CARA MENGUMPULAN IKAN DI LAUT

Cara Mengumpulkan Ikan Di Laut - Untuk melakukan Operasi Penangkapan Ikan terkadang kita harus memakai alat bantu penangkapan. Alat Bantu tersebut selain bertujuan buat meringankan pekerjaan jua berfungsi untuk menaikkan output tangkapan.

Untuk meningkatan output tangkapan pada sebaiknya agar target tangkapan mampu berkumpul serta bisa tertangkap. Alat bantu buat mengumpulkan ikan antara lain indera bantu cahaya, indera bantu rumpon dan alat bantu pemanggil ikan.

Trik Mengumpulkan Ikan umumnya pada lakukan dalam pola pengoperasian penangkapan ikan menggunakan indera tangkap Purse seine. Karena pada pengoperasian  nya purse seine merupakan dengan melingkari gerombolan ikan dan menaikan ke atas kapal.

 Cara Mengumpulkan Ikan Di Laut

Dalam Perkembangannnya Alat bantu pengumpul ikan terus mengalami beberapa perubahan dan inovasi dimana tujuannya buat terus menerima output yang poly berdasarkan penggunaan alat bantu tadi.

Alat bantu Pengumpul ikan yg tak jarang kita temui di kapal kapal perikanan diantara nya :

- Mengumpulkan Ikan dengan Cahaya

Alat bantu Cahaya pada nilai sangat efektif untuk mampu mengumpulkan ikan dalam satu syarat perairan. Pada perkembangannya alat bantu ini semakin akbar serta semakin tidak terkendali pada penggunaannya.

Dahulu sebelum penggunaan lampu lampu modern , nelayan masih menggunakan cahaya berdasarkan obor atau api dan saat ini perkembangan lampu sudah mengalami peningkatan berdasarkan mulai lampu pijar, lampu neon, lampu galaxi serta lampu LED,

Penggunaan Cahaya sebagai indera pengumpul ikan bisa di gunakan di atas air serta pada bawah air. 

Contoh alat tangkap yg memakai Cahaya menjadi alat pengumpul kelompok ikan diantaranya Purse seine , Bagan dan pancing cumi. 
- Mengumpulkan Ikan menggunakan Rumpon

Rumpon perairan pada sangat berguna  bagi warga nelayan maupun bagi kelestarian ekosistem perairan. Hal ini disebab lantaran teknologi rumpon bahari dalam atau rumpon perairan ini memudahkan nelayan atau para penangkap ikan lainnya buat dapat merogoh ikan yang berada dalam kedalaman diatas 200 meter. 

Selain itu menggunakan adanya rumpon, kapal penangkap mampu berhemat waktu & bahan bakar, karena nir perlu lagi mencari dan mengejar grup  ikan berdasarkan dan menuju ke lokasi penangkapan.

Jenis-jenis Rumpon


Terdapat tiga jenis rumpon, yaitu:

- Rumpon Perairan Dasar merupakan indera bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada dasar perairan bahari. Rumpon populer sangat efisien dan efektif pada mengumpulkan Ikan.

- Rumpon Perairan Dangkal merupakan indera bantu penangkapan ikan yang dipasang serta ditempatkan pada perairan   bahari yg di pasang pada kedalaman 20-100 meter   buat mengumpulkan jenis-jenis ikan pelagis kecl contohnya : kembung,  selar,  tembang, japuh, layang serta lain sebagainya.

- Rumpon Perairan Dalam adalah indera bantu penangkapan ikan yg dipasang & ditempatkan pada perairan laut menggunakan kedalaman diatas 200 meter.
Bahan dan Komponen Rumpon

Setiap rumpon terdiri menurut beberapa komponen. Di Indonesia rumpon masih memakai bahan alami seperti daun kelapa, tali plastik yg telah niscaya kekuatannya sangat terbatas. Tim Pengkajian Rumpon IPB (1987) mengemukakan bahwa persyaratan generik komponen & konstruksi rumpon adalah menjadi berikut:

1.pelampung

 Sebagai indera pengapung yang dibuat dari besi plat yang dibuat seperti tabung.


- Mempunyai kemampuan mengapung yg relatif baik (bagian yang mengapung diatas air 1/tiga bagian)
- Konstruksi nisbi kuat
- Tahan terhadap gelombang & air
- Praktis dikenali berdasarkan jarak jauh
- Bahan pembuatnya gampang didapat;

2.atraktor

Merupakan pemikat yang bertujuan buat memikat ikan disekeliling rumpon yang terbuat berdasarkan daun nyiur atau daun kelapa

Mempunyai daya pikat yg baik terhadap ikan

Tahan usang

Mempunyai bentuk contohnya posisi potongan vertikal dengan arah ke bawah

Melindungi ikan-ikan kecil 

Terbuat & bahan yang bertenaga, tahan lama serta murah;

3.tali-temali

Tali temali ini BerGuna sebagai pengikat pelampung & pemberat bahannya terbuat menurut polyethylene kemudian dibubuhi atau di tambah dawai baja yg berfungsi buat mengikat atraktor supaya cepat karam dan tidak mengapung.

Terbuat & bahan yang kuat & jarang mengalami Pembusukan

Harganya nisbi murah, memiliki daya apung yg relatif untuk mencegah tabrakan terhadap benda-benda lainnya & terhadap arus

Tidak bersimpul (less knot);

4. Pemberat

Merupakan bahan buat menenggelamkan rumpon & rumpon nir berpindah tempat yang dibentuk dari semen yang dicor.

Bahannya murah, kuat & mudah diperoleh

Massa jenisnya akbar , permukaannva nir licin serta mampu mencengkeram.

- Mengumpulkan Ikan dengan Suara

Penggunaan Suara untuk mengumpulkan ikan memang belum teruji benar tetapi peran bunyi yg di timbulkan alat gelombang ultra sonik setidaknya mampu membuahkan ikan mengenali suara tersebut menjadi pemanggilnya. 

Pada dasarnya Alat atau teknik mengumpulkan ikan pada bahari lebih tak jarang Kita sebut dengan Istilah Alat Bantu penangkapan Ikan Seperti Contohnya

Alat bantu Purse seine
Alat bantu Gill Net
Alat Bantu Long line

Demikian Cara cara mengumpulkan ikan pada laut setidaknya artikel yg sedikit ini mampu memberikan manfaat buat pembacanya.

BACA JUGA

Cоntоh indera-indera navigasi digunakan dі kapal : 


2. GPS 

3. SONAR 



6. RADIO 


8. PERUM 




KENDALA OPERASIONAL RAWAI TUNA

Kendala Operasional Rawai Tuna - Usaha pada sektor perikanan, apalagi buat usaha penangkapan ikan  secara generik pada taraf operasional tentu saja akan mengalami aneka macam permasalahan dan kendala. Tak terkecuali usaha operasional pada penangkapan ikan rawai tuna. Rawai tuna dalam ketika ini memang sedang goyah. Selain karena susahnya daerah penangkapan ikan juga permasalahan perijinan dan permasalahan mengenai anak butir kapal.
Selain hal teknis pada atas adalah jua perseteruan lainnya yaitu penurunan kualitas dalam hasil perikanan. Mungkin penurunan mutu tadi pada karenakan kurangnya penanganan baik pada atas kapal maupun penanganan pada darat.
Permasalahan rawai tuna atau Long Line Tuna sangatlah komplek, tidak hanya pertarungan teknik serta harga ikan tuna. Tetapi perseteruan yang fundamental adalah pemasalah menurut segi operasiomal.

Lantas apa yg menjadi kendalanya :

Kendala Operasional Rawai Tuna

A. Penentuan daerah penangkapan ikan

Dalam memilih fishing Ground atau DPI yang masih menggunakan metode-metode tradisional. Para Nelayan kita masih menggunakan pola.norma lama   di mana satu wilayah penangkapan akan terus dalam singgai tanpa mau berpindah & mencari fishing ground baru.

Perkembangan teknologi mengharuskan para  pengusaha  atau pun nelayan rawai tuna buat terus mengupdate kemampuan baik secara pengaflikasian jua mencari keterangan.

Upaya tadi buat bersaing dalam upaya penangkapa ikan. Penggunaan teknologi yang terus berkembang menyebabkan operasi kapal rawai yang belum menggunakan teknologi terkini susah bersaing menggunakan kapal rawai yang menggunakan teknologi terbaru. Penggunaan teknologi terbaru akan lebih cepat memilih daerah penangkapan ikan & berakibat dalam fokus porto operasional.

B. Kurang memahami Teknologi Peralatan Bantu Penangkapan.

Posisi Setting dan hauling pada indera tangkap rawai yang umumnya panjang (berkisar antara 800-2000 mata pancing panjangnya mencapai ratusan kilometer) menuntut kemampuan, keterampilan  serta kecakapan ABK dalam penggunaan alat-indera tangkap serta indera-indera pendukung lainnya. Ketrampilan ini bisa di dapatkan melalui diklat diklat perikanan sebelum ABK pada kirim ke Kapal penangkap Ikan

Kurangnya kecakapam akan menyebabkan Kesalahan dalam penurunan dan pengangkatan rawai menyebabkan dalam kecelakaan contohnya putusnya tali, tersangkutnya kail atau kecelakan kerja yg lainnya.

C. Penanganan Mutu pada atas kapal.

Penanganan ikan hasil tangkapan Bisa pada atas kapal maupun penanganan pada darat. Untuk ABK kapalm long line pada haruskan menguasai teknik penangan tersebut di atas kapal.

Dalam kapal Penangkap rawai tuna ini umumnya telah memenuhi baku kualitas penanganan mutu yg diinginkan sang konsumen. Dan Para pengusaha sudah mengerti mengenai standart tadi , sekarang giliran para ABK buat mampu tahu pentingnya kualitas mutu.

Namun demikian, penanganan ikan pun membutuhkan keterampilan pemilahan ikan menurut kail dan penggunaan teknologi yang digunakan buat menyimpan ikan.
Solusi Operasional Rawai Tuna yang Efektif serta Efisien

Solusi usaha perikanan rawai tuna yang efektif serta efisien bukanlah jawaban yang gampang. Tetapi demikian, penulis mencoba membahas berdasarkan faktor-faktor hambatan sebagaimana dijelaskan dalam atas.

Teknologi yg dipakai dalam pemanfaatan sumberdaya tuna diadaptasi dengan sifat & tingkah laris  ikan target. Tuna (Thunnus spp.) & ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah jenis ikan perenang cepat yg bergerombol. 

Oleh karenanya, indera tangkap ikan menggunakan rawai tuna wajib disesuaikan memakai sifat serta tingkah laku ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

Umumnya tuna dan cakalang dapat tertangkap dalam keldalaman 0-400 meter. Salinitas perairan yang disukai berkisar 32-35 ppt atau pada perairan oseanik & suhu perairan berkisar17-31o C.

Penentuan wilayah penangkapan dengan tepat bisa dilakukan dengan dukungan banyak sekali keterangan dan bantuan teknologi yg terus berkembang selain menggunakan secara visual tertentu pada perairan.

Penggunaan teknologi ketika ini merupakan penginderaan jauh kelautan & hidroakustik yg menentukan daerah penangkapan memakai menganalisis secara ekamatra kimiawi perairan. Riani (1998) menngungkapkan bahwa penggunaan teknologi sangat membantu pada pencarian sumberdaya ikan yang baru, menjadi akibatnya akan meningkatkan kecepatan pengambila keputusan atau kebijakan, terutama buat menetapkan wilayah penangkapan ikan supaya potensi ikan bisa dipertahankan.

Keterampilan ABK dalam penggunaan alat-indera tangkap dan indera-indera pendukung lainnya merupakan tuntutan pada pengoperasian rawai tuna pada laut lepas.

Kemampuan tersebut diperlukan agar proses operasi mulai menurut pencarian daerah penangkapan ikan mampu segera diketahui menggunakan teknologi akustik & inderaja terbaru, penurunan serta pengangkatan rawai berhasil dengan baik, penanganan ikan tangkapan jua memenuhi standar baku yang dipengaruhi sang konsumen.

SPESIFIKASI KAPAL PERIKANAN SANGAT LENGKAP

Spesifikasi Kapal Perikanan - Pengertian Kapal Perikanan  diartikan menjadi kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan termasuk melakukan survei atau eksplorasi perikanan.

Ada 2 jenis Kapal perikanan serta buat keduannya mempunyai fungsi dan manfaat tidak selaras. Jenis kapal Perikanan antara lain ;

- Kapal Penangkap Ikan
- Kapal Pengangkut Ikan.
- Kapal Latih
- Kapal Survei
- Kapal Pengawas

Spesifikasi Kapal Perikanan


Karakteristik Kapal Perikanan

Kapal Perikanan mempunyai Karakter yang tidak sama dengan kapal semisal kapal niaga, kapal barang maupun kapal tanker. Sebagai akibatnya kapal perikanan mempunyai keunikan tersendiri. 

Berkaiatan menggunakan fungsi yang sebagian besar buat aktivitas atau aktifitas penangkapan ikan, maka harus pula memenuhi syarat spesifik buat mendukung keberhasilan kegiatan tadi yang meliputi: kecepatan, olah gerak/mneuver, ketahanan stabilitas, kemamapuan jelajah, konstruksi, mesin penggerak, fasilitas pengawetan & prosesing serta peralatan penangkapan.

Secara umum Karakteristik kapal perikanan diantaranya :

1. Kecepatan Kapal

Kapal penangkap ikan umumnya membutuhkan kecepatan yg tinggi, karena untuk mencari dan mengejar grup  ikan. Disamping iitu pula buat mengangkut beban tangkapan dalam keadaan segar sebagai akibatnya diharapkan ketika waktu nisbi singkat. Kecepatan Ini memang nir buat semua kapal perikanan.contoh yg membutuhkan kecepatan adalah Kapal purse seine, Kapal pole and line serta kapal pengawas perikanan.

2. Manuver Kapal

Kapal perikanan memerlukan olah mobilitas/manuver kapal yang baik terutama dalam ketika operasi penangkapan dilakukan. Misalnya pada saat mencari, mengejar gerombolan  ikan, pengoperasian indera tangkap & sebagainya. Manuver ini yg wajib selalu di perhatikan pada mengoperasikan kapal ikan. Apabila keliru dalam bermanuver maka resikonya merupakan kehilangan output tangkapan.

3. Ketahanan Stabilitas

Kapal perikanan wajib mempunyai ketahanan stabilitas yg baik terutama pada saat operasi penangkapan ikan dilakukan. Ketahanan terhadap hempasan angin, gelombang serta sebagainya. Dalam hal ini kapal perikanan tak jarang mengalami olengan yanng relatif tinggi. Dan Setiap WPP perikanan buat bentuk ketahanan stabilitas kapal menyesuaikan menggunakan wilayah perairan tadi.

4. Kemampuan jelajah

Kapal perikanan harus mempunyai kemampuan jelajah, untuk menempuh bepergian yg sangat tergantung pada syarat lingkungan perikanan, misalnya: konvoi kelompok  ikan, fihing ground serta aktualisasi diri lebih banyak didominasi ikan. Sehingga jeda pelayaran bisa jauh, seperti contoh contoh kapal Tuna Long Line.

5. Konstruksi Bentuk

Konstruksi bentuk kapal perikanan wajib  kuat terhadap getaran mesin utama yg umumnya mempunyai ukuran PK lebih akbar dibanding kapal barang atau niaga lainnya yang seukuran, benturan gelombangg & angin akan lebih berpengaruh banyak karena kapal perikanan sering memotong gelombang pada waktu mengejar grup ikan.


Mesin penggerak primer kapal (mesin engine) kapal perikanan, ukurannya wajib  sedang  tetapi mempunyai kekuatan serta daya mesin yg tinggi dan ketahanan mesin supaya  permanen hayati dalam kondis syarat olengan maupun trim dalam saat yg lama  , gampang dioperasikan maju serta mundur dimatikan maupun dihidupkan.

7. Fasilitas Pengawetan & Pengolahan

Kapal perikanan umumnya digunakan jua untuk mengangkut dan menampung hasil tangkapan berupa ikan hingga ke pelabuhan. Dalam pengangkutan diperlukan ikan tangkapan tetap pada keadaan segar, maka berdasarkan itu kapal perikanan wajib dilengkapi menggunakan loka penyimpanan ikan/palka yang berinsulasi & umumnya buat menyimpan es tetapi masih ada yg dilengkapi menggunakan mesin pendingin loka pembekuan ikan, bahkan terdapat juga yang dilengkapi dengan sarana atau pabrik proses pengolahan.


Kapal perikanan umumnya membutuhkan perlengkapan penangkapan, misalnya: Line hauler, net hauler, trawl winch, purse winch, power block dan sebagainya.perlengkapan penangkapan, tergantung pada indera tangkap ikan yg digunakan pada operasional.

Klasifikasi Kapal Perikanan

Setelah Kita mengetahui yang Karakteristik menurut bentuk Kapal perikanan maka selanjutnya kapal perikanan. 

Klasifikasi kapal perikanan baik berukuran, bentuk, kecepatan jua konstruksinya sangat dipengaruhi oleh peruntukkan kapal perikanan  tersebut. Demikian juga menggunakan kapal penangkap, masing-masing memiliki karakteristik khas  , berukuran, bentuk, kecepatan & perlengkapan yg nir sama maka pada golongkan pada beberapa Klasifikasi Kapal Perikanan diantaranya :

1.      kapal penangkap ikan

Kapal penangkap Ikan merupakan  kapal yang dibentuk dan dipakai spesifik buat menangkap ikan sesuai menggunakan alat penangkap ikan dan teknik penangkapan ikan yang dipakai termasuk manampung, menyimpan serta mengawetkan. Ada beberapa jenis kapal penangkap ikan dan karakternya pun berbeda - beda

2.      Kapal pengangkut output tangkapan

Kapal pengangkut output tangkapan merupakan kapal yang dikonstruksi spesifik serta dilengkapi menggunakan palka khusus yang digunakan buat menampung, menyimpan, mengawetkan dan mengangkut ikan output tangkapan. Kapal Penampung Ikan pula pada gunakan untuk membeli ikan dari nelayan nelayan. Selain itu kapal penampung ikan jua kadang menampung perbekalan buat mensuplai kapal perikanan.

3.      Kapal survey

Kapal kuesioner adalah kapal yg dikonstruksi spesifik buat melakukan kegiatan kuesioner cAra flexi. Kapal ini umumnya di gabung menggunakan jenis kapal latih

4.      Kapal latih

Kapal latih merupakan kapal yang dikonstruksi untuk training penangkapan ikan. Didalam kapal latih terdapat banyak sekali macam indera tangkap dan macam alat bantu penangkapan ikan.

5.      Kapal pengawas perikanan

Kapal pengawas perikanan merupakan Kegiatan-kegiatan pengawasan kapal-kapal perikanan. Kapal ini di desain buat menjadi kapal cepat serta kapal ini pula dilengkapi berbagai persenjataan buat menangkap kapal illegal fishing.