CARA MEMPERBAIKI JARING IKAN

Cara Memperbaiki Jaring Ikan - Dalam Memperbaiki Jaring pastinya kita akan menemui kata menjurai. Sebenarnya Jurai jaring adalah bagian menurut perbaikan jaring dan setiap nelayan pada indonesia pandai pada menjurai jaring

Kerusakan pada jaring wajib cepat pada perbaiki. Dalam pola perbaikan jaring antara lain Menambal, Menyambung serta memotong jaring.


Pengetahuan utama pada mempebaiki jaring adalah sama saja dengan pengetahuan membuat, memotong serta menyambung jarring, karena pengetahuan menyambung jaring ini kadang-kadang merupakan kombinasi atau adonan berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang telah disebutkan di atas.


Cara Memperbaiki Jaring Ikan

Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan dalam memperbaiki jaring yaitu;


Keterampilan menciptakan serta memotong jarring termasuk menyambung jarrng haruslah sudah dikuasai sahih-benar. Dan Penguasaan mengenai teknik menjurai jaring pada dapatkan umumnya berdasarkan belajar dengan nelayan atau mengikuti Diklat perikanan atau diklat nelayan.



Ketelitian dalam menentukan bentuk-bentuk kerusakan pada lembaran jaring serta keterampilan dalam menciptakan balik sebuah kerusakan pada jaring supaya mudah diperbaiki. Karena pada memperbaiki jaring apabila nir teliti serta mengetahui teknik nya maka syarat jaring akan rusak serta tidak sanggup di gunakan


Tanpa memiliki kedua kapital dasar tersebut di atas tidaklah mungkin kita dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan dalam jaring secara baik.

Memperbaiki kerusakan jaring dapat dilakukan dari akbar kecilnya sobeknya jaring. Perbaikan ini dapat dibagi dua :

A. Memperbaiki kerusakan jaring dengan DI JURAI
Apabila kerusakannya kecil atau hanya beberapa mata saja. Untuk memperbaikinya menggunakan cara :
  1. Simpul – simpul jaring yang rusak dibentuk menjadi simpul berkaki 3 dalam bagian paling atas / depan atau samping kiri menjadi awal perbaikan. Demikian jua pada bagian paling bawah / belakang atau samping kanan simpulnya dibuat kaki 3 sebagai akhir perbaikan.
  2. Kemudian simpul – simpul jaing lainnya yg rusak dibuat simpul berkaki 2 baik simpul mesh mauun pointnya.
  3. Bekas rabat simpul mesh dibersihkan kecuai simpul point cukup dipotong pendek.
  4. Kemudian dilakukan perbaikan sebagaimana kita menjurai.
B. Memperbaiki / menjurai  kerusakan jaring dengan MENAMBAL 

Apabila kerusakannya relatif lebar  dan buat perbaikannya dengan cara dijurai   memerlukan saat usang. 

Untuk menambal jaring caranya :


- Bagian jaring yang rusak dibuat persegi panjang sesuai kerusakannya

- Semua simpul bagian jaring yang rusak / robek dibuat simpul berkaki dua 

- Bekas potongan simpul mesh dibersihkan serta simpul poinnya dipotong pendek

- Jaring penambalnya pula dibentuk persegi panjang menggunakan jumlah mesh (mendatar) maupn ponnya (tegak) masing – masing dikurangi satu mata. 

Misalnya bagian jaring yang akan ditambal julah mendatar 20 mata dan tegaknya 10 mata, maka jaring penambalnya jumlah mendatar (mesh) 19 mata dan jumlah tegak (point) 9 mata.

- Bekas potongan simpul mesh dibersihkan serta simpul poinnya dipotong pendek.

- Perbaikannya diawali pada simpul mesh bagian galat satu sudut jaring yg akan ditambal serta selanjutnya disambung sebagaimana menyambung mesh menggunakan mesh juga point menggunakan point dan berakhir pada simpul berkaki tiga sebagai mana loka awal pemugaran.



Sumber : Burhanudin. Modul Perawatan serta Perbaikan Jaring Ikan. BPPP Tegal

Semoga Bermanfaat..

TEKNIK PENGELOLAAN PENGGELONDONGAN BANDENG



1.pendAHULUAN

            Kegiatan penggelondongan nenermerupakan mata rantai yang bertujuan keliru satunya adalah menekan mortalitasbenih karenan pengelondongan neneradalah masa awal pemeliharaan yg dianggapsebagai masa paling kritis.usaha penggelondongan nener bukan lagi sekedar usahasambilan di sampingusaha pembesarannya tambak, melainkan menjadi usahakomersial yang harusditangani lebih serius serta hati-hati. Oleh karena usahapenangkapan nener dari alam sulit dilakukan sedangkan kebutuhan atau permintaanakan nener meningkat maka diharapkan teknik pengelolaan penggelondongan dapatlebih dikembangkan.  Salah satu metodadalam penggelondongan nener merupakan penggelondongan pada petakan tambak. Usaha inidilakukan pada petakan tambak yg ukurannya nisbi mini (500 - 1.000 m2) ataudengan cara menyekat tambak dengan masa 3 minggu – 1 bulan.
            Usaha penggelondongan telah banyakberkembang dibeberapa wilayah pada Indonesia, antara lain di Jawa Timur, JawaTenah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan DI Aceh.  Untuk itu diupayakan membahas teknikpengelolaan penggelondongan dalam goresan pena ini. Tujuan tulisan ini merupakan menginformasikan pada petani maupunpengusaha mengenai teknik mengelola
penggelondongannener yang baik.

2.pemiLIHAN LOKASI

            Pemilihan lokasi hendaknyamemperhatikan beberapa hal menjadi berikut :
1)        Mempertimbangkan aspek-aspek yangberkaitan menggunakan lokasi misalnya tata ruang, asal air dan pengairan. Diusahakan nir begitu jauh berdasarkan pantai agarsuhu udara yg terdapat dapat mendukungkeberhasilan bisnis pemeliharaan benih bandeng. Suhu air dalam tambak berkisarantara 30 -330 C.
2)        Jarak lokasi ideal dari sumberbenih/nener maksimal 12 jam. Perjalanan selama dalam         pengangkutan konsumen tidak melebihi 12 jam.
3)        Salah satu faktor yg dapatmengakibatkan kegagalan usaha penggelondongan bandeng adalah persaingan penggunaan huma antar sesama pengusaha tambak.
4)        Sarana transportasi.
            Kelancaran wahana angkutan terutamajalan, sangat memegang perananpenting pada         usahapenggelondongan nener ini.  Oleh sebabitu dipilih lokasi yang sarana kemudian   lintasnyadapat menjamin mutu nener permanen baik.
5)         Jaringan listrik.
            Sarana yang diperhatikan dalammemilih lokasi adalah yg dekat menggunakan jaringan listrik negara (PLN). Tetapi buat usaha penggelondongan bandeng kebutuhan listrik sanggup         diganti menggunakan indera-indera lain sepertigenset.

3.sistEM PETAK PENENERAN

1)        Petakan buat nener.

            Petakan buat nener dalam umumnyadangkal, luasnya berkisar antara 500 - 1.000 m2         Letak petakan nener dekat dengan asal air tawar juga airasin.

2)        Petakan buat gelondongan.

            Petakan gelondongan memiliki areallebih akbar (luas) serta lebih dalam (1.000 - dua.000)   m2 Hal ini digunakan untuk menampung gelondongan menurut petakanpeneneran loka             untukmenumbuhkan gelondonan kecil (pre fingerling) atau buat penyimpanan dan    menunda gelondongan besar (post fingerling).

3)        Petakan Aklimatisasi.

            Petakan buat aklimatisasi atau yangbiasa dianggap ipukan/baby box merupakan petakan    kecil yg terbuat dalam penggelondongan serta bersifat hanyasementara.  Ipukan ini dibatasi oleh pematang yg nisbi mini (sempit serta rendah) dibangun berdekatan      dengansaluran air, agar mutu lebih baik serta memudahkan pengelolannya.  Ukuran            luasnyatergantung pada banyaknya nener yg akan ditebarkan (stock).  Pada   musimkemarautemperatur udara dapat naik mencapai 330 C, ipukan dapat menampung     lima.000 - 10.000 ekor per m2  selama tiga hari, meskipun dibawah periode yangrelatif          tenang.

4)        Tempat pengumpulan (tempat untukpanen)

            Berupa petakan kecil untukpenangkapan atau kanal yang sempit atautempat buat            mengumpulkan gelondongan pada ketika singkat.  Ikan-ikan dikumpulkan ke tempat        pengumpulan dengan cara pengaturan aliranair, dari air pada saat pasang atau air berdasarkan         petakanlain yang telah disiapkan sebelumnya.
            Aerasi dapat diatur dengan aliranair dari tambak yg berdekatan atau berdasarkan tambak yang lain, sebagai akibatnya tidak terjadi impak yang merugikan lantaran kekuranganoksigen, walaupun di         pada petakantersebut padat dengan ikan.  Dalampetakan ini ikan-ikan tadi mudah    dijaringdan dipindahkan ke petakan yg lain dengan cara mengunakan jaring buat        pemindahan gelondongan.  Hal ini dipermudah dengan sifat ikan bandengyang senang             menentang arus.

5)        Pintu serta gorong-gorong.

            Petakan buat nener, gelondongan danpenangkapan (pengumpulan) dilengkapi menggunakan    pintu-pintuatau gorong-gorong, yg dipasang rapi dan diberi saringan.  Yang terutama      perlu diperhatikan merupakan : petakan buat nener jangan sampaikemasukan telur-telur    juga larvapredator misalnya kakap, kerapu, belut dan lain sebagainya.  Pada pintu          perludipasang saringan nylon yg halus atau bahan yang serupa.  Bisa pula             dipergunakansaringan-saringan yang berbentuk kantong menurut nylon yang halus, yg         dipasang dalam ujung berdasarkan gorong-gorongselama persiapan petakan untuk nener serta juga   selamasepuluh hari pertama sesudah penebaran nener.


4.pengELOLAAN PETAKAN PENGELONDONGAN

1)        Persiapan petakan untukaklimatisasi
            Beberapa hari sebelum penebarannener bandeng, petakan aklimatisasi dipersiapkan dengan baik, pematang dilapisidengan tanah yg lunak, dilengkapi dengan atap yang dibuat dari kisi-kisibambu.  Pada kaki bagian pada pematangpeneneran sebaiknya diberi berm, guna memudahkan petugas tambak berada ataubertugas lebih dekat menggunakan perbatasan air. Berm mempunyai 2 (dua) macamkegunaan yaitu adalah loka buat pembetulan bocoran-bocoran dalam pematangdan menunda longsoran- longsoran tanah menurut pematang. Selanjutnya petakandikeringkan dan perataan dasar petakan dikerjakan denan kemiringan yg dibuatmenuju arah pintu air selama tanah belum keras (masih basah).  Untuk perataan tanah dapat digunakan garudari kayu, dan dapat juga memakai papan yg relatif panjang yg didorongoleh 2 atau 3 orang.  Lubang bekaskaki ditutup, sebab kemungkinan bisa digunakan tempat buat sembunyi ikan-ikanliar atau telurnya yg bisa tahan hayati selama pengeringan dalam masapersiapan.

2)        Kultur Makanan Alami

            Makanan yang paling ideal bibitbandeng dan gelondongan adalah klekap, yakni gugusan diatome dasar, alga biru,inverterbrata taraf rendah, 200 plankton, pula dibutuhkan buat melengkapinilai gizi makanan. Gelondongan yang lebih besar serta berukuran panjang 80 mm,telah dapat memakan alga hijau benang atau lumut (chaetomorpha sp., Entormorphasp., serta Cladophora sp.).

3)        Kultur klekap pada ekspresi dominan kemarau

            Musim kemarau merupakan saat yangpaling baik dan cocok buat menumbuhkan klekap sebagai kuliner alami.  Setelah petakan terselesaikan perataannya lalu dibiarkankering sampai tanahnya retak-retak. Waktu pengeringannya diperkirakan selama dua - tiga minggu tergantung padatenah aslinya.
            Keberhasilan atau kegagalan dalammenumbuhkan klekap yang baik dan menahannya agar permanen melekat dalam dasartembak tergantung dalam derajat kekeringannya. Pengeringan yg nir seimbang atau yang kurang paripurna akan menghasilkan klekap yang mudah tanggal daritanah dan akhirnya mengambang.bilamana terjadi kebalikannya, terlalu lamapengeringannya sehinga lapisan permukaan tanah kekeringan, maka terjadi suatukondisi yg sangat tidak memungkinkan buat pertumbuhan klekap.  Pengeringan dianggap cukup bilamana kandunganair berdasarkan lapisan tanah yang tebalnya kurang lebih 10 centimeter itu kira-kira 18 - 20%. 
            Suatu hal yang praktis untuk mengetahinyaialah menggunakan jalan diatas tanah yang dikeringkan tersebut.  Bilamana tanah tadi cukup bertenaga menahanorang sehingga hanya turun (tenggelam) lebih kurang 2 centimeter, berat badan orang tersebutmaka pengeringan tanah dipercaya sudah relatif. Pupuk organik lalu ditebarkansetelah tanah cukup mengeras. Kwantitasnya tergantung pada jumlah darikemerosotan bahan organic dalam tanah tambak yang akan dipupuk.  Pada umumnya homogen-rata tanah memerlukan 500 -1.000 kg bekatul atau bungkil jagung per hektar; 500 -3.000 kg kotoran ternakuntuk tiap hektar tambak.  Pupukanorganik segera ditebarkan pada tanah tambak, selesainya tanah tambak tersebutdigenangi air pasang yang baru, sedalam kira-kira 10 centimeter serta pintu-pintu ditutupserta diblok menggunakan tanah buat menahan air tersebut.  Beberapa petani tambak memakai pupuk Ureaatau Ammonium sulfate (ZA) sebanyak 50 kg atau 100 kg per hektar untuk segeraditebarkan dalam petak-petak agar lebih mempercepat proses pembusukkan pupukorganik tadi. Air di dalam petakan dibiarkan menguap seluruhnya ataudialirkan keluar bila telah jernih sekali. Pada dasar petakan dikeringkan lagi seperti keadaan pengeringan pertamasebelum ditebari pupuk organik.  Padaakhirnya mudah semua pupuk organik akan membusuk (mengurai). Kegiatan berikutnyamemasukkan air ke dalam petakan dengan cara hati- hati, disaring melaluisaringan halus yg berbentuk kantong serta diikatkan dalam pintu air kira-kira 10cm serta sekali lagi petakan dipupuk dengan urea sebesar 45 kg ditambah 45 - 55kg pupuk TSP buat tiap hektar.  Jikalauklekap belum mulai tumbuh dalam saat pengenangan air yg pertama, pada ketika iniakan mulai tumbuh serta menutupi semua bagian atas dasar tambak. Selanjutnyasedalaman di tambak secara sedikit demi sedikit sampai lebih kurang 20 centimeter dan petakan siap untukditebari ikan (nener atau gelondongan bandeng).

4)        Kultur klekap pada isu terkini hujan.

            Untuk menanggulangi pertumbuhanklekap pada animo hujan agak sulit. Penurunan kadar garam menghalangipertumbuhan serta kemungkinan penyebab kerusakan total dari makanan bilamanaterjadi perubahan mendadak.  Oleh karenaitu ketika (saat) yg penting pada mempersiapkan peneneran dalam musimhujan.  Paling sedikit dibutuhkan ketika 1minggu yg cuacanya baik secara terus menerus jika ingin mencapaikeberhasilan. Petakan dikeringkan, diratakan serta dibiarkan paling sedikit 3hari, lalu air dimasukkan dan dipupuk menggunakan pupuk organik yangkuantitasnya sama dengan yg biasa digunakan pada pemupukan anorganis yangkedua di isu terkini kering.  Pada waktu itujuga dibubuhi bekatul sebesar 200 kg/Ha. Perlu diketahui klekap yang tumbuhpada isu terkini hujan ini nir sebanyak yang tumbuh di ekspresi dominan kemarau dan cenderungmudah lepas dari tanah dasar petakan yang kemudian mengapung, yang akhirnyamengelompok di sisi-sisi petakan akibat dihembus oleh angin.  Dalam hal demikian, klekap tidak dapatdimanfaatkan sang ikan yg dipelihara.

5)Kultur plankton

            Disini wajib kita perhatikan upayauntuk menumbuhkan plankton agar mencapai output yang memuaskan (sukses)diperlukan air yang dalam dan rendah kadar garamnya, terutama selama musimhujan. Mula-mula petakan dikerjakan serta dibiarkan untuk dua - 3 hari, kemudiansegera diisi (digenangi) menggunakan air pasang yang baru.  Pupuk organik yg diberikan wajib relatif yangbiasanya terdiri menurut kombinasi antara Urea atau Amonium sulfate (ZA) menjadi N(nitrogen) dan Superfosfate (TSP) menjadi asal P2O5 (fosfate) ditambahbekatul yg digunakan buat menciptakan air sebagai hijau warnanya, yang sebagianbesarnya adalah phytoplankton. Pada biasanya petani tambak memulai menggunakan dosis6 gr N, 6 - 9 gram P2O5 serta 50 - 100 gr bekatul buat setiap m3  air yang kemudian dinaikkan dosisnya sampaididapatkan hasil yg diinginkan. Blooming phytoplankton akan terjadi dalam 48 jam dalam cuaca yangmemungkinkan.  Petakan siap ditebari ikanjikalau suatu obyek yang putih berada dalam air hilang (lenyap) berdasarkan pandanganpada kedalaman kurang lebih 30 cm.

5.peneBARAN (PENANAMAN, STOCKING)

1)        Persiapan petakan untukaklimatisasi (ipukan).

            Petakan buat aklimatisasi (ipukan)perlu dibentuk, atau jika telah ada perlu disiapkan dengan baik.  Pematangnya diplester (dilapisi) dengan tanahyang lunak serta sekalian menutupi bocoran-bocoran.  Atap diperlukan yang biasanya dibuat darikisi-kisi bambu (kere) buat menaruh kesejukan kita bisa memanfaatkancabang-cabang menurut pohon barah-api yg baru dipotong, misalnya daun kelapa, daunnipah diletakkan pada aasnya menjadi atap (dapat digunakan daun nipah atau daunkelapa yg dibuat spesifik buat atap). Ada pula yang ditancapkan pada kelilingipukan bisa, agar  suasanakesejukan.  Dengan cara demikian ipukantidak mendapat sinar matahari lansung serta suhu menjadi rendah di dalamnya. Untukmengantisipasi adanya hujan turun, atap perlu dilapisi atau ditutup denganplastik (polyethelene sheet).  Bilaipukan dibuat dengan 1 atau menggunakan 2 pematang menurut petakan menjadi sisinya,perlu adanya kanal (saluran mini ) sepanjang berm buat mengalirkan air hujanterutama dari pematang petakan agar masuk ke petakan akbar dan nir masuk keipukan. Semua pematang ipukan ditutupi menggunakan lembaran plastik.  Air hujan terutama yang mengalir  berdasarkan pematang petakan serta masuk ke dalamipukan bisa mengakibatkan kematian nener yg disimpan pada ipukan pada keadaanpadat. Pada saat yang singkat sebelum nener tiba seluruh air pada pada ipukan dikuraskeluar.  Air tawar secukupnya dapat jugaair sumur atau berdasarkan mata air yang lain diisikan pada ipukan pelan-pelan,selanjutnya air dipasang yg baru dilewatkan melalui saringan yg halusditambahkan hingga kadar garam mencapai 15 - 20 ppt.  Air dibiarkan jernih, sedimen dibiarkan mengendapdahulu dan seluruh kotoran-kotoran yang mengambang dibuang (bisa juga diambili).

2)Penebaran Nener

            Nener dibawa ke tambak dengankantong plastik dan diberi oksigen. Biasanya pada pengangkutan nener digunakanair yang kadar garamnya antara 15 - 20 ppt. Hal inilah yang mengharuskan ipukan diisi air tawar  kadar garam sinkron dengan air untukpengangkutan nener.  Pelepasan nenerbiasanya dilaksanakan pada pagi atau sore hari, pada waktu suhu udara relatiflebih dingin (sejuk).  Untuk mempermudahdalam aklimatisasi nener terhadap suhu air maka kantong plastik dibiarkanmengambang di pada ipukan buat satu atau 2 jam lamanya sebelumdilepaskan.  Dan di dalam petakanpenggelondongan diusahakan buat kepadatan penebaran antara 40 - 50 ekor per m2.
            Pelepasan nener secara langsung keipukan bisa jua dilakukan, akan namun lebih aman kalau hal tersebut tidakdilakukan.  Mula-mula nener bersamaairnya dituangkan ke dalam baskom plastik lalu air menurut ipukan ditambahkanke baskom sedikit-sedikit sampai kira-kira sama denan kondisinya denganair ipukan itu sendiri.  Setelah itubaskom secara pelan-pelan dimiringkan serta dibiarkan nener itu berenangkeluar.  Pada bagian atas kolam nener akanberenang-renang pada dekat permukaan air tetapi selesainya mengikuti keadaan dan merasasegar lagi, mereka mulai makan Benthic algae yang tipis pada dasar.  Untuk adaptasi nener sepenuhnya dalam ipukandiperlukan ketika kurang lebih 12 jam. Nener yg lemah kondisinya akan memerlukanwaktu lebih usang buat adaptasi serta berenang-berenang pada dekat permukaan airdalam ipukan. Apabila nener telah tampak aktif berkiprah serta makan, maka pematangipukan dapat dipotong sedikit dan disisipkan saringan menggunakan bahan yg halus ditempattersebut.  Pematang yang dipotong inidipergunakan buat memudahkan pertukaran air pada dalam maupun di luar ipukan (biasanya
kadargaram air pada luar ipukan lebih menurut 40 ppt) dan dalam kurang lebih 12 jam sesudahnya,kadar garam akan sama atau yang di dalam ipukan akan lebih rendah sedikit daripada garam di petakan luar ( pada luar ipukan). Bilamana nener tampak mulaiberkumpul disekitar saringan atau berenang- renang menentang arus yang melewatisaringan, hal ini memperlihatkan bahwa nener ini telah relatif aklimatisasi terhadapkondisi garam dari petakan buat nener. Saringan telah dapat diambil dan nener dibiarkan berenang keluar. Halini dikerjakan dalam pagi hari atau sore hari waktu air pada petakan rendah suhunya.
Ipukantidak dibutuhkan di saat demam isu hujan apabila kadar garam pada petakantelah menjadirendah.  Nener bisa dilepaskan langsungke dalam airsetelah cukup aklimatisasi di pada baskom. Jikalau Nener Payus(Elops sp.) belum terambil (belum diseleksi), nener hendaknya dilepaskan dalam happanylon (dengan ukuran mata jaring : 5 - 6 tiap cm) yang dipasang dalampetakan.  Nener Bandeng dapat lolos keluar sedang pada dalam happa tertinggal Payus serta nener Bandeng yg agak besarsedikit ukurannya dari mata happa nylon.

3)        Pengaturan Air

            Pada umumnya selama 7 - 10 harisesudah pelepasan nener, tidak dilakukan penggantian air.  Selama itu nener tambah sebagai lebih besardan perlu adanya saringan di pintu yang dapat menunda nener keluar, akan tetapidapat memasukkan air ke dalam petakan. Penyegaran bisa dilakukan dengan mengalirkan air ke luar kemudiandiganti menggunakan air pasang yg baru. Saringan perlu di cek setiap waktu membuka pintu.  Penutupan harus dilakukan menggunakan hati-hati,terutama pada pemasangan papan-papan pintu. Petakan untuk Nener mempunyaidasar yg lebih tinggi dan rata apabila dibandingakn menggunakan petakan-petakan yanglain.  Oleh karenanya perlu
adanyatindakan apabila masih terjadi bocoran-bocoran dalam waktu pemasukkan air pada saatpasang terakhir.  Pilihan lain ialahperlu menyediakan pompa air buat pasang yang rendah bila nir bisa mencapaipetak peneneran.
            Nener tumbuh lebih cepat dalam airyang berkadar garam relatif rendah.  Oleh karenaitu perlu dalam ekspresi dominan kemarau dilakukan penyegaran  penggantian air.  Penyegaran yang dilakukan pada trend hujanterutama buat menjaga (memelihara) klekap atau buat memperbaiki syarat air. Jikalauplankton adalah kuliner utama dibutuhkan kadar garam yang rendah dan seringada hujan akan lebih bermanfaat.

4)Pakan

Pemberianmakanan tambahan mengakibatkan bertambahnya input.  Hal ini hanya diberikan (dilaksanakan) jikamakanan alami habis serta tidak ada loka yang layak atau yg siap untukdipergunakan.  Pengusaha gelondonganbandeng melaksanakan penimbunan (penahanan) gelondongan menggunakan memberikanmakanan tambahan, karena itu pengusaha tadi berani memakai padat penebaranyang tinggi pada tambaknya.
Beberapamacam mkanan tambahan yg tak jarang digunakan adalah :
            a.         Katulyang halus output residu penggilingan padi yang baru berbentuk tepung atau                               dijadikan pellet.
            b.         Tepunggandum (gandum), berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
            c.         Bungkiljagung (bungkil berdasarkan lembaga jagung), berbentuk tepung atau dijadikan                             pellet.
            d.         Bungkilkacang tanah, berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
            e.         Bungkilkelapa berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
            f.          Rotiyang basi atau sudah lama .
            g.         Kotorankandang ternak atau lebih baik kotoran ayam.
            Penambahan makanan sebaiknya habisdimakan pada jangka saat 2 hingga tiga jam. Bilamana tidak maka air akanmengalami pencemaran. Setidak-tidaknya makanan diberikan tiga kali setiap hariatau relatif 2 kali (pagi dan sore hari). Makanan dapat diberikan dengan cara ditaburkan atau ditempelkan padasuatu loka tertentu yang berada pada dalam kolam (pada petakan). Kondisigelondongan yang kurang baik (kurus) perlu diperbaiki sebagai persiapan untukpemindahannya ke tambak lain. Gelondongan yg kurus gampang sekali mengalami tekanan.  Sisiknya mudah lepas walupun diperlakukanbiasa saja dan loka yang nir bersisik akan mudah mengalami infeksi daribakteri serta fungi.

6.hambATAN PENGELOLAAN

            Dalam bisnis pengelolaan tambaksering dijumpai hal-hal yg merusak kelancaran bisnis, pada antaranya adalahsebagai berikut :
1)        Kondisi nener yg jelek dalam saatpenebaran.

            Pedagang nener umumnya menampungdalam kondisi yang sangat padat sembari menunggu pembeli.  Selama trend nener, pedagang nener mengumpulkanhasil penangkapan tiap hari lalu ditampung serta dikumpulkan sampai cukupbanyak jumlahnya untuk memenuhi pesanan menurut pembeli yang datang pertama.  Sering juga terjadi bahwa nener tidak diberi makanuntuk beberapa hari, yg mengakibatkan lapar dan lemah menyebabkan kondisinener sebagai lamban geraknya dan gampang mendapat tekanan (stress) ketika dalampenghitungan. Bila diangkut pada syarat yg berjejal dalam kantong plastik,suhu tinggi, terjadi pertukaran zat-zat dalam tubuhnya, eksresi, tekananoksigen serta jalanan yang kasar bisa menambah kelelahan nener.  Banyaknya perlakuan di tambak dapat menambahmakin lelah dan memberatkan situasi serta nir tahan terhadap syarat dalampetakan yang sedikit kurang baik.

2)Aklimatisasi yang kurang cukup.

            Dalam melepaskan nener ke petakpeneneran dibutuhkan waktu yang relatif buat aklimatisasi, sebagai akibatnya nener dapatmenyesuaikan diri terhadap keadaan atau syarat lingkungan. Penggantian airsecara mendadak menggunakan disparitas kadar garam atau suhu yang akbar dapatmengakibatkan yang kurang baik.  Nenertidak relatif ketika buat menyesuaikan diri (adaptasi) terhadap kondisilingkungan dan akhirnya sebagai lemah, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

3)Bocoran-bocoran.

            Sifat naluri yg senang menentangarus air mengakibatkan nener mudah lolos melalui bocoran yg terdapat dipematang.  Dasar pintu saringan-saringan danpapan-papan penutup pintu yang nir benar pemasangannya memungkinkan nener dangelondongan mini bisa lolos ke luar. Hal tadi memungkinkan jua masuknya ikan-ikan buas yg masih mini yangakhirnya bisa memangsa nener dalam petakan.

4)Terjerat

            Alga benang, klekap yg lebar-lebardan lepa menurut dasar tambak, kantong- kantong telur menurut cacing-cacingPolychaeta adalah benda-benda yang dapat mengakibatkan nener di tambakterjerat.  Nener terjerat (terbelit) olehalga benang atau terjebak pada gelembung telur-telur Polychaeta.  Pada petakan yg dangkal, selapis klekap yanglebar datang-datang mengambang ke bagian atas akibat terkumpulnya gelembung-gelembungoksigen dari hasil asimilasi komponen tumbuh-tumbuhan bisa mengakibatkan neneryang sedang makan atau berenang di atasnya ikut terangkat ke bagian atas dan akhirnyaakan meninggal karenan terdampar tidak dapat pulang ke air.


5)Keracunan

            Oleh lantaran petakan untuk nenerumumnya ukuran kecil, maka mudah mengalami kontaminasi unsur-unsur yangberacun yg bersama air atau menurut asal lain. Kematian secara akbar-besaran kadang-kadang terjadi pada tambak yangmengalami air dari sungai yg mengalirkan sisaa-sisa dari pabrik (sampahindustri) dibuang.  Hal tadi jugasering terjadi pada daerah-daerah yang dekat menggunakan wilayah pertanian, terutamadaerah sawah yang acapkali menebari pestisida (buat pemberantasan hama). Kadang-kadangpematang tambak sendiri dapat sebagai dari (asal)material yang memiliki dayaracun yang tinggi.  Banyak contohkematian total yg terjadi di peneneran begitu terselesaikan hujan pertama yanglebat setelah musim kering yg panjang. 
            Kasus demikian pula acapkali terjadidi tambak-tambak yg beru dibangun menurut wilayah rawa-rawa yang poly pohonbakaunya (mangrove). Pematang dibentuk dari tanah-tanah yang terdiri berdasarkan banyakakar-akaran yang membusuk serta terkumpul bahan organik yang mengandung unsurracun asam humus serta asam Sulfida (H2S) di lereng di atas pematang tadi digambarkansebagai hasil penguapan dari pematang yg poly mengandung air (kadar airyang tinggi). Senyawaan belerang bisa pula terbentuk berdasarkan pembusukkan akaryang tampak di pematang-pematang. Tetesan air hujan mencucinya dan membawanya masuk ke tambak karenaterbatasnya areal pada peneneran, unsur yang dikehendaki tersebut segera menyebarsehingga menyebabkan nener maupun gelondongan poly yang mati karenakeracunan.

6)Penanganan yang salah.
Pengeringanyang mendadak ditimbulkan penutupan pintu kurang paripurna adalah yang seringmenyebabkan banyak nener dan gelondongan yg hilang atau mangkat .  Saringan-saringan yang rusak, yg robek ataukesalahan dalam pemasangannya adalah faktor penyebab hilangnya nener jua.  Sifat masa terbelakang dari manusia (penjaga) tidakdapat dipercaya sepi begitu saja. Penjaga yang sangat lelah kadang-kadang gampang(cepat) jatuh tertidur, sedang periode pengeringan atau pengisian peneneranberlangsung pada malam hari di ketika terjadi surut yang rendah atau pasang yangtinggi, lantaran tertidur maka penjaga tidak dapat mengontrol keadaan deanganbaik, yang
mengakibatkanlingkungan pematang yg rusak.

7.analISA USAHA PENGGELONDONGAN BANDENG

            Dalam pemeliharaan nener bandenguntuk gelondongan diperlukan ketika pemeliharaan selama lebih berdasarkan 21 hari, padausia tadi ukuran sudah mencapai gelondongan yaitu panjang 2 - 3 cm danberat homogen-rata dua - 3 gram. Dengan kepadatan tebar 40 - 50 ekor/m2  @ Rp.50,- per ekor maka kelangsungan hidupnener untuk mencapai gelondongan merupakan 75% - 90%. Harga jual perekor untukukuran gelondongan tersebut adalah Rp. 100,-. Usaha penggelondongan tersebutdapat dilaksanakan di tambak luas 0,lima HA (4 petakan).  Dalam satu tahun diperhitungkan dapatmemelihara bandeng tersebut sebesar 6 periode selanjutnya dalam tebar 200.000ekor dengan SR 80%. Hal inilah yang bisa memberikan harapan buat dikembangusahakan sebagai keliru satu komoditas pada agribisnis.  Sebagai gambaran mengenai analisis keuntungandapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah ini.


TEKNIK PENGELOLAAN PENGGELONDONGAN BANDENG



1.pendAHULUAN

            Kegiatan penggelondongan nenermerupakan mata rantai yg bertujuan keliru satunya adalah menekan mortalitasbenih karenan pengelondongan neneradalah masa awal pemeliharaan yang dianggapsebagai masa paling kritis.usaha penggelondongan nener bukan lagi sekedar usahasambilan di sampingusaha pembesarannya tambak, melainkan sebagai usahakomersial yg harusditangani lebih berfokus dan hati-hati. Oleh lantaran usahapenangkapan nener dari alam sulit dilakukan sedangkan kebutuhan atau permintaanakan nener meningkat maka dibutuhkan teknik pengelolaan penggelondongan dapatlebih dikembangkan.  Salah satu metoda dalampenggelondongan nener adalah penggelondongan di petakan tambak. Usaha inidilakukan pada petakan tambak yg ukurannya nisbi mini (500 - 1.000 m2)atau menggunakan cara menyekat tambak menggunakan masa tiga minggu – 1 bulan.
            Usaha penggelondongan telah banyakberkembang dibeberapa daerah pada Indonesia, diantaranya pada Jawa Timur, JawaTenah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan serta DI Aceh.  Untuk itu diupayakan membahas teknikpengelolaan penggelondongan dalam tulisan ini. Tujuan goresan pena ini adalah menginformasikan pada petani maupunpengusaha mengenai teknik mengelola
penggelondongannener yg baik.

2.pemiLIHAN LOKASI

            Pemilihan lokasi hendaknyamemperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1)        Mempertimbangkan aspek-aspek yangberkaitan dengan lokasi misalnya rapikan ruang, asal air dan pengairan. Diusahakan nir begitu jauh dari pantai agarsuhu udara yg ada bisa mendukungkeberhasilan bisnis pemeliharaan benih bandeng. Suhu air dalam tambak berkisarantara 30 -330 C.
2)        Jarak lokasi ideal berdasarkan sumberbenih/nener maksimal 12 jam. Perjalanan selama dalam         pengangkutan konsumen tidak melebihi 12 jam.
3)        Salah satu faktor yang dapatmengakibatkan kegagalan bisnis penggelondongan bandeng merupakan persaingan penggunaan huma antar sesama pengusaha tambak.
4)        Sarana transportasi.
            Kelancaran sarana angkutan terutamajalan, sangat memegang perananpenting pada         usahapenggelondongan nener ini.  Oleh sebabitu dipilih lokasi yg wahana lalu   lintasnyadapat mengklaim mutu nener permanen baik.
5)         Jaringan listrik.
            Sarana yang diperhatikan dalammemilih lokasi adalah yang dekat dengan jaringan listrik negara (PLN). Namun buat usaha penggelondongan bandeng kebutuhan listrik sanggup         diganti dengan indera-indera lain sepertigenset.

3.sistEM PETAK PENENERAN

1)        Petakan buat nener.

            Petakan buat nener pada umumnyadangkal, luasnya berkisar antara 500 - 1.000 m2         Letak petakan nener dekat dengan sumber air tawar maupun air asin.

2)        Petakan buat gelondongan.

            Petakan gelondongan mempunyai areallebih besar (luas) serta lebih pada (1.000 - dua.000)   m2 Hal ini dipakai buat menampung gelondongan berdasarkan petakanpeneneran tempat             untukmenumbuhkan gelondonan mini (pre fingerling) atau untuk penyimpanan serta    menunda gelondongan besar (post fingerling).

3)        Petakan Aklimatisasi.

            Petakan buat aklimatisasi atau yangbiasa diklaim ipukan/baby box adalah petakan    mini yg terbuat pada penggelondongan dan bersifat hanyasementara.  Ipukan ini dibatasi sang pematang yg relatif mini (sempitdan rendah) dibangun berdekatan      dengansaluran air, agar mutu lebih baik dan memudahkan pengelolannya.  Ukuran            luasnyatergantung kepada banyaknya nener yang akan ditebarkan (stock).  Pada   musimkemarautemperatur udara bisa naik mencapai 330 C, ipukan bisa menampung     lima.000 - 10.000 ekor per m2  selama 3 hari, meskipun dibawah periode yangrelatif          damai.

4)        Tempat pengumpulan (tempat untukpanen)

            Berupa petakan mini untukpenangkapan atau kanal yg sempit atautempat buat            mengumpulkan gelondongan dalam saat singkat.  Ikan-ikan dikumpulkan ke loka        pengumpulan dengan cara pengaturan aliranair, menurut air dalam saat pasang atau air berdasarkan         petakanlain yg telah disiapkan sebelumnya.
            Aerasi bisa diatur dengan aliranair dari tambak yang berdekatan atau berdasarkan tambak yg lain, sehingga nir terjadi dampak yang merugikan karena kekuranganoksigen, walaupun pada         dalam petakantersebut padat menggunakan ikan.  Dalampetakan ini ikan-ikan tersebut gampang    dijaringdan dipindahkan ke petakan yg lain dengan cara mengunakan jaring buat        pemindahan gelondongan.  Hal ini dipermudah dengan sifat ikan bandengyang bahagia             menentang arus.

5)        Pintu serta gorong-gorong.

            Petakan untuk nener, gelondongan danpenangkapan (pengumpulan) dilengkapi dengan    pintu-pintuatau gorong-gorong, yang dipasang rapi dan diberi saringan.  Yang terutama      perlu diperhatikan merupakan : petakan buat nener jangan sampaikemasukan telur-telur    juga larvapredator misalnya kakap, kerapu, belut dan lain sebagainya.  Pada pintu          perludipasang saringan nylon yg halus atau bahan yang serupa.  Bisa juga             dipergunakansaringan-saringan yang berbentuk kantong berdasarkan nylon yang halus, yg         dipasang dalam ujung berdasarkan gorong-gorongselama persiapan petakan buat nener dan pula   selamasepuluh hari pertama sehabis penebaran nener.


4.pengELOLAAN PETAKAN PENGELONDONGAN

1)        Persiapan petakan untukaklimatisasi
            Beberapa hari sebelum penebarannener bandeng, petakan aklimatisasi dipersiapkan dengan baik, pematang dilapisidengan tanah yg lunak, dilengkapi dengan atap yg dibentuk berdasarkan kisi-kisibambu.  Pada kaki bagian dalam pematangpeneneran sebaiknya diberi berm, guna memudahkan petugas tambak berada ataubertugas lebih dekat menggunakan perbatasan air. Berm memiliki 2 (2) macamkegunaan yaitu merupakan loka buat pembetulan bocoran-bocoran dalam pematangdan menunda longsoran- longsoran tanah dari pematang. Selanjutnya petakandikeringkan dan perataan dasar petakan dikerjakan denan kemiringan yg dibuatmenuju arah pintu air selama tanah belum keras (masih basah).  Untuk perataan tanah dapat digunakan garudari kayu, dan bisa juga memakai papan yg relatif panjang yang didorongoleh dua atau 3 orang.  Lubang bekaskaki ditutup, karena kemungkinan bisa digunakan tempat buat sembunyi ikan-ikanliar atau telurnya yang dapat tahan hayati selama pengeringan dalam masa persiapan.

2)        Kultur Makanan Alami

            Makanan yg paling ideal bibitbandeng serta gelondongan adalah klekap, yakni kumpulan diatome dasar, alga biru,inverterbrata taraf rendah, 200 plankton, juga diharapkan buat melengkapinilai gizi makanan. Gelondongan yang lebih besar dan berukuran panjang 80 mm,telah dapat memakan alga hijau benang atau lumut (chaetomorpha sp., Entormorphasp., dan Cladophora sp.).

3)        Kultur klekap dalam demam isu kemarau

            Musim kemarau merupakan saat yangpaling baik serta cocok buat menumbuhkan klekap sebagai makanan alami.  Setelah petakan terselesaikan perataannya laludibiarkan kemarau sampai tanahnya retak-retak. Waktu pengeringannya diperkirakan selama 2 - tiga minggu tergantung padatenah aslinya.
            Keberhasilan atau kegagalan dalammenumbuhkan klekap yang baik dan menahannya supaya permanen menempel dalam dasartembak tergantung dalam derajat kekeringannya. Pengeringan yg nir seimbang atau  yg kurang paripurna akan membuat klekapyang mudah lepas menurut tanah dan akhirnya mengambang.bilamana terjadisebaliknya, terlalu lama pengeringannya sehinga lapisan bagian atas tanahkekeringan, maka terjadi suatu kondisi yang sangat nir memungkinkan untukpertumbuhan klekap.  Pengeringan dianggapcukup bilamana kandungan air dari lapisan tanah yang tebalnya sekitar 10 cm itukira-kira 18 - 20%. 
            Suatu hal yg simpel untukmengetahinya merupakan menggunakan jalan diatas tanah yang dikeringkan tadi.  Bilamana tanah tadi relatif kuat menahanorang sehingga hanya turun (tenggelam) sekitar dua centimeter, berat badan orang tersebutmaka pengeringan tanah dianggap telah relatif. Pupuk organik lalu ditebarkansetelah tanah cukup mengeras. Kwantitasnya tergantung pada jumlah darikemerosotan bahan organic pada tanah tambak yang akan dipupuk.  Pada umumnya rata-rata tanah memerlukan 500 -1.000 kg bekatul atau bungkil jagung per hektar; 500 -tiga.000 kg kotoran ternakuntuk tiap hektar tambak.  Pupukanorganik segera ditebarkan di tanah tambak, setelah tanah tambak tersebutdigenangi air pasang yang baru, sedalam kira-kira 10 centimeter dan pintu-pintu ditutupserta diblok dengan tanah buat menahan air tersebut.  Beberapa petani tambak menggunakan pupuk Ureaatau Ammonium sulfate (ZA) sebanyak 50 kg atau 100 kg per hektar buat segeraditebarkan pada petak-petak agar lebih mempercepat proses pembusukkan pupukorganik tadi. Air pada pada petakan dibiarkan menguap seluruhnya ataudialirkan keluar bila telah jernih sekali. Pada dasar petakan dikeringkan lagi misalnya keadaan pengeringan pertamasebelum ditebari pupuk organik.  Padaakhirnya mudah seluruh pupuk organik akan membusuk (mengurai). Kegiatanberikutnya memasukkan air ke pada petakan menggunakan cara hati- hati, disaringmelalui saringan halus yg berbentuk kantong serta diikatkan pada pintu airkira-kira 10 cm serta sekali lagi petakan dipupuk menggunakan urea sebanyak 45 kgditambah 45 - 55 kg pupuk TSP untuk tiap hektar.  Jikalau klekap belum mulai tumbuh pada saatpengenangan air yang pertama, dalam waktu ini akan mulai tumbuh dan menutupisemua permukaan dasar tambak. Selanjutnya sedalaman di tambak secara bertahapsampai sekitar 20 cm serta petakan siap buat ditebari ikan (nener ataugelondongan bandeng).

4)        Kultur klekap pada trend hujan.

            Untuk menanggulangi pertumbuhanklekap dalam ekspresi dominan hujan relatif sulit. Penurunan kadar garam menghalangipertumbuhan dan kemungkinan penyebab kerusakan total berdasarkan kuliner bilamanaterjadi perubahan mendadak.  Oleh karenaitu saat (ketika) yang krusial dalam mempersiapkan peneneran dalam musimhujan.  Paling sedikit diharapkan saat 1minggu yg cuacanya baik secara terus menerus jikalau ingin mencapaikeberhasilan. Petakan dikeringkan, diratakan serta dibiarkan paling sedikit 3hari, kemudian air dimasukkan serta dipupuk menggunakan pupuk organik yangkuantitasnya sama menggunakan yang biasa digunakan dalam pemupukan anorganis yangkedua pada demam isu kering.  Pada waktu itujuga ditambahkan bekatul sebanyak 200 kg/Ha. Perlu diketahui klekap yang tumbuhpada animo hujan ini tidak sebesar yang tumbuh di trend kering serta cenderungmudah tanggal menurut tanah dasar petakan yang kemudian mengapung, yang akhirnyamengelompok pada sisi-sisi petakan akibat dihembus oleh angin.  Dalam hal demikian, klekap tidak dapatdimanfaatkan oleh ikan yg dipelihara.

5)Kultur plankton

            Disini harus kita perhatikan upayauntuk menumbuhkan plankton agar mencapai hasil yang memuaskan (sukses)diperlukan air yg dalam serta rendah kadar garamnya, terutama selama musimhujan. Mula-mula petakan dikerjakan dan dibiarkan untuk 2 - 3 hari, lalu segeradiisi (digenangi) dengan air pasang yang baru. Pupuk organik yg diberikan wajib cukup yg umumnya terdiri darikombinasi antara Urea atau Amonium sulfate (ZA) sebagai N (nitrogen) danSuperfosfate (TSP) sebagai sumber P2O5 (fosfate) ditambah bekatul yangdigunakan buat membuat air sebagai hijau warnanya, yang sebagian besarnyaadalah phytoplankton. Pada biasanya petani tambak memulai dengan dosis 6 gram N,6 - 9 gram P2O5 serta 50 - 100 gram bekatul buat setiap m3  air yang kemudian dinaikkan dosisnya sampaididapatkan hasil yg diinginkan. Blooming phytoplankton akan terjadi dalam 48 jam pada cuaca yangmemungkinkan.  Petakan siap ditebari ikanjikalau suatu obyek yg putih berada dalam air hilang (lenyap) dari pandanganpada kedalaman sekitar 30 centimeter.

5.peneBARAN (PENANAMAN, STOCKING)

1)        Persiapan petakan untukaklimatisasi (ipukan).

            Petakan untuk aklimatisasi (ipukan)perlu dibuat, atau bila sudah ada perlu disiapkan dengan baik.  Pematangnya diplester (dilapisi) menggunakan tanahyang lunak serta sekalian menutupi bocoran-bocoran.  Atap diharapkan yang umumnya dibentuk darikisi-kisi bambu (kere) buat menaruh kesejukan kita bisa memanfaatkancabang-cabang berdasarkan pohon barah-api yg baru dipotong, seperti daun kelapa, daunnipah diletakkan di aasnya menjadi atap (dapat dipakai daun nipah atau daunkelapa yg dibentuk spesifik buat atap). Ada pula yang ditancapkan dalam kelilingipukan dapat, agar  suasanakesejukan.  Dengan cara demikian ipukantidak mendapat sinar surya lansung serta suhu sebagai rendah pada dalamnya. Untukmengantisipasi adanya hujan turun, atap perlu dilapisi atau ditutup denganplastik (polyethelene sheet).  Bilaipukan dibentuk dengan 1 atau dengan dua pematang dari petakan sebagai sisinya,perlu adanya kanal (saluran mini ) sepanjang berm buat mengalirkan air hujanterutama berdasarkan pematang petakan supaya masuk ke petakan besar serta tidak masuk keipukan. Semua pematang ipukan ditutupi dengan lembaran plastik.  Air hujan terutama yg mengalir  dari pematang petakan dan masuk ke dalamipukan bisa mengakibatkan kematian nener yg disimpan di ipukan pada keadaanpadat. Pada saat yg singkat sebelum nener datang seluruh air di dalam ipukan dikuraskeluar.  Air tawar secukupnya dapat jugaair sumur atau menurut mata air yang lain diisikan dalam ipukan pelan-pelan, selanjutnyaair dipasang yg baru dilewatkan melalui saringan yg halus ditambahkansampai kadar garam mencapai 15 - 20 ppt. Air dibiarkan jernih, sedimen dibiarkan mengendap dahulu dan semuakotoran-kotoran yg mengambang dibuang (sanggup jua diambili).

2)Penebaran Nener

            Nener dibawa ke tambak dengankantong plastik dan diberi oksigen. Biasanya dalam pengangkutan nener digunakanair yg kadar garamnya antara 15 - 20 ppt. Hal inilah yg mengharuskan ipukan diisi air tawar  kadar garam sesuai menggunakan air untukpengangkutan nener.  Pelepasan nenerbiasanya dilaksanakan dalam pagi atau sore hari, pada saat suhu udara relatiflebih dingin (sejuk).  Untuk mempermudahdalam aklimatisasi nener terhadap suhu air maka kantong plastik dibiarkanmengambang di dalam ipukan buat satu atau dua jam lamanya sebelumdilepaskan.  Dan pada dalam petakanpenggelondongan diusahakan buat kepadatan penebaran antara 40 - 50 ekor per m2.
            Pelepasan nener secara eksklusif keipukan bisa pula dilakukan, akan namun lebih aman jikalau hal tadi tidakdilakukan.  Mula-mula nener bersamaairnya dituangkan ke pada baskom plastik lalu air dari ipukan ditambahkanke baskom sedikit demi sedikit hingga kira-kira sama denan kondisinya denganair ipukan itu sendiri.  Setelah itubaskom secara pelan-pelan dimiringkan serta dibiarkan nener itu berenangkeluar.  Pada bagian atas kolam nener akanberenang-renang di dekat permukaan air tetapi sesudah beradaptasi serta merasasegar lagi, mereka mulai makan Benthic algae yang tipis di dasar.  Untuk adaptasi nener sepenuhnya dalam ipukandiperlukan saat kurang lebih 12 jam. Nener yang lemah kondisinya akan memerlukanwaktu lebih lama buat adaptasi serta berenang-berenang di dekat bagian atas airdalam ipukan. Apabila nener sudah tampak aktif bergerak dan makan, maka pematangipukan bisa dipotong sedikit serta disisipkan saringan dengan bahan yg halus ditempattersebut.  Pematang yg dipotong inidipergunakan buat memudahkan pertukaran air pada pada maupun pada luar ipukan (umumnya kadargaram air di luar ipukan lebih dari 40 ppt) dan pada lebih kurang 12 jam sesudahnya,kadar garam akan sama atau yg pada dalam ipukan akan lebih rendah sedikit daripada garam di petakan luar ( pada luar ipukan). Bilamana nener tampak mulaiberkumpul disekitar saringan atau berenang- renang menentang arus yg melewatisaringan, hal ini menunjukkan bahwa nener ini sudah relatif aklimatisasi terhadapkondisi garam berdasarkan petakan buat nener. Saringan sudah dapat diambil serta nener dibiarkan berenang keluar. Halini dikerjakan pada pagi hari atau sore hari waktu air di petakan rendah suhunya.
Ipukantidak dibutuhkan di waktu animo hujan apabila kadar garam pada petakantelah menjadirendah.  Nener bisa dilepaskan langsungke pada airsetelah cukup aklimatisasi di pada baskom. Jikalau Nener Payus (Elopssp.) belum terambil (belum diseleksi), nener hendaknya dilepaskan dalam happanylon (dengan berukuran mata jaring : lima - 6 tiap cm) yg dipasang dalampetakan.  Nener Bandeng bisa lolos keluar sedang di pada happa tertinggal Payus dan nener Bandeng yang agak besarsedikit ukurannya dari mata happa nylon.

3)        Pengaturan Air

            Pada umumnya selama 7 - 10 harisesudah divestasi nener, tidak dilakukan penggantian air.  Selama itu nener tambah sebagai lebih besardan perlu adanya saringan di pintu yang dapat menunda nener keluar, akan tetapidapat memasukkan air ke pada petakan. Penyegaran dapat dilakukan dengan mengalirkan air ke luar kemudiandiganti menggunakan air pasang yang baru. Saringan perlu pada cek setiap ketika membuka pintu.  Penutupan harus dilakukan menggunakan hati-hati,terutama dalam pemasangan papan-papan pintu. Petakan buat Nener mempunyaidasar yg lebih tinggi serta homogen apabila dibandingakn dengan petakan-petakan yanglain.  Oleh karena itu perlu
adanyatindakan bila masih terjadi bocoran-bocoran pada ketika pemasukkan air di saatpasang terakhir.  Pilihan lain ialahperlu menyediakan pompa air untuk pasang yg rendah jika nir bisa mencapaipetak peneneran.
            Nener tumbuh lebih cepat dalam airyang berkadar garam agak rendah.  Oleh karenaitu perlu dalam ekspresi dominan kering dilakukan penyegaran  penggantian air.  Penyegaran yang dilakukan pada musim hujanterutama untuk menjaga (memelihara) klekap atau untuk memperbaiki syarat air. Jikalauplankton adalah makanan primer diharapkan kadar garam yang rendah dan seringada hujan akan lebih bermanfaat.

4)Pakan

Pemberianmakanan tambahan menyebabkan bertambahnya input.  Hal ini hanya diberikan (dilaksanakan) jikamakanan alami habis serta tidak terdapat tempat yang layak atau yg siap untukdipergunakan.  Pengusaha gelondonganbandeng melaksanakan penimbunan (penahanan) gelondongan dengan memberikanmakanan tambahan, karenanya pengusaha tadi berani menggunakan padatpenebaran yg tinggi dalam tambaknya.
Beberapamacam mkanan tambahan yang sering digunakan merupakan :
            a.         Katulyang halus output residu penggilingan padi yang baru berbentuk tepung atau                               dijadikan pellet.
            b.         Tepunggandum (gandum), berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
            c.         Bungkiljagung (bungkil berdasarkan forum jagung), berbentuk tepung atau dijadikan                             pellet.
            d.         Bungkilkacang tanah, berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
            e.         Bungkilkelapa berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
            f.          Rotiyang basi atau sudah usang.
            g.         Kotorankandang ternak atau lebih baik kotoran ayam.
            Penambahan makanan sebaiknya habisdimakan dalam jangka saat dua hingga 3 jam. Bilamana tidak maka air akanmengalami pencemaran. Setidak-tidaknya kuliner diberikan tiga kali setiap hariatau cukup dua kali (pagi serta sore hari). Makanan bisa diberikan menggunakan cara ditaburkan atau ditempelkan padasuatu tempat eksklusif yg berada di pada kolam (di petakan). Kondisigelondongan yg kurang baik (kurus) perlu diperbaiki menjadi persiapan untukpemindahannya ke tambak lain. Gelondongan yang kurus mudah sekali mengalami tekanan.  Sisiknya mudah lepas walupun diperlakukanbiasa saja dan tempat yang nir bersisik akan gampang mengalami infeksi daribakteri dan fungi.

6.hambATAN PENGELOLAAN

            Dalam bisnis pengelolaan tambaksering dijumpai hal-hal yg merusak kelancaran usaha, di antaranya adalahsebagai berikut :
1)        Kondisi nener yg buruk dalam saatpenebaran.

            Pedagang nener umumnya menampungdalam kondisi yang sangat padat sambil menunggu pembeli.  Selama musim nener, pedagang nener mengumpulkanhasil penangkapan tiap hari lalu ditampung serta dikumpulkan hingga cukupbanyak jumlahnya buat memenuhi pesanan berdasarkan pembeli yang tiba pertama.  Sering pula terjadi bahwa nener nir diberi makanuntuk beberapa hari, yang menyebabkan lapar serta lemah mengakibatkan kondisinener sebagai lamban geraknya serta gampang mendapat tekanan (tertekan) ketika dalampenghitungan. Jika diangkut dalam syarat yg berjejal pada kantong plastik,suhu tinggi, terjadi pertukaran zat-zat pada tubuhnya, eksresi, tekananoksigen serta jalanan yg kasar bisa menambah kelelahan nener.  Banyaknya perlakuan pada tambak dapat menambahmakin lelah dan memberatkan situasi dan nir tahan terhadap syarat dalampetakan yang sedikit kurang baik.

2)Aklimatisasi yang kurang cukup.

            Dalam melepaskan nener ke petakpeneneran diharapkan waktu yang relatif buat aklimatisasi, sehingga nener dapatmenyesuaikan diri terhadap keadaan atau syarat lingkungan. Penggantian airsecara mendadak dengan disparitas kadar garam atau suhu yang besar dapatmengakibatkan yg kurang baik.  Nenertidak cukup ketika buat mengikuti keadaan (adaptasi) terhadap kondisilingkungan serta akhirnya menjadi lemah, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

3)Bocoran-bocoran.

            Sifat naluri yg senang menentangarus air mengakibatkan nener mudah lolos melalui bocoran yang terdapat dipematang.  Dasar pintu saringan-saringan danpapan-papan penutup pintu yang nir benar pemasangannya memungkinkan nener dangelondongan kecil bisa lolos ke luar. Hal tadi memungkinkan pula masuknya ikan-ikan buas yang masih mini yangakhirnya dapat memangsa nener dalam petakan.

4)Terjerat

            Alga benang, klekap yg lebar-lebardan lepa berdasarkan dasar tambak, kantong- kantong telur menurut cacing-cacingPolychaeta merupakan benda-benda yang dapat mengakibatkan nener pada tambakterjerat.  Nener terjerat (terbelit) olehalga benang atau terjebak pada gelembung telur-telur Polychaeta.  Pada petakan yg dangkal, selapis klekapyang lebar tiba-tiba mengambang ke permukaan akibat terkumpulnya gelembung-gelembungoksigen berdasarkan output asimilasi komponen tumbuh-tumbuhan bisa mengakibatkan neneryang sedang makan atau berenang di atasnya ikut terangkat ke permukaan serta akhirnyaakan mati karenan terdampar nir dapat balik ke air.


5)Keracunan

            Oleh lantaran petakan buat nenerumumnya berukuran mini , maka gampang mengalami kontaminasi unsur-unsur yangberacun yang beserta air atau dari asal lain. Kematian secara akbar-besaran kadang-kadang terjadi pada tambak yangmengalami air berdasarkan sungai yang mengalirkan sisaa-sisa berdasarkan pabrik (sampahindustri) dibuang.  Hal tadi jugasering terjadi pada daerah-wilayah yang dekat menggunakan daerah pertanian, terutamadaerah sawah yang sering menebari pestisida (buat pemberantasan hama). Kadang-kadangpematang tambak sendiri dapat sebagai asal (sumber)material yg mempunyai dayaracun yang tinggi.  Banyak contohkematian total yang terjadi pada peneneran begitu terselesaikan hujan pertama yanglebat setelah animo kering yang panjang. 
            Kasus demikian pula acapkali terjadidi tambak-tambak yg beru dibangun berdasarkan wilayah rawa-rawa yg poly pohonbakaunya (mangrove). Pematang dibuat berdasarkan tanah-tanah yang terdiri dari banyakakar-akaran yg membusuk dan terkumpul bahan organik yang mengandung unsurracun asam humus serta asam Sulfida (H2S) pada lereng pada atas pematang tadi digambarkansebagai hasil penguapan berdasarkan pematang yg poly mengandung air (kadar airyang tinggi). Senyawaan belerang bisa jua terbentuk dari pembusukkan akaryang tampak di pematang-pematang. Tetesan air hujan mencucinya dan membawanya masuk ke tambak karenaterbatasnya areal pada peneneran, unsur yg dikehendaki tersebut segera menyebarsehingga menyebabkan nener juga gelondongan poly yang mati karenakeracunan.

6)Penanganan yg salah.
Pengeringanyang mendadak disebabkan penutupan pintu kurang paripurna adalah yg seringmenyebabkan poly nener serta gelondongan yg hilang atau mangkat .  Saringan-saringan yang rusak, yg robek ataukesalahan dalam pemasangannya merupakan faktor penyebab hilangnya nener juga.  Sifat masa kolot dari insan (penjaga) tidakdapat dianggap sepi begitu saja. Penjaga yg sangat lelah kadang-kadang gampang(cepat) jatuh tertidur, sedang periode pengeringan atau pengisian peneneranberlangsung dalam malam hari di ketika terjadi surut yang rendah atau pasang yangtinggi, karena tertidur maka penjaga tidak bisa mengontrol keadaan deanganbaik, yang
mengakibatkanlingkungan pematang yg rusak.

7.analISA USAHA PENGGELONDONGAN BANDENG

            Dalam pemeliharaan nener bandeng untukgelondongan dibutuhkan ketika pemeliharaan selama lebih menurut 21 hari, pada usiatersebut ukuran telah mencapai gelondongan yaitu panjang dua - 3 cm dan beratrata-rata dua - 3 gram. Dengan kepadatan tebar 40 - 50 ekor/m2  @ Rp.50,- per ekor maka kelangsungan hidupnener buat mencapai gelondongan adalah 75% - 90%. Harga jual perekor untukukuran gelondongan tersebut adalah Rp. 100,-. Usaha penggelondongan tersebutdapat dilaksanakan pada tambak luas 0,lima HA (4 petakan).  Dalam satu tahun diperhitungkan dapat memeliharabandeng tadi sebanyak 6 periode selanjutnya dalam tebar 200.000 ekor denganSR 80%. Hal inilah yg bisa memberikan harapan buat dikembang usahakansebagai keliru satu komoditas dalam agribisnis. Sebagai gambaran mengenai analisis laba dapat ditinjau padatabel-tabel pada bawah ini.