PENGERTIAN TEORI TRAIT AND FACTOR
Pengertian, Teori Trait And Factor
1. Konsep Dasar Teori Konseling Trait serta Factor Tentang Manusia
Kepribadian adalah suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu sama lain misalnya kecakapan, minat, perilaku, serta temperamen. Hal yg fundamental bagi konseling trait serta factor merupakan asumsi bahwa individu berusaha buat memakai pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya menjadi dasar bagi pengembangan potensinya. Maksud konseling menurut Williamson adalah buat membantu perkembangan kesempurnaan aneka macam aspek kehidupan insan, serta tugas konseling trait serta factor merupakan membantu individu pada memperoleh kemajuan tahu serta mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri pada aktivitas menggunakan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hayati serta karir (Shertzer & Stone, 1980, 171).
Williamson menyebut filsafatnya menjadi “personalisme” bahwa manusia adalah seseorang individu yg unik untuk sebagian besar dapat menghipnotis serta menguasai baik pembawaan, juga lingkungannya. Pada tiap orang ada sifat-sifat yg umum secara manusiawi dan terdapat dalam semua manusia. Di samping itu ada juga sifat yang khas masih ada pada seseorang yaitu sifat yang unik. Hal itu terjadi lantaran pembawaan dan lingkungan tiap orang berbeda-beda.
Dasar psikologis dari aliran trait and factor ini poly dipengaruhi sang tokoh-tokoh psikologi lain, contohnya Cattell, Spearman, serta Mc Dougall, juga ditentukan sang psikoanalisa. Aliran ini memandang bahwa manusia bersifat rasional dengan kemampuan berkembang kearah positif atau negatif. Manusia memerlukan donasi orang lain pada perkembangannya.
Perkembangan insan dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan yang mensugesti keberhasilan belajar. Potensi eksklusif seorang nisbi stabil sesudah berumur 7 tahun. Eysenck mendapat efek menurut Alport yg menekankan adanya sistem, sruktur serta organisasi pada konduite seseorang. Eysenk mengemukakan batasan kepribadian sebagai berikut. Karakter merupakan sistem yg sedikit banyak permanen serta berkelanjutan berdasarkan konduite konatif (kemauan). Yang dimaksud dengan temperamen adalah sistem yg sedikit poly berkelanjutan menurut perilaku afektif (emosi). Yang dimaksud dengan intelek merupakan sistem yang sedikit banyak permanen dan berkelanjutan menurut perilaku kognitif (kecerdasan). Yang dimaksud dengan fisik adalah sistem yang sedikit banyak tetap serta berkelanjutan dari bentuk tubuh dan pembawaan susunan saraf kelenjar endokrin. Sedangkan Williamson memiliki pandangan tentang insan merupakan sebagai berikut:
- Manusia mempunyai potensi berbuat baik dan tidak baik. Makna hayati adalah mencari kebenaran dan berbuat baik dan menolak kejahatan, paling tidak menguasai keburukan dan kejahatan. Menjadi manusia seutuhnya tergantung dari derajat kewaspadaan dan penguasaan diri dan hanya bisa dicapai dalam interaksi menggunakan manusia lainnya.
- Diri manusia hanya akan berkembang di pada masyarakat serta pada hakekatnya manusia tak mampu hayati sepenuhnya pada luar masyarakat.
- Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik. Sebenarnya pencaharian serta usaha ke arah itu pun telah memberitahuakn dan merupakan kehidupan yang baik.
2. Konsep Dasar Teori Konseling Trait-Factor
Yang dimaksud dengan trait merupakan suatu ciri yg spesial bagi seorang pada berpikir, berperasaan, serta berprilaku, misalnya intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), serta militan (berprilaku). Ciri itu dipercaya sebagai suatu dimensi kepribadian, yg masing-masing menciptakan suatu kontinum atau skala yg terentang berdasarkan sangat tinggi sampai sangat rendah. Teori Trait dan Factor adalah pandangan yg berkata bahwa kepribadian seorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah karakteristik, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
Konseling Trait serta Factor berpegang pada pandangan yg sama serta memakai tes-tes psikologis buat menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian eksklusif, yang diketahui memiliki relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu acara studi. Dan jua kata konseling trait serta factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis serta penerapan pemahaman itu dalam memecahkan baraneka problem yg dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan.
Eysenck tokoh lain berdasarkan Aliran Trait-factor menyebut juga sifat sebagai konsep pokoknya. Ia memberikan batasan yang pada dasarnya sama, tetapi menggunakan perumusan yg relatif lain. Ia menyebut sifat sebagai prinsip pengatur yang dapat disimpulkan dari pengamatan perilaku. Secara lebih sederhana dia menyebut sifat menjadi grup prilaku yg berkorelasi. Metode yg dipakai buat penelitianya sama menggunakan Cattell adalah analisis faktor. Mengenai tipe-tipenya ia banyak mengambil dari tipelogi yang telah ada. Jadi sifat-sifat seseorang dikaitkanya pada tipe-tipe.
Eyseck jga menggunakan istilah sikap misalnya Cattell, tetapi dihubungkannya menggunakan minat, opini (pendapat serta ideologi). Menurut pendapatnya, minat merupakan sikap yang menunjukkan nilai positif terhadap sesuatu. Sedangkan sentimen sinkron dengan arti yang diberikan Mc Dougall mencangkup wilayah afektif (perasaan) maupun conative (kemauan).
Williamson berpendapat bahwa kepribadian terdiri menurut sistem sifat atau faktor yg saling tergantung, misalnya kemampuan, minat, perilaku dan temperamen. Perkembangan individu berdasarkan masa kanak-kanak ke masa dewasa maju jika faktor-faktor tersebut diperkuat dan sebagai matang. Studi ilmiah telah dilakukan buat mengetahui banyak sekali sifat individu serta membantunya mengenal dirinya sendiri serta meramalkan keberhasilanya pada aneka macam kegiatan atau jabatan.
Williamson pun mempunyai konsep pokok bahwa masih ada sifat (trait) yg unik pada tiap individu dan yang wajib diselidiki secara objektif dengan pengukuran yg objektif jua. Sama jua dengan tokoh-tokoh yg lainnya, ia menekankan pentingnya lingkungan, terutama masyarakat. Tujuan penyuluhan tidak bisa terbatas kepada bantuan kepada individu untuk mengenal dirinya sendiri serta mengatur dirinya sendiri saja. Dengan demikian, beliau mungkin sebagai orang yg berpusat pada diri sendiri dan hanya mementingkan diri sendiri dan tak mungkin jua beliau sebagai orang yg baik dalam arti yang sebenarnya.
Sifat ini merupakan konsep utama dalam aliran yang dipengaruhi sang Allport, lantaran Allport yang mulai menekankan pentingnya konsep diri. Untuk aliran ini, sifat dapat dianggap struktur mental yg ditemukan melalui pengamatan konduite dan adalah keteraturan dan ketetapan dari konduite tertentu. Ada beberapa jenis dan pengelompokan sifat, yaitu:
a. Sifat umum (comon traits) adalah sifat yang masih ada pada semua manusia.
b. Sifat khas (unique traits) yang terdapat pada orang-orang eksklusif, yg bisa lagi dibagi menjadi:
- Sifat unik relatif, perbedaanya terjadi karena pengaturan sifat yg tidak sinkron.
- Sifat unik intrinsik, sifat yg benar -betul tidak sama menggunakan orang lain, yg mengakibatkan keunikan seseorang individu.
Sifat-sifat ini dikelompokan pula sebagai:
a. Sifat bagian atas (surfacetraits) yg mampu tampak dalam seorang dan bisa diamati orang lain merupakan hasil interaksi antara pembawaan serta lingkungan dan merupakan sekelompok insiden perilaku yg beralan bersama.
b. Sifat berasal (source trait) adalah pengaruh struktural sebenarnya yg mendasari kepribadian, asal dari pembawaan dan konsistusi seseorang, sifat asal yang berinteraksi dengan lingkungan terdapat yang tampak sebagai sifat permukaan, tetapi ada pula yang tetap intrinsik sifatnya.
Adapun tujuan dari konseling trait dan factor adalah buat mengajak siswa (konseling) buat berfikir tentang dirinya dan bisa membuatkan cara-cara yg dilakukan agar bisa keluar menurut perkara yang dihadapinya. Selain itu, dimaksudkan supaya murid mengalami:
- Self-Clarification / Klarifikasi diri
- Self-Understanding / Pemahaman diri
- Self-Acceptance / Penerimaan diri
- Self-Direction / Pengarahan diri
- Sel-Actualization / Aktualisasi diri
3. Peranan Konselor dan Proses Konseling Trait dan Factor
Peranan konselor menurut aliran trait dan factor adalah memberi memahami konseli tentang banyak sekali kemampuannya yg diperoleh konselor melalui output testing juga dia mengetahui kelemahan dan kekuatan kepribadian konseli, sebagai akibatnya dapat meramalkan jabatan apa atau jurusan apa yg cocok bagi konseli. Konselor membantu konseli memilih tujuan yang akan dicapainya disesuaikan dengan output testing. Juga menggunakan memberitahukan sifat dan talenta konseli, maka konseli sanggup mengelola hidupnya sendiri sehingga bisa hayati lebih berbahagia. Jadi peranan konselor disini adalah memberitahukan, memberikan fakta, mengarahkan, karena itu pedekatan ini diklaim kognitif rasional.
Proses konseling dibagi pada 5 tahap / langkah, yaitu :
1. Analisis terdiri dari pengumpulan keterangan dan data mengenai siswa atau konseli. Baik konseli juga konselor wajib mempunyai keterangan yg bonafide, valid, dan relevan buat mendiagnosa pembawaan, minat, motif, kesehatan jasmani serta lain sebagainya. Alat analisis yg bisa dikumpulkan adalah :
a. Catatan komulatif
b. Wawancara
c. Format distribusi waktu
d. Otobiografi
e. Catatan anekdot
f. Test psikologi
Study masalah dapat merupakan alat analisis juga metode buat memadukan seluruh data serta terdiri dari catatan komprehensif yang meliputi keadaan keluarga, perkembangan kesehatan, pendidikan juga pekerjaan dan minat, serta ciptaan dan kebiasaan-kebiasaan. Selain mengumpulkan data obyektif, konselor memperhatikan pula keinginan dan sikap konseli.
2. Sintesis adalah langkah buat merangkum dan mengatur data menurut hasil analisis, sedemikian rupa sebagai akibatnya pertanda talenta siswa, kelemahan serta kekuatannya. Penyesuaian diri juga ketaksanggupan beradaptasi.
3. Diagnosis adalah langkah pertama pada bimbingan serta hendaknya bisa menemukan ketetapan dan pola yg menuju pada perseteruan, karena-sebabnya dan sifat-sifat siswa yang berarti serta relevan yang berpengaruh pada proses penyesuaian diri. Diagnosis mencakup 3 langkah, yaitu:
a. Identifikasi perkara yang sifatnya naratif bisa menggunakan kategori Bordin dan Pepinsky. Kategori penaksiran Bordin
- dependence (ketergantungan)
- lack of information (kurangnya liputan)
- self conflict (permasalahan diri)
- choice anxiety (kecemasan dalam menciptakan pilihan)
Kategori diagnosis Pepinsky
- lack of assurance (kurang dukungan)
- lack of information (kurang berita)
- lack of skill (kurang keterampilan)
- dependence (ketergantungan)
- self conflict (konlflik diri)
b. Menentukan karena-sebab, mencakup pencaharian hubungan antara massa lalu, masa kini , serta masa depan yg dapat memberitahuakn karena-sebab tanda-tanda.
c. Prognosis merupakan upaya buat memprediksi kemungkinan yang akan terjadi menurut data yg terdapat. Prognosis, misal diagnosisnya kurang cerdas, prognosisnya sebagai kurang cerdas buat pengerjaan sekolah yang sulit, sehingga mungkin sekali gagal kalau ingin belajar sebagai dokter. Dengan demikian konselor bertanggung jawab dan membantu konseli buat mencapai taraf pengambilan tanggung jawab buat dirinya sendiri, yg berarti ia mampu serta mengerti secara logis, tetapi secara emosional belum mau mendapat.
4. Konseling merupakan interaksi membantu bagi konseli buat menemukan sumber diri sendiri maupun asal lembaga dan rakyat membantu konseli mencapai penyesuaian optimal, sinkron dengan kemampuannya. Hal ini mencakup 5 jenis konseling :
a. Belajar terpimpin menuju pengertian diri.
b. Mendidik kembali atau mengajar balik sinkron menggunakan kebutuhan individu menjadi alat buat mencapai tujuan kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya.
c. Bantuan pribadi berdasarkan konselor supaya konseli mengerti dan terampil pada menerapkan prinsip dan teknik yg diharapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mencakup interaksi serta teknik yg bersifat menyembuhkan dan efektif.
e. Suatu bentuk mendidik pulang yg sifatnya sebagai katarsis atau penyaluran.
Selain itu, terdapat juga proses berdasarkan dalam konseling (treatment) yg berhubungan dengan pemecahan kasus konseling yaitu terdapat 4 langkah:
- Pengembangan cara lain masalah.
- Proses pemecahan perkara menggunakan menggunakan beberapa strategi.
- Pengujian alternatif pemecahan kasus. Dilakukan buat menentukan alternatif mana yg akan diimplementasikan, sebagai akibatnya perlu diuji kelebihan serta kelemahan, keuntungan serta kerugian, dan faktor pendukung dan penghambat.
- Pengambilan keputusan. Keputusan diambil dari kondisi, kegunaaan, dan fleksibilitas yg dipilih konseli.
5. Tindak lanjut atau follow up meliputi donasi pada murid pada menghadapi perkara baru menggunakan mengingatkannya pada masalah sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling. Teknik yg dipakai konselor wajib disesuaikan dengan individualitas murid, mengingat bahwa tiap individu unik sifatnya, sehingga nir terdapat teknik yg standar yang berlaku untuk semua.
4. Penerapan Langkah atau Teknik Konseling Trait serta Factor
Ada beberapa langkah konseling menurut Cattell, yaitu:
1. Selama satu jam tiap rendezvous konseli mengerjakan test buku yang objektif dan test kepribadian maupun mengadakan pengukuran fisiologis.
2. Setengah jam dia menceritakan mengenai mimpi-mimpinya dengan bantuan konselor umumnya dia dapat menafsirkan mimpi-mimpinya,
3. Setengah jam terakhir konseli disuruh berasosiasi bebas tentang mimpinya.
Konseling nir dibatasi pada jenis pertarungan eksklusif, serta sang karena itu konseling meliputi berbagai teknik yg relevan dan sepadan dengan hakekat kasus konseli serta situasi yang dihadapi. Keragaman individu memunculkan keragaman teknik konseling. Di dalam proses konseling, tidak terdapat teknik tertentu yang dapat dipakai buat konseling pada semua murid serta arah konseling bersifat individual. Teknik konseling wajib disesuaikan dengan individualitas anak didik, dan kita nir menghindari fenomena bahwa setiap perkara siswa menuntut fleksibelitas dan keragaman konseling.
Teknik konseling bersifat spesifik bagi individu serta masalahnya. Setiap teknik hanya bisa dipakai bagi kasus dan murid secara spesifik. Teknik– teknik yang dipakai dalam proses konseling merupakan :
1. Pengukuran Hubungan Intim (rapport). Konselor menerima konseli dalam interaksi yg hangat, intim, bersifat langsung, penuh pemahaman dan terhindar berdasarkan hal-hal yg mengancam konseli.
2. Memperbaiki pemahaman diri. Koseli harus tahu kekuatan serta kelemahan dirinya, dan dibantu buat menggunakan kekuatanya pada upaya mengatasi kelemahanya.
3. Pemberian nasehat atau perencanaan acara aktivitas. Konselor mulai bertolak menurut pilihan, tujuan, pandangan atau sikap konselor dan kemudian menandakan data yg mendukung atau tidak mendukung menurut hasil diagnosis. Ada 3 metode hadiah nasehat yang dapat dipakai oleh konselor, yaitu :
a. Nasehat pribadi (direct advising), dimana konselor secara terbuka serta kentara menyatakan pendapatnya. Pendekatan ini bisa dipakai kepada konseli yang berpegang teguh pilihan atau kegiatannya, yang oleh konselor diyakini bahwa keteguhan konseli itu akan membawa kegagalan bagi dirinya sendiri
b. Metode Persuasif, dengan menunjukkan pilihan yg pasti secara kentara. Penyuluh menata evidensi ecara logis dan beralasan sehingga tersuluh melihat alternative tindakan yg mungkin dilakukannya.
c. Metode Menjelaskan, yg merupakan metode yang paling dikehendaki serta memuaskan. Konselor secara hati- hati dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostik dan memberitahuakn kemungkinan situasi yg menuntut penggunaan potensi konseli.
4. Melaksanakan rencana, yaitu menetapkan pilihan atau keputusan.
5. Mengalihkan pada petugas atau ahli lain yg lebih berkompeten atau disebut dengan alih tangan masalah.
Menurut Eysenc, tujuan konseling merupakan mempekuat keseimbangan antara pengaktian dan pemahaman sifat – sifat, sehingga bisa bereksi dengan wajar serta stabil. Teknik penyuluhan disamping penggunaan tes, penting sekali wawancara, hubungan tatap muka antara konselor serta konseli. Pendekatan konseling wajib tidak sama kalau berhadapan dengan anak-anak, remaja atau dewasa.
Menurut pendapatnya, hubungan konseling merupakan hubungan yang akrab, sangat bersifat pribadi dari hubungan yang akrab, sangat bersifat pribadi menurut interaksi tatap muka kemudian konselor bukan hanya membantu individu menyebarkan individualitas apa saja yang sesuai dengan potensinya, namun konselor harus mempengaruhi murid berkembang ke suatu arah yang terbaik baginya. Konselor memang tidak memutuskan, namun hanya cara yg baik yang memberi pengaruh, karenanya pula genre ini diklaim dengan konseling direktif.
Comments
Post a Comment