KEPRIBADIAN SESEORANG DAN FAKTORFAKTOR PEMBENTUKNYA

Warga belajar dan anak didik--sekalian, tahukah kalian apa yg dimaksud dengan kepribadian? Dalam kehidupan sehari-hari pada biasanya kita sering mengartikan bahwa kepribadian adalah perilaku, perangai, atau konduite seseorang. Padahal, perilaku, perangai, atau perilaku merupakan sebagian mini menurut kepribadian seseorang.
Menurut Yinger, kepribadian merupakan keseluruhan perilaku seseorang individu dengan kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan situasi tertentu. Kecendrungan tertentu ini memiliki arti bahwa setiap orang memiliki cara berperilaku yg khas. Perilaku yang khas ini, meliputi perilaku, talenta, istiadat, kecakapan, norma, serta tindakan yang sama setiap hari. Di bawah ini akan diuraikan termin perkembangan diri dan faktor-faktor yg menciptakan kepribadian individu.

1. Tahap Perkembangan Diri
Dalam ilmu Sosiologi, kepribadian dianggap jua "Diri"; dalam Bahasa Inggris "Self." Seseorang akan bersosialisasi pada lingkungannya, tujuan menurut pengenalan merupakan membentuk diri seorang agar dapat bertindak serta berperilaku sesuai menggunakan nilai dan kebiasaan yg dianut sang rakyat dimana beliau tinggal. Diri manusia berkembang termin demi tahap melalui hubungan menggunakan anggota rakyat lain.
Setiap anggota baru dalam masyarakat wajib mempelajari peran-kiprah yang terdapat dalam warga . Tahap itu merupakan suatu proses yang diklaim role talking atau pengambilan peran. Dalam tahap ini, seseorang belajar mengetahui peran apa yg wajib dijalankan dirinya, serta kiprah apa yg dijalankan oleh orang lain. Menurut Goerge Herbert Mead, perkembangan diri insan itu melalui 3 termin, yaitu :

a.play Stage, dalam termin ini seorang anak mini mulai belajar mengambil peran orang-orang yg berada pada sekitarnya. Contoh; seseorang anak yg meniru-niru peran orang-orangyang berada pada dekatnya, misalnya orang tua, kakak, orang yg mengasuhnya, maupun tetangganya. Pada termin ini, sepenuhnya anak belum tahu peran-peran yg ditirunya.
b. Game stage, pada tahap ini seorang anak mulai tahu peran orang lain pada ketika berinteraksi, serta pula peran beliau sendiri. Jadi anak sudah tahu masing-masing kiprah yg harus dijalankan sang tiap individu pada waktu hubungan berlangsung. Contoh; pada keluarga terdapat beberapa kiprah yaitu terdapat peran menjadi ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya.
c. Generalized Others, tahap ini anak mampu mengambil kiprah-kiprah orang lain yg lebih luas (generalized others), tidak hanya orang-orang terdekatnya. Anak dalam termin ini telah sanggup berinteraksi dengan orang lain dalam warga . Kemampuan anak melihat peran dirinya serta peran orang lain mulai terlihat. Misalnya, di sekolah, beliau tahu kiprahnya menjadi anak didik, selain itu juga terdapat kiprah pengajar, atau kepala sekolah. Apabila anak sudah mencapai tahap ini maka dia sudah memiliki suatu diri.
Setiap orang memiliki kepribadian, serta kepribadian setiap individu senantiasa tidak selaras. Perbedaan kepribadian dipengaruhi oleh faktor warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik seseorang.
Warga belajar serta siswa sekalian, pada bawah ini akan coba kita uraikan faktor-faktor yg menghipnotis pembentukan kepribadian seorang.

2. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
a. Warisan Biologis (Keturunan)

Faktor keturunan adalah salah satu faktor yg menghipnotis pembentukan kepribadian seseorang. Persamaan biologis manusia, seperti panca indera, kelenjar seks, serta otak akan membantu kita mengungkapkan beberapa persamaan dalam kepribadian seseorang. Tetapi demikian, warisan biologis atau keturunan memerlukan pedagogi, training, dan pergaulan buat menyebarkan diri melalui kehidupan dalam rakyat. Pekembangan diri melalui kehidupan pada warga . Pekembangan potensi warisan biologis tergantung dalam pengalaman sosial seseorang.
b. Lingkungan Fisik (Geografis)

Perbedaan Iklim, topografi, serta asal daya alam menyebabkan disparitas konduite kelompok. Kepribadian orang yang hidup pada pegunungan menggunakan kehidupan berbasis pertanian tentunya berbeda menggunakan kepribadian orang yg hayati pada tepi pantai sebagai nelayan.
Upaya penyesuaian diri dengan lingkungan fisik berdampak pada kepribadian seseorang. Lingkungan fisik yang keras akan membangun kepribadian yang bertenaga, karena mereka memperjuangkan lingkungan alam yg keras untuk mempertahankan hidupnya.
c. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia menjadi makhluk sosial, baik berupa gagasan, kegiatan, serta hasil menurut kegiatan insan dipakai untuk tahu lingkungan serta pengalamanya, dan dijadikan pedoman hayati anggota rakyat. Unsur-unsur yang terkandung pada kebudayaan adalah kepercayaan , mata pencaharian, kesenian, istiadat adat. Misalnya, budaya bahari merupakan holistik gagasan, aktivitas, serta hasil aktivitas menurut warga yang hidupnya tergantung dari sumber daya kelautan. Demikian jua budaya pertanian.
Kebudayaan memiliki kiprah pada menciptakan kepribadian seorang dan rakyat. Kebudayaan menyediakan seperangkat pengaruh generik yang tidak sama antara masyarakat satu menggunakan rakyat lainnya. Contoh, upacara Abdau pada masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, Upacara tradisi Abdau, yaitu berebut bendera yg menjadi lambang darma generasi belia pada Tuhan buat siap melaksanakan perintah-Nya. Untuk memperebutkan bendera it, para pemuda beradu sekut energi meskipun mereka terluka sampai berdarah. Tradisi tadi diperlukan sanggup membawa perdamaian pada Maluku yg selama ini sering mengalami konfrontasi bersaudara.
d. Pengalaman Kelompok
Keberadaan gerombolan yang mempunyai budaya dengan baku serta ukuran yg tidak selaras, adalah faktor yang menentukan pada pembentukan kepribadian seorang. Individu, baik dalam kelompok bermain juga gerombolan kerja akan dihadapkan pada pilihan-pilihan contoh perilaku. Kemampuan individu pada menyeleksi model-model perilaku yang terdapat pada lingkungan membuahkan beliau diterima, dicela, didukung, juga diakui oleh kelompok lain. Seperti pada gambar di bawah ini, seorang remaja mulai mencari bukti diri dirinya. Pada usia itu mereka merasa kondusif apabila dirinya diterima oleh kelompoknya.
e. Pengalaman Unik
Setiap insan memiliki pengalaman yg nir sama. Pengalaman unik, mendurut Paul B. Horton mempununyai pengertian bahwa nir seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yg persis sama satu sama lainnya, juga tidak seorang pun memiliki latar belakang pengalaman yang sama. Bagaimana seorang mengelola pengalamannya, menjadikannya memiliki kepribadian yg tangguh atau lemah.
Demikianlah tentang kepribadian seseorang serta faktor-faktor pembentuknya, semoga bermanfaat. Terimakasih.
Sumber: Buku modul Sosiologi paket C kelas X, 2009  

Comments