MAKSUD DAN ARTI LEBARAN KETUPAT DALAM MASYARAKAT
Apa itu lebaran ketupat? Tentu pernah dengar istilah ini kan? Tapi, apa bedanya lebaran ketupat dengan kata lebaran tanpa kata ketupat? Tentu masing-masing daerah mempunyai tradisi yg tidak sinkron meskipun mirip serta untuk merayakan suatu keagungan yang sama.
Lebaran seperti sudah kita ketahui bersama adalah istilah yg khusus buat menyebut Hari Raya umat Islam sehabis melaksanakan ibadah Ramadan, tepatnya jatuh dalam lepas 1 Syawwal berdasarkan almanak (penanggalan) Hijriah, yaitu almanak yg mendasarkan perhitungannya pada rotasi bulan terhadap bumi.
Istilah lebaran jua dipakai buat menyebut hari raya yang lain, bila dirangkai menggunakan istilah yg lain. Misalnya terdapat lebaran haji untuk menyebut hari raya Iduladha atau hari raya kurban. Juga ada istilah lebaran ketupat. Ada istilah lain yg pula menggunakan istilah lebaran yaitu lebaran kuda.
Lebaran kuda adalah kata yg digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak mungkin. Misalnya: Kamu mau beli mobil? Nunggu lebaran kuda? Kata lebaran kuda pada kalimat tadi menunjukkan sesuatu yg tidak mungkin terjadi.
Arti Lebaran Ketupat
Di sebagian besar wilayah Jawa, yg dimaksud dengan lebaran ketupat (pada bahasa Jawa: riyoyo kupat atau dianggap juga kupatan) adalah peringatan yg dimaksudkan buat merayakan akhir puasanya orang-orang yg sedang berpuasa Syawwal. Puasa pada bulan puasa merupakan sunnah, yg dilaksanakan pada lepas dua Syawal sampai 7 Swawal selama enam hari.
Meskipun nir seluruh orang berpuasa sunnah, namun orang yang tidak berpuasa pun ikut merayakan lebaran ketupat. Dalam agama rakyat, barang siapa ikut merayakan lebarannya orang yg berpuasa sunnah berharap jua menerima barakah berdasarkan orang yang melaksanakan puasa sunnah Syawal.
Berbeda menggunakan lebaran dan lebaran haji yg dirayakan menggunakan salat id di masjid dan didahului menggunakan malam takbir, lebaran ketupat 'hanya' merupakan tradisi, maka cara perayaannnya yaitu dengan tradisi Indonsesia (Jawa) yaitu dengan kenduri di lingkungan masing-masing.
Masing-masing orang (bapak-bapak dan kaum laki-laki ) dalam pagi hari berbondong-bondong ke musala atau salah satu rumah masyarakat yang digunakan tempat kenduri beserta dengan membawa kuliner. Makanan dikumpulkan di bagian tengah musala, lalu dipimpin oleh ustaz atau yg dituakan bersama-sama membaca zikir, serta kalimah tayibah lainnya dan diakhiri menggunakan doa. Setelah berdoa, makanan yang dibawa diambil pulang dengan cara saling ditukar.
Sebagian orang nyangu (membawa) sendok menurut tempat tinggal . Sendok dipakai buat memakan ketupan yg biasanya dimakan menggunakan opor ayam. Sebagian lain menentukan makan pada tempat tinggal masing-masing.
Jadi, lebaran ketupat merupakan menjadi 'indikasi' bahwa orang yg sedang puasa sunnah syawwal telah selesai. Sebagian lagi menganggap bahwa, lebaran ketupat adalah tanda bahwa rangkaian lebaran idulfitri sudah terselesaikan.
Yang sekolah balik ke sekolah, yang bekerja balik bekerja (umumnya yg merantau pula balik ke tempat perantauan), yang menggarap sawah pula balik menggarap sawah menggunakan intensif.
Tetapi, akhir-akhir ini seiring berkembangnya era idustrialisasi, orang masuk kerja tidak menunggu selesai lebaran ketupat. Bahkan terdapat yang hanya perlop kerja sehari, 2 hari, bahkan ada yang nir perlop.
Mengapa Ketupat serta Mengapa disebut Lebaran Ketupat
Sebenarnya dalam lebaran ketupat yang ada dalam warga suguhannya tidak hanya berupa ketupat. Ketupat umumnya pula ditemani oleh lepet, dan lontong.
Kupat atau ketupat merupakan rebusan nasi yang dibungkus menggunakan anyaman yang terbuat dari janur (daun kelapa yang masih muda berwarna kuning).
Lepet adalah rebusan nasi ketan yang dibungkus pada wadah yang terbuat berdasarkan lilitan janur yg berbentuk tabung.
Lontong adalah rebusan nasi yg dibungkus dengan daun. Jadi, bedanya lontong dan ketupat hanya terletak dalam disparitas wadahnya saja. Cara membuat serta isinya sama saja.
Penjelasan Filosofis
Ketupat yg dalam bahasa Jawa dianggap kupat merupakan istilah yang diyakini asal dari bahasa Arab Kaffah (variasi pembacaannya adalah: kaffatan) yg ialah sempurna atau menyeluruh. Maka kupat mengandung nilai kesempurnaan manusia pada melaksanakan ajaranNya.
Lepet mengandung makna filosofis lepat. Dalam bahasa Jawa lepat berarti: salah. Jadi, mengandung makna saling memaafkan kesalahan di antara sesam manusia. Juga mengandung ajaran buat menyadari kesalahan diri sendiri dan meminta maaf kepada Tuhan.
Penjelasan Teknis
Secara teknis, Kutupat alias kupat dan lontong dipilih lantaran tahan usang, nir mudah basi. Bahkan bisa bertahan hampir seminggu bila rebusannya sempurna. Bandingkan menggunakan nasi yang hanya bertahan sehari semalam sebelum basi dan tidak sanggup dimakan.
Jika dimasak pada bentuk ketupat serta lontong, mampu bertahan lama dan mampu dibawa sebagai bekal meskipun bekerja pada tempat yang jauh. Juga mampu disimpan dalam waktu yang lebih lama untuk disuguhkan kepada tamu.
Alasan teknis yang ke 2, ketupat dipilih dalam lebaran ketupat karena orang 'telah bosan' menggunakan kuliner lebaran idulfitri yg umumnya itu-itu jua. Maka, untuk menyiasati kebosanan pilihan menu, maka dibuatlah lontong dan ketupat yang mampu dimakan menggunakan opor.
Ketupat serta lontong pula enak dimakan dengan rujak pedas. Maka, tak sporadis, sesudah hari raya orang lebih suka menciptakan rujak buat makan. Sayur serta lauknya berupa rujak, lalu sumber karbohidratnya adalah ketupat serta lontong.
Demikian sedikit penerangan tentang ketupat serta lebaran ketupat, apabila pada wilayahmu, apa yg unik menurut lebaran ketupat?
Lebaran seperti sudah kita ketahui bersama adalah istilah yg khusus buat menyebut Hari Raya umat Islam sehabis melaksanakan ibadah Ramadan, tepatnya jatuh dalam lepas 1 Syawwal berdasarkan almanak (penanggalan) Hijriah, yaitu almanak yg mendasarkan perhitungannya pada rotasi bulan terhadap bumi.
Istilah lebaran jua dipakai buat menyebut hari raya yang lain, bila dirangkai menggunakan istilah yg lain. Misalnya terdapat lebaran haji untuk menyebut hari raya Iduladha atau hari raya kurban. Juga ada istilah lebaran ketupat. Ada istilah lain yg pula menggunakan istilah lebaran yaitu lebaran kuda.
Lebaran kuda adalah kata yg digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak mungkin. Misalnya: Kamu mau beli mobil? Nunggu lebaran kuda? Kata lebaran kuda pada kalimat tadi menunjukkan sesuatu yg tidak mungkin terjadi.
Arti Lebaran Ketupat
Di sebagian besar wilayah Jawa, yg dimaksud dengan lebaran ketupat (pada bahasa Jawa: riyoyo kupat atau dianggap juga kupatan) adalah peringatan yg dimaksudkan buat merayakan akhir puasanya orang-orang yg sedang berpuasa Syawwal. Puasa pada bulan puasa merupakan sunnah, yg dilaksanakan pada lepas dua Syawal sampai 7 Swawal selama enam hari.
Meskipun nir seluruh orang berpuasa sunnah, namun orang yang tidak berpuasa pun ikut merayakan lebaran ketupat. Dalam agama rakyat, barang siapa ikut merayakan lebarannya orang yg berpuasa sunnah berharap jua menerima barakah berdasarkan orang yang melaksanakan puasa sunnah Syawal.
Berbeda menggunakan lebaran dan lebaran haji yg dirayakan menggunakan salat id di masjid dan didahului menggunakan malam takbir, lebaran ketupat 'hanya' merupakan tradisi, maka cara perayaannnya yaitu dengan tradisi Indonsesia (Jawa) yaitu dengan kenduri di lingkungan masing-masing.
Masing-masing orang (bapak-bapak dan kaum laki-laki ) dalam pagi hari berbondong-bondong ke musala atau salah satu rumah masyarakat yang digunakan tempat kenduri beserta dengan membawa kuliner. Makanan dikumpulkan di bagian tengah musala, lalu dipimpin oleh ustaz atau yg dituakan bersama-sama membaca zikir, serta kalimah tayibah lainnya dan diakhiri menggunakan doa. Setelah berdoa, makanan yang dibawa diambil pulang dengan cara saling ditukar.
Sebagian orang nyangu (membawa) sendok menurut tempat tinggal . Sendok dipakai buat memakan ketupan yg biasanya dimakan menggunakan opor ayam. Sebagian lain menentukan makan pada tempat tinggal masing-masing.
Jadi, lebaran ketupat merupakan menjadi 'indikasi' bahwa orang yg sedang puasa sunnah syawwal telah selesai. Sebagian lagi menganggap bahwa, lebaran ketupat adalah tanda bahwa rangkaian lebaran idulfitri sudah terselesaikan.
Yang sekolah balik ke sekolah, yang bekerja balik bekerja (umumnya yg merantau pula balik ke tempat perantauan), yang menggarap sawah pula balik menggarap sawah menggunakan intensif.
Tetapi, akhir-akhir ini seiring berkembangnya era idustrialisasi, orang masuk kerja tidak menunggu selesai lebaran ketupat. Bahkan terdapat yang hanya perlop kerja sehari, 2 hari, bahkan ada yang nir perlop.
Mengapa Ketupat serta Mengapa disebut Lebaran Ketupat
Sebenarnya dalam lebaran ketupat yang ada dalam warga suguhannya tidak hanya berupa ketupat. Ketupat umumnya pula ditemani oleh lepet, dan lontong.
Kupat atau ketupat merupakan rebusan nasi yang dibungkus menggunakan anyaman yang terbuat dari janur (daun kelapa yang masih muda berwarna kuning).
Lepet adalah rebusan nasi ketan yang dibungkus pada wadah yang terbuat berdasarkan lilitan janur yg berbentuk tabung.
Lontong adalah rebusan nasi yg dibungkus dengan daun. Jadi, bedanya lontong dan ketupat hanya terletak dalam disparitas wadahnya saja. Cara membuat serta isinya sama saja.
Penjelasan Filosofis
Ketupat yg dalam bahasa Jawa dianggap kupat merupakan istilah yang diyakini asal dari bahasa Arab Kaffah (variasi pembacaannya adalah: kaffatan) yg ialah sempurna atau menyeluruh. Maka kupat mengandung nilai kesempurnaan manusia pada melaksanakan ajaranNya.
Lepet mengandung makna filosofis lepat. Dalam bahasa Jawa lepat berarti: salah. Jadi, mengandung makna saling memaafkan kesalahan di antara sesam manusia. Juga mengandung ajaran buat menyadari kesalahan diri sendiri dan meminta maaf kepada Tuhan.
Penjelasan Teknis
Secara teknis, Kutupat alias kupat dan lontong dipilih lantaran tahan usang, nir mudah basi. Bahkan bisa bertahan hampir seminggu bila rebusannya sempurna. Bandingkan menggunakan nasi yang hanya bertahan sehari semalam sebelum basi dan tidak sanggup dimakan.
Jika dimasak pada bentuk ketupat serta lontong, mampu bertahan lama dan mampu dibawa sebagai bekal meskipun bekerja pada tempat yang jauh. Juga mampu disimpan dalam waktu yang lebih lama untuk disuguhkan kepada tamu.
Alasan teknis yang ke 2, ketupat dipilih dalam lebaran ketupat karena orang 'telah bosan' menggunakan kuliner lebaran idulfitri yg umumnya itu-itu jua. Maka, untuk menyiasati kebosanan pilihan menu, maka dibuatlah lontong dan ketupat yang mampu dimakan menggunakan opor.
Ketupat serta lontong pula enak dimakan dengan rujak pedas. Maka, tak sporadis, sesudah hari raya orang lebih suka menciptakan rujak buat makan. Sayur serta lauknya berupa rujak, lalu sumber karbohidratnya adalah ketupat serta lontong.
Demikian sedikit penerangan tentang ketupat serta lebaran ketupat, apabila pada wilayahmu, apa yg unik menurut lebaran ketupat?
Comments
Post a Comment