Hampir semua elektro yg kita temui di sekitar kita hadir menggunakan dibekali mikroprosesor atau mikrokontroler menjadi otak dari perangkat elektronik tersebut. Meskipun ke 2 komponen ini mungkin bekerja menggunakan cara yang sama, keduanya sebenarnya tidak sama. Selain itu, lantaran ada perbedaan di antara keduanya, masing-masing dipakai di berbagai bidang pula. Komputer high-end serta laptop memakai mikroprosesor sebagai otaknya. Sementara elektronika mini lainnya misalnya jam digital, sensor suhu memakai mikrokontroler sebagai otaknya.
Dengan demikian, mikroprosesor digunakan untuk beberapa elektro sophisticated, sedangkan mikrokontroler dipakai dalam elektronik low-end serta sistem embedded . Itulah disparitas antara keduanya. Tetapi ada perbedaan lain pada antara keduanya terlepas menurut disparitas pada implementasi, terdapat perbedaan antara mikroprosesor serta mikrokontroler dalam arsitektur, harga, cara kerja, dan aspek lainnya. Apabila Anda berencana membuat proyek elektronika, Anda wajib tahu perbedaan antara keduanya buat mengenali yang paling sinkron buat proyek Anda.
Perbedaan Antara Mikroprosesor Dan Mikrokontroler
ArsitekturAda banyak disparitas antara mikroprosesor dan mikrokontroler pada sisi arsitektur. Mikrokontroler berdasarkan pada arsitektur Harvard, pada mana kode program serta data berada pada 2 unit yang tidak sama. Selain itu, mikrokontroler merupakan chip siap pakai, di mana chip seukuran telapak tangan dilengkapi menggunakan unit pemrosesan RAM dan ROM buat penyimpanan data. Dengan demikian, Anda tidak perlu risi mengenai koneksi antar RAM serta ROM. Sebagian besar mikrokontroler berdasarkan pada arsitektur 8-bit. Cukup burn program ke mikrokontroler Anda, pasang periferal , dan mikrokontroler Anda siap digunakan.
Di sisi lain, mikroprosesor berdasarkan dalam arsitektur von Neumann, di mana data program dan kode berada pada memori yg sama. Chip sendiri hanya dibekali menggunakan prosesor. Ini membutuhkan eksternal RAM, penyimpanan, serta ROM buat berfungsi menggunakan benar. Meskipun mikroprosesor dilengkapi menggunakan beberapa register yang sangat terbatas dan digunakan buat menyimpan sejumlah data yg mungkin dibutuhkan sang chip saat melakukan beberapa jenis operasi. Mikroprosesor umumnya berdasarkan pada arsitektur 16-bit, 32-bit atau 64-bit. Jadi, Anda perlu menghubungkan RAM, ROM, dan penyimpanan terlebih dahulu buat membuatnya berfungsi, serta sehabis itu, Anda dapat menambahkan periferal lain yg diharapkan.
Beberapa contoh mikrokontroler merupakan AVR, 8051, PIC dll. Beberapa mikroprosesor adalah Intel 8085, AMD, dll.
UkuranKarena mikrokontroler tidak memerlukan periferal eksternal lainnya, ukuran sistem berbasis mikrokontroler cukup kecil serta digunakan dalam sistem embedded serta elektronik mini secara ekstensif.
Di sisi lain, sistem berbasis mikroprosesor memerlukan komponen tambahan yg menciptakan ukuran sirkuit sangat besar . Ini adalah alasan di balik penggunaan mikroprosesor secara luas pada komputer serta perangkat elektronik lainnya.
BiayaKarena mikrokontroler merupakan sirkuit terpadu tunggal, porto sistem berbasis mikrokontroler relatif lebih murah, bila dibandingkan menggunakan sistem, yang didasarkan dalam mikroprosesor.
KinerjaMikroprosesor biasanya memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan mikrokontroler. Bahkan mikrokontroler terbaik hanya memiliki kecepatan clock maksimum 200 MHz atau lebih. Sementara di sisi lain, mikroprosesor hadir dengan kecepatan clock yang sangat tinggi, yg berada pada kisaran tiga GHz, 4 GHz, dll.
FleksibilitasMicrocontrollers merupakan sirkuit terintegrasi tunggal, yg hadir dengan jumlah RAM dan penyimpanan yang tetap. Jika Anda ingin menambah atau membarui berukuran RAM serta penyimpanan, satu-satunya pilihan merupakan mengganti mikrokontroler lengkap serta memakai mikrokontroler yang baru, yang dilengkapi dengan jumlah RAM serta penyimpanan yang Anda inginkan.
Di sisi lain, karena mikroprosesor membutuhkan tambahan RAM serta penyimpanan agar bisa berfungsi. Dengan demikian Anda bebas buat membarui ukuran RAM dan penyimpanan kapan pun Anda mau tanpa mengganti seluruh mikroprosesor yang merupakan jantung menurut sistem. Ini mirip dengan komputer, di mana RAM serta penyimpanan dapat diubah kapan pun diperlukan.
Dengan demikian, sistem berbasis mikroprosesor menunjukkan lebih banyak fleksibilitas apabila dibandingkan menggunakan mikrokontroler.
Konsumsi dayaMikrokontroler sebagai platform berbasis IC tunggal kebutuhan daya nisbi lebih rendah dari mikroproseso, pada mana daya diharapkan buat semua periferal tambahan yg terhubung dengannya. Dengan demikian, mikrokontroler menawarkan fitur penghematan daya yang lebih baik dibandingkan dengan sistem berbasis mikroprosesor.
Itulah perbedaan antara mikroprosesor serta mikrokontroler. Semoga artikel sanggup menambah wawasan anda, terima kasih atas kunjungannya.