HIASAN MUSHAF



Ajang Kaligrafi pada MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an) umumnya melombakan tiga cabang yaitu : golongan Naskah, golongan hiasan mushaf, dan golongan dekorasi. Untuk cabang kaligrafi Naskah, hanya diberi kertas karton kemudian peserta disuruh menulis goresan pena harus yaitu naskhi, lalu goresan pena lain terserah. Cabang ini yg dinilai merupakan keindahan kaligrafi murni tanpa sentuhan warna warni. 

Sedangkan golongan dekorasi, umumnya peserta diberi triplek lalu mereka melukis menggunakan cat yg telah dipersiapkan. Berbagai trik berlaku disini. Ada peserta yang ngipasin catnya supaya cepat kemarau, terdapat yg membawa cat no. 1 yg cepat kering, serta lain lain. Sangat seru menikmati proses penyelesaian karya dalam cabang ini.


Selanjutnya adalah cabang hiasan mushaf. Peserta diwajibkan menulis ayat ayat Al-Qur'an dengan goresan pena wajib naskhi, kemudian menghias tulisan itu menggunakan ornamen ornamen. Biasanya peserta telah membawa jiplakan (mal) buat dipakai diajang lomba. 

Berikut ini contoh model ornamen hiasan mushaf milik kaligrafer "luar" (www.ward2u)  














ORNAMEN HIASAN MUSHAF

Seni pembuatan ornamen/zakhorif merupakan seni pembuatan hiasan yang tidak sanggup dipisahkan dari seni kaligrafi. Meskipun nir semua jenis kaligrafi membutuhkan ornamen, tetapi beberapa jenisnya sangat membutuhkan ornament. Seni Ornamen sangat menghipnotis perhatian orang terhadap sebuah karya kaligrafi, jadi dia terkait pribadi dalam mendukung estetika kaligrafi. 

Diantara jenis karya tulis kaligrafi yg sangat membutuhkan ornamen adalah penulisan mushaf. Dalam penulisan mushaf AlQuran, sudah usang dipakai hiasan hiasan yg diletakkan dipinggir, mengelilingi tulisan Al-Qurán. Kreasi hiasan mushaf semenjak usang telah diperlombakan pada MTQ Kaligrafi.

Berikut ini beberapa contoh ornamen hiasan mushaf :

















Baca Juga : Ketidak mengertian tentang Kaligrafi serta ornamennya, mengakibatkan beberapa orang terjatuh menistakan lafadz lafadz suci misalnya ditemukannya Sandal Bergambar Lafadz Jalalah (Allah).

SERBA SERBI PENULISAN MUSHAF


Penulisan mushaf Al-Qur'an, adalah keliru satu faktor yang mengakibatkan seni kaligrafi mendapatkan loka yg tinggi pada agama Islam. Bukan saja sebagai seni, namun sudah merupakan bagian berdasarkan kepercayaan . 

Menulis mushaf Al Qur'an secara lengkap adalah sebuah pekerjaan akbar yg membutuhkan kesabaran, ketelitian, ketika dan energi. Meskipun demikian, ternyata hampir seluruh kaligrafer pernah menulis mushaf Al Qur'an walaupun sekali. 

Berikut ini adalah beberapa hal menarik terkait penulisan mushaf, mulai berdasarkan madzhab Yaqut, madzhab Syekh Hamdullah, para kaligrafer yang menulis mushaf dengan jumlah yang mencengangkan, hingga penulisan mushaf menggunakan cara cara yang tidak biasa.
Penulisan mushaf setidaknya mampu dbagi dalam 3 perjalanan (marhalah) :
  1. Marhalah pertama,  penulisan mushaf di awal islam. Khat yang digunakan merupakan khat Kufi Mushaf yg tidak bertitik dan tidak berharokat.
  2. Marhalah ke 2, penulisan mushaf pada zaman Abbasiyah. Khat yg digunakan merupakan khat layyinah, pengembangan menurut khat Kuufi yg lebih luwes. Marhalah ini adalah marhalah Baghdadi, metodenya disebut uslub Yaquti
  3. Marhalah ketiga merupakan penulisan mushaf di zaman Turki Usmani. Khat yang digunakan merupakan khat naskhi sebagai tulisan utama. Marhalah ini masih berlangsung hingga sekarang, adalah standar penulisan mushaf modern

Metode Yaquti

Penulisan mushaf, dalam masa awal awal Islam, memakai tulisan Kufi Mushaf yang memiliki karakter alfabet huruf kaku bersudut menggunakan bentuk yang panjang panjang. Ada bentuk memutar serta melengkung namun sedikit. Tanpa titik serta tanpa harokat.


Mushaf yang dikaitkan pada Abul Aswad Ad-Duali


Perkembangan selanjutnya, pada masa Daulah Abbasiyah, penulisan mushaf mulai memakai tulisan yg mempunyai karakter luwes menggunakan alfabet alfabet lengkung dan memutar. Dikenal dengan khat layyinah dengan enam jenis goresan pena yg diklaim (al aqlam assittah : muhaqqaq, rayhani,  tsuluts, naskh, raqa' serta tauqi'). Para pelopornya diantaranya Ibnu Muqlah, Ibnu Bawwab serta Yaqut al Musta'shimi.

Diantara mereka, Yaqut adalah yang paling menakjubkan karena diduga beliau sudah menulis 1001 mushaf. Pada masanya, mushaf ditulis menggunakan menekankan dalam estetika seni tulis dan seni ornamennya.
Diantara metode penuisan mushaf pada masanya merupakan : mushaf ditulis menggunakan aneka macam jenis khat dalam satu halaman. Artinya, dalam satu page, anda akan dapati goresan pena khat naskhi, muhaqqaq, rayhani, serta lain lain.  Metode ini dianggap uslub Baghdadi atau uslub Yaquti. 

Metode Usmani (Thariqah Hamdiyah) 

Metode ini masih diikuti pada masa modern kini , dan sebagai baku penulisan mushaf. 
Metode penulisan mushaf ala Turki usmani dimulai sang Hamdullah Al Amasy, dilanjutkan serta dikembangkan sang Darwisy Ali , Hafidz Usman dll.

Perbandingan mushaf lama serta mushaf masa kini

Metode penulisan mushaf ala Turki Usmani, mengikuti ketentuan sebagai berikut : 
  1. Lebih mementingkan kejelasan goresan pena, sehingga mushaf  mudah dibaca
  2. Menggunakan khat naskh sebagai khat utama. Lantaran khat Naskhi merupakan khat yg indah serta gampang dibaca.
  3. Pembagian halaman dan baris, ditekankan dalam kemudahan khataman dan hafalan
  4. Baris baris tulisannya selalu merogoh jumlah ganjil . Bisa 11 baris, 13, 15, 17 dalam satu page.

Peranan Para Bangsawan Dalam Penulisan Mushaf


Gerakan penulisan mushaf secara besar besaran, dimulai dalam masa Sultan Muhammad Al Fatih yg menaruh dorongan serta insentif bagi penulisan mushaf, yang menyebabkan para kaligrafer akhirnya berlomba lomba menulis mushaf. 

Banyak para kaligrafer yg akhirnya terlibat, antara lain syeikh Hamdullah al Amasy, Ahmad Karahisari, dan Abdullah Qarmi. Hebatnya, para Sultan dan bangsawan juga turut belajar kaligrafi serta ikut turun tangan pada penulisan mushaf.  Berikut ini merupakan beberapa model bangsawan yang pernah menulis mushaf : 
  1. Putra dari Sultan Muhamad, Sultan Bayazid II diketahui mempunyai lembaran lembaran tulisan mushaf, meski tidak diketahui beliau pernah menulis mushaf utuh. 
  2. Anak Bayazid II, Amir Karkut, adalah anak didik Syeikh Hamdullah serta pernah menulis satu mushaf.
  3. Sultan Ahmad III (w. 1142 H) telah berhasil menulis 4 butir mushaf
  4. Sultan Mahmud II pernah menulis dua buah mushaf menggunakan khat Naskhi
  5. Durroh Hanim, ibunda Sultan Mahmud II pula berhasil menuntaskan satu mushaf.
  6. Menteri Farhad Basya (w. 982) yg dikenal menggunakan gelarnya As-Shodru al A'dzom pula menulis satu buah mushaf

Gerakan penulisan mushaf pada masa Turki usmani, karena belum terdapat percetakan maka tenaga para khattat dikerahkan oleg para sultan buat menulis mushaf. Mushaf mushaf itu diwakafkan ke masjidil haram, masjid masjid, sekolah sekolah. Misalnya mushaf tulisan al hafidz Muhammad Amin Rusydi yang dipesan sang istri Sultan Mahmud Khan buat diwakafkan ke makam Junaid Al Baghdadi.

Mushaf buat masjidil haram dan masjidil aqsha ditulis menggunakan lebih Indah, diberi hiasan emas dan diberi sampul yang sangat kuat.

Tradisi menghadiahkan mushaf sang para kaligrafer kepada sultan sultan Turki Usmani yg baru diangkat, jua tradisi para Sultan untuk menghadiahkan mushaf kepada pemimpin Negara Negara lain, merupakan galat satu pendorong banyaknya penulisan mushaf. Misalnya Syukr Zadah Afandi menghadiahkan mushaf pada Sultan Mahmud I saat baru menduduki tahta.

Para kaligrafer yang banyak menulis mushaf :

  • Yaqut al Musta'shimi, poly sekali menulis mushaf. Diduga jumlah mushaf yang telah ditulisnya berjumlah 1001 mushaf. 
  • Kaligrafer Jamsyir Hafidz Sholeh (w. 1236) telah menulis 454 mushaf
  • Kaligrafer Ramdhan bin Ismail (w. 1091) telah menulis 400 mushaf
  • Kaligrafer Ahmad Naili (w. 1229) sudah menulis 121 mushaf
  • Muhyiddin Jalaluddin Zadah menulis 97 mushaf
  • Rajab bin Musthafa Khalifah (958) menulis 93 mushaf
  • Husamuddin Khalifah (950) menulis 89 mushaf
  • Darwisy Ali yg dijuluki as syeikh as tsani (1086) menulis 88 mushaf
  • Ibrahim Tohir bin Musthofa bin Ibrahim (w.  1167) sudah menulis 70 mushaf
  • Syekh Hamdullah Al Amasy menulis 44 mushaf
  • Ismail Afandi Khalifah (1118) menulis 44 mushaf
  • Kaligrafer Umar Ar-Rassam (w. 1130) sudah menulis 30 mushaf
  • Hafidz Usman yang digelari as syeikh as tsalits menulis 25 mushaf
  • Sayyid Abdullah Affandi (w. 1144)sudah menulis 24 mushaf
  • Ahmad Affandi Qazanji Zadah (1116) menulis 19 mushaf
  • Kaligrafer Umar vin Ismail (w. 1097) sudah menulis 10 mushaf

Itu hanya beberapa model saja. Belum semuanya. 

Adapun faktor faktor yang mengakibatkan mereka menempuh kesulitan buat menulis sekian banyak mushaf adalah :
  • Faktor religius, merasa terhormat karena sanggup menuliskan alfabet alfabet latif buat Al-Quran serta mengharapkan pahala berdasarkan Allah SWT. 
  • Faktor ekonomi, ada kemungkinan para kaligrafer itu mengakibatkan penulisan mushaf sebagai mata pencaharian. Mereka menulis berdasarkan pesanan. 
  • Adanya dorongan serta bonus menurut penguasa. 
  • Faktor tekhnologi, karena pada masa itu menyalin (menulis ulang ) merupakan satu satunya jalan untuk memperbanyak dokumen. 

Ada sejumlah kaligrafer yang sedikit menulis mushaf,  bahkan tidak sama sekali. Diantara mereka adalah :
  • Musthafa Raqim,  meskipun tulisannya Indah tidak tertandingi tetapi beliau tidak pernah merampungkan satu mushaf pun
  • Hasyim Muhammad Al Baghdadi. Beliau terlibat dalam beberapa proyek penulisan Al-Quran menjadi pengawas, bukan penulis. Beliau bercita cita menulis mushaf tetapi tidak terwujud sampai meninggal. 
  • Kaligrafer Mahmud Jalaluddin hanya menulis satu mushaf
  • Kaligrafer Muhammad Syauqi juga hanya menulis satu mushaf
  • Kaligrafer Ahmad Kamil Akdik pula hanya menulis satu mushaf
  • Abdullah Zuhdi menulis 2 mushaf
  • Muhammad Syafiq pula menulis 2 mushaf

Menulis 3 mushaf, merupakan homogen rata yang dicapai sang banyak kaligrafer.

Menulis Mushaf Diatas Kulit Telur


Salah satu usaha penulisan mushaf yg "aneh, unik dan nir biasa" merupakan penulisan mushaf diatas kulit telur. Butuh kesabaran taraf tinggi, serta ketelatenan. Seperti yang dilakukan sang seseorang kaligrafer tua berdasarkan Saudi Arabia ini. Ia menulis mushaf lengkap dalam 6 butir telur.


Menulis mushaf menggunakan darah


Kaligrafer Abbas Al-Baghdadi dipaksa menulis mushaf Al-Qur'an menggunakan darah oleh Presiden Iraq Saddam Hussein. Darah yg digunakan merupakan darah Saddam Husein sendiri. Mushaf ini menghabiskan 7 galon darah (sekitar 27 liter). Sebelum digunakan darah itu telah diberi obat pengencer. Abbas menulis mushaf itu selama 2 tahun, 16 jam sehari, dibawaha todongan senapan.


Kisahnya telah kami tulis dalam artikel Abbas Al-baghdadi Dipaksa Menulis dengan darah

Mushaf Terbesar Dan Mushaf Terkecil


Menulis mushaf menggunakan ukuran besar , sebagai keliru satu karya yang acapkali diusahakan oleh banyak kaligrafer. Motivasinya bermacam macam. Ada yang sekedar ingin tercatat menjadi rekor global. Ada yg niatnya agar mudah dibaca dalam shalat tarawih 30 jus. Di Indonesia, karya karya mushaf terbesar ada poly. Masjid masjid akbar seperti Masjid Semarang memiliki mushaf akbar. Lalu manakah yang terbesar..? Catatan terakhir yg tercatat di Guiness Book merupakan mushaf tulisan Muhammad Shobir Al Khudori Yaquti yang berada di Kabul.


Sedangkan mushaf yg terkecil, nir terlalu poly penulisnya. Faktornya adalah taraf kesulitan penulisannya yg tinggi. Menulis mushaf raksasa, lebih gampang dibandingkan menulis mushaf mini . Yang aku maksud adalah mushaf kecil orisinil tulisan tangan. Bila mushaf mini hasil cetak, tentu banyak. Termasuk yg saya temukan di laci meja ayah saya.

Peninggalan mushaf terkecil yang asli goresan pena tangan ditemukan pada Yaman. Mushaf ini adalah yg paling mini dan paling tua berdasarkan konfirmasi menurut Pusat Manuskrip Yaman. Usianya lebih kurang 300 tahun (balik ke tahun 1100 H). Panjangnya 1,4 centimeter. Dan lebarnya 1 centimeter.

Mushaf Al Qur'an asal menurut Afrika Utara. 
Menggunakan khat kufi, diperkirakan asal menurut era ke khalifahan Al Ma'mun




Sebuah page mushaf menggunakan khat Andalus (khat magribi). 
Diperkirakan berasal menurut abad 12 M


Mushaf Al-Qur'an menurut masa Dinasty Ming China (Abad 18 M)




Mushaf berdasarkan Iran ini diperkirakan dari menurut abad 11 H.
Menggunakan khat kufi usang yg sangat indah




Mushaf Al Qur'an menggunakan khat Maghribi




Mushaf koleksi perpustakaan Bin Yusuf Maroko. Diperkirakan dari berdasarkan abad 13 M




Mushaf menggunakan khat Andalus berdasarkan abad 13 H
kertas berwarna pink dibentuk pada kota Jativa.


Terima Kasih


All Artworks are properties of their respective owners
If you own the copyright to these files / images and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.


Sumber : 
  1. guity-novin.blogspot.com
  2. Buku kitab serta majalah 

MENOLAK 2 JUTA DOLLAR AMERIKA UNTUK KARYANYA


Kaligrafer Suriah bernama Muhammad Mahir Hadiri menolak uang tunai sebesar dua juta dollar Amerika, buat sebuah mushaf Al Quran yang ia tulis diatas kain. Mahir menolak untuk menyebutkan nama orang kaya yg berminat dalam karyanya itu. Namun terdapat dugaan bahwa orang itu adalah Presiden Suriah Basyar Al-Assad. 


Mahir Hadiri, seseorang kaligrafer serta pakar bordir, telah meghabiskan ketika selama 8 tahun buat menyulam sebuah mushaf Al Quran dengan secara manual memakai alat bordir biasa yg digerakkan sang jari jarinya sendiri tanpa bantuan indera alat terbaru dan personal komputer . Ayat al Quran itu beliau sulam menggunakan benang emas diatas kain ukuran panjang 80 centimeter dan lebar 60 centimeter.

Kemudian bagian pinggirnya ia hiasi menggunakan hiasan hiasan bordir dengan benang emas. . Pekerjaan itu menghabiskan saat selama 4 tahun. Jadi, total waktu buat mengerjakan mushaf ini adalah 12 tahun, termasuk proses pemeriksaan serta tashihnya. Ide menulis mushaf bordir ini dimulai tahun 2000.


Model mushaf yang ditulisnya adalah mushaf tahfidz contoh pojok, yg diawali dengan sebuah ayat dan diakhiri dengan sebuah ayat. Jenis khat yang ditiru adalah khat naskhi gaya Usman Toha. Mushaf itu dia bagi sebagai 12 jilid. Masing masing jilid berisi dua juz 1/2, dan memiliki berat hingga 15 kg perjilid. Total seluruh jilidnya mencapai berat 200 kg.

Mushaf ini ditulis diatas kain  yg telah dilapisi karton khusus anti jamur yang bisa menyerap kelembaban serta membunuh bakteri. 

Mushaf inipun telah dilakukan tashih buat memastikan keakuratan penulisannya. Diantara para ulama yg telah mentashihnya adalah Syekh Musthofa Al Jailani dan Syekh Ahmad Unais.

Muhammad Mahir Hadiri menjamin bahwa mushaf karyanya ini merupakan yang pertama serta satu satunya didunia. Ia menolak untuk menjual mushafnya. Karena tujuannya berkarya bukan buat mencari keuntungan dunia. 



Ia siap memberikannya secara cuma cuma pada siapa saja yg dapat menghargai karyanya serta sanggup memeliharanya. Ia berkata : Saya berharap ada orang yg percaya dalam karyaku dan menghargai seniku buat bergegas mengambilnya dan meletakkannya di musium buat dijaga dan dibuka kepada siapa saja yg ingin melihatnya. 



Mushafnya ini telah dipamerkan disebuah eksibisi internasional untuk kaligrafi di Istambul Turki.

Saat ini Mahir Hadiri mengungsi dan tinggal pada Turki, akibat gejolak politik yang menimpa negaranya. Di Turki beliau berprofesi menjadi penjahit serta tukang sulam. Ia telah poly menciptakan hiasan buat beberapa mushaf serta kitab buku kepercayaan .

Sumber keterangan dan gambar :


PENANDA MUSHAF ATAU BUKU BERBENTUK KALIGRAFI


Penanda mushaf atau penanda kitab atau bookmark, sangat dibutuhkan bagi anda yg senang menamatkan sebuah buku, atau bagi anda yang rajin mengkhatamkan Al Qur'an. Untuk buku kitab berukuran tebal (termasuk mushaf Al-Qur'an) umumnya sudah mempunyai sebuah peta merah buat menandai bagian terakhir bacaan anda. 

Bila pita tidak terdapat, poly orang yang menandai bukunya dengan melipat ujung kertas kitab tadi. Cara misalnya itu, nir dianjurkan karena akan Mengganggu kitab . Disamping itu, buat buku kitab kepercayaan , melipat ujung buku dapat dianggap sebagai perbuatan tak beretika (su'ul adab).
Daripada engkau melipat ujung buku, atau hanya sekedar meletakkan secarik kertas sebagai penanda, mendingan engkau coba menciptakan sendiri penanda bukumu. Hasilnya niscaya lebih unik, dan khas. Ada banyak ide membuat sendiri penanda kitab yang mampu kamu cari pada internet. Mulai yg berbentuk hewan, goresan pena motivasi, minion, serta lain lain.
Kali ini blog kaligrafi Islam ingin memberikan wangsit membuat penanda kitab berbentuk kaligrafi. Ya benar. Kenapa kita tidak mencoba menciptakan yg contoh kaligrafi ?. Terutama buat menandai mushaf Al Quran serta buku buku agama lainnya.
Yang hendak kami tampilkan ini dia hanya sekedar wangsit idenya saja. Hanya gambar gambar yg kami kumpulkan berdasarkan sana sini. Selanjutnya silahkan dicoba serta dikembangkan sendiri. Nanti pada kesempatan lain, kita akan mencoba bersama sama membuat sendiri.
Siapa memahami kreatifitas anda diminati orang serta menjadi sumber penghasilan.
  • Penanda Buku berbentuk tulisan pada khat Kufi. Kamu tinggal menambahkan semacam ekor melengkung sebagai pengait. Bisa kamu buat dari kertas yg relatif kaku. Atau bahan bahan lain, syaratnya tipis dan kaku.


Dari atas ke bawah :
Syagaf (passion)
Iqra' (bacalah)
Farah (kegembiraan)
Najah (sukses)



Terlihat anggun menjadi penanda buku


kreatifitasmu dapat sebagai sumber penghasilan 



  • Printed bookmark. Bookmark ini adalah kartu biasa yang engkau lubangi lalu kamu beri benang benang hias. Seluruh design dikerjakan sang printer. Tugasmu adalah merancang design-nya pada laptop. Gambar kaligrafi atau quotes yg engkau inginkan tinggal cari saja pada internet. 


Penanda buku menggunakan hiasan kaligrafi Kufi Murobba' 


Sisi sebelahnya bisa diberi istilah istilah motivasi


  • Model penanda buku berdasarkan kaligrafi yang diberi tali. Model ini adalah adonan dari dua model sebelumnya. [etsy.com]. Agar lebih unik dan spesial , buatlah goresan pena namamu.

Sarah




Kristina




Ibrahim


Penanda Mushaf atau Buku Berbentuk Kaligrafi. @CARA FLEXI. Artikel ini ditulis menggunakan memperhatikan sumber sember tertera dibawah ini :

 All artworks are properties of their respective owners If you own the hak cipta to this arsip/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.

Sumber :

JENIS JENIS KALIGRAFI ISLAM


Beberapa Jenis Kaligrafi

Munculnya Ragam Kaligrafi


Kaligrafi Islam terdapat poly jenis serta ragamnya. Masing masing, mempunyai bentuk alfabet serta fungsi yang tidak sinkron beda. Tulisan untuk dokumen dokumen resmi contohnya, menggunakan jenis kaligrafi tertentu yg berbeda menggunakan kaligrafi untuk hiasan serta sampul sampul buku. Begitu pula tulisan buat prasasti serta rambu rambu, serta seterusnya. 

Secara ringkas, sejarah munculnya ragam kaligrafi adalah menjadi berikut :


Tulisan Arab dari berdasarkan goresan pena Nabati. Khat Nabati ini mempunyai karakter kaku, sebagaimana yang sanggup kita lihat menurut goresan pena tulisan Arab pada masa lalu. Pada masa Islam, tulisan Arab yang sederhana itu, sudah dikuasai oleh "segelintir" sahabat Nabi Muhammad. Dengannya, mushaf Al-Qur'an ditulis serta dipelihara. Demikian juga surat menyurat nabi Muhammad SAW. 


Tentu saja, tidak terdapat nama bagi goresan pena Arab ketika itu. Untuk memudahkan penelitian, para ilmuwan memberi nama tulisan warga Makkah waktu itu menggunakan Khat Makki. Sedangkan goresan pena yg berkembang di Madinah disebut khat Madani. Dua duanya sang para ilmuwan disebut khat Jazm. Meskipun keduanya memiliki disparitas, tetapi ada satu persamaan karakter yaitu kaku serta kemarau (yabisah). 

Peninggalan peninggalan masa awal Islam menujukkan bahwa tulisan mereka memiliki ukuran huruf yg tidak seragam. Demikian juga dengan tinggi hurufnya. Hal ini dikarenakan para penulisnya kurang terlatih, karena tulis menulis bukan kegiatan yg rutin dilakukan setiap hari. Mereka nir bisa mempertahankankan karakter goresan pena saat wajib menulis terus menerus. 


Setelah Islam menyeberang ke tanah Iraq serta kota Kufah dibangun serta dijadikan ibukota pemerintahan Islam, maka tulisan Arab semakin berkembang serta menemukan bentuknya. Kebutuhan akan tulis menulis dalam masa itu telah sangat meluas. 

Tulisan itu seterusnya disebut menggunakan nama Khat Kufi, dikaitkan kepada kota Kufah di Iraq. Penamaan Khat Kufi tidak melulu menunjuk dalam jenis goresan pena yang terdapat dikota Kufah. Tapi penamaan khat Kufi juga meliputi tulisan tulisan sederhana yg telah terdapat pada masa kemudian, yang timbul bersamaan menggunakan berkembangnya Islam. Jadi khat Kufi lebih tua berdasarkan kota Kufah itu sendiri.



Dengan khat Kufi inilah mushaf mushaf ditulis. Tanpa titik serta harokat. Penggunaan khat Kufi buat menulis mushaf berlangsung ratusan tahun.


Kemudian, para kaligrafer secara sedikit demi sedikit menyebarkan bagian bagian yang luwes menurut khat Kufi. َQutbah Al Muharrir (w. 154 H) yg hayati di zaman Bani Umayyah berhasil merancang goresan pena tulisan yang nantinya merupakan berasal semua kaligrafi luwes (layyinah). Ia menemukan Tumar, Jalil, Nisf serta Tsuluts. Tumar sendiri adalah naskah atau shahifah. Hanya saja ukurannya sangat akbar, sebagai akibatnya lebih cocok buat dibentuk hiasan daripada menulis naskah. 


Lalu ditemukan versi yang lebih kecil yang disebut Badi' serta Tsuluts. Ibnu Muqlah (w. 328) yang pertama memantapkan kaidah kaidah khat badi' yang kemudian disebut khat naskhi. 

Maka selesainya itu, makin poly lahir jenis jenis tulisan Arab. 


Para tokoh kaligrafi, semenjak abad ke-3 H / 9 M sudah mengembangkan beragam jenis goresan pena. Mereka memberikan nama nama tertentu buat tulisannya. Saat itu ada banyak sebutan. Tiap tulisan diberi nama sendiri sendiri. 



Ada yang namanya berdasarkan dalam ukuran pena. Misalnya tsuluts berarti berukuran penanya 1/3. Jalil berarti besar . Tsulutsaini berarti dua pertiga, serta sebagainya. Ada juga nama khat yang diambil dari nama tempat. Misalnya khat Farisi berasal dari Persia, khat Magribi berasal dari Maghrib (meliputi negeri negeri Maroko, Tunisia, serta lain lain).

Sebutan sebutan itu relatif membingungkan. Karena satu contoh tulisan, banyak yang seperti menggunakan model goresan pena lain. Ibnu Nadim menyebutkan terdapat 40 jenis kaligrafi dengan sebutan sendiri sendiri. Sementara Muhammad Bin Sulaiman al-Rawandi menyebutnya ada 70 jenis. Para peneliti lain mengungkapkan terdapat 150 jenis kaligrafi. Bahkan terdapat yg menyebutkan 120 jenis buat kaligrafi contoh Kufi saja.!!


Sebagai misal, nama nama jenis kaligrafi waktu itu antara lain : jalil, tsulus, tsulutsain, tsulus tsaqil, gubar, tumar, lu'lu'iy, musalsal, mudabbaj, masyaq, tajawid, muhaqqaq, munamnam, musahham, mabsuth, rayhani, maraqqa', mudawwar, serta seterusnya.


Maka para ulama kemudian mencoba membuat gerombolan gerombolan kaligrafi. Ada kaligrafi yg dianggap sebagai "arus utama" yang mereka sebut "khat asasi". Ada juga yg hanya adalah cabang cabang saja. Yang ini diklaim "khat furu' ".  Masing masing dipelajari dengan sungguh sungguh serta dibuatkan kaidah serta aturan masing masing. 

Jenis Jenis Kaligrafi Asasi


Ada enam jenis genre kaligrafi yg ditetapkan sebagai kaligrafi asasi. Apa saja enam kaligrafi asasi tersebut? 


Jawabannya, para ilmuwan ternyata tidak sepakat. Para peneliti tidak satu suara. Ada yang memasukkan Diwani Jaly sebagai kaligrafi asasi. Ada yang membuang khat kufi. Ada yang memasukkan tugra' sebagai khat asasi, Ada yang menganggap khat Rayhani atau Ijazah yang paling pantas disebut asasi..... serta seterusnya. 



Namun paling nir, ada pendapat secara umum dikuasai yang sanggup kita ikuti. Mayoritas artis kaligrafi beropini yg termasuk kaligrafi asasi ada enam yaitu : Kufi, Tsuluts, Naskh, Riq'ah, Humayuni (Diwani), serta Farisi.


Berikut ini rincian penerangan masing masing : 

1.  Khat Kufi


Nama Kufi diambil dari nama kota Kufah di Irak. Khat ini menjadi sangat indah pada masa Daulah Abbasiyah, kemudian mencapai puncaknya pada masa daulah Fathimiyah di Mesir, dengan memasukkan unsur unsur hiasan serta ornamen kedalamnya. Bahkan khat kufi hiasan sering disebut Kufi Fathimi.

Kufi asli memiliki ciri ciri tidak bersyakal serta dibiarkan asli tanpa hiasan. Sedangkan Kufi yang sudah berkembang, banyak mengambil bentuk bentuk yang lebih beragam, serta banyak digunakan dalam karya karya arsitektur, untuk menghiasi masjid, makam, serta istana raja raja.
Secara garis akbar, ada tiga jenis Kufi :
  1. Kufi mushaf adalah kufi sederhana (kufi basith) yg digunakan untuk menulis mushaf Al Qur'an.
  2. Kufi Fatimi adalah Kufi yang sudah mengambil hiasan hiasan serta ornamen. Meliputi motif dedaunan (kufi muwarraq), motif bunga bunga (kufi muzahhar atau mukhommal), motif berjalin atau berpilin (kufi madfur, atau mu'aqqad atau mutarabith)
  3. Kufi Murabba' merupakan kufi berbentuk kotak kotak. 
Berikut ini contoh contohnya :



Kufi Murobba' (kotak kotak)

tertulis kata ''adil " diulang ulang sebanyak empat kali



Kufi Fathimi (dengan motif dedaunan atau muwarroq )


Untuk model model kaligrafi Kuufi lebih banyak, silahkan baca : 25 Contoh Kaligrafi Kufi

dua.   Naskhi


Jenis Tulisan ini muncul pada awal abad ke 4 Hijriyah. Ia muncul mengiringi maraknya penulisan buku serta Al-Quran. Karena itu ia disebut "naskh" yang berarti naskah. Karena secara luas digunakan untuk "naskh al-Quran". Pada awal kemunculannya, jenis kaligrafi ini disebut "badi' " . Kaidah kaidah kaligrafi ini di sempurnakan oleh al- Wazir Ibnu Muqlah.

Kaligrafi Naskhi ini memiliki karakteristik luwes, serta jelas dibaca. Apalagi bila kemudian diberi syakal serta titik. Naskhi tidak digunakan dalam bentuk "tarkib" (bertumpuk tumpuk seperti halnya Tsuluts), melainkan datar mengikuti garis. Pada masa belakangan, gaya naskhi menjadi tulisan baku untuk buku buku serta karya karya ilmiyah (termasuk untuk penulisan menggunakan mesin cetak serta komputer).

Kaligrafi jenis Naskhi ini biasanya diajarkan pertama kali sebelum mempelajari yang lain. Perlu latihan tekun serta banyak pengulangan untuk benar benar menguasainya.


Surah Al Fatihah ditulis menggunakan khat Naskhi

Untuk model model kaligrafi Naskhi lebih poly, silahkan baca : 25 Contoh Terbaik Kaligrafi Naskhi

tiga.   Farisi / Nastaliq


Disebut FARISI karena ia muncul serta populer dinegeri negeri Persia (Farsi). Disebut TA'LIQ, karena cara penulisannya seperti gaya penulisan catatan kaki yang lazimnya miring kebawah dari kanan kekiri. Disebut NASTALIQ karena fungsinya mirip dengan Naskhi yaitu sebagai tulisan standar bagi buku buku pengetahuan (sampai hari ini buku buku pengetahuan berbahasa Persia serta website website mereka masih menggunakan Farisi disamping Sikasteh). Jadi Nasta'liq adalah gabungan dari kata Naskh serta Ta'liq.

Untuk menguasai tulisan ini pun sangat sulit serta perlu latihan yang banyak. Kadang kadang diperlukan dua mata pena untuk menuliskannya karena satu huruf memiliki ketebalan yang berbeda. Para Ustadz kaligrafi berkata :
"Siapa yang belum menguasai kaligrafi Farisi serta Tsulutsy, maka ia belum disebut khattat".
Berikut ini contoh Farisi :



Kaligrafi Farisi berbunyi :

kullu ilmin laisa fil qirthasi dhoo' -- kullu syarrin jaawazal isnaini syaa'
"semua ilmu, yang tidak ditulis dikertas akan hilang -- Semua kejahatan yg terulang dua kali akan tersiar "
Untuk contoh contoh lebih banyak silahkan baca : 25 Contoh Kaligrafi Farisi Terbaik

4.   Tsuluts 


Ini adalah jenis kaligrafi yang paling gagah, mewah serta elegan. Sebagaimana dikatakan, tsuluts menjadi syarat bagi seseorang untuk digelari "khattaat", karena memang sangat sulit mempelajarinya. Kaligrafi tsuluts dibagi 2 :

Tsuluts 'aady atau tsuluts biasa. Ditulis memakai pena ukuran minimal 4 mm, ditulis dengan gaya biasa, jarang dibentuk menjadi bentuk bentuk yang rumit.

Tsuluts jaliy ditulis dengan pena berukuran dua kali lipat tsuluts biasa, serta sering dikreasikan dalam bentuk bentuk yang rumit. Misalnya bentuk murokkab (bersusun susun), model ma'kus atau mutanadzir (berpantulan), serta bentuk bentuk binatang.

Tsuluts biasa serta tsuluts jaly, tidak memiliki banyak perbedaan. Hanya ukuran pena saja yang membedakan keduanya. Karena itu tsuluts jali masih dianggap bagian dari tsuluts.


Tsuluts áady karya Usman Ozcay berisi maqolah mengenai mencintai Allah


Tsuluts Jaliy (Jaliy Tsuluts) karya Dawud Bektasy dibuat murokkab
(bertumpuk tumpuk) berbunyi : maa kaana Muhammadun abaa ahadin min rijalikum...)




Tsuluts jaliy ma'kus (berpantulan) karya Hasyim Muhammad berbunyi :

"wamaa utitum minal ilmi illa qalilan".
Lihat model lebih banyak di 25 Contoh Kaligrafi Tsuluts Terbaik

5.   Diwany


Jenis Kaligrafi ini sempat menjadi tulisan yg dirahasiakan sang Daulah Usmaniyah karena keindahannya. Selanjutnya, sesudah Sultan Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel tahun 857 H, penggunaan Diwany mulai dipublikasikan meski terbatas dalam penulisan diwan diwan resmi (pembukuan dokumen) Kerajaan Usmaniyah. Dan dari situlah jenis kaligrafi ini memperoleh namanya.

Sering disebutkan, bahwa yang pertama kali meletakkan kaidah kaidah Diwany adalah Ibrahim Munif At Turki. Selanjutnya Diwany memiliki tiga aliran gaya yaitu : gaya Turki, gaya Mesir, serta gaya Baghdad. Keindahan Diwany terletak pada keluwesannya serta banyak menggunakan huruf huruf memutar.



Diwany karya  Sayyid Ahmad.

Isinya hadis nabi : ayyuhan-sial inna lakum maálima fantahuu ilaa málimikum...dst

Diwany memiliki kreasi selanjutnya yang diklaim diwany jaliy. Sebagian besar bentuk hurufnya mirip dengan diwany biasa, hanya saja hiasannya lebih "ramai". Juga dibedakan dengan adanya mahkota mahkota di kepala kepala hurufnya. Penulisannya juga menggunakan pena berukuran lebih besar serta biasanya menggunakan 2 mata pena : pena besar untuk tulisan serta pena kecil untuk hiasan.

Diwani Jaly meskipun mengambil nama "diwani", ia harus dianggap sebagai jenis kaligrafi tersendiri karena bentuknya berbeda dengan diwani biasa. Hanya saja kebanyakan kaligrafer serta para peneliti, tidak menjadikan diwani jali sebagai jenis tersendiri karena dikembangkan oleh orang yang sama yang mengembangkan diwani biasa, antara lain Gazlan Bik. 

Berikut contoh serta diwani jaliy :


Diwani Jali latif sekali karya Jalal Amin Solih berisi kutipan hadis :
"kalimatani khofifatani alal-lisan tsaqilatani fil mizan...dst".
Lihat model contoh lebih banyak di 25 model kaligrafi diwani jali

6.   Riq'ah


Riq'ah atau ruq'ah adalah tulisan yang sangat indah, tetapi sangat sederhana serta mudah dipelajari. Rata rata khattaat menguasai tulisan gaya ini. Hanya saja, karena watak tulisannya yang bisa ditorehkan dengan cepat, kaligrafi ini jarang benar benar diberikan roh sebagai sebuah karya seni.

Yang pertama meletakkan kaidah kaidahnya adalah Musytasyar Mumtaz Bik seorang pengajar kaligrafi Sultan Abdul Majid Khan seorang raja Dinasty Usmani pada tahun 1280 H. Kemudian kaidah kaidahnya disempurnakan oleh Muhammad Izzat At-Turky. Ciri khas riq'ah adalah tidak menggunakan harokat serta hiasan. Berikut ini misalnya :


Riqáh Karya Abdurrahman Yusuf Hamid.
Berisi petikan hadis nabi tentang sayyidul istighfar.

Kaligrafi Cabang (Khat Furu')


Selanjutnya, adalah jenis jenis kaligrafi yg dianggap furu' (cabang). Disebut furu' karena :
  1. dianggap menjadi turunan atau ciptaan lanjutan dari kaligrafi asasi. Misalnya, Sikasteh dianggap sebagai turunan dari Farisi, Diwani Jali dipercaya turunan berdasarkan Diwani.
  2. tidak banyak dikembangkan, atau nir sepopuler kaligrafi utama dalam pembuatan karyanya. Bahkan sebagian sudah dipercaya mati. Karya karya kaligrafi furu' ini hanya menjadi pelengkap berdasarkan kaligrafi utama
  3. Tidak memerlukan latihan spesifik, lantaran latihannya mengikuti latihan khat primer. Bila khat utama bisa dikuasai, maka khat cabang ini gampang dikuasai.  
Yang termasuk kaligrafi furu' berdasarkan pendapat secara umum dikuasai khattat diantaranya : 

7.   Kaligrafi Ijazah (khat raihany)


Disebut pula khat tauqi' (pertanda tangan) karena khat ini manfaatnya untuk menandai sebuah karya, atau menulis pengakuan terhadap keahlian seorang anak didik menurut gurunya. Khat ijazah termasuk kaligrafi tua. Usianya balik kepada goresan pena Yusuf As Sinjari tahun 200 H. 

 Khat ini sering digunakan oleh Fadl bin Sahl seorang menteri Khalifah Al Makmun yg digelari dzu riyasatain. Maka dalam ketika itu, khat ijazah pernah disebut khat riyasi. Ia juga disebut khat Raihany.


Berikut ini model khat ijazah atau tauqi' :



Khat Ijazah 


Khat Ijazah yang dipakai menjadi tauqi'
(tanda tangan atau penanda sebuah karya) ditulis dipinggir sebuah karya (lihat panah merah)

8.    Kaligrafi Sikasteh

Shikastah merupakan kaligrafi asli Persia yang merupakan pengembangan kreasi (turunan) dari khat nasta'liq atau ta'liq. Karena itu bentuknya sangat dekat dengan kaligrafi Ta'liq serta sering disebut Shikasteh Ta'liq.

Shikastah diciptakan di Iran pada masa dinasty Safawiyah pada Abad 16 H. Tampaknya banyak kaligrafer yang berkontribusi mengembangkan khat ini, termasuk pencipta ta'liq, Mir Ali Al-Harawi, Mir Imad Al-Hasani, serta lain lain. 

Mengutip kitab Sirajuddin. AR, penciptaan Shikasteh dihubung hubungkan kepada Shafi berdasarkan Herat. Puncak kedudukan paling masyhur berdasarkan tulisan ini ditempati sang Darwisy Abdul Majid Taliqani (wafat 1185 H).

Berikut ini misalnya :


Surat Al Fatihah ditulis pada khat Shikastah


9.   Kaligrafi Maghribi

Kaligrafi Maghribi termasuk salah satu tulisan (script) yang digunakan untuk penulisan mushaf Al-Quran dinegeri negeri Islam sebelah barat (Maroko, Tunisia, Aljazair serta lain lain). Kaligrafi Maghribi diambil langsung dari Kufi (menurut kesimpulan dari penelitian O Houdas 1886 M). Maghribi serta Naskhi adalah dua cabang dari Kufi. 

Naskhi kemudian menghasilkan jenis jenis kaligrafi "masyriq" (kaligrafi model timur) yaitu : tsuluts, farisi, diwani serta riqáh (yang kita kenal sebagai jenis jenis utama kaligrafi Islam).

Berikut ini misalnya :




10.   Kaligrafi Sumbuli

Merupakan turunan menurut Khat diwani. Tidak banyak yg diketahui dari khat ini, selain yang disebutkan sang Tahir Al Kurdi bahwa peletaknya merupakan Arif Hikmat.


11.   Huruf Taaj

Huruf Taaj ialah alfabet alfabet mahkota. Disebut begitu karena adanya hiasan berbentuk mahkota diatas hurufnya. Adalah keinginan dari Raja Mesir terdahulu -Yang Mulia Raja Ahmad Fuad I - untuk meningkatkan keterbacaan tulisan Naskhi serta Riqáh, dengan membuat semacam huruf kapital pada huruf huruf di awal kalimat, serta pada penulisan nama nama. Beliau memang terpengaruh oleh model huruf huruf latin yang memiliki bentuk kapital. 

Berikut ini misalnya :

Kata istilah mutiara Ali bin Abi Thalib
ditulis pada huruf Taaj sang Jawad Sibti



12.   Khat Tumar

Tumar artinya adalah shahifah. Sesuai namanya, khat ini digunakan buat menulis shahifah shahifah (lembaran lembaran naskah). Hanya saja ukurannya sangat besar . Mereka membuatnya menggunakan ukuran 24 bulu birdzaun. Lebih pantas digunakan buat menulisi tembok. Khat ini dipakai sang para khalifah pada catatan catatan insya. Melihat contoh tumar ini dia, bisa dipastikan beliau merupakan asal berdasarkan khat tsuluts.



Artikel berjudul Jenis Jenis Kaligrafi Islam merupakan original milik Blog CARA FLEXI, ditulis menggunakan memperhatikan asal asal yg tertera dibawah ini.  
Mudah mudahan berguna. Silahkan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Tunjukkan penghargaan anda kepada penulis blog CARA FLEXI dengan tidak melakukan perbuatan copas (copy paste) 


All artworks are properties of their respective owners
If you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.

Sumber :