NAMO BUDDHAYA EMPAT KEBENARAN MULIA JALAN MENUJU PELENYAPAN PENDERITAAN

Kebenaran Mulia keempat ini adalah suatu jalan yang ditemukan oleh SangBuddha pada mengakhiri penderitaan sebagai akibatnya mencapai Pembebasan yaitu terlepasdari daur kelahiran dan kematian. Jalan ini merupakan suatu cara yangmenghindari penyiksaan diri yg melemahkan kecerdasan serta juga pemuasan nafsukeinginan rendah yg Mengganggu kemajuan spiritual seorang.
Jalan Tengah
Pangeran Siddharta mengalami hayati bergelimang dalam kesenangan pada kerajaanayahndaNya. Setelah dia menolak kehidupan duniawi serta hidup sebagai seorangpertapa pada hutan, Beliau menjalankan latihan pertapaan menyiksa pikiran danbadan. Hingga akhirnya pada ketika sebelum Beliau memperoleh Pencerahan, disadaribahwa cara pertapaan menyiksa diri tadi merupakan sia-sia belaka. Beliau menyadari,bahwa jalan menuju kebahagiaan dan Pencerahan hanyalah dengan menghindarilatihan penyiksaan diri tadi yang lalu diuraikan menjadi Jalan Tengah.
Tiga bentuk kehidupan yang dialami sang Sang Buddha tadi dapatdiumpamakan seperti senar dalam kecapi. Senar yg terlalu longgar (dapatdiumpamakan hayati yang telalu manja) membuat bunyi kecapi yg sumbang danlemah. Apabila senar yg terlalu kencang (dapat diumpamakan hidup menyiksadiri) juga akan membentuk suara yang terlalu melengking, lagipula senarnyaakan cepat putus. Hanyalah senar yg sedang, dimana nir terlalu longgar dantidak terlalu kencang (bisa diumpamakan Jalan Tengah) yang akan menghasilkansuara yang indah serta harmonis.
Oleh sebab itu bagi siapapun yang mengikuti Jalan Tengah dengan menghindarijalan pemanjaan diri terhadap nafsu impian juga jalan penyiksaan diri yangberlebihan, dialah yang akan menemukan kebahagiaan, pikiran yg hening danPencerahan. Inilah yg dinamakan Kesunyataan Mulia Keempat; yaitu Jalan menujupelenyapan penderitaan.
Terdapat aneka macam Jalan yang diajarkan oleh Sang Buddha dalam menujupelenyapan penderitaan tadi yg dalam dasarnya adalah penjabaran lebihlanjut menurut Delapan Ruas Jalan Kemuliaan seperti Empat Kondisi Pikiran SangBuddha Yang Tidak Terbatas, Empat Prasetya, Tri-Laksana, Lima Sila, SepuluhPerbuatan Bermanfaat, Tujuh Ciri-karakteristik Bodhi, Tiga Puluh Tujuh Keadaan MenujuBodhi atau Kebuddhaan, dan Enam Paramitta.
Sang Buddha Bersabda: "Engkau sendirilah yg wajib berusaha, para Tathagata hanya menerangkan`Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi serta memasuki `Jalan' ini akan terbebasdari belenggu Mara." (Dhammapada, 276).
Demikianlah kita harus berusaha buat mencapai Kebebasan diri kita sendiritanpa harus tergantung kepada bentuk-bentuk luar. Para Tathagata hanya menunjukkan Jalan dan kitalah yang harus menujuarah yang ditunjuk itu, bukan terpaku dalam 'telunjuk' Tathagata. Telunjuk dapat adalah sarana, tetapi nir merupakanpemujaan. Sang Buddha menyampaikan bahwa Dharma yg sesungguhnya tidak dapat diungkapkan dengankata-kata, serta hanya sesama Yang Tercerahkan yang dapat mengetahuinya.
Kitab Panduan

Pada suatu masa kehidupandahulu masih ada seorang guru yg kemana-mana selalu memberitakan kebenaranhidup. Semua hal yang telah diberitakan diminta untuk dicatat olehmurid-muridnya. Sehingga kemana-mana buku kebenaran yg telah dicatat iniselalu sebagai bahan acum dalam melakukan segala perbuatan.
Sampai suatu ketika, pengajar danrombongan muridnya berjalan melintasi jembatan yang di bawahnya melintas arussungai yg deras. Lantaran tidak hati-hati, guru tersebut terpeleset dan jatuhke bawah. Pengajar tersebut berteriak dengan nyaring meminta pertolongan muridnya,beberapa murid yunior berusaha turun buat menolong gurunya, tetapi terdapatbeberapa murid senior yang ingat akan wejangan gurunya agar segala perbuatanharuslah merujuk pada `buku kudus kebenaran' yg sudah tercatat, sehinggaseorang anak didik senior sambil membolak-balik `buku suci' tersebut berteriakkepada gurunya yang sudah hampir karam terbawa arus sungai,"Guru...pengajar.....sabar.., harap jangan tenggelam dulu, izin sayamencarikan bab pertolongan terhadap pengajar yang sedang tenggelam pada sungai yangderas!" 

Comments