TV SHARP CRT SUDAH TIDAK ADA DI PASARAN BEGINI ALASANYA

CARA FLEXI -  TV SHARP CRT sekarang sudah nir pada produksi lagi. Kemarin saya dapat orderan TV SHARP CRT 21' menurut tetangga sebelah. Sesampai pada toko elektro aku lihat display kok nggak ada TV SHARP CRT. Semua pada dominasi sang TV layar flat tipis dan lebar. Yang ada TV CRT Polytron 21' di rak display masih mendominasi. Dan sisanya TV giatek, Akari, dll. Padahal orderan ada dua.  Keliling toko yang ada pada kota jua telah tidak ada stok pula. Akhirnya aku cencel orderan berdasarkan tetangga aku .

Setelah itu saya mencari liputan  searching di google bahwa perusahaan berasal jepang yang menghasilkan TV SHARP CRT sudah mengentikan produk TV CRT dari tahun 2015 kemudian. Pantesan saja tahun 2017 telah gak nongol lagi. Perusahaan tadi kini menggenjot produksi TV LCD, led. Dikarenakan ketika ini warga telah mulai beralih menyukai tv jenis layar flat datar.

Alasan yang lumrah dari aku pribadi. Selain tampilanya lebih simple,ringan, nir memakan loka,,,LED TV mempunyai poly kelebihan lainya dibnding dengan TV CRT. Lebih hemat energi mungkin jua sebagai bahan pertimbangan soal segi ekonomis. Ternyata juga ramah lingkungan mengurangi limbah CRT juga.

Suatu saat nanti mungkin merk yang lainya juga akan mengikuti. Misalnya LG, panasonic juga sudah nir menghasilkan TV CRT lagi. Kini hanya merek-merek lokal dan cina yang masih nampak di display toko-toko elektronik.
Ternyata saya kurang update tentang perkembangan global elektronika. Jadi, kini kalau ada yg order lagi yang merek SHARP  pesan yang baru , saya akan ambilkan jenis LED TV saja. Kalau mau yg CRT mungkin tak ambilkan TV scon.
Sedikit ceritaku mudah-mudahan update tross perkembangan tekno. Biar gak katrok! Hhhhhh.

MASYARAKAT MASIH ENGGAN BERALIH MENGGUNAKAN LCD TV INILAH ALASANYA


Cara flexi mengangkat topik ini lantaran beberapa hari yg kemudian aku menerima opini menurut masayarakat mengenai TV LCD. Mereka melontarkan beberapa kekurangan LCD TV beralasan bahwa kerusakan yg sulit diperbaiki, sebagai galat satu pemicunya. Wehingga mereka galau atau enggan membeli produk LCD/LED/PLASMA TV.

Berbagai persepsi masyarakat, mulai berdasarkan LCD TV akan cepat rusak sulit diperbaiki, biaya servis mahal, gambar seperti orang yg cebol, persepsi itulah yg menyebabkan rakyat masih enggan menggunakaan produk tadi.

Kemunugkinan penyebabnya ialah mereka masih kurang pengetahuan mengenai produk LCD TV yang memang baru beberapa tahun belakangan berkembang. Masyarakat masih butuh agama berdasarkan suatu produk TV LCD. Penjelasan detail produk pula meski digencarkan ke konsumen, sehingga mereka paham benar tentang keunggulan produk LCD TV dibanding TV CRT.

Kemungkinan juga warga masih butuh penyesuaian tergadap suatu yang baru. Hal ini dikuatkan oleh persepsi pereka mengenai layar panjang sebagai akibatnya nampak gambar orang seperti cebol-cebol. Sebenarnya, mereka berpendapat seperti itu karena mereka terbiasa melihat layar TV CRT yang layarnya berbentuk persegi, sehingga mereka masih belum menyesuaikan mata mereka dengan layar lebar. Jika telah terbiasa dengan melihat LCD TV yg layarnya panjang itu nir akan merasa bahwa gambar dilayar seperti cebol. Oleh karenanya mereka pula masih butuh penyesuaian penglihatan.

kualitas gambar kalah dengan TV CRT. Memang buat resolusi warna gambar TV CRT lebih kentara dibanding TV LCD. Namun semua tergantung menurut kualitas suatu produk, sehingga bila dibandingkan keduanya mempunyai tampilan bhineka.

Mereka paling sering berpendapat Kehawatiran ketakutan jika rusak nir dapat diperbaiki. Hal ini dikuaykan oleh warta yang terdapat bahwa sperpart yang ada masih langka pada pasaran, sebagai akibatnya saat ada keliru seorang TV LCD nya tewas nir ada sperpart penggantinya maka akan memicu kehawatiran pada orang lain. Dan inilah keterangan yang paling seringkali.

Disini dapat disimpulkan bahwa LCD tv masih awam di masyarakat plosok, sebagai akibatnya pengenalan produk sangat diharapkan sang masyarakat. Sosialisasi ditekankan tidak hanya keunggulanya saja, namun wajib dibarengi dengan bagaimana pelayanan waktu terjadi kerusakan. Dengan begitu warga nyaman serta tidak bingung memakai LCD/LED/ TV.

Baca juga:


Opini ini bersumber dari warga didesa. Untuk opini pada kota entahlah, namun apabila sperpart serta service center belum diperbanyak, maka nir menutup kemungkinan masarakat perkotaan pun, akan galau dengan produk tadi. Lalu bagaimana pendapat anda mengenai persepsi anda?