KONSEP DAN IMPLIKASI UNTUK STRATEGI DAN PENELITIAN PEMASARAN
Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran
Industri media masa adalah galat satu bidang bisnis pada Indonesia yg persaingannya sangat ketat ketika ini. Era industri televisi Indonesia dimulai oleh kehadiran Televisi Republik Indonesia (TVRI) tanpa iklan. Perkembangan televisi swasta Indonesia sendiri pada awalnya didorong sang situasi monopoli pada Televisi Republik Indonesia (TVRI) selama 27 tahun dan ketiadaan iklan di televisi sejak tahun 1980. Perkembangan itu mulai marak selesainya munculnya Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 111 tahun 1990.
Diawali dalam tahun 1987-1988 ketika Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) diijinkan siaran dengan menggunakan decoder. Namun belakangan decoder pun dilepas, diikuti oleh kehadiran Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV) pada tahun 1990 dan TPI menyusul awal tahun 1991. Dan sejak era reformasi bergulir serta adanya kemudahan perizinan pendirian stasiun televisi beberapa televisi swasta hadir termasuk GlobalTV. Kehadiran stasiun televisi baru pada waktu ini tentu saja sudah menambah ragam pilihan bagi para pemirsa, tetapi menggunakan berkembangnya bisnis televisi swasta pada Indonesia membuat taraf persaingan antar industri homogen semakin ketat. Persaingan tersebut berkembang kearah kepedulian konsumen sasaran tentang produk di pasar atau program-program acara yg ditayangkan masing-masing stasiun televisi. Lantaran sebuah stasiun televisi juga dituntut buat memperkenalkan atau mempromosikan program-acara acaranya pada publik. Sehingga tayangan acaranya ditonton banyak orang serta memperoleh rating atau Audience Share tinggi sebagai akibatnya berdampak pada pemasukan iklan. Karena pendapat berdasarkan iklan bagi stasiun TV partikelir merupakan pendapatan utama untuk kelancaran usahanya.
Salah satu cara adalah menggunakan melakukan taktik pemasaran (marketing strategy) yaitu suatu planning yang dirancang buat menghipnotis pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi. Biasanya taktik pemasaran diarahkan buat menaikkan kemungkinan atau frekuensi konduite konsumen. Hal ini bisa dicapai menggunakan menyebarkan serta menyajikan bauran pemasaran (marketing mix) yang diarahkan dalam pasar target yaitu elemen produk, kenaikan pangkat , distribusi serta harga.(Kottler, 2000: 35)
Sedangkan konsep yg secara umum tak jarang digunakan untuk mengungkapkan pesan merupakan apa yang disebut menjadi bauran kenaikan pangkat atau komunikasi pemasaran. Disebut bauran promosi lantaran umumnya pemasar tak jarang memakai aneka macam jenis kenaikan pangkat secara simultan serta terintegrasi dalam suatu planning kenaikan pangkat produk. Terdapat 5 jenis promosi yg biasa diklaim sebagai bauran promosi yaitu : Periklanan ( advertising), Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), Promosi Penjualan (Sales Promotion), Pemasaran Langsung ( Direct Marketing) dan Hubungan Masyarakat serta Publisitas (Public Relations).
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen juga rakyat secara holistik tidak akan mengetahui keberadaan produk pada pasar. Komunikasi pemasaran ini memerlukan ataupun menyedot dana yang sangat akbar, sang karena itu pemasar harus hati-hati serta penuh perhitungan pada menyusun rencana komuniksi pemasaran.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam komunikasi pemasaran merupakan gambaran produk. Baik buruknya gambaran produk atau jasa perusahaan tergantung dari seberapa baik produk atau jasa perusahaan itu sendiri. Sama halnya dengan citra perusahaan yg berdasarkan dalam kualitas praktek usaha dan penampilan menurut perusahaan tadi gambaran bukan adalah suatu fungsi menurut fakta yang ada namun suatu fungsi berdasarkan bagaimana cara melihat keterangan-berita tersebut.
Menurut Peter Sheldon Green (1994 : 21), citra merupakan aset perusahaan yg berharga yg merupakan bagian utama menurut Public Relations. Pekerjaan PR adalah mendukung fungsi manajemen dengan cara meningkatkan awareness rakyat terhadap kualitas produk atau jasa dan keuntungannya. PR melakukannya dengan membentuk jua menjaga citra menurut produk atau jasa tersebut.
Sedangkan kredibilitas dibangun melalui produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Kredibilitas umumnya terlihat berdasarkan kualitas produk/jasa yg tinggi yg menandai produk/jasa tersebut. Selanjutnya Trustworthiness, hal ini dapat terbentuk melalui perhatian berdasarkan para petugas pelayanan konsumen perusahaan. Kemudian Reliability atau keandalan perusahaan pada memutuskan serta menyokong baku-baku mutu yg spesifik. Dan Responsibility merupakan tanggung jawab perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan melalui posisi etis serta nilai-nilai yg kuat yang diwujudkan pada pelayanan perusahaan yg berorientasi kepada konsumennya.
Kenyataan ini mendorong GlobalTV buat mengganti staretgi komunikasi pemasarannya ke arah yg lebih positif supaya dapat tetap bertahan dalam persaingan dunia pertelevisian. Dimana sebelumnya sejak berdiri lepas 22 Maret 1999 dibawah PT Global Informasi bermutu, GlobalTV sebagai stasiun pada segementasi pangsa pasar anak muda. Pada awalnya GlobalTV adalah broadcaster dari acara musik MTV (Music Television) selama 24 jam nonstop dengan jangkauan area Jabotabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya serta Yogyakarta. Proses perubahan yg berimplikasi pada perubahan taktik komunikasi pemasaran pun mulai dilakukan oleh GlobalTV, seperti repositioning perubahan segmen pemirsa serta perubahan logo.
Tugas untuk menciptakan logo perusahaan umumnya menjadi tanggung jawab staf Public Relations lantaran hal ini menyangkut semua aspek dari organisasi secara keseluruhan, serta menjadi bagian sangat penting menurut total operasi yang dijalankan organisasi. Biasanya hanya staf Public Relations yang memiliki wewenang dan ruang mobilitas yg relatif luas sehingga sanggup meliputi seluruh penjuru organisasi
Fungsi logo itu sendiri sebagai pembeda antara perusahaan yang satu menggunakan yg lain. Logo serta citra perusahaan adalah pembanding yg dipegang oleh publik atau khususnya konsumen dalam membedakan perusahaan yang satu menggunakan yang lainnya.
Sebuah perusahaan misalnya halnya PT Global Informasi Bermutu (Global TV) yang pula bagian jaringan usaha Media Nusantara Citra (MNC) wajib memiliki taktik komunikasi pemasaran yang terpadu agar tidak ditinggalkan sang konsumennya (permirsa). Mengingat persaingan antara perusahaan sejenis yaitu televisi partikelir waktu ini sangat ketat. Perubahan logo menjadi galat satu taktik komunikasi pemasaran yang dilakukan sang GlobalTV. Dimana logo adalah identitas perusahaan yang sangat erat berhubungan dengan citra perusahaan. Masalah gambaran perusahaan adalah tugas Public Relations yang mana merupakan galat satu unsur dalam bauran kenaikan pangkat atau komunikasi pemasaran.
Untuk itu GlobalTV merasa perlu buat membarui taktik komunikasi pemasaran ke arah yg lebih positif agar bisa tetap eksis pada dunia pertelevisian Indonesia. Menurut Budi Irawan Jalal, Direktur Operasional GlobalTV, perubahan konsep sebagai stasiun televisi komersial tentu mengakibatkan perubahan segmen. Oleh karenanya GlobalTV merasa perlu melakukan relaunch dan mengubah simbol/logo.
Langkah-langkah yg ditetapkan sang GlobalTV dalam perubahannva merupakan perubahan logo, perubahan acara-program tayangan dan perubahan kemasan tayangan GlobalTV. Tanggal 23 Januari 2006 GlobalTV merayakan ulang tahunnya yang ke-4, ketika itu merupakan tonggak sejarah bagi GlobalTV. Momen ini dianggap paling tepat buat merelaunch posisi barunya sekaligus memperkenalkan logo baru yang mencerminkan wajah dan semangat baru GlobalTV. Logo baru ini sekaligus merupakan simbol dari rangkaian perubahan yg terus berproses di GlobalTV.
Komunikasi pemasaran merupakan usaha buat menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai eksistensi produk di pasar. Konsep yang secara umum seringkali digunakan buat mengungkapkan pesan merupakan apa yang diklaim sebagai bauran promosi. Disebut bauran promosi lantaran umumnya pemasar sering menggunakan berbagai jenis kenaikan pangkat secara simultan dan terintegrasi dalam suatu planning promosi produk. Terdapat 5 jenis kenaikan pangkat yg biasa dianggap menjadi bauran promosi yaitu iklan, penjualan tatap muka, promosi penjulan, hubungan rakyat dan publisitas dan pemasaran pribadi.
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen juga rakyat secara holistik tidak akan mengetahui keberadaan produk pada pasar. Komunikasi pemasaran ini memerlukan ataupun menyedot dana yang sangat akbar, sang karena itu pemasar harus hati-hati serta penuh perhitungan pada menyusun rencana komuniksi pemasaran.
Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau pula dianggap asal. Pertama kali pesan komunikasi datang berdasarkan sumber. Dalam pemasaran asal berarti pihak yang mengirim pesan pemasaran pada konsumen. Proses selanjutnya, yaitu pemasar memilih bagaimana pesan itu disusun supaya sanggup dipahami serta direspon secara positif sang penerima dalam hal ini konsumen. Untuk itu ditentukan jenis komunikasi yang akan digunakan keseluruhan proses diri perancangan pesan hingga penentuan jenis kenaikan pangkat yg akan dipakai dianggap proses encoding. Proses encoding diklaim sebagai proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke pada bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan pada penerima.
Proses selanjutnya, yaitu mengungkapkan pesan melalui media. Jika pesan didesain dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan melalui media akan ditangapi sang penerima, kemudian penerima akan menaruh respon terhadap pesan yg disampaikan. Pesan yg diterima dibutuhkan akan mempengaruhi konduite konsumen. Proses menaruh respon serta menginterpretasikan pesan yg diterima diklaim sebagai prose decoding. Proses decoding berarti penerima memberi interpretasi atas pesan yang diterima.
Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen menjadi penerima. Apabila pesan yg hingga diterima secara positif, maka hal ini akan menaruh impak positif dalam perilaku serta perilaku konsumen. Sikap positif terhadap produk akan mendorong kepada pembelian. Oleh karena itu, pembentukan sikap positif terhadap produk sangat krusial oleh pemasar.
Proses terakhir, yaitu Feedback (umpan balik ) atas pesan yg dikirim. Pemasar mengevaluasi apakah pesan yang disampaikan sinkron menggunakan yang dibutuhkan, adalah menerima respon dan tindakan yang positif berdasarkan konsumen, atau justru pesan nir sampai secara efektif. Pengukuran efektivitas pesan ini bisa dicermati melalui tingkat penjualan, apakah mengalami peningkatan setelah penyampaian pesan tersebut dilakukan.
Kredibilitas asal pula wajib diperhatikan, buat menaikkan dapat dipercaya sumber dalam proses komunikasi terdapat 2 cara yaitu pertama, pemasar tidak hanya menampilkan sisi positif produk saja dalam kampanye iklannya. Menampilkan sisi negatif akan membuat konsumen merasa diberi liputan yang adil. Artinya, konsumen merasa tidak hanya dibujuk buat mengakui kebaikan produk, namun jua konsumen diperingatkan akan sisi negatif menurut produk yang ditawarkan. Kedua, pemasar berusaha menampilkan liputan pada sumber yg netral.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam komunikasi pemasaran merupakan gambaran produk. Baik buruknya gambaran produk atau jasa perusahaan tergantung dari seberapa baik produk atau jasa perusahaan itu sendiri. Sama halnya dengan citra perusahaan yg berdasarkan dalam kualitas praktek usaha dan penampilan menurut perusahaan tadi gambaran bukan adalah suatu fungsi menurut fakta yang ada namun suatu fungsi berdasarkan bagaimana cara melihat keterangan-berita tersebut.
Kredibilitas dibangun melalui produk/jasa yg dihasilkan oleh perusahaan. Kredibilitas umumnya terlihat berdasarkan kualitas produk/jasa yang tinggi yang menandai produk/jasa tadi. Trustworthiness, hal ini dapat terbentuk melalui perhatian berdasarkan para petugas pelayanan konsumen perusahaan. Kemudian Reliability atau keandalan perusahaan dalam memutuskan dan menyokong standar-baku mutu yang spesifik. Dan Responsibility adalah tanggung jawab perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan melalui posisi etis serta nilai-nilai yang kuat yg diwujudkan dalam pelayanan perusahaan yg berorientasi kepada konsumennya.
Komunikasi pemasaran perlu dirancang sedemikian rupa sebagai akibatnya proses komunikasi berjalan efektif menggunakan porto efisien. Beberapa indera promosi yg sering digunakan dalam proses komunikasi pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan, interaksi masyarakat, penjualan eksklusif serta penjualan pribadi. Kelima indera promosi itu dianggap bauran promosi
Logo merupakan penampakan visual yang mempunyai dampak komunikasi yg akbar. Adapun definisi dari logo adalah menjadi berikut :
Definisi logo dari Franks Jefkins (1994 : 23) : ”Presentasi, sosok atau penampakan visual yang senantiasa dikaitkan menggunakan organisasi tertentu, serta seringkali dipakai menjadi suatu bentuk identifikasi serta bagian menurut bukti diri perusahaan”.
Menurut PR Smith (2001 :326) logo merupakan : ”Logos are a languae (sometimes international) of emotional meanings. A logo should be distinctive, easily recognizable, memorable and reduceable.” (Logo adalah bahasa (sering bersifat umum) dari sebuah logo wajib dapat dibedakan, mudah dikenali, bisa diingat serta diubah).
Logo termasuk sebagai aspek krusial pada suatu perusahaan tetapi bukan merupakan satu-satunya aspek pentng dalam perusahaan, bukti diri perusahaan bukan hanya sebuah logo.
Logo, Menurut PR Smith : (2001 :370) adalah perangkat krusial bagi perusahaan terbaru dengan alasan menjadi berikut :
1. Segi pemasaran (marketing tool), seperti logo atau bukti diri perusahaan selalu timbul dalam setiap iklan (advertising) atau muncul pada setiap “bungkus produk”.
2. Merupakan bukti diri perusahaan yg tampil 24 jam dan dress code atau penampilan segi grafisnya bisa dicetak di berbagai material, tempat, layar (screen), dan layar monitor tv personal komputer .
3. Dapat mensugesti dan menaruh suatu persepsi dan citra tertentu bagi publik atau konsumennya. ”love at the first sight”, berbentuk gengsi atau symbol of prestige and social status.
4. Memberitahukan sesuatu makna eksklusif dibalik lambang atau logo tadi, “what we have done and representing people behind the company”.
Fungsi primer menurut adanya logo perusahaan yaitu menjadi pembeda antara perusahaan yang satu dengan yg lain. Logo dan citra perusahaan merupakan pembanding yang dipegang sang publik atau khususnya konsumen pada membedakan perusahaan yg satu menggunakan yang lainnya. Menurut Paul A. Argenti (1992 : 20) terdapat 6 langkah pada membangun logo perusahaan antara lain adalah :
Melakukan audit bukti diri
Sebagai permulaan, perusahaan perlu mengetahui gambaran perusahaan yg ada waktu ini. Bagaimana publik secara generik memandang perusahaan? Apakah simbol-simbol perusahaan dapat mewakili perusahaan bagi publik yg bhineka? Apakah logo perusahaan secara seksama/sudah jauh berubah?
Audit bisa dilakukan dengan mengadakan indepth interview dengan pimpinan perusahaan atau direksi serta personil-personil lain yang bekerja pada bagian-bagian yg akan poly dipengaruhi oleh perubahan identitas yg akan dilakukan. Kemudian perlu ditinjau balik literatur perusahaan, iklan, produk pelayanan, fasilitas dsb. Juga dapat dilakukan riset mengenai persepsi diantara publik-publik terkait, termasuk karyawan dan pelanggan. Tujuannya merupakan supaya audit tersebut menyeluruh buat membuka interaksi yg terdapat dan ketidakkonsistenan yang terjadi, sehinga kemudian audit tadi dapat digunakan menjadi dasar bagi perubahan logo yg potensial.
Tentukan tujuan logo
Sasaran yg jelas sangat krusial bagi proses pembentukan logo. Sasaran ini harus dapat ditentukan sang manajemen senior serta harus dijelaskan bagaimana setiap publik akan bereaksi terhadap perubahan logo yg akan dilakukan. Untuk melakukan hal ini maka harus memfokuskan tujuan berdasarkan sudut pandang publik bukan hanya berdasarkan penekanan sudut pandang perusahaan.
Memperbaharui desain dan nama
Untuk membuat desain logo, perusahaan bisa menggunakan bantuan dari konsultan desain profesional. Tetapi keputusan pemilihan logo akhir permanen ditangan para pimpinan perusahaan. Yang wajib diperhatikan adalah agar mereka bisa menilai desain yg ada secara objektif tidak dari kesukaan eksklusif mereka saja. Oleh karena itu harus ada keseimbangan antara opini dari pembuat desain dan naluri pimpinan perusahaan.
Apabila diperlukan dapat dilakukan perubahan nama. Tetapi hal ini tidak bisa dilakukan tanpa pertimbangan yg matang serta tanpa bantuan berdasarkan konsultan profesional. Sebab alternatif-cara lain akan banyak dihasilkan dari konsultan dan mereka bisa memberi masukan-masukan supaya nir terjadi adanya kesamaan dalam nama atau logo perusahaan lain, hal ini mungkin saja terjadi lantaran ketika ini poly sekali nama serta logo berdasarkan poly perusahaan.
Membuat bentuk orisinil (prototype)
Pada tahap ini desain yang telah dipikirkan dibentuk bentuk aslinya untuk lalu diterapkan pada iklan perusahaan, produk, alat tulis kantor, kartu nama perusahaan dan sebaginya. Selain itu terdapat baiknya jika perusahaan pula membuat kitab manual (panduan) khusus yang memuat rapikan cara dan detil-detil penggunaan logo.
Peluncuran serta pengkomunikasian logo
Isi perubahan logo usahakan dihindari sebelum semuanya siap. Perubahan logo baru boleh diketahui publik dalam waktu peluncuran perdana perubahan logo perusahaan telah dilakukan. Dalam peluncurannya desain harus diperlihatkan menggunakan jelas pada berbagai konteks serta eksekutif senior wajib menyebutkan menggunakan cermat mengenai strategi dibalik program tersebut. Bentuk menurut peluncuran itu sendiri bisa bermacam-macam.
Mengimplementasikan acara
Tahap akhir menurut langkah perubahan logo yaitu implementasi. Tahap ini dapat memakan ketika bertahun-tahun, yg terpenting pada menjaga konsistensi penggunaan logo merupakan membuatkan standarisasi logo perusahaan, pula perlu memonitor program yang dilakukan secara intensif dan kontinyu.
Citra perusahaan merupakan cerminan berdasarkan pandangan umum mengenai sejarah yang terakumulasi sebagai akibat dari identitas perusahaan pada masa lalu yang terbentuk sang pengalaman yg dialami oleh publik.
Menurut Tony Greener (1994 : 21), :
Citra adalah aset perusahaan yang berharga yang merupakan bagian primer menurut Public Relations. Pekerjaan PR merupakan mendukung fungsi manajemen dengan cara mempertinggi awareness rakyat terhadap kualitas produk atau jasa dan manfaatnya. PR melakukannya dengan menciptakan juga menjaga gambaran menurut produk atau jasa tersebut.
Citra suatu organisasi dipengaruhi oleh pengalaman warga mengenai perusahaan serta produknya, bagaimana penampilan perusahaan, serta bagaimana orang lain dan media menyampaikan mengenai perusahaan sekumpulan cerita menurut masyarakat tentang perusahaan.
Baik buruknya citra produk atau jasa perusahaan tergantung dari seberapa baik produk atau jasa perusahaan itu sendiri. Sama halnya dengan citra perusahaan yg berdasarkan pada kualitas praktek usaha serta penampilan berdasarkan perusahaan tersebut citra bukan merupakan suatu fungsi dari informasi yang terdapat namun suatu fungsi dari bagaimana cara melihat warta-berita tadi.
Citra dapat diciptakan dan mencerminkan bagaimana cara perusahaan berperilaku, yg didasari dalam bagaimana khalayak menghargai produk atau brand dari perusahaan. Citra mencerminkan nilai dasar perilaku perusahaan, word-of-mouth, pengesahan pernyataan oleh orang lain dan pengalaman seseorang dengan perusahaan.
Fombrun (2000 : 45), menggambarkan interaksi antara logo dengan gambaran menjadi berikut :
Gambar Hubungan Corporate Image & Identity Dengan Citra Perusahaan
Sumber : Fombrun (2000 : 45)
Setiap perusahaan mempunyai logo perusahaan yg tidak selaras dengan perusahaan lain. Logo perusahaan harus bersifat membedakan, mudah dikenal serta diingat dan bila mungkin khas.
Menciptakan dan memelihara logo perusahaan adalah keliru satu aktivitas Public Relations pada hal ini menyangkut perusahaan secara holistik dan hanya Public Relations yg memiliki wewenang untuk masuk ke segala penjuru perusahaan.
Berdasarkan penerangan tentang konsep strategi komunikasi pemasaran dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan pada suatu kerangka pemikiran, menjadi berikut :
Gambar ALUR KERANGKA PEMIKIRAN
Keterangan :
----------- : Jalur yang tidak dianalisis
Hipotesis Kerja
Berdasarkan perumusan kasus serta kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis kerja pada penelitian ini sebagai berikut : Strategi komunikasi pemasaran PT Global Informasi Bermutu dalam perubahan logo merupakan dengan Periklanan (Advertising), Promosi Penjualan (Sales Promotion), Tenaga Penjualan (Personal Selling), Pemasaran Langsung (Direct Marketing), serta Public Relations.
Pembahasan
Sebagai stasiun televisi, GlobalTV dituntut melakukan perencanaan yg matang dalam proses praproduksi sehingga sanggup bersaing dengan stasiun televisi yg lain. Karena proses praproduksi adalah sebagai langkah awal yang menentukkan dalam keseluruhan proses. Oleh karenanya dibutuhkan manajemen yang solid serta saling mendukung antar divisi.
Melakukan siaran perdana dalam tahun 2002 menggunakan menayangkan acara musik MTV selama 24 jam nonstop menggunakan jangkauan area di Jabotabek, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta. GlobalTV juga menerima alokasi frekuensi buat 7 kota yaitu Depansar, Samarinda, Pontianak, Makassar, Palembang, Manado serta Banjarmasin.
Pada tahun 2003, GlobalTV mendapatkan tambahan alokasi frekuensi untuk lima kota yaitu Pekanbaru, Padang, Jambi, Lampung dan Jayapura. Kemudian dalam tahun 2005, GlobalTV melakukan perubahan format siarannya menjadi 12 jam siaran program GlobalTV serta 12 jam siaran program MTV. Serta melebarkan target pasar sebagai anak muda serta famili muda.
Nilai jual dari program acaraa-acara pada GlobalTV terletak pada kualitas dan penekanan pada ekspansi segmentasi pemirsa. Sehingga dengan adanya logo baru GlobalTV diharapkan berdampak pada citra perusahaan yang ingin dibangun. Oleh karenanya buat membentuk gambaran GlobalTV, strategi yg dibentuk sesuai Model Komunikasi Pemasaran adalah :
1. Advertising, GlobalTV pada melakukan komunikasi pemasaran memanfaatkan Advertising yaitu lewat media majalah, radio, televisi, suratkabar, direct mail, serta periklanan luar tempat tinggal /ruang. Pemilihan media sebagai sarana periklanan telah sempurna, namun pemasngan iklan lebih poly di majalah/tabloid, radio, televisi dan surat informasi yg masih di bawah naungan grup Media Nusantara Citra. Misalnya :tabloid Gennie, Mom & Kiddy, radio Arif Rahman Hakim (ARH), Women Radio, Trijaya, Radio Dangdut, Koran Seputar Indonesia (SINDO), RCTI serta TPI. Hal itu diakui sediri oleh manajemen GlobalTV dikarenakan buat efisiensi porto. Sedangkan buat beriklan di media-media yang besar misalnya koran Kompas, majalah Aneka Yess, Gadis, Hai serta sebagainya hanya sekali-kali saja mengingat nir murah memasang iklan di media yg bersangkutan. Tentu ini kurang baik pada stratetgi periklanan, mengingat GlobalTV sebagai stasiun televisi komersial yang ingin bersaing dengan televisi lain wajib berani melakukan banyak sekali taktik komunikasi pemasaran yang maksimal . Sedangkan untuk pemakaian periklanan direct mail serta periklanan luar rumah/ruang juga kurang maksimal . Hanya beberapa loka strategis saja GlobalTV memasang reklame, bilboard atau spanduk. Sedangkan buat direct mail lebih ditujukan pada para agency iklan, rekanan serta calon pemasang dipercaya telah efektif. Hanya saja para agency iklan, rekanan serta calon pemasang iklan akan lebih antusias lagi kalau periklanan direct mail pula disertai fakta-berita yg lebih jelasnya tentang GlobalTV.
2. Promosi Penjualan, pada melakukan taktik komunikasi pemasaran GlobalTV melakukannya menggunakan hadiah hibah, special event, promosi amal, permaian/game, mengadakan kompetisi, sponsorship. Kepada para pemirsanya dibagikan banyak sekali cenderamata seperti topi, kaos, payung, jam dinding, serta sebagainya yg tertera logo GlobalTV yang baru. Bahkan dalam acara launching suatu acara acara atau special event, GlobalTV memberikan bantuan gratis yg relatif akbar pada pemirsanya malalui undian berupa kendaraan beroda empat, rumah serta barang elektronik. Promosi yg dibingkai menggunakan penggalangan dana untuk amal, membantu korban bala alam, fakir miskin, anak jalanan serta sebagainya sering dilakukan GlobalTV. Kontes permainan (game) dengan memberikan hadiah-bantuan gratis dari ketrampilan atau kemampuan para peserta (misalnya : memecahkan sebuah tebakan/teka-teka) dan mereka diminta mengirim jawaban melalui SMS. Kegiatan special event menggunakan menyertakan artis-seniman top Ibukota pada beberapa tempat seperti mall, sekolah, kampus serta sebagainya adalah bertujuan mendekatkan pemirsa menggunakan manajemen GlobalTV. Kompetensi dengan tujuan mengembangkan bakat-talenta remaja jua dilakukan GlobalTV. Sponsorship memberikan kesempatan lebih pada pasar buat memperkenalkan merek.
3. Tenaga Penjualan, GlobalTV melakukannya menggunakan presentasi ke Audiens, presentasi ke calon pemasang iklan dan pelayanan pribadi. Menyampaikan presentasi mengenai program-acara acaranya kepada audiens, tentu saja penyampaian tadi dilakukan dengan dibungkus suatu event yg menarik. Tenaga penjualan GlobalTV jua melakukan pelayanan langsung pada pemirsa GlobalTV. Biasanya mereka membuka stand pada suatu expo, pameran atau bazaar. Pada kesempatan itu tenaga penjualan GlobalTV menaruh brosur, pamflet, souvenir dan sebagainya yg herbi GlobalTV. Energi penjualan pun harus menjemput bola para calon pemasang iklan. Diantaranya adalah menggunakan melakukan presentasi pada para agen iklan atau calon pemasang iklan potensial
4. Pemasaran langsung, GlobalTV melakukannya menggunakan katalog, telepon, faksimili, Pos serta pemasaran database. Katalog mampu dikirmkan langsung lewat pos. Sedangkan telepon bisa dipakai bagi energi penjualan GlobalTV kepada para calon pemasang iklan buat menginformasikan adanya acara-program acara baru di GlobalTV. Sedangkan faksimili pula bisa langsung menginformasikan segala aktivitas GlobalTV pada para relasinya. Dengan adanya aplikasi yg baik serta sinkron, tidaklah sukar buat membentuk preferensi jenis program program GlobalTV beserta rating dan harganya dan pola pesanan berdasarkan warta ini.
5.public Relations, GlobalTV melakukannya dengan Image Maker, Publisitas, memperkenalkan logo, Kampanye public relations, manajemen krisis. Dalam hal ini Public Relations GlobalTV melakukannya menggunakan ikut bergabung dengan tim perusahaan produsen logo dan turut aktif pada upaya buat mengkomunikasikan perubahan kepada publik internal dan eksternalnya. Sejak saat itu jua perusahaan mulai kampanye public relations menggunakan penekanan memperkenalkan logonya baru GlobalTV, yaitu dengan melakukan serangkaian kegiatan, termasuk promosi acara-program GlobalTV di media massa. Publisitas, di sisi lain, nir selalu positif dan tidak selalu diinginkan oleh perusahaan. Biasanya, publisitas baik positif juga negatif asal dari asal-sumber di luar perusahaan. Kepekaan terhadap perasaan publik adalah penting dalam menangani sebuah krisis. GlobalTV sebagai stasiun televisi partikelir yang kondisi menggunakan persaingan usaha media sejenis nir terlepas berdasarkan krisis agama publik
Berikut ini adalah data rating beberapa stasiun televisi terhadap potensial penonton televisi nasional dilakukan Media Scene lalu diolah pulang sang bagian Riset majalah SWA dimuat pada artikel menggunakan judul ”Bisnis Media : Menuju Konvergensi serta Go International”, oleh Eva Martha Rahayu pada SWA 20/XXIII/13-26 September 2007 page 58 – 60.
Tabel RATING BEBERAPA STASIUN TELEVISI TERHADAP POTENSIAL PENONTON TELEVISI NASIONAL
Nama
Stasiun TV
Potensial Penonton thd
Populasi (%)
Jumlah
Transmiter
(ribuan)
Populasi pada Coverage Area
(juta)
%
SCTV
53
47
175,28
99
RCTI
52
46
172,18
97
Indosiar
51
34
168,88
95
Trans TV
45
31
149,87
84
Metro TV
44
53
145,65
82
Trans 7
42
26
138,09
78
TPI
41
28
134,77
76
ANTV
39
21
130,08
73
Global TV
37
21
123,16
69
Lativi
33
16
108,78
61
Sumber : Media Scene yang diolah kembali oleh Riset SWA (SWA 20/XXIII/13-26 September 2007)
Kemudian selanjutnya bisa ditinjau adalah data pendapatan iklan stasiun Televisi Nasional, dimana masih ada pendapatan iklan GlobalTV tahun 2005 sebelum perubahan logo sebanyak Rp. 1.248.129.000.000,- ( 7.70% berdasarkan pendapat iklan seluruh stasiun televisi nasional) dan tahun 2006 sesudah perubahan logo yaitu sebanyak Rp. 1.853.024. 000.000,- (9.00% dari pendapat iklan seluruh stasiun televsi nasional) : dilakukan Nielsen Media Research lalu diolah balik oleh bagian Riset majalah SWA dimuat pada artikel dengan judul ”Bisnis Media : Menuju Konvergensi serta Go International”, oleh Eva Martha Rahayu di SWA 20/XXIII/13-26 September 2007 halaman 58 – 60.
Tabel PENDAPAT IKLAN STASIUN TELEVISI NASIONAL (Rp. Juta)
Stasiun TV
2004
%
2005
%
2006
%
Belanja Iklan Total
15.469.209,00
100
17.756.026,00
100
20.623.104,00
100
RCTI
2.514.412,00
16.30
2.639.241,00
14,90
3.109.952,00
15,10
SCTV
1.915.377,00
12,40
2.205.241,00
12,40
2.630.758,00
12,80
Trans TV
1.929.689,00
12,50
2.026.147,00
11,40
2.629.629,00
12.80
Trans 7
1.790.740,00
11,60
1.797.400,00
10,10
2.000.332,00
9.70
Indosiar
2.138.854,00
13,80
1.799.241,00
10,10
1.934.420,00
9.40
GlobalTV
505.306,00
3,30
1.248.129,00
7,00
1.853.024,00
9.00
Lativi
1.139.612,00
7,40
1.538.590,00
8,70
1.653.041,00
8.00
TPI
1.081.185,00
7,00
1.604.727,00
9,00
1.585.733,00
7.70
ANTV
982.627,00
6,40
1.368.953,00
7,70
1.512.101,00
7,30
Sumber : Nielsen Media Research (SWA 20/XXIII/13-26 September 2007)
Dengan demikian berdasarkan riset yang dilakukan oleh Nielsen Media Research (SWA 20/XXIII/13-26 September 2007), taktik komunikasi pemasaran GlobalTV pada perubahan logo mampu menaikkkan pendapat iklan GlobalTV sebesar dua,30% berdasarkan sebelum perubahan logo. Sedangkan berdasarkan Executive Producer, GlobalTV, Cipta Panca laksana, ”Respon pemirsa, selesainya adanya perubahan logo sangat bagus. Karena otomatis pemirsa bertambah, bila dulu GlobalTV hanya digemari atau ditonton sang pemirsa remaja, tapi kini pemirsanya jua dari para famili muda termasuk anak-anak. Rating acaranya terus naik serta pendapat iklan dibandingkan dengan sebelum perubahan logo lebih baik, walau kenaikkannya belum signifikan”.
Comments
Post a Comment