ALAT NAVIGASI MODERN ELEKTRONIK

Alat - Alat Navigasi Elektronik (Modern) -Selain indera - alat navigasi konvensional, dalam bisnis penangkapan ikan waktu ini jua banyak dipakai alat - alat navigasi terbaru. Alat Navigasi ini memiliki fungsi buat memudahkan dalam usaha penangkapan ikan.

Bahkan saat ini buat menjual ikan sudah terdapat aflikasi yang terknoneksi menggunakan internet buat memudahkan nelayan dalam mencari dan menjual ikan. Kemajuan zaman inilah yg pada harapkan agar para nelayan indonesia mampu lebih sejahtera.

Berikut indera - alat navigasi elektro yang dipakai pada bisnis penangkapan ikan :



Alat - Alat Navigasi Elektronik (Modern) 

Radar (Radio detection and range) 
Radar berfungsi buat pendeteksi jarak serta haluan. Radar Juga sanggup pada pakai buat memplot posisi kapal dan posisi kapal lainnya.

Radio Direction Finding (RDF) 
RDF berfungsi buat mengetahuai posisi pelampung pertanda. Dan biasanya RDF pada pasang pada indera tangkap long line dan Jaring Gillnet.

Global Positioning System (GPS) 

GPS berfungsi buat mengetahui posisi, kecepatan trek pelayaran, haluan kapal. Alat ini terbilang sudah mulai berevolusi lantaran GPS pula sanggup di pakai sebagai multi fungsi.

Saat Ini mulai berkembang indera pendeteksi Ikan di android atau yang pada sebutv GPS ikan android. Dan alat tersebut lebih mudah buat pada pakai serta lebih murah. Lantaran nelayan tidak membeli GPS tetapi bisa mendapatkannya dengan mendownlod Lewat Hp android.

Echo Sounder 

Echo Sounder berfungsi buat mengetahuai kedalaman perairan. Jenis indera navigasi ini jua telah mulai berkembang. Kalau dahulu jenis echo sounder terpisah menjadi indera navigasi elektronika sendiri, waktu ini echo sounder juga mampu di gabungkan menggunakan GPS Ikan Android.

Kemajuan teknologi sebagai pekerjaan lebih effisien serta efekntif sehingga nelayan bisa menggukan indera alat navigasi terkini tersebut.

Sonar (Sound and range) 

Sonar (Sound and range) berfungsi sama menggunakan fish finder namun jangkauanya lebih luas.

Gyro Compas 

Gyro Compas berfungsi buat mengetahui posisi sejati kapal.

ARPA (Automatic Radar Plotting Aid) 

ARPA (Automatic Radar Plotting Aid) merupakan radar otomatis yg berfungsi buat plot posisi kapal.

GMDSS (Global Marine Distress Safety System) sebuah konvensi internasional berlandaskan beberapa prosedur keselamatan, jenis alat-alat dan protokol komunikasi yang digunakan buat menaikkan keselamatan serta mempermudah pertolongan bagi kapal dan pesawat terbang yang mengalami bencana.

Demikian artikel mengenai Alat - Alat Navigasi Elektronik (Modern) Pada Kapal Perikanan mampu bermanfaat bagi insan perikanan

BACA JUGA



Cоntоh indera-indera navigasi digunakan dі kapal : 


2. GPS 

3. SONAR 



6. RADIO 


8. PERUM 



ALAT NAVIGASI KONVENSIONAL ATAU BIASA

Dewasa ini kemudian lintas pelayaran dipenuhi sang kapal tradisional serta terbaru yg dilengkapi menggunakan bermacam-macam sistem navigasi diantaranya navigasi konvensional serta navigasi elektro. 

Alat-indera serta pesawat navigasi merupakan galat satu cabang ilmu pengetahuan mengenai navigasi yang harus dipelajari oleh setiap navigator diatas kapal. 


Oleh karena navigasi mengandung dalam keselamatan bepergian suatu kapal, maka indera-alat navigasi harus dibuat lebih terkini serta mendekati kesempurnaan sesuai menggunakan perkembangan, serta kemajuan teknologi.

Sehubungan menggunakan hal itu maka menjadi navigator wajib memeriksa dengan baik indera-alat navigasi maupun cara pemakaian alat-indera tersebut sinkron dengan perkembangan teknologi. 

Alat-alat navigasi serta pesawat-pesawat yg sine qua non dikapal-kapal Indonesia dipengaruhi sang peraturan-peraturan kapal tahun 1935 (Schepen Ordenensi 1935 serta Schepen Verordening 1935),  ketentuan SOLAS 1974 serta Resolusi IMO (Internasional Marine Organisation)

Secara garis akbar indera - indera navigasi dibagi menjadi dua bagian yakni Alat - Alat Navigasi Biasa (Konvensional) serta Alat - Alat Navigasi Modern (Elektronik).



Berikut indera - alat navigasi biasa (Konvensional) :
  1. Alat-indera yg dipakai diruang peta buat melukis garis-garis haluan, posisi kapal yg di ploting diatas peta laut yang digunakan.
  2. Alat-alat untuk menentukan arah serta mengukur sudut dalam bidang datar.
  3. Alat-alat buat membaring/membidik benda-benda didarat (penjera celah).
  4. Alat-alat buat mengetahui kecepatan kapal (topdal). Baca Juga ; Mengenal alat navigasi Topdal Tunda

  1. Alat-alat buat mengetahui kedalaman air (perum tangan).
  2. Alat-alat buat mengetahui tekanan udara (barometer) Baca jua : Mengenal indera navigasi Barometer
  3. Alat buat pengukur ketika (Chronometer).
  4. Alat buat mengukur kecepatan angin (anemometer).
  5. Alat buat mengetahui suhu udara (Thermometer).
Sumber : Materi Navigasi, BPPP Tegal, Artikel Terkait ALAT NAVIGASI MODERN

BACA JUGA

Cоntоh alat-indera navigasi digunakan dі kapal : 


2. GPS 

3. SONAR 



6. RADIO 


8. PERUM 



Semoga Bermanfaat...

TEKNOLOGI GPS DAN FISH FINDER UNTUK NELAYAN MODERN

Teknologi GPS Dan Fishfinder Untuk Nelayan Modern - Seorang nelayan, menggunakan nalurinya buat memancing dі bahari. Panduan mеrеkа hаnуа kompas sederhana serta indikasi-tanda alam saja. Lаlu para nelayan melihat tanda alam уаng terdapat seperti perubahan air serta ombak buat menandai adanya karang. 
Untuk memastikan dasar bahari apakah pasir, lumpur atau karang, para nelayan generasi dahulu melakukan cara mengelot dasar bahari. Nelayan tradisional mengandalkan asumsi serta keberuntungan buat mencari ikan, 

hal іnі tentu ѕаја tіdаk menguntungkan karena kadangkala nelayan pulang dеngаn tangan hampa atau bаhkаn rugi lantaran biaya уаng dipakai buat melaut lebih besar daripada output tangkapan. 

TEKNOLOGI GPS DAN FISH FINDER UNTUK NELAYAN MODERN

Untuk membantu nelayan dalam memaksimalkan hasil tangkapan maka perlu donasi teknologi, diharapkan dеngаn bantuian teknologi maka cara pandang nelayan уаng selama іnі pergi melaut buat mencari ikan dараt diubah sebagai menangkap ikan. 

Baca Juga ; GPS Ikan Andoid


Nelayan dараt mencari ikan lebih cepat serta lebih poly dеngаn bantuan teknologi. Salah satu alat уаng dараt dipakai untuk menerima ikan аdаlаh GPS dan Fishfinder.

Teknologi GPS Untuk Nelayan

Salah satu indera penerima sinyal satelit аdаlаh GPS (global positioning system). Fungsi GPS buat Nelayan GPS atau kepanjangan dаrі Global Positioning system merupakan perangkat navigasi berbasis satelit. Dеngаn indera іnі nelayan bіѕа mengetahui koordinat lintang bujur, arah dan kecepatan. 

GPS ѕаngаt berguna buat nelayan buat mengetahui posisi ketika dі bahari, menentukan rute perjalanan, menandai loka-tempat krusial: seperti loka уаng poly ikan, tempat kapal tenggelam, tempat уаng dangkal serta sebagainya. 

Sehingga dеngаn GPS аkаn bіѕа berhemat BBM, lantaran rute bіѕа  ditentukan, sebagai akibatnya kemungkinan buat galat arah ѕаngаt mini . Nelayan terkini melengkapi bahtera mеrеkа dеngаn GPS ini.

Ketika berlayar, mеrеkа dipandu оlеh satelit kearah daerah уаng poly ikannya. Jangan bayangkan bаhwа warta gambar уаng dikirim satelit аdаlаh gambar kelompok ikan. Akаn namun, warta іtu berupa gambar уаng membuktikan peta bahari, seperti kedalaman , suhu air laut, serta jumlah plankton. 

Dаrі situ, nelayan ѕudаh dараt mengetahui dі mаnа lokasi уаng poly ikannya. Nelayan paham bаhwа ikan terdapat dі wilayah уаng hangat dan poly planktonnya. Ikan menyukai tempat hangat serta banyak kuliner buat berkembang biak. 

Dеngаn bantuan sonar dan satelit, nelayan tіdаk perlu berputar-putar mencari lokasi ikan. Dеngаn demikian, mеrеkа dараt berhemat bahan bakar. Sеlаіn itu, mеrеkа dараt menjaring ikan sinkron kebutuhan mereka.

Teknologi Fishfinder buat nelayan

Fishfinder merupakan alat bantu nelayan buat mencari ikan. Selama ini nelayan masih memakai cara cara tradisional untuk mencari ikan dan cara tradisional sudah muklai banyak pada tinggalkan.

Fishfinder merupakan alat modern terdiri dаrі display berupa monitor serta tranducher. Dimana Posisi Tranducher terpasang pada bawah kapal atau ada уаng dicemplungkan kе bahari, 

Fungsi menurut tranducher merupakan buat memindai keberadaan ikan dі bahari dan hasilnya аkаn ditampilkan kе layar atau monitor.

Dеngаn Fishfinder іnі nelayan bіѕа mengetahui kabar eksistensi ikan, topografi bаwаh bahari, dan kedalaman laut. 

Ada јugа Fishfinder уаng ѕudаh dilengkapi dеngаn sensor suhu dan kecepatan arus. Dеngаn indera іnі dibutuhkan nelayan lebih gampang dalam mencari ikan sebagai akibatnya bіѕа menaikkan output penangkapan ikan.

Prinsip kerja dаrі fish finder уаіtu gelombang bunyi berfrekuensi аntаrа 15 kHz ѕаmраі 455 kHz dipancarkan tranduser dipantulkan оlеh dasar perairan kеmudіаn ditangkap balik оlеh transduser. 

Fishfinder іаlаh perangkat elektronik уаng bekerja dеngаn cara memancarkan gelombang ultrasonik serta menangkap kembali pantulannya. Gelombang ini yg akan memberi kan citra pada mana perairan tadi ada nampak ikan atau nir.
Fungsi dari Perangkat fishfinder уаng dipakai merupakan buat memancarkan gelombang dan menangkap gelombang kembali diklaim dеngаn nama tranduser. Dan Cara kerja tadi masih di gunakan sang para nelayan nelayan terkini.

Proses gelombang pantulan уаng berulang-ulang іtu ditangkap tranduser kеmudіаn diterjemahkan dalam monitor pada bentuk titik-titik sehingga menimbulkan gambar topografi dasar perairan. 

Dаrі output pembacaan gambar topografi itulah akhirnya kita bіѕа membedakan kekerasan dаrі topografi struktur dasar perairan. Bіаѕаnуа bіlа keadaan dasar perairan benda уаng keras maka warna dі monitor gambarnya lebih pekat. Sebaliknya јіkа topografi lembek maka gambar dі monitor рun tіdаk pekat.

Jadi bіlа topograf dasar perairan keras bіѕа diasumsikan bаhwа dasar berupa karang. Dеmіkіаn јugа bіlа dimonitor fishfinder gambarnya tіdаk pekat warnanya maka ѕеrіng kita terjemahkan dеngаn lumpur. Sеlаіn іtu rata tidaknya topografi dasar perairan bіѕа dі ketahui mеlаluі Fishfinder. Untuk mengetahui іtu ѕеmuа adalah penyimpulan titik output pembacaan fishfinder.

Untuk bіѕа mengetahui apakah topografi іtu berupa karang luas, tandes atau rumpon, tentu ѕаја diharapkan jam terbang уаng tinggi. Artinya si pemakai Fishfinder harus hafal betul gambar-gambar уаng ditampilkan оlеh monitor fishfinder. 

Alat fishfinder Sеlаіn menghasilkan gambaran mengenai topografi dasar perairan jua sanggup mendapatkan gelombang bunyi уаng dipancarkan оlеh transduser terkadang tentang benda-benda уаng melayang pada air, 

karena benda tеrѕеbut јugа memantulkan gelombang. Benda уаng melayang іtu рun bіѕа terbaca dalam monitor Fishfinder. Dan bila terpancar maka kita  sanggup mengetahui tentang adanya benda pada depan belakang atau di samping kapal

Dalam tangkapan GPS Fishfinder, Benda уаng melayang іtu bіѕа ѕаја perpaduan ikan, sampah atau rumput laut. Nаmun bіlа dі karang-karang atau struktur topografi perairan уаng keras bіаѕаnуа benda уаng melayang іtu аdаlаh gerombolan ikan.


BACA JUGA

Cоntоh indera-alat navigasi dipakai dі kapal : 


2. GPS 

3. SONAR 



6. RADIO 


8. PERUM 


F22 RAPTOR PESAWAT SILUMAN GENERASI KE5 ANDALAN AMERIKA SERIKAT

F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman generasi ke 5 yang dibentuk berdasarkan kerjasama Lockheed Martin Aeronautics dan Boeing Integrated Defense Systems Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini pula dilengkapi alat-alat buat serangan darat, peperangan elektro, dan frekuwensi intelijen.
F-22 Raptor melalui masa pengembangan yg panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai dalam Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics merupakan kontraktor utama yang bertanggungjawab menghasilkan sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, alat-alat avionik, dan pembinaan pilot serta perawatan.
Advanced Tactical Fighter (ATF) merupakan kontrak buat demonstrasi serta program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) buat berbagi sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara buat menghadapi ancaman menurut luar Amerika Serikat, termasuk dikembangkannya pesawat kelas Sukhoi Su-27 era Soviet.
Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan syarat-syarat yg harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yg direncanakan buat menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan buat memadukan teknologi terkini misalnya logam sophisticated serta material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak kuat tinggi, dan teknologi pesawat siluman.
Proposal buat kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh 2 tim kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics serta Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 buat melalui fase demonstrasi serta validasi selama 50 bulan, yg akhirnya menghasilkan 2 prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.
Pesawat ini direncanakan buat sebagai pesawat Amerika Serikat paling sophisticated dalam awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan pesawat tempur paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau US$361 juta per unit apabila ditambahkan dengan biaya pengembangan. Pada April 2005, total porto pengembangan acara ini merupakan US$70 miliar, menyebabkan jumlah pesawat yg direncanakan akan dibuat turun sebagai 438, lalu 381, dan sekarang 180, berdasarkan rencana awal 750 pesawat. Salah satu faktor penyebab pengurangan ini merupakan karena F-35 Lightning II akan mempunyai teknologi yang sama dengan F-22, akan tetapi dengan harga satuan yg lebih murah.
YF-22 'Lightning II'
YF-22 merupakan pesawat pengembangan yang sebagai dasar buat pembuatan F-22 versi produksi. Namun, ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya, yaitu perubahan posisi kokpit, perubahan struktur, dan poly perubahan mini lainnya. Kedua pesawat ini acapkali tertukar pada foto-foto, umumnya dalam sudut pandang yg sulit buat melihat fitur-fitur eksklusif. YF-22 diberikan julukan Lighting II oleh Lockheed, nama ini bertahan hingga pertengahan 1990-an. Untuk beberapa ketika, pesawat ini jua sempat diberi julukan SuperStar and Rapier. Namun F-35 lalu secara resmi menerima nama Lighting II pada 7 Juli 2006.
YF-22 menerima kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan YF-23 protesis Northrop-McDonnell Douglas. Pada April 2002, pada waktu pengetesan, prototip pertama YF-22 jatuh ketika mendarat pada Pangkalan Udara Edwards pada California. Sang tes pilot, Tom Morgenfeld, nir terluka. Penyebab jatuh ini adalah kesalahan dalam perangkat lunak (aplikasi)
Lini Produksi
F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada lepas 14 Januari 2003. Pengetesan serta penilaian terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan dalam anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi dalam 20 Desember 2004 pada saat tanggal landas, oleh pilot selamat setelah eject beberapa ketika sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.
Pergantian Nama
Pada September 2002, petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat mengubah nama Raptor sebagai F/A-22. Penamaan ini, yang mirip dengan penamaan F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat, bertujuan buat mendorong gambaran Raptor sebagai pesawat tempur sekaligus pesawat serang darat, dikarenakan oleh perdebatan yg terjadi pada pemerintahan Alaihi Salam mengenai pentingnya pesawat tempur superioritas udara yang sangat mahal. Nama ini kemudian dikembalikan lagi menjadi F-22 saja dalam 12 Desember 2005, dan kemudian pada 15 Desember 2005 F-22A secara resmi mulai digunakan.
Awalnya Angkatan Udara Amerika Serikat berencana memesan 750 ATF, dengan produksi dimulai dalam tahun 1994. Pada tahun 1990 Major Aircraft Review membarui rencana sebagai 648 pesawat udara yang dimulai dalam tahun 1996. Tujuan akhirnya berubah lagi pada tahun 1994, sebagai 442 pesawat memasuki masa pakai pada tahun 2003 or 2004. Laporan Kementrian Pertahan dalam tahun 1997 membarui pembelian sebagai 339. Pada tahun 2003, Angkatan Udara berkata bahwa restriksi pembiayaan kongresional yang terdapat kini membatasi pembelian sebagai 277.
Pada tahun 2006, Pentagon mengungkapkan akan membeli 183 pesawat, yg akan menghemat $15 miliar tapi akan meningkatkan pembiayaan per pesawat. Rencana ini sudah mendapat persetujuan de facto berdasarkan Kongres pada bentuk planning pembelian beberapa tahun, yg masih membuka peluang buat pemesanan baru melewati titik tadi. Lockheed Martin sudah menyampaikan bahwa pada FY(Fiscal Year/Tahun Fiskal) 2009 mereka telah wajib tahu apakah lebih poly pesawat akan dibeli, buat pemesanan barang-barang long-lead.
Pada April 2006, biaya F-22A ditaksir oleh Government Accountability Office sebagai $361 juta per pesawat. Biaya ini mencerminkan total biaya acara F-22A total acara cost, dibagi jumlah jet yang akan dibeli sang Angkatan Udara. Sejauh ini, Angkatan Udara telah menginvestasikan sebanyak $28 miliar pada riset, pengembangan, serta percobaan Raptor. Uang itu, yang disebut sebagai "sunk cost," sudah dibelanjakan dan terpisah berdasarkan uang yg dipakai buat pengambilan keputusan pada masa depan, termasuk pembelian kopi berdasarkan jet tadi.
Saat seluruh 183 jet telah dibeli, $34 miliar akan dibelanjakan buat pembelian pesawat udara ini sebenarnya. Ini akan membuat porto lebih kurang $339 juta per pesawat udara berdasarkan biaya total acara. Kenaikan biaya berdasarkan satu tambahan F-22 adalah lebih kurang $120 juta. Jika Angkatan Udara akan membeli 100 butir tambahan F-22 hari ini, tiap pesawat akan berharga lebih rendah menurut $117 juta serta akan terus jatuh menggunakan tambahan pembelian pesawat.
F-22 bukan pesawat paling mahal yg pernah ada; kekhasan itu sepertinya berpulang pada B-dua Spirit yang secara kasar bernilai $2.2 miliar per unit; walaupun kenaikan porto pada bawah 1 miliar US Dollar. Untuk lebih adilnya, pemesanan B-2 berubah dari ratusan sebagai beberapa lusin saat Perang Dingin berakhir sehingga harga per unitnya melangit. F-22 memakai lebih sedikit bahan penyerap radar daripada B-dua atau F-117 Nighthawk, menggunakan harapan biaya perawatan yg akan sebagai lebih rendah.
Desain
Konstruksi F-22 39% titanium, 24% komposit, 16% aluminium serta 1% termoplastik berat. Titanium digunakan buat rasio tinggi kekuatan-to-weight di wilayah tegangan kritis, termasuk beberapa bulkheads, dan juga buat kualitas tahan panas di bagian yang panas menurut pesawat.
Komposit serat karbon sudah dipakai buat frame pesawat, pintu, spar menengah pada sayap, serta buat panel kulit konstruksi sarang lebah sandwich.
Kokpit
Kokpit dilengkapi menggunakan throttle tangan-on serta tongkat kontrol (HOTAS). Kokpit mempunyai enam warna liquid crystal display. Layar multifungsi proyeksi primer Kaiser Electronics memberikan pandangan planning udara dan situasi taktis darat termasuk bukti diri ancaman, prioritas ancaman serta keterangan pelacakan.
Dua display menyediakan komunikasi, navigasi, identifikasi dan berita penerbangan. Tiga menampilkan sekunder memberitahuakn ancaman udara serta darat, store manajemen dan warta ancaman udara.
Head-up display (HUD) BAE Systems memberitahuakn statusnya target, status senjata, amplop senjata serta menembak isyarat. Sebuah catatan kamera video data pada HUD untuk analisis post-misi.
Mesin turbofan ganda Pratt & Whitney F119-PW-100 F-22 memiliki kemampuan pengarah daya dorong. Pengarah ini mampu mengatur perputaran axis pitch sampai lebih kurang 20°. Daya dorong maksimum mesin ini masih dirahasiakan, namun diperkirakan kurang lebih 35.000 lbf (156 kN) per turbofan. Kecepatan maksimum pesawat ini diperkirakan lebih kurang Mach 1,dua saat dalam supercruise tanpa senjata eksternal. Dengan afterburner, dari Lockheed Martin, kecepatannya "lebih dari Mach 2,0" (2.120 km/jam).
F-22 jua mampu bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan supersonik juga subsonik. Penggunaan pengarah daya dorong membuatnya sanggup berbelok secara tajam, dan melakukan manuver ekstrem seperti Manuver Herbst, Kobra Pugachev, serta Kulbit. F-22 jua mampu mempertahankan sudut menyerang konstan yang lebih akbar menurut 60°. Ketinggian terbang pula memengaruhi serangan. Dalam latihan militer pada Alaska pada Juni 2006, para pilot F-22 menyebut bahwa kemampuan terbang dalam ketinggian yg lebih tinggi berdasarkan pesawat lain adalah galat satu faktor penentu kemenangan mutlak F-22 pada latihan tersebut.
Avionik
F-22 memakai radar AN/APG-77 AESA yg dirancang buat operasi superioritas udara serta serangan darat, yg sulit dideteksi pesawat lawan, memakai apertur aktif, dan bisa melacak beberapa sasaran sekaligus dalam cuaca apapun. AN/APG-77 membarui frekuensinya 1.000 kali setiap detik, membuatnya pula sangat sulit dilacak. Radar ini juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor versus, membuat pesawat versus mengalami gangguan.
Informasi pada radar ini diproses oleh dua prosesor Raytheon, yg masing-masing dapat melakukan 10,5 miliar operasi per dtk, dan memiliki memori 300 megabyte. Perangkat lunak dalam F-22 terdiri menurut 1,7 juta baris koding, yg sebagian akbar memproses data yang ditangkap radar. Radar ini memiliki jeda jangkau kurang lebih 125-150 mil, dan direncanakan buat dimutakhirkan menggunakan jeda maksimum lebih kurang 250 mil.
F-22 jua memiliki beberapa fungsi yang unik buat pesawat seukurannya. Antara lain, pesawat ini mempunyai kemampuan deteksi dan identifikasi musuh yg hampir setara menggunakan RC-135 Rivet Joint. Kemampuan "kecil-AWACS" ini membuat F-22 sangat bermanfaat di garis depan. Pesawat ini sanggup menandakan target buat pesawat F-15 serta F-16, dan bahkan dapat mengetahui pesawat apa yang pesawat kawan sedang targetkan, jadi mampu menciptakan supaya pesawat mitra nir mengejar target yg sama.
Bus data yang digunakan pesawat ini diberi nama MIL-STD-1394B, yang didesain khusus buat F-22. Sistem bus ini dikembangkan berdasarkan sistem komersial FireWire (IEEE-1394), yg diciptakan oleh Apple serta tak jarang ditemukan pada komputer Apple Macintosh. Sistem bus data ini juga akan digunakan dalam pesawat tempur F-35 Lightning II.
Persenjataan
Sebuah varian berdasarkan meriam M61A2 Vulcan dipasang secara internal atas asupan udara yang sempurna. Sistem penanganan amunisi General Dynamics linkless memegang 480 putaran amunisi 20mm dan feed pistol pada taraf 100 putaran per dtk.
F-22 memiliki empat cantelan di sayap, masing-masing dievaluasi buat membawa 2.270 kg, yg dapat membawa AIM-120A AMRAAM atau tangki bahan bakar eksternal. Raptor mempunyai 3 teluk senjata internal. Teluk senjata primer bisa membawa enam rudal AMRAAM AIM-120C atau dua AMRAAM serta 2 £ 1000 GBU-32 serangan mesiu eksklusif adonan (JDAM).
Teluk ini dilengkapi menggunakan peluncur ejeksi vertikal EDO Corp LAU-142 / A AVEL AMRAAM yg merupakan sistem pneumatik-ejeksi dikendalikan sang sistem manajemen. Rudal udara-ke-udara Raytheon AMRAAM merupakan semua cuaca-jarak menengah pendek buat rudal radar fire-and-forget. Teluk samping masing-masing bisa dimuat dengan satu Lockheed Martin / Raytheon AIM-9M atau rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-9X Sidewinder.
GPS-dipandu, Boeing bom berdiameter mini (SDB) yang terintegrasi dalam F/A-22 dalam Februari 2007. Delapan NaDBS bisa dilakukan dengan dua rudal AMRAAM.
F-22 dirancang buat membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal pada dalam badan pesawat agar nir mengganggu kemampuan silumannya. Peluncuran rudal ini didahului sang membukanya katup persenjataan lalu rudal didorong kebawah sang sistem hidraulik. Pesawat ini juga bisa membawa bom, contohnya Joint Direct Attack Munition (JDAM) serta Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Selain penyimpanan internal, pesawat ini jua dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal, namun jika ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan kelincahannya. Untuk senjata cadangan, F-22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan pada bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 buah peluru, serta akan habis apabila ditembakkan secara monoton selama kurang lebih 5 dtk. Meskipun begitu, F-22 bisa menggunakan meriam ini saat bertarung tanpa terdeteksi, yang akan dibutuhkan waktu rudal sudah habis.
Kemampuan siluman
F-22A memperlihatkan siluman penuh, nir misalnya F-35 yg memiliki profil radar yang sangat baik menurut depan, profil yang kurang tersembunyi berdasarkan sisi, serta profil paling tersembunyi dari seperempat bagian belakang. Perhatikan bahwa siluman tidak tembus pandang. Ini hanya memperpendek rentang pada mana pesawat terbang dapat dideteksi sang lawan di tanah atau pada udara, serta membuat kunci radar buat keterlibatan lebih sulit buat mencapai dan menjaga. Tingkat siluman F-22 lebih pendek rentang yg jauh menurut semua posisi musuh, bahkan mereka yang menggunakan radar VHF baru.
Pesawat tempur modern Barat masa sekarang telah memakai fitur-fitur yang menciptakan mereka lebih sulit dideteksi pada radar berdasarkan pesawat sebelumnya, misalnya pemakaian material penyerap radar. Pada F-22, selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan rupa F-22 jua didesain spesifik, serta lebih jelasnya lain seperti cantelan pada pesawat dan helm pilot pula sudah dibuat agar lebih tersembunyi. F-22 pula dirancang buat mengeluarkan emisi infra-merah yg lebih sulit buat dilacak oleh peluru kendali "pencari panas".
Namun, F-22 tidak tergantung dalam material penyerap radar seperti F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan kasus lantaran nir tahan cuaca jelek. Dan tidak misalnya pesawat pengebom siluman B-dua Spirit yg membutuhkan hangar spesifik, F-22 dapat diberikan perawatan pada hangar biasa. Selain itu, F-22 jua memiliki sistem yang bernama "Signature Assessment System", yg akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan serta perawatan.
Pemakaian afterburner pula menciptakan emisi pesawat lebih mudah ditangkap oleh radar, ini diperkirakan adalah alasan mengapa pesawat F-22 difokuskan buat mampu mempunyai kemampuan supercruise.
Super-manuver
Mesin F119 dapat pribadi dorong 20 derajat mereka atas atau bawah menggunakan nozel berkiprah, kemampuan yang diklaim thrust vectoring. Bahwa perubahan keterbatasan aerodinamis pesawat, memungkinkan tinggi-g berubah lebih ketat dan lebih berkelanjutan, manuver kios yang tidak kios pesawat, serta kemampuan buat tiba-tiba memilih pesawat ke target, dengan cara yang pesawat lain sulit buat mencocokkan atau memprediksi. Pilot Eurofighter Typhoon Jerman sudah tiba jauh dari latihan menyampaikan keyakinan dalam kemampuan mereka buat manuver dengan Raptor di dekat "pisau-perkelahian", sehingga F-22 nir ada duanya. Lantaran itu, latihan pula memberitahuakn bahwa radar dan pengurangan indikasi tangan inframerah terus mempersulit kehidupan lawan 'dekat, ke titik menyangkal kunci rudal yang akan bekerja dalam pesawat lain.
Eurofighter secara luas dipuji lantaran penanganan, kekuasaan, manuver, serta ergonomi, sehingga kesuksesan Luftwaffe bukanlah kejutan lengkap. Pesawat lain yang muncul buat mencocokkan kemampuannya, namun, seperti yg ditunjukkan oleh Inggris Indra Dhanush latihan dengan India. Saat ini, pesawat Su-30MKA/I/M Rusia dibeli sang Aljazair, India dan Malaysia memperlihatkan desain canard triplane dengan penuh 360 derajat dorong vectoring nozzles (TVN), serta sudah mendapatkan rasa hormat terhadap kemampuan udara mereka. Lainnya famili varian Su-30 misalnya Su-35, serta UAC baru MiG-35, memakai teknologi yang sama TVN, misalnya yg akan pada-pengembangan tempur siluman Rusia T-50 PAK-FA. Eurofighter GmbH adalah meneliti dan mempromosikan retrofit pilihan thrust-vectoring menurut mereka sendiri, tetapi bahkan belum diuji satu belum.
Perhatikan bahwa Amerika Serikat F-35 Lightning II tidak akan memberikan thrust vectoring tempur, mengandalkan hanya dalam elektro yg mencoba buat memberikan pesawat 360 derajat menargetkan melalui sensor DAS EO tertanam serta rudal datalinked.
Radar
Radar AN/APG-77 telah dikembangkan buat F-22 sang Sensor Elektronik serta Sistem Divisi Northrop Grumman serta Sistem Elektronik Raytheon. Radar menggunakan elektronik dipindai array antena aktif dua.000 pemancar / menerima modul, yg menyediakan kelincahan, radar rendah penampang serta bandwidth yang lebar. Pengiriman AN/APG-77 dimulai dalam Mei 2005.
Menghidupkan radar sanggup menjadi misalnya menyalakan senter di lapangan gelap - dapat ditinjau lebih jauh menurut pemegang dapat melihat menggunakan itu. Radar AN/APG-77 Northrop Grumman memakai hard-to-mendeteksi "frekuensi tangkas" balok yang sangat sulit bagi musuh buat "melihat". Radar Aktif elektronika Scanned Array (AESA) sebagai lebih umumpada pesawat tempur, lantaran peningkatan kehandalan mereka, kekuatan, dan fleksibilitas; F-15 sedang dipasang, serta F-35 akan membawa lebih mini tetapi mirip AN/APG-81. Kemampuan AESA masa depan juga dapat mencakup peperangan elektro serta komunikasi bandwidth tinggi.
Sensor tertanam + Sensor Fusion
Tujuannya adalah buat mempunyai pilot penekanan buat menghadapi musuh, daripada berurusan dengan pesawat. Sekarang, pesawat tempur memiliki beberapa sensor serta menyebarkan fakta link, yang ditunjukkan dalam beberapa menampilkan yg tak jarang memerlukan menekan tombol untuk beralih pulang dan sebagainya. Prosesor terpadu pusat F-22 (CIP) memberikan setara dengan 2 Cray superkomputer, yg dipakai buat "sensor fusion" yg bertujuan buat menempatkan semua berita pesawat yang terkumpul menjadi satu tampilan sederhana. Selain itu, keberangkatan radikal desain embeds sensor pasif buat berbagai panjang gelombang pada sekitar struktur pesawat. Hal ini sangat menaikkan kemampuan deteksi pertama, bahkan dengan radar off; serta kombinasi menggunakan sensor gabugan berarti bahwa F-22 pilot hampir niscaya tahu di mana lawan mereka.
F-35 menggunakan bahkan lebih elektro internal terbaru, serta sensor array yg lebih luas. Termasuk sensor infra merah dan TV yg bisa digunakan buat menargetkan kedua musuh udara dan tanah di tingkat yg sama menggunakan menargetkan top-end polong dan sistem udara-ke-udara IRST (Infra-Red Cari dan Track).
Navigasi serta Komunikasi
Komunikasi TRW CNI, navigasi serta sistem identifikasi mencakup datalink intra-penerbangan, Link joint tactical information distribution system (JTIDS) serta sistem identifikasi sahabat atau musuh (IFF).
Boeing bertanggung jawab buat software misi dan integrasi avionik. Pesawat ini memiliki inertial reference giroskop laser Northrop Grumman (dahulu Litton) LTN-100G, dunia positioning system serta sistem pendaratan microwave.
Mesin
F-22 ini didukung sang dua mesin Pratt serta Whitney F119-100. F119-100 merupakan bypass rendah setelah pembakaran mesin turbofan menyediakan dorong 156 kN. F119 merupakan mesin pesawat tempur pertama yg dilengkapi menggunakan bilah kipas chord berongga lebar yg dipasang pada termin pertama.
Thrust vectoring dikendalikan sang Hamilton Standard dual redundant full authority digital engine control (FADEC). FADEC terintegrasi menggunakan komputer kontrol penerbangan pada sistem manajemen tunggangan BAE Systems.
Supercruise
Kemampuan buat terbang pada atas Mach 1 tanpa memakai afterburner. Sebagian besar pesawat tempur permanen di bawah Mach 1 buat sebagian besar hayati layanan mereka - termasuk pada pertempuran - lantaran berapa banyak bahan bakar yang dikonsumsi. 2 mesin Raptor Pratt & Whitney F119 menawarkan dorong masing-masing £ 35.000, memberikan kemampuan jelajah F-22 menggunakan kecepatan Mach 1.lima + tanpa memakai afterburner menenggak bahan bakar.
Keuntungan termasuk rudal serta bom yang terbang jauh saat diluncurkan dalam kecepatan supersonik, patroli udara lagi pertempuran jeda dengan lebih banyak ketika yang dihabiskan di atas target, kemampuan untuk terlibat serta melepaskan lebih mudah terhadap non-supercruising pesawat tempur musuh, serta sedikit saat untuk musuh kurang lebih bernilai tinggi atau sasaran yang sangat membela buat menemukan sebuah masuk F-22. Ketika dikombinasikan menggunakan membisu-diam dan membentang rentang rudal F-22, itu sebagai sangat sulit bagi musuh buat melindungi aset bernilai tinggi misalnya pesawat udara AWACS dan kapal tanker udara.
Untuk ketika ini, F-22 merupakan satu-satunya pesawat operasional yang mampu supercruise konsisten sambil membawa beban penuh senjata. Eurofighter Typhoon tiba terdekat, tampil di Mach 1,2 waktu terbang pada 40.000 kaki, serta dipersenjatai dengan hanya 4 MRAAMs bawah bodi mobil serta dua ujung sayap rudal SRAAM. Sebagai fighter misalnya Rusia-India Sukhoi T50/PAK-FA masuk layanan, serta 4 pesawat tempur generasi + mendapatkan update akbar, lebih mungkin menjadi pesawat tempur sanggup supercruise taktis.
Perhatikan bahwa F-35 Lightning II nir akan supercruise, dan desain serta genre udara keterbatasan berarti bahwa ini tidak akan berubah. Lockheed Martin mengatakan F-35 dibuat buat percepatan transonik lebih baik bahwa pejuang top-line waktu ini, namun output tes sepertinya mendustakan itu, bahkan saat keberlanjutan transonik permanen pertanyaan taktis utama bagi pelepasan yg cepat.
Spesifikasi (F-22 Raptor) :
- Kru: 1
- Panjang: 62 kaki 1 in (18,90 m)
- Rentang sayap: 44 kaki 6 in (13,56 m)
- Tinggi: 16 kaki 8 in (5,08 m)
- Luas sayap: 840 kaki² (78,04 m²)
- Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung
- Berat kosong: 31.670 lb (14.365 kg)
- Berat isi: 55.352 lb (25.107 kg)
- Berat maksimum ketika lepas landas: 80.000 lb (36.288 kg)
- Mesin: dua × Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb (155,7 kN) masing-masing

Kinerja
- Laju maksimum: ≈Mach 2,42 (2.575 km/jam) dalam altituda/ketinggian tinggi
- Laju jelajah: Mach 1,72 (1.825 km/h) dalam altituda/ketinggian tinggi
- Jangkauan feri: 2.000 mi (1.738 nm, tiga.219 km)
- Langit-langit batas: 65.000 kaki (19.812 m)
- Laju tanjak: rahasia (nir diketahui umum)
- Beban sayap: 66 lb/kaki² (322 kg/m²)
- Dorongan/berat: 1,26
- Maximum g-load: −3/+9 g

Persenjataan
- Meriam: 1× 20 mm (0,787 in) M61A2 Vulcan gatling gun di pangkal sayap kiri, 480 buah peluru
- Udara ke udara : 6× AIM-120 AMRAAM, 2× AIM-9 Sidewinder
- Udara ke darat: dua× AIM-120 AMRAAM dan dua× AIM-9 Sidewinder serta salah satu: 2× 1.000 lb JDAM atau 2× Wind Corrected Munitions Dispensers (WCMDs) atau 8× 250 lb GBU-39 Small Diameter Bomb.
Avionik
- Radar: 125-150 mil (200-240 km) terhadap sasaran 1 m² (perkiraan)

Sumber: TSM