AJARAN BUDDHA EMPAT KEBENARAN MULIA TENTANG PENYEBAB PENDERITAAN

2. Kebenaran Mulia mengenai Penyebab Penderitaan

Sebelum Buddha Gautama menemukan solusi terhadap kasus penderitaan dalam kehidupan ini, maka dihayati dulu penyebab berdasarkan penderitaan tadi.

Sebagaimana layaknya seorang dokter yang mengobservasi penyakit pasiennya dan mengidentifikasikan penyebab menurut penyakit tadi sebelum membuka resep obat. Buddha Gautama menemukan, bahwa penyebab pribadi penderitaan adalah nafsu harapan rendah serta kebodohan batin/ketidak-pedulian.


Empat Kebenaran Mulia ini diklaim pula menjadi Empat Kesunyataan Mulia, Terdiri menurut :


1. Dukkha Ariya Sacca

(Kebenaran Mulia tentang penderitaan)
2. Dukkha Samudaya Ariya Sacca
(Kebenaran Mulia mengenai asal-mula timbulnya penderitaan)
3. Dukkha Nirodha Ariya Sacca
(Kebenaran Mulia tentang lenyapnya penderitaan)
4. Dukkha Nirodha Gaminipatipada Ariya Sacca
(Kebenaran Mulia tentang Jalan menuju lenyapnya penderitaan).

Keempat rumusan itu merupakan Pilar dari Pembebasan diri dari segala Penderitaan, yg kita kenal sebagai Empat Kebenaran Mulia ( Cattari Ariya Saccani ), dimana Sang Buddha buat pertama kalinya membabarkan Dhamma serta mengajarkannya kepada lima bhikkhu Pertama ( Panca Vaggiya Bhikkhu) Di Taman Rusa Isipatana, dalam bulan Asalha.
(Dhammacakkappavattana Sutta; Samyutta Nikaya 56.11 S 5.420)


Dhamma berarti "kebenaran universal" yg ditemukan Sang Buddha.  Dhamma tetap terdapat walaupun Sang Tathagatha ( sebutan Buddha untuk dirinya sendiri ) terdapat/hadir pada dunia ini ataupun tidak.  Dhamma adalah kebenaran yg berada di alam semesta ini tidak terkecuali apakah seorang mengakui atau nir, mengetahui atau tidak, kebenaran ini akan tetap ada.

Ada 2 macam kebenaran

1,  Kebenaran mutlak : kebenaran yg berlaku bagi siapapun serta apapun tanpa tergantung tempat, waktu dan syarat. Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak tak pernah mati, bersifat ada dan karam, sehabis lahir kemudian hancur. Semua yg berawal, pasti terdapat akhir.
2,    Kebenaran relatif :  kebenaran yg tergantung tempat, waktu serta syarat.  Misalnya aturan gravitasi dimana ketika seluruh benda dilepaskan pada bumi akan jatuh ke bawah, namun tidak waktu diletakkan di luar angkasa.

 Di alam semesta ini, terdapat begitu banyak kebenaran. Tetapi Buddha mengajarkan kebenaran yang lebih bermanfaat buat semua makhluk. Kebenaran yg akan mengantarkan seorang buat bisa mengenali kebenaran-kebenaran lainnya dengan benar.  Yaitu,  Kebenaran tentang Empat Kebenaran Mulia.


Nafsu Keinginan Rendah [trsna/ tanha]
Nafsu hasrat rendah merupakan suatu kemauan yg dalamterhadap kesenangan jasmani, rohani dan nafsu keduniawian. Sebagai model,setiap orang selalu ingin mencari makanan yg enak, permainan yg baru danteman yg menyenangkan. Tetapi hal tersebut umumnya nir memberikan kepuasanyang kekal. Sesudah kuliner enak selesai disantap, permainan baru sudahdimainkan, teman yg menyenangkan sudah ketemu, masih saja dirasakan adanyayang kurang.walaupun demikian tetap saja orang selalu ingin menikmati kembalikesenangan tersebut dalam kesempatan apapun dan sesering mungkin.

Orang yg ingin mempunyai segala sesuatu tidaklah pernahmerasa puas. Seperti anak mini ketika diajak ke toko mainan, mereka inginsemua mainan menarik yg dapat ditemukannya. Tetapi sementara waktu saja anak-anaktersebut akan merasa bosan menggunakan apa yg telah mereka dapatkan danmenginginkan kembali sesuatu yg baru. Kadang kala mereka hingga tidak inginmakan serta tidur hanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.


Walaupunkemudian waktu mereka mendapatkannya, tetap saja kegembiraan mereka tidakberakhir panjang. Kebanyakan mereka juga merasa risi akan kehilangan barangmainan kesayangannya yg baru. Sehingga barang mainan baru tersebutjatuh serta pecah, dimana terpaksa wajib dibuang, maka mereka akan merasa kecewadan murung .


Adakalanya waktu kita sudah mendapatkan sesuatu yangdiinginkan masih saja kita menginginkan lebih, sehingga muncul keserakahan.karena asa serta keserakahan, maka orang akan berbohong, menipu serta mencuriuntuk menerima apa yg mereka inginkan.

Keinginan yg nir dapatdikontrol akan menyebabkan ketagihan, contohnya merokok, minum minuman keras,makan berlebihan, dimana semuanya akan menyebabkan kerusakan mental dan fisiksehingga mengakibatkan penderitaan. Selama akar nafsu hasrat rendah masihbelum dihancurkan, maka penderitaan akan ada berulang kali.


BuddhaGautama bersabda : " Sebatangpohon yg telah ditebang masih akan bisa tumbuh serta bersemi lagi, apabilaakar-akarnya masih kuat serta tidak dihancurkan. Begitu jua selama akar nafsukeinginan nir dihancurkan, maka penderitaan akan tumbuh berulang kali."(Dhammapada, 338)



Jika seorang dihalangi buat menerima apa yg diainginkan, maka akan menimbulkan kemarahan orang tadi. Keinginan yangdihalangi bisa mengakibatkan kebencian dan kemarahan. Sehingga dapat berbalikmenjadi caci-maki, pertengkaran ekspresi dan bahkan perkelahian atau penghilangan nyawa.semua ini merupakan penderitaan yg mana akan memperkuat ikatan belenggu bagidirinya sendiri.

BuddhaGautama bersabda : " Orang yangpikirannya rancu, penuh dengan nafsu, dan hanya melihat dalam hal-hal yang menyenangkan saja,maka nafsu keinginannya akan terus bertambah. Sesungguhnya orang seperti itu hanyaakan memperkuat ikatan belenggunya sendiri." (Dhammapada, 349)

Kebodohan batin [moha]
Keinginan atau kemauan misalnya sebatang pohon besar yangmemiliki banyak cabang. Ada cabang keserakahan, cabang kebencian dan cabangkemarahan. Buah yang ada dari cabang tadi adalah buah penderitaan,tetapi bagaimana pohon hasrat ini masih mampu tumbuh ? Dimana pohon tersebutdapat tumbuh ? 

Jawabannya merupakan pohon tersebut berakar pada ketidakpedulianatau kebodohan batin. Pohon tadi tumbuh lantaran ketidak-pedulian ataukebodohan batin kita sendiri. Tanpa disadari maka hal tadi akan menggerotibatin kita ke alam yang menyedihkan bagaikan karat yg ada dari besi itusendiri.


BuddhaGautama bersabda : " Bagaikan zat oksidasi yangtimbul dari besi, apabila telah timbul akan menghancurkan besi itu sendiri. Begitupula perbuatan-perbuatan sendiri yg buruk akan menjerumuskan pelanggarnya kealam yg menyedihkan." (Dhammapada, 240).

Kebodohan batin adalah suatu syarat ketidak-mampuanuntuk melihat inti kebenaran dari segala sesuatu sebagaimana seharusnya.terdapat banyak sekali kebenaran di global ini yg tidak dipedulikan sang orangkarena keterbatasan pengertian serta pengetahuan yg dimilikinya.

Harta atau Tenggelam

Ada suatu cerita menarik yg dapat mendeskripsikan situasi ini. Dimana dalamsuatu bahtera yang sedang akan tenggelam, orang-orang seluruh berusahamenyelamatkan diri tanpa peduli akan harta bendanya lagi. Namun dalam perahutersebut masih ada seseorang yang masih sibuk mengikatkan segala harta bendanyake semua badannya tanpa memperdulikan perahu yg akan tenggelam tersebut.teman-temannya yg sudah hingga ke tepian, berteriak agar dia membuang segalahartanya dan menyelamatkan dirinya. Namun hal itu ditolak mentah-mentah dan diatetap mementingkan harta emasnya yang berat, sehingga akhirnya menenggelamkandirinya bersamaan dengan tenggelamnya harta emas yang diikatkan ke seluruhbadannya.



Begitulah kita sulit sekali mempercayai sesuatu yangbelum terbukti sebagaimana adanya, dan selalu berpegang teguh akan keyakinansendiri tanpa peduli terhadap sekeliling kita. Ilmu ekamatra menandakan, bahwaterdapat suara yang nir dapat didengar serta gelombang cahaya yg tidak dapatdilihat.

Orang mungkin nir sadar adanya gelombang radio atau sinar ultra violet,jikalau tidak ada alat khusus yg ditemukan buat membolehkan merekamengobservasi hal tersebut. Sejauh manusia masih tetap dilandasiketidak-pedulian terhadap segala sesuatu yang menyangkut kehidupan pada duniaini, mereka akan permanen menderita yg disebabkan sang kesalah-pengertian danpikiran delusi (maya) mereka.

Apabila insan telah memasak pikiran mereka danmemperoleh kebijaksanaan dari belajar, pemikiran yang sahih dan meditasi yangbenar, maka mereka akan melihat Kebenaran menjadi suatu Kebenaran. Mereka akanmelihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Mereka akan mengerti penderitaan danketidak-kekalan dalam kehidupan ini, aturan Sebab Akibat dan Empat KebenaranMulia.

Dengan mengalahkan nafsu impian rendah serta kebodohan batin serta selalumengarahkan batin ke Kebebasan Sejati, mereka akan memperoleh kebahagiaan danPencerahan misalnya yang dilakukan sang Sang Buddha lebih kurang 2500 tahun yanglalu.


BuddhaGautama bersabda : " Mereka yangsenantiasa sadar, tekun melatih diri siang dan malam, selalu mengarahkan batinke nibbana, maka semua kekotoran batin pada dirinya akan hancur." (Dhammapada, 226)



Buddha Gautama mengajarkan, " Semua perbuatan tidaklah abadi.". Karma tidak baik pula nir kekal serta tidak memiliki sifat diri yangmendasar. Jika kita berhenti membentuk hukuman alam jelek dan terus menerusmelakukan hukuman alam baik, suatu hari kita akan bebas dari penderitaan dan mencapaikebahagian. Sebagaimana suatu gelas berisi air garam yang bila dituangiterus menggunakan air tawar, maka akan hilanglah rasa asin pada air gelas tersebut.

Comments