KONSEP DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendahuluan
Menurut Mills (1989:4), contoh adalah bentuk reprensentasi akurat, sebagai proses aktual yg memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan contoh itu. Hal itu merupakan interpretasi atas output observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.
Perumusan model memiliki tujuan: (1) menaruh citra kerja sistem buat periode eksklusif, serta di dalamnya secara implisit terdapat seperangkat aturan buat melaksanakan perubahan; (2) memberikan gambaran tentang kenyataan tertentu menurut diferensiasi saat atau memproduksi seperangkat anggaran yg bernilai bagi keteraturan sebuah sistem; (3) memproduk model yg mempresentasikan data serta format ringkas dengan kompleksitas rendah.
Dengan demikian, suatu contoh dapat dipandang dari aspek mana kita memfokuskan suatu pemecahan permasalahannya. Pengertian contoh pembelajaran dalam konteks ini, adalah landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan serta teori belajar, yg didesain menurut proses analisis yg diarahkan dalam implementasi KTSP serta implikasinya dalam taraf operasional pada pembelajaran.
Model Mengajar
Model mengajar bisa diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang dipakai dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada guru di pada kelas dalam setting pengajaran. Untuk memutuskan model mengajar yg tepat, merupakan suatu pekerjaan yg nir mudah, lantaran memerlukan pemahaman yang mendalam tentang materi yg akan diberikan dan model mengajar yang dikuasai.
Memilih suatu contoh mengajar, wajib juga diadaptasi dengan empiris yang ada dan situasi kelas yang akan didapatkan menurut proses kerjasama yg dilakukan antara guru serta siswa. Meskipun pada menentukan model mengajar yang cocok itu tidak gampang, namun guru harus memiliki perkiraan, bahwa hanya ada model mengajar yang sesuai menggunakan model belajar. Apabila pengajar mengharapkan peserta didiknya menjadi produktif, maka pengajar wajib membiarkannya dia berkembang sinkron dengan gayanya masing-masing. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar peserta didik.
Banyak model mengajar yg telah dikembangkan sang para pakar. Pengembangan contoh tersebut didasarkan dalam konsep teori yang selama ini dikembangkan. Mengingat banyaknya contoh mengajar yg sudah dikembangkan, Bruce Joyce et.al (2000) mengelompokkan menjadi empat rumpun yaitu: contoh pemrosesan liputan (processing information contoh), contoh eksklusif (personal model), contoh interaksi sosial (social model), dan model konduite (behavior contoh).
Model mengajar pemrosesan kabar terdiri dari model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon terhadap stimulus yang tiba berdasarkan lingkungan. Dalam prosesnya ditempuh langkah-langkah misalnya mengorganisasi data, memformulasikan kasus, menciptakan konsep serta rencana pemecahan masalah, dan penggunaan simbol mulut serta non lisan. Banyak contoh mengajar yang tergolong pada gerombolan model ini, yaitu: Inductive thinking (classification-oriented), Concept attainment, Scientific inquiry, Inquiry Tarining.
Model langsung berorientasi pada perkembangan diri individu. Pelaksanannya lebih menekankan pada upaya membantu individu pada membangun dan mengorganisasikan realita yang unik dan lebih memperhatikan kehidupan emosional siswa. Upaya pedagogi lebih diarahkan dalam menolong siswa buat dapat menyebarkan kemampuannya dalam berbagi hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Yang tergolong dalam grup model mengajar ini adalah: Nondirective teaching dan Enhancing self esteem.
Model Interaksi Sosial mengutamakan dalam interaksi individu menggunakan warga atau orang lain, dan memusatkan perhatiannya pada proses dimana realita yg ada dipandang sebagai negosiasi sosial. Prioritas primer diletakkan dalam kecakapan individu pada herbi orang lain. Yang tergolong pada kelompok model mengajar antara lain: Partner in learning, Structured Inquiry, Group Investigation, Role Playing.
Model mengajar perilaku dibangun atas dasar teori yg generik, yaitu kerangka teori perilaku. Salah satu cirinya merupakan kecenderungan memecahkan tugas belajar kepada sejumlah perilaku yg kecil-kecil serta berurutan serta dapat terukur. Belajar ditinjau menjadi sesuatu yang tidak menyeluruh, tetapi diuraikan pada langkah-langkah yg konkrit dan bisa diamati. Mengajar berarti mengusahakan terjadinya perbuatan pada konduite murid, serta perubahan tadi haruslah teramati. Termasuk dalam contoh konduite ini adalah: Mastery learning, Direct Instruction, Simulation, Social Learning, Programmed Schedule.
Pergeseran Konsep Pembelajaran
Tuntutan terhadap pelayanan pembelajaran yg ditunjang sang perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, mendorong terjadinya pergeseran konsep pembelajaran. Model mengajar bergeser ke arah model belajar. Asumsi pergeseran tadi, bertolak berdasarkan siswa yg dibutuhkan dapat menaikkan upaya dirinya memperkaya pengetahuan, sikap serta keterampilan. Pengajar di sekolah bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, akan tetapi bagian integral pada sistem pembelajaran. Berdasarkan teori belajar yang terdapat, bermuara dalam 3 model utama, yaitu: a) Behaviroisme, b) Kognitivisme, serta c) Konstruktivisme.
a. Pembelajaran Behavirosime
Good et. Al.(1973) menganggap Behaviorisme atau tingkah laris bisa diperhatikan serta diukur. Prinsip utama bagi teori ini artinya faktor rangsangan (stimulus), Respon (response) serta penguatan (reinforcement). Teori ini menganggap faktor lingkungan sebagai rangsangan serta respon siswa terhadap rangsangan itu artinya responsnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Thorndike (2001) yang menyatakan bahwa hubungan pada antara stimulus serta respon akan diperkuat apabila responnya positif diberikan reward yg positif serta tingkah laku nagatif tidak diberi apa-apa (sanksi).
Sebagai contoh, seorang peserta didik diberikan ganjaran positif sehabis dia menampakan respon positif. Dia akan mengulangi respon tersebut setiap kali rangsangan yang serupa ditemui. Hal demikian akan diperoleh dalam pengajaran guru menggunakan adanya latihan dan ganjaran terhadap sesuatu latihan. Penguatan (reinforcement) yg terbina akan memberi rangsangan agar belajar lebih bersemangat serta bermotivasi tinggi. Peserta didik yang berprestasi memperoleh pengetahuan yang mereka inginkan pada sesuatu sesi pembelajaran, dapat dikatakan menerima response positif.
b. Pembelajaran Kognitif
Model kognitif berkembang sebagai protes terhadap teori konduite yang berkembang sebelumnya. Model kognitif ini mempunyai perspektif bahwa para siswa memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, serta lalu menemukan hubungan antara pengetahuan yg baru menggunakan pengetahuan yg sudah terdapat. Model ini menekankan pada bagaimana liputan diproses. Peneliti yang berbagi kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, serta Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki fokus yang tidak sinkron. Ausubel menekankan dalam apsek pengelolaan (organizer) yg memiliki imbas utama terhadap belajar. Menurut Ausubel, konsep tadi dimaksudkan buat penyiapan struktur kognitif siswa buat pengalaman belajar. Bruner bekerja dalam pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep menjadi suatu jawaban atas bagaimana siswa memperoleh liputan dari lingkungan. Bruner berbagi teorinya mengenai perkembangan intelektual, meliputi: (1) enactive, dimana seorang siswa belajar tentang dunia melalui tindakannya pada objek; (dua) iconic, dimana belajar terjadi melalui penggunaan contoh dan gambar; serta (tiga) symbolic yang menggambarkan kapasitas pada berfikir abstrak
Gagne melakukan penelitian pada belajar mengajar sebagai suatu rangkaian pase, memakai step-step kognitif: pengkodean (cooding), penyimpanan (storing), perolehan kembali (retrieving), serta pemindahan kabar (transferring information). Menurut Bruner (1963) perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui 3 termin yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu enactif, iconic, dan symbolic. Tahap pertama merupakan termin enaktif, dimana murid melakukan aktifitas-aktifitasnya pada usahanya memahami lingkungan. Tahap kedua adalah termin ikonik dimana dia melihat global melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.tahap ketiga merupakan tahap simbolik, dimana dia memiliki gagasan-gagasan abstrak yg banyak ditentukan bahasa dan akal serta komunikasi dilkukan dengan pertolongan sistem simbol.
Menurut Hartley & Davies (1978), prinsip-prinsip kognitifisme banyak diterapkan pada global pendidikan khususnya dalam melaksanakan aktivitas perancangan pembelajaran, yg mencakup: (1) Peserta didik akan lebih bisa mengingat dan memahami sesuatu bila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola serta logika eksklusif; (2) Penyusunan bahan ajar wajib menurut yg sederhana ke yang rumit. Untuk bisa melakukan tugas menggunakan baik peserta didik wajib lebih memahami tugas-tugas yg bersifat lebih sederhana; (3) Belajar menggunakan memahami lebih baik dari pada menghapal tanpa pengertian. Sesuatu yang baru wajib sinkron menggunakan apa yang telah diketahui murid sebelumnya. Tugas pengajar disini adalah memberitahuakn interaksi apa yg sudah diketahui sebelumnya; DAN (4) Adanya disparitas individu pada anak didik harus diperhatikan lantaran faktor ini sangat mensugesti proses belajar anak didik. Perbedaan ini meliputi kemampuan intelektual, kepribadian, kebutuhan akan suskses serta lain-lain. (pada Toeti Soekamto 1992:36)
c. Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisime adalah proses pembelajaran yg memperlihatkan bagaimana pengetahuan disusun pada diri insan. Unsur-unsur konstruktivisme sudah usang dipraktekkan pada proses belajar dan pembelajaran baik pada taraf sekolah dasar, menengah, maupun universitas, meskipun belum kentara terlihat.
Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, pengajar nir serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik pada bentuk yg serba sempurna. Dengan istilah lain, pesera didik harus menciptakan suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pembelajaran adalah output menurut bisnis peserta didik itu sendiri. Pola pembinaan ilmu pengetahuan pada sekolah merupakan suatu skema, yaitu kegiatan mental yg digunakan sang peserta didik menjadi bahan mentah bagi proses renungan serta pengabstrakan. Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi fenomena pada bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui siswa merupakan realita yang beliau bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah memiliki satu set idea dan pengalaman yang membangun struktur kognitif terhadap lingkungan mereka.untuk membantu peserta didik dalam membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus memperkirakan struktur kognitif yang terdapat dalam mereka. Apabila pengetahuan baru sudah disesuaikan dan diserap buat dijadikan sebagian daripada pegangan bertenaga mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina.
John Dewey menguatkan teori konstruktivisme ini menggunakan menyampaikan bahwa pendidik yg cakap wajib melaksanakan pengajaran serta pembelajaran menjadi proses menyusun atau membina pengalaman secara berkesinambungan. Beliau jua menekankan kepentingan keikutsertakan siswa di pada setiap aktivitas pengajaran dan pembelajaran.
Ditinjau persepektif epistemologi yg disarankan pada konstruktivisme, maka fungsi guru akan berubah. Perubahan akan berlaku pada teknik pedagogi serta pembelajaran, penilaian, penelitian dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai model, perspektif ini akan mengganti kaidah pengajaran serta pembelajaran yang menumpu kepada kemampuan siswa mencontoh menggunakan sempurna apa saja yang disampaikan sang pengajar, pada kaidah pedagogi serta pembelajaran yg menumpu pada kemampuan siswa pada membina skema pengkonsepan menurut pengalaman yg aktif. Ia jua akan mengubah tumpuan penelitian berdasarkan pelatihan contoh berdasarkan kaca mata guru pada pembelajaran sesuatu konsep dilihat berdasarkan kaca mata siswa.
Beberapa aliran pembelajaran konstruktivisme:
§ Piaget
Pembelajaran konstruktivisme menurut pemahaman Piaget, beranggapan bahwa: 1) gambaran mental seorang dihasilkan pada ketika berinteraksi menggunakan lingkungannya, dua) pengetahuan yg diterima sang seseorang adalah proses pembinaan diri serta pemaknaan, bukan internalisasi makna berdasarkan luar.
§ Konstrukstivisme personal
pembelajaran menurut konstruktivisme personal, mempunyai beberapa anggapan (postulat), yaitu: 1) Set mental (idea) yg dimiliki siswa mempengaruhi panca alat serta dalam akhirnya akan berpengaruh terhadap proses pembentukan pengetahuan, 2) Input yg diterima peserta didik nir mempunyai makna yang tetap, tiga) siswa menyimpan input yg diterima tadi ke dalam memorinya, 4) input yang tersimpan dalam memori tersebut bisa digunakan lagi buat menguji input lain yang baru diterima, lima) peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap apa yang sebagai keputusannya.
§ Konstrukstivisme sosial
Konstruktivisme sosial beranggapan bahwa pengetahuan yang dibentuk sang siswa, merupakan output interaksinya menggunakan lingkungan sosial disekitarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa: a) pengetahuan dibina sang manusia, 2) pembinaan pengetahuan bersifat sosial dan personal, 3) pembina pengetahuan personal merupakan perantara sosial dan pembina pengetahuan sosial merupakan perantara personal, 4) pelatihan pengetahuan sosial merupakan output interaksi sosial, serta 5) hubungan sosial menggunakan yang lain adalah sebagian menurut personal, training sosial, serta training pengetahuan bawaan.
§ Konstrukstivisme radikal
Konstruktivisme radikal beranggapan bahwa: 1) kebenaran tidak diketahui secara absolut, 2) pengetahuan saintifik hanya bisa diketahui menggunakan memakai instrumen yg tepat, 3) konsep yg terjadi merupakan output yg diperoleh individu selesainya melakukan ujicoba buat menggambarkan pengalaman subjektif, 4) konsep akan berkembang dalam upaya penggambaran fungsi efektif mengenai pengalaman subjektif.
Implikasi konstrukstivisme terhadap pembelajaran merupakan: (1) Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peserta didik tidak diberi kesempatan menyelesaikan perkara dengan tingkat pengetahuan yg dimilikinya; (dua) Pada akhir proses pembelajaran, siswa mempunyai taraf pengetahuan yg tidak selaras sesuai menggunakan kemampuannya; (tiga) Untuk memutuskan (menilai) keputusannya, peserta didik harus bekerja sama dengan siswa yg lain; (4) Pengajar wajib mengakui bahwa siswa membentuk dan menstruktur pengetahuannya dari modalitas belajar yang dimilikinya.
2. Pengembangan Model Pembelajaran
Berpijak pada 3 teori belajar misalnya dijelaskan di atas, maka dalam pengembangan contoh pembelajaran wajib selaras menggunakan teori belajar yang dianut. Dengan kata lain, bila kita menganut teori behaviorisme, maka contoh pembelajaran yg bisa digunakan diantaranya adalah model pembelajaran yang tergolong dalam kelompok perilaku. Untuk penganut teori kognitivisme, contoh pembelajaran yang bisa dipakai merupakan model pembelajaran yang mengarah pada proses pengolahan informasi. Adapun buat yg menganut teori belajar konstruktivisme, maka model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran yg bersifat interaktif serta contoh pembelajaran yg berpusat dalam kasus. Hal ini berdasarkan dalam keliru satu prinsip yg dianut sang konstruktivisme, yaitu bahwa setiap siswa menstruktur pengetahuannya sendiri menurut pengalaman dan output interaksinya dengan lingkungan sekitar. Jadi pengetahuan itu tidak begitu saja diberikan oleh guru.
a. Pengembangan model pembelajaran behaviorisme.
Sesuai dengan pilosofis yang dianut sang para pakar behavioris tentang belajar, yaitu perubahan konduite yg dapat diukur, maka pada pengembangan model pembelajaran harus diarahkan pada proses penciptaan konduite baru yg dapat diukur. Menurut pilosofis behaviorist, belajar terjadi menurut pola berfikir deduktif, dan murid belajar secara individu (individual learning). Selain itu, pada proses pemelajarannya lebih terfokus pada guru (teacher centered). Model pembelajaran yang dapat dikembangkan diantaranya merupakan model pembelajaran mastery, model pembelajaran eksklusif, model pembelajaran simulasi, contoh pembelajaran sosial, serta model pembelajaran berprogram. Setiap model tersebut bisa dikembangkan menggunakan berbagai pendekatan dan strategi.
b. Pengembangan model pembelajaran yg menganut teori kognitivisme.
Menurut pandangan kognitivis, belajar bukan hanya sekedar perubahan konduite yg bisa diukur, melainkan bagaimana pengetahuan tadi diproses. Dengan istilah lain, berdasarkan kognitivis belajar bukan hanya sekedar keterkaitan antara stimulus serta respons, melainkan apa yang terjadi didalam fikiran atau mental orang yang belajar. Menurut pandangan kognitivis, seorang dikatakan belajar jika dalam diri individu tadi terjadi proses pengolahan keterangan menurut ketika mendapat berita baru, mengolah, menyimpan serta mengulang balik . Menurut pandangan ini, belajar akan baik jika diseusuaikan menggunakan taraf perkembangan siswa. Artinya, mengajarkan topik yang sama buat anak dan orang dewasa akan mempunyai cara yang tidak sinkron. Dalam proses berfikirnya, bisa menganut pola fikir deduktif, juga induktif.
c. Pengembangan contoh pembelajaran yg menganut teori konstruktivisme.
Berbeda menggunakan teori sebelumnya, konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan diperoleh langsung sang anak didik berdasarkan pengalaman dan hasil interaksi menggunakan lingkungan sekitar. Dalam proses pemelajarannya lebih ditekankan pada model belajar kolaboratif. Dengan kata lain, murid belajar pada grup nir seperti pada pembelajaran konvensional, bahwa siswa belajar secara individu. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang murid tidak hanya belajar menurut dirinya sendiri, melainkan pula belajar menurut yg lain. Dengan demikian, contoh pembelajaran yg perlu dikembangkan merupakan model pembelajaran yang terpusat pada perkara dan model belajar kolaboratif.
Trend Pembelajaran

Ada beberapa konsep serta metode pembelajaran yg berkembang dewasa ini, dan menjadi demam isu yang diterapkan diberbagai forum pendidikan serta pedagogi di antaranya :

1. Quantum Learning
Keberhasilan proses belajar yang dialami sang seseorang, nir terlepas dari beberapa faktor yg mempengaruhinya, baik yang dari menurut luar diri individu juga yang berasal berdasarkan dalam diri individu yang bersangkutan. Faktor yang dari menurut dalam diri individu berupa: motivasi, partisipasi, konfirmasi, pengulangan, serta pelaksanaan. Adapun yg dari dari luar diri individu bisa berasal dari bahan ajar, guru, ataupun lingkungan loka beliau belajar. Proses belajar yg terjadi dalam individu yg belajar, erat kaitannya menggunakan struktur otak yang dimilikinya. Berdasarkan belahannya, otak manusia terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Otak kanan mempunyai ciri pada cara berfikir logis, sekuensial, linier, dan rasional. Adapun otak kiri memiliki ciri dalam berfikir yg acak, tidak teratur, intuitif, serta keseluruhan. Agar pada proses belajar terjadi ekuilibrium, wajib diupayakan kerja otak kanan dan otak kiri seimbang.
Quantum learning membentuk konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Oleh karenanya, belajar dalam konsep quantum learning merupakan memberdayakan semua potensi yang ada, sebagai akibatnya proses belajar menjadi suatu yang menyenangkan bukan menjadi sesuatu yg memberatkan.
Quantum learning mengonsep mengenai “menata pentas: lingkungan belajar yg sempurna.” Penataan lingkungan ditujukan pada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset krusial buat belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke pada lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Target penataannya merupakan membangun suasana yg menyebabkan ketenangan serta rasa kalem.
Lingkungan makro merupakan “global yang luas”. Peserta didik diminta buat menciptakan ruang belajar di rakyat. Mereka diminta buat memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan eksklusif, berinteraksi sosial ke lingkungan warga yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi menggunakan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yg menantang serta semakin mudah Anda menyelidiki keterangan baru”. Setiap murid diminta berhubungan secara aktif serta menerima rangsangan baru pada lingkungan warga , supaya mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan eksklusif.
Pola yg dikembangkan tersebut, maka dalam setiap individu dibutuhkan timbul sikap tanggung jawab terhadap diri, sehingga akan terus belajar dan berupaya menggali sesuatu yg baru dan menggunakannya. Kemampuan pada menyerap kabar selanjutnya dikenal menggunakan istilah modalitas belajar. Adapun kemampuan dalam mengatur dan memasak berita dikenal menggunakan istilah penguasaan otak.
DePorter (2002) mengelompokkan modalitas seseorang sebagai tiga gerombolan yaitu visual, auditorial, dan kinestesik. Dalam proses belajar modalitas tersebut bisa dibantu menggunakan memakai suatu alat yg dinamakan media, yakni media pembelajaran. Seseorang yang bertanggung jawab terhadap dirinya, akan sahih-sahih menyadari terhadap modalitas, khususnya modalitas belajar yg dimilikinya.
Komponen modalitas secara teoretis mengandung aspek-aspek misalnya yg dikemukakan Gardner (1992) meliputi aneka macam cara dilakukan pada membelajarkan diri, meliputi: (1) lisan/linguistik, (dua) logical/mathematical, (3) visual/spatial, (4) body/kinesetik, (5) musical/rhythmic, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, serta ( 8) naturalistik.
2. Quantum Teaching
Mengajar adalah galat satu tugas seseorang yg menyandang predikat sebagai pengajar. Ada empat kemampuan yang perlu dimiliki seseorang pengajar yaitu kemampuan dalam mendiagnosis tingkah laku siswa, melaksanakan proses pembelajaran, menguasai bahan ajar, serta melakukan penilaian hasil belajar.
Mengajar dalam hakekatnya merujuk dalam kegiatan yang dilakukan sang guru pada rangka menciptkan proses belajar pada pembelajar. Dengan demikian, mengajar adalah upaya guru buat membentuk syarat-syarat atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sebagai akibatnya terjadi proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, termasuk dengan pengajar, indera pelajaran dan lain sebagainya. Melalui proses interaksi tersebut, diperlukan pada diri peserta didik terjadi proses yg dikenal dengan nama proses belajar (Nasution, 1982).
Dalam konsep pada atas, implisit bahwa kiprah pengajar adalah pemimpin dan fasilitator belajar. Dengan demikian, mengajar bukan hanya mengungkapkan bahan pelajaran, namun suatu proses dalam upaya membelajarkan peserta pembelajar. Mengingat sasaran utama pada proses pembelajaran merupakan terjadinya proses belajar, maka komponen-komponen pembelajaran diubahsuaikan menggunakan ciri siswa, terutama modalitas yang dimilikinya.
Quantum teaching, merupakan konsep yg dikembangkan tentang mengajar ini berdasarkan dalam asas utama, yaitu “bawalah dunia mereka ke dunia kita serta bawalah global kita ke dunia mereka”. Selain itu, dikembangkan pula lima prinsip dasar, yaitu segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum anugerah nama, akui setiap usaha, dan bila layak dikerjakan layak juga dihargai (DePorter, 2002). Model yg dikembangkan terdiri dari dua komponen yaitu konteks yang memiliki empat aspek (suasana, landasan, lingkungan, dan rancangan) serta isi yang mencakup presentasi. Kerangka rancangan belajarnya merupakan tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan (TANDUR).
DAFTAR PUSTAKA
Bruce Joyce., Marsha Weil. (2000). Model of Teaching. Boston : Allyn and Bacon
Bruner, Jerome S. (1963). The Process of Education. New York : Vontage Books
Davis, Russel G. (1980). Planning Education for Development: Volume Issue and Problems in The Planning of Education in Developing Coutries. Cambridge. Massachusetts.
Gardner., White Blythe (1992). Multiple Modalities of Learning (Multiple Ontelligences).usa : CORD Communications, Inc
Good,C.V.(1973).dictionary of Education.new York:McGraw-Hill Book Company.
McKenzie, Jamie. 2000. Beyond Edutainment and Technotainment. //fno.org/sep00 /eliterate.html
Pannen Paulina, dkk. 2005. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: Dikti. Depdiknas.
Soekamto, Toeti dan Udin Saripudin Winataputra. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Dikti. Depdiknas.
Wowo Sunaryo Kuswana., Yayat, Sriyono. 2003. Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Gaya. //wowosk.com/artikel/kurpem-contoh.php.

STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Pengertian Strategi Pembelajaran Orang Dewasa
Pembelajaran adalah suatu proses dimana konduite diubah, dibuat atau dikendalikan. Jika istilah pembelajaran digunakan buat menyatakan suatu fungsi, maka tekanannya diletakan pada aspek-aspek krusial eksklusif (seperti motivasi) yg diyakini buat membantu membentuk belajar. Jadi arti pembelajaran merupakan suatu prubahan yg dapat memberikan output jika (orang-orang) berinteraksi dengan fakta (materi,aktivitas, pengalaman). Definisi lain pembelajaran merupakan upaya yang direncanakan dan dilaksanakan menggunakan sengaja buat memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri masyarakat belajar.
Strategi adalah sarana organisasi yg dipakai buat mencapai tujuannya. Strategi pembelajaran adalah wahana atau cara bagaimana supaya pembelajaran berlangsung secara efektif sebagai akibatnya tercapai tujuan belajar yg diinginkan.

Pembelajara orang dewasa adalah pembelajaran buat tahu orang dewasa dalam belajar menggunakan syarat optimum bagi orang dewasa tersebut. Smith (1982) mengungkapkan terdapat enam mengenai pembelajaran bagi orang dewasa ini, yaitu :


  1. Belajar berlangsung sepanjang hayat, hidup berarti belajar, belajar bisa dikehendaki tetapi dapat pula tanpa dikehendaki. Kita belajar banyak melalui proses pengenalan, semenjak dari pengasuhan keluarga, pengaruh sahabat sebaya, pekerjaan, permainan, harus militer dan media masa.
  2. Belajar merupakan suatu proses yang bersifat pribadi dan alamiah, tidak seseorang pun yang dapat melakukan belajar untuk kita.
  3. Belajar meliputi perubahan, sesuatu yg dibubuhi atau dikurangi. Perubahan-perubahan mungkin kecil sekali dalam masa dewasa.
  4. Belajar dibatasi oleh tingkat perkembangan manusia. Belajar menghipnotis dan dipengaruhi sang perubahan biologis dan fisik pada kepribadian, nilai peranan serta tugas yg umumnya terjadi sepanjang rentang kehidupan normal. 
  5. Berkaitan menggunakan pengalaman dan mengalami, Belajar merupakan mengalami, yaitu berinteraksi dengan lingkungan. Belajar merupakan melakukan.
  6. Belajar mengandung intuitif. Pengetahuan dapat muncul berdasarkan kegiatanbelajar itu sendiri. Intuisi dinamankan pengetahuan yang nir bisa ditemukan.
Karakteristik Orang Dewasa

Proses belajar bagi orang dewasa memerlukan kehadiran orang lain yg bisa berperan sebagai pembimbing belajar bukan cenderung digurui, orang dewasa cenderung ingin belajar bukan berguru. Orang dewasa tumbuh sebagai eksklusif dan memiliki kematangan konsep diri, mengalami perubahan psikologis serta ketergantungan yang terjadi pada masa kanak-kanak sebagai kemandirian untuk mengarahkan diri sendiri, sebagai akibatnya proses pembelajaran orang dewasa harus memperhatikan karakteristik orang dewasa.


Karakteristik orang dewasa dari Knowles (1986) tidak sinkron asumsinya dibandingkan dengan anak-anak. Asumsi yg dimaksud adalah:

  1. Konsep dirinya beranjak berdasarkan seorang pribadi yang bergantung ke arah langsung yang mandiri
  2. Manusia mengakumulasi poly pengalaman yang diperolehnya sebagai akibatnya sebagai asal belajar yang berkembang
  3. Kesiapan belajar insan secara meningkat diorientasikan dalam tugas perkembangan peranan sosial yg dibawanya.
  4. Persfektif waktunya berubah berdasarkan suatu pengetahuan yang tertunda penerapannya menjadi penerapan yang segera, orientasi belajarnya menurut yang terpusat pada pelajaran beralih sebagai terpusat dalam kasus.
Dari perkiraan mengenai konsep diri tersebut mengandung implikasi tentang pembelajaran orang dewasa yaitu :
  1. Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan 
  2. Terjadinya multi komunikasi
  3. Peran serta warga belajar wajib diutamakan
  4. Pendapat orang dewasa harus dihormati
  5. Belajar orang dewasa bersifat unik, subyektif, serta lokalitas
  6. Rasa saling mempercayai antara pendidik serta terdidik
  7. Orang dewasa mempunyai tingkat kecerdasan yg tidak sinkron 
  8. Orang dewasa belajar igin mengetahui arti dirinya pada grup belajar
  9. Membangkitkan motivasi yang berasal berdasarkan dalam dirinya sendiri.
Berpusat pada karakteristik orang dewasa tersebut, maka akan mensugesti aspek-aspek pembelajaran orang dewasa diantaranya mengenal kurikulum atau materi, metode, media, asal belajar, dan setting pembelajaran.
Kurikulum pada kegiatan belajar orang dewasa harus disusun menurut kebutuhan yg terkait dengan aplikasi tugas kiprah sosial tentang perseteruan kehidupan yang secara kongkrit dihadapi oleh warga belajar, bukan disusun atas dasar urutan logik mata pelajaran.
Materi pembelajaran orang dewasa disusun menurut kebutuhan belajar. Kebutuhan belajar dapat didefinisikan menjadi kesenjangan antara kebutuhan sekarang dengan kebutuhan yg diperlukan. Oleh karena itu sarana buat memilih kebutuhan belajar adalah menyusun suatu model belajar orang dewasa dan mengungkap kesenjangan antara kebutuhan sekarang dengan kebutuhan yg dibutuhkan.

Metode serta teknik pembelajaran memegang peranan  krusial dalam menyusun strategi serta aplikasi kegiatan belajar membelajarkan . Metode serta teknik pembelajaran orang dewasa akan dibahas tersendiri.

Model-contoh Pembelajaran Orang Dewasa

Sesuai dengan ciri orang dewasa, maka pembelajarannya jua memerlukan ciri yang khusus. Ada beberapa model pembelajaran yg cocok dipakai buat pembelajaran orang dewasa yaitu :


a. Model Pembelajaran Daur Pengalaman Berstruktur dan Analisis Peranan


Model pembelajaran ini memakai pendekatan partisipatori andragogi melalui siklus pengalaman struktur. Model pembelajaran ini adalah proses membantu belajar orang dewasa secara analisis serta partisipasif melalui tahap-termin :

  1. Pengenalan serta penghayatan terhadap kasus serta kebutuhan peningkatan mutu program dan kemampuan petugas berdasarkan pandangan peserta
  2. Pengungkapan masalah/kebutuhan peningkatan mutu program serta kemampuan petugas berdasarkan pandangan peserta
  3. Pengolahan masalah serta kebutuhan peningkatan mutu program dan kemampuan petugas oleh peserta bersama fasilitator atau narasumber.
  4. Penyimpulan cara pemecahan perkara dan pemenuhan kebutuhan penigkatan mutu acara serta kemampuan petugas oleh peserta beserta fasilitator
  5. Penyerapan serta penerapan cara-cara peningkatan mutu acara dan kemampuan petugas dalam penyelenggaraan acara.'
Merujuk pada model pembelajaran siklus pengalaman berstruktur buat analisis kiprah peserta dapat menggunakan metode ATMAP (Arah, Terapan, Masalah dan Peran). Pembelajaran dengan metode ATMAP adalah upaya peningkatan kemampuan analisis dan sekaligus penghayatan peserta terhadap perannya pada menyelenggarakan acara dalam masyarakat. Aplikasi metode ATMAP dalam siklus pengalaman berstruktur adalah menjadi berikut :
1. Arah acara serta arah tugas
Arah acara berkenaan diantaranya tujuan aktivitas, cara pelaksanaan dan cara penilaian menurut acara yg diselenggaraka dalam warga . Arah tugas peserta berkenaan tugas pokok, rincian kegiatannya dan proses pelaksanaannya. Metode pembelajaran ini diantaranya hidangan arah, jajak kaus, curah pendapat, ceramah, tanya jawab, serta metode lain yang sesuai.
2. Terapan acara serta tugas
Terapan acara adalah cara aplikasi acara menurut arah yang sudah ditetapkan baik yang sudah diwujudkan maupun yang diperkirakan. Terapan tugas ialah cara pelaksanaan tugas yg sudah ditetapkan. Terapan acara serta terapan tugas dikaitkan menggunakan situasi serta kondisi wilayah, tempat serta fasilitas pendukungnya. Metode pembelajaran untuk ini diantaranya memakai curah pendapat, diskusi, telaah terapan,kerja kelompk,serta metode lain yang sinkron.
3. Masalah Terapan Program dan Terapan Tugas
Masalah terapan acara merupakan masalah-masalah yg muncul atau yuang diperkirakan akan ada baik internal maupun eksternal. Masalah terapan tugas ialah kasus kemampuan petugas dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan menggunakan terapan program baik yg timbul atau yg diperkirakan akan timbul (internal maupun eksternal). Metode pembelajaran ini antara lain curah pendapat, telaah perkara, diskusi kelompok (pleno), telaah banding, jajak lapangan, kerja kelompok dan metode lain yang sesuai.
4. Alternatif Pemecahan Masalah Terapan Program serta Terapan Tugas
Alternatif pemecahan kasus terapan program artinya gagasan-gagasan cara pemecahan perkara yang sudah dianalisis baik buat kini ataupun yg akan datang terutama terhadap perkara internal. Alternatif pemecahan kasus terapan tugas ialah gagasan-gagasan cara peningkatan kemampuan petugas sinkron menggunakan tuntutan terapan acara baik buat sekarang maupun buat yang akan tiba terutama yang bersifat internal. Metode pembelajaran untuk ini adalah telaah kasus, diskusi, jajak banding, kerja grup dan metode lain yang sesuai.
5. Peran Petugas
Peran petugas ialah kiprah serta kemampuannya melaksanakan program serta pemecahan masalahnya, buat sekarang juga yang akan datang. Metode pembelajaran buat ini harus ditekankan pada belajar, praktek dan bekerja melalui metode diskusi, kerja kelompok atau individual, simulasi, bermain peran serta metode lain yang sesuai.
b. Model Pembelajaran Latihan Penyelidikan (Inguiry Training Model)
Latihan penyelidikan sebagai galat satu model pembelajaran meliputi 5 fase yaitu :
  1. Menghadapkan peserta belajar buat berkonfrontasi dengan situasi teka-teki
  2.  Fase operasional pengumpulan data buat pembuktian, meminta peserta belajar menanyakan serangkaian serangkaian pertanyaan untuk dijawab sang fasilitator dengan "ya" atau "tidak" dan menyelenggarakan serangkaian eksperimen tentang lingkungan situasi perkara.
  3. Operasi pengumpulan data buat eksperimentasi
  4. Peserta belajar menyadap keterangan menurut pengumpulan data mereka serta menjelaskan kasus sebaik mungkin.
  5. Fasilitator dan peserta belajar bekerja sama menganalisis strategi satu sama lain. Tekanan di sini merupakan pada konsekuensi strategi eksklusif. Analisis ini berusaha membantu peserta belajar lebih terarah dalam mengajukan pertanyaan serta mengikuti rencana: Pengadaan fakta, Menentukan apa yg relevan, Menyiapkan konsep penjelasan atau hubungan. 

c. Model Pembelajaran Advance Organizer
Advance Organizer ialah materi sosialisasi yang tersaji lebih dahulu menurut tugas pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi dibandingkan dengan tugas pembelajarn itu sendiri. Tujuannya artinya buat mengungkapkan, mengintegrasikan, serta menghubungkan materi dalam tugas pembelajaran dengan materi yg sudah dipelajari lebih dahulu, disamping jua buat membantu peserta belajar membedakan materi baru berdasarkan materi pembelajaran yg sudah diberikan. Organisasi yang paling efektif merupakan materi yg menggunakan konsep, istilah serta dalil yang sudah dikenal oleh rakyat belajar termasuk juga ilustrasi dan analogi.

Bahan pembelajaran dapat berupa artikel dalam koran atau majalah dan jurnal, ceramah bahkan dapat pula film. Tugas pembelajaran bagi peserta belajar adalah buat menghayati warta, buat mengingat gagasan sentral dan mungkin juga warta kunci. Sebelum memperkenalkan materi pembelajaran pada peserta belajar hendaknya fasilitator menyiapkan materi ta’aruf pada bentuk Advance Organizer berupa lampiran yang dapat dipakai untk mengaitkan data baru yg relevan.


Advance Organizer dalam umumnya berdasarkan dalam konsep serta aturan/anggaran suatu disiplin. Sebagai contoh suatu pelajaran atau uraian tentang sistem kasta pada India bisa didahului dengan  organizer yang berdasarkan dalam konsep stratifikasi sosial. Biasanya organizer dikaitkan menggunakan materi yang bersifat aktual atau kurang tak berbentuk dibandingkan dengan yang mendahuluinya. Organizer timbul dari interaksi secara integral menggunakan materi pembelajaran. Organizer bisa jua digunakan secara kreatif untuk menyiapkan persfektif baru.


Pembelajaran model Advance Organizer bisa diterapkan melaluibeberapa fase yaitu :

  1. Penyajian Advance Organizer mencakup kegiatan : Menjelaskan tujuan satuan pelajaran, Menyajikan organizer, Mendorong timbulnya kesadaran akan pengetahuan dan pengalaman yg relevan dengan latar belakang peserta belajar.
  2. Penyajian materi tugas pembelajaran; Menyusun urutan logis materi pelajaran bagi rakyat belajar, Membina perhatian rakyat belajar, Menyiapkan bahan organiser yg bersifat eksplisit.
  3. Memperkuat organisasi kognitif : Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi secara terintegrasi, Mengintegrasikan pembelajaran penerimaan aktif,Memperoleh pendekatan kritis terhadap pengetahuan yg dipelajari.
d. Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep
Pembelajaran contoh pemerolehan konsep meliputi penganalisisan proses berpikir serta diskusi menganai atribut peroleha konsep. Selanjutnya terhadap variasi pada contoh dasar yang melibatkan lebih poly peserta belajar berpartisipasi serta mengendalikan diskusi dan lebih poly materi yg kompleks. Kelaziman diantara materi ini merupakan aplikasi menurut teori tentang konsep. Inilah yg membedakan antara contoh perolehan konsep yg orisinil menggunakan perlombaan menebak. Model ini mengandung nilai pelaksanaan yang penting dan pribadi pada pembelajaran sebagai berikut :
  1. Dengan tahu hakikat dari konsep serta aktivitas yg bersifat konseptual fasilitator dapat menetapkan secara lebih baik apabila peserta belajar memperoleh pengertian suatu konsep
  2. Fasilitator bisa mengenal strategi pengkategorisasian yang digunakan warga belajar serta membantu mereka menggunakannya secara lebih efektif.
  3. Fasilitator dapat memperbaiki kualitas pembelajaran untuk memeriksa konsep menggunakan memakai model pembelajaran tentang hakikat proses perolehan konsep.
Referesi :
Ditentis (1998), Metode belajar orang dewasa. Modul. Jakarta
Knowles, M.(19986). The adult leaner a neglected species. London. Gulf Publishing Company.
Kuntoro, Sodiq A. (1999). Andragogi : teori pembelajaran orang dewasa. Makalah. Yogyakarta.
Soedomo.(1989). Pendidikan Luar sekolah ke arah pengembangan sistem belajar masyarakat. Jakarta. Ditjen Dikti, Depdikbud.
Srinivasan. Lyra (1977). Perspectives on nonformal adult learning. New York. World Educational.
Syamsu M, dkk. (1994). Teori belajar orang dewasa. Jakarta, Depdikbud.

100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK LENGKAP BAG I

Cara flexi---Bagi guru, pendidik dan Tutor yg ingin melakukan aktivitas penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK), perlu melakukan pengumpulan bahan dan data, baik itu data primer juga data skunder. Banyak langkah dan tahapan yang wajib dilakukan pada penelitian yg baik. Salah satunya adalah memilih perkara serta menentukan judul yang akan dibahas pada penelitian tersebut. Untuk memudahkan para calon peneliti, khususnya bagi para peneliti pemula yang baru pertama kali melakukan penelitian, berikut ini redaksi Cara flexi merangkum beberapa model Judul penelitian tindakan kelas,  semoga bisa membantu buat memudahkan penentuan judul serta kegiatan penelitian PTK selanjutnya; 

Aplikasi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Asesmen Autentik buat Meningkatkan Pembelajaran PSKn Kelas IV pada SDI Sabilillah Malang
Bruner buat Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu terhadap Konsep Keliling dan Luas Daerah Bangun Datar
Dengan Melalui Simulasi Permainan Dadu Yang Unik Akan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di SMP
Dramatisasi Cerita Bergambar buat Mengembangkan Kompetensi Dasar Berekspresi Sastra pada Sekolah Dasar
Efektivitas Model Pembelajaran Rogers pada Mengatasi Kesulitas Siswa Memahami Konsep Matematika Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar dan Logaristma pada Kelas X Madrasah Aliyah Pesri Kendari
Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester I Sekolah Menengah Atas Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Berwawasan LingkunganEfektivitas Model Pembelajaran Rogers pada Mengatasi Kesulitas Siswa Memahami Konsep Matematika Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar dan Logaristma pada Kelas X Madrasah Aliyah Pesri Kendari


Efektivitas Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil IPA pada Sekolah Dasar Negeri 62 Pare-Pare


Efektivitas Problem Solving dengan Memanfaatkan Alat Peraga dalam Pembelajaran Geometri di Kelas VIII B Sekolah Menengah pertama Negeri dua Demak Tahun 2006


Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode Kerja Kolompok Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Sekolah Dasar…. Tahun Pelajaran 2010/2011


Implementasi Konseling Perkembangan pada Pembelajaran sebagai Model Pembiasaan Perilaku Belajar Siswa SD Negeri 064018 di Medan Sunggal
Implementasi Konseling Perkembangan pada Pembelajaran sebagai Model Pembiasaan Perilaku Belajar Siswa SD Negeri 064018 di Medan Sunggal
Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Berbantuan Lomba Kompetensi Siswa buat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja
Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Berbantuan Lomba Kompetensi Siswa buat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja
Implementasi Metode RME (Realistics MathematicEducation) Guna Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Materi Nilai Tempat Sebuah Bilangan Pada Siswa Kelas V  Sekolah Dasar Negeri……Tahun 2010/2011
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Semester 1 Sekolah Menengah Atas YP UNILA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Semester 1 Sekolah Menengah Atas YP UNILA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika buat Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri dua Singaraja
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika buat Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri dua Singaraja
Implementasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving Berbasis Open-Ended Problem buat Meningkatkan Kompetensi Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja
Implementasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving Berbasis Open-Ended Problem buat Meningkatkan Kompetensi Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja
Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan LKS dengan Model Pembelajaran Kooperatif TPS pada Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP
Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan LKS dengan Model Pembelajaran Kooperatif TPS pada Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP


Implementasi Pendekatan Pembelejaran Kooperatif pada Pembelajaran Biologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Mengatasi Rendahnya Pemahaman Siswa


Implementasi Pendekatan Pembelejaran Kooperatif pada Pembelajaran Biologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Mengatasi Rendahnya Pemahaman Siswa


Implementasi Perangkat Model Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Pembelajaran Pokok Bahasan Tabung, Kerucut dan Bola di Kelas II SMP Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Pembelajaran Pokok Bahasan Tabung, Kerucut dan Bola di Kelas II SMP Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Geometri Molekul dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teori Domain Elektro dan Gaya Antarmolekul pada Kelas XI SMU Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Geometri Molekul dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teori Domain Elektro dan Gaya Antarmolekul pada Kelas XI SMU Negeri 1 Palu


Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses serta output Pembelajaran Matematika pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa


 Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses serta output Pembelajaran Matematika pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa


Implementasi Strategi 5E menggunakan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, serta Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 6 Singaraja


Implementasi Strategi 5E menggunakan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, serta Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 6 Singaraja


Implementasi Teori Belajar Action, Process, Object, Schema dengan Menggunakan Pendekatan Siklus: Activities, Class-Discussion, Exercise buat Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP


Implementasi Teori Belajar Action, Process, Object, Schema dengan Menggunakan Pendekatan Siklus: Activities, Class-Discussion, Exercise buat Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP


Implementasi Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Tari Puspawresti Pada Siswa Kelas VIII D Semester Ganjil Sekolah Menengah pertama Negeri


Implementasi Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Tari Puspawresti Pada Siswa Kelas VIII D Semester Ganjil Sekolah Menengah pertama Negeri


Integrasi Outdoor Learning Dan Indoor Learning Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Di TK


Integrasi Outdoor Learning Dan Indoor Learning Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Di TK


Kolaborasi Pendekatan Struktural dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Diskusi pada Mengoptimalisasikan Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Linggau


Kolaborasi Pendekatan Struktural dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Diskusi pada Mengoptimalisasikan Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Linggau


Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal buat Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin


Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal buat Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin


Meminimalkan Kesalahan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas II MTsN Kenali Besar Jambi Melalui Penggunaan Pita Garis Bilangan


Meminimalkan Kesalahan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas II MTsN Kenali Besar Jambi Melalui Penggunaan Pita Garis Bilangan


Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas III-IPA SMAN 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Melalui Strategi Konflik Kognitif serta Problem Solving dalam Pembelajaran Kooperatif

Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas III-IPA SMAN 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Melalui Strategi Konflik Kognitif serta Problem Solving dalam Pembelajaran Kooperatif

Menciptakan Iklim Pembelajaran Sejarah yg Menyenangkan melalui Snowball Drilling Method


Menciptakan Iklim Pembelajaran Sejarah yg Menyenangkan melalui Snowball Drilling Method


Mengatasi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMPN 24 Banjarmasin dalam Materi Ajar Listrik Dinamis dengan Menerapkan Teknik Pemodelan dalam Setting Pembelajaran Generatif


Mengatasi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMPN 24 Banjarmasin dalam Materi Ajar Listrik Dinamis dengan Menerapkan Teknik Pemodelan dalam Setting Pembelajaran Generatif


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Peluang melalui Pendekatan Kontekstual dalam Siswa Kelas XI MA Mualimat NW Pancor Lombok Timur NTB


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Peluang melalui Pendekatan Kontekstual dalam Siswa Kelas XI MA Mualimat NW Pancor Lombok Timur NTB


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Sistem Gerak Melalui Penerapan Strategi Concept Mapping pada Kelas II.2 SMPN 12 Kendari


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Sistem Gerak Melalui Penerapan Strategi Concept Mapping pada Kelas II.2 SMPN 12 Kendari


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Gelombang Mekanik Melalui Pendekatan Kooperatif Model Tgt Menggunakan Figjig Pada Kelas III IPA Sekolah Menengah Atas Negeri


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Gelombang Mekanik Melalui Pendekatan Kooperatif Model Tgt Menggunakan Figjig Pada Kelas III IPA Sekolah Menengah Atas Negeri


Meningkatkan Kefahaman Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Dengan Menggunakan Pembelajaran Modeling Pada Kelas Dua Tahun Pelajaran………


Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotor melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium dalam Materi Termokimia di SMA Negeri 1 Jombang


Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotor melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium dalam Materi Termokimia di SMA Negeri 1 Jombang


Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMPN lima Bandar Lampung melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMPN lima Bandar Lampung melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Wacana Berbahasa Inggris Siswa Kelas XI menggunakan Text-Based Listening di SMAN I Natar Lampung Selatan


Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Wacana Berbahasa Inggris Siswa Kelas XI menggunakan Text-Based Listening di SMAN I Natar Lampung Selatan


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Kelas 7 SMPN 1 Kotamadya Bengkulu


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Kelas 7 SMPN 1 Kotamadya Bengkulu


Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SD Negeri 32 Poasia Kendari dalam 

Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Melalui Pendekatan Matematika Realistik

Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SD Negeri 32 Poasia Kendari pada Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Melalui Pendekatan Matematika Realistik
 

Meningkatkan Keterampilan Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri

Meningkatkan Keterampilan Merumuskan Kesimpulan Melalui Penggunaan Peta Konsep dalam Pengelompokan Makhluk Hidup Mata Pelajaran Sains-Biologi pada Kelas VII-1 SMP Negeri 9 Kendari


Meningkatkan Keterampilan Merumuskan Kesimpulan Melalui Penggunaan Peta Konsep dalam Pengelompokan Makhluk Hidup Mata Pelajaran Sains-Biologi pada Kelas VII-1 SMP Negeri 9 Kendari


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas III IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Kendari Melalui Model Pembelajaran Inquiri


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas III IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Kendari Melalui Model Pembelajaran Inquiri


Meningkatkan Kompetensi Dasar Siswa Kelas IX Sekolah Menengah pertama 25 Semarang pada Pokok Bahasan Lingkaran melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe TGT Bercirikan CTL


Meningkatkan Kompetensi Dasar Siswa Kelas IX Sekolah Menengah pertama 25 Semarang pada Pokok Bahasan Lingkaran melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe TGT Bercirikan CTL


Meningkatkan Kualitas Hasil serta Proses Pembelajaran Siswa tentang Kinematika Melalui Pembelajaran Multimodel Berbasis CTL dalam Siswa Kelas X SMAN 1 Kabupaten Pontianak


Meningkatkan Kualitas Hasil serta Proses Pembelajaran Siswa tentang Kinematika Melalui Pembelajaran Multimodel Berbasis CTL dalam Siswa Kelas X SMAN 1 Kabupaten Pontianak


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak serta Berbicara Bahasa Inggris di SMPN 1 Jember melalui Learning Community menggunakan Teknik Permainan Komunikatif


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak serta Berbicara Bahasa Inggris di SMPN 1 Jember melalui Learning Community menggunakan Teknik Permainan Komunikatif


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati melalui Penerapan Model Investigasi Kelompok di SMA 9 Semaran


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati melalui Penerapan Model Investigasi Kelompok di SMA 9 Semaran


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak, Membaca, dan Menulis Bahasa Inggris Siswa Sekolah Menengah pertama 1 Jember melalui Cerita


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak, Membaca, dan Menulis Bahasa Inggris Siswa Sekolah Menengah pertama 1 Jember melalui Cerita


Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas VII SMP Maryam Surabaya pada Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas VII SMP Maryam Surabaya pada Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Meningkatkan Pemahaman serta Hasil Belajar Bangun Ruang Siswa Kelas X SMAN 4 Kendari menggunakan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif


Meningkatkan Pemahaman serta Hasil Belajar Bangun Ruang Siswa Kelas X SMAN 4 Kendari menggunakan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif


Meningkatkan Pemahaman Siswa SLTPN 8 Jember mengenai Kesebangunan dengan Penemuan Terbimbing (Guide Discovery)


Meningkatkan Pemahaman Siswa SLTPN 8 Jember mengenai Kesebangunan dengan Penemuan Terbimbing (Guide Discovery)


Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Pokok Bahasan Statistika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kendari


Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Pokok Bahasan Statistika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kendari


Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab melalui Permainan (Studi pada SD Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansur Malang)



Baca Juga 100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH - PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) LENGKAP Bag dua pada sini !!.

Sumber: //biotakson.blogspot.com/

100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK BAGIAN 2

Cara flexi---Bagi guru, pendidik dan Tutor yg ingin melakukan aktivitas penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK), perlu melakukan pengumpulan bahan dan data, baik itu data primer juga data skunder. Banyak langkah serta tahapan yang wajib dilakukan pada penelitian yg baik. Salah satunya merupakan memilih kasus serta menentukan judul yg akan dibahas pada penelitian tadi. Untuk memudahkan para calon peneliti, khususnya bagi para peneliti pemula yg baru pertama kali melakukan penelitian, berikut ini redaksi Cara flexi merangkum beberapa contoh Judul penelitian tindakan kelas,  semoga bisa membantu buat memudahkan penentuan judul dan aktivitas penelitian PTK selanjutnya; 

Model Penemuan dan Pemecahan Masalah dengan PendekatanRealistik dalam Pembelajaran Matematika di SD Pertiwi Teladan Metro TahunPelajaran 2005/2006

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia MelaluiPembelajaran Pakem Pada Siswa Kelas dua SDN……… Tahun 2010/2011

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I-BSMPN 5 Kendari Melalui Model Kooperatif Tipe Think-Paire-Share

Meningkatkan Prestasi BelajarPKn Materi Persatuan serta Kesatuan BangsaMelalui Media Pembelajaran Microsoft OfficePowerpoint Pada kelas III SD Negeri… Tahun Pelajaran….

Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab melaluiPermainan (Studi pada SD Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansur Malang)

Model Pembelajaran Seni Rupa pada SMU Negeri dua Malang denganPenggunaan Desain Media Reproduksi Grafika buat Mengembangkan Kreativitas Anak

Model Reader Respons buat Meningkatkan Minat dan KeberanianSiswa Mengemukakan Tanggapan dalam Pembelajaran Sastra Sunda di SMA Pasundan 2Bandung

Optimalisasi Pemanfaatan Lingkungan menjadi Sumber Belajardalam Meningkatkan Aktivitas Bertanya dan Kemampuan Menjelaskan Konsep danPrinsip Fisika pada Kelas 1 Sekolah Menengah Atas 3 Padang

Optimalisasi Penggunaan Asesmen Otentik untuk MeningkatkanKerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Sains pada SDN Puncakmulya KecamatanManonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Optimalisasi Pontensi Unggulan Lokal dalam PembelajaranAritmetika Sosial dalam Siswa Kelas VII SMPN 9 Semarang, sebagai ImplementasiKurikulum Berbasis Kompetensi

Pelaksanaan Pembelajaran Kimia yg Berorientasi padaStruktur pada rangka Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMA PGRI Cililin Kab.bandung

Pemakaian bahasa Komunikatif buat Meningkatkan KemampuanMemecahkan Soal Cerita Matematika pda Siswa Kelas lima Sekolah Dasar Negeri 15 Surakarta

Pemaksimalan Kompetensi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas tiga Semarang denganPendekatan Penerapan Penelitian dalam Pembelajaran Kimia

Pemanfaatan Media Televisi Untuk Meningkatkan Aktivitas danKemampuan Berbicara Siswa Kelas IXe SMP Negeri 1

Pemanfaatan Simulasi Komputer sebagai Media Pembelajaranuntuk Mengatasi Miskonsepsi Fisika Konsep Mekanika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5Palu

Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Memanfaatkan Aneka SumberBelajar di SMPN I Pugung Kabupaten Tanggamus

Pembelajaran Bangun Ruang Secara Konstruktivis denganMenggunakan Alat Peraga di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Watampone

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Komputer ProgramInteractive Atlas 2002 buat Meningkatkan Penguasaan Materi Region Siswa KelasIX SMPN 4 Sindue

Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai Upaya MeningkatkanHasil Belajar Matematika Siswa Kelas I Madrasah Aliyah Negeri Selong

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) denganModel Jigsaw dalam Pembelajaran Sains pada Sekolah Menengah pertama Kartikatama Metro Tahun Pelajaran2005/2006

Pembelajaran di Luar Kelas menggunakan Pendekatan PemecahanMasalah Bersama buat Meningkatkan Motivasi Belajar serta Pemahaman KonsepLingkungan Siswa Kelas III SDM Kota Metro

Pembelajaran di Luar Kelas menggunakan Pendekatan PemecahanMasalah Bersama buat Meningkatkan Motivasi Belajar serta Pemahaman KonsepLingkungan Siswa Kelas III SDM Kota Metro

Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia denganPendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw buat Peningkatan Keterampilan Scientifikdalam Mata Pelajaran Fisika pada SMUN 1 Depok Slemant Yogyakarta

Pembelajaran Konstruktivisme dalam Meningkatkan KemampuanMembaca Pemahaman Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum

Pembelajaran Kontekstual menggunakan Metode Inkuiri untukMeningkatkan Kemampuan Berpikir, Hasil dan Motivasi Belajar IPA pada SiswaKelas V Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim III Malang

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam MeningkatkanAktivitas dan Hasil Belajar Diklat Menyiapkan, Menyajikan Minuman Non-AlkoholSiswa II A1 SMKN dua Singaraja

Pembelajaran Matematika Berbantuan Alat Peraga untukMenciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan bagi Siswa Kelas tiga Sekolah Dasar Sampangan 04Semarang

Pembelajaran PKn Menggunakan Metode Permainan Ular TanggaUntuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Pada KompetensiDasar Budaya Demokrasi

Pembelajaran Sain Berbasis Proyek (Project Based Learning)buat Meningkatkan Academic Skill Siswa MI Miftahul Ulum Serut 02 Jember

Pemberdayaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam UpayaMeningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Laboratorium UPIKampus Cibiru

Pemberdayaan Prior Experience dalam Pembelajaran ModulPraktikum menggunakan Model Experential Learning sebagai upaya MeningkatkanKompetensi Sains Siswa SMPN dua Singaraja

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untukMengintegrasikan Nilai-Nilai Imtaq dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2006/2007

Pendekatan Salingtemas dikombinasikan Pemakaian Multimediadalam Pembelajaran Kimia kelas X buat Meningkatkan Kompetensi Kerja IlmiahSiswa SMA Negeri 6 Palu

Penerapan Asesmen Kinerja untuk Meningkatkan KompetensiSiswa pada Kerja Ilmiah pada Pembelajaran PA-Biologi pada SMP Negeri 40 Semarang

Penerapan Ekspositori Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarIPA Pada Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan aktivitas Hands on Activity dan ModifiedDiscovery-Inquiry pada Mata Pelajaran Biologi buat Meningkatkan Aktivitas danHasil Belajar Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang

Penerapan Metode Pembelajaran Bcm Untuk MeningkatkanPrestasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas I Sekolah Dasar Negeri…… Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Metode Pembelajaran Konsultatif (Sebuah Inovasidalam Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi) buat Meningkatkan HasilBelajar Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas II SMAN 1 Arjasa Jember

Metode Pembelajaran Konsultatif (Sebuah Inovasi dalamPembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi) buat Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Mata Pelajaran Biologi Kelas II SMAN 1 Arjasa Jember

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team AssistedIndividualization Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi OperasiHitung Pada Siswa Kelas…… Tahun 2010/2011

Penerapan Metode Permainan buat Meningkatkan KualitasPembelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Negeri Jatinegara 05Pagi Cakung Jakarta Timur

Penerapan Metode Reward Dalam Meningkatkan Motivasi BelajarMatematika Siswa Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah Al-Amin Dempelan Tahun Pelajaran2009/2010

Penerapan Metode SQ3R sebagai Upaya buat MeningkatkanTingkat Kemampuan Penguasaan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III SLTP Negeri 27

Penerapan Metode STAD Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarSiswa Bidang Study IPA Sekolah Dasar Negeri…. Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction(TAI) buat Mengatasi Pertarunga pada Pembelajaran Kimia AkibatHeterogenitas Kemampuan Siswa pada Kelas X SMA Negeri 2 Banjarmasin

Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untukMeningkatkan Kompetensi serta Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri1 Singaraja Tahun Pelajaran 2006/2007

Penerapan Model Pembelajaran Advanced Organizer untukMeningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kimia Siswa XI Ilmu Alam SMANegeri 5 Kendari

Penerapan Model Pembelajaran Inquiri pada rangkaMeningkatkan Penguasaan Konsep Siswa serta Keterampilan Siswa pada PenemuanKonsep secara Mandiri pada SMPN 21 Surabaya

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam PeningkatanMotivasi serta Partisipasi Siswa serta Kualitas Hasil Belajar pada SMA Negeri IISamarinda

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group InvestigationDengan Pendekatan Salingtemas (Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) DalamMeningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi SiswaKelas X SMA Negeri

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw denganTongkat Estafet untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Makanan(Kaji Tindak di Kelas VIII A Sekolah Menengah pertama Negeri dua Kendari)

Penerapan Model Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran)Dalam Meningkatkan Pemahaman Makna Keterbukaan Dalam Kehidupan Berbangsa danBernegara Pada Siswa Kelas XI IPA-1 SMA

Pembalajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media SuratKabar Pada Siswa Kelas V SDN……

Penerapan Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah pada KonsepCiri-ciri Makhluk Hidup buat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SLTPMuhammadiyah 5 Surabaya

Penerapan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah yangDiintervensi dengan Peta Konsep buat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia diSMU

Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah menggunakan StrategiKooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains buat Meningkatkan KemampuanBerpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang

Penerapan Pembelajaran Fisika Dengan The 5 E Learning CycleModel Untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Pengajar dan Siswa Serta PrestasiBelajar Siswa Kelas VII E SMP Negeri

Penerapan Pembelajaran Kontekstual buat MeningkatkanMotivasi serta Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN tiga Porong

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Model GroupInvestigation (GI) Untuk Meningkatkan Aktivitas serta Hasil Belajar Siswa KelasXI SMA

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams GameTournaments) buat Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika(Studi di SMP Negeri 4 Purwokerto)

Penerapan Pembelajaran Matematika menggunakan Metode Improveuntuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Aktifitas Belajar Siswa Kelas 2Sekolah Menengah (Sekolah Menengah Atas) Negeri I Balaraja Kabupaten Tangerang – Banten

Penerapan Pembelajaran Perspektif Pemodelan MatematikaBermediasi RME buat Penalaran dan Penguasaan Konsep Statistika bagi SiswaKelas II SMUN 3 Palangkaraya

Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw untukMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (PenelitianTindakan Kelas pada Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Dolo)

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam UpayaPeningkatan Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas dua SDN….. Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Pendekatan Kolaboratif Murder Dalam MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Sosiologi Para Siswa Kelas XI IPS1 SMAN

Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Tanya JawabDalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas dua Sd Negeri……… Tahun2010/2011

Penerapan Pendekatan Open-Ended dan PAKEM (PembelajaranAktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) dalam Sub Pokok Bahasan Operasi Pecahandi Kelas VII SLTP Negeri 1 Palu

Penerapan Pendekatan Struktur Konsep buat PeningkatanPemahaman serta Penerapan Konsep Fisika dalam Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMPNegeri 19 Palu

Penerapan Pengajaran Konseptual Interaktif dan PemecahanMasalah buat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X3 Sekolah Menengah Atas Negeri 3Singaraja

Penerapan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam rangkaPeningkatan Penguasaan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas IV SekolahDasar Negeri Kertajaya XIII Surabaya

Penerapan Pola Pembelajaran Edutainment untuk MeningkatkanMotivasi Belajar Siswa pada Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Surabaya

Penerapan Strategi Belajar dengan Model Pembelajaran QuantumTeaching buat Meningkatkan Keaktipan Belajar Siswa Prestasi Hasil Belajar padaSiswa Kelas III di Sekolah Menengah Atas Negeri tiga Jember Tahun Ajaran 2005 – 2006

Penerapan Strategi Mind Mapping Untuk Meningkatkan KompetensiBerbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas XI IPA1 Sekolah Menengah Atas Negeri

Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah denganPenilaian Berbasis Kelas buat Meningkatkan Kompetensi Fisika Siswa Kelas IISMP Negeri dua Singaraja

Penerapan Strategi Suggestopedia dalam upaya MeningkatkanKemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMPNegeri 1 Palembang

Pengaruh Pembelajaran Dengan Pemberian Balikan DalamMeningkatkan Prestasi Belajar  PKn   Pada Siswa Kelas ………………………………………….. TahunPelajaran 2010/2011

Pengaruh Pengembalian Tugas “PR” Siswa Terhadap MotivasiBelajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri …. Kecamatan …. Kabupaten….  Tahun Pelajaran 2010/2011

Pengefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen melaluiPemanfaatan Pertanyaan “Bagaimana apabila …” pada Siswa Kelas X MAN Malang I

Pengefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen melaluiPemanfaatan Pertanyaan “Bagaimana apabila …” pada Siswa Kelas X MAN Malang I

Pengembangan Instrumen Evaluasi Berbasis Kelas dalamPembelajaran Fisika Melalui Optimasi Rubrik Performance Assessment

Instrumen Evaluasi Berbasis Kelas dalam Pembelajaran FisikaMelalui Optimasi Rubrik Performance Assessment

Pengembangan Model Keterampilan Proses Berbasis Kompetensiuntuk Meningkatkan Kualitas Proses serta Produk Pembelajaran Pengetahuan Sosialdi Sekolah Dasar

Pengembangan Model Keterampilan Proses Berbasis Kompetensiuntuk Meningkatkan Kualitas Proses serta Produk Pembelajaran Pengetahuan Sosialdi Sekolah Dasar

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Masalahuntuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah pertama Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran2006/2007

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Masalahuntuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah pertama Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran2006/2007

Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik untukMeningkatkan Aktifitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 27 Ampenan

Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik untukMeningkatkan Aktifitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 27 Ampenan

Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis menggunakan ModelMenulis Proses dan Penilaian Portofolio pada SD Kabupaten Sumedang

Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis menggunakan ModelMenulis Proses dan Penilaian Portofolio pada SD Kabupaten Sumedang

Penggunaan Aktivitas-Aktivitas Model (Model Activities)pada Pembelajaran Menulis pada SD.

Penggunaan Aktivitas-Aktivitas Model (Model Activities)pada Pembelajaran Menulis pada SD.

Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Upaya MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 20 Serang

Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Upaya MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 20 Serang

Penggunaan Bagan Dikhotomi Konsep menjadi PendekatanKontekstual buat Meningkatkan Hasil Belajar Keanekaragaman Hewan pada SiswaKelas I SMP Negeri 9 Semarang

Penggunaan Bagan Dikhotomi Konsep menjadi PendekatanKontekstual buat Meningkatkan Hasil Belajar Keanekaragaman Hewan pada SiswaKelas I SMP Negeri 9 Semarang

Penggunaan Buku Bergambar buat Meningkatkan KeterampilanMembaca Cerita Siswa Kelas II SDN Jepara dua Surabaya

Penggunaan Buku Bergambar buat Meningkatkan KeterampilanMembaca Cerita Siswa Kelas II SDN Jepara dua Surabaya

Penggunaan Media Cerita Bergambar Berbasis PendekatanKomunikasi Total buat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu KelasRendah di SLB Bagian B YPTB Malang

Penggunaan Media Cerita Bergambar Berbasis PendekatanKomunikasi Total buat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu KelasRendah di SLB Bagian B YPTB Malang

Penggunaan Metode Bermain Peran Pada Pembelajaran SejarahIslam Untuk Meningkatkan Penghayatan Terhadap Ajaran Islam Dalam KehidupanSehari-Hari Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah pertama Negeri

Penggunaan Metode Bermain Peran Pada Pembelajaran SejarahIslam Untuk Meningkatkan Penghayatan Terhadap Ajaran Islam Dalam KehidupanSehari-Hari Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah pertama Negeri

Penggunaan Metode Poster Comment Dalam Pembelajaran BahasaInggris Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar Negeri……….tahun Pelajaran…..

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (CooperativeLearning) Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (CooperativeLearning) Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Siklus Belajar dan BelajarKooperatif Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Negeri I Tumpang – Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Siklus Belajar dan BelajarKooperatif Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Negeri I Tumpang – Malang

Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri BermediaKarikatur buat Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menulis Siswa SMP Lab.ikip Singaraja

Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri BermediaKarikatur buat Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menulis Siswa SMP Lab.ikip Singaraja

Penggunaan Software SIG Khusus menggunakan PendekatanPembelajaran Aktif buat Mempermudah Penguasaan Kompetensi SIG padaPembelajaran Geografi di SMAN I Surakarta

Pengkombinasian Problem Possing dan Cooperative Learninguntuk Pengajaran Matematika di Kelas Unggul dalam SMP Rintisan Sekolah StandarNasional

Penguasaan Kata-istilah Bersinonim pada Menyusun KalimatEfektif Guna Meningkatkan Mutu Belajar Pada Siswa Kelas ……… Tahun Pelajaran 2005/2006.

Peningkatan Daya Berpikir Kritis Siswa terhadap KondisiLingkungannya melalui Penggunaan Peta Konsep pda Pembelajaran Sosiologi KelasVII SMPN 1 Aikmel

Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Anak Autis melaluiImplementasi Pendekatan Individualized Education Program (IEP) pada Sekolah Dasar Negeri InklusifKlampis Ngasem 1-246 Surabaya

Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Sosial melaluiPembelajaran Kontekstual Model Berkemah dan Media Pembelajaran Lingkungan pada SD

Peningkatan Image Anak tentang Tempat-Tempat Jauh(Hubungannya dengan Kehidupan Manusia serta Lingkungan) melalui Media Gambar danGroup Discussion pada Sekolah Dasar Negeri Kranjingan tiga Sumbersari-Jembe

Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Teknik Tell Me WhatYou See I dalam Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 210 Palembang

Peningkatan Kemampuan Membawakan Acara Dalam AktivitasPembelajaran Berbicara Dengan Pendekatan Lesson Study Pada Peserta Didik KelasVIIIa SMPN

Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Unsur Instrinsik DongengMelalui Teknik Bercerita Siswa Kelas lima SD Negeri 4 Lubuk Linggau

Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Siswa Kelas XISMA Negeri 4 Lubuk Linggau Melalui Pengintegrasian Metode Clustering danJournalist’s Questions

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Membaca Siswa Kelas VII BSMP Negeri Melalui Model Pembelajaran PBL Teknik Bercerita

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Membaca Siswa Kelas VII BSMP Negeri Melalui Model Pembelajaran PBL Teknik Bercerita

Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melalui PendekatanProses Membaca dalam Membaca Cerita pada Kelas 3 SD Negeri Bendogerit Kota Blitar

Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melaluiPendekatan Proses Membaca pada Membaca Cerita pada Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri BendogeritKota Blitar

Peningkatan Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII FSMP Negeri 2 Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang

Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII F Sekolah Menengah pertama Negeri 2Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Apresiasi Sastra pada MataPelajaran Bahasa Daerah di Kelas 7 SMPN 2 Sidoarjo melalui Penerapan AsesmenAutentik

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi melaluiPembelajaran Kooperatif Tipe Penyelidikan Kelompok dalam Siswa Kelas X SMAN 3Metro Lampung

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Gejala-Gejala Alam denganMenggunakan Media Pembelajaran Mock Up di SD Negeri Embong 2Bandung.

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA MenggunakanPembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, serta Menyenangkan (PAKEM) pada Siswa Kelas5 SD Negeri dua Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui PendekatanPembelajaran Kontekstual (CTL) Kelas VII pada SMP Negeri tiga Metro Tahun 2005

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia pada Madrasah AliyahNegeri Model Kota Palu Melalui Pendekatan Kontekstual dengan MengoptimalkanKegiatan Pembelajaran pada Laboratorium.

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika dalam MateriAritmetika Sosial Menggunakan Pendekatan Kontekstual

Peningkatan Kualitas Pembelajaran buat Melatih KeterampilanBerpikir pada Proses Ilmiah Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah diSMA Negeri-1 Palangkaraya

Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas 1 SMK Negeri 1Palangkaraya pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pemberiaan Feedback danReinforcement

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata PelajaranBiologi melalui Pembelajaran Kooperatif di Sekolah Menengah pertama Negeri 24 Makassar

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII dalam PelajaranSejarah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams AchievementDevision) pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Purwokerto

Peningkatan Mutu Proses serta Hasil Belajar Matematika melaluiPenerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Siswa Kelas II SMA Negeri 21Makassar

Peningkatan Partisipasi Siswa dengan Model Inkuiri BerbasisCTL (Contextual Teaching and Learning) pada Pembelajaran Kewarganegaraan KelasXI SMA Negeri 1 Jetis, Bantul Yogyakarta

Peningkatan Pemahaman Geografi menggunakan Strategi PembelajaranBerbasis Masalah dalam Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Kelas XSMA Negeri I Batu

Peningkatan Pemahaman Pengajar mengenai Pembelajaran Matematikadalam Bahasa Inggris melalui Supervisi Klinis pada Kelas VII Koalisi Sekolah Menengah pertama Negeri 1Palembang

Peningkatan Pemahaman Konsep Hukum Bacaan Nun Mati DanTanwin Serta Mim Mati Melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual Siswa Kelas 1Pada Sekolah Menengah pertama Negeri

Peningkatan Pemahaman Konsep-Konsep Biologi Melalui StrategiM2E (Mapping, Matrix, & Elaboration) pada Siswa Kelas 1 Sekolah Menengah pertama Negeri 5Banjarmasin

Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas tiga SMP Negeri TerhadapKonsep Kelangsungan Hidup Organisme Melalui Pendekatan Inkuiri Terpimpin

Peningkatan Pembelajaran Aktif dalam Mata PelajaranPengetahuan Sosial menggunakan Teknik Jigsaw pada Sekolah Menengah pertama Negeri 17 Palembang

Peningkatan Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Prosesdan Media Gambar di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Menteng 6 Palangkaraya

Peningkatan Pemerolehan Bahasa Indonesia Ragam Tulis SiswaMadrasah Ibtidiyah Aliyah II Palembang melalui Strategi Kooperatif IntegrasiMembaca serta Menulis

Peningkatan Penguasaan EYD Karangan Narasi dengan TeknikKoreksi Teman Sebaya Siswa Kelas VI SD Anjasmoro 02 Semarang

Peningkatan Peran Aktif serta Motivasi Belajar Siswa SMPMuhammadiyah Sumbang melalui Pendekatan Keterampilan Proses dengan MetodeDiscovery

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun DatarSegi Empat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Siswa Kelas VII-AUptd Sekolah Menengah pertama Negeri

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun DatarSegi Empat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Siswa Kelas 2 SMPNegeri

Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Menulis Permulaan AnakBerkesulitan Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan MetodeVAKT di Sekolah Dasar Permata Hijau Rancaekek Kab. Bandung

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan ModelPembelajaran Partisipatif Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kelas XI.ips.2

Peningkatkan Prestasi Belajar Masalah Ekonomi InternasionalPada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Siswa Kelas XII-Is Sekolah Menengah Atas Negeri Semester IMelalui Penerapan Metode Bervariasi

Perbaikan Teknik Menyanyikan Nada-nada Melodi melaluiTeknologi MIDI di SD Negeri Kalasan I – Yogyakarta

Perbandingan Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa YangDiajar Dengan Model Pembelajaran Konvensional, Problem Solving dan STAD PadaMateri Hidrolisis Garam Pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri Tahun Ajaran 2007/2008

Strategi Manajemen Saluran Penanganan Bimbingan danKonseling buat Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab dalam Siswa SMPN 1Selong

Tindakan. Kelas Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SdMelalui Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetensi

Upaya Meminimalkan Miskonsepsi Dan Meningkatkan PemahamanKonsep-Konsep Ipa Melalui Pembelajaran Konstruktivistik Bagi Siswa Kelas Iv Sd

Upaya Menciptakan Suasana Belajar Menyenangkan melaluiOptimalisasi Jeda Strategis dengan Karikatur Humor pada Mata PelajaranMatematika pada Sekolah Menengah Atas Negei 7 Padang

Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Kimia sinkron KBK 2004 diKelas X SMA Negeri 5 Semarang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melallui PemberianBimbingan Belajar Di SD anagiri Kab. Kulon Progo

Upaya Mengembangkan Kemampuan Siswa Meneliti Sejarah Lokalmelalui Model Inkuiri dalam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purwokerto Tahun Ajaran2006 – 2007

Meningkatan Motivasi Belajar Grafitasi Dan Gerak Benda MataPelajaran Ipa Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas V Tahun Pelajaran2010/2011

Upaya Meningkatan Motivasi Belajar Grafitasi Dan Gerak BendaMata Pelajaran Ipa Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas V Tahun Pelajaran2010/2011


Upaya Meningkatkan Apresiasi Sastra Jawa Pengenalan TokohWayang Dengan Cara Permainan Dalang Sebagai Pancadan Pada Siswa Kelas IX A SMPNegeri

Upaya Meningkatkan Gairah Belajar Siswa Dalam PembelajaranIps Dengan Menggunakan Media Gambar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA/Sains Siswa Kelas IVdengan Pendekatan Kontekstual dalam SD Negeri 6 MatangglumpangduaKecamatan Peusangan

Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Materi BendaBerubah Bentuk Dengan Menerapkan Model Pengajaran Contextual Teaching andLearning di Kelas Satu Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Tanggungjawab Siswa dalamProses Pembelajaran PKn Melalui Penggunaan Metode Cooperative Learning ModelJigsaw di Sekolah Menengah pertama Negeri dua Mataram Kelas VIII

Upaya Meningkatkan Kedisplinan Siswa Melalui PenerapanHukuman

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika denganMetode Presentasi Siswa Kelas Imersi Sekolah Menengah pertama 1 Magelang Tahun Pembelajaran2006/2007

Upaya Meningkatkan Kemampuan Puisi  Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia DenganMenggunakan Pembelajaran Menyenangkan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri…… TahunPelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Kemampuan Reading Comprehension SiswaKelas X2 SMA PGRI

Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita Bidang StudyBahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Kartun Melalui Komputer pada SiswaKelas II SD Negeri……… Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan BahasaIndonesia pada Sekolah Menengah Atas Srijaya Negara melalui Penerapan Cooperative Learning danAuthentic Assessment

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika denganMenerapkan Pendekatan Realistik Matematik pada SDN Mekarsari 06 Tambun – Bekasi

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil BelajarBiologi melalui Pembelajaran Kooperatif (Tipe Pendekatan StrukturalThink-Pair-Share) Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri I Metro Tahun Pelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada MataPelajaran Kimia Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle Di KelasVII-F SMP Negeri

Upaya Meningkatkan Pemahaman Geometri Mata PelajaranMatematika Dengan Menggunakan Pembelajaran Konstruktifistik Kelas Satu Sekolah Dasar Negeri….tahun Pelajaran 2010/2011
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mempelajari NaratifTeks Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning

500. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam MempelajariNaratif Teks Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning.

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Materi FPB dan KPKdengan Mendayagunakan Alat Peraga serta Serangkaian Pertanyaan Kognitif di SDSekaran 01 Semarang

Upaya Meningkatkan Penalaran Fisika Siswa melalui PenekananKonsep Esensial serta Peta Konsep pada Kelas 2 Sekolah Menengah pertama 7 Padang

Upaya Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar PelajaranPKPS melalui Program Pembiasaan Siswa Kelas IV SD Negeri dua Karanggedang TahunPelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar PelajaranPKPS melalui Program Pembiasaan Siswa Kelas IV SD Negeri dua Karanggedang TahunPelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas IISMP Negeri 52 Palembang melalui Pembelajaran Kooperatif menggunakan Teknik Jigsaw

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ipa Si Sd DenganPendekatan Ketrampilan

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ips Dengan MengembangkanKemampuan Multiple Intelegensi Anak Kelas 1 SD Negeri……… Tahun Pelajaran2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Keragaman SukuBangsa Dengan menerapkan Kecerdasan Emosi (EQ) Siswa Kelas V SD Negeri…. Tahunpelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika DenganMenerapkan Metode Pembelajaran Team Game Kompetition Pada Siswa KELAS IVSDN……….. Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik DenganMenggunakan Pembelajaran Demonstrasi Pada Siswa  Sekolah Dasar Negeri…..   Tahun Pelajaran 2010 / 2011

Upaya Menumbuhkan Semangat Siswa Mencapai Standar Kompetensidengan Model Pembelajaran Heroik serta Turnamen Matematika SMA

Upaya Menuntaskan Indikator Pembelajaran Siswa dengan ModelDirect Instruction Konsep Tata Surya Mata Pelajaran IPA - Fisika (Studi padaSiswa Kelas I-1 SMPN 12 Langsa)

Upaya Pengembangan Pembelajaran Matematika dengan PendekatanRaklin pada Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri No. 9 Mandonga

Upaya Peningaktan Keaktifan Belajar Siswa melalui MetodeDemonstrasi dan Latihan dalam Pembelajaran Teknik Tailoring Kelas II A Semester3 SMKN 6 Padang

Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa melalui ModelMengajar Perubahan Konseptual pada Mata Pelajaran Sejarah pada SMP PembangunanKORPRI UNP

Upaya Peningkatan Kemampuan Dalam Penguasaan Teknik DasarLompat Jauh Gaya Menggantung (Schneper) Melalui Metode Drill Siswa Kelas X 2Semester 1 SMA Negeri

Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa SD Kelas Vdalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan Pendekatan Cooperative Learning

Usaha Peningkatan Efektifitas Belajar Mengajar melaluiPendekatan Penyajian Garis Gerak Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA.





Sumber://biotakson.blogspot.com/