau shahifah. Hanya saja ukurannya sangat akbar, sebagai akibatnya lebih cocok buat dibentuk hiasan daripada menulis naskah. 


Lalu ditemukan versi yang lebih kecil yang disebut Badi' serta Tsuluts. Ibnu Muqlah (w. 328) yang pertama memantapkan kaidah kaidah khat badi' yang kemudian disebut khat naskhi. 

Maka selesainya itu, makin poly lahir jenis jenis tulisan Arab. 


Para tokoh kaligrafi, semenjak abad ke-3 H / 9 M sudah mengembangkan beragam jenis goresan pena. Mereka memberikan nama nama tertentu buat tulisannya. Saat itu ada banyak sebutan. Tiap tulisan diberi nama sendiri sendiri. 



Ada yang namanya berdasarkan dalam ukuran pena. Misalnya tsuluts berarti berukuran penanya 1/3. Jalil berarti besar . Tsulutsaini berarti dua pertiga, serta sebagainya. Ada juga nama khat yang diambil dari nama tempat. Misalnya khat Farisi berasal dari Persia, khat Magribi berasal dari Maghrib (meliputi negeri negeri Maroko, Tunisia, serta lain lain).

Sebutan sebutan itu relatif membingungkan. Karena satu contoh tulisan, banyak yang seperti menggunakan model goresan pena lain. Ibnu Nadim menyebutkan terdapat 40 jenis kaligrafi dengan sebutan sendiri sendiri. Sementara Muhammad Bin Sulaiman al-Rawandi menyebutnya ada 70 jenis. Para peneliti lain mengungkapkan terdapat 150 jenis kaligrafi. Bahkan terdapat yg menyebutkan 120 jenis buat kaligrafi contoh Kufi saja.!!


Sebagai misal, nama nama jenis kaligrafi waktu itu antara lain : jalil, tsulus, tsulutsain, tsulus tsaqil, gubar, tumar, lu'lu'iy, musalsal, mudabbaj, masyaq, tajawid, muhaqqaq, munamnam, musahham, mabsuth, rayhani, maraqqa', mudawwar, serta seterusnya.


Maka para ulama kemudian mencoba membuat gerombolan gerombolan kaligrafi. Ada kaligrafi yg dianggap sebagai "arus utama" yang mereka sebut "khat asasi". Ada juga yg hanya adalah cabang cabang saja. Yang ini diklaim "khat furu' ".  Masing masing dipelajari dengan sungguh sungguh serta dibuatkan kaidah serta aturan masing masing. 

Jenis Jenis Kaligrafi Asasi


Ada enam jenis genre kaligrafi yg ditetapkan sebagai kaligrafi asasi. Apa saja enam kaligrafi asasi tersebut? 


Jawabannya, para ilmuwan ternyata tidak sepakat. Para peneliti tidak satu suara. Ada yang memasukkan Diwani Jaly sebagai kaligrafi asasi. Ada yang membuang khat kufi. Ada yang memasukkan tugra' sebagai khat asasi, Ada yang menganggap khat Rayhani atau Ijazah yang paling pantas disebut asasi..... serta seterusnya. 



Namun paling nir, ada pendapat secara umum dikuasai yang sanggup kita ikuti. Mayoritas artis kaligrafi beropini yg termasuk kaligrafi asasi ada enam yaitu : Kufi, Tsuluts, Naskh, Riq'ah, Humayuni (Diwani), serta Farisi.


Berikut ini rincian penerangan masing masing : 

1.  Khat Kufi


Nama Kufi diambil dari nama kota Kufah di Irak. Khat ini menjadi sangat indah pada masa Daulah Abbasiyah, kemudian mencapai puncaknya pada masa daulah Fathimiyah di Mesir, dengan memasukkan unsur unsur hiasan serta ornamen kedalamnya. Bahkan khat kufi hiasan sering disebut Kufi Fathimi.

Kufi asli memiliki ciri ciri tidak bersyakal serta dibiarkan asli tanpa hiasan. Sedangkan Kufi yang sudah berkembang, banyak mengambil bentuk bentuk yang lebih beragam, serta banyak digunakan dalam karya karya arsitektur, untuk menghiasi masjid, makam, serta istana raja raja.
Secara garis akbar, ada tiga jenis Kufi :
  1. Kufi mushaf adalah kufi sederhana (kufi basith) yg digunakan untuk menulis mushaf Al Qur'an.
  2. Kufi Fatimi adalah Kufi yang sudah mengambil hiasan hiasan serta ornamen. Meliputi motif dedaunan (kufi muwarraq), motif bunga bunga (kufi muzahhar atau mukhommal), motif berjalin atau berpilin (kufi madfur, atau mu'aqqad atau mutarabith)
  3. Kufi Murabba' merupakan kufi berbentuk kotak kotak. 
Berikut ini contoh contohnya :



Kufi Murobba' (kotak kotak)

tertulis kata ''adil " diulang ulang sebanyak empat kali



Kufi Fathimi (dengan motif dedaunan atau muwarroq )


Untuk model model kaligrafi Kuufi lebih banyak, silahkan baca : 25 Contoh Kaligrafi Kufi

dua.   Naskhi


Jenis Tulisan ini muncul pada awal abad ke 4 Hijriyah. Ia muncul mengiringi maraknya penulisan buku serta Al-Quran. Karena itu ia disebut "naskh" yang berarti naskah. Karena secara luas digunakan untuk "naskh al-Quran". Pada awal kemunculannya, jenis kaligrafi ini disebut "badi' " . Kaidah kaidah kaligrafi ini di sempurnakan oleh al- Wazir Ibnu Muqlah.

Kaligrafi Naskhi ini memiliki karakteristik luwes, serta jelas dibaca. Apalagi bila kemudian diberi syakal serta titik. Naskhi tidak digunakan dalam bentuk "tarkib" (bertumpuk tumpuk seperti halnya Tsuluts), melainkan datar mengikuti garis. Pada masa belakangan, gaya naskhi menjadi tulisan baku untuk buku buku serta karya karya ilmiyah (termasuk untuk penulisan menggunakan mesin cetak serta komputer).

Kaligrafi jenis Naskhi ini biasanya diajarkan pertama kali sebelum mempelajari yang lain. Perlu latihan tekun serta banyak pengulangan untuk benar benar menguasainya.


Surah Al Fatihah ditulis menggunakan khat Naskhi

Untuk model model kaligrafi Naskhi lebih poly, silahkan baca : 25 Contoh Terbaik Kaligrafi Naskhi

tiga.   Farisi / Nastaliq


Disebut FARISI karena ia muncul serta populer dinegeri negeri Persia (Farsi). Disebut TA'LIQ, karena cara penulisannya seperti gaya penulisan catatan kaki yang lazimnya miring kebawah dari kanan kekiri. Disebut NASTALIQ karena fungsinya mirip dengan Naskhi yaitu sebagai tulisan standar bagi buku buku pengetahuan (sampai hari ini buku buku pengetahuan berbahasa Persia serta website website mereka masih menggunakan Farisi disamping Sikasteh). Jadi Nasta'liq adalah gabungan dari kata Naskh serta Ta'liq.

Untuk menguasai tulisan ini pun sangat sulit serta perlu latihan yang banyak. Kadang kadang diperlukan dua mata pena untuk menuliskannya karena satu huruf memiliki ketebalan yang berbeda. Para Ustadz kaligrafi berkata :
"Siapa yang belum menguasai kaligrafi Farisi serta Tsulutsy, maka ia belum disebut khattat".
Berikut ini contoh Farisi :



Kaligrafi Farisi berbunyi :

kullu ilmin laisa fil qirthasi dhoo' -- kullu syarrin jaawazal isnaini syaa'
"semua ilmu, yang tidak ditulis dikertas akan hilang -- Semua kejahatan yg terulang dua kali akan tersiar "
Untuk contoh contoh lebih banyak silahkan baca : 25 Contoh Kaligrafi Farisi Terbaik

4.   Tsuluts 


Ini adalah jenis kaligrafi yang paling gagah, mewah serta elegan. Sebagaimana dikatakan, tsuluts menjadi syarat bagi seseorang untuk digelari "khattaat", karena memang sangat sulit mempelajarinya. Kaligrafi tsuluts dibagi 2 :

Tsuluts 'aady atau tsuluts biasa. Ditulis memakai pena ukuran minimal 4 mm, ditulis dengan gaya biasa, jarang dibentuk menjadi bentuk bentuk yang rumit.

Tsuluts jaliy ditulis dengan pena berukuran dua kali lipat tsuluts biasa, serta sering dikreasikan dalam bentuk bentuk yang rumit. Misalnya bentuk murokkab (bersusun susun), model ma'kus atau mutanadzir (berpantulan), serta bentuk bentuk binatang.

Tsuluts biasa serta tsuluts jaly, tidak memiliki banyak perbedaan. Hanya ukuran pena saja yang membedakan keduanya. Karena itu tsuluts jali masih dianggap bagian dari tsuluts.


Tsuluts áady karya Usman Ozcay berisi maqolah mengenai mencintai Allah


Tsuluts Jaliy (Jaliy Tsuluts) karya Dawud Bektasy dibuat murokkab
(bertumpuk tumpuk) berbunyi : maa kaana Muhammadun abaa ahadin min rijalikum...)




Tsuluts jaliy ma'kus (berpantulan) karya Hasyim Muhammad berbunyi :

"wamaa utitum minal ilmi illa qalilan".
Lihat model lebih banyak di 25 Contoh Kaligrafi Tsuluts Terbaik

5.   Diwany


Jenis Kaligrafi ini sempat menjadi tulisan yg dirahasiakan sang Daulah Usmaniyah karena keindahannya. Selanjutnya, sesudah Sultan Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel tahun 857 H, penggunaan Diwany mulai dipublikasikan meski terbatas dalam penulisan diwan diwan resmi (pembukuan dokumen) Kerajaan Usmaniyah. Dan dari situlah jenis kaligrafi ini memperoleh namanya.

Sering disebutkan, bahwa yang pertama kali meletakkan kaidah kaidah Diwany adalah Ibrahim Munif At Turki. Selanjutnya Diwany memiliki tiga aliran gaya yaitu : gaya Turki, gaya Mesir, serta gaya Baghdad. Keindahan Diwany terletak pada keluwesannya serta banyak menggunakan huruf huruf memutar.



Diwany karya  Sayyid Ahmad.

Isinya hadis nabi : ayyuhan-sial inna lakum maálima fantahuu ilaa málimikum...dst

Diwany memiliki kreasi selanjutnya yang diklaim diwany jaliy. Sebagian besar bentuk hurufnya mirip dengan diwany biasa, hanya saja hiasannya lebih "ramai". Juga dibedakan dengan adanya mahkota mahkota di kepala kepala hurufnya. Penulisannya juga menggunakan pena berukuran lebih besar serta biasanya menggunakan 2 mata pena : pena besar untuk tulisan serta pena kecil untuk hiasan.

Diwani Jaly meskipun mengambil nama "diwani", ia harus dianggap sebagai jenis kaligrafi tersendiri karena bentuknya berbeda dengan diwani biasa. Hanya saja kebanyakan kaligrafer serta para peneliti, tidak menjadikan diwani jali sebagai jenis tersendiri karena dikembangkan oleh orang yang sama yang mengembangkan diwani biasa, antara lain Gazlan Bik. 

Berikut contoh serta diwani jaliy :


Diwani Jali latif sekali karya Jalal Amin Solih berisi kutipan hadis :
"kalimatani khofifatani alal-lisan tsaqilatani fil mizan...dst".
Lihat model contoh lebih banyak di 25 model kaligrafi diwani jali

6.   Riq'ah


Riq'ah atau ruq'ah adalah tulisan yang sangat indah, tetapi sangat sederhana serta mudah dipelajari. Rata rata khattaat menguasai tulisan gaya ini. Hanya saja, karena watak tulisannya yang bisa ditorehkan dengan cepat, kaligrafi ini jarang benar benar diberikan roh sebagai sebuah karya seni.

Yang pertama meletakkan kaidah kaidahnya adalah Musytasyar Mumtaz Bik seorang pengajar kaligrafi Sultan Abdul Majid Khan seorang raja Dinasty Usmani pada tahun 1280 H. Kemudian kaidah kaidahnya disempurnakan oleh Muhammad Izzat At-Turky. Ciri khas riq'ah adalah tidak menggunakan harokat serta hiasan. Berikut ini misalnya :


Riqáh Karya Abdurrahman Yusuf Hamid.
Berisi petikan hadis nabi tentang sayyidul istighfar.

Kaligrafi Cabang (Khat Furu')


Selanjutnya, adalah jenis jenis kaligrafi yg dianggap furu' (cabang). Disebut furu' karena :
  1. dianggap menjadi turunan atau ciptaan lanjutan dari kaligrafi asasi. Misalnya, Sikasteh dianggap sebagai turunan dari Farisi, Diwani Jali dipercaya turunan berdasarkan Diwani.
  2. tidak banyak dikembangkan, atau nir sepopuler kaligrafi utama dalam pembuatan karyanya. Bahkan sebagian sudah dipercaya mati. Karya karya kaligrafi furu' ini hanya menjadi pelengkap berdasarkan kaligrafi utama
  3. Tidak memerlukan latihan spesifik, lantaran latihannya mengikuti latihan khat primer. Bila khat utama bisa dikuasai, maka khat cabang ini gampang dikuasai.  
Yang termasuk kaligrafi furu' berdasarkan pendapat secara umum dikuasai khattat diantaranya : 

7.   Kaligrafi Ijazah (khat raihany)


Disebut pula khat tauqi' (pertanda tangan) karena khat ini manfaatnya untuk menandai sebuah karya, atau menulis pengakuan terhadap keahlian seorang anak didik menurut gurunya. Khat ijazah termasuk kaligrafi tua. Usianya balik kepada goresan pena Yusuf As Sinjari tahun 200 H. 

 Khat ini sering digunakan oleh Fadl bin Sahl seorang menteri Khalifah Al Makmun yg digelari dzu riyasatain. Maka dalam ketika itu, khat ijazah pernah disebut khat riyasi. Ia juga disebut khat Raihany.


Berikut ini model khat ijazah atau tauqi' :



Khat Ijazah 


Khat Ijazah yang dipakai menjadi tauqi'
(tanda tangan atau penanda sebuah karya) ditulis dipinggir sebuah karya (lihat panah merah)

8.    Kaligrafi Sikasteh

Shikastah merupakan kaligrafi asli Persia yang merupakan pengembangan kreasi (turunan) dari khat nasta'liq atau ta'liq. Karena itu bentuknya sangat dekat dengan kaligrafi Ta'liq serta sering disebut Shikasteh Ta'liq.

Shikastah diciptakan di Iran pada masa dinasty Safawiyah pada Abad 16 H. Tampaknya banyak kaligrafer yang berkontribusi mengembangkan khat ini, termasuk pencipta ta'liq, Mir Ali Al-Harawi, Mir Imad Al-Hasani, serta lain lain. 

Mengutip kitab Sirajuddin. AR, penciptaan Shikasteh dihubung hubungkan kepada Shafi berdasarkan Herat. Puncak kedudukan paling masyhur berdasarkan tulisan ini ditempati sang Darwisy Abdul Majid Taliqani (wafat 1185 H).

Berikut ini misalnya :


Surat Al Fatihah ditulis pada khat Shikastah


9.   Kaligrafi Maghribi

Kaligrafi Maghribi termasuk salah satu tulisan (script) yang digunakan untuk penulisan mushaf Al-Quran dinegeri negeri Islam sebelah barat (Maroko, Tunisia, Aljazair serta lain lain). Kaligrafi Maghribi diambil langsung dari Kufi (menurut kesimpulan dari penelitian O Houdas 1886 M). Maghribi serta Naskhi adalah dua cabang dari Kufi. 

Naskhi kemudian menghasilkan jenis jenis kaligrafi "masyriq" (kaligrafi model timur) yaitu : tsuluts, farisi, diwani serta riqáh (yang kita kenal sebagai jenis jenis utama kaligrafi Islam).

Berikut ini misalnya :




10.   Kaligrafi Sumbuli

Merupakan turunan menurut Khat diwani. Tidak banyak yg diketahui dari khat ini, selain yang disebutkan sang Tahir Al Kurdi bahwa peletaknya merupakan Arif Hikmat.


11.   Huruf Taaj

Huruf Taaj ialah alfabet alfabet mahkota. Disebut begitu karena adanya hiasan berbentuk mahkota diatas hurufnya. Adalah keinginan dari Raja Mesir terdahulu -Yang Mulia Raja Ahmad Fuad I - untuk meningkatkan keterbacaan tulisan Naskhi serta Riqáh, dengan membuat semacam huruf kapital pada huruf huruf di awal kalimat, serta pada penulisan nama nama. Beliau memang terpengaruh oleh model huruf huruf latin yang memiliki bentuk kapital. 

Berikut ini misalnya :

Kata istilah mutiara Ali bin Abi Thalib
ditulis pada huruf Taaj sang Jawad Sibti



12.   Khat Tumar

Tumar artinya adalah shahifah. Sesuai namanya, khat ini digunakan buat menulis shahifah shahifah (lembaran lembaran naskah). Hanya saja ukurannya sangat besar . Mereka membuatnya menggunakan ukuran 24 bulu birdzaun. Lebih pantas digunakan buat menulisi tembok. Khat ini dipakai sang para khalifah pada catatan catatan insya. Melihat contoh tumar ini dia, bisa dipastikan beliau merupakan asal berdasarkan khat tsuluts.



Artikel berjudul Jenis Jenis Kaligrafi Islam merupakan original milik Blog CARA FLEXI, ditulis menggunakan memperhatikan asal asal yg tertera dibawah ini.  
Mudah mudahan berguna. Silahkan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Tunjukkan penghargaan anda kepada penulis blog CARA FLEXI dengan tidak melakukan perbuatan copas (copy paste) 


All artworks are properties of their respective owners
If you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.

Sumber :