SIDDHARTA GAUTAMA PENCERAHAN SEMPURNA

Sesudah Sang Buddha mengalami Pencerahan Sempurna dimanabaru saja mengalami batin yg luhur, keleluasan dan kebajikan diri sejati,maka Beliau merasakan sangat sukar buat dapat menyampaikan pengalamanbatinNya tadi kepada pihak lain yang tidak akan bisa mengerti. KemudianSang Buddha berpikir, "Bagaimana seandainyaaku hayati menghormati serta memuja AjaranKu sendiri yang telah kupahamisendiri?"Beliau terus merenungakan keraguan orang lain yg masih dikuasai sang keserakahan dan kebenciandapat menyerap AjaranNya yg berjalan menentang arus, yg sulit dimengerti,mendalam, sukar dirasakan serta halus.
Namun pada keraguanNya itu, muncullah pada hadapan Beliau,Brahma Sahampati dari alam Brahmadan memohon kepadaNya, "Bangkitlah, O Pahlawan, pemenang pada pertempuran,pemimpin iring-iringan, Yang bebas menurut hutang, serta berkelana di global! BiarlahYang Mulia mengajarkan Dharma. Akan ada yg mampu tahu Dharma."

Dengan kebijaksanaanNya yg tinggi, Sang Buddhamemeriksa global, Beliau melihat makhluk menggunakan sedikit serta poly debu pada matamereka, dengan kecerdasan yang tajam serta tumpul, dengan sifat yg baik danburuk, makhluk yg mudah serta makhluk yang sulit buat diajarkan Dharma, danada sedikit yg memandang kejahatan dan kehidupan selesainya ini denganketakutan, lalu Beliau menyapa Brahma Sahampati, "Terbukalah bagi mereka Pintu menujukeabadiaan. Biarlah mereka yang mempunyai indera pendengaran bersandar pada keyakinan.sadar akan adanya kebosanan, O Brahma, Aku tidak mengajar pada antara manusia,Dharma yg latif dan hebat."

Setelah menerima permintaan buat mengajarkan Dharmaberulang kali dari Brahma Sahampati, maka akhirnya Sang Buddha berpikir kepadasiapa wajib dimulai tugas agung pertama Beliau tersebut. Kemudian Beliaubermaksud mencari lima pertapa (Kondanna, Bhaddiya, Vappa, Mahanama serta Assaji)yg pernah menemaniNya dulu dalam cara pertapaan menyiksa diri. Setelah tibadi Taman Rusa di Benares, maka menggunakan penampilan Beliau yg demikian hebattelah memaksa ke 5 pertapa buat memberikan penghormatan. Sesudah meyakinkanpara pertapa yg pada mulanya relatif keras kepala buat bisa menerima AjaranSang Buddha, akhirnya kelima pertama tersebut dapat dibimbing dan diberi petunjukoleh Sang Buddha ke dalam bentuk pemahaman bahwa Kebebasan adalah merupakanpencapaian Nirvana [Nibbana] , yaitubebas berdasarkan kelahiran, kelapukan, penyakit, kematian, penderitaan, dan nafsukeinginan.
Dalam khotbah Dharma pertama yg dinamakan PemutaranRoda Dharma [DharmacakraPravartana/Dhammacakka Pavattana] , Sang Buddha menyebutkan Jalan Tengah [Madhyama Pratipada/Majjhima Patipada]yg telah Beliau temukan dimana adalah intisari Ajaran Beliau. Beliaumengawali khotbah ini menggunakan menasihati ke 5 pertapa yang waktu itu masihmempercayai cara bertapa menyiksa diri, agar dapat menghindari kemelekatan padanafsu hasrat inderawi yang rendah [kamasukhallikanuyoga]serta cara bertapa menyiksa diri [attakilamathanuyoga]lantaran hal tadi tidak akan membawa Kedamaian serta Kebebasan.
Manusia menjadi makhluk hidup memang lemah adanya dimanapada waktu kita mati, keempat unsur --tanah, air, barah, dan udara-- salingmelebur satu per satu, dan akhirnya menyatu dengan alam semesta. Tetapi ketikakita hayati, kita membuatkan energi yg bisa melakukan segala-galanya, darisehelai rumput sampai menjadi seekor gajah, tumbuh serta hayati, kemudian yangtidak mampu dihindarkan, tua dan tewas. Pemahaman bijaksana akan Kebebasanmerupakan kelahiran yang terakhir sebagai akibatnya akan bebas berdasarkan segala penderitaan.

BuddhaGautama bersabda : " Ia yg telahberlindung kepada Buddha, Dhamma serta Sangha, dengan bijaksana bisa melihatEmpat Kebenaran Mulia, yaitu : dukkha, karena dari dukkha, akhir menurut dukkha,dan Delapan Ruas Jalan Kemuliaan yg menuju pada akhir dukkha. Sesungguhnyaitulah perlindungan yg utama. Dengan pulang mencari perlindungan seperti itu,orang akan bebas berdasarkan segala penderitaan." (Dhammapada, 190 - 192).

Comments