CARA PASANG FERIT PADA KOKER YANG TELAH DI GULUNG
Sip deh kalo ada yg mampir pada sini buat meneruskan sharing mengenai cara rol trafo ferit buat power supply switching ala Dion Mloto. Nah pada halaman ini seperti aku bilang pada page sebelumnya, pada sini aku akan sharing mengenai cara pasang ferit pada koker yang telah pada gulung.
Untuk pemasangan ferit dalam koker, hal pertama yg perlu di perhatikan merupakan syarat ferit. Kondisi ferit yg saya maksud adalah apakah ferit tadi pada keadaan utuh atau bekas patah. Apabila kondisi ferit sudah stigma alias bekas patah alangkah baiknya baik ferit atau pun koker di bersihkan terlebih dahulu menurut kotoran atau kerak bekas lem.
Usahakan antara koker dengan ferit bisa keluar masuk menggunakan leluasa sehingga ferit yg telah cacat tidak mengalami tekanan. Sebab bila ferit seret maka dalam waktu nanti power supply switching ini pada bebani menggunakan beban maksimal , trafo akan mengalami kenaikan suhu alias panas. Bukan tidak mungkin usang kelamaan lem ferit akan terlepas.
Kemudian yang perlu pada perhatikan adalah gab. Setau saya, tentunya menurut hasil rangkuman sana sini serta praktek yah hee... Semakin lebar gab meningkat ampere tapi voltage semakin rendah (maaf kalo kebalik, ilmunya ilmu tunjeb point) Jadi intinya gab dalam ferit yang akan pada pasang pada koker nanti harus ada. Gitu ajalah lezat , Lebar gab nya berapa? Bila ala CARA FLEXI lebar gab antara 0.6mm - 1mm. Perbedaan signifikan sih aku ndak tau, bedanya cuma waktu di bebani dengan speaker banyak trafo tetep adem, yang tanpa gab anget kadang drop ngebul goshong juga pernah.
Sebenarnya ngebul goshong kluar jin bukan semata-mata lantaran perbedaan gab, poly faktor yang membuat power supply switching menurut trafo ferit bekas tivi mumpuni. Nanti deh kapan-kapan saya curhat apa saja dan bagian mana saja yang pernah meledak. Untuk saat ini kita fokus dulu tentang cara pasang ferit pada koker yang telah pada gulung.
Lalu bagaimana kalau yang kita kerjakan atau kita miliki adalah trafo ferit non gab? Gampang..... Yuk ikutttt...
Punya kikir? Ndak punyaaaa...
Punya batu asahan golok? Ndak punyaaa...
Punya amplas kasar? Ndak punyaaa...
Punya amplas halus? Ndak punyaaa...
Matio ae wis... Pengen sanggup kok semua ndak punya iku yo'opo rek? Niat opo ga?
Maaaaaa... Af yo bro, norma orang jawa timur kalo ngomong nggak pernah pake' otak. Tiap ngomong niscaya pake' lisan. Jadi yg pada harap maklum. *koyok lagune Ari wibowo (alm.)* Wis utama'e punya kikir ae wis, entah pinjam ato nyolong kek terserah.
Lanjut lagi. Gambar di bawah ini adalah gambar macam - macam trafo ferit. Bisa di lihat di sana menurut kiri ke kanan adalah trafo ferit bekas psu komputer, trafo ferit bekas psu tivi serta ferit bekas flyback tivi.
Sudah kelihatan? Sudah tau? Ya sudah!
Nah balik pada gap *saya tersebut nulis gap pake B apa P ya?* wis utama'e paham. Tadi kan alat yg di pakai buat membuat gap merupakan kikir. Ingat jika ferit yg kita jumpai adalah ferit non gap ya. Cara mengetahui ferit tersebut gap atau non gap merupakan menggunakan menempelkan pasangan ferit tersebut. Jika pada kaki tengah ferit tersebut ada celah, merupakan ferit tersebut adalah ferit gap ( yg telah memiliki celah/gap) paham! *galak'e rekkkkk....* Nhaa... Yang belum tau apa itu gap ya itu tersebut... Gap itu celah. Celah antar kaki ferit mas fbrooooo..
Tetapi jika kedua bilah ferit sudah di tempelkan dan pada intip tidah terdapat celah sedikitpun, maka ferit tersebut adalah ferit non gap. Dan ini yang akan kita kerjakan (menciptakan gap).
Lanjutt... Dengan memakai kikir atau amplas kasar atau ungkal (asahan golok/batu penajam golok), silakan gosok kaki tengah ferit non gap yang sampeyan miliki. Lebar gap balik aku jelaskan ala cara flexi, lebar gap antara 0.6mm - 1mm. *Wahhh... Jadi berapa dong Om?*
Gini aja deh, biar gampang, lihat dulu trafo feritnya gede apa mini ? Jika feritnya gede alias besar misalnya seperti trafo ferit bekas tivi 29 inchi, bikin aja gabnya 1 mm. Kalau feritnya bekas psu personal komputer yang kecil kecil, bikin aja gapnya 0.6 mm. Enak kan? Perkara hasilnya? Ya nanti. Yang penting pasang ferit dan cara menggulung trafonya berfungsi duluuuu....
Cerita sedikit, dulu waktu pertama kali aku belajar menggulung trafo ferit justru yg keluar pada lilitan sekunder merupakan tegangan 220 volt AC. Harusnya keluaran sekunder ketika itu berkisar antara 15-20volt DC. Usut punya usut, kesalahan ada dalam lilitan utama. Lilitan akhir utama aku letakkan pada kaki akhir sekunder. So pasti saya kesetrum. Soalnya saking senang dan PD nya, ngetes tegangan ga pake avo, pribadi pegang jari. Mak nyukkkkk..... Segerrrr... *Njengkang!* Waktu itu feritnya bekas psu kompi non gap cuma saya taruh tanpa pada isolasi atau lem, jadi pas kena getaran feritnya mlorot kayak celana putus kolornya.
Wis to?! Ngikir ngamplasnya telah terselesaikan? Jikalau sudah silakan pasang ferit tadi pada koker yang telah ada gulungan kawatnya. Kemudian isolasi bagian luar ferit tersebut buat mengikat ke 2 bagian ferit supaya tidak melorot misalnya celana kolor tadi.
Tambahan:
Ferit yang sudah patah atau terlanjur patah karena terjadi peristiwa waktu pembongkaran trafo, masih bisa di gunakan. Jadi jangan pada buru buru di buang dulu. Beli aja lem besi cair *alteco bro* biarin deh nyebut brand. Ga di bayar pemilik merk ga papa yg penting dalam paham dan sanggup gitu aja.
Sudah sekian saja selamat mencoba, bila gagal jangan nyerah. Seperti biasa saya selalu pamer bila aku bukan orang elektronika akan tetapi senang elektronik dan mencoba jikalau belum 7 kali mledug dan gagal belum afdhol. Puas - puasin deh mencoba, semua itu niscaya ada gunanya.
Ga mungkin anda menemukan blog cara flexi ini kalau tidak terdapat sesuatu yg berguna buat hayati anda suatu hari nanti. Ga mungkin Tuhan memberi minat serta niat apabila tidak terdapat gunanya buat kita.
Salam,