CARA MENETASKAN TELUR AYAM

Pada kesempatan kali ini aku akan share bagaiamana cara menetaskan telur ayam kampung baik itu ayam pelung,bangkok, ras ataupun ayam lain lantaran metode dan caranya hampir sama setelah kemarin aku posting tentang bagaiman cara memulai usaha penetasan serta bagaimana cara membuat mesin tetas sederhana yg efektif. Kenapa dengan mesin tetas? Lantaran dengan cara ini induk ayam yg akan ditetaskan selesainya telurnya diambil buat ditetaskan bisa segera bertelur lagi sehingga cara ini lebih efektif Yang perlu diperhatikan adalah faktor-faktor sebagai berikut adalah:
1. Pilih keseragaman telur.
Sebelum anda tetaskan pilihlah telur menggunakan bobot yg hampir sama, rona serta bentuk. Telur yg terlalu akbar, terlalu mini , warna yg tidak selaras menurut rona telur lainnya, retak atau stigma lain agar dipisahkan. Pilihlah telur yg seragam.
2. Kebersihan telur serta Mesin Tetas
Setelah anda memilih telur yg terbaik maka hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan telur serta mesin tetas. Telur sebelum dimasukkan mesin tetas harus dibersihkan, buat telur yang kotor karena kotoran ayam mampu anda kerik menggunakan pisau tetapi harus hati-hati agar telur tidak stigma. Sedang telur yg lain cukup bersihkan dengan alkohol dengan kadar 40-60% dengan cara mengelapnya dengan kain bersih gunanya untuk mematikan bakteri yang mungkin ikut pada kerabang telur. Jangan mengelap telur menggunakan air. Setelah telur sahih-sahih higienis langkah selanjutnya adalah kebersihan mesin tetas. Untuk mematikan bakteri didalam mesin tetas yg mungkin terdapat karena penetasan kemarin dengan cara fumigasi (kapur + formalin 80%) atau penyemprotan disinfektan yang dapat anda beli pada toko ternak.
3. Suhu pada Dalam Mesin tetas.
Suhu adalah faktor terpenting dalam penetasan. Maka disarankan 1 hari sebelum dimasukkan suhu dalam mesin tetas harus sudah stabil yaitu pada kisaran 37-38 Celcius. Meski ayam tetap sanggup menetas pada suhu antara 36-40 C. Periksa jua kelembapan di pada mesin tetas, bila kurang taruhlah kain dalam baki penampungan air di bawah rak telur gunanya merupakan mempermudah penguapan air dari pori-pori kain.
4. Manajemen Penetasan
Setelah semuanya siap baru tambahkan telur pada mesin tetas. Tiga hari pertama didiamkan saja tanpa dibolak kembali gunanya merupakan pada masa ini adalah masa sensitiv dimana embrio telur mulai tumbuh, jika anda membolak-pulang dikhawatirkan embrio telur akan tewas. Setelah 3 hari berlalu periksa menggunakan corong kertas apakah telur ada embrio atau tidak, pisahkan yang infertil atau nir berembrio bisa anda konsumsi atau jual. Mulai hari ke tiga-17 bolak balik telur minimal 3 x sehari (semakin banyak semakin cantik) selama masa pembalikan telur bermanfaat untuk memberi angin segar masuk ke dalam mesin tetas juga berguna buat menghindari embrio melekat dalam bagian dalam kerabang telur serta tetap periksa suhu dan kelembapan secara continue supaya stabil.
Pada hari ke 17 sisihkan telur hingga saat menetas yaitu 20-22 hari. Gunanya merupakan memberi posisi embrio pada telur untuk memecahkan kerabang telur dimasa ini pula masa sensitiv jangan membolak kembali telur selesainya 17 hari. Pada hari ke 20-22 telur akan menetas dalam fase ini periksa secara benar suhu dan kelembapan, bila kelembapan kurang telur calon anak ayam tidak bisa menetas dan akan meninggal pada pada telur atau sanggup telur telah retak tetapi calon anak ayam tidak bisa keluar, solusinya merupakan semprot menggunakan air buat menjaga kelembapan namun jangan sampai terlalu basah.
5. Pemindahan Anak Ayam
Setelah Telur menetas dan dipastikan sudah kemarau sahih pindahkan anak ayam berdasarkan mesin tetas ke tempat yang sudah disediakan dan harus diingat loka pemindahan wajib memiliki suhu yg sama menggunakan mesin tetas. Untuk memberinya makan sehabis 24 jam sesudah pemindahan dengan cara taburkan pakan halus ke bulunya. Setelah telur 22 hari belum menetas buang saja walupun nantinya menetas akan terjadi kecacatan dalam tubuhnya atau lemah.

PENYAKIT NEOCASTLE DISEASE ND

NewcastleDisease (ND).merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan sang Paramyxovirus unggas familiParamyxoviridae. Sejak dikenal pertama kali diIndonesiasampai waktu ini, ND belum dapatdihilangkan. Penyakit Newcastle Desease adalah penyakit menular yangbersifat akut, menyerang hampir seluruh jenis unggas terutama ayam danmenimbulkan gangguan pernafasan, pencernaan serta syaraf.
NewcastleDisease bisa menyebabkan mortalitas hingga 100 % pada ayam-ayam yg peka danmempunyai titer antibodi ND yg rendah.virusNDdapat dinetralkan sang serum kebalanti ND, tetapi penggunaan serum kebal pada terapi ND sangat tidak simpel,mahal, serta belum tentu efektif. Salah satu pencegahan dan pengendalian yangcukup efisisen merupakan melalui vaksinasi, disamping jua perlu sanitasi dankebersihan kandang yang relatif baik. Kerugian yang ditimbulkan sang penyakit NDantara lain berupa kematian ayam, penurunan produksi telur dalam ayampetelur, gangguan pertumbuhan serta penurunan berat badan dalam ayampedaging.  Terdapat tiga katagori ND yang  secara rinci dibahas dibawah ini.
1)Velogenik. Virusgolongan ini bersifat akut serta sangat mematikan serta dikategorikan sangattinggi patogenitasnya ( sangat ganas). Wabah ND di Indonesia umumnyadisebabkan sang velogenik tipeAsiayang lebih banyakmenimbulkan kematian daripada tipe Amerika. Velogenik tipeAsiadisebut jua Velogenik Visceritropik. Sedangkan Velogenik tipe Amerika disebutjuga  Velogenik pneumoencephalitis. Contoh virus galur velogenik,antara lain  Milano,Herts,Texas.
2)Mesogenik. Virus galur ini bersifat akut, cukup mematikan dandikategorikan sedang patogenitasnya.  Contoh galur mesogenik, antaralain  Mukteswar, Kumarov, Hardfordhire dan Roakin
3)Lentogenik. Virusgalur lentogenik merupakan bentuk respirasi sedang yang sangat rendahpatogenitasnya. Contoh virus galur lentogenik, diantaranya  B1, F dan LaSota. Sifat-sifatVirusND
Sifat-sifat virus ND krusial untukdiketahui guna menentukan model atau caracara pencegahan serta penanganan vaksin.sifat virus ND antara lain  menggumpalkan butir darah merah, di bawahsinar ultra violet akan tewas pada dua dtk, mudah meninggal pada keadaansekitar  yg nir stabil dan rentan terhadap zat-zat kimia, seperti: kaporit, besi, klor serta lain-lain. Desinfektan yang peka buat ND,diantaranya  NaOH 2%, Formalin (1 – 2%), Phenol-lisol tiga%, alkohol 95 serta 70%, fumigasi menggunakan Kalium permanganat (PK) 1 :5000.  AktivitasNDakan hilang pada suhu 100oC selamasatu mnt, pada suhu 56oC akan mangkat selamalimamenit sampailimajam, dalam suhu 37oC selamaberbulan-bulan.virusNDstabil pada pH 3 hingga dengan 11.
           Masa inkubasi penyakit ND merupakan 2 – 15 hari, menggunakan rata-rata 6 hari. Ayam yang tertul;ar virus ND akanmulai mengeluarkan virus melalui indera pernapasan antara 1 hingga dengan 2hari sehabis infeksi.
Sifat-sifat virus ND krusial untukdiketahui guna menentukan model atau caracara pencegahan serta penanganan vaksin.sifat virus ND antara lain  menggumpalkan butir darah merah, di bawahsinar ultra violet akan tewas pada dua dtk, mudah meninggal pada keadaansekitar  yg nir stabil dan rentan terhadap zat-zat kimia, seperti: kaporit, besi, klor serta lain-lain. Desinfektan yang peka buat ND,diantaranya  NaOH 2%, Formalin (1 – 2%), Phenol-lisol tiga%, alkohol 95 serta 70%, fumigasi menggunakan Kalium permanganat (PK) 1 :5000.  AktivitasNDakan hilang pada suhu 100oC selamasatu mnt, pada suhu 56oC akan mangkat selamalimamenit sampailimajam, dalam suhu 37oC selamaberbulan-bulan.virusNDstabil pada pH 3 hingga dengan 11.
Masa inkubasi penyakit ND merupakan dua–  15 hari, dengan rata-homogen 6 hari. Ayam yg tertul;ar virus NDakan mulai mengeluarkan virus melalui indera pernapasan antara 1 sampaidengan dua hari setelah infeksi.
Infeksi oleh virus ND pada alam yangtidak mengakibatkan kematian akan menimbulkan kekebalan selama 6 – 12 bulan,demikian pula halnya kekebalan yang diperoleh berdasarkan vaksinasi.

Ternak Rentan
Hampir seluruh jenis unggas, baik  unggas darat maupun unggas air rentan terhadap virus ND,termasuk ayam, kalkun, itik, angsa, merpati dan unggas liar.
Cara Penularan
Penularan virus ND berdasarkan satu tempatke loka lain terjadi melalui alat transportasi, pekerja kandang, litterdan alat-alat kandang, burung serta hewan lain. Debu sangkar, angin,serangga, kuliner dan karung makanan yang tercemar, bisa juga melaluitelur terinfeksi yang pecah pada inkubator serta mengkontaminasi kerabangtelur lain. Penyebaran virus ND oleh angin mampu mencapai radius 5 km.burung-burung pengganggu, ayam kampung serta burung peliharaan lainmerupakan reservoir ND.  PenularanNDterutama melaui udara.  Melalui batuk, virus gampang terlepas menurut saluran pernapasan penderita keudara serta mencemari pakan, air minum, sepatu, sandang dan indera-alatsekitarnya. Virus menggunakan capat menyebar dari ayam ke ayam lain, darisatu sangkar ke sangkar lain.   Sekresi, ekskresi serta bangkaipenderita merupakan sumber penularan krusial bagi ND. Virus yg tercampurlendir atau pada feses dan urine sanggup bertahan dua bulan, bahkan dalamkeadaan kemarau tahan labih usang lagi.
Gejala Klinis
Gejalaklinis yang terlihat pada penderita sangat bervariasi, dari yang  sangat ringan hingga yg terberat. Berikut ini dijelaskan kemungkinangejala-tanda-tanda klinis dalam ungggas penderita penyakit ND.
•Bentuk Velogenik-viscerotropik :   bersifat akut, mengakibatkan kematianyang tinggi, mencapai 80 – 100%. Pada permulaan sakit napsu makan hilang,mencret yang kadang-kadang disertai darah, indolen, sesak napas, megap-megap,ngorok, bersin, batuk, paralisis parsial atau komplit, kadang-kadangterlihat tanda-tanda torticalis.
•Bentuk Velogenik-pneumoencephalitis :  gejala pernapasan  dan syaraf,seperti torticalis lebih menonjol terjadi dari padavelogenik-viscerotropik. Mortalitas sanggup mencapai 60 – 80 %.
•Bentuk Mesogenik :   dalam bentuk ini terlihat tanda-tanda  klinis berupagejala respirasi, seperti : batuk, bersin, sesak napas, megap-megap. Padaanak ayam mengakibatkan kematian hingga 10%, sedangkan dalam ayam dewasahanya berupa penurunan produksi telur serta hambatan pertumbuhan, tidakmenimbulkan kematian.
•Bentuk Lentogenik :  terlihat gejala respirasi ringan saja, tidak terlihatgejala syaraf. Bentuk ini nir mengakibatkan kematian, baik dalam anak ayammaupun ayam dewasa.
•Bentuk asymptomatik :  pada galur lentogenik pula seringkali tidakmemperlihatkan gejala klinis.
Gejalaklinis anak ayam serta ayam fase bertelur penderita ND  dijelaskansebagai berikut (a) Pada anak ayam, ditemukan penderita mangkat tiba-tibatanpa tanda-tanda penyakit. Pernapasan sesak, batuk, lemah, napsu makanmenurun, mencret serta  berkerumun. Terlihat gejala syarafi berupaparalisis total atau parsial. Penderita mengalami tremor atau kejang otot,bergerak melingkar serta jatuh. Sayap terkulai dan leher terputar(torticolis). Mortalitas pada penderita bervariasi. (b) dalam ayam faseproduksi, umur  dua sampai dengan tiga minggu terlihat tanda-tanda gangguanpernapasan, depresi serta napsu makan menurun, tetapi tanda-tanda syaraf jarangterlihat. Produksi telur menurun secara mendadak. Morbiditas dapatmencapai 100%, sedangkan mortalitas mampu mencapai 15%.
Kelainan Pasca Mati
Perubahanpasca mati dalam unggas penderita diantaranya, meliputi  ptechiae, berupa bintik-bintik perdarahan pada proventrikulus serta seca tonsil,eksudat serta peradangan dalam saluran pernapasan serta nekrosis dalam usus,

Pencegahan
Tindakanvaksinasi adalah langkah  yang tepat menjadi upayapencegahan terhadap penyakit ND. Program vaksinasi yg secara umumditerapkan, yaitu :                                                                                          
(1)Pada infeksi lentogenik ayam pedaging,  dicegah denganpemberian vaksin aerosol atau tetes mata pada anak ayam umur sehari denganmenggunakan vaksin Hitchner B1 serta dilanjutkan menggunakan booster melalui airminum  atau secara aerosol.
(2) Pada infeksi lentogenik ayam pembibit bisa dicegah denganpemberian vaksin Hitchner B1 secara aerosol atau tetes mata dalam harike-10. Vaksinasi berikutnya dilakukan dalam umur 24 hari dan 8 minggu denganvaksin Hitchner B1 atau vaksin LaSota pada air, diikuti menggunakan pemberianvaksin emulsi multivalen yang diinaktivasi menggunakan minyak dalam umur 18 – 20minggu. Vaksin multivalen ini bisa diberikan lagi dalam umur 45 minggu,tergantung pada titer antibodi kawanan ayam, resiko terjangkitnya penyakitdan faktorfaktor lain yg berhubungan dengan pemeliharaan.

Tindakan pencegahan selainvaksinasi merupakan sanitasi.    Hal-halyang perlu diperhatikan, diantaranya:                              
a.sebelum sangkar digunakan, sangkar dibersihkan kemudian dilaburdengan kapur yang ditambahkan NaOH  dua%. Desinfeksi sangkar dilakukansecara fumigasi menggunakan menggunakan fumigant berupa formalin 1 – 2% danKMnO4, dengan perbandingan 1 : 5000. 
b.liter diupayakan  permanen kemarau, higienis menggunakan ventilasiyang baik. Bebaskan kandang berdasarkan fauna-fauna vektor yang mampu memindahkanvirus ND. Kandang diusahakan menerima relatif sinar matahari. 
c.hindari penggunaan karung bekas. 
d.DOC harus dari dari perusahaan pembibit yang bebas menurut ND.
e. pada pintu pintu masuk disediakan tempat penghapushamaan, baik buat alat transportasi maupun orang.
f. menaruh pakan yg relatif kuantitas juga kualitas.








Pengendalian
Tindakanpengendalian buat menekan penularan penyakit ND sangat dibutuhkan. Tindakan-tindakantersebut, antara lain mencakup:  
a.ayam yang mangkat karena ND wajib  dibakar atau dikubur. 
b.ayam penderita yang masih hayati harus disingkirkan, disembelih dandaging mampu diperjualbelikan dengan syarat harus dimasak terlebih dahulu dansisa pemotongan wajib dibakar atau dikubur.     
c.larangan mengeluarkan ayam, baik dalam keadaan tewas atau hayati bagipeternakan yg terkena wabah ND, kecuali buat kepentingandiagnosis. 
d.larangan menetaskan telur menurut ayam penderita ND danizin menetaskan telur wajib dicabut selama masih ada endemi ND pada perusahaan pembibit.  
e. penyakit ND dipercaya lenyap daripeternakan selesainya 2 bulan menurut masalah terahir atau 1 bulan menurut kasusterakhir yg disertai tindakan penghapus hamaan.