PENGERTIAN SIFATSIFAT WIRAUSAHA MENURUT AHLI

Pengertian, Sifat-Sifat Wirausaha Menurut Ahli
Kata Wirausaha berdasarkan Holt (1992), asal berdasarkan bahasa Perancis, Entrepreneur. Kata Entrepreneur serta Entrepreneurship lalu diterjemahkan ke pada bahasa Inggris menjadi to undertake (menjalankan, melakukan, berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai), to attempt (mencoba, berusaha). Dalam bahasa Jerman menggunakan kata unternerhmer yang diturunkan berdasarkan kata kerja unternehmen yang berarti sama dengan arti entrepreneur. (Sukardi, 1991), dalam bahasa Indonesia Kata “wirausaha” adalah adonan istilah wira (gagah berani,perkasa) serta bisnis. Jadi, wirausaha berarti orang yg gagah berani atau perkasa pada bisnis.

Adam Smith, yang kita kenal menjadi bapak ekonomi mempunyai pandangan tersendiri. Dalam pandangannya wirausaha berarti orang yg mampu bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu sebagai agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi. Ahli ekonomi perancis Jean Baptise berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang mempunyai seni dan kterampilan eksklusif pada membentuk usaha ekonomi yg baru. Sedangkan Cantilon beropini bahwa wirausaha adalah seseorang inkubator gagasan-gagasan baru yang sellau berusaha memakai sumber daya secara optimal buat mencapai tingkat paling tinggi.

Secara komprehensif Meng & Liang, (1996), merangkum pandangan beberapa pakar, serta mendefenisikan wirausaha sebagai: (a) Seorang inovator (b) Seorang pengambil resiko atau a risk-taker (c) Orang yg mempunyai misi serta visi (d) Hasil menurut pengalaman masa kanak-kanak (e) Orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi. (f) Orang yang mempunyai locus of control internal.

Sifat-Sifat Wirausaha
Dari berbagai penelitian yg ada ditemukan sembilan belas sifat krusial wirausaha yg diperoleh dari tujuh penelitian yg pernah dilakukan. Kesembilan belas sifat itu dikelompokkan sebagai enam sifat unggul (research methodology workshop, 1977), sebagai berikut:

1. Percaya Diri
  • Yakin dan optimisme: beliau harus konfiden dan optimis bahwa usahanya akan maju serta berkembang buat itu Seorang wirausaha wajib bisa menyusun planning keberhasilan perusahaannya.
  • Mandiri: Tidak mengandalkan serta bergantung orang lain atau keluarga.
  • Kepemimpinan, dan bergerak maju: Seorang wirausaha wajib sanggup Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang juga yg akan tiba. Tanggung jawab seorang pengusaha nir hanya pada material, namun pula moral kepada aneka macam pihak.
2. Originalitas, terdiri dari:
  • Kreatif: bisa berbagi ilham-ilham baru dan menemukan cara-cara baru pada memecahkan dilema.
  • Inovatif: bisa melakukan sesuatu yg baru yang belum dilakukan poly orang menjadi nilai tambah keungulan bersaing.
  • Inisiatif/agresif, mampu mengerjakan poly hal dengan baik, serta memiliki pengetahuan. Inisiatif dan selalu agresif. Ini merupakan ciri fundamental dimana pengusaha nir hanya menunggu sesuatu terjadi, tetap terlebih dahulu memulai dan mencari peluang menjadi pelopor pada aneka macam aktivitas.
3. Berorientasi Manusia, terdiri dari:
  • Sifat suka berteman dengan orang lain berarti anda wajib bisa berbagi serta memelihara hubungan baik menggunakan aneka macam pihak, baik yg bekerjasama eksklusif menggunakan bisnis yang dijalankan maupun nir. Hubungan baik yg perlu dijalankan diantaranya pada para pelanggan, pemerintah pemasok, dan masyarakat luas.
  • Komitmen, Komitnen dalam aneka macam pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan wajib ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang adalah kewajiban buat segera ditepati serta direalisasikan.
  • Responsive terhadap saran/kritik. Menganggap saran serta kritik adalah dasar buat mencapai kemajuan. Saran dan kritik yang masuk di respon menggunakan baik buat memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, proses usaha serta efesiensi perusahaan.
4. Berorientasi Hasil Kerja, terdiri berdasarkan sifat:
  • Ingin berprestasi, kemauan buat terus maju serta mengembangkan bisnis. IQ dan EQ tidak cukup buat memprediksi keberhasilan. Dibutuhkan AQ (Adversity quotient) yaitu tingkat ketahanan terhadap hambatanhambatan yang ditemuinya pada mencapai keberhasilan. Dalam AQ terdapat tiga tipe pendaki zenit keberhasilan, yaitu quitter, champer, serta climber. Tipe quitter merupakan mereka yg eksklusif menyerah atau nir mau memanfaatkan peluang. Tipe champer adalah mereka yang cepat puas dengan apa yg sudah dicapai walaupun mampu mencapai keberhasilan yang lebih tinggi bila mereka mau. Tipe climber adalah orang yang terus mendaki tangga keberhasilan hingga mencapai zenit tertinggi meski menemui banyak sekali hambatan atau rintangan.

Ketahanan terhadap berbagai hambatan ini terdiri dari empat komponen, yaitu reach, ownership & original,control, endurance. Reach berarti seberapa jauh kemalangan/rintangan yg ditemui itu menghipnotis hal-hal lain pada kehidupan. Ownership & original merupakan persepsi orang terhadap rintangan/kendala. Control berarti melihat kemampuan mengontrol kendala/rintangan dalam kehidupan. Endurance berarti sejauh mana kita melihat rintangan/kendala menjadi sesuatu yg terus terjadi atau hanya terjadi secara kebetulan, cepat berlalu dan tidak akan terjadi lagi.
  • Berorientasi keuntungan, seluruh cara serta bisnis yg dilakukan wajib mendatangkan profit, karena usaha tidak akan bisa bertahan serta berkembang apabila nir terdapat profit.
  • Teguh, tekun, serta kerja keras, Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, pada mana ada peluang pada situ ia datang. Kadang-kadang seseorang pengusaha sulit buat mengatur saat kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ilham baru selalu mendorongnya untuk bekerja keras merealisasikannya. Tidak terdapat istilah sulit serta nir terdapat masalah yang nir bisa diselesaikan.
  • Penuh semangat, dan Penuh energi. Melakukan semua kegiatan dengan semangat buat keberhasilan.
5. Berorientasi masa depan: terdiri menurut sifat pandangan ke depan, ketajaman persepsi.
Untuk itu anda wajib Memiliki visi dan tujuan yang kentara. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah serta arah yg dituju sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan sang pengusaha tersebut Beorientasi dalam prestasi. Pengusaha yg sukses selalu mengejar prestasi yg lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, dan kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap ketika segala kegiatan bisnis yang dijalankan selalu dievalusi serta wajib lebih baik dibanding sebelumnya.

6. Berani ambil risiko: terdiri dari sifat bisa ambil risiko, suka tantangan. Berani merogoh risiko. Hal ini merupakan sifat yg wajib dimiliki seseorang pengusaha kapan pun dan pada mana pun, baik pada bentuk uang juga waktu.

Penelitian Mc Ber & Co di Amerika Serikat dalam usaha mini (dalam Zimmerer & Scarborough, 1998) menemukan sembilan karakteristik wirausaha yang berhasil, yang dibagi ke dalam tiga kategori, menjadi berikut:
  1. Bersifat proaktif, yaitu inisiatif yang tinggi dan asertif.
  2. Orientasi prestasi, yaitu melihat kesempatan dan bertindak langsung, orientasi efisiensi, menekankan pekerjaan dengan kualitas tinggi, perencanaan yang sistematis, monitoring.
  3. Komitmen menggunakan pihak lain,yaitu komitmen yang tinggi dalam pekerjaan, serta menyadari pentingnya interaksi usaha yang fundamental.
Sukardi(1991) membuat konklusi tentang sembilan sifat yang ada pada wirausaha sebagai berikut:
  1. Sifat fragmental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha juga yg berkaitan menggunakan perbaikan kerja.
  2. Sifat prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan umpan pulang, menyenangi tantangan serta berupaya supaya output kerjanya selalu lebih baik berdasarkan sebelumnya.
  3. Sifat keleluasan bergaul, yaitu selalu aktif berteman dengan siapa saja, membina kenalan-kenalan baru dan berusaha menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.
  4. Sifat kerja keras, yaitu berusaha selalu terlibat pada situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan terselesaikan. Tidak pernah memberi dirinya kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya dalam pekerjaan, dan memiliki energi buat terlibat terus-menerus pada kerja.
  5. Sifat keyakinan diri, merupakan dalam segala kegiatannya penuh optimisme bahwa usahanya akan berhasil. Dia percaya diri bergairah pribadi terlibat pada aktivitas nyata,jarang terlihat ragu-ragu.
  6. Sifat pengambilan risiko yang diperhitungkan, yaitu tidak risi akan menghadapi situasi yang serba tidak pasti dimana usahanya belum tentu berakibat keberhasilan.
  7. Sifat swa-kendali, yaitu benar-sahih menentukan apa yang harus dilakukan dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri.
  8. Sifat inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru buat memperbaiki kinerjanya. Terbuka buat gagasan, pandangan, inovasi-penemuan baru yang dapat dimanfaatkan buat menaikkan kinerjanya.
  9. Sifat berdikari, yaitu apa yg dilakukan adalah tanggung jawab pribadi.

Kepribadian Wirausaha
Menurut Miner (1996), terdapat empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu:
1. Personal Achiever. Ciri-ciri wirausaha tipe personal achiever adalah menjadi berikut:
  • Memiliki kebutuhan berprestasi;
  • Memiliki kebutuhan akan umpan kembali;
  • Memiliki kebutuhan perencanaan serta penetapan tujuan;
  • Memiliki inisiatif langsung yang kuat;
  • Memiliki komitmen langsung yang bertenaga untuk organisasi;
  • Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting;
  • Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan sang hal lain.
2. Supersalesperson. Ciri-ciri wirausaha tipe supersalesperson merupakan sebagai berikut:
  • Memiliki kemampuan memahami serta mengerti orang lain;
  • Memiliki cita-cita buat membantu orang lain;
  • Percaya bahwa proses-proses sosial sangat krusial;
  • Kebuhan memilik hubungan positif yang bertenaga dengan orang lain;
  • Percaya bahwa bagian penjualan sangat krusial buat melaksanakan strategi perusahaan.

3. Real managers. Ciri-karakteristik wirausaha tipe real managers merupakan menjadi berikut:
  • Keinginan buat sebagai pemimpin perusahaan;
  • Ketegasan;
  • Sikap positif terhadap pemimpin;
  • Keinginan buat bersaing;
  • Keinginan berkuasa;
  • Keinginan untuk menonjol pada antara orang-orang lain.
4. The expert idea generator. Ciri-karakteristik wirausaha tipe expert idea generator merupakan menjadi berikut:
  • Keinginan untuk melakukan penemuan: Keinginan buat berinovasi mengakibatkan expert idea generator suka menemukan gagasan baru dan melaksanakannya. Keinginan buat berinovasi konsisten menggunakan usaha sendiri buat mencapai keberhasilan dan mencicipi kepuasan langsung dengan itu.
  • Menyukai gagasan-gagasan. Suka akan gagasanmencakup banyak unsur, seperti antusiame, menunjukkan perhatian terhadap pendapat orang lain.
  • Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat krusial buat menjalankan strategi dan organisasi.
  • Inteligensi yg tinggi: inteligensi mencakup kemampuan seperti evaluasi dan penalaran,dan kemampuan buat memakai abstraksi, konsep, dan gagasan. Juga kemampuan buat belajar, menganalisis serta menciptakan sintetis.
  • Ingin menghindari risiko. Meskipun poly orang yang menganggap sifat suka ambil risiko sebagai esensi profesi wirausaha, poly wirausaha yg sangat berhati-hati, dan baru melangkah kalau benar -benar telah konfiden. Bagi wirausaha tipe ini, sifat ini memang krusial lantaran gagasan-gagasannya sanggup saja sangat baru dan aneh.
Menurut Miner (1996) tipe kepribadian wirausaha dapat memilih bidang bisnis yang akan membawanya pada keberhasilan.

Berdasarkan penelitiannya, dia menemukan bahwa seseorang wirausaha akan berhasil apabila dia mengikuti achieving route eksklusif sesuai tipe kepribadiannya.
  1. Personal achiever akan sukses bila monoton mengatasi rintangan dan menghadapi krisis, serta dalam menghadapi segalanya berusaha sedapat mungkin bersikap positif.
  2. Supersalesperson akan berhasil jika memanfaatkan poly waktunya buat menjual dan minta mengelola bisnisnya.
  3. Real managers akan berhasil bila ia memulai usaha baru serta mengelola sendiri bisnis tadi.
  4. Expert idea generation akan berhasil bila terjun ke bisnis teknologi tinggi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
a. Motivasi:
Hasil penelitian yg dilakukan sang Center for Entrepreneurial Research (pada Zimmerer & Scarborough; 1998) menemukan 69% murid menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya merupakan be their own bosses.

b. Usia:
Menurut National Federation of Independent Businesess, Washington, usia ketika seseorang memulai usaha sendiri adalah menjadi berikut (pada Zimmerer & Scarborough, 1998). Usia Kronologis bervariasi. Ronstandt (dalam Staw1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara usia 25-30 tahun. Sementara Staw (1991), menyampaikan bahwa umumnya laki-laki memulai bisnis sendiri ketika berumur 30 tahun serta perempuan pada usia 35 tahun. Hurlock (1991)berpendapat bahwa perkembangan karier berjalan seiring dengan perkembangan manusia. Setiap gerombolan manusia memiliki karakteristik-karakteristik spesial bila dikaitkan dengan perkembangan karier.

Ciri khas perkembangan karier menurut Hurlock merupakan sebagai berikut:
  1. Usia dewasa awal (18 tahun sampai 40 tahun), masa dewasa awal sangat terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk famili serta pekerjaan. Ketika seseorang masuk pada masa dewasa awal yg memiliki tugas pokok yaitu menentukan bidang pekerjaan yang cocok dalam talenta, minat serta faktor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa belia yg galau dengan pilihan kariernya, situasi misalnya ini bisa jua terjadi dalam wirausaha. Hurlock (1991) menyebut masa dewasa awal itu coba-coba buat berkarier. Itulah sebabnya usia mampu berpengaruh dalam tinggi rendahnya prestasi kerja mereka.
  2. Usia dewasa madya (usia 40 tahun hingga 60 tahun), masa dewasa madya bercirikan keberhasilan pada pekerjaan. Prestasi zenit padausia ini juga mampu berlaku bagi wirausaha.
  3. Usia dewasa akhir (usia pada atas 60 tahun), pada masa ini orang mulai mengurangi aktivitas kariernya atau berhenti sama sekali.mereka tinggal menikmati jerih payahnya selama bekerja dan mencurahkan perhatian pada kehidupan spiritual serta sosial. Pendapat Hurlock senada dengan pendapat Staw (1991) bahwa usia bisa terkait menggunakan keberhasilan. Bedanya,Hurlock menekankan pada kemantapan karier, sedangkan Staw (1991) menekankan bertambahnya pengalaman. Menurut Staw (1991), usia sanggup terkait menggunakan keberhasilan apabila dihubungkan menggunakan lamanya seorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia seseorang bertambah maka usia memang terkait dengan keberhasilan.
c. Pengalaman:
Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan bisnis adalah predictor terbaik bagi keberhasilan, terutama jika bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman bisnis sebelumya. Menurut Hisrich & Brush (dalam Staw, 1991) wirausaha yang mempunyai usaha maju ketika ini bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki. Pengalaman mengelola usaha mampu diperoleh semenjak kecil lantaran pengasuhan yg diberikan sang orang tua yang berprofesi menjadi wirausaha.

Menurut Staw (1991) ada bukti bertenaga bahwa wirausaha mempunyai orang tua yg bekerja berdikari atau berbasis menjadi wirausaha. Menurut Duchesneau et al.(dalam Staw 1991),wirausaha yang berhasil merupakan mereka yg dibesarkan oleh orang tua yg jua wirausaha, lantaran mereka memiliki pengalaman luas pada bisnis. Haswell et al.(pada Zimmerer & Scarborough, 1998) menyatakan bahwa alasan primer kegagalan usaha adalah kurangnya kemampuan manajerial dan pengalaman.wood (pada Zimmerer & Scarborough, 1998) jua menyatakan bahwa kurangnya pengalaman adalah salah satu penyebab kegagalan usaha. Dari pendapat serta penemuan para ahli di atas bisa disimpulkan bahwa

pengalaman pada mengelola bisnis memberi pengaruh dalam keberhasilan usaha skala mini . Dengan demikian, taraf keterlibatan seorang pada suatu kegiatan usaha mampu sebagai tolak ukur pengalaman pada berusaha.

d. Pendidikan:
Pendidikan adalah syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha. Dalam penelitiannya terhadap sejumlah wirausaha, Bowen & Robert (dalam Staw, 1991) merangkum hasil penelitian tentang tingkat pendidikan wirausaha,dan hasilnya table pada bawah ini :

Tingkat Pendidikan Wirausaha Menurut Bowen & Robert
  • Brockhaus (1982) Mengulas empat penelitian yang menyimpulkan bahwa wirausaha cenderung memiliki pendidikan yang lebih baik berdasarkan populasi generik, namun pada bawah para manajer.
  • Cooper&Dunkelberg (1984) Ditemukan bahwa taraf pendidikan wirausaha pada bawah universitas (64%).
  • Gasse (1982) Mencatat menurut empat studi di mana wirausaha memiliki pendidikan yg lebih baik daripada masyarakat generik.
  • Jacobowitz & Vidler (1982) Hasil wawancara menggunakan 430 wirausaha memperlihatkan bahwa mereka mempunyai pendidikan yang kurang memadai, yaitu 30% drop-out berdasarkan SMA. Hanya 11% lulus dari universitas 4 tahun.
Berdasarkan output rangkuman di atas ,bisa disimpulkan bahwa tingkat pendidikan homogen-rata wirausaha adalah pendidikan menengah atas. Menurut penelitian Kim (dalam Meng & Liang,1996)pada para wirausaha di Singapura, bahwa wirausaha yg berhasil mempunyai taraf pendidikan yg lebih baik daripada wirausaha yg kurang berhasil. Berdasarkan pendapat para ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan galat satu factor yang menunjang keberhasilan bisnis skala kecil,menggunakan perkiraan bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberikan pengetahuan yang lebih baik pada mengelola usaha.

Jika seluruh orang ditanya, apakah Anda ingin sukses? Sudah tentu jawabannya niscaya semua orang ingin meraih kesuksesan. Semua orang tidak ingin hidupnya sengsara, miskin, susah, pasti ingin sukses. Sekarang yang menjadi permasalahannya adalah tidak seluruh orang tahu arti sukses yang sebenarnya serta bagaimana cara mencapainya sehingga sangat sedikit sekali orang yang benar-sahih mampu menikmati sukses yang diimpikannya. Kesuksesan merupakan hak setiap orang yg mau berusaha.

Sering kali kita menyamakan antara sukses & prestasi, padalah 2 kata ini mempunyai perbedaan yang sangat mendasar. Contoh, pada sebuah lomba lari maraton keluarlah kampiun dengan waktu tempuh tercepat, beliau mampu dikatakan berprestasi, tapi apa dia sukses? Bayangkan dengan peserta yang nir mempunyai kaki, dia hanya memakai tangannya buat berlari walaupun dia ikut dan dalam lomba maraton ini beliau nir mencatat saat tercepat, bahkan dia berhasil masuk finish urutan paling belakang, tetapi beliau sukses, sukses sudah mengakhiri lomba maraton dengan segala daya upaya yg orang lain belum tentu menghargai ini sebagai suatu kesuksesan. Definisi sukses di sini adalah dimana setiap orang dapat berhasil keluar berdasarkan zona nyamannya, itu adalah suatu kesuksesan. Ingat, sukses bukan tujuan tetapi sukses adalah sebuah bepergian.

Comments