CABANGCABANG FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU
Mengingat semakin luasnya bidang-bidang yang dibahas, para ahli membagi bidang studi filsafat dalam beberapa cabang atau beberapa bagian filsafat. Pada umumnya, para pakar membaginya dalam enam cabang atau bagian filsafat, yaitu epistemologi, metafisika, akal, etika, estetika, dan filsafat ilmu. Anda akan memperoleh gambaran singkat mengenai cabang-cabang filsafat melalui uraian ini dia :
1. Epsitemologi
Istilah epistemologi dari menurut butir kata pada bahasa Yunani, yakni episteme berarti pengetahuan serta logos yang berarti istilah, pikiran serta ilmu. Jadi, epistemologi adalah cabang filsafat yg membahas pengetahuan. Dalam hal ini, yg dibahas dari mula, bentuk serta struktur, validitas, dan metodologi, yang secara bersama-sama membangun pengetahuan insan, (Ensiklopedia Indonesia, 1980). Adapun permasalahan yang berkaitan menggunakan utama bahasan tersebut berupa pertanyaan yang fundamental "apakah sumber serta dasar pengetahuan?", "apakah pengetahuan itu adalah kebenaran yang pasti?". Sebagai contoh, Anda mengetahui sesuatu, berarti anda memiliki pengetahuan mengenai sesuatu. Anda merupakan subjek serta sesuatu itu adalah objek dari pengetahuan. Manusia tidak bisa mengetahui seluruh aspek dan objek karena keterbatasan kemampuan manusia, Socrates pernah berkata bahwa apa yang saya ketahui adalah bahwa saya tidak mengetahui apa-apa. Hal ini menegaskan bahwa terdapat pengetahuan yang niscaya.
2. Metafisika
Istilah epistemologi dari menurut butir kata pada bahasa Yunani, yakni episteme berarti pengetahuan serta logos yang berarti istilah, pikiran serta ilmu. Jadi, epistemologi adalah cabang filsafat yg membahas pengetahuan. Dalam hal ini, yg dibahas dari mula, bentuk serta struktur, validitas, dan metodologi, yang secara bersama-sama membangun pengetahuan insan, (Ensiklopedia Indonesia, 1980). Adapun permasalahan yang berkaitan menggunakan utama bahasan tersebut berupa pertanyaan yang fundamental "apakah sumber serta dasar pengetahuan?", "apakah pengetahuan itu adalah kebenaran yang pasti?". Sebagai contoh, Anda mengetahui sesuatu, berarti anda memiliki pengetahuan mengenai sesuatu. Anda merupakan subjek serta sesuatu itu adalah objek dari pengetahuan. Manusia tidak bisa mengetahui seluruh aspek dan objek karena keterbatasan kemampuan manusia, Socrates pernah berkata bahwa apa yang saya ketahui adalah bahwa saya tidak mengetahui apa-apa. Hal ini menegaskan bahwa terdapat pengetahuan yang niscaya.
2. Metafisika
Istilah ini pula asal dari istilah Yunani Metaphysika, ialah "sesudah ekamatra". Cabang filsafat ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari formasi buku-buku yang ditulis oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia konkret ini. Oleh Andronikos gugusan tulisan itu ditempatkan "setelah" kumpulan tulisan tentang ekamatra. Metafisika di bagi dalam metafisika generik dan metafisika khusus. Metafisika generik pula acapkali dianggap ontologi.
Anda tentu masih ingat pendapat Plato tentang wangsit atau Idea yg sudah Anda pelajari, inti pandangannya artinya bahwa empiris sesungguhnya bukanlah yg tampak sang kita pada global fenomena; melainkan tidak tampak dan berada dalam dunia ide. Aristoteles tidak menyebutnya metafisika tetapi filsafat pertama lantaran dari pendapatnya filsafat inilah yg sebagai dasar seluruh filsafat. Secara generik, dapat dikatakan bahwa metafisika merupakan cabang atau bagian filsafat yg membahas seluruh empiris atau segala sesuatu yang terdapat secara komprehensif.
3. Logika
Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun pengembangan, serta membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur normatif, dan kriteria yang benar bagi penalaran dan penyimpulan demi mancapai kebenaran yang bisa dipertanggung jawabkan secara rasional (Rapar, 1996). Sebagai ilmu, nalar berasal menurut pandangan Aristoteles meski dia tidak menyebutkan nalar, tetapi filsafat analitika. Istilah logika dipakai pertama kali sang Zeno dair Citium (334-262 SM) dari kata logikos dan istilah ini dari dari kata logos yg tentunya anda telah ketahui artinya, yaitu akal atau pikiran, sedangkan logikos mempunyai arti sesuatu yang diutarakan menggunakan nalar.
Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun pengembangan, serta membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur normatif, dan kriteria yang benar bagi penalaran dan penyimpulan demi mancapai kebenaran yang bisa dipertanggung jawabkan secara rasional (Rapar, 1996). Sebagai ilmu, nalar berasal menurut pandangan Aristoteles meski dia tidak menyebutkan nalar, tetapi filsafat analitika. Istilah logika dipakai pertama kali sang Zeno dair Citium (334-262 SM) dari kata logikos dan istilah ini dari dari kata logos yg tentunya anda telah ketahui artinya, yaitu akal atau pikiran, sedangkan logikos mempunyai arti sesuatu yang diutarakan menggunakan nalar.
4. Etika
Etika seringkali kali dinamakan filsafat moral karena cabang filsafat ini membahas baik serta jelek tingkah lagu manusia. Jadi, dalam filsafat ini insan dilihat dari segi perilakunya. Pada zaman Socrates etika ini amat berpengaruh pada kehidupan manusia. Dapat jua dikatakan bahwa etika merupakan ilmu tentang kesusilaan, yg memilih bagaimana patutnya insan hidup pada masyarakat. Jadi, pada filsafat ini manusia pula dipandang dari segi peranannya menjadi anggota rakyat. Pada hakikatnya, nilai tindakan insan terikat dalam tempat serta ketika, disamping itu baik dan buruknya konduite insan dipengaruhi oleh sudut pandang masyarakatnya. Sebagai contoh, perilaku yang dipercaya masuk akal pada suatu masyarakat di wilayah eksklusif, bisa dianggap kurang susila oleh kalangan rakyat pada daerah lain.
Etika seringkali kali dinamakan filsafat moral karena cabang filsafat ini membahas baik serta jelek tingkah lagu manusia. Jadi, dalam filsafat ini insan dilihat dari segi perilakunya. Pada zaman Socrates etika ini amat berpengaruh pada kehidupan manusia. Dapat jua dikatakan bahwa etika merupakan ilmu tentang kesusilaan, yg memilih bagaimana patutnya insan hidup pada masyarakat. Jadi, pada filsafat ini manusia pula dipandang dari segi peranannya menjadi anggota rakyat. Pada hakikatnya, nilai tindakan insan terikat dalam tempat serta ketika, disamping itu baik dan buruknya konduite insan dipengaruhi oleh sudut pandang masyarakatnya. Sebagai contoh, perilaku yang dipercaya masuk akal pada suatu masyarakat di wilayah eksklusif, bisa dianggap kurang susila oleh kalangan rakyat pada daerah lain.
5. Estetika
Seni serta estetika merupakan problem yang ditelaah oleh cabang filsafat etika ini. Adapun yang ditelaah atau dibahas tentang kehindaha artinya kaidah juga sifat hakiki serta estetika; cara menguji keindahan menggunakan perasaan dan pikiran manusia; evaluasi serta apresiasi terhadap estetika. Meskipun dalam dasarnya estetika sudah ditelaah sejak 2500 tahun kemudian diberbagai daerah, misalnya Babilonia, Mesir, India, China, dan Yunani, Istilah keindahan sendiri baru dikemukakan oleh Baungeten seseorang filsuf berasal Jerman pada tahun 1750.
Plato mengemukakan pendapatnya bahwa seni merupakan keterampilan memproduksi sesuatu, Jadi, apa yang diklaim hasil seni merupakan suatu tiruan. Dikemukakan sebagai contoh bahwa lukisan tentang suatu pemandangan alam sesungguhnya merupakan tiruan dari pemandangan alam yang pernah dipandang oleh pelukisnya.
Aristoteles sependapat menggunakan Plato namun ia menganggap bahwa seni itu krusial karena seni berpengaruh besar bagi kehidupan manusia, sedangkan Plato berpendapat bahwa seni itu nir krusial meskipun karya-karyanya yang berupa tulisan hingga sekarang dinyatakan orang menjadi karya seni sastra yang populer.
Sebagai cabang filsafat, keindahan mengalami perkembangan berdasarkan zaman Yunani Kuno, Romawi, abad pertengahan sampai abad ke-20. Boleh dikatakan bahwa setiap periode sejarah serta warga menampilkan pemikiran mengenai estetikanya sendiri. Ahli keindahan Islam yang terkenal merupakan Abu Nasr al Farabi (870-970) yang membahas terutama mengenai keindahan pada bidang musik karena selin filsuf dan ahli ilmu kealaman, dia juga seorang ahli musik.
Seni serta estetika merupakan problem yang ditelaah oleh cabang filsafat etika ini. Adapun yang ditelaah atau dibahas tentang kehindaha artinya kaidah juga sifat hakiki serta estetika; cara menguji keindahan menggunakan perasaan dan pikiran manusia; evaluasi serta apresiasi terhadap estetika. Meskipun dalam dasarnya estetika sudah ditelaah sejak 2500 tahun kemudian diberbagai daerah, misalnya Babilonia, Mesir, India, China, dan Yunani, Istilah keindahan sendiri baru dikemukakan oleh Baungeten seseorang filsuf berasal Jerman pada tahun 1750.
Plato mengemukakan pendapatnya bahwa seni merupakan keterampilan memproduksi sesuatu, Jadi, apa yang diklaim hasil seni merupakan suatu tiruan. Dikemukakan sebagai contoh bahwa lukisan tentang suatu pemandangan alam sesungguhnya merupakan tiruan dari pemandangan alam yang pernah dipandang oleh pelukisnya.
Aristoteles sependapat menggunakan Plato namun ia menganggap bahwa seni itu krusial karena seni berpengaruh besar bagi kehidupan manusia, sedangkan Plato berpendapat bahwa seni itu nir krusial meskipun karya-karyanya yang berupa tulisan hingga sekarang dinyatakan orang menjadi karya seni sastra yang populer.
Sebagai cabang filsafat, keindahan mengalami perkembangan berdasarkan zaman Yunani Kuno, Romawi, abad pertengahan sampai abad ke-20. Boleh dikatakan bahwa setiap periode sejarah serta warga menampilkan pemikiran mengenai estetikanya sendiri. Ahli keindahan Islam yang terkenal merupakan Abu Nasr al Farabi (870-970) yang membahas terutama mengenai keindahan pada bidang musik karena selin filsuf dan ahli ilmu kealaman, dia juga seorang ahli musik.
6. Filsafat Ilmu
Setelah kita mengetahui dan menyelidiki tentang lima buah cabang filsafat pada muka, sekarang kita akan mencoba memahami sebuah cabang filsafat yg berkaitan erat pembahan primer yaitu filsafat Ilmu. Filsafat ilmu kadang dianggap menjadi filsafat khusus yaitu cabang filsafat yang membahas hakikat ilmu, penerapan banyak sekali metode filsafat pada upaya mencari akar masalah dan menemukan asas empiris yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tadi buat menerima kejelasan yg lebih pasti. Dengan demikian, penyelesaian masalah ilmunya sebagai lebih terarah. Jadi sesungguhny. Setiap disiplin ilmu memiliki filsafat ilmunya sendiri. Contohnya filasafat hukum, filsafat pendidikan, filsafat sejarah, filsafat bahasa, filsafat ilmu kealaman, filsafat matematika.
Setelah kita mengetahui dan menyelidiki tentang lima buah cabang filsafat pada muka, sekarang kita akan mencoba memahami sebuah cabang filsafat yg berkaitan erat pembahan primer yaitu filsafat Ilmu. Filsafat ilmu kadang dianggap menjadi filsafat khusus yaitu cabang filsafat yang membahas hakikat ilmu, penerapan banyak sekali metode filsafat pada upaya mencari akar masalah dan menemukan asas empiris yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tadi buat menerima kejelasan yg lebih pasti. Dengan demikian, penyelesaian masalah ilmunya sebagai lebih terarah. Jadi sesungguhny. Setiap disiplin ilmu memiliki filsafat ilmunya sendiri. Contohnya filasafat hukum, filsafat pendidikan, filsafat sejarah, filsafat bahasa, filsafat ilmu kealaman, filsafat matematika.
Demikian pembahasan kita mengenai cabang-cabang filsafat dan filsafat ilmu, semoga berguna, terimakasih.
Comments
Post a Comment