PENGEMBANGAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

Pengembangan Enterprise Resource Planning
1. Enterprise Resource Planning 
Enterprises Resource Planning (ERP) bertindak menjadi tulang punggung lintas fungsi perusahaan yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses internal dan sistem informasi dalam fungsi produksi, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan dan sumberdaya insan perusahaan (O’Brien, 2005). Konsep ERP dikembangkan dengan latar belakang pemikiran perlunya dilakukan aktivitas pengintegrasian proses secara lintas fungsi pada dalam perusahaan, agar dapat lebih responsif terhadap banyak sekali kebutuhan pelanggan atau “customer”. Aplikasi ERP merupakan suatu paket piranti lunak (aplikasi) yang bisa memenuhi kebutuhan suatu perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhan aktivitasnya, berdasarkan sudut pandang proses usaha di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Dilibatkannya aplikasi atau perangkat lunak pada konsep ERP adalah semata-mata karena perangkat teknologi tersebut dapat menaruh nilai tambah berupa: penghapusan proses-proses yg tidak perlu (process elimination), penyederhanaan proses-proses yang rumit atau bertele-tele (process simplification), penyatuan proses-proses yg redundan (process integration), serta pengotomatisasian proses-proses yang manual (process automation).

Gambar Komponen Aplikasi Utama menurut ERP

Beberapa faktor yang perlu dijadikan pertimbangan pada mengimplementasikan suatu pelaksanaan ERP yaitu: 
1. Fitur 
Piranti lunak yg tergolong pelaksanaan ERP secara generik dibuat agar bisa memberikan solusi buat perusahaan atau industri jenis apapun (horizontal solution). Namun, dalam kenyataannya, setiap industri itu punya ciri spesial tersendiri. Hal ini mengakibatkan timbulnya fungsi-fungsi atau features di pelaksanaan yang khusus buat industri tertentu (vertical solution). Salah pengertian atau galat menentukan dari faktor features akan menyebabkan kekacauan dan bahkan Mengganggu operasi perusahaan. Sesuai atau tidaknya fitur yg disediakan dapat di selidiki dari daftar konsumen yg sudah memakai aplikasi ERP tersebut. 

2. Teknologi
Pada pemilihan aplikasi ERP harus dipandang teknologi yg digunakan dibaliknya. Untuk mengetahui teknologi mana yang digunakan adalah suatu tantangan bagi departemen MIS/EDP perusahaan calon pengguna, yg umumnya lebih ter-update dibanding dengan departemen lainnya. Faktor teknologi kadang terabaikan, lantaran perusahaan lebih fokus pada fitur. 

3. Sumber daya manusia 
Secanggih apapun teknologi aplikasi ERP yang digunakan permanen saja belum paripurna seperti yg diperlukan manusia. Oleh karena itu, seberapa sukses pun pelaksanaan ERP yg dipilih menurut luar negeri, pada Indonesia belum tentu dapat berjalan apabila tidak didukung sang lokal support yg bertenaga. Pada ketika ini pada Indonesia telah ada beberapa vendor yg mulai mengembangkan pelaksanaan ERP lokal yg mengimplementasikan ”best practise process” yang berlaku bagi perusahaan-perusahaan Indonesia, dan penyediaan support secara menyeluruh berdasarkan pelaksanaan ERP lokal yang telah dikembangkan. Selain vendor, perusahaan-perusahaan tadi jua dituntut buat menyediakan sumber daya manusia yang terampil pada melaksanakan proyek implementasi dalam perusahaan. 

4. Infrastruktur
Infrastruktur pada hal ini termasuk sistem pendukung buat penerapan suatu proyek ERP. Perusahaan tadi wajib dapat membedakan infrastuktur yg sekedarnya dengan yg sahih-sahih bisa diandalkan. Penerapan suatu pelaksanaan ERP merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Begitu dimulai telah nir mungkin lagi dilarang dan nir terdapat titik kesempurnaannya. Yang ada hanyalah proses penyempurnaan yg tak akan berhenti. 

Pada umumnya pelaksanaan ERP yang masuk ke Indonesia sudah teruji kesuksesannya, namun kesuksesan pada negara lain belum tentu dapat menjadi jaminan bahwa aplikasi ERP tersebut akan dapat dipakai (suitable) bagi perusahaan pada Indonesia karena poly faktor yang perlu diperhatikan dan dipikirkan dalam melakukan pemilihan penggunaan pelaksanaan ERP tersebut. Sistem ERP dapat membuat manfaat usaha yang signifikan bagi perusahaan. Menurut O’Brien (2005) manfaat berdasarkan penggunaan ERP antara lain: 

1. Kualitas serta efisiensi 
ERP menciptakan kerangka kerja buat mengintegrasikan serta meningkatkan proses usaha internal perusahaan yang membuat peningkatan signifikan dalam kualitas serta efisiensi layanan pelanggan, produksi serta distribusi. 

2. Penurunan biaya  
ERP berguna dalam penurunan secara signifikan pada porto pemrosesan transaksi dan hardware, perangkat lunak dan karyawan pendukung IT, jika dibandingkan dengan sistem yg nir terintegrasi sebelumnya. 

3. Pendukung keputusan 
ERP menyediakan berita mengenai kinerja usaha lintas fungsi yang membantu menaikkan kemampuan para manajer dalam merogoh keputusan secara sempurna ketika. 

4. Kelincahan perusahaan 
Implementasi sistem ERP dapat meruntuhkan banyak dinding departemen dan fungsi atau “benteng” aneka macam proses usaha, sistem berita dan sumberdaya fakta. Sehingga menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab manajerial dan kiprah kerja yg lebih fleksibel. Akibatnya organisasi perusahaan dan energi kerja menjadi lebih lincah dan adaptif. 

Untuk bisa mengadopsi teknologis sistem ERP, suatu perusahaan tidak sporadis wajib menyediakan dana menurut ratusan juta sampai milyaran rupiah. Dana sebesar itu wajib disediakan buat investasi paket perangkat lunak aplikasi ERP, hardware berupa server serta desktop, database serta operating sistem aplikasi, high performance network, sampai biaya konsultasi buat implementasi. Meskipun dihalangi sang biaya investasi yang besar , banyak perusahaan di global serta nir terkecuali pada Indonesia, berlomba-lomba buat mengadopsi sistem warta ini, lantaran paket perangkat lunak ERP yg diimplementasikan secara baik akan membuat ”return” terhadap investasi yg layak serta pada saat cepat. Pemanfaatan ERP pada suatu perusahaan dapat mengalami kegagalan. 

Menurut O’Brien kegagalan ERP bisa diakibatkan sang (1). Manajer bisnis dan pakar IT meremehkan kerumitan perencanaan, pengembangan dan pelatihan yg dibutuhkan buat mempersiapkan perusahaan menghadapi sistem ERP yang akan diaplikasikan; (2). Perusahaan gagal melibatkan karyawan yg seharusnya berperan dalam tahap perencanaan serta pengembangan penggunaan ERP; (3). Pelatihan yg tidak memadai dalam berbagai tugas baru yang dibutuhkan oleh sistem ERP; (4). Kegagalan dalam konversi data serta pengujian yang cukup atas data; (5). Perusahaan terlalu mempercayai penjual aplikasi ERP atau konsultan ERP sehingga sebagai kurang kritis terhadap informasi yg diberikan. 

Secara arsitektural sistem, ERP dikembangkan berdasarkan modul-modul fungsional yang meliputi seluruh aspek asal daya di pada sebuah perusahaan/organisasi. Secara historis, ERP dari dari metamorfosis dari MRP (Manufacturing Resources Planning) yang diarahkan buat gerombolan bisnis manufaktur. Seiring menggunakan perkembangan teknologi, manajerial dan bisnis maka MRP pun berubah sebagai ERP. Istilah ERP sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Gartner Group.

Secara teknis sebenarnya ERP berfungsi memadukan aneka macam sistem berita yg tersebar di masing-masing departemen (unit fungsional) di sebuah lembaga. Dengan adanya sistem yg terpadu tersebut maka masing-masing unit fungsional pada forum tadi dapat saling berbagi data dan berita yang dalam akhirnya menaikkan sinergi antar elemen pada perusahaan yang menerapkannya. Perlu diingat bahwa ERP bukanlah aplikasi software personal komputer yg berfungsi menangani data secara elektronika serta memprosesnya secara terang saja.

ERP memiliki keunggulan dalam menyajikan keterangan analitik pada para pemegang keputusan melalui modul OLAP (online analytical processing). Sehingga bila dipandang dari sisi fungsional sistem, ERP dibagi atas modul OLAP dan OLTP (online transaction processing). Modul OLTP adalah lapis (layer) yg berfungsi menangani proses pemasukan (input), ubah (update) dan hapus (delete) menurut setiap data ke dalam rekam (record) tabel yang saling terkait dalam suatu basis data. Misalkan saat memasukkan data penjualan maka sistem OLTP akan melakukan pembuktian ke tabel pegawai untuk memastikan otoritasnya, penelusuran apakah pelanggan tersebut adalah langganan yang telah terdaftar sebagai akibatnya berhak atas potongan harga, mengusut apakah ada program harga khusus berdasarkan sistem warta akunting hingga akhirnya data tadi direkam pada tabel penjualan. Sedangkan modul-modul standar yang umumnya terintegrasi di pada suatu sistem ERP setidaknya minimal terdiri atas:

Customer Relationship Management (CRM) : Adalah sebuah sistem kabar yg terintegrasi yang digunakan buat merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-kegiatan prapenjualan dan pascapenjualan pada sebuah organisasi. CRM melingkupi semua aspek yang herbi calon pelanggan dan pelanggan ketika ini, termasuk pada dalamnya adalah pusat panggilan (call center), energi penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) serta layanan lapangan (field service).

Financial Resource Management (FRM): Adalah modul modul yg berfungsi buat mengumpulkan dan mengelola semua data finansial sehingga bisa menyajikan laporan dari hasil relasi data menurut beberapa departemen. Modul-modulnya diantaranya; General Accounting, Financial Accounting, Controling, Invesment Management, Treasury, serta Enterprise Controlling.

Supply Chain Management (SCM) : Modul logistik secara fungsional dipakai untuk memproses pengadaan, penjualan serta distribusi logistik yang dipakai oleh perusahaan Tujuan dari SCM adalah buat melakukan efektifitas dan efisiensi mulai berdasarkan suppliers, manufacturers, warehouse dan stores.

SCM sebenarnya merupakan modul yang menjadi fokus yang mutakhir pada pengembangan sistem ERP. Penerapan SCM yang baik dengan memanfaatkan Internet adalah solusi yg sangat efektif pada penghematan biaya perusahaan. Proses perencanaan sampai optimalisasi penyimpanan dan penggunaan logistik sangat membantu pada memperbaiki prediksi permintaan dan efisiensi bagi perusahaan. Modul-modulnya diantaranya adalah :General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment Management

HRM (Human Resource Management) :
Sumber daya insan adalah asset terbesar perusahaan yang memerlukan pengelolaan yg baik dan terukur dari mulai perekrutan, penjadualan dan pemrosesan honor .pekerjaan-pekerjaan rutin usaha yg terkait sumber daya insan misalnya pembayaran gaji, manajemen tugas, ongkos tugas luar tempat kerja, insentif/kompensasi, perekrutan hingga perencanaan kebutuhan energi kerja dapat dikelola sang modul ini. Modulnya antara lain: Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management.

Manufacturing Resource Planning (MRP II) adalah : evolusi menurut Material Requirements Planning (MRP I), yang melingkupi faktor tambahan seperti perencanaan jangka panjang, master schedulling, rough cut capacity planning dan shoop floor control. MRP I sudah memasukan unsur pengawasan serta pelaporan. Setelah MRP I perusahaan menyadari bahwa poly hal yg harus dipadukan antara lain keuangan, peramalan, sales order, analisis penjualan, distribusi, quality control serta sistem pelaporan dan pengawasan lebih lanjut. Hal ini kemudian dikenal menggunakan konsep ERP (Enterprise Resources Planning).

Gambar Ruang lingkup ERP 

Setelah mengetahui ruang lingkup dari ERP tersebut. Maka sanggup kita menarik kesimpulan bahwa tujuan menurut penerapan ERP di suatu Perusahaan antara lain merupakan; buat mendukung fungsi usaha, mempertinggi produktivitas perusahaan, dapat menaikkan kinerja, dan dapat bersaing menggunakan kompetitor lainnya.

Manajemen Hubungan Pelangggan (Customer Relationship Management/CRM)
Customer relationship management (CRM) merupakan sebuah sebuah sistem yg bisa membantu mereka yang menjalankan usaha yg berfokus dalam pelanggan. CRM menggunakan teknologi informasi buat membuat lintas fungsi dalam perusahaan yang mengintegrasikan serta mengotomasisasi dalam proses layanan dalam pelanggan pada penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan yang berinteraksi dengan pelanggan perusahaan. Sistem CRM jua membangun kerangka kerja TI perangkat lunak dan database yang dijalankan melalui web, yang mengintegrasikan proses-proses ini denga operasi usaha perusahaan lainnya, serta mendukung kerjasama antara perusahaan dengan pelanggan dan mitranya (O’Brien, 2005).

Sistem CRM mencakup sekelompok modul software yang memberi berbagai indera yang membantu perusahaan dan para karyawannya menaruh layanan cepat, dapat diandalkan, dan kosisten ke para pelanggannya. Siebel System, Oracle PeopleSoft, SAP AG, Epiphany adalah beberapa penjual utama software CRM (O’Brien, 2005).

Software CRM bisa membantu para praktisi penjualan, pemasaran dan layak untuk menangkap dan menelusuri data yg relevan tentang setiap kontak yang sudah lewat atau direncanakan dengan para pelanggan atau calon pelanggan. Informasi ditangkap berdasarkan seluruh titik persinggungan, seperti telepon, faks, email, situs web perusahaan toko ritel, kios, dan kontak personal. Sistem CRM menyimpan data tersebut dalam database umum buat pelanggan yg mengintegrasikan semua fakta rekening pelanggan serta membuatnya tersedia pada seluruh perusahaan melalui internet, internet atau hubungan jaringan lainnya buat aplikasi penjualan, pemasaran, layanan, serta aplikasi CRM lainnya (O’Brien, 2005).

Sistem CRM memberikan para staf penjualan indera perangkat lunak serta sumber data perusahaan yg mereka butuhkan untuk mendukung serta mengelola aktifitas penjualan mereka, serta mengoptimalkan penjualan silang dan peningkatan tawaran penjualan buat penjualan. Contohnya meliputi prospek penjualan serta warta produk, konfigurasi produk, serta kemampuan pembuatan daftar penjualan. CRM juga memberi mereka data akses real-time ke satu tampilan umum atas pelanggan, sampai memungkinkan mereka memeriksa semua aspek dari status rekening pelanggan dan sejarahnya, sebelum menjadwalkan panggilan telepon buat penjualan mereka. Contohnya, sistem CRM akan memperingatkan staf penjualan sebuah bank buat menelpon nasabah yg melakukan penyimpanan akbar, supaya bisa menjual layanan kredit primer atau investasi. Atau, sistem tersebut akan memperingatkan seseorang tenaga penjualan atas layanan yg belum terpenuhi, kasus pengiriman atau pembayaran, yang dapat diatasi melalui interaksi personal dengan pelanggan (O’Brien, 2005).

Sistem CRM membantu para praktisi pemasaran menyelesaikan kampanye pemasaran eksklusif menggunakan mengotomatisasi tugas-tugas misalnya pengkualifikasian pemasaran dalam target, serta penjadwalan dan penelusuran pengiriman surat pemasaran langsung. Kemudian software CRM akan membantu para praktisi pemasaran buat menangkap dan mengelola respon pelanggan serta calon pelanggan pada database CRM, serta menganalisa nilai pelanggan dan nilai bisnis dari kampanye pemasaran langsung perusahaan. CRM jua membantu pada pemenuhan respon calon pelanggan serta pelanggan dengan sangat cepat menjadwalkan hubungan penjualan serta menaruh liputan yg tepat atas produk dan jasa bagi merek, sementara sambil menangkap kabar yang relevan buat database CRM.

Sistem CRM memberi para staff penjualan indera perangkat lunak serta akses real-time ke database umum pelanggan yg bisa dibagi bersama dengan para praktisi penjualan serta pemasaran. CRM membantu para manajer pelayanan pelanggan menciptakan, menetapkan, serta mengelola aneka macam permintaan atas pelayanan berdasarkan pelanggan. Software call center mengirimkan semua panggilan pada para staf pendukung buat para pelanggan menurut pada keahlian dan otoritas mereka buat menangani permintaan layanan eksklusif. Software helpdesk ini membantu para pelanggan yg mempunyai perkara dengan suatu produk atau jasa, dengan memberi data layanan serta saran yang relevan buat mengatasi perkara tersebut. Layanan madiri brbasis web memungkinkan para pelanggan mengakses dengan gampang warta pendukug eksklusif di situs web perusahaan, menggunakan tetap memberi mereka pilihan untuk mendapat bantuan lebih jauh secara online atau melalui telpon menurut personal layanan pelanggan.

Sistem CRM bisa sebagai tumpuan pada menaikkan serta mengoptimalkan retensi dan loyalitas pelanggan, sistem ini membantu perusahaan mengidentifikasi, memberi penghargaan, serta masukan pada para pelanggan perusahaan yg paling menguntungkan dan loyal. Software analitis CRM meliputi alat penambahan data dan aplikasi analitis lainnya, sementara database CRM dapat berisi loka data pelanggan, dan data mart CRM. Alat-alat ini dipakai buat mengidentifikasi para pelanggan yg mnenguntungkan dan loyal dan mengarahkan serta mngevaluasi acara pemasaran ke target, serta pemasaran relasi ke para pelangan tadi.

Namun demikian implementasi dapat menyebabkan jebakan bagi banyak perusahaan, mengapa demikian? Penelitian menandakan bahwa alasan utamanya sangatlah umum : kurangnya pemahaman serta persiapan. Dalam kata lain, para manajer perusahaan tak jarang eksklusif bergantung dengan sistem teknologi liputan terbaru (misalnya CRM) untuk mengatasi kasus bisnis tanpa pengembangan terlebih dahulu perubahan proses usaha dan acara manajemen perubahan yang dibutuhkan. (O’Brien, 2005).

Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM)
Manajemen Rantai Pasokan adalah sistem antar perusahaan lintas fungsi yang menggunakan teknologi keterangan buat membantu mendukung serta mengelola aneka macam interaksi antara beberapa proses bisnis primer perusahaan serta menggunakan pemasok, pelanggan, dan para mitra usaha. Tujuan menurut SCM adalah buat membangun jaringan yg cepat, efisien, serta berbiaya rendah, atau dianggap rantai pasokan, untuk membuat produk perusahaan berkecimpung menurut konsep menuju pasar (O’Brien, 2005).

Membuat infrastruktur SCM real-time adalah info yang angker serta monoton tampak dan tak jarang kali merupakan asal kegagalan, buat beberapa alasan. Alasan utama adalah perencanaan, pemilihan, serta implementasi solusi SCM sebagai makin rumit waktu gerak perubahan teknologi makin cepat dan jumlah kawan perusahaan semakin tinggi. Mengembangkan sistem SCM yang efektif terbukti merupakan pelaksanaan teknologi liputan yang rumit dan sulit bagi operasi bisnis. Jadi, mencapai tujuan pembentukan nilai usaha serta nilai pelanggan dalam manajemen rantai pasokan, telah menjadi tantangan besar bagi kebanyakan perusahaan (O’Brien, 2005).

Teknologi Informasi serta Supply Chain Management
Supply Chain Management merupakan manajemen dalam interaksi organisasi dimana setiap organisasi memiliki jalur interaksi menggunakan lainnya secara upstream maupun downstream dengan proses yg berbeda buat membuat nilai dalam bentuk barang atau jasa buat konsumen.

Menurut Simchi-Levi (2003) Tujuan berdasarkan teknologi fakta pada SCM adalah :
  • Menyediakan keterangan yang bermanfaat dan nyata
  • Memungkinkan untuk kontak data tunggal
  • Memberikan keputusan menurut total liputan supply chain
  • Memungkinkan kerjasama menggunakan supply chain partner
Manfaat menurut ERP
Tiga manfaat yang dihasilkan yaitu;
  • Integrasi data yang menyebabkan akses data ke unit usaha lain, fungsi-fungsi lain, proses-proses dan organisasi meningkat
  • Menyediakan cara lain buat melakukan usaha yaitu lewat rekayasa proses bisnis menuju ke orientasi proses serta pengurangan biaya proses bisnis
  • Menyediakan kemampuan global dengan menyediakan globalisasi lewat proses usaha yang generik dan kelas global.
Penerapan ERP pada PT.bentoel Prima (Bentoel: Dengan Be-one Integrasikan Sistem menurut Ujung ke Ujung).
Gencarnya kampanye mengenai himbauan buat mengurangi konsumsi rokok terkait menggunakan kesehatan dan semakin dibatasinya aktivitas berpromosi, menciptakan prediksi bisnis rokok pada tanah air akan menuju keterpurukan. Namun hal ini nir menciptakan penghasil rokok berhenti berinovasi buat menaikkan bisnisnya. Dengan bantuan Teknologi Informasi, PT Bentoel Prima adalah galat satu perusahaan rokok yang bisa terus maju serta bersaing didalam usaha rokok hingga ketika ini.

Sejak tahun 2003, PT.bentoel Prima memiliki direktorat IT yang berperan sebagai pendukung usaha yang integrated agent pada hal TI dan Business Prosess, direktorat ini dinamakan Information System and Business Process (ISBP) yang berbagi Enterprise System yang diberi nama B1 (Be-One). Be-One dikembangkan menggunakan mengacu pada standart Telecommunication Industry Association 942, IT Service Management menurut framework IT Infrastructure Library, dan Information Security Management System yg telah mendapat standart ISO / IEC 27001.

Gambar Sistem Be-One

Sistem Be-one ini diimplementasikan dalam tahun 2004 serta berpusat pada aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) berdasarkan SAP. Di dalam ERP yang sistem nya diimplementasikan oleh Soltius Indonesia ini terdapat beberapa modul primer antara lain Material Manajement, Sales and Distribution, Production Planning, Fund Managemet, Controlling dan Financial accounting. Dengan sistem ini data mampu seragam dan menjadi acuan menurut seluruh aktivitas transaksi.

Sistem Be-one ini adalah sistem yg terintegrasi berdasarkan hulu hingga ke hilir, dari transaksi hingga pelaporan buat manajemen. Sebagai misalnya, data penjualan yg dilakukan energi penjualan dimasukan ke dalam PDA di lapangan waktu melakukan transaksi penjualan. Pada akhir hari, seluruh transaksi di upload secara otomatis ke sistem pada Area Sales serta Marketing Office (ASMO), buat selanjutnya akan terkirim secara otomatis juga ke sistem yang terdapat di kantor pusat, dan semua data tersebut yg terkena imbas dari transaksi penjualan pun akan ter-update.

Gambar Modul menurut Be-One system

Modul-modul menurut Be-one system tersebut antara lain adalah ; 
  • Be-one Portal 
  • Be-one ASMO & Mobile meliputi (Sales Administration & Management System dan Sales Force automation & Mobile Management. 
  • Be-one Deal buat pembayaran 
  • Be-one Synergy (HRMS) buat pengelolaan karyawan 
  • Be-one Poli buat Healt care 
  • Be-one Intellegence (Business Intelegence) buat menganalisa pasar 
  • Be-one Business Planning & Simulation buat Perencanaan Perusahaan 
  • Be-one War Map & War Room. Buat menganalisa pasar 

Gambar Terintegrasi menggunakan system ERP sebagai satu kesatuan sistem.

Dampak usaha menurut penerapan ERP di PT.bentoel Prima tadi terasa dengan meningkatnya produktivitas usaha seperti meningkatnya kecepatan proses data serta kecepatan proses bisnis itu sendiri. Semisal, data menjualan menurut kira-kira 1000 energi penjualan di semua Indonesia bisa dikumpulkan serta dilaporkan pada hari yg sama, menggunakan begitu manajemen Bentoel bisa segera mengetahui situasi pasar dan hasi dari aksi-aksi yg dilakukan, dan buat selanjutnya mampu melakukan langkah penyesuaian yang dibutuhkan. Selain itu nir ada lagi inkonsistensi atau dispute di antara unit-unit pada perusahaan. Dengan demikian pengambilan keputusan mampu sebagai tajam dan cepat.

Contoh lain adalah dengan adanya modul business intellegence, orang pemasaran sanggup mengetahui produk, profil dan value seperti apa produk yg laku di suatu pasar. Hal ini telah dibuktikan dengan kesuksesannya Bentoel memasarkan salah satu produk barunya dengan bisa menjual dua kali lipat dari produk yg di luncurkan sebelumnya. Waktu berdasarkan produksi produk tadi pun dapat dipangkas menjadi lebih singkat karena positioning maupun segmentasinya bisa diketahui dengan pas dari keterangan yg dikumpulkan menurut business Intellegence tadi. Dengan penerapan ERP pada PT.bentoel Prima tersebut. Revenue Bentoel mengalami kenaikan yang signifikan. Terhitung revenue di tahun 2005 hanya Rp.dua triliun, lalu sehabis menerapkan ERP bisa semakin tinggi sampai Rp.6,9 triliun dalam tahun 2008.dari sisi Volume produksi juga mengalami peningkatan, yg sebelumnya hanya 6,6 miliar batang pada tahun 2005 menjadi 17,lima miliar batang di tahun 2008. Market share nya pun meningkat 2 kali lipat.




Gambar  Tingkat Revenue dan Product Volume

Keuntungan menurut penerpan ERP di PT.bentoel Prima antara lain :
  • Instant Feedback, Business Intellegence, serta Operational Excellence terciptanya data penjualan yg mampu diterima pada hari yg sama mulai dari Sales Supervisor hingga direksi mampu diketahui.
  • Efektifitas Sales Performance dapat diketahui.
  • Bisa mengetahui dengan cepat masalah / kesulitan peneterasi pada suatu wilayah, maka bisa dengan segera diambil tindakan.
  • Bisa mengetahui kompetitor.
  • Sisi operational Excellence Effectiveness sanggup terpangkas karena menggunakan pelaksanaan lewat PDA
  • Produktifitas meningkat hingga 15%
  • Penjualan pun meningkat
  • Stok level bisa terkontrol mulai menurut pabrik hingga menggunakan penjual
  • Financial Intern jua bisa terkontrol
  • Dapat mengetahui produk, profil dan value seperti apa yang laris di pasar.
  • Waktu produksi jauh lebih singkat
Rencana yang akan datang setelah penerapan ERP, Pt.bentoel Prima akan menaikkan lagi sistem administrasi manajemen penjualan dan mobile management, yg tadinya 1200 PDA di seluruh Indonesia maka jumlah nya akan ditambah menjadi 1600.

Comments