HUKUM SEBAB AKIBAT YANG SALING BERGANTUNGAN DAN NIDANAS


Hukum Sebab Akibat
Hukum karena akibat menaruh suatu pengertian atas timbulnya suatu kejadianberdasarkan karena sebelumnya. Ketidak-tahuan adalah suatu maya atau khayalanyang kuat yang mengakibatkan kita menjalani proses lahir dan mati terus menerus.sang Buddha menguraikan adanya duabelas rantai yang saling bergantungan dimanamerupakan karena-muasal berdasarkan penderitaan manusia dan cara pengakhirannya , yaitu:
Dari Ketidak-tahuan [Avidya/Avijja]sebagai karena timbul Bentuk-bentuk Karma [Samskaras/ Samkhara]
Dari Bentuk-bentuk Karma menjadi karena timbulnyaKesadaran [Vijnana/Vinnana]
Dari Kesadaran menjadi karena timbulnya Nama serta Wujud [Nama-rupa]
Dari Nama serta Wujud sebagai timbulnya Enam BidangPengertian [Sad-ayatana/Salayatana]
Dari Enam Bidang Pengertian menjadi sebab timbulnyaHubungan [Sparca/Phassa]
Dari Hubungan menjadi sebab timbulnya Perasaan [Vedana/ Vadana]
Dari Hubungan menjadi sebab timbulnya Keinginan [Trsna/ Tanha]
Dari Keinginan sebagai sebab timbulnyaKetamakan/Kemelekatan [Upadana]
Dari Kemelekatan menjadi karena timbulnya Kejadian [Bhava]
Dari Kejadian menjadi karena timbulnya Kelahiran [Jati]
Dari Kelahiran sebagai sebab timbulnya usia tua,kematian, duka-cita, ratapan, perasaan sakit, kekesalan, dan keputusasaan [Jara Marana].
Fenomena demikian sering dikaitkan bahwa seluruh alam semesta ini tidakdapat diketahui permulaan ataupun akhirnya, sebagai akibatnya alasan adanya`sebab-pertama' (first-cause)bukanlah menjadi masalah dalam pengertian Buddhisme. Namun disisi lain dapatjuga dikatakan bahwa terhentinya suatu rangkaian fenomena kehidupan tersebutdapat didahului dengan berhentinya syarat yang mendahuluinya. Hubungan sebabakibat tersebut memperlihatkan suatu kebenaran dari keadaan yang sebenarnya,dimana tidak terdapat suatu kondisi yang timbul tanpa adanya suatu sebab.dengan menghayati Hukum Sebab Akibat ini maka kitapun akan bisa terbebas daripandangan yang salah mengenai kehidupan ini.

Perbuatan para Buddha serta Arahat telah tidak bisa diklaim bentuk-bentukkarma [samkhara] lantaran mereka telahmenghancurkan ketidak-tahuan [avijja].sang Buddha berkata bahwa dengan menghancurkan maya/imajinasi dan menembuskegelapan yang tebal, tidak akan mengembara lagi; sebab- dampak tiada lagi padamereka. 

HUKUM SEBAB AKIBAT YANG SALING BERGANTUNGAN DAN KELAHIRAN KEMBALI



Segala sesuatu asal dari sebab serta syarat. Suatu kecambah, contohnya,berasal menurut biji atau benih serta pertumbuhannya tergantung pada tanah,kelembaban, suhu serta mentari . Jika terdapat suatu kondisi yg kurang, makakecambah tadi tidak akan dapat tumbuh. Nyala lampu minyak tergantung darisumbu serta minyak, sehingga apabila sumbunya telah terbakar semua atau minyaknyatelah habis, maka nyala lampu tersebut akan padam. Demikian juga dengankehidupan ini dari dari sebab serta kondisi, bukan karena suatu kesempatansaja.
Sebab - Akibat yang SalingBergantungan dan Kelahiran Kembali.
Sebagaimana nyala lampu minyak yang tergantung dalam sumbu serta minyak untukkeberadaannya, demikian pula dengan kelahiran kembali (tumimbal lahir) danpenderitaan terjadi tergantung dalam kesesatan pikiran serta karma.
Pikiran adalah sesat adanya sejauh masih belum bebas berdasarkan ketidak-pedulianatau ketidak-tahuan, cita-cita, kemelekatan. Kebodohan batin merupakankegagalan melihat sesuatu sebagaimana adanya. Selain ketidak-tahuan, kitaselalu berkeinginan buat menerima hal-hal yang menyenangkan, sehinggamenimbulkan kemelekatan. Kita gagal buat tahu bahwa hal-hal yangmenyenangkan seperti kekayaan, persahabatan, usia muda serta bahkan kehidupan adalahtidak abadi adanya. Semua ini misalnya memenggam pasir pada tangan, dimana akanlolos semua melalui jari tangan.
Pikiran sesat akan menyebabkan perbuatan tercela pada usaha mendapatkanapa yg diinginkan, dimana akhirnya akan sebagai terbiasa. Jika seseorangsudah mendapatkan apa yang dia mau secara tercela, maka dia selalu berusahamelakukannya lagi dalam kesempatan lain. Akhirnya ketidak-jujuran sebagai suatukebiasaan. Bagaimanapun terdapat juga orang yg mendapatkan sesuatu menggunakan bekerjakeras, sebagai akibatnya mendorong orang tersebut buat bekerja keras pada setiappekerjaan, dimana akhirnya kerja keras menjadi suatu kebiasaan.
Dengan istilah lain, kebiasaan yg ada ikut membentuk dan adalah bagiandari suatu kepribadian. Jika kita menghadapi suatu situasi baru, kita akanmemberikan reaksi sinkron menggunakan cara norma kita. Sesudah meninggal, makapikiran sesat menggunakan kebiasaan tindakan tadi menjadi sebab seseorangdilahirkan pulang misalnya biji atau benih yg disemai menggunakan tanah,kelembaban, suhu, dan matahari akan menumbuhkan kecambah. Sejauh pikiran orangbelum bebas menurut ketidak-tahuan, asa dan kemelekatan, maka dia akanmelakukan tindakan sesuai dengan kebiasaannya, sebagai akibatnya orang tadi akanmengalami kelahiran pulang.
Kelahiran balik adalah menderita, lantaran syarat ketidak-tahuan,impian dan kemelekatan yg nir pernah terpuaskan. Bahkan hal-hal yangmenyenangkan dimana diinginkan dan dimiliki orang adalah tidak abadi adanya.sebagai akibatnya, orang akan menderita lantaran kehilangan, usia tua, kematian,sedih dan sedih.
Untuk mengakhiri kelahiran balik serta penderitaan, kita perlu mensucikanpikiran berdasarkan ketidak-tahuan, hasrat dan kemelekatan. Jika kita telahdapat membebaskan pikiran kita dari kesesatan, maka hukuman alam tidak akanberlangsung. Sehingga kelahiran pulang serta penderitaan akan hancur danterbebas menurut bulat hayati dan meninggal.
bacaan segar: Sebab dampak nidanas
Sang Buddha bersabda : " Dengan melalui poly kelahiran, aku telah mengembaradalam samsara (siklus kehidupan). Terus mencari, tetapi tidak kutemukan pembuatrumah ini. Sungguh menyakitkan kelahiran yg berulang-ulang ini. O,penghasil rumah, kamu sudah kulihat, kamu tidak dapat membentuk rumah lagi.seluruh atapmu telah runtuh dan tiangmu berandarmu sudah patah. Sekarangbatinku telah mencapai Keadaan Tak Berkondisi (Nibbana). Pencapaian inimerupakan akhir daripada nafsu keinginan."(Dhammapada , 153 - 154).