SUBHANALLAH INILAH WANITA PERTAMA YANG MASUK SURGA BAHAGIA SELAMANYA

Subhanallah! Inilah Wanita Pertama Yang Masuk Surga Bahagia Selamanya CARA FLEXI - Hallo apa kabar? Semoga kalian semua sehat walafiat yah.. Pada rendezvous kali ini aku akan mencoba menunjukkan cerita islam buat sebagai motivasi hayati serta sebagai renungan kita seluruh. Cerita yang berjudul Wanita Pertama Yang Masuk Surga ini sangat indah sekali. Kalian pada pengen kan masuk nirwana? Nah, kalo pengen! Kalian sanggup meniru dan mencontoh sifat perempuan berdasarkan tokkoh cerita ini. Baik eksklusif saja buat detail simak kisahnya di bawah ini.

Gambar. Kisah Wanita Pertama Yang Masuk Surga

Subhanallah! Inilah Wanita Pertama Yang Masuk Surga Bahagia Selamanya


Suatu ketika, Fatimah bertanya pada Rassullullah. Siapakah kelak wanita pertama kali masuk nirwana?

Rasullullah menjawab ;

Dia merupakan seorang wanita yg bernama Mutiah.

Fatimah terkejut. Ternyata bukan dirinya, misalnya yg pada bayangkannya. Mengapa justru orang lain, padahal beliau merupakan putri Rasullullah sendiri? Maka muncul lah asa Fatimah buat mengetahuio siapakah gerangan wanita itu? Dan apakah yg telah pada perbuatnya sampai dia menerima kehormatan yg begitu tinggi? Setelah minta izin kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib, Fatimah berangkat mencari tempat tinggal kediaman Mutiah. Putranya yg masih kecil bernama Hasan di ajak ikut serta. Ketika tiba di rumah Mutiah, Fatimah mengetuk pintu seraya memberi salam.

"Assalamu'alaikum.....!"
"Wa'alaikumsalam! Siapa di luar?" terdengar jawaban yg lemah lembut berdasarkan pada tempat tinggal . Suaranya cerah dan merdu.
"Saya Fatimah, putri Rasullullah," sahut Fatimah balik .
"Alhamdulillah, alangkah bahagianya saya hari ini Fatimah, putri Rasullullah, sudi berkunjung ke gubug aku ," terdengar balik jawaban dari dalam. Suara itu terdengar ceria dan semakin mendekat ke pintu.
"Sendirian, Fatimah" tanya seseorang perempuan sebaya dengan Fatimah, yaitu Mutiah seraya membukakan pintu.
"Aku pada temani Hassan," jawab Fatimah.
"Aduh, maaf ya," istilah Mutiah, suarany terdengar menyesal. "Saya belum mendapat biar berdasarkan suami saya buat menerima tamu laki-laki ."
"Tapi Hasan kan masih mini ?" jelas Fatimah.
"Meskipun kecil, Hasan adalah seorang pria. Besok saja Anda tiba lagi, ya?, aku akan minta biar dulu pada suami saya," istilah Mutiah dengan menyesal. Sambil menggeleng-gelengkan ketua, fatimah pamit dan balik pergi.
Besoknya, Fatimah tiba lagi ke tempat tinggal Mutiah, kali ini ia pada temani sang Hasan serta Husain. Bertiga mereka mendatangi rumah Mutiah. Setelah memberi salam serta pada jawab gembira, masih dalam tempat tinggal Mutiah bertanya :
"Kau masih di temani Hasan, Fatimah? Suami aku sudah memberi izin."
"Ya, jua pada temani sang Husain," jawab Fatimah. "Ha? Kenapa kemarin nir bilang? Yang bisa izin cuma Hasan, dan Husain belum. Dengan sangat berat hati terpaksa saya sanggup menerimanya juga, "menggunakan perasaan menyesal, Mutiah kali ini juga menolak.
Hari itu Fatimah gagal lagi buat bertemu menggunakan Mutiah. Dan keesokan harinya Fatimah pulang lagi,  mereka di sambut baik oleh perempuan itu di rumahnya. Keadaan rumah Mutiah sangat sederhana, tidak ada satupun parabot mewah yg menghiasi tempat tinggal itu. Namun, semuanya teratur rapi. Tempat tidur yg terbuat menggunakan kasar jua terlihat higienis, alasnya yg putih, serta baru di cuci. Bau dalam ruangan itu harum dan sangat segar, menciptakan orang betah tinggal di rumah.
Fatimah sangat kagum melihat suasana yg sangat menyenangkan itu, sebagai akibatnya Hasan serta Husain yg umumnya tak begitu betah berada pada tempat tinggal orang, kali ini nampak asyik bermain-main.
"Maaf ya, saya tak sanggup menemani Fatimah duduk dengan damai, karena saya harus menyiapkan makan buat suami saya," istilah Mutiah sembari mondar-mandir berdasarkan dapur ke ruang tamu.
Mendekati tengah hari, kuliner itu telah siap semuanya, kemudian pada taruh pada atas nampan. Mutiah mengambil cambuk, yg pula di taruh di atas nampan.
"Suaminya bekerja dimana?" tanya Fatimah.
"Di ladang," jawab Mutiah.
"Pengembala?" tanya Fatimah lagi.
"Bukan. Bercocok tanam."
"Tapi, mengapa kau bawakan cambuk?"
"Oh, itu?" sahut Mutiah menggunakan tersenyum. "Cambuk itu ku sediakan untuk keperluan lain. Maksudnya begini, jika suami aku sedang makan, lalu ku tanyakan apakah kuliner yg aku buat cocok atau tidak? Kalau dia menyampaikan cocok, maka tidak akan terjadi apa-apa. Namun bila dia bilang tidak cocok, cambuk itu akan saya berikan, agar punggung saya di cambuknya, karena berarti saya nir bisa melayani suami dan menyenangkan hatinya."
"Apakah itu kehendak suamimu?"tanya fatimah keheranan.,
"Oh, bukan! Suami aku merupakan seorang yg penuh afeksi. Ini semua merupakan kehendakku sendiri, supaya saya jangan sampai menjadi istri yg durhaka pada suami."
Mendengar penjelasan itu, Fatimah menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian beliau meminta diri, pamit pergi.
"Pantas bila Mutiah kelak sebagai seorng perempuan yang pertama kali masuk nirwana," kata Fatimah dalam hati, pada tengah perjalanannya pulang, "Dia sangat berbakti dalam suami dengan tulus. Perilaku kesetiaan semacam itu bukanlah lambang perbudakan perempuan oleh kaum lelaki. Tapi, merupakan cermin bagi gambaran ketulusan dan pengorbanan kaum perempuan yang wajib pada hargai menggunakan perilaku yg sama.
Baik, bagaimana mengenai Kisah di atas tersebut? Yang berjudul Subhanallah! Inilah Wanita Pertama Yang Masuk Surga Bahagia Selamanya. Sangat mulia sekali bukan, semoga kisah tersebut mampu bermanfaat dan di ambil sisi baiknya agar kelak kita semua mampu masuk nirwana Amiin Ya Rabbal'alamiin.. Kisah wangsit yang wajib di contoh. Terima kasih sudah berkunjung. Simak dan baca lagi kisah-kisah yang sangat seru yaitu Kisah! Celaka Akibat Minuman Keras Yang Merusak Iman.