KALIGRAFI IJAZAH


Kaligrafi ijazah adalah jenis kaligrafi yang menggabungkan goresan pena naskh serta tulisan tsuluts. Mungkin Ijazah adalah dari berdasarkan keduanya. Atau mungkin jua keduanya sebagai dari ijazah. Didalamnya jua ada ciri khas diwany dari segi keluwesan putaran hurufnya. Bandingkan menggunakan karya karya latif kaligrafi diwany.

Asal nama ijazah merupakan indikasi lulus yg diberikan pada anak didik yg sudah menuntaskan pendidikannya. Memang demikian fungsi kaligrafi ijazah, buat menulis surat tanda lulus (sertifikat). 

Usia kaligrafi ijazah telah cukup tua. Ia diciptakan sang seseorang kaligrafer era Abbasiyah bernama Yusuf As-Syajari (wafat 200 H.) Jadi tulisan ijazah ini sudah ada sejak zaman Al-Imam As-Syafi'i. Para Khalifah merupakan pengguna primer kaligrafi ijazah. Mereka menggunakannya menjadi indikasi tangan resmi (tauqi') karena itu beliau jua diklaim kaligrafi tauqi'

Pada zaman al-Makmun, tulisan ijazah kerap dipakai menjadi tulisan resmi surat surat khalifah. Yang paling seringkali menulis dengan tulisan ijazah adalah menteri terdekat al-Makmun yg bernama al-Fadhl bin Sahl yang bergelar dzu riyasataini (yg punya dua kepemimpinan), sebagai akibatnya tulisan ijazah dikenal dengan sebutan khat riyasi.

Selanjutnya, Mir Ali Sulthan Al-Tabrizi seseorang kaligrafer ternama yg wafat tahun 919 H. Menyebarkan tulisan ini sebagai lebih indah dan sedikit tidak sinkron dengan yang ditulis pada zaman dahulu.  Kemudian gayanya ini diikuti serta disempurnakan sang para kaligrafer hingga kini . Fungsinya tetap, sebagai indikasi lulus.....tapi spesifik pelajar kaligrafi. Seperti model berikut ini : 


Ciri khas kaligrafi ijazah adalah mirip tsuluts pada penulisan, dan hiasan. Ia jua jelas dan gampang dibaca bagaikan khat naskh. Ciri yang paling menonjol merupakan banyaknya variasi awal alfabet dan akhir alfabet yg memutar yang luwes menyerupai pohon rayhan. Lantaran itu ia disebut goresan pena "RAYHANI". 

Sayangnya jenis kaligrafi ini kurang pada eksplorasi oleh para khattat, sebagai akibatnya karya kaligrafer dalam tulisan ijazah boleh dibilang sedikit. 

Sumber :
  • ar.wikipedia.org
  • syirianstory.com
  • //brahim-hat.orgfree.com/

JENIS JENIS KALIGRAFI ISLAM


Beberapa Jenis Kaligrafi

Munculnya Ragam Kaligrafi


Kaligrafi Islam terdapat poly jenis serta ragamnya. Masing masing, mempunyai bentuk alfabet serta fungsi yang tidak sinkron beda. Tulisan untuk dokumen dokumen resmi contohnya, menggunakan jenis kaligrafi tertentu yg berbeda menggunakan kaligrafi untuk hiasan serta sampul sampul buku. Begitu pula tulisan buat prasasti serta rambu rambu, serta seterusnya. 

Secara ringkas, sejarah munculnya ragam kaligrafi adalah menjadi berikut :


Tulisan Arab dari berdasarkan goresan pena Nabati. Khat Nabati ini mempunyai karakter kaku, sebagaimana yang sanggup kita lihat menurut goresan pena tulisan Arab pada masa lalu. Pada masa Islam, tulisan Arab yang sederhana itu, sudah dikuasai oleh "segelintir" sahabat Nabi Muhammad. Dengannya, mushaf Al-Qur'an ditulis serta dipelihara. Demikian juga surat menyurat nabi Muhammad SAW. 


Tentu saja, tidak terdapat nama bagi goresan pena Arab ketika itu. Untuk memudahkan penelitian, para ilmuwan memberi nama tulisan warga Makkah waktu itu menggunakan Khat Makki. Sedangkan goresan pena yg berkembang di Madinah disebut khat Madani. Dua duanya sang para ilmuwan disebut khat Jazm. Meskipun keduanya memiliki disparitas, tetapi ada satu persamaan karakter yaitu kaku serta kemarau (yabisah). 

Peninggalan peninggalan masa awal Islam menujukkan bahwa tulisan mereka memiliki ukuran huruf yg tidak seragam. Demikian juga dengan tinggi hurufnya. Hal ini dikarenakan para penulisnya kurang terlatih, karena tulis menulis bukan kegiatan yg rutin dilakukan setiap hari. Mereka nir bisa mempertahankankan karakter goresan pena saat wajib menulis terus menerus. 


Setelah Islam menyeberang ke tanah Iraq serta kota Kufah dibangun serta dijadikan ibukota pemerintahan Islam, maka tulisan Arab semakin berkembang serta menemukan bentuknya. Kebutuhan akan tulis menulis dalam masa itu telah sangat meluas. 

Tulisan itu seterusnya disebut menggunakan nama Khat Kufi, dikaitkan kepada kota Kufah di Iraq. Penamaan Khat Kufi tidak melulu menunjuk dalam jenis goresan pena yang terdapat dikota Kufah. Tapi penamaan khat Kufi juga meliputi tulisan tulisan sederhana yg telah terdapat pada masa kemudian, yang timbul bersamaan menggunakan berkembangnya Islam. Jadi khat Kufi lebih tua berdasarkan kota Kufah itu sendiri.



Dengan khat Kufi inilah mushaf mushaf ditulis. Tanpa titik serta harokat. Penggunaan khat Kufi buat menulis mushaf berlangsung ratusan tahun.


Kemudian, para kaligrafer secara sedikit demi sedikit menyebarkan bagian bagian yang luwes menurut khat Kufi. َQutbah Al Muharrir (w. 154 H) yg hayati di zaman Bani Umayyah berhasil merancang goresan pena tulisan yang nantinya merupakan berasal semua kaligrafi luwes (layyinah). Ia menemukan Tumar, Jalil, Nisf serta Tsuluts. Tumar sendiri adalah naskah atau shahifah. Hanya saja ukurannya sangat akbar, sebagai akibatnya lebih cocok buat dibentuk hiasan daripada menulis naskah. 


Lalu ditemukan versi yang lebih kecil yang disebut Badi' serta Tsuluts. Ibnu Muqlah (w. 328) yang pertama memantapkan kaidah kaidah khat badi' yang kemudian disebut khat naskhi. 

Maka selesainya itu, makin poly lahir jenis jenis tulisan Arab. 


Para tokoh kaligrafi, semenjak abad ke-3 H / 9 M sudah mengembangkan beragam jenis goresan pena. Mereka memberikan nama nama tertentu buat tulisannya. Saat itu ada banyak sebutan. Tiap tulisan diberi nama sendiri sendiri. 



Ada yang namanya berdasarkan dalam ukuran pena. Misalnya tsuluts berarti berukuran penanya 1/3. Jalil berarti besar . Tsulutsaini berarti dua pertiga, serta sebagainya. Ada juga nama khat yang diambil dari nama tempat. Misalnya khat Farisi berasal dari Persia, khat Magribi berasal dari Maghrib (meliputi negeri negeri Maroko, Tunisia, serta lain lain).

Sebutan sebutan itu relatif membingungkan. Karena satu contoh tulisan, banyak yang seperti menggunakan model goresan pena lain. Ibnu Nadim menyebutkan terdapat 40 jenis kaligrafi dengan sebutan sendiri sendiri. Sementara Muhammad Bin Sulaiman al-Rawandi menyebutnya ada 70 jenis. Para peneliti lain mengungkapkan terdapat 150 jenis kaligrafi. Bahkan terdapat yg menyebutkan 120 jenis buat kaligrafi contoh Kufi saja.!!


Sebagai misal, nama nama jenis kaligrafi waktu itu antara lain : jalil, tsulus, tsulutsain, tsulus tsaqil, gubar, tumar, lu'lu'iy, musalsal, mudabbaj, masyaq, tajawid, muhaqqaq, munamnam, musahham, mabsuth, rayhani, maraqqa', mudawwar, serta seterusnya.


Maka para ulama kemudian mencoba membuat gerombolan gerombolan kaligrafi. Ada kaligrafi yg dianggap sebagai "arus utama" yang mereka sebut "khat asasi". Ada juga yg hanya adalah cabang cabang saja. Yang ini diklaim "khat furu' ".  Masing masing dipelajari dengan sungguh sungguh serta dibuatkan kaidah serta aturan masing masing. 

Jenis Jenis Kaligrafi Asasi


Ada enam jenis genre kaligrafi yg ditetapkan sebagai kaligrafi asasi. Apa saja enam kaligrafi asasi tersebut? 


Jawabannya, para ilmuwan ternyata tidak sepakat. Para peneliti tidak satu suara. Ada yang memasukkan Diwani Jaly sebagai kaligrafi asasi. Ada yang membuang khat kufi. Ada yang memasukkan tugra' sebagai khat asasi, Ada yang menganggap khat Rayhani atau Ijazah yang paling pantas disebut asasi..... serta seterusnya. 



Namun paling nir, ada pendapat secara umum dikuasai yang sanggup kita ikuti. Mayoritas artis kaligrafi beropini yg termasuk kaligrafi asasi ada enam yaitu : Kufi, Tsuluts, Naskh, Riq'ah, Humayuni (Diwani), serta Farisi.


Berikut ini rincian penerangan masing masing : 

1.  Khat Kufi


Nama Kufi diambil dari nama kota Kufah di Irak. Khat ini menjadi sangat indah pada masa Daulah Abbasiyah, kemudian mencapai puncaknya pada masa daulah Fathimiyah di Mesir, dengan memasukkan unsur unsur hiasan serta ornamen kedalamnya. Bahkan khat kufi hiasan sering disebut Kufi Fathimi.

Kufi asli memiliki ciri ciri tidak bersyakal serta dibiarkan asli tanpa hiasan. Sedangkan Kufi yang sudah berkembang, banyak mengambil bentuk bentuk yang lebih beragam, serta banyak digunakan dalam karya karya arsitektur, untuk menghiasi masjid, makam, serta istana raja raja.
Secara garis akbar, ada tiga jenis Kufi :
  1. Kufi mushaf adalah kufi sederhana (kufi basith) yg digunakan untuk menulis mushaf Al Qur'an.
  2. Kufi Fatimi adalah Kufi yang sudah mengambil hiasan hiasan serta ornamen. Meliputi motif dedaunan (kufi muwarraq), motif bunga bunga (kufi muzahhar atau mukhommal), motif berjalin atau berpilin (kufi madfur, atau mu'aqqad atau mutarabith)
  3. Kufi Murabba' merupakan kufi berbentuk kotak kotak. 
Berikut ini contoh contohnya :



Kufi Murobba' (kotak kotak)

tertulis kata ''adil " diulang ulang sebanyak empat kali



Kufi Fathimi (dengan motif dedaunan atau muwarroq )


Untuk model model kaligrafi Kuufi lebih banyak, silahkan baca : 25 Contoh Kaligrafi Kufi

dua.   Naskhi


Jenis Tulisan ini muncul pada awal abad ke 4 Hijriyah. Ia muncul mengiringi maraknya penulisan buku serta Al-Quran. Karena itu ia disebut "naskh" yang berarti naskah. Karena secara luas digunakan untuk "naskh al-Quran". Pada awal kemunculannya, jenis kaligrafi ini disebut "badi' " . Kaidah kaidah kaligrafi ini di sempurnakan oleh al- Wazir Ibnu Muqlah.

Kaligrafi Naskhi ini memiliki karakteristik luwes, serta jelas dibaca. Apalagi bila kemudian diberi syakal serta titik. Naskhi tidak digunakan dalam bentuk "tarkib" (bertumpuk tumpuk seperti halnya Tsuluts), melainkan datar mengikuti garis. Pada masa belakangan, gaya naskhi menjadi tulisan baku untuk buku buku serta karya karya ilmiyah (termasuk untuk penulisan menggunakan mesin cetak serta komputer).

Kaligrafi jenis Naskhi ini biasanya diajarkan pertama kali sebelum mempelajari yang lain. Perlu latihan tekun serta banyak pengulangan untuk benar benar menguasainya.


Surah Al Fatihah ditulis menggunakan khat Naskhi

Untuk model model kaligrafi Naskhi lebih poly, silahkan baca : 25 Contoh Terbaik Kaligrafi Naskhi

tiga.   Farisi / Nastaliq


Disebut FARISI karena ia muncul serta populer dinegeri negeri Persia (Farsi). Disebut TA'LIQ, karena cara penulisannya seperti gaya penulisan catatan kaki yang lazimnya miring kebawah dari kanan kekiri. Disebut NASTALIQ karena fungsinya mirip dengan Naskhi yaitu sebagai tulisan standar bagi buku buku pengetahuan (sampai hari ini buku buku pengetahuan berbahasa Persia serta website website mereka masih menggunakan Farisi disamping Sikasteh). Jadi Nasta'liq adalah gabungan dari kata Naskh serta Ta'liq.

Untuk menguasai tulisan ini pun sangat sulit serta perlu latihan yang banyak. Kadang kadang diperlukan dua mata pena untuk menuliskannya karena satu huruf memiliki ketebalan yang berbeda. Para Ustadz kaligrafi berkata :
"Siapa yang belum menguasai kaligrafi Farisi serta Tsulutsy, maka ia belum disebut khattat".
Berikut ini contoh Farisi :



Kaligrafi Farisi berbunyi :

kullu ilmin laisa fil qirthasi dhoo' -- kullu syarrin jaawazal isnaini syaa'
"semua ilmu, yang tidak ditulis dikertas akan hilang -- Semua kejahatan yg terulang dua kali akan tersiar "
Untuk contoh contoh lebih banyak silahkan baca : 25 Contoh Kaligrafi Farisi Terbaik

4.   Tsuluts 


Ini adalah jenis kaligrafi yang paling gagah, mewah serta elegan. Sebagaimana dikatakan, tsuluts menjadi syarat bagi seseorang untuk digelari "khattaat", karena memang sangat sulit mempelajarinya. Kaligrafi tsuluts dibagi 2 :

Tsuluts 'aady atau tsuluts biasa. Ditulis memakai pena ukuran minimal 4 mm, ditulis dengan gaya biasa, jarang dibentuk menjadi bentuk bentuk yang rumit.

Tsuluts jaliy ditulis dengan pena berukuran dua kali lipat tsuluts biasa, serta sering dikreasikan dalam bentuk bentuk yang rumit. Misalnya bentuk murokkab (bersusun susun), model ma'kus atau mutanadzir (berpantulan), serta bentuk bentuk binatang.

Tsuluts biasa serta tsuluts jaly, tidak memiliki banyak perbedaan. Hanya ukuran pena saja yang membedakan keduanya. Karena itu tsuluts jali masih dianggap bagian dari tsuluts.


Tsuluts áady karya Usman Ozcay berisi maqolah mengenai mencintai Allah


Tsuluts Jaliy (Jaliy Tsuluts) karya Dawud Bektasy dibuat murokkab
(bertumpuk tumpuk) berbunyi : maa kaana Muhammadun abaa ahadin min rijalikum...)




Tsuluts jaliy ma'kus (berpantulan) karya Hasyim Muhammad berbunyi :

"wamaa utitum minal ilmi illa qalilan".
Lihat model lebih banyak di 25 Contoh Kaligrafi Tsuluts Terbaik

5.   Diwany


Jenis Kaligrafi ini sempat menjadi tulisan yg dirahasiakan sang Daulah Usmaniyah karena keindahannya. Selanjutnya, sesudah Sultan Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel tahun 857 H, penggunaan Diwany mulai dipublikasikan meski terbatas dalam penulisan diwan diwan resmi (pembukuan dokumen) Kerajaan Usmaniyah. Dan dari situlah jenis kaligrafi ini memperoleh namanya.

Sering disebutkan, bahwa yang pertama kali meletakkan kaidah kaidah Diwany adalah Ibrahim Munif At Turki. Selanjutnya Diwany memiliki tiga aliran gaya yaitu : gaya Turki, gaya Mesir, serta gaya Baghdad. Keindahan Diwany terletak pada keluwesannya serta banyak menggunakan huruf huruf memutar.



Diwany karya  Sayyid Ahmad.

Isinya hadis nabi : ayyuhan-sial inna lakum maálima fantahuu ilaa málimikum...dst

Diwany memiliki kreasi selanjutnya yang diklaim diwany jaliy. Sebagian besar bentuk hurufnya mirip dengan diwany biasa, hanya saja hiasannya lebih "ramai". Juga dibedakan dengan adanya mahkota mahkota di kepala kepala hurufnya. Penulisannya juga menggunakan pena berukuran lebih besar serta biasanya menggunakan 2 mata pena : pena besar untuk tulisan serta pena kecil untuk hiasan.

Diwani Jaly meskipun mengambil nama "diwani", ia harus dianggap sebagai jenis kaligrafi tersendiri karena bentuknya berbeda dengan diwani biasa. Hanya saja kebanyakan kaligrafer serta para peneliti, tidak menjadikan diwani jali sebagai jenis tersendiri karena dikembangkan oleh orang yang sama yang mengembangkan diwani biasa, antara lain Gazlan Bik. 

Berikut contoh serta diwani jaliy :


Diwani Jali latif sekali karya Jalal Amin Solih berisi kutipan hadis :
"kalimatani khofifatani alal-lisan tsaqilatani fil mizan...dst".
Lihat model contoh lebih banyak di 25 model kaligrafi diwani jali

6.   Riq'ah


Riq'ah atau ruq'ah adalah tulisan yang sangat indah, tetapi sangat sederhana serta mudah dipelajari. Rata rata khattaat menguasai tulisan gaya ini. Hanya saja, karena watak tulisannya yang bisa ditorehkan dengan cepat, kaligrafi ini jarang benar benar diberikan roh sebagai sebuah karya seni.

Yang pertama meletakkan kaidah kaidahnya adalah Musytasyar Mumtaz Bik seorang pengajar kaligrafi Sultan Abdul Majid Khan seorang raja Dinasty Usmani pada tahun 1280 H. Kemudian kaidah kaidahnya disempurnakan oleh Muhammad Izzat At-Turky. Ciri khas riq'ah adalah tidak menggunakan harokat serta hiasan. Berikut ini misalnya :


Riqáh Karya Abdurrahman Yusuf Hamid.
Berisi petikan hadis nabi tentang sayyidul istighfar.

Kaligrafi Cabang (Khat Furu')


Selanjutnya, adalah jenis jenis kaligrafi yg dianggap furu' (cabang). Disebut furu' karena :
  1. dianggap menjadi turunan atau ciptaan lanjutan dari kaligrafi asasi. Misalnya, Sikasteh dianggap sebagai turunan dari Farisi, Diwani Jali dipercaya turunan berdasarkan Diwani.
  2. tidak banyak dikembangkan, atau nir sepopuler kaligrafi utama dalam pembuatan karyanya. Bahkan sebagian sudah dipercaya mati. Karya karya kaligrafi furu' ini hanya menjadi pelengkap berdasarkan kaligrafi utama
  3. Tidak memerlukan latihan spesifik, lantaran latihannya mengikuti latihan khat primer. Bila khat utama bisa dikuasai, maka khat cabang ini gampang dikuasai.  
Yang termasuk kaligrafi furu' berdasarkan pendapat secara umum dikuasai khattat diantaranya : 

7.   Kaligrafi Ijazah (khat raihany)


Disebut pula khat tauqi' (pertanda tangan) karena khat ini manfaatnya untuk menandai sebuah karya, atau menulis pengakuan terhadap keahlian seorang anak didik menurut gurunya. Khat ijazah termasuk kaligrafi tua. Usianya balik kepada goresan pena Yusuf As Sinjari tahun 200 H. 

 Khat ini sering digunakan oleh Fadl bin Sahl seorang menteri Khalifah Al Makmun yg digelari dzu riyasatain. Maka dalam ketika itu, khat ijazah pernah disebut khat riyasi. Ia juga disebut khat Raihany.


Berikut ini model khat ijazah atau tauqi' :



Khat Ijazah 


Khat Ijazah yang dipakai menjadi tauqi'
(tanda tangan atau penanda sebuah karya) ditulis dipinggir sebuah karya (lihat panah merah)

8.    Kaligrafi Sikasteh

Shikastah merupakan kaligrafi asli Persia yang merupakan pengembangan kreasi (turunan) dari khat nasta'liq atau ta'liq. Karena itu bentuknya sangat dekat dengan kaligrafi Ta'liq serta sering disebut Shikasteh Ta'liq.

Shikastah diciptakan di Iran pada masa dinasty Safawiyah pada Abad 16 H. Tampaknya banyak kaligrafer yang berkontribusi mengembangkan khat ini, termasuk pencipta ta'liq, Mir Ali Al-Harawi, Mir Imad Al-Hasani, serta lain lain. 

Mengutip kitab Sirajuddin. AR, penciptaan Shikasteh dihubung hubungkan kepada Shafi berdasarkan Herat. Puncak kedudukan paling masyhur berdasarkan tulisan ini ditempati sang Darwisy Abdul Majid Taliqani (wafat 1185 H).

Berikut ini misalnya :


Surat Al Fatihah ditulis pada khat Shikastah


9.   Kaligrafi Maghribi

Kaligrafi Maghribi termasuk salah satu tulisan (script) yang digunakan untuk penulisan mushaf Al-Quran dinegeri negeri Islam sebelah barat (Maroko, Tunisia, Aljazair serta lain lain). Kaligrafi Maghribi diambil langsung dari Kufi (menurut kesimpulan dari penelitian O Houdas 1886 M). Maghribi serta Naskhi adalah dua cabang dari Kufi. 

Naskhi kemudian menghasilkan jenis jenis kaligrafi "masyriq" (kaligrafi model timur) yaitu : tsuluts, farisi, diwani serta riqáh (yang kita kenal sebagai jenis jenis utama kaligrafi Islam).

Berikut ini misalnya :




10.   Kaligrafi Sumbuli

Merupakan turunan menurut Khat diwani. Tidak banyak yg diketahui dari khat ini, selain yang disebutkan sang Tahir Al Kurdi bahwa peletaknya merupakan Arif Hikmat.


11.   Huruf Taaj

Huruf Taaj ialah alfabet alfabet mahkota. Disebut begitu karena adanya hiasan berbentuk mahkota diatas hurufnya. Adalah keinginan dari Raja Mesir terdahulu -Yang Mulia Raja Ahmad Fuad I - untuk meningkatkan keterbacaan tulisan Naskhi serta Riqáh, dengan membuat semacam huruf kapital pada huruf huruf di awal kalimat, serta pada penulisan nama nama. Beliau memang terpengaruh oleh model huruf huruf latin yang memiliki bentuk kapital. 

Berikut ini misalnya :

Kata istilah mutiara Ali bin Abi Thalib
ditulis pada huruf Taaj sang Jawad Sibti



12.   Khat Tumar

Tumar artinya adalah shahifah. Sesuai namanya, khat ini digunakan buat menulis shahifah shahifah (lembaran lembaran naskah). Hanya saja ukurannya sangat besar . Mereka membuatnya menggunakan ukuran 24 bulu birdzaun. Lebih pantas digunakan buat menulisi tembok. Khat ini dipakai sang para khalifah pada catatan catatan insya. Melihat contoh tumar ini dia, bisa dipastikan beliau merupakan asal berdasarkan khat tsuluts.



Artikel berjudul Jenis Jenis Kaligrafi Islam merupakan original milik Blog CARA FLEXI, ditulis menggunakan memperhatikan asal asal yg tertera dibawah ini.  
Mudah mudahan berguna. Silahkan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Tunjukkan penghargaan anda kepada penulis blog CARA FLEXI dengan tidak melakukan perbuatan copas (copy paste) 


All artworks are properties of their respective owners
If you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.

Sumber :


KARYA KALIGRAFI HAJI NOOR DEEN MI GUANGJIANG


Haji Noor Deen Mi Guang Jiang


Bila anda mencari seorang berkebangsaan China yang ahli kaligrafi Arab, maka nama yang akan ditunjuk oleh jari jari manusia di seluruh belahan dunia adalah Prof. Haji Noor Deen Mi Guang Jiang. Beliau adalah kaligrafer terkemuka di dunia yang berasal dari China. Namanya termasuk dalam 500 tokoh muslim paling berpengaruh 2009 - 2015. Riwayat hidup, karya karya, dan event event yang akan diikutinya bisa langsung dibaca di website resminya Haji Noor Deen.

Haji Noor Deen Mi Guang Jiang lahir pada provinsi Shangdong China tahun 1963. Dia lahir berdasarkan keluarga China muslim, dan adalah segelintir orang China yg menerima kesempatan buat belajar pada negara negara Arab. Ia mulai belajar di Mesir serta mendapatkan ijazah kaligrafi pada tahun 1997 selesainya bertahun tahun menilik kaidah kaidah dasar kaligrafi. Ia adalah bangsa China pertama yg mendapatkan ijazah kaligrafi Arab.


Pada tahun 2000 Haji Noor Deen balik ke tanah leluhurnya, dan mengabdikan diri dalam global seni kaligrafi. Ia ditunjuk buat mengajar kaligrafi Arab di Zhengzhou Islamic College pada China. 

Pada tahun 2005, sebuah karya monumental beliau diakuisisi dan dipamerkan secara tetap sang The British Museum. Karyanya itu adalah goresan pena kaligrafi Asmaúl Husna yg ia beri judul 'the ninety nine names of God'.

Haji Noor Deen di Harvard.
Dibelakangnya, dipajang output karyanya berupa goresan pena basmalah 
dengan kaligrafi tradisional Kuufi.
Membuktikan bahwa ia menguasai kaidah kaidah kaligrafi, serta karyanya bukan dari asalan.

Haji Noor Deen kemudian dengan sangat cepat sebagai populer. Ia banyak diundang buat menaruh kuliah serta workshop pada aneka macam forum yg terpandang di dunia. Antara lain pada California (The Zaytuna Institute), Harvard University, Cambridge University, serta beberapa tempat pada negara negara Arab diantaranya, Turki, Mesir, Arab Saudi dan negara muslim di Asia misalnya Malaysia. Tapi tampaknya Haji Noor Deen belum pernah mengadakan sebuah event di Indonesia.

Saat ini, Haji Noor Deen sudah memiliki ratusan anak didik, mulai yang berumur 12 tahun sampai yang berumur 80 tahun. Ia mengajar kaligrafi gratis setiap hari minggu di sebuah masjid di China.

Perjuangannya Belajar Kaligrafi


Haji Noor Deen bercerita, bahwasanya kekagumannya terhadap kaligrafi, dimulai ketika seorang Imam Masjid setempat meminta donasi ayahnya buat menghiasi masjid, karena terdapat program pernikahan. Salah satu hiasan yg dipasang merupakan sebuah kaligrafi hitam diatas kertas merah. Warna merah memang rona identitas masyarakat China, dan adalah warna yang dihormati.
Ia bertanya pada ayahnya : "itu tulisannya apa...?" Sang ayah menjawab, " basmalah dan doa doa pernikahan ".
Sejak itulah pikiran mengenai seni kaligrafi tidak hilang berdasarkan memorinya. Pada tahun 1980, saat dia lulus sekolah menengah atas, beliau melakukan bepergian panjang dengan kereta barah ke pedalaman Mongolia buat bertemu seseorang Syeikh pada Masjid Harror bernama Muhammad Said yg kebetulan seorang kaligrafer berkebangsaan China. Padanya, ia belajar ilmu ilmu agama, serta menghatamkan Al-Qurán. Tentu belajar kaligrafi jua.
Untuk seorang China, menulis huruf huruf Arab sangatlah sulit. Kesulitan itu dialami Haji Noor Deen, terutama ketika menulis alfabet Ro' . Butuh waktu  2 bulan baginya buat belajar menulis Ro'. Tetapi sepertinya, apa yg diajarkan Muhammad Said, belum menyentuh kaligrafi tradisional Arab yang telah mapan seperti naskh, tsuluts serta lain lain. Lantaran, ketika Noor Deen bekerja pada Kuwait, beliau baru terbuka dan benar benar tergiur menggunakan kaligrafi Arab tradisional.
Noor Deen bekerja di Kuwait, setelah dia lulus berdasarkan 'fakultas Bahasa Arab' sebuah Universitas di China. Ia bekerja menjadi penterjemah China-Arab. Noor Deen bercerita :
Saya bekerja di Kuwait menjadi penterjemah bagi sebuah perusahan Nasional. Saat itulah aku melihat beragam jenis kaligrafi Arab tradisional...inilah kaligrafi yg sejak dulu menyihirku."

Selanjutnya beliau pergi ke Mesir buat belajar kaligrafi tradisional. Tidak gampang baginya buat belajar. 8 tahun ia berjuang dibawah bimbingan pengajar guru besar . Diantara guru gurunya adalah kaligrafer akbar Khadir Bur Saidi.
Diceritakan sang al-jazirah.com, bahwa dalam tahun 2008 beliau belajar dalam kaligrafer akbar Hasan Jalaby dan Dawud Bektasy.

Kaligrafi Arab-China


China mempunyai seni kaligrafi sendiri yg digoreskan menggunakan pena kuas. Tetapi sejak dini, China telah mengenal tulisan Arab berupa petikan petikan Al-Qurán, berkat dakwah para teman nabi di zaman Usman bin Affan. Tulisan Arab yang bercorak China, sudah dipandang oleh Haji Noor Deen.
Maka berdasarkan itu, ketimbang mengikuti gaya gaya kaligrafi tradisional yang telah mapan yang sudah ia kuasai kaidahnya, Haji Noor Deen lebih menentukan buat mengembangkan kaligrafi Arab-China serta membuat karya karya original. Haji Noor Deen, menggabungkan kaligrafi tanah leluhurnya, dengan ilmu ilmu kaligrafi dari Arab. Ia lebih suka menulis menggunakan pena kuas menggunakan pena cair tanpa pengisi. Maka jadilah sebuah karya kumpulan yang belum pernah didapatkan orang lain.

Haji Noor Deen Menulis Basmalah menggunakan gaya China
Bacalah menurut atas ke bawah


Lihat saja, dia menulis basmalah menggunakan gaya tulisan China, dari atas ke bawah. Banyak orang yang nir menyadari bahwa sebenarnya yang dia tulis merupakan alfabet huruf Arab. 

Karya karyanya dikenal dengan al-khat al-Shiny. Sebuah contoh kaligrafi yg ternyata disukai sang penikmat seni terbaru serta membuatnya populer. Ia diundang workshop ke banyak sekali belahan global. Karya karyanya juga dipamerkan di berbagai ajang prestisius diberbagai belahan global.
Bagi yang nir terbiasa, mungkin akan menyebutnya kaligrafi bebas, atau kaligrafi berasal asalan. Namun sebenarnya nir demikian, karena Haji Noor Deen juga memiliki karya karya kaligrafi tradisional terutama dalam bidang Kufi.

Karya Karyanya


Berikut ini adalah sebagian karya karyanya. 


Surah Al-Ikhlash


Allahu Akbar





Yaa Rahmaan




Asmaul Husna




Basmalah




Alhamdu lillah



Allahu Nuurus-samawati wal ard
Alaa bidzikrillah tathmainnul quluub
Arrahmaan Arrahiim



Bismillahirrahmanirrahim




Al-Ilmu Bahrun Bilaa Syathi'
(ilmu itu lautan tidak bertepi)




Allah


Sumber :

KALIGRAFI MAHFUDZOT

Man Jadda Wajada
Muhammad Ozcay
Mahfudzot, pepatah, nasihat, kata kata mutiara ditulis dengan kaligrafi.

Pernah mendengar ungkapan man jadda wajada (siapa bersungguh sungguh, beliau akan menerima) ? Ungkapan ini belakangan sangat terkenal dikalangan rakyat diluar pesantren. Ungkapan tersebut dikalangan santri lebih dikenal dengan sebutan mahfudzot. 

Mahfudzot sendiri arti sebenarnya merupakan " sesuatu yang dihafal ". Mahfudzot adalah istilah istilah mutiara, pepatah, petuah , quotes, ungkapan ungkapan bijak pada bahasa Arab yg umumnya dihafalkan. Mahfudzot biasanya diambil menurut Al-Qur'an, sabda sabda Nabi SAW (dengan redaksi yang telah diadaptasi), perkataan para ulama dan kalangan bijaksana. Di Pesantren, mahfudzot dikaji dalam sebuah buku tersendiri.


Berikut ini adalah beberapa mahfudzot yg ditulis menggunakan indah oleh beberapa orang kaligrafer. Kami muat dalam blog ini gampang mudahan bermanfaat dan sebagai ilham :


Kaligrafi Tsuluts man jadda wajada 
Ditulis sang Muhammad Faruq





Al Jaaru Qabladdaari (ِاْلجَارُ قَبْلَ الدَّار )
(Tetangga sebelum rumah)
Kaligrafi Farisi ditulis sang Abu Ibrahim Alu Ridwan

Mahfudzat ini bermakna, "lihatlah dulu siapa tetanggamu sebelum membeli sebuah rumah agar tidak menyesal lalu lantaran mempunyai tetangga yang jelek"
Diambil dari ucapan Asiyah Binti Mazahim (istri Fir'aun) sebelum dilemparkan kedalam kuali berisi air mendidih sang Fir'aun. Dalam Surah At Tahrim ayat 11 :
Tuhanku, bangunkanlah untukku disisimu sebuah tempat tinggal disurga
Asiyah meminta keberadaan disisi Allah sebelum meminta sebuah tempat tinggal disurga.




Man Shabara Dzafira ( من صبر ظفر )
"Siapa yang sabar, beliau akan beruntung" 
Ditulis sang kaligrafer Musthafa Halim



Man Shabara Dzafira ( من صبر ظفر )
Karya Abdullah Eydemir



Man Shabara Dzafira ( من صبر ظفر )
Karya Tahsin Kurt





 Man Jaada Saada (منْ جَاَد سَادَ)
Siapa yang baik dia akan memimpin
Ditulis sang Muhammad Ozcay
Mahfudzat ini secara lengkap merupakan : 
من جاد ساد ومن ساد قاد ومن قاد بلغ المراد
(siapa yg baik beliau akan memimpin, siapa yang memimpin dia akan membimbing, dan siapa yg membimbing dia akan hingga ke tujuan)


Annaasu Ajnaasu ( الناس أجناس )
Manusia itu berjenis jenis
ditulis menggunakan Khat Ijazah sang kaligrafer Ridwan Alu Ismail 




Bil birri Yusta'badu al hurru (ّبِاْلبِرِّ يُسْتَعْـَبدُ اْلحُر )
"Dengan kebaikan orang merdeka mampu ditundukkan"
Kaligrafi tsuluts ditulis sang Syirin Abdul Halim

Mahfudzot ini berasal berdasarkan ucapan Ali bin Abi Thalib r.A :
Maksudnya, menggunakan memberi poly kebaikan seperti makanan dan harta, berlemah lembut serta ramah, maka orang orang merdeka akan siap tiba buat mengabdi




Kaligrafi Farisi Karya Adnan Syeikh Usman
Biluthfil kalaami yukhda'ul kiromu 
بِلُطْفِ اْلكَلاَمِ ُيخْدَعُ اْلكِرَام
(Dengan perkataan lemah lembut, orang orang mulia tak jarang tertipu)



Kaligrafi Tsuluts karya  Khudair Bur Saidi
Rubba Himmah Ahyat Ummah 
Seringkali cita cita sanggup membangkitkan ummat



Kaligrafi Tsuluts karya Adnan Syeikh
Khairunnaasi Man Fakka Kaffaihi Wa Kaffa Fakkaihi
Sebaik baik manusia adalah yg membuka 2 tangannya dan menutup 2 mulutnya
Mahfudzat ini pertama kali saya dapati dalam kitab Kasykul (saya lupa nama pengarangnya). Mempermainkan istilah kaffa dan fakka
Kaffa ialah menunda. Kaff artinya telapak tangan
Fakka ialah membuka. Fakk ialah celah. Fakkaihi artinya dua anggota badan yang mempunyai celah masuk. Yang dimaksud adalah lisan serta kemaluan.



Ini jua mahfudzat yg mempermainkan istilah kata.
Ditulis dalam gaya Farisi oleh Hasan Syauqi sebagaimana yang tertera pada pertanda tangannya
Man Aamana bil qadari Amina minal kadari
(Siapa beriman pada taqdir, maka dia kondusif menurut kesedihan)



Man jaala naala
(Siapa yang mau berusaha dia akan memperoleh)
Ditulis sang Muhammad Ozcay









Azzuur Buur 
(Dusta itu tidak berguna)
Kaligrafi Ijazah ditulis sang Ridwan Alu Ismail 







All artworks are properties of their respective ownersIf you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.