DEFINISI DAN RUANG LINGKUP ERGONOMI

Definisi Dan Ruang Lingkup Ergonomi 
Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, sudah merubah manusia dari keadaan primitif sebagai insan yg berbudaya. Kejadian ini diantaranya terlihat dalam perubahan rancangan peralatan-alat-alat yang dipakai, yaitu mulai berdasarkan batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk menggunakan meruncingkan beberapa bagian berdasarkan batu tadi. Perubahan pada indera sederhana ini, memperlihatkan bahwa manusia telah semenjak awal kebudayaannya berusaha memperbaiki indera-indera yg dipakainya buat memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi dalam alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bundar sempurna sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan serta menggerakan pemakaiannya.

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan fakta-keterangan tentang sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia pada rangka membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, kondusif, sehat serta efisien). Ergonomi dan K3 (Keselamatan serta Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah pada tujuan yg sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life). 

Tujuan Ergonomi
Secara umum penerapan ergonomi terdiri dari banyak tujuan. Berikut adalah tujuan pada penerapan ergonomi:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik serta mental melalui upaya pencegahan cidera serta penyakit dampak kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi serta kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas hubungan sosial serta mengkoordinasi kerja secara sempurna, guna meningkatkan agunan sosial baik selama kurun saat usia produktif juga setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis menurut setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja serta kualitas hidup yg tinggi. (Tarwaka. Dkk, 2004).

Definisi Ergonomi
Ergonomi asal berdasarkan istilah Yunani ergon (kerja) serta nomos (anggaran), secara keseluruhan ergonomi berarti anggaran yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi mengenai ergonomi yang dimuntahkan oleh para pakar dibidangnya antara lain:
1. Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sebagai akibatnya tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, serta efisien (Manuaba, A, 1981).
2. Ergonomi merupakan ilmu, seni, serta penerapan teknologi buat menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yg digunakan baik pada beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan serta keterbatasan manusia baik fisik juga mental sebagai akibatnya kualitas hayati secara keseluruhan sebagai lebih baik (Tarwaka. Dkk, 2004).
3. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia pada usaha buat meningkatkan kenyamanan pada lingkungan kerja (Nurmianto, 1996).
4. Ergonomi merupakan ilmu dan penerapannya yg berusaha buat menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau kebalikannya menggunakan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yg dengan tinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987).
5. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain alat-alat serta rincian pekerjaan sinkron dengan kapabilitas pekerja menggunakan tujuan untuk mencegah cidera dalam pekerja. (OSHA, 2000).

Dari aneka macam pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa sentra berdasarkan ergonomi adalah insan. Konsep ergonomi merupakan dari pencerahan, keterbatasan kemampuan, serta kapabilitas manusia. Sehingga dalam bisnis buat mencegah cidera, menaikkan produktivitas, efisiensi serta kenyamanan diperlukan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan serta manusia yg terlibat dengan pekerjaan tersebut.

Definisi ergonomi pula bisa dilakukan menggunakan cara menjabarkannya pada fokus, tujuan serta pendekatan tentang ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan menjadi berikut:

1. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri dalam insan dan interaksinya dengan produk, alat-alat, fasilitas, mekanisme dan lingkungan dimana sehari-hari insan hidup serta bekerja.

2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi terdapat 2 hal, yaitu peningkatan efektifitas serta efisiensi kerja dan peningkatan nilai-nilai humanisme, misalnya peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya.

3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi merupakan aplikasi liputan tentang keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku serta motivasi buat merancang prosedur dan lingkungan loka aktivitas insan tersebut sehari-hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi bisa terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi merupakan ilmu untuk menggali serta mengaplikasikan keterangan-warta tentang konduite manusia, kemampuan, keterbatasan serta ciri manusia lainnya untuk merancang alat-alat, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan buat menaikkan produktivitas, keselamatan, ketenangan serta efektifitas pekerjaan insan.

Sejarah Ergonomi
Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan namun aktivitas yg berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa insiden krusial diilustrasikan menjadi berikut:

1. C.T. Thackrah, England, 1831
Trackrah adalah seseorang dokter berdasarkan Inggris/England yang meneruskan pekerjaan berdasarkan seseorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yg berhubungan dengan lingkungan kerja yg tidak nyaman yg dirasakan sang para operator di loka kerjanya. Ia mengamati postur tubuh dalam ketika bekerja sebagai bagian dari kasus kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati seorang penjahit yg bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yg kurang sinkron secara antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera penglihatan.

2. F.W. Taylor, U.S.A., 1989
Frederick W. Taylor adalah seseorang insinyur Amerika yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.

3. F.B. Gilbreth, U.S.A., 1911
Gilbreth jua mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih mendetail pada Analisa Gerakan dibandingkan menggunakan Taylor. Dalam bukunya Motion Study yg diterbitkan dalam tahun 1911 dia memberitahuakn bagaimana postur membungkuk dapat diatasi menggunakan mendesain suatu sistem meja yg dapat diatur turun-naik (adjustable).

4. E. Mayo serta teman-temannya, U.S.A., 1933
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi pada suatu Perusahaan Listrik. Tujuan studinya adalah buat mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik seperti pencahayaan dan lamanya ketika istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.

5. Pembentukan Kelompok Ergonomi
Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research Society) pada England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang sudah poly berkiprah dalam bidang ini. Hal ini membuat jurnal (majalah ilmiah) pertama pada bidang Ergonomi dalam November 1957.
Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics Association) terbentuk dalam 1957, dan The Human Factors Society pada Amerika dalam tahun yg sama.

Diketahui pula bahwa Konferensi Ergonomi Australia yg pertama diselenggarakan dalam tahun 1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia serta New Zealand (The Ergonomics Society of Australian and New Zealand).

Perkembangan Ergonomi
Perkembang ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yg dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan istilah ergonomi itu sendiri asal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) serta nomos (anggaran/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi dipakai secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tadi (ergonomic serta human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua istilah tersebut sama-sama menekankan dalam performansi dan konduite manusia. Menurut Hawkins (1987), buat mencapai tujuan praktisnya, keduanya bisa digunakan sebagai surat keterangan buat teknologi yang sama.

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia semenjak 4000 tahun yg kemudian (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai ketika manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu buat membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tadi untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih nir teratur serta tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.

Aplikasi / penerapan Ergonomi
Terdapat beberapa aplikasi / penerapan pada aplikasi ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan tadi antara lain:
1. Posisi Kerja terdiri berdasarkan posisi duduk serta posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki nir terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal serta berat badan tertumpu secara seimbang dalam 2 kaki.

2. Proses Kerja
Para pekerja bisa menjangkau alat-alat kerja sesuai dengan posisi saat bekerja serta sesuai dengan berukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat dalam ketika melakukan kegiatan kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak dipakai daripada kata-kata.

4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, menggunakan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat bisa mengakibatkan cedera tulang punggung, jaringan otot serta persendian akibat gerakan yg hiperbola.

Metode Ergonomi
Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tadi antara lain:
1. Diagnosis, bisa dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, pemeriksaan tempat kerja evaluasi fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist serta pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai berdasarkan yang sederhana sampai kompleks.
2. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat penaksiran. Kadang sangat sederhana misalnya merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau ventilasi yang sesuai. Membeli furniture sinkron dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan ketenangan, bagian badan yg sakit, nyeri bahu serta siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif contohnya menggunakan parameter produk yg ditolak, absensi sakit, nomor kecelakaan dan lain-lain.

Prinsip Ergonomi
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan pada ergonomi terus mengalami kemajuan serta teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman pada menerapkan ergonomi pada loka kerja, dari Baiduri pada diktat kuliah ergonomi masih ada 12 prinsip ergonomi yaitu:
  1. Bekerja dalam posisi atau postur normal; 
  2. Mengurangi beban berlebihan; 
  3. Menempatkan alat-alat agar selalu berada pada jangkauan; 
  4. Bekerja sinkron menggunakan ketinggian dimensi tubuh; 
  5. Mengurangi gerakan berulang dan hiperbola; 
  6. Minimalisasi gerakan tidak aktif; 
  7. Minimalisasikan titik beban; 
  8. Mencakup jeda ruang; 
  9. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman; 
  10. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan waktu bekerja; 
  11. Membuat supaya display dan contoh mudah dimengerti; 
  12. Mengurangi stres. 
Pengelompokkan Bidang Kajian Ergonomi
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan sang Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti tenaga manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah buat perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yg dikeluarkan ketika bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yg berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh insan buat dipakai pada perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai menggunakan pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yg herbi prosedur tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, contohnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja serta sebagainya.
4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yg erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik alat penglihatan, penciuman, perasa serta sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan menggunakan pengaruh psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, contohnya terjadinya stres serta lain sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut dipakai secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yg semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.

Spesialisasi Bidang Ergonomi
Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi adalah studi mengenai penerapan ergonomi pada suatu sistem kerja yang bertujuan buat mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga dihasilkan suatu rancangan keergonomikan yg terbaik.
1. Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berafiliasi dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak loka kerja, keselamatan dan kesehatan.
2. Ergonomi Kognitif: berkaitan menggunakan proses mental manusia, termasuk pada dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai dampak dari interaksi insan terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan pada ergonomi kognitif diantaranya ; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-computer interaction, keandalan insan, serta stres kerja.
3. Ergonomi Organisasi: berkaitan menggunakan meningkatkan secara optimal sistem sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yg relevan pada ergonomi organisasi antara lain ; komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan saat kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi, organisasi virtual, dll.
4. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, serta getaran. Topik-topik yang relevan menggunakan ergonomi lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.

Comments