PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BIODIVERSITAS

Pengertian Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)
Pengertian (berdasarkan Society of American Foresters): Biodiversitas mengacu pada macam dan kelimpahan spesies, komposisi genetiknya, serta komunitas, ekosistem dan bentang alam pada mana mereka berada. 

Definisi yg lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan pada seluruh bentuknya, dan pada seluruh level organisasi. Dalam semua bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup flora, hewan, jamur, bakteri dam mikroorganisme yg lain. Semua level organisasi menampakan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses dan ekosistem. 

Diversitas genetik meliputi variasi pada material genetik, seperti gen dan khromosom. Diversitas spesies (taksonomi) kebanyakan diintepretasikan menjadi variasi di antara dan pada pada spesies (termasuk spesies insan), meliputi variasi satuan taksonomi seperti filum, keluarga, genus dsb.

Diversitas genetik adalah titik awal dalam tahu dimensi dari info biodiversitas, namun pada level spesies dan ekosistem bidang kehutanan mempunyai impak akbar. 

Diversitas ekosistem atau bahkan dinamakan diversitas biogeografik berkaitan dengan variasi pada pada daerah (region) biogeografik, bentang alam (landscape) dan tempat asal. Kita harus menyadari bahwa biodiversitas selalu peduli menggunakan variabilitas makhluk hayati pada area atau wilayah yg spesifik. 

Belum semua aspek biodiversitas telah diberikan nama. Masih masih ada poly bentuk variasi, seperti variasi musiman, variasi non-genetik ditimbulkan oleh efek lingkungan (variasi fenotipik). Juga terdapat variasi lantaran disparitas pada antara fase kehidupan (diversitas ontogenik) dan mode kehidupan (diversitas kultural). Namun, 3 bentuk diversitas tersebut di atas boleh dikatakan adalah dimensi biodiversitas yang primer. 

Biodiversitas pula mengacu dalam macam struktur ekologi, fungsi atau proses pada seluruh level pada atas. Biodiversitas terjadi dalam skala spasial yang mulai menurut taraf lokal ke regional dan dunia.



Biodiversitas dapat jua dikelompokkan ke pada: diversitas komposisional, struktural serta fungsi Diversitas komposisional mencakup apa yang dikenal dengan diversitas spesies termasuk diversitas genetik dan ekosistem. Menjaga diversitas genetik sangat krusial bagi eksistensi diversitas spesies, sedangkan menjaga diversitas ekosistem penting buat menyediakan tempat asli yang diharapkan buat mengonservasi berbagai spesies.

Diversitas struktural berkaitan menggunakan susunan spasial unit-unit fisik. Pada level tegakan, diversitas struktural dapat dikarakterisasi menggunakan jumlah tingkatan dalam hutan, contohnya kanopi flora utama, subkanopi, semak, tumbuhan herba. Pada level bentang alam, diversitas struktural bisa diukur dengan distribusi kelas-kelas umur dalam suatu hutan atau susunan spasial menurut ekosistem yg tidak sinkron.

Diversitas fungsional adalah variasi pada proses-proses ekologi, misalnya pendauran unsur hara atau genre energi. Ini merupakan komponen yang paling sulit buat diukur serta dipahami. Perlu dipahami bahwa ketiga komponen diversitas tersebut saling berkaitan. Misalnya, perubahan pada diversitas komposisional dan struktural, mengakibatkan perubahan dalam proses-proses ekologi. 

Ahli ekologi memberdakan biodiversitas pada skala spasial pada tiga kategori: alpha, beta dan gamma . Diversitas alpha merupakan diversitas pada dalam suatu habitat. Diversitas beta adalah diversitas di antara daerah asal, sedangkan diversitas gamma adalah diversitas pada antara geografi (diversitas skala geografi). 

Diversitas genetik
Diversitas genetik terdapat dalam empat level organisasi: di antara spesies, di antara populasi, pada pada populasi serta di pada individu.

Diversitas di antara spesies telah relatif jelas, sungguhpun kita tak jarang tidak berpikir bahwa perbedaan pada antara spesies sebagai manifestasi dari diversitas genetik lantaran kita bisa membedakan spesies dengan mudah tanpa mengetahui komposisi gennya.

Diversitas genetik di antara populasi berdasarkan suatu spesies jua tak jarang sangat besar . Di dunia pertanian contohnya terdapat berbagai macam varietas (padi, jagung), meskipun ini output seleksi buatan. Di spesies pohon disparitas antara populasi dalam spesies yg sama (dikenal menggunakan kata provenans) sering besar . 

Dalam populasi kebanyakan populasi alami, disparitas genetik di antara individu sering pula akbar. Akhirnya diversitas genetik masih ada di dalam suatu individu bilamana ada dua alel buat gen yang sama (perbedaan konfigurasi DNA yg menduduki lokus yg sama pada suatu khromosom). 

Di masa lalu hanya sedikit perhatian diberikan pada diversitas genetik pada populasi alami, sungguhpun ini sangat penting bagi kelestarian berdasarkan bentuk-bentuk biologi, perkembangan diversitas spesies (evolusi) dan berfungsinya biosfer, ekosistem dan komunitas hayati. 

Bersarnya diversitas pada pada suatu spesies tergantung dalam jumlah individu, kisaran penyebaran geografinya, tingkat isolasi dari populasi serta sistem genetiknya. 

Peran krusial pula dilakukan oleh proses-proses seleksi alami dan antropogenik, serta juga faktor-faktor yg berpengaruh pada perubahan spasial dan temporal pada komposisi genetik berdasarkan spesies atau populasi. 

Diversitas genetik krusial bagi kemampuan spesies dan populasi mengikuti keadaan terhadap perubahan kondisi lingkungan serta karenanya adalah persyaratan bagi kelangsungan hidupnya. 

Pada spesies yang berkembang biak secara seksual, setiap populasi lokal mengandung kombinasi gen tertentu. Jadi, suatu spesies merupakan perpaduan populasi yang tidak sama secara genetik satu sama lain. Perbedaan genetik ini diwujudkan sebagai perbedaan pada antara populasi pada sifat morfologi, fisiologi, kelakuan, dan sejarah hidup (life history). Dengan istilah lain, sifat-sifat genetik (genotipe) menghipnotis sifat-sifat yg diekspresikan (fenotipe). 

Seleksi alami pada awalnya bekerja dalam level fenotipik, memihak kepada atau tidak menguntungkan buat sifat-sifat yang diekspresikan (fenotipe). Lukang gen (gene pool) – agregat total gen pada suatu populasi pada suatu ketika, akan berubah ketika organisme menggunakan fenotipe yg kompatibel menggunakan lingkungan akan lebih mampu bertahan hayati dalam jangka lama serta akan berkembang biak lebih banyak dan meneruskan gen-gennya lebih banyak juga ke generasi berikutnya. 

Besarnya diversitas genetik dalam populasi lokal sangat bervariasi. Banyak kegiatan konservasi peduli menggunakan penjagaan diversitas genetik tanaman atau fauna. Populasi kecil yg berbiak secara aseksual dan terisolasi, sering mempunyai diversitas genetik yang kecil di antara individu, sedangkan dalam populasi akbar serta berbiak secara seksual acapkali mempunyai variasi yg akbar. Dua faktor utama yg bertanggung kepada jawab adanya variasi ini, yaitu cara bereproduksi (seksual atau aseksual) dan berukuran populasi. 

Cara reproduksi 
Pada populasi seksual, gen direkombinasi pada setiap generasi, membentuk genotipe baru. Kebanyakan keturunan spesies seksual mewarisi separuh gennya menurut induk betina dan separuhnya lagi dari induk jantan, susunan genetiknya menggunakan demikian tidak sinkron menggunakan ke 2 induknya atau menggunakan individu yg lain pada pada populasi.

Adanya mutasi yg menguntungkan, yg pada awalnya muncul dalam suatu individu dapat direkombinasi dalam kurun waktu eksklusif dalam populasi seksual. Sebaliknya, keturunan individu aseksual secara genetik identik dengan induknya. Satu-satunya sumber kombinasi gen pada populasi aseksual merupakan mutasi (perubahan dalam material genetik yang diwariskan ke keturunannya). Mutasi mungkin terjadi spontan (kekeliruan dalam replikasi material genetik) atau terjadi lantaran efek faktor eksternal (misal radiasi serta bahan kimia eksklusif). Mutasi terjadi di pada gen yang masih ada dalam molekul DNA- deoxyribonucleic acid.  
Populasi aseksual mengakumulasi variasi genetiknya hanya pada laju mutasi genya. Mutasi yg menguntungkan pada individu aseksual yang tidak sinkron tidak mungkin mengalami rekombinasi gen serta ada pada suatu individu seperti layaknya dalam populasi seksual. Kombinasi gen yg menguntungkan akan lebih akbar pada populasi seksual daripada populasi aseksual.

Ukuran populasi
Dalam jangka panjang, diversitas genetik akan lebih lestari dalam populasi besar daripada dalam populasi kecil. Melalui impak damparan genetik (genetic drift- perubahan dalam lukang gen menurut suatu populasi kecil yang berlangsung semata-mata lantaran proses kebetulan), suatu sifat genetik bisa hilang menurut populasi kecil menggunakan cepat.

Sebagai model, populasi mempunyai 2 atau lebih bentuk gen (dinamakan alel). Tergantung alel mana suatu individu mewarisi, suatu fenotipe eksklusif akan didapatkan. Bila populasi tetap berukuran mini dalam jangka waktu usang, mereka mungkin kehilangan salah satu alel menurut setiap gen lantaran proses kebetulan. Kehilangan alel terjadi lantaran eror sampling. Ketika beberapa individu kawin, mereka bertukar gen. Bayangkan awalnya separuh populasi mempunyai satu bentuk gen eksklusif, dan separuhnya populasi yg lain mempunyai bentuk gen yang lain. Karena kebetulan, dalam populasi kecil pertukaran gen dapat mengakibatkan semua individu dalam generasi berikutnya mempunyai alel yg sama. Satu-satunya cara bagi populasi ini mengadung variasi dari gen ini lagi merupakan melalui mutasi gen atau imigrasi individu menurut populasi lain. Meminimalkan kehilangan diversitas genetik pada populasi kecil merupakan dilema primer yang dihadapi dalam upaya perlindungan. 

Diversitas spesies (taksonomi)
Prokaryot : 5.500 spesies terdiri berdasarkan bakteri 
Eukaryot : 
- kerajaan flora (plantae) : lumut-lumutan (17.000 spesies), pakuan, cycad, konifer (750 spesies), ginko, tumbuhan berbunga (250.000 spesies),
- kerajaan hewan : karang (lima.000 spesies), coleonterata (9.000 spesies), echinoderm (6.100 spesies), artoprod (750.000 spesies), ikan (19.000 spesies), amfibi (4.000 spesies), reptil (6.300 spesies), burung (9.000 spesies), mamal (4.100 spesies)
- Prostista serta jamur: 47.000 spesies.

Diversitas ekosistem (biogeografik)
Diversitas spesies ditentukan nir hanya sang jumlah spesies di pada komunitas hayati, misalnya kekayaan spesies (species richness), namun pula sang kelimpahan relatif individu (relative abundance) pada komunitas.

Kelimpahan spesies adalah jumlah individu per spesies dan kelimpahan nisbi mengacu dalam kemerataan distribusi individu di antara spesies dalam suatu komunitas. 

Dua komunitas mungkin sama-sama kaya dalam spesies, tetapi tidak sama pada kelimpahan relatif. Misalnya, dua komunitas mungkin masing-masing mengandung 10 spesies serta 500 individu, tetapi dalam komunitas yang pertama seluruh spesies sama-sama generik (misal, 50 individual buat setiap spesies), ad interim dalam komunias yg kedua satu spesies secara signifikan jumlahnya lebih banyak daripada empat spesies yg lain. Maka komunitas pertama dikatakan mempunyai kelimpahan relatif yg lebih tinggi daripada komunitas kedua. 

Komponen diversitas spesies ini merespons tidak sinkron pada kondisi tempat asli yang tidak sama. Suatu wilayah yg nir mempunyai variasi tempat asli yang luas umumnya miskin spesies, namun beberapa spesies yang sanggup menduduki daerah ini mungkin berlimpah lantaran kompetisi menggunakan spesies lain buat sumberdaya akan berkurang.

Tren dalam kekayaan spesies mungkin mengindikasikan syarat masa lalu dan kini menurut suatu daerah. Kontinen antartika mempunyai sedikit spesies lantaran lingkungannya yang keras, namun pulau-pulau mini di tengah samudra miskin akan spesies karena sulit dicapai berdasarkan lokasi lain. 

Gradien dunia pula berpengaruh dalam kekayaan spesies. Gradien yang paling konkret adalah garis lintang; terdapat lebih banyak spesies pada wilayah tropis daripada di daerah temperit. Faktor-faktor ekologis berperan dalam perbedaan ini. Temperatur lebih tinggi, kepastian iklim, serta musim tumbuh yg lebih lama membangun tempat asal yang lebih aman sehingga membuat diversitas spesies yang lebih besar . Hutan hutan hujan yg paling majemuk, padang rumput tropis lebih majemuk daripada padang rumput temperit. 

Faktor lain yg berpengaruh dalam kekayaan spesies dalam suatu area adalah jarak atau barier yang memisahkan area tadi menggunakan sumber spesies. Probabilitas bahwa spesies akan mencapai suatu pulau pada samudra atau lembah terisolasi adalah mini . Binatang terutama yg nir terbang kemungkinanannya juga mini mencapai area seperti ini.

Berdasarkan pengalaman tanaman serta fauna pada suatu wilayah berbeda dengan daerah lain. Mengapa terjadi ? Mengapa spesies yg sama nir dijumpai dalam suatu daerah meskipun kondisinya cocok buat berkembang?

Kondisi genografis pada seluruh dunia yang mempunyai syarat lingkungkan yg sama sanggup membuat tipe biota yang sama. Situasi ini secara efektif memisahkan biosfer ke pada biom – komunitas ekologi yg memiliki syarat iklim dan fitur geologi yang sama yang mendukung spesies dengan taktik hidup serta adaptasi yg sama. 

Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe bioma terestrial, ini terletak dalam beberapa tempat pada bumi di mana kondisi iklim dan geologi membuat lingkungan yg seperti. Bioma hutan hujan tropis mengandung komunitas hayati yang secara umum sama, tetapi spesiesnya nir sama berdasarkan satu hutan tropis ke hutan tropis yang lain. Tetapi, setiap hutan tropis akan mengandung organisme yang secara ekologis ekuivalen, yaitu spesies tidak selaras namun mempunyai daur hayati serupa serta cara beradaptasi yang mirip pada kondisi lingkungan. 

Penyebaran hewan serta tanaman yang unik pada berbagai bioma nir dapat hanya dijelaskan melalui faktor iklim dan zonasi lintang. Peristiwa geologis misalnya damparan kontinen serta kondisi iklim masa kemudian wajib dipertimbangkan juga. 

PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BIODIVERSITAS

Pengertian Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)
Pengertian (menurut Society of American Foresters): Biodiversitas mengacu dalam macam serta kelimpahan spesies, komposisi genetiknya, serta komunitas, ekosistem serta bentang alam di mana mereka berada. 

Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas menjadi diversitas kehidupan pada seluruh bentuknya, dan dalam semua level organisasi. Dalam seluruh bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup flora, binatang, jamur, bakteri dam mikroorganisme yg lain. Semua level organisasi menampakan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses serta ekosistem. 

Diversitas genetik mencakup variasi pada material genetik, misalnya gen serta khromosom. Diversitas spesies (taksonomi) kebanyakan diintepretasikan menjadi variasi di antara dan di dalam spesies (termasuk spesies manusia), mencakup variasi satuan taksonomi misalnya filum, famili, genus dsb.

Diversitas genetik merupakan titik awal dalam memahami dimensi dari isu biodiversitas, namun pada level spesies serta ekosistem bidang kehutanan mempunyai impak akbar. 

Diversitas ekosistem atau bahkan dinamakan diversitas biogeografik berkaitan menggunakan variasi di pada wilayah (region) biogeografik, bentang alam (landscape) serta tempat asal. Kita harus menyadari bahwa biodiversitas selalu peduli dengan variabilitas makhluk hayati pada area atau wilayah yg spesifik. 

Belum semua aspek biodiversitas telah diberikan nama. Masih terdapat banyak bentuk variasi, seperti variasi musiman, variasi non-genetik ditimbulkan oleh efek lingkungan (variasi fenotipik). Juga terdapat variasi lantaran disparitas pada antara fase kehidupan (diversitas ontogenik) serta mode kehidupan (diversitas kultural). Namun, 3 bentuk diversitas tadi pada atas boleh dikatakan merupakan dimensi biodiversitas yang primer. 

Biodiversitas juga mengacu pada macam struktur ekologi, fungsi atau proses dalam seluruh level di atas. Biodiversitas terjadi dalam skala spasial yg mulai berdasarkan taraf lokal ke regional dan global.



Biodiversitas bisa pula dikelompokkan ke pada: diversitas komposisional, struktural dan fungsi Diversitas komposisional mencakup apa yang dikenal menggunakan diversitas spesies termasuk diversitas genetik serta ekosistem. Menjaga diversitas genetik sangat krusial bagi keberadaan diversitas spesies, sedangkan menjaga diversitas ekosistem krusial buat menyediakan habitat yg diperlukan buat mengonservasi berbagai spesies.

Diversitas struktural berkaitan menggunakan susunan spasial unit-unit fisik. Pada level tegakan, diversitas struktural dapat dikarakterisasi dengan jumlah tingkatan dalam hutan, contohnya kanopi tumbuhan primer, subkanopi, semak, tumbuhan herba. Pada level bentang alam, diversitas struktural dapat diukur dengan distribusi kelas-kelas umur pada suatu hutan atau susunan spasial menurut ekosistem yg berbeda.

Diversitas fungsional merupakan variasi pada proses-proses ekologi, misalnya pendauran unsur hara atau aliran energi. Ini merupakan komponen yang paling sulit buat diukur serta dipahami. Perlu dipahami bahwa ketiga komponen diversitas tadi saling berkaitan. Misalnya, perubahan dalam diversitas komposisional dan struktural, mengakibatkan perubahan dalam proses-proses ekologi. 

Ahli ekologi memberdakan biodiversitas dalam skala spasial pada tiga kategori: alpha, beta serta gamma . Diversitas alpha merupakan diversitas di pada suatu tempat asli. Diversitas beta adalah diversitas di antara habitat, sedangkan diversitas gamma merupakan diversitas pada antara geografi (diversitas skala geografi). 

Diversitas genetik
Diversitas genetik masih ada dalam empat level organisasi: pada antara spesies, di antara populasi, di pada populasi dan pada pada individu.

Diversitas pada antara spesies telah relatif jelas, sungguhpun kita seringkali tidak berpikir bahwa perbedaan pada antara spesies menjadi manifestasi berdasarkan diversitas genetik lantaran kita dapat membedakan spesies menggunakan gampang tanpa mengetahui komposisi gennya.

Diversitas genetik pada antara populasi menurut suatu spesies jua seringkali sangat besar . Di dunia pertanian contohnya terdapat berbagai macam varietas (padi, jagung), meskipun ini hasil seleksi protesis. Di spesies pohon perbedaan antara populasi pada spesies yang sama (dikenal dengan istilah provenans) acapkali akbar. 

Dalam populasi kebanyakan populasi alami, perbedaan genetik pada antara individu sering juga besar . Akhirnya diversitas genetik masih ada di pada suatu individu bilamana terdapat dua alel untuk gen yang sama (disparitas konfigurasi DNA yg menduduki lokus yg sama dalam suatu khromosom). 

Di masa lalu hanya sedikit perhatian diberikan dalam diversitas genetik dalam populasi alami, sungguhpun ini sangat krusial bagi kelestarian menurut bentuk-bentuk hayati, perkembangan diversitas spesies (evolusi) dan berfungsinya biosfer, ekosistem serta komunitas biologi. 

Bersarnya diversitas pada pada suatu spesies tergantung pada jumlah individu, kisaran penyebaran geografinya, tingkat isolasi menurut populasi dan sistem genetiknya. 

Peran penting pula dilakukan sang proses-proses seleksi alami dan antropogenik, serta pula faktor-faktor yg berpengaruh pada perubahan spasial serta temporal pada komposisi genetik berdasarkan spesies atau populasi. 

Diversitas genetik penting bagi kemampuan spesies serta populasi menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi lingkungan dan karenanya adalah persyaratan bagi kelangsungan hidupnya. 

Pada spesies yang berkembang biak secara seksual, setiap populasi lokal mengandung kombinasi gen tertentu. Jadi, suatu spesies adalah perpaduan populasi yg tidak sama secara genetik satu sama lain. Perbedaan genetik ini diwujudkan sebagai perbedaan pada antara populasi pada sifat morfologi, fisiologi, kelakuan, serta sejarah hayati (life history). Dengan istilah lain, sifat-sifat genetik (genotipe) mempengaruhi sifat-sifat yg diekspresikan (fenotipe). 

Seleksi alami pada awalnya bekerja pada level fenotipik, memihak pada atau nir menguntungkan buat sifat-sifat yang diekspresikan (fenotipe). Lukang gen (gene pool) – agregat total gen pada suatu populasi dalam suatu waktu, akan berubah waktu organisme menggunakan fenotipe yg kompatibel dengan lingkungan akan lebih bisa bertahan hayati pada jangka lama dan akan berkembang biak lebih poly serta meneruskan gen-gennya lebih banyak juga ke generasi berikutnya. 

Besarnya diversitas genetik dalam populasi lokal sangat bervariasi. Banyak kegiatan konservasi peduli dengan penjagaan diversitas genetik flora atau fauna. Populasi kecil yang berbiak secara aseksual serta terisolasi, seringkali mempunyai diversitas genetik yg mini di antara individu, sedangkan dalam populasi besar dan berbiak secara seksual sering mempunyai variasi yang akbar. Dua faktor primer yang bertanggung pada jawab adanya variasi ini, yaitu cara bereproduksi (seksual atau aseksual) serta berukuran populasi. 

Cara reproduksi 
Pada populasi seksual, gen direkombinasi pada setiap generasi, menghasilkan genotipe baru. Kebanyakan keturunan spesies seksual mewarisi separuh gennya menurut induk betina dan separuhnya lagi berdasarkan induk jantan, susunan genetiknya menggunakan demikian tidak sama dengan kedua induknya atau dengan individu yg lain di dalam populasi.

Adanya mutasi yang menguntungkan, yg dalam awalnya ada pada suatu individu bisa direkombinasi dalam kurun waktu eksklusif pada populasi seksual. Sebaliknya, keturunan individu aseksual secara genetik identik dengan induknya. Satu-satunya sumber kombinasi gen pada populasi aseksual adalah mutasi (perubahan dalam material genetik yg diwariskan ke keturunannya). Mutasi mungkin terjadi spontan (kekeliruan pada replikasi material genetik) atau terjadi karena imbas faktor eksternal (misal radiasi serta bahan kimia tertentu). Mutasi terjadi pada dalam gen yg terdapat pada molekul DNA- deoxyribonucleic acid.  
Populasi aseksual mengakumulasi variasi genetiknya hanya pada laju mutasi genya. Mutasi yang menguntungkan dalam individu aseksual yang tidak sinkron tidak mungkin mengalami rekombinasi gen serta timbul pada suatu individu misalnya layaknya pada populasi seksual. Kombinasi gen yang menguntungkan akan lebih besar pada populasi seksual daripada populasi aseksual.

Ukuran populasi
Dalam jangka panjang, diversitas genetik akan lebih lestari pada populasi akbar daripada pada populasi kecil. Melalui dampak damparan genetik (genetic drift- perubahan dalam lukang gen menurut suatu populasi kecil yang berlangsung semata-mata karena proses kebetulan), suatu sifat genetik dapat hilang dari populasi mini menggunakan cepat.

Sebagai model, populasi memiliki 2 atau lebih bentuk gen (dinamakan alel). Tergantung alel mana suatu individu mewarisi, suatu fenotipe eksklusif akan didapatkan. Bila populasi permanen berukuran kecil dalam jangka ketika usang, mereka mungkin kehilangan galat satu alel dari setiap gen lantaran proses kebetulan. Kehilangan alel terjadi lantaran eror sampling. Ketika beberapa individu kawin, mereka bertukar gen. Bayangkan awalnya separuh populasi memiliki satu bentuk gen tertentu, dan separuhnya populasi yang lain memiliki bentuk gen yg lain. Lantaran kebetulan, pada populasi kecil pertukaran gen bisa menyebabkan semua individu pada generasi berikutnya memiliki alel yang sama. Satu-satunya cara bagi populasi ini mengadung variasi menurut gen ini lagi adalah melalui mutasi gen atau imigrasi individu berdasarkan populasi lain. Meminimalkan kehilangan diversitas genetik dalam populasi kecil merupakan dilema primer yang dihadapi dalam upaya perlindungan. 

Diversitas spesies (taksonomi)
Prokaryot : lima.500 spesies terdiri menurut bakteri 
Eukaryot : 
- kerajaan tumbuhan (plantae) : lumut-lumutan (17.000 spesies), pakuan, cycad, konifer (750 spesies), ginko, flora berbunga (250.000 spesies),
- kerajaan fauna : karang (lima.000 spesies), coleonterata (9.000 spesies), echinoderm (6.100 spesies), artoprod (750.000 spesies), ikan (19.000 spesies), amfibi (4.000 spesies), reptil (6.300 spesies), burung (9.000 spesies), mamal (4.100 spesies)
- Prostista dan jamur: 47.000 spesies.

Diversitas ekosistem (biogeografik)
Diversitas spesies ditentukan nir hanya sang jumlah spesies di pada komunitas biologi, contohnya kekayaan spesies (species richness), namun juga sang kelimpahan relatif individu (relative abundance) pada komunitas.

Kelimpahan spesies adalah jumlah individu per spesies serta kelimpahan relatif mengacu dalam kemerataan distribusi individu pada antara spesies dalam suatu komunitas. 

Dua komunitas mungkin sama-sama kaya pada spesies, tetapi tidak sama pada kelimpahan nisbi. Misalnya, dua komunitas mungkin masing-masing mengandung 10 spesies dan 500 individu, namun dalam komunitas yang pertama seluruh spesies sama-sama umum (misal, 50 individual buat setiap spesies), sementara dalam komunias yg ke 2 satu spesies secara signifikan jumlahnya lebih poly daripada empat spesies yg lain. Maka komunitas pertama dikatakan mempunyai kelimpahan nisbi yang lebih tinggi daripada komunitas kedua. 

Komponen diversitas spesies ini merespons berbeda dalam kondisi tempat asal yang tidak selaras. Suatu wilayah yg tidak mempunyai variasi tempat asli yang luas umumnya miskin spesies, tetapi beberapa spesies yg mampu menduduki wilayah ini mungkin berlimpah karena kompetisi dengan spesies lain untuk sumberdaya akan berkurang.

Tren pada kekayaan spesies mungkin mengindikasikan kondisi masa lalu serta kini dari suatu daerah. Kontinen antartika memiliki sedikit spesies karena lingkungannya yg keras, tetapi pulau-pulau mini pada tengah samudra miskin akan spesies lantaran sulit dicapai menurut lokasi lain. 

Gradien global juga berpengaruh pada kekayaan spesies. Gradien yang paling konkret merupakan garis lintang; terdapat lebih banyak spesies pada daerah tropis daripada pada wilayah temperit. Faktor-faktor ekologis berperan dalam perbedaan ini. Temperatur lebih tinggi, kepastian iklim, dan demam isu tumbuh yg lebih usang menciptakan daerah asal yang lebih aman sebagai akibatnya membuat diversitas spesies yg lebih besar . Hutan hutan hujan yang paling beragam, padang rumput tropis lebih beragam daripada padang rumput temperit. 

Faktor lain yg berpengaruh dalam kekayaan spesies dalam suatu area adalah jeda atau barier yang memisahkan area tersebut menggunakan sumber spesies. Probabilitas bahwa spesies akan mencapai suatu pulau pada samudra atau lembah terisolasi merupakan kecil. Binatang terutama yg tidak terbang kemungkinanannya jua kecil mencapai area seperti ini.

Berdasarkan pengalaman tumbuhan dan fauna pada suatu wilayah tidak sama dengan daerah lain. Mengapa terjadi ? Mengapa spesies yg sama nir dijumpai dalam suatu wilayah meskipun kondisinya cocok buat berkembang?

Kondisi genografis di seluruh dunia yg memiliki kondisi lingkungkan yang sama sanggup membuat tipe biota yg sama. Situasi ini secara efektif memisahkan biosfer ke dalam biom – komunitas ekologi yang mempunyai syarat iklim serta fitur geologi yg sama yg mendukung spesies dengan taktik hidup dan adaptasi yg sama. 

Hutan hujan tropis adalah galat satu tipe bioma terestrial, ini terletak pada beberapa tempat pada bumi di mana syarat iklim dan geologi menghasilkan lingkungan yg mirip. Bioma hutan hujan tropis mengandung komunitas hayati yg secara generik sama, tetapi spesiesnya nir sama dari satu hutan tropis ke hutan tropis yang lain. Namun, setiap hutan tropis akan mengandung organisme yang secara ekologis ekuivalen, yaitu spesies tidak sinkron tetapi memiliki daur hayati serupa serta cara mengikuti keadaan yg seperti dalam syarat lingkungan. 

Penyebaran hewan dan tumbuhan yg unik pada aneka macam bioma tidak dapat hanya dijelaskan melalui faktor iklim serta zonasi lintang. Peristiwa geologis misalnya damparan kontinen dan syarat iklim masa lalu wajib dipertimbangkan jua.