IRONI KALIGRAFI MELUKIS DENGAN BULU BABI
Pernah memperhatikan kuas buat menulis kaligrafi ? Kalo belum coba dicermati lagi. Mungkin anda mendapati tulisan PURE BRISTLE disitu. Harian Republika pernah memuat investigasi tentang perkara kuas untuk membuat kue yg bertuliskan Pure Bristle. Menurut harian ini, kuas tadi terbuat menurut BULU BABI (sayangnya kami tidak berhasil menemukan file koran tersebut).
Bristle sendiri artinya bulu. . Dalam global perkuasan, apabila diatas kuas itu tertera tulisan "pure bristle" atau 100% bristle, maksudnya merupakan kuas tadi bukan kuas sintetis yang terbuat berdasarkan nylon, melainkan berdasarkan bulu binatang asli entah itu babi atau musang, atau kambing atau kuda. Tetapi kebanyakan kuas yang beredar di Indonesia berasal berdasarkan China dan dapat dipastikan terbuat berdasarkan bulu BABI HUTAN (boar bristle), lantaran babi hutan membentuk bulu terbaik buat menciptakan kuas. Beberapa merek terkenal dengan jelas jelas mencantumkan bahwa produk mereka adalah 100% boar bristle.
Boar Bristle (Bulu Babi Hutan)
Bulu babi hutan memang lebih tebal dan lebih kuat daripada bulu musang, tetapi nir sama kelenturannya. Pembuat lebih bahagia menggunakan bulu babi hutan daripada musang karena dibeberapa negara musang dilindungi.
Biasanya produk bulu babi hutan ditemukan dalam bentuk :
Biasanya produk bulu babi hutan ditemukan dalam bentuk :
- Dibiarkan alami (mungkin berwarna kuning atau coklat atau bahkan abu-abu)
- Diberi pemutih (bleach)
- Diwarnai menyerupai musang
Konsumen Indonesia terutama yang muslim sangat tidak terlindungi. Berbeda menggunakan di Malaysia yg telah mencantumkan "TIDAK HALAL/NON HALAL" pada produk sikat atau kuas bulu babi.
Untuk Kaligrafi, sebenarnya lebih poly pilihan alat. Hanya saja penggunaan kuas juga sangat mayoritas. Sebaiknya sahabat sahabat kaligrafer lebih berhati hati. Tentu sangat bertentangan dengan harapan sekali melukis estetika nama nama Allah menggunakan kuas bulu babi hutan yang jelas kentara barang najis. Kuas sintetis atau kayu handam mungkin sanggup jadi alternatif buat menorehkan warna warni kaligrafi.
Baca jua : Cara menyiapkan media tinta dengan serat gedebong pisang
Baca jua : Cara menyiapkan media tinta dengan serat gedebong pisang
Memang sangat sedikit info produk yang kita bisa menurut penghasil. Bagi yang mempunyai isu tambahan tentang kasus ini, mohon ikut berkomentar. Kami juga mengundang pembuat atau supliyer buat turut memberi penerangan.
Terima kasih, semoga Allah memberkati.
Bahtsul Masail Kubro PP Langitan
Bahtsul Masail Kubro se-Jawa serta Madura yang dilaksanakan di Ponpe Langitan pada 13-14 Maret 2014 telah membahas perkara kuas bulu babi serta membuat keputusan terkait aturan penggunaannya. Anda bisa membacanya dengan lengkap di situs majalah langitan. Tetapi beberapa poin dapat kami sarikan sebagai berikut :
- Hasil pengujian yang dilakukan LPPOM MUI Jawa Timur terhadap beberapa sample kuas, menunjukan bahwa kuas ETERNA positif terbuat menurut bulu babi. Prosuden sudah memberitahu konsumennya dengan memasang tulisan Pure Bristles, 100% china bristles, dll
- Imam Syafi'i menyatakan bahwa kuas babi adalah najis apabila memang terbukti menggunakan meyakinkan (tahaqququn-najasah) bahwa kuas itu dari babi (pembuat mencantumkan menggunakan jelas bahwa kuas itu terbuat berdasarkan bulu babi). Jika tidah terbukti (contohnya kuas nir terdapat liputan, atau ciri ciri fisiknya tidak bisa dibedakan antara bulu babi atau bukan) maka hukumnya boleh digunakan.
- Menurut Imam Syafi'i, kaligrafi atau masjid atau rumah yg terlanjur dicat memakai kuas yang najis adalah najis. Satu satunya jalan keluar merupakan dengan menghapus/membuang cat tersebut.
- Menurut Imam Malik, hukum bulu babi adalah kudus apalagi bila sudah dipotong menurut badan hewannya. Jadi memakai kuas bulu babi buat mengoles kudapan manis, kaligrafi, dan lain lain adalah boleh dan tidak najis.
Diskusi lebih lengkap bisa dibaca Rumaysho.com silahkan dibaca disana menggunakan teliti.
Comments
Post a Comment