BADAWI AL DIRANI SANG MASTER DARI SYIRIA



M. Badawi al-Dirani (1312 - 1387 / 1894  1967)

Muhammad Badawi Al-Dirani merupakan kaligrafer populer berdasarkan Syiria dalam abad 20. Dia lahir pada Damaskus tahun 1894 . Nama al-Dirani ditujukan dalam nama Daria sebuah desa di Damaskus. 

Dia menerima pendidikan al-Qurán semenjak mini . Dia mulai tertarik dalam kaligrafi pada usai 12 tahun. Dia belajar kaligrafi pada kaligrafer Musthafa Siba'i (wafat 1919) , galat satu siswa menurut Shahib Qalam (wafat 1897). Siba'i mengajarinya prinsip prinsip kaligrafi ta'liq (farisi), gaya yg nantinya akan dikuasainya. 

Kemudian dia bertemu kaligrafer Yusuf Agah  (dikenal dengan Rasa) yang sedang diutus oleh Sultan Abdul Hamid II ke Damaskus untuk menggarap kaligrafi pada pada Masjid Bani Ummayyah yang baru saja dilanda kebakaran. Kepada dia, Badawi belajar lebih poly lagi gaya gaya kaligrafi, mulai menurut diwani, Tsuluts, Naskh, serta Riqa'. 

Kemudian selama 17 tahun dia bekerja pada kantor kaligrafer Mamdoh Syarif yg pula mengajarinya Kufi serta Diwani Jali. Kemudian ia membuka kantornya sendiri di jalan al-Bous distrik Sulaimaniyah dekat masjid Ummayyah.

Dalam kaligrafi Ta'liq, Badawi menciptakan gaya yg seperti dengan gaya Sohib Qolam. Gayanya ini poly diapresiasi oleh publik, terutama para kaligrafer profesional. Banyak kaligrafer yg datang belakangan, meniru gayanya. 

Dia juga dikenal baik menguasai tsuluts. Tulisannya mengikuti gaya Rasa dan Mamdouh. Disamping itu, ia secara otodidak meniru karya karya Syafiq dan Abdul Azis Rifaí. Karya karyanya dalam tusluts Jaly yg terpajang pada beberapa bangunan masjid, pertanda penguasaannya pada Tsuluts Jaly.
Badawi Dirani mengajar kaligrafi di sekolah Damaskus, dan melahirkan poly kaligrafer besar semacam Usman Toha (penulis mushaf hijau Madinah), Ahmad Mufti serta lain lain.

Ia kemudian pergi ke Istambul buat melihat beberapa proyek kaligrafi disana, Dan ia tinggal bersama kaligrafer besar Hamid al-Amidi. Ia juga pulang ke Alexandria (Iskandariah) serta bertemu menggunakan kaligrafer Muhammad Ibrahim. Lalu melanjutkan perjalanan ke Kairo, buat bertemu Husni Al-Baba dan balik ke Istambul tahun 1965.

Namun Badawi tidak sukses dalam menulis mushaf Al-Qurán. Ia memang berniat menulis Al-Qurán, dan sempat mewujudkan niatnya itu. Hanya saja karyanya nir terselesaikan. Ia baru menulis 30 page Surah Al-Baqarah.

Badawi al Dirani adalah sahabat dekat kaligrafer Hasyim Muhammad Al-Baghdady yg nantinya akan menuliskan memorial pada nisan kuburannya.  

Badawi banyak meninggalkan karya kaligrafi, terutama pada bidang ta'liq. 

Berikut ini adalah karya karyanya :



ًسَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرا
( At-Thalaq ayat 7)




ْوَأَمْرُهُمْ شُوْرَى بَيْنَهُم
( Asy-Syuraa ayat 38)




ُفَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَه
(Az-Zalzalah ayat 7)




Basmalah 




Puji kebanggaan buat Nabi Muhammad SAW

ِبَلَغَ الْعُلَى بِكَمَالِهِ * كَشَفَ الدُّجاَ بِجَمَالِه

ِحَسُنَتْ جَمِيْعُ خِصَالِهِ * صَلُّوا عَلَيْهِ وَآلِه




ًوَقُوْلُواْ لِلناَّسِ حُسْنا 

(Al-Baqarah ayat 83)




Hadis Sohih mengenai keutamaan nisfu Sya'ban

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى عِبَادِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إلاَّ الْمُشْرِكَ أَوْ مُشَاحِن




Syair :

سَأَلْتُ عَنِ الدُّنْيَا الدَّنِيَّةِ قِيْلَ لِي 

ُهِيَ الدَّارُ فِيْهَا الدَّائِرَاتُ تَدُوْر

ْإِذَا أَضْحَكَتْ بَكَتْ وَإِنْ أَحْسَنَتْ أَسَت

وَإِنْ عَدَلَتْ يَوْماً فَسَوْفَ تَجُوْر


وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَاناً فَهُوَ لَهُ قَرِيْن
(Az-Zukhruf : 36)








Inilah sedikit warta dan karya kaligrafer Muhammad Badawi Dirani. Menurutmu hebat atau biasa saja. Silahkan bagikan pendapatmu !!

Terima Kasih.


KALIGRAFI TSULUTS MUHAMMAD BADAWI DIRANI

Muhammad Badawi Dirani adalah galat seorang kaligrafer Syiria bergelar khattaat Negeri Syam  (خطاط بلاد الشام). Dilahirkan di Distrik Darayya (Daria) tahun 1894 M. Awal mula belajar kaligrafi pada kaligrafer Musthofa As-Siba'i, yg mengajarinya kaligrafi (khat) Taliq atau Farisi. Lantaran itulah, Badawi Al-Dirani lebih banyak berkarya pada bidang Ta'liq. 


Selain Ta'liq, beliaupun sebenarnya sangat menguasai jenis jenis kaligrafi lainnya seperti  Tsuluts, Kufi, dan Diwani. Ia belajar kaligrafi tsuluts kepada Yusuf Agah serta Mamdouh Syarif, serta meniru niru karya Syafiq dan Abdul Azis Rifai. 

Berikut ini yg akan kami tampilkan adalah karya karyanya dalam bidang tsuluts serta tsuluts jaly. Karyanya pada goresan pena gaya tsuluts Jaly sangat indah serta higienis. Pernah menciptakan dua karya istimewa yang satu ia hadiahkan pada King Abdul Azis, yg satunya lagi ditulis menggunakan tinta emas masih menghiasi Harom Nabawi As-Syarif . 

Berikut ini karya karyanya pada kaligrafi tsuluts :

Tertanda dibawahnya, indikasi tangan Badawi


ِقُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِه
Kaligrafi yg sangat latif, dia tulis tahun 1373 H (1953 M )




Kaligrafi Tsuluts : pepatah Rutbatul ilmi a'laa ar-rutab
ِ
رُتْبَةُ الْعِلْمِ أعْلَى الرُّتَب
(derajat ilmu adalah tingkatan tertinggi)




Yaa Khaira Khalqillaah ( ِياَ خَيْرَ خَلْقِ الله )





Man laa yarham laa yurham ( ْمَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَم )
Siapa yg nir menyayangi, maka beliau tidak disayangi




Qiimatul mar'i maa yuhsinuhu (  ُقـِـيْمَةُ الْمَرْءِ مَا يُحْسِنُه  )
Nilai seorang itu terletak pada apa yg dikuasainya dengan baik


Itulah karya karya Badawi Al-Dirani pada bidang tsuluts serta tsuluts jaly. Karya karya lain, dan biografi dia bisa anda baca dalam artikel Badawi Al Dirani, Sang Master Dari Syiria.
Atau  Baca Sebelumnya :  Kumpulan Kaligrafi Tsuluts


Punya pendapat mengenai karya karya beliau..? Silahkan menyebarkan di kolom komentar.
Terima Kasih sudah menyempatkan ketika buat membaca.

HASYIM MUHAMMAD AL BAGHDADI MENGEMBALIKAN KEMEGAHAN KHAT KE TANAH IRAQ


Akhirnya hingga jua blog ini kepada Hasyim Muhammad Al Baghdadi galat seseorang raksasa kaligrafi menurut tanah Iraq. Bagi anda yg belum memahami siapa beliau, buku kaidah kaligrafi karya beliau sangat populer pada Indonesia. Bahkan mungkin anda kini sedang memegang bukunya. Bukunya dipilih sebagai panduan kaligrafi diseluruh global, lantaran Hasyim Muhammad berhasil memadukan kaligrafi gaya Turki serta kaligrafi gaya Iraq dengan kaidah kaidah yang sangat teliti.

Dulu seni kaligrafi berkembang ditanah Iraq melalui tangan tangan Ali Bin Hilal (Ibnu Bawwab). Kemudian panji panji kemegahannya diambil alih sang para kaligrafer Turki dengan melahirkan poly tokoh kaligrafi akbar. Kemudian panji panji itu diakui balik ke tanah Iraq melalui tangan Hasyim Muhammad Al Baghdadi. 

Hasyim Muhammad al Baghdadi adalah Abu Raqim Hasyim bin Muhammad bin al hajj Dirbas al Qaisy al Baghdadi. Lahir di Baghdad dalam tahun 1917 M. Sumber sumber terpercaya menaruh nomor tahun lahir yang berbeda beda. Ensiklopedy Arab (arab-ency.com) mengungkapkan angka tahun 1917 ad interim wikipedia menyebutnya tahun 1921 M. 

Hasyim lahir dari famili miskin. Ayahnya hanyalah seseorang pekerja di pasar sayuran.
Pertama kali ia belajar kaligrafi dalam Molla Arif as-Syikhli. Tidak hanya belajar kaligrafi, Hasyim jua belajar banyak hal pada gurunya ini. Bakatnya sangat menakjubkan. Ia dengan cepat mampu meniru gurunya. Baik tulisannya juga tindak tanduknya. Diceritakan, bahwa Hasyim sangat mengidolakan Molla Arif sehingga beliau membuat jendela mini pada kamar nya untuk mengamati tindak tanduk gurunya itu. Mulai menurut cara duduknya, caranya menghormat tamu dan lainnya. 

Belajar Kepada Ali Shobir


Selepas berdasarkan Molla Arif, Hasyim belajar kepada almarhum Ali Shobir. Gurunya ini merupakan seseorang kaligrafer ternama yang memiliki watak keras serta tajam pada mengkritik karya anak didik muridnya. Kepada Ali Shabir Hasyim belajar cuma sementara waktu.
Diceritakan, bahwa suatu hari Hasyim membuat karya buat diperlihatkan kepada Ali Shabir. Hasyim berjuang untuk menciptakan karyanya itu menjadi karya terbaik. Setelah berjuang keras, karya itu selesai serta ia serahkan kepada gurunya. Sang guru sebenarnya kagum serta takjub menggunakan output karyanya. Hanya saja beliau tidak ingin menampakan hal itu.
Ia mengkritik karya Hasyim pada sana sini. Terakhir ia menduga Hasyim sudah meniru karya karya orang Turki dan Mesir. Hasyim berusaha meyakinkan gurunya bahwa itu benar sahih output kreasinya.  Namun usahanya sia-sia. Sang guru malah menasehatinya agar lain kali jangan melakukan penjiplakan karya orang lain. Hasyim bersikukuh, bahkan ia menawarkan diri buat menulis kaligrafi yang baru dengan goresan pena kalimat yang baru didepan gurunya. Sayangnya Ali Shabir nir mau menarik ucapannya. Maka Hasyim Muhammad pun pulang.

Belajar Kepada Molla Ali al Fadhliy


Kemudian Hasyim belajar kepada Molla Ali al Fadliy, seseorang pengajar pada Masjid Jami' al Fadhl. Ali Al Fadhli adalah guru ilmu ilmu al Qur'an, Bahasa Arab, Arud, dan Seni Kaligrafi. Bersama sang pengajar ini, Hasyim belajar dan berlatih terus menerus. Hasilnya kemudian dikoreksi sang sang pengajar, kemudian dikembalikan lagi dengan perasaan takjub. Setelah yakin dengan keahlian Hasyim, maka Molla Ali lalu memberinya ijazah dalam tahun 1943.
Rupanya Molla Ali al Fadhli inilah gurunya yg paling acapkali dia kenang dan beliau puji. Hasyim mengasihi gurunya ini. Hasyim hidup miskin. Ia nir punya relatif biaya buat pendidikannya. Maka, sembari belajar dalam Molla Ali, dia menentukan buat mencari pekerjaan permanen. Hasyim diterima pada Kementrian Pertahanan (wuzarotu ad difa) . Disana dia bekerja beberapa usang.

Belajar Ke Mesir


Pada tahun 1944 dia berangkat ke Mesir buat mengikuti pendidikan seni kaligrafi pada Ma'had Tahsinul Khutut (Sekolah eni Kaligrafi) di Kairo Mesir. Ia menampakan ijazahnya dan beberapa hasil karyanya pada pihak sekolah, yg membuat takjub para direktur serta guru pengajar disana. Hasyim kemudian langsung diizinkan buat mengikuti ujian akhir, dan ternyata memperoleh nilai tertinggi.
Hasyim menerima ijazah khusus menurut kaligrafer akbar Mesir Sayyid Ibrahim serta kaligrafer Muhammad Husni. Atas prestasi nya itu dia diminta buat tinggal di Mesir sebagai seseorang guru. Tetapi Hasyim menolak. Ia memilih buat balik ke Baghdad serta membuka sebuah workshop disana.

Belajar Pada Hamid Al Amidi


Tampaknya Hasyim belum kenyang belajar kaligrafi. Ia kemudian berangkat ke Turki untuk melihat peninggalan peninggalan kaligrafi di Turki. Hampir semua loka ia kunjungi serta dia dokumentasikan. Bahkan sebuah peninggalan kaligrafi yang berada tersembunyi disebuah gunung berhasil ia temukan. Hasyim juga mengunjungi beberapa kaligrafer besar . Antara lain beliau bertemu dengan Musthafa Azmi Hamid Aytac al Amidi. Hasyim berguru kepada Hamid al Amidi beberapa tahun. Hamid sangat takjub dengan kemampuan Hasyim sehingga ia memberikan ijazah sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 1950 dan 1052. Kedua ijazah ini sangat dibanggakan oleh Hasyim. Ia memajang ke 2 ijazah itu di workshopnya.
Hasyim secara perlahan mulai terperinci bintangnya. Ia sebagai master kaligrafi tingkat Internasional disaat pamor Hamid al Amidi mulai meredup lantaran usia tua. Saat itulah disebut sebut, panji panji kaligrafi sudah berpindah tangan. Dari Iraq kembali ke Iraq.


Ijazahnya yg kedua dari Hamid Al Amidi
Ditulis menggunakan gaya diwani yg sangat indah. Bunyi teksnya merupakan :

بسم الله الرحمن الرحيم
وَلَدِي هَاشِم مُحَمَّد الْبَغْدَادِي الخَطَّاط
شَاهَدْتُ فِيْكَ الصِّدْقَ وَالْإِخْلاَصَ وَالْمَحَبَّةَ لِهَذَا اْلفَنِّ  اْلجَمِيْلِ الَّذي لَمْ يَنْدَثِرْ ماَ دَامَ اْلإسْلاَم قَائِماً وَأَعْهَدُ فِيْكَ أنْ تَكُوْنَ مِنْ خِياَرِهِمْ وَأَوَّل ٍالخَطَّاطِيْنَ فِي اْلعَالَمِ الإسْلاَمِي، فَلَكَ أُهْدِي أزْكَى التَهَانِي لِمَا أنْتَ فِيْه فِي تَقدُّم دَائِم. 

كُتب في الآسِتاَنَة سَنَة 1372 هجرية، 
استاذك المخلص موسى عزمي المعروف بحامد الآمدي

Selain terpengaruh Hamid Al Amidi, Hasyim juga sangat menyukai dan mengagumi karya karya Musthafa Raqim. Karena itulah dia memberi nama anaknya "Raqim"

Karya Karya Kaligrafinya


Hasyim populer dengan tulisannya yang bukan saja latif susunannya, namun juga halus seperti dikerjakan menggunakan mesin. Hasyim sangat teliti dalam mengikuti kaidah penulisan khat. Diantara kelebihan Hasyim Muhammad merupakan kemampuannya pada menuliskan huruf secara berulang ulang dengan bentuk yang sama persis. Kemampuan misalnya ini sporadis dimiliki kaigrafer, memperlihatkan betapa seringnya beliau berlatih kaligrafi.
Berikut ini beberapa diantara karyanya :

Surah Ali Imran ayat 159

ِفَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوكَّلْ عَلَى الله 




ٍAl Qur'an Surah Al An'am ayat 162

َقُلْ إنَّ صَلاَتيِ وَنُسُكِي وَمـَحْــيَايَ وَمـَمَـاتِي لله رَبِّ الْعَالَمِيْن 




Syahadataini





Tinggi cita cita itu termasuk iman

ِعُلُوُّ الْهِمَّةِ مِنَ الْإِيـــــْماَن  


Judul kitab : Alfu Lailah wa Lailah
(Seribu Satu Malam)





Basmalah




ِAl Baqarah 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أنْزِلَ فِيْهِ اْلقُرْآن 





Surah Al Qadar ayat 5
سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ



Nama Orang 
عَادِل عَبْد الرَّؤف الْفَرَا




Surah Fathir 43 :
ولا يحيق المكر السيئ إلا بأهله




Surah Al Mulk ayat 29

قُلْ هُوَ الرَّحْمَنُ آمَناَّ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا






ِتَوَكَّلْتُ عَلَى الله


Salah satu karya Hasyim Muhammad (tidak ada tauqi'nya) pada gaya Diwani Jaly :
Hadrot Sohibu al siyadah ra'is majlis siyadahal fariq al rukn Muhammad Najib Ar Rubai'iy



اللهُ وَليُِّ التَّوْفِيْق




Karya Hasyim Muhammad, meniru goresan pena Hafidz Usman.
Karya ini diberikan sebagai bantuan gratis pada kaligrafer Muhammad Badawi Ad-Dirani
  وَباِلشُّكْرِ تَدُوْمُ النِّعَم



Karya Tsuluts Mutanadzir (berpantulan) Surah Al Isra ayat 85

ًوَماَ اُوْتِيْتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إلاَّ قَلِيْلا




Sampul Sebuah Buku 


Ghirahnya Terhadap Kaligrafi Tradisional


Hasyim Muhammad adalah kaligrafer tradisional. Ia sangat menjunjung tinggi kaidah kaidah kaligrafi. Hasyim sangat cemburu jika terdapat kaligrafer yang menulis tanpa kaidah. Lantaran itu dia jua tidak senang bila ada yg mencoba kreatif mengembangkan model contoh alfabet seni kaligrafi yang sudah mapan. Ia tidak suka yg berbau kontemporer, menulis huruf alfabet sebebasnya tanpa kaidah. Sebagaimana yang poly dilakukan sang kaligrafer Mesir serta Syiria.
Baginya, melanggar kaidah kaligrafi adalah kejahatan. Setiap usaha berbagi bentuk alfabet yg telah mapan beliau anggap sebagai usaha buat menghancurkan bahasa Arab dan alfabet huruf Al Qur'an. Sikapnya ini sanggup difahami, mengingat usahanya menguasai kaligrafi dengan susah payah. Ia nir ingin ada kaligrafer kaligrafer malas, yg mengambil jalan pintas dalam berkarya dengan cara menulis semaunya tanpa mengikuti kaidah.

Bukunya

Hasyim Muhammad Al-Baghdadi meninggalkan sebuah kitab kaidah belajar kaligrafi dengan judul (Qawaid al Khat Al Araby). Buku ini sangat terkenal serta dipelajari diberbagai negara. Di Indonesia bahkan hampir setiap kursus/sekolah kaligrafi menggunakan buku ini. Baik secara lengkap sebagaimana diterbitkan, juga petikan petikannya. Hanya saja poly guru kaligrafi yang nir menerngkan secara amanah kepada siswa muridnya bahwa kaidah yang sedang dipelajarinya itu adalah milik Hasyim Muhammad.
  

Wafat

Hasyim Muhammad Al Baghdadi wafat dalam hari Senin tanggal 30 April 1973 setelah mencicipi sakit pada dadanya malam itu. Ia dibawa ke tempat tinggal sakit, namun ajal menjemputnya. Jenazahnya disholatkan dengan imam Syeikh Ma'thuq Mahmud Al A'dzomy. Hasyim dimakamkan pada kompleks pekuburan Khaizaran dekat masjid Abu Hanifah. Kuburnya bersebelahan menggunakan makam sufi populer Asy-Syibli.
Hasyim Muhammad berencana menulis mushaf Al-Qura'an, sayangnya nir terwujud. Meski demikian, ia pernah diutus ke Jerman buat menjadi supervisor pencetakan Al Qur'an yang ditulis oleh Muhammad Amin Al Rusydi.
Selama hidupnya beliau hanya memberi satu ijazah kepada seorang muridnya : Abdul Ghani al Ani.

Riwayat Hidup Hasyim Muhammad Al Baghdadi, artikel original Kaligrafi Islam @2017.
Ditulis dengan memperhatikan asal asal berikut adalah :

Sumber :
1.  Wikipedia, هاشم محمد البغدادي
2.  amaze.com, presentasi Hasyim Muhammad
3.  Islambooks.berita - Hasyim Muhammad Al Baghdadi
4.  //www.calligraphyislamic.com- Hashim Muhammad Baghdadi